PENYAKIT MALARIA

31
PENYAKIT MALARIA

description

PENYAKIT MALARIA. 2.1 Pengertian Malaria Malaria adalah : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. 2.2.Jenis Spesies Plasmodium pada manusia - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PENYAKIT MALARIA

Page 1: PENYAKIT MALARIA

PENYAKIT MALARIA

Page 2: PENYAKIT MALARIA

2.1 Pengertian Malaria

Malaria adalah : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.

Page 3: PENYAKIT MALARIA

2.2.Jenis Spesies Plasmodium pada manusiaAda beberapa jenis plasmodium : Plasmodium falciparum, Plasmodium vivak, Paslmodium ovale dan Plasmodium malariae

2.3.Siklus Hidup Plasmodium Siklus pada manusia Siklus pada nyamuk anopheles betina

Page 4: PENYAKIT MALARIA

Tabel Masa Inkubasi penyakit malaria

Jenis plasmodium Masa inkubasi (hari)

P. Falsiparum 9-14 (12)

P. Vivak 12-17 (15)

P. Ovale 16-18 (17)

P. Malariae 18-40 (28)

Page 5: PENYAKIT MALARIA

Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya schizon darah yang mengeluarkan bermacam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang sel-sel makrofag, monosit atau limposit yang mengeluarkan berbagai macam sitoksin, antara lain TNF (Tumor Nekrosis Faktor) . TNF akan dibawa aliran darah ke hipotalamus yang merupakan pusat pengatur suhu tubuh dan terjadi demam. Proses skhizogoni pada ke empat plasmodium memerlukan waktu yang berbeda-beda, P. Falciparum memrlukan waktu 36-48 jam,P.vivak, ovale 48 jam, dan P. Malariae 72 jam. Demam pada P. Falciparum dapat terjadi setiap hari, P.vivak/ovale selang waktu satu hari, dan P. Malariae demam timbul selang waktu 2 hari.

Page 6: PENYAKIT MALARIA

Anemia terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi maunpun yang tidak terinfeksi, P. Falciparum menginfeksi semua sel darah merah sehingga anemia dapat terjadi pada infeksi akut maupun kronis, P. vivak dan ovale hanya menginfeksi sel darah merah muda yang jumlahnya hanya 2 % dari seluruh sel darah merah sedangkan P. Malariae menginfeksi sel darah merah tua yang jumlahnya hanya 1 % sehihngga anemia yang disebabkan oleh P. Vivak, ovale dan malariae umumnya terjadi pada keadaan kronis.SplenomegaliLimpa merupakan organ retikuloendothelia, dimana plasmodium dihancurkan oleh sel-sel makrofag dan limposit. Penambahan sel-sel radang ini akan menyebabkan limpa besar.

Page 7: PENYAKIT MALARIA

Malaria Berat Akibat plasmodium falciparum mempunyai patogenesis yang khusus. Eritrosit yang terinfeksi P. Falciparum akan mengalami proses sekuesstrasi yaitu tersebarnya erittrotis yang berparasit tersebut ke pembuluh kapiler alat dalam tubuh, selain itu pada permukaan eritrosit yang terinfeksi akan membentuk knop yang berisi berbagai antigen plasmodium falsiparum pada saat terjadi proses sitoadherensi, knop tersebut akan berkaitan dengan reseptor sel endotel kapiler. Akibat dari proses ini terjadilah obstruksi dalam pembuluh kapiler yang mengakibabkan terjadinya iskemia jaringan, terjadinya penyumbatan ini juga didukung oleh proses terbentuknya “rosette” yaitu bergerombolnya sel darah merah yang berparasit dengan sel darah merah lainnya.Pada proses sitoaderensi ini juga diduga terjadi proses imunologik yaitu terbentuknya mediator-mediator antara lain sitokin (TNF,interkulin), dimana mediator tersebut mempunyai peranan dalam gangguan fungsi jaringan tertentu.

