Makalah Pengembangan Instrumen Non Tes

download Makalah Pengembangan Instrumen Non Tes

of 44

description

Jenis-Jenis non tes dan cara mengembangkannya

Transcript of Makalah Pengembangan Instrumen Non Tes

MAKALAHMENGEMBANGKAN INSTRUMEN EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA JENIS NON-TES

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Evaluasi PembelajaranYang dibimbing oleh Bpk Dr. H. Imam Sujarwo, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Refit Erdiana(201310060311143)Moh. Saifuddin(201310060311148)Ela Verhat Veles Rela Pasa(201310060311163)St. Towiatun(201310060311171)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2015KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah SWT. karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Makalah ini disusun untuk diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.Terima kasih kami sampaikan kepada:1. Bapak Dr. H. Imam Sujarwo M.Pd.,dosen kami yang memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. 2. Penulis dari berbagai sumber, baik media online maupun media cetak.3. Orang tua, yang selalu mendukung dan memberikan biaya dalam penyusunan makalah ini.Kami menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, segala bentuk kritik dan saran bersifat membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini, selanjutnya yang akan datang.

Malang, 26 November 2015

Penyusun

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iDaftar Isi iiDaftar Tabel ..iiiBab I Pendahuluan .11.1. Latar Belakang .11.2. Rumusan Masalah ...21.3. Tujuan .21.4. Manfaat ...3Bab II Pembahasan ..42.1. Jenis-Jenis Instrumen Non Tes ..4A. Angket .4B. Wawancara ..8C. Sosiometri 12D. Assesmen Kinerja 13E. Portofolio 192.2. Pengembangan Instrumen Non Tes ..202.2.1. Memahami Langkah-Langkah Mengembangkan Instrumen Non Tes 202.2.2. Mengembangkan Instrumen Non Tes yang Sesuai Dengan Tujuan Pembelajaran 23A. Angket .23B. Wawancara ..29C. Sosiometri ...33D. Assesmen Kinerja 35E. Portofolio 37Bab III Penutup .393.1. Kesimpulan .393.2. Saran ...39Daftar Pustaka iii18

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPengajaran merupakan upaya guru secara konkret dilakukan untuk menyampaikan bahankurikulum agar dapat diserap oleh murid. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri dari berbagaikomponen berupa tujuan, bahan, metode, dan alat serta penilaian. Dalam hubungan itu, tujuanmenempati posisi kunci. Bahan adalah isi pengajaran yang apabila dipelajari siswa diharapkantujuan akan tercapai. Metode dan alat berperan sebagai alat pembantu untuk memudahkan gurudalam mengajar dan murid dalam belajar. Sedangkan penilain dimaksudkan untuk mengetahuisejauh mana murid telah mengalami proses pembelajaran yang ditujukan oleh perubahanperilakunya.Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, tetapi juga harus dinilai oleh alat-alat non tes. Tehnik ini berguna untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar yang tidak dapat diukur dengan alat tes. Penggunaan tehnik ini dalam evaluasi pembelajaran terutama karena banyak aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas. Sasaran teknik ini adalah perbuatan, ucapan, kegiatan, pengalaman,tingkah laku, riwayat hidup, dan lain-lain. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) kata instrumen dapat diartikan sebagai: (1) alat yang digunakan dalam suatu kegiatan, atau (2) sarana untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Jadi instrumen penilaian pembelajaran matematika dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penilaian pembelajaran matematika. Menurut Hasyim (1997;9) penilaian non test adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa-siswa secara langsung dengan tugas-tugas yang riil.Adapun menurut Sudjana (1986;67), kelebihan non test dari test adalah sifatnya lebih komprehensif, artinya dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek dari individu sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek efektif dan psikomotorik, yang dinilai saat proses pelajaran berlangsung.Instrumen non tes merupakan suatu alat penilaian yang biasanya dipergunakan untuk memperoleh gambaranterutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian dengan tidak menggunakan tes.Saat ini penggunaan nontes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan alat melalui tes dalam menilai hasil dan proses belajar. Padahal ada aspek-aspek yang tidak bisa terukur secara realtime dengan hanya menggunakan tes, seperti pada mata pelajaran matematika. Pada tes siswa dapat menjawab dengan tepat saat diberi pertanyaan tentang langkah-langkah melukis sudut menggunakan jangka tanpa busur, tetapi waktu diminta melukis secara langsung di kertas atau papan tulis ternyata cara menggunakan jangka saja mereka tidak bisa. Jadi dengan menggunakan nontes guru bisa menilai siswa secara komprehensif, bukan hanya dari aspek kognitif saja, tapi juga afektif dan psikomotornya.Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka diperlukan suatu langkah-langkah untuk penyusunan dan pengembangan instrumen nontes. Hal ini juga dapat digunakan untuk memperoleh tes yang valid, sehingga hasil ukurnya dapat mencerminkan secara tepat hasil belajar atau prestasi belajar yang dicapai oleh masing-masing individu peserta tes setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:1. Apa saja jenis-jenis instrumen non tes?2. Bagaimana cara pengembangan instrumen non tes yang sesuai dengan tujuan pembelajaran?1.3. TujuanBerdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka penulisan makalah ini memiliki tujuansebagai berikut:1. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis instrument non tes.2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengembangan instrumen non tes yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.1.4. ManfaatManfaat dari penyusunan makalah ini adalah kita dapat memahami, mengetahui dan menganalisis bagaimana jenis-jenis dan pengembangan instrumen evaluasi pembelajaran non tes dari mata kuliah Evaluasi Pembelajaran ini.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Jenis-Jenis Instrumen Non TesAda beberapa macam instrumen non tes yang dapat digunakan dalam penilaian pembelajaran matematika, antara lain:A. Angket (Quetioner)Angket adalah alat penilaian berupa daftar pertanyaan/pernyataan tertulis untuk menjaring informasi tentang sesuatu. Angket dapat digunakan untuk memperoleh informasi kognitif maupun afektif. Angket berfungsi sebagai alat pengumpul data. Data tersebut berupa keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, pendapat mengenai suatu hal. Angket dapat disajikan dalam bentuk pilihan ganda atau bentuk sekala sikap, misalnya skala likert yang biasanya digunakan untuk menilai aspek-aspek psikologis yang diduga berpengaruh terhadap proses belajar mengajar.Data yang dihimpun melalui angket biasanya adalah data yang berkenaan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti pelajaran, antara lain: cara belajar, fasilitas belajar yang tersedia, bimbingan guru dan orang tua, sikap terhadap mata pelajaran tertentu, dan pandangan siswa terhadap proses pembelajaran, serta sikap siswa terhadap gurunya.Angket sebagai alat penilaian nontes dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung. Dilaksanakan secara langsung apabila angket itu diberikan kepada anak yang dinilai atau dimintai keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak langsung apabila angket itu diberikan kepada orang untuk dimintai keterangan tentang keadaan orang lain. Misalnya diberikan kepada orangtuanya, atau diberikan kepada temannya.Angket adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, angket dibagi menjadi angket langsung dan angket tidak langsung. Angket langsung adalah angket yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan angket tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka angket terbagi menjadi angket tertutup dan angket terbuka. Angket tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek () pada jawaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan angket terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapatnya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.Ditinjau dari strukturnya, angket dapat dibagi menadi 2 macam, yaitu angket berstuktur dan angket tidak berstuktur. Angket berstuktur adalah angket yang bersifat tegas, jelas, dengan model pertanyan yang terbatas, singkat dan membutuhkan jawaban tegas dan terbatas pula. Sedangkan angket tidak berstruktur adalah angket yang membutuhkan jawaban uraian panjang, dari anak, dan bebas. Yang biasanya anak dituntut untuk memberi penjelasan- penjelasan, alasan-alasan terbuka.Angket sebagai alat penilaian terhadap sikap tingkah laku, bakat, kemampuan, minat anak, mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan angket antara lain: Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu yang sigkat. Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama. Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan.Sedangkan kelemahan angket, antara lain: Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali. Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail. Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak memberikan kembali angketnya.

