Makalah Pengenceran Obat Klp. v Terbaru
Click here to load reader
-
Upload
rasid-ridha-hi-adam -
Category
Documents
-
view
546 -
download
13
Transcript of Makalah Pengenceran Obat Klp. v Terbaru
Makalah Prinsip sains klempok V “pengenceran” Ners B 2013 1
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan pengenceran selalu terjadi,
misalnya ketika ibu sedang memasak di dapur, apabila sayur yang
disiapkan ternyata terlampui asin, maka ibu kembali menambahkan air ke
dalam sayur tersebut. Demikian juga ketika kita mempersiapkan air teh
manis, kadang-kadang yang kita persiapkan terlampau manis sehingga kita
akan menambahkan air ke dalamnya atau sebaliknya, air teh yang kita
persiapkan kurang manis, sehingga kita menambahkan gula ke dalamnya.
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering
dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui
konsentrasi yang sebenarnya perlu dilakukan standarisasi. standarisasi
sering dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang relative
besar disebut pelarut
Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat
homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya
lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat
yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut
pelarut atau solven.
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang
Pengenceran, dan terutama ditujukan bagi mereka yang pengetahuannya
tentang pengenceran masih terbatas.
Makalah Prinsip sains klempok V “pengenceran” Ners B 2013 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
PENGENCERAN
A. Defenisipengenceran adalah berkurangnya rasio zat terlarut di dalam
larutan akibat penambahan pelarut. Sebaliknya pemekatan adalah
bertambahnya rasio konsentrasi zat terlarut di dalam larutan
akibat penambahan zat terlarut (Zulfikar. 2010)
Larutan didefinisikan sebagai campuran yang homogen antara 2
macam zat ataupun lebih. Larutan terdiri dari pelarut dan zat
terlarut. Umumnya zat terlarut jumlahnya lebih sedikit dibanding
pelarut. Sedangkan pelarut bisa berupa air ataupun cairan organik
seperti metanol, etanol, aseton dan lain-lain. Pengenceran pada
prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah
mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol
zat terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mmol
zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mmol zat
terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr zat terlarut
sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut
sesudah pengenceran (zulfikar. 2010)
Larutan adalah suatu cairan yang berisi satu macam atau lebih
bahan atau obat yang larut dalam cairan yang melarutkan,
sehingga obat tersebut tidak tampak lagi bentuk sebelumnya
(Sutedjo. A.Y. 2008).
Pengenceran obat atau pemicikan obat merupakan tahapan yang
harus dilakukan untuk meningkat keakuratan takaran obat dalam
resep disebabkan takaran obat <50 mg, sehingga dikhawatirkan
alat tidak akurat dalam menimbangnya, sehingga diperlukan
pengenceran obat (Anief. 2006).
B. Tujuan Dan Manfaat Pengencerana. Tujuan Pengenceran
1. Meningkatkan keakuratan takaran obat.
Makalah Prinsip sains klempok V “pengenceran” Ners B 2013 3
2. Memperkecil ukuran partikel obat.
Pembuluhdarah kapiler (dari bahasa Latin capillaris) ialah
pembuluh darah terkecil di tubuh, berdiameter 5-10 μm, yang
menghubungkan arteriola dan venula, dan memungkinkan
pertukaran air, oksigen, karbondioksida, sertanutrien dan zat
kimia sampah antara darah dan jaringan di sekitarnya.
3. Mempercepat proses difusi.
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahny asuatu zat
dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi kebagian yang
berkonsentrasi rendah. Faktor yang memengaruhi kecepatan
difusi :Ukuran partikel Semakin kecil ukuran partikel, semakin
cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi
semakin tinggi (web.unair.ac.id/artikel.2012).
b. Manfaat Pengenceran
Agar mudah terikat dengan protein plasma agar dapat dibawah oleh
darah keseluruh tubuh. Selain itu penyerapan obat dapat dipercepat
dengan memperkecil ukuran partikelnya. Ikatan dengan protein
plasma ini kuat untuk obat yang hipofilik. Ikatan dengan protein
plasma ini penting terutama agar dapat dibawah oleh darah
keseluruh tubuh. Dengan demikian agar dapat melintasi membrane
sel, molekul obat harus mempunyai kelarutan lemak, setelah terlebih
dahulu larut dalam air (Departemen Farmakologi & Terapeutik FK UI.