Page 8: PENYAKIT MALARIA

2.5 Diagnosis malaria2.5.1. Anamnesis

- Keluhan utama- Riwayat berkunjung dan bermalam

di daerah endemik

- Riwayat tinggal di daerah endemik- Riwayat sakit malaria

- Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir- Riwayat mendapat transfusi darah

Page 9: PENYAKIT MALARIA

Demam (pengukuran dengan termometer ≥ 37.5 °C Konjungtiva atau telapak tan gan pucat Pembesaran limpa (splenomegali) Pembesaran hati (hepatomegali)

.2. Pemeriksaan fisik2.5.3. Diagnosis atas dasar pemeriksaan laboratorium2.5.2. Pemeriksaan fisik2.5.3. Diagnosis atas dasar pemeriksaan laboratorium

Page 10: PENYAKIT MALARIA

◦ Pemeriksaan dengan mikroskop◦ Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid

Diagnostik Test)

Page 11: PENYAKIT MALARIA

Hemoglobin dan hematokrit Hiting jumlah leukosit, trombosit Kimia darah lain (gula darah, serum

bilirubin,SGOT & SGPT, alkali fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium, kalium, analisis gas darah)

EKG Foto thorak Analisis cairan serebrospinalis Biakan darah dan uji serologi Urinalisis

 

Page 12: PENYAKIT MALARIA

1. Malaria tanpa komplikasi harus dapat di bedakan dengan penyakit infeksi lain sebagai berikut:

Demam tipoid Demam dengue Infeksi saluran pernapasan akut /ISPA Leptospirosis ringan Infeksi virus akut lainnya

Page 13: PENYAKIT MALARIA

2. Malaria berat atau malaria dengan komplikasi dibedakan dengan penyakit infeksi lain sebagai beriku:

◦ Radang otak (Meningitis, encepalitis)◦ Stroke◦ Tiroid encepalopati◦ Hepatitis◦ Leptospirosis berat◦ Glomerulonefritis akut / kronik◦ Sepsis◦ Demam berdarah dengue / dengue shock

syndrome

Page 14: PENYAKIT MALARIA

2.7.1Pengobatan Malaria FalsiparumLini pertama = Artesunat + Amodiakuin + Primakuin

Hari Jenis obat Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

0-1 bulan 2-11 bulan

1-4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun

≥ 15 tahun

1 Artesunat 1/4 1/2

1 2 3

4

Amodiakuin 1/4 1/2 1 2 3 4

Primakuin - - 3/4 1 1/2 2 2-3

2 Artesunat 1/4 1/2 1 2 3 4

Amodiakuin 1/4 1/2 1 2 3 4

3 Primakuin 1/4 1/2 1 2 3 4

Artesunat 1/4 1/2 1 2 3 4

Page 15: PENYAKIT MALARIA

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

0-1 bulan 2-11 bulan 1-4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun ≥ 15 tahun

H1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

H2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

H3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2

Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

H4-14 Klorokuin - - ¼ ½ ¾ 1

Page 16: PENYAKIT MALARIA

Hari Jenis obat

Jumlah tablet menurut kelompok umur (dosis tunggal)

0-1 bulan 2-11 bulan 1-4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun ≥ 15 tahun

H1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

H2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3-4

H3 Klorokuin 1/8 1/4 1/2 1 1 ½ 2

Page 17: PENYAKIT MALARIA

Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi Malaria sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat

2.10 PrognosisPrognosis malaria berat tergantung kecepatan dan ketepatan diagnosis serta pengobatan

Page 18: PENYAKIT MALARIA

Active Case Detection (ACD)Pasive Case Detection (PCD)Mass Fever Survey (MFS)Malariometric survey (MS)Mass Blodd Survey (MBS)Surveilans MigrasiSurvey Kontak (Contact Survey)

Page 19: PENYAKIT MALARIA

Pengenalan wilayah Pemetaan tempat perindukan vektor Penyemprotan rumah dengan insektisida Kelambu Larviciding Penebaran ikan pemakan larva nyamuk Pengelolaan lingkungan Pelatihan tenaga pengendali vektor

Page 20: PENYAKIT MALARIA

beberapa tindakan atau langkah yang harus dilakukan

a. Konfirmasi KLB malaria◦ Pengambilan dan pemeriksaan SD pada penderita

demam (MFS)◦ Semua penderita dengan hasil SD positif malaria

diberi pengobatan standar sesuai jenis plasmodium.

Page 21: PENYAKIT MALARIA

◦ Penyelidikan epidemiologi yang dilaksanakan berdasarkan aspek tempat, waktu dan orang, disertai pengumpulan dan pencatatan penderita malaria klinis dan positif dan kematian dengan gejala klinis malaria.