Contoh angket:ANGKET MINAT SISWATERHADAP PEMBELAJARANMata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : X/2Hari/tanggal : Jumat/20 November 2015

Petunjuk1. Pada angket ini terdapat 34 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan tentukan kebenarannya.2. Berilah jawaban yang benar sesuai dengan pilihanmu dengan cara memberikan tanda checklist (contreng) pada kolom nomor.3. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.4. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban. Terima kasih.Keterangan Pilihan jawaban: 1= sangat tidak setuju2= tidak setuju3= ragu-ragu4= setuju5= sangat setuju

Tabel 1. Pertanyaan Format Penilaian Jenis AngketNoPertanyaanPilihan Jawaban

12345

1.Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat kami menjadi antuasias terhadap materi pelajaran.

2.Hal-hal yang saya pelajari dalam pembelajaran ini akan bermanfaat bagi saya

3.Saya yakin bahwa saya akan berhasil dalam pembelajaran ini

4.Pembelajaran ini kurang menarik bagi saya

5.Guru membuat materi pelajaran ini menjadi penting

6.Saya perlu beruntung agar mendapat nilai yang baik dalam pembelajaran ini

7.Saya harus bekerja sangat keras agar berhasil dalam pembelajaran ini.

8. Saya tidak melihat bagaimana hubungan antara isi pelajaran ini dengan sesuatu yang telah saya ketahui

9.Guru membuat suasana menjadi tegang apabila membangun sesuatu pengertian

10.Materi pembelajaran ini terlalu sulit bagi saya

11.Apakah saya akan berhasil/tidak berhasil dalam pembelajaran ini, hal itu tergantung pada saya

12.Saya merasa bahwa pembelajaran ini memberikan banyak kepuasan kepada saya

13.Dalam pembelajaran ini, saya mencoba menentukan standar keberhasilan yang sempurna

14.Saya berpendapat bahwa nilai dan penghargaan lain yang saya terima adalah adil jika dibandingkan dengan yang diterima oleh siswa lain

15.Siswa di dalam pembelajaran ini tampak rasa ingin tahunya terhadap materi pelajaran

16.Saya senang bekerja dalam pembelajaran ini

17.Sulit untuk memprediksi berapa nilai yang akan diberikan oleh guru untuk tugas-tugas yang diberikan kepada saya

18.Saya puas dengan evaluasi yang dilakukan oleh guru dibandingkan dengan penilaian saya sendiri terhadap kinerja saya

19.Saya merasa puas dengan apa yang saya peroleh dari pembelajaran ini

20.Isi pembelajaran ini sesuai dengan harapan dan tujuan saya

21.Guru melakukan hal-hal yang tidak lazim dan menakjubkan yang menarik

22.Para siswa berperan aktif di dalam pembelajaran

23.Untuk mencapai tujuan saya, penting bagi saya untuk berhasil dalam pembelajaran ini

24.Guru menggunakan bermacam-macam teknik mengajar yang menarik

25.Saya tidak berpendapat bahwa saya akan memperoleh banyak keuntungan dari pembelajaran ini

26.Saya sering melamun di dalam kelas

27.Pada saat saya mengikuti pembelajaran ini, saya percaya bahwa saya dapat berhasil jika saya berupaya cukup keras

28.Manfaat pribadi dari pembelajaran ini jelas bagi saya

29.Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang diberikan guru pada materi pembelajaran ini

30.Saya berpendapat bahwa tingkat tantangan dalam pembelajaran ini tepat, tidak terlalu gampang dan tidak terlalu sulit

31.Saya merasa agak kecewa dengan pembelajaran ini

32.Saya merasa memperoleh cukup penghargaan terhadap hasil kerja saya dalam pembelajaran ini, baik dalam bentuk nilai, komentar atau masukan lain

33.Jumlah tugas yang harus saya lakukan adalah memadai untuk pembelajaran semacam ini

34.Saya memperoleh masukan yang cukup untuk mengetahui tingkat keberhasilan kinerja saya