2007).
C. Jenis-jenis pengencerana. Pelarutan
Jika suatu bentuk bubuk kering dari suatu obat harus ditambahakan
dengan sejumlah bahan-bahan tambahan seperti aquades. Misalnya
2 gr obat dalam bentuk bubuk diberikan dalam kemasan vlakon,
ditambah dengan satu ampul berisi 2 cc aquades dimana bubuk itu
harus dilarutkan. Konsentrasi larutan yang harus dibuat sbb:
2 mm aqudaes mengandung 2 g obat
Makalah Prinsip sains klempok V “pengenceran” Ners B 2013 4
1 cc aquades mengandung setengahnya, 1 g obat atau 1 cc aquades
mengandung 1000 mg obat.
Contoh soal. Jika diinginkan larutan 100 % maka pasien harus
mendapat 500 mg obat. Maka kita dapat memperoleh larutan ini
dengan dua cara :
1. 2 cc larutan mengandung 2000 mg obat untuk dapat memberikan
500 mg obat maka kita membutuhkan larutan pelarut
500/2000 X 2 cc = 0,5 cc
2. Cara kedua untuk menghitung disini diperlukan 100 % larutan
yang berarti bahwa 1 cc larutan mengandung 1000 mg obat untuk
dapat memberikan 500 mg obat kita memerlukan
500/1000 X 1cc = 0,5 cc larutan
(Towsed C. Mary. 2009).
b. Pengenceran
1. Berat/berat
Krim dan salep umumnya dinyatakan b/b. misalnya hidrokortison
2,5 % b/b artinya terdapat 2,5 g hidrokortison dalam 100 g paraffin
lunak
2. Volume per volume v/v
Larutan aqueous alcohol 10 % mengandung 10 mL alcohol yang
dilarutkan dengan air sehingga volumenya menjadi 100 mL.
contohnya preparat inhalasi mentol dan eukaliptus 10 % v/v.
3. Berat/volume b/v
Larutan aqueous natrum klorida 10% mengandung 10 g natrium
klorida yang dilarutkan dengan air sampai volumenya menjadi 100
mL. dua jenis infuse intravena yang paling umum adalah salin
normal 0,9% b/v yaitu 0,9 g natrium klorida dilarutkan dengan air
sampai volumenya menjadi 100 mL. dan dekstrosa/gulkosa 5%
b/v yaitu 5 g glukosa yang dlarutkan dengan air sampai
volumenya menjadi 100 mL. (James J. Baker C. Swain H. 2006).
Makalah Prinsip sains klempok V “pengenceran” Ners B 2013 5
D. Prosedur Pengenceran1. Prinsip Pengenceran
Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja,
sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan
jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata
lain jumlah mmol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan
jumlah mmol zat terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr zat
terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut
sesudah pengenceran. Rumus sederhana pengenceran sebagai
berikut :
M1V1 = M2V2M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1 = Volume larutan sebelum pelarutan
M2 = Molaritas larutan sesuda pelarutan
V2 = Volume molaritas larutan sesuda pelarutan
Atau
C1/C2 = V1/V2C1 = Consentrat awal
C2 = Consentrat Akhir
V1 = Volume awal
V2 = Volume Akhir
Misalnya
1. Jika kita akan membuat 500 ml HCL 2 M menggunakan HCL 4 M
maka penggunaan rumus pengenceran adalah 4 M x V1 = 2 M x
500 ml maka V1 = 250 ml, artinya ambil HCL 4 M sebanyak 250
ml adukan dengan air hingga 500 ml. sedangkan pada praktek
pengenceran : masukan air dulu sebanyak kurang dari 250 ml
baru di tambahkan 250 ml HCL 4 M lalu diadukan dengan air
hingga batas labu takar 500 ml. praktek seperti ini dimaksud agar
tidak menimbulkan letupan untuk pengenceran asam pekat.
(Anief. 2006).
Makalah Prinsip sains klempok V “pengenceran” Ners B 2013 6
2. Alkohol 100% dalam 1liter diencerkan menjadi alkohol 70%
sebanyak 100 ml. Hitunglah rasio perbandingan!