◦ Pengamatan epidemiologi yang meliputi jenis vektor dan kepadatannya oleh tenaga entomologi tingkat puskesmas

Page 22: PENYAKIT MALARIA

Bila dari hasil penyelidikan epidemiologi diperoleh data penderita malaria yaitu :

Proporsi kenaikan jumlah kasus positif dua kali atau lebih dari kasus sebelumnya dan terus terjadi peningkatan yang bermakna

Hasil konfirmasi melalui kegiatan MFS ditemukan penderita positif P. Falcifarum dominan

Ada kasus bayi positif Ada kematian karena atau diduga malaria Ada keresahan masyarakat karena malaria

Page 23: PENYAKIT MALARIA

1. Menyusun rencana kegiatan

Kegiatan yang harus dilaksanakan Pengobatan Pengobatan pada penderita positif malaria dan malaria

berat Mass Fever Treatment (MFT) Pemberantasan vektor Distribusi kelambu berinsektisida (ITN) Larviciding Penyelidikan epidemiologi Pengamatan epidemiologi

Page 24: PENYAKIT MALARIA

Obat (Artesunat-Amodiakuin kombinasi / ACT, klorokuin, primakuin, kina,

cairan infus dan lain-lain) Bahan pembantu survey Alat dan bahan laboratorium Kebutuhan kelambu Insektisida Perlengkapan penyemprotan Peralatan penyemprotan

- Biaya penanggulangan

Page 25: PENYAKIT MALARIA

1. Puskesmas Pengobatan Melaksanakan penyelidikan epidemiologi (orang,

tempat, waktu) Menentukan batas wilayah penanggulangan Menentukan dan menyiapkan sarana yang dibutuhkan Membuat jadwal kegiatan Membuat laporan kejadian dan tindakan

penanggulangan yang telah. dilaksanakan ke Dinas Kesehatan kab/Kota dalam

tempo 24 jam.

Page 26: PENYAKIT MALARIA

◦ MBS atau MFT bila belum dilakukan puskesmas◦ Penyemprotan rumah dengan insektisida dengan

cakupan bangunan disemprot >90%, cakupan permukaan disemprot .90%◦ Larviciding ◦ Penyuluhan kesehatan masyarakat◦ Membuat laporan kejadian dan tindakan penanggulangan

yang telah dilaksanakan ke Dinas Kesehatan Propinsi dalam tempo 24 jam

Page 27: PENYAKIT MALARIA

Menganalisa laporan yang diterima dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota

Memproses laporan disertai rincian kegiatan serta biaya operasional kebagian naggaran Propinsi

Melakukan kunjungan lapangan Mengajukan permintaan kebutuhan biaya operasional dan

rincian kegiatan kebagian anggaran propinsi Mengirimkan biaya operasional yang sudah disetrujui ke

Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten Melaksanakan kegiatan pengawasan dan Bintek Melaporkan kejadian KLB pada Departemen Kesehatan cq.

Direktorat Jenderal PP dan PL Khusus daerah transmigrasi untuk dilaporkan juga ke

departemen Transmigrasi

Page 28: PENYAKIT MALARIA

Direktorat jenderal PP dan PL cq. Direktorat PP-BB menganmalisa kejadian KLB dan

melaporkan kejadian KLB kepada menteri Kesehatan

Melaksanakan kegiatan suverfisi dan bintek

Page 29: PENYAKIT MALARIA

Ketentuan KLB dinyatakan selesai KLB dapat dinyatakan selesai bila dalam

pemantauan selama 2 x masa inkubasi (20-28 hari) angka kesakitan malaria telah kembali pada keadaan seperti semula.

Page 30: PENYAKIT MALARIA

Untuk mencegah timbulnya KLB diwaktu yang akan datang, sistim kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD_KLB) perlu ditingkatkan dengan cara menginbtensifkan kegiatan surveilens

Penyemprotan lanjutan dilakukan pada siklus berikutnya sampai insiden turun yaitu API <1 per 1.000 penduduk atau hasil malariometrik survey evaluasi dengan PR < 2%

Dinas Kesehatan Kabupaten /kota mengirim laporan hasil kegiatan setelah tindakan penanggulangan selesai dilaksanakan

Page 31: PENYAKIT MALARIA

A.Tenaga Pengelola P2 Malaria

1.Puskesmas◦ Minimal SLTA yang terlatih untuk pengolahan data SKD-

KLB malaria◦ Sebaiknya pernah PAEL untuk analisis SKD atau lulusan

SPPH

2.Kabupaten - Sekurang-kurangnya D3 + PAEL

B. Sarana dan prasaranaC. Diseminasi pedoman penyelenggaran SKD_KLB dan

penanggulanagan KLB malariaD. Pelatihan petugas dilakukan secara berjenjangE. Pengorganisasian