B. WawancaraWawancara adalah suatu teknik penilaian yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog) baik secara langsung (face to pace relition) secara langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya kepada orang tuannya atau kepada temannya.Keberhasilan wawancara sebagai alat penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai, Keterampilan pewawancara, Pedoman wawancara.Ada dua jenis wawancara yang dapat pergunakan sebagai alat penilaian , yaitu:1. Wawancara terpimpin (Guided Interview) yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (Structured Interview) atau wawancara sistematis (Systematic Interview).2. Wawancara tidak terpimpin (Un-Guided Interview) yang sering dikenal dengan istilah wawancata sederhana (Simple Interview) atau wawancara tidak sistematis (Non-Systematic Interview), atau wawancara bebas.Wawancara sebagai alat penilaian non tes memiliki kelebihan dan kelemahan.Kelebihan wawancara antara lain :1. Wawancara dapat memberikan keterangan keadaan pribadi hal ini tergantung pada hubungan baik antara pewawancara dengan objek.2. Wawancara dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam pelaksaannya3. Wawancara dapat dilaksanakan serempak dengan observasi.4. Data tentang keadaan individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat dibandingkan dengan observasi dan angket.5. Wawancara dapat menimbulkan hubungan yang baik antara si pewawancara dengan objek.Sedangkan kelemahan wawancara antara lain:1. Keberhasilan wawancara dapat dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai.2. Kelancaran wawancara dapat dipengaruhi oleh keadaan sekitar pelaksanaan wawancara.3. Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan sempurna dari pewawancara.Adanya pengaruh subjektif dari pewawancara dapat mempengaruhi hasil wawancara.Pedoman wawancara disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:1. Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara.2. Berdasarkan tujuan di atas tentukan aspek-aspek yang akan diungkap dari wawancara tersebut. Aspek-aspek tersebut dijadikan dasar dalam menyusun materi pertanyaan wawancara.3. Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, yakni bentuk berstruktur atau bentuk terbuka.4. Buatlah pertanyaan wawancara yang berstruktur atau yang bebas.5. Ada baiknya apabila dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara.Contoh pedoman wawancara terbuka:Memperoleh informasi mengenai cara belajar yang dilakukan oleh siswa di rumahnyaBentuk: Wawancara bebasResponden: Siswa yang memperoleh prestasi belajar cukup tinggi.Nama siswa: Kelas/semester: Jenis kelamin: Pertanyaan GuruJawaban SiswaKomentar dan kesimpulan hasil wawancara

1. Kapan dan berapa lama anda belajar di rumah?2. Bagaimana cara anda mempersiapkan diri untuk belajar secara efektif?3. Kegiatan apa yang anda lakukan pada waktu mempelajari bahan pelajaran?4. Seandainya anda mengalami kesulitan dalam mempelajarinya, usaha apa yang anda lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut?5. Bagaimana cara yang anda lakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan belajar yang telah anda capai?6. dst.

Tanggal, bulan, tahunPewawancara. Contoh wawancaraPewawancara: Apakah anda mengalami kejenuhan dalam belajar matematika?Siswa: YaPewawancara: Mengapa anda mengalami kejenuhan dalam belajar matematika?Siswa: Karena gurunya tidak bisa menyampaikan materi matematika secara menarik. Pewawancara: Bagaimanamenurutanda agar guru matematika bisa menarik dalam menyampaikan materi?Siswa: Tidak monoton dalam menyampaikan materi dan guru jangan galak.Pewawancara: Tidak monoton yang sepertiapa?Siswa: Dalam menjelaskan materi sebaiknya menggunakan alat peraga sehingga membuat siswa tertarik dan tidak mengantuk.Pewawancara: Apakah anda mengikuti les pelajaran matematika di luar sekolah?Siswa: YaPewawancara: Mengapa?Siswa: Karena saya tidak memahami materi matematika yang disampaikan guru di kelas. Pewawancara: Apa harapan anda terhadap pembelajaran matematika di kelas?Siswa: Sebaiknya guru matematikanya diganti karena guru matematika yang mengajar di kelas tidak enak, galak dan monoton. C. SosiometriSosiometri adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya dalam suatu kelompok.Tes sosiometri ada dua macam, yaitu: (1) tes yang mengharuskan untuk memilih beberapa teman dalam kelompok sebagai pernyataan kesukaan untuk melakukan kegiatan tertentu criteriumbersama-sama dengan teman-teman yang dipilih; (2) tes yang mengharuskan menyatakan kesukaannya atau ketidaksukaannya terhadap teman-teman dalam kelompok pada umumnya. Ada beberapa bentuk analisis sosiometri diantaranya:1. Matrix sosiometriMatrix adalah tatanan angka-angka atau lambang-lambang lain dalam bentuk segi empat. Data yang diperoleh dari angket sosiometri kemudian dirangkum dalam matrik sosiometri yaitu dalam suatu tabel yang berisi nama pilihan. Nama pilihan tersebut yaitu yang sudah dipilih oleh peserta. Bentuk hubungan nya seperti: Bentuk segitiga (triangle), bentuk ini merupakan suatu persahabatan atau hubungan yang mempunyai intensitas yang cukup kuat. Bentuk bintang (star), bentuk ini kurang baik sebab jika A (yang berkedudukan sebagai pusat)tidak ada maka kelompok itu akan pecah. Berbentuk jala (network), hubungan cukup menyeluruh, baik, kuat dan hilangnya seseorang tidak akan membuat kelompoknya pecah karena hubungan ini mempunyai intensitas yang cukup kuat. Berbentuk rantai (chain), hubungan searah atau sepihak, tidak menyeluruh. Kelompok demikian ini keadaanya rapuh.2. SosiogramArti sosiogram sendiri yaitu bagan pilihan yang dibuat dalam sekelompok, lebih banyak pada hal-hal yang praktis dari pada maksud dan tujuan penelitian, atau karena analisisnya matematis dan sulit sehingga membutuhkan ruang yang demikian banyak yang tidak dimungkinkan.3. Indeks sosiometriIndeks sosiometri adalah angka tunggal yang terhitung dari suatu angka bilangan atau lebih yang dihasilkan oleh data sosiometri. Indeks ini menunjukan karakteristik sosiometri individu, kelompok dan merupakan kesimpulan.Kelebihan dan kelemahan sosiometri yaitu:Kelebihan sosiometri anatara lain: Sosiometri mudah dilakukan karena guru tinggal meminta anak didik untukmenyebutkan dengan siapa anak senang bermain atau belajar. Pengolahan hasil pengumpulan data relatif mudah karena guru tinggalmentabulasi pilihan masing-masing anak. Dalam waktu singkat dapat diperoleh informasi yang diperlukan. Tidak menelan biaya banyak. Tidak perlu kemampuan khusus untuk melakukan sosiometri.Kelemahan sosiometri anatara lain: Informasi terkumpul hanya dari ungkapan yang disampaikan anak.Bersifat sangat situasional (tergantung keadaan anak saat itu)D. Assesmen KerjaAssesmen kerja adalah penilaian yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu dalam penilaian kerja diperlukan instrumen berupa lembar pengamatan atau lembar observasi. Beberapa hal berikut ini adalah yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan penilaian kerja, antara lain:1. Langkah-langkah kerja yang diharapakan agar dilakukan siswa untuk menunjukkan kinerja suatu kompetensi.2. Ketepatan dan kelengkapan aspek yang akan dinilai dalam suatu kinerja.3. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.4. Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati.5. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.Penilaian kinerja dapat dilakukan melalui: (1) penilaian tertulis (paper and pencil), (2) identifikasi, (3)simulasi, dan (4) memberi contoh kerja (work sample).Metode penilaian kinerja Penilaian Skala Grafik (Graphic Rating Scale)Penilaian skala grafik meliputi: (1) penilaian berdasarkan daftar skala yang menggambarkan sejumlah ciri-ciri tingkatan kinerja pegawai pada suatu organisasi; (2) cara penilaian praktis dan dapat menilai banyak aspek; (3) tersedia kolom untuk komentar, saran, dan catatan; (4) dipakai sebagian besar organisasi. Alternatif Perangkingan (Alternation Ranking)Alternatif perangkingan meliputi: (1) penilain dengan merangking capeg atau pegawai dari yang paling baik ke yang paling buruk untuk satu atau lebih ciri kinerja/spesifikasi tugas; (2) praktis (disarankan 1 lembar dan untuk kelompok kecil); (3) menghabiskan waktu, jika yang dibandingkan banyak; (4) tidak ada kolom nilai dan detail komentar; (5) cocok untuk melengkapi metode penilaian yang lain; (6) tidak memberikan detail penilaian aspek/ciri tugas tertentu. Komparasi Pasangan (Paired Comparation)Komparasi pasangan meliputi: (1) menilai kinerja calon pegawai dengan cara mempetakan perbandingan satu dengan lainnya sehingga dapat diketahui karyawan yang lebih baik dari pasangannya, (2) satu karyawan diberi pasangan dan dibandingkan dengan yang lainnya, dan (3) pegawai yang paling banyak mendapat tanda + adalah pegawai yang paling baik kinerjanya. Pemaksaan Distribusi Kurva Normal (Forced Distribution)Pemaksaan distribusi kurva normal meliputi: (1) menilai calon pegawai atau pegawai berdasarkan pola bahwa hasilnya harus berdistribusi normal, (2) dipakai sebagai pendekatan dalam menentukan penggolongan insentif dan bimbingan, dan (3) ditentang Deming karena memaksakan harus ada kelompok staf dengan kinerja di bawah standar kinerja. Pencatatan Kejadian Kritis (Critical Incident)Pencatatan kejadian kritis meliputi: (1) penilaian kinerja dengan selalu mencatat peristiwa kritis yang terjadi dilakukan karyawan baik yang diharapkan maupun yang tidak direncanakan. Selanjutnya mendiskusikannya di suatu periode waktu tertentu yang telah ditentukan sebelumnya, misalnya setiap 6 bulan; (2) kelemahannya, pengevaluasi arsip sehingga tidak hanya menilai atsa dasar fakta baru yang terjadi saja; (3) sebaiknya dipakai untuk melengkapi metode penilaian lain, misalnya metode komparasi; (4) jika dipakai sendiri, tidak tepat untuk mengkomparasikan dengan staf lainnya sehingga tidak tepat juga untuk penentuan gaji. Formulir Narative (Narative Form)Formulir naratif meliputi : (1) penilain calon pegawai atau pegawai dengan menggunakan formulir naratif yang menckup antara lain kinerja pegawai dibandingkan dengan standar kinerja. Contoh-contoh kinerja kritikal dan rencana peningkatan untuk mencapai/melebihi standar kinerja yang ditentukan, dan (2)rangkuman penilaian diakhiri dengan memfokuskan pada pemecahan masalah. Pertautan Standar Tingkah Laku (Behaviorally Anchored Rating Scales = BARS)Pertautan standar tingkah laku meliputi : (1) penilaian calon pegawai atau pegawai dengan mengkombinasikan kelebihan darinarrative form,critical incidentsdan perangkingan dengan mengacu pada contoh tingkah laku spesifik (behavior) yang baik maupun yang jelek, dan (2) metode ini lebih lengkap dan lebih baik dari yang sebelumnya, hanya lebih lama /sulit dibuat.Tahap membuat BARS: (1) kembangkan insiden kritikal efektif dan non efektif dari suatu kinerja, (2) rumuskan ranah kinerjanya, misalnya pengetahuan atau sikap, (3) mintakan pertimbangan pada kelompok lain tentang ranah kinerja di atas, (4) buat skala insidennya, biasanya dipilih 7 atau 9 skala, (5) susun final instrument untuk masing-masing ranah kinerja di atas. Manajemen Berdasarkan Sasaran (Management By Objective)Penilaian dengan mengacu pada sasaran-sasaran organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya secara periodic: (1) tentukan sasaran organisasi. Sasaran harus specific, Measurable, Realistic, and Time-bounding sasaran organisasi; (3) tentukan kontribusi calon pegawai atau pegawai selaras dengan sasaran departemen; (4) tentukan secara rinci sasaran individual karyawan jangka pendek; (5) ukur dan reviu kinerja calon pegawai atau pegawai dengan sasaran yang ditentukan; (6) beri umpan balik setiap periode pengukuran.Tiga hal yang harus dihindari adalah: (1) Hindari sasaran kinerja yang tidak jelas atau tidak dapat diukur. Artinya, ada indikator kinerja dalam bentuk kuantitatif; (2) penilaian MBO memerlukan waktu yang banyak seperti menentukan sasaran, mengukur sasaran, dan member umpan balik; dan (3) menentukan sasaran individu yang mendukung sasaran organisasi sering menimbulkan perselisihan. Evaluasi 360 DerajatDengan metode ini diperoleh umpan balik ganda yang tidak hanya dari atasan langsung tetapi juga dari rekan sejawat dan pelanggan. Sumber data dari: (1) survey kepuasaan dari pelanggan eksternal, dan (3) evaluasi diri sendiri.Kelebihan dan kelemahan assesmen kerja yaitu:MetodeKelebihanKelemahan

GraficRating Scale1. Praktis2. Menggunakan skala kuantitatif Untuk setiap evaluasi.1. Standar tidak jelas.2. Hallo error, central tendency, dan leniency dapat terjadi.

AlternationRanking1. Praktis tetapi masih praktis Graphic rating scale.2.Terhindar dari sentral tendensi.Dapat diprotes yang dinilai jika faktanya baik semua.

ForceddistributionMenghasilkan kelompok sangat baik, sedang dan kurang baik.Hasil evaluasi tergantung kecermatan menentukan titik batas antara kelompok

Criticalincidents1. Menegaskan yang berprestasi dengan yang tidak berprestasi.2. Mendorong evaluator menilai bawahan terus-menerus.Sulit merangking kinerja antar yang dinilai.

NarrativeMemungkinkan informasi yang lengkap.1. Sulit merangking kinerja antar yang dinilai.2. Bila tidak direncanakan sering tidak terarah

BARSAdanya pertautan behavior memungkinkan evaluasi lebih teliti.1. Sulit membuatnya.2. Perlu keahlian khusus.3. Lebih teliti.4.Standar kinerja jelas.5.Umpan balik kepada yang dinilai lebih focus.6.Ranah evaluasi lengkap dan independen terhadap ranah lainnya.7. Lebih valid dan reliable.

MBOTerarah pada sasaran.Menghabiskan banyak waktu.

Behavior1.Efektif kaitannya dengan sasaran organisasi.2. Memberi bimbingan dengan masukan spesifik.3. Validitas tinggi karena digali dari analisis tugas.4.Reliabilitas tinggi jika evaluatornya terlatih

Hasil1. Objektif.2. Indikator kinerja kualitatif.3. Diterima semua pihak.4. Terkait sasaran kinerja.1. Contaminated dan DefficientPenilaian difokuskan hanya pada kinerja yang dirumuskan saja.

TQMOrientasi kooperatif.Kombinasi atribut dan hasil.1. Sulit.2. Sulit menentukan pelatihan.

Contoh instrumen assesmen kerjaStandarKompetensiKompetensiDasar

Memahamai hubungan garis dengan garis, garisdengan sudut, sudut dengan sudut, serta menentukanukurannyaMelukis sudut

Uraian tugas: Tugas ini dikerjakan secara individu. Lukislah sudut 45 dan 60 dengan penggaris dan jangka.Format Penilaian KinerjaMataPelajaran/Kelas:Matematika/VIIKompetensiDasar:MelukissudutIndikator Pencapaian Kompetensi: Melukis sudut-sudut istimewaContoh-1: Format assesmen kerja dengan skala rentang(rating scale)No Nama Siswa Aaspek yang dinilaiKriteria penskoran

Carameme gang alatCaramelu-kis sudutKecer matan melu-kisKebenaran hasilLuki-sanSkorYangdica-paiNilai

E. Portofolio Secara umum, portofolio merupakan kumpulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi atau perusahaan yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses.Kelebihan dan kelemahan portofolio sebagai alat penilain, yaitu:Kelebihan portofolio antara lain: Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan feedback dan refleksi diri. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di kelas. Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang telah mereka kerjakan, seperti di kelas maupun di luar kelas dalam rangka implementasi program pembelajaran. Meningkatkan peran peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka. Membantu guru mengklarifikasi dan mengindentifikasi program pembelajaran. Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik. Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri, refleksi, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Guru dan peserta dididk sama-sama bertanggung jawab untuk merancang dan menilai kemajuan belajar. Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara peserta didik yang pandai dan yang kurang pandai. Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar peserta didik.Kelemahan portofolio antara lain: Membutuhkan waktu dan kerja ekstra. Ada kecenderungan guru hanya 2.2. Pengembangan Instrumen Non Tes2.2.1. Memahami Langkah-langkah Mengembangkan Instrumen Non TesAda sembilan langkah dalam mengembangkan instrumen non tes, yaitu:1. Menentukan spesifikasi instrumenPenentuan spesifikasi instrumen dimulai dengan menentukan kejelasan tujuan. Setelah menetapkan tujuan, kegiatan berikutnya menyusun kisi-kisi instrumen. Membuat kisi-kisi diawali dengan menentukan definisi konseptual, yaitu definisi aspek yang akan diukur menurut hasil kajian teoritik berbagai ahli/referensi. Selanjutnya merumuskan definisi operasional, yaitu definisi yang Anda buat tentang aspek yang akan diukur setelah mencermati definisi konseptual. Definisi operasional ini kemudian dijabarkan menjadi indikator dan ditulisan dalam kisi-kisi. Selanjutnya Anda perlu menentukan bentuk instrumen dan panjang instrumen.2. Menentukan skala penilaianSkala yang sering digunakan dalam instrumen penilaian antara lain adalah: Skala Thurstone, Skala Likert, dan Skala Beda Semantik.3. Menulis butir instrumenPada tahap ini Anda merumuskan butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi. Pernyataan dapat berupa pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif merupakan pernyataan yang mengadung makna selaras dengan indikator, sedangkan pernyataan negatif adalah pernyataan yang berisi kontra kondisi dengan indikator.4. Menentukan penyekoranSistem penyekoran yang digunakan tergantung pada skala pengukuran yang digunakan. Pada skala Thurstone, skor tertinggi tiap butir 7 dan skor terendah 1. Pada skala Likert, awal skor tertinggi tiap butir 5 dan terendah 1, karena sering kecenderungan responden memilih jawaban katergori tengah, maka dimodifikasi hanya menggunakan empat pilihan. Skor siswa dapat ditafsirkan dengan kriteria berikut:Tabel. Kriteria PenafsiranInterval NilaiInterpretasi

Baik

Sedang

Kurang

Keterangan : : Skor responden: Mean ideal : Simpangan baku ideal 5. Menelaah instrumenKegiatan pada telaah instrumen adalah menelaah apakah: a) butir pertanyaan/pernyataan sesuai dengan indikator, b) bahasa yang digunakan komunikatif dan menggunakan tata bahasa yang benar, c) butir pertanyaan/pernyataan tidak bias, d) format instrumen menarik untuk dibaca, e) pedoman menjawab atau mengisi instrumen jelas, dan f) jumlah butir dan/atau panjang kalimat pertanyaan/ pernyataan sudah tepat sehingga tidak menjemukan untuk dibaca/dijawab. Hasil telaah instrumen digunakan untuk memperbaiki instrumen.6. Menyusun instrumenLangkah ini merupakan tahap menyusun butir-butir instrumen setelah dilakukan penelaahan menjadi seperangkat instrumen yang siap untuk diujicobakan. Format instrumen harus dibuat menarik dan tidak terlalu panjang, sehingga responden tertarik untuk membaca dan mengisinya.7. Melakukan uji coba instrumenSetelah instrumen tersusun dengan utuh, kemudian melakukan uji coba instrumen. Untuk itu dipilih sampel yang karakteristiknya mewakili populasi. Uji coba dilakukan untuk memperoleh informasi empirik tentang kualitas instrumen yang dikembangkan.8. Menanalisis hasil uji cobaAnalisis hasil ujicoba dilakukan untuk menganalisis kualitas instrumen berdasarkan data ujicoba. Dari analisis ini diharapkan diketahui mana yang sudah baik, mana yang kurang baik dan perlu diperbaiki, dan mana yang tidak bisa digunakan. Selain itu, analisis hasil ujicoba ini juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang validitas dan reliabilitas instrumen.9. Memperbaiki instrumenPerbaikan dilakukan berdasarkan analisis hasil ujicoba. Bisa saja hasil telaah instrumen baik, namun hasil ujicoba empirik tidak baik. Perbaikan termasuk mengakomodasi saran-saran dari responden uji coba.

2.2.2. Mengembangkan Instrumen Non Tes Sesuai dengan Tujuan Pembelajaran

Bu Indah adalah seorang guru matematika yang ingin mengetahui lebih detail tentang sikap memahami pelajaran Limit Fungsi berdasarkan tujuan pembelajaran dan indikator yang dikembangkan. Ia ingin mengetahui memiliki rasa ingin tahu siswa terhadap materi Limit Fungsi, perhatian, dan minat dalam mempelajari Limit Fungsi, dan keaktifan siswa dalam pembelajaran Limit Fungsi, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Namun ia agak kebingungan memilih instrumen penilaian yang tepat untuk digunakan. Bu Ruminah menyadari bahwa tes bukanlah instrumen yang tepat untuk itu. Apakah ia harus menggali informasi tersebut dengan menggunakan angket? Wawancara ? sosiometri ? assesmen kerja ? portofolio ? Bagaimana pendapat kalian ?Permasalahan :

Melalui proses tanya jawab, diskusi, dan asosiasi siswa dapat :Memiliki kemampuan bekerja sama dengan baik dalam mendiskusikan masalah masalah yang terkait dengan konsep limit fungsi dalam kelompok. Memiliki sikap toleransi dalam menanggapi perbedaan pendapat ketika mendiskusikan dan memaparkan hasil diskusi mengenai masalah yang terkait dengan konsep limit fungsi. Memiliki sikap disiplin dalam mengerjakan tugas tugas yang berkaitan dengan materi konsep limit fungsi.Menjelaskan pengertian limit fungsi aljabar melalui penerapan dalam konteks nyata dengan tepat apabila diberikan beberapa konteks nyata.. Terampil menerapkan teorema/sifat-sifat limit dan memilih strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai limit fungsi aljabar apabila diberikan berbagai masalah.Berikut ini merupakan tujuan pembelajaran materi Limit Fungsi.

Berikut memberikan contoh langsung pengembangan instrumen non tes seperti yang diperlukan Bu Ruminah di atas.A. AngketMenentukan spesifikasi tesTujuan instrumen ini adalah untuk menggali informasi tentang sikap siswa dalam memahami pelajaran Limit Fungsi. Sebelum menyusun kisi-kisi, Anda perlu mengkaji berbagai literatur sehingga Anda mengerti dengan benar apakah yang dimaksud dengan sikap memahami pelajaran Limit Fungsi dalam pemecahan masalah. Sebagai ilustrasi, berikut contoh kajian literatur tentang sikap menghargai kegunaan matematika dalam pemecahan masalah:

Sikap menurut Fishbein dan Ajzen (1975, dalam Depdiknas, 2004) adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Sikap merupakan kecenderungan merespons secara konsisten baik menyukai atau tidak menyukai suatu objek. Sikap peserta didik setelah mengikuti pelajaran harus lebih positif dibanding sebelum mengikuti pelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Pada Permendiknas No 22 Tahun 2006 disebutkan bahwa salah satu tujuan diajarkan mata pelajaran matematika disekolah adalah agar siswa memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan definisi teoritik di atas, Anda dapat merumuskan definisi operasional sikap memahami pelajaran matematika dalam pemecahan masalah. Misalnya, siswa dikatakan memiliki sikap memahami pelajaran matematika dalam pemecahan masalah jika: memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, dan sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Setelah Anda merumuskan definisi operasional seperti di atas, Anda dapat membuat kisi-kisi instrumen. Misalkan sebagai berikut: Tabel. Kisi-Kisi Instrumen AspekIndikator

Sikap memahami pelajaran Limit Fungsi.Memiliki rasa ingin tahu

Memiliki perhatian dalam belajar

Memiliki minat mempelajari

Memiliki sikap ulet

Memiliki rasa percaya diri, aktif dalam pemecahan masalah

Setelah Anda menentukan indikator sikap memahami pelajaran Limit Fungsi seperti pada tabel di atas, selanjutnya Anda menentukan bentuk instrumen yang digunakan, disini berdasarkan indikator diatas maka dapat menggunakan jenis instrument non tes yaitu angket. Langkah berikutnya adalah menentukan panjang instrumen. Setelah Anda menyelesaikan spesifikasi instrumen, langkah selanjutnya adalah menentukan skala pengukuran dan dilanjutkan menyusun butir-butir instrumennya. Misalnya angket dibawah ini memberikan contoh skala Likert. Pada skala likert, alternaif jawaban adalah dapat menggunakan alternatif:SS: Sangat Setuju; S: Setuju; TS : Tidak Setuju; STS: Sangat Tidak Setuju.Setelah skala pengukuran sudah ditetapkan, berikutnya Anda dapat menyusun butir-butir instrumennya.Tabel. Butir-Butir Pernyataan AngketIndikatorPernyataanJenis Pernyataan

PositifNegatif

Memiliki rasa ingin tahuSaya merasa mudah memahami Limit Fungsi

Saya selalu mengerjakan soal-soal Limit Fungsi ini dengan tekun

Saya tertantang untuk mengetahui Limit Fungsi ini lebih dalam lagi

Memiliki perhatian dalam belajarSelama pembelajaran Limit Fungsi berlangsung, saya memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan guru.

Saya memperhatikan dengan seksama tanggapan guru terhadap pertanyaan siswa.

Selama pembelajaran matematika berlangsung, saya melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran matematika

Memiliki minatmempelajariSaya menyukai pelajaran Limit Fungsi ini

Proses pembelajaran Limit Fungsi ini menyenangkan

Saya setuju bahwa belajar Limit Fungsi ini akan banyak gunanya.

Memiliki rasa percaya diri, aktif dalam pemecahan masalahSaya berusaha menjawab ketika guru matematika mengajukan pertanyaan selama pembelajaran

Saya tidak aktif menyampaikan pendapat ketika materi disampaikan guru

Untuk penyekoran menggunakan ketentuan berikut:Untuk pernyataan positif: SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1Untuk pernyataan negatif: SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4Karena terdapat 11 butir, maka skor tertinggi adalah 44 dan skor terendah 11.Untuk menentukan kriteria penafsiran Anda perlu menghitung terlebih dahulu mean ideal (Mi) dan simpangan baku sebagai berikut:

Berdasarkan kriteria penafsiran pada 2.3.1. , kriteria penafsiran yang sesuai adalah sebagai berikut.Interval NilaiInterpretasi

Baik

Sedang

Kurang

Lalu, sebelum butir-butir pernyataan di atas disusun menjadi angket yang utuh, lakukan telaah terlebih dahulu atas butir-butir itu agar butir penyataan yang dimasukkan dalam angket nanti sudah tepat.Contoh-Contoh Angket : Contoh Format Penilaian Minat Siswa(Berdasarkan skala Likert)Petunjuk : Berilah tanda cek (V) di bawah kata SS, S, TS, STS pada setiap pernyataan berikut ini sesuai dengan keadaan atau pendapat Anda. SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju.SSSTSSTS

1Saya menyukai pelajaran Limit Fungsi ini

2Proses pembelajaran Limit Fungsi ini

3Saya setuju bahwa belajar Limit Fungsi ini akan banyak gunanya.

4Saya merasa mudah memahami Limit Fungsi

5Saya selalu mengerjakan soal-soal Limit Fungsi ini dengan tekun

6Saya tertantang untuk mengetahui Limit Fungsi ini lebih dalam lagi

7Selama pembelajaran matematika berlangsung, saya melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran matematika

8Saya berusaha menjawab ketika guru matematika mengajukan pertanyaan selama pembelajaran

9Saya tidak aktif menyampaikan pendapat ketika materi disampaikan guru

10Selama pembelajaran Limit Fungsi berlangsung, saya memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan guru.

11Saya memperhatikan dengan seksama tanggapan guru terhadap pertanyaan siswa.

Contoh Format Penilaian Minat Siswa(Berdasar skala Thurstone)Petunjuk : Berilah tanda cek (V) sesuai dengan angka yang paling sesuai menurut pendapat anda. Semakin besar yang anda pilih berarti keadaan. Anda semakin sesuai dengan pernyataan di sebelah kiri.1234567

1Saya menyukai pelajaran Limit Fungsi ini

2Proses pembelajaran Limit Fungsi inimenyenangkan

3Saya setuju bahwa belajar Limit Fungsi ini akan banyak gunanya.

4Saya merasa mudah memahamiLimit Fungsi

5Saya selalu mengerjakan soal-soal Limit Fungsi ini dengan tekun

6Saya tertantang untuk mengetahui Limit Fungsi ini lebih dalam lagi

Contoh Format Penilaian Minat Siswa(Berdasarkan skala beda semantik)Petunjuk : Angka 1 s.d. 5 menunjukkan tingkat keadaan berurutan yang dicerminkan oleh kata (kata) di sebelah kiri menuju kata (kata) di sebelah kanan. Lingkarilah angka pada pernyataan berikut ini sesuai dengan pendapat atau keadaan Anda masing-masing.

Pelajaran tentang : Limit suatu fungsi

Menyenangkan12345Membosankan

Menarik proses belajarnya12345Menjemukan proses pembelajarannya

banyak gunanya12345Sia-sia

Mudah12345Sulit

Perlu dipelajari12345Tidak perludipelajari

Menantang12345Tidak menantang

Contoh Format Sikap terhadap Matematika(Berdasarkan skala Guttman)

Petunjuk: Bubuhkan tanda cek () pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan sikap Anda terhadap pernyataan-pernyataan yang disajikan. SIKAP ANDA TERHADAP PMBELAJARAN MATEMATIKANoPERNYATAANYATIDAK

1Pelajaran matematika sangat menyenangkan

2Saya selalu berusaha meningkatkan kemampuan saya dalam matematika

3Saya selalu berusaha untuk mengerjakan soal matematika dengan baik

4Saya selalu berusaha untuk melengkapi buku-buku matematika

5Saya merasa sedih jika tidak bisa mengerjakan soal matematika dengan baik

6Saya tidak merasa pasrah terhadap ketidakberhasilan saya dalam matematika

7Saya seringkali menambah pengetahuan matematika di luar jam pelajaran sekolah

8Saya merasa senang jika ada teman yang membicarakan matematika

9Matematika dirasakan ada manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari

10Saya belajar matematika karena merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti

B. Wawancara Menentukan spesifikasi tesTujuan instrumen ini adalah untuk menggali informasi tentang sikap siswa dalam memahami pelajaran Limit Fungsi. Anda dapat merumuskan definisi operasional sikap memahami pelajaran matematika dalam pemecahan masalah. Misalnya, siswa dikatakan memiliki sikap memahami pelajaran matematika dalam pemecahan masalah jika: memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, dan sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Setelah Anda merumuskan definisi operasional seperti di atas, Anda dapat membuat kisi-kisi instrumen. Misalkan sebagai berikut:

Tabel. Kisi-Kisi Instrumen AspekIndikator

Sikap memahami pelajaran Limit Fungsi.Memiliki rasa ingin tahu

Memiliki perhatian dalam belajar

Memiliki minat mempelajari

Memiliki sikap ulet

Memiliki rasa percaya diri, aktif dalam pemecahan masalah

Setelah Anda menentukan indikator sikap memahami pelajaran Limit Fungsi seperti pada tabel di atas, selanjutnya Anda menentukan bentuk instrumen yang digunakan, disini berdasarkan indikator diatas maka dapat menggunakan jenis instrument non tes yaitu wawancara. Langkah berikutnya adalah menentukan panjang instrumen. Setelah Anda menyelesaikan spesifikasi instrumen, langkah selanjutnya adalah menyusun butir-butir instrumennya.Tabel. Butir-Butir Pertanyaan WawancaraIndikatorPertanyaan

Memiliki rasa ingin tahuApakah kamu merasa mudah memahami Limit Fungsi

Apakah kamu selalu mengerjakan soal-soal Limit Fungsi ini dengan tekun

Apakah kamu tertantang untuk mengetahui Limit Fungsi ini lebih dalam lagi

Memiliki perhatian dalam belajarApakah kamu selama pembelajaran Limit Fungsi berlangsung, saya memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan guru.

Apakah kamu memperhatikan dengan seksama tanggapan guru terhadap pertanyaan siswa.

Apakah kamu selama pembelajaran matematika berlangsung, saya melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran matematika

Memiliki minatmempelajariApakah kamu menyukai pelajaran Limit Fungsi ini

Apakah proses pembelajaran Limit Fungsi ini menyenangkan

Apakah kamu setuju bahwa belajar Limit Fungsi ini akan banyak gunanya.

Memiliki rasa percaya diri, aktif dalam pemecahan masalahApakah kamu berusaha menjawab ketika guru matematika mengajukan pertanyaan selama pembelajaran

Apakah kamu tidak aktif menyampaikan pendapat ketika materi disampaikan guru

Lalu, sebelum butir-butir pernyataan di atas disusun menjadi daftar wawancara yang utuh, lakukan telaah terlebih dahulu atas butir-butir itu agar butir penyataan yang dimasukkan dalam daftar wawancara nanti sudah tepat. Setelah menyusun butir-butir wawancara, yang dilakukan yaitu memberikan kesimpulan secara umum bagaimana responden(siswa) menjawab. Namun, hal-hal yang perlu diperhatikan didalam guru sebagai pewawancara yaitu: Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai background tentang apa yang akan ditanyakan. Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud wawancara tersebut. Harus menjaga hubungan yang baik. Guru harus mempunyai sifat yang dapat dipercaya. Pertanyaan hendaknya dilakukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya jelas. Hindarkan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya wawancara. Guru harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang menjadi sumber data. Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama. Guru harus mengobrol dalam wawancara. Batasi waktu wawancara. Hindari penonjolan aku dari guruContoh Wawancara :PertanyaanJawaban Siswa

Apakah kamu merasa mudah memahami Limit Fungsi

Apakah kamu selalu mengerjakan soal-soal Limit Fungsi ini dengan tekun

Apakah kamu tertantang untuk mengetahui Limit Fungsi ini lebih dalam lagi

Apakah kamu selama pembelajaran Limit Fungsi berlangsung, saya memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan guru.

Apakah kamu memperhatikan dengan seksama tanggapan guru terhadap pertanyaan siswa.

Apakah kamu selama pembelajaran matematika berlangsung, saya melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran matematika

Apakah kamu menyukai pelajaran Limit Fungsi ini

Apakah proses pembelajaran Limit Fungsi ini menyenangkan

Apakah kamu setuju bahwa belajar Limit Fungsi ini akan banyak gunanya.

Apakah kamu berusaha menjawab ketika guru matematika mengajukan pertanyaan selama pembelajaran

Apakah kamu tidak aktif menyampaikan pendapat ketika materi disampaikan guru

Kesimpulan Umum :

C. SosiometriTahap-tahap dalam pelaksanaan sosiometri adalah: Tahap persiapana. Menentukan kelompok siswa yang akan diselidiki.b. Memberikan informasi atau keterangan tentang tujuan penyelenggaraan sosiometri.c. Mempersiapkan angket sosiometri Tahap Pelaksanaana. Membagikan dan mengisi angket sosiometri.b. Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah angket sudah diisi dengan benar Tahap PengolahanMemeriksa hasil angketBerdasarkan diatas, berikut merupakan contoh langkah pengembangan instrumen jenis non tes yaitu sosiometri berdasarkan tujuan pembelajaran.

Tujuan Pembelajaran : Memiliki sikap disiplin dalam mengerjakan tugas tugas yang berkaitan dengan materi konsep limit fungsi.

Lembar Penilaian Antarpeserta didikSikap DisiplinPetunjuk :Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dansering tidak melakukan1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukanNama Peserta Didik yang dinilai : .Kelas: .Tanggal Pengamatan: ..Materi Pokok: ..NoPertanyaanSkor

1234

1Masuk kelas tepat waktu

2Mengumpulkan tugas Limit Fungsi tepat waktu

3Memakai seragam sesuai tata tertib

4Mengerjakan tugas Limit Fungsi yang diberikan

5Tertib dalam mengikuti