Penyelesaian
Dik: C1 = 100%
C2 = 70%
V1 = 1000 ml (1 liter)
V2 = ......?
Konsentrat dari 100 ml ....?
Perbandingannya .....?
Jawab :
C1/C2 = V1/V2
100% / 70% = 1000 ml / x
X = 1000 ml x 700 / 100 ml
= 700 ml / 1000 ml Perbandingannya: 7:10
x/700 = 100/1000 7/10 x 100 cc
x = 70 cc = 70 cc
consentrat dari 100cc = 70 ml
alkohol dan 30 ml air
Jadi untuk membuat alkohol 70% sebanyak 100 cc dibutuhkan 70
ml alkohol dan 30 ml air
2. Prinsip Cara pengenceran
1) Lakukan perhitungan pengenceran
2) Masukan larutan pekat ke labu takar (dengan pemipetan)
3) Tambahkan pelarut sampai leher labu takar
4) Gojok hingga homogen
5) Tambahkan pelarut sampai batas
6) Tutup dan gojok lagi
(Anief. 2006).
Makalah Prinsip sains klempok V “pengenceran” Ners B 2013 7
E. Efek Bagi Tubuha. Efek negative
1. Efek negatif bila obat kadaluarsa
Efek negative dari obat yang telah kadaluwarsa bermacam-
macam. Mulai dari berkurang atau hilangnya manfaat, sampai
yang bisa membahayakan jiwa konsumen. Antibiotika golongan
tetrasiklin, misalnya, selain akan makin menurun potensinya,
juga akan bisa berubah menjadi epianhidrotetrasiklin bila sudah
kadaluwarsa. Demikian juga bila obat tadi terkena sinar matahari
langsung, akan berubah menjadi epianhidrotetrasiklin. Obat yang
sudah berubah seperti ini dapat menyebabkan kerusakan pada
ginjal, karena itu tidak dianjurkan untuk dikonsumsi.
Akibat lain yang ditimbulkan oleh pengunaan obat yang sudah
kadaluwarsa,misalnya saja terjadi resistensi. Potensi obat yang
digunakan sudah menurun sehinga tak mampu lagi membunuh
tuntas mikroba yang ada. Tapi justru mikroba tersebut akan
semakin kebal dan tangguh. Penggunaan obat yang sudah rusak
juga tidakbegitu banyak bedanya, sama-sama bisa menimbulkan
bahaya. misalnya saja pada penderita hipertensi yang selalu
minum obat pengendali tekanan darah setiap hari. Bila suatu
saat ia minum obat yang dibeli sendiri ternyata sudah rusak,
maka kemampuan kerja obat itu bisa hilang atau berkurang.
2. Kelebihan Dosis
1) Sistim syaraf pusat : pusing, kelemahan, kejang
2) Mata dan THT : miosis lakrimasi
3) Respirasi : sekresi berlebihan, bronkospasme
4) Kardivaskuler : bradikardi, hipotensi
5) Gastrointestinal : keram abdomen, mual, muntah, diare,
salifase berlebihan
6) Dermatologik : ruam, berkeringat
Makalah Prinsip sains klempok V “pengenceran” Ners B 2013 8
3. Efek negative terapi intravena
Terapi intravena mempunyai kerugian sebagai berikut:
1) Tidak bisa dilakukan “drug recall” dan rnengubah aksi obat
tersebut sehingga resiko toksisitas dan sensitivitas tinggi.
2) Kontrol pemberian yang tidak baik bisa rnenyebabkan
“speed shock”.
3) Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu kontaminasi
mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode
tertentu, iritasi vaskular seperti flebitis mekanik dan kimia,
inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat
tambahan. (Judith Hopfer D. dkk. 2004)
b. Efek Positif
1. Keuntungan
Menurut Sugiarto (2006), terapi intravena mempunyai keuntungan
sebagai berikut:
1) Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran
obat ke tempat target berlangsung cepat.
2) Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi
lebih dapat diandalkan.
3) Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik
dapat dipertahankan maupun dimodifikasi
4) Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan
intramuskular atau subkutan dapat dihindari.
5) Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain
karena molekul yang besar, iritasi atau ketidak stabilan dalam
traktus gastrointestinalis. (Judith Hopfer D. dkk. 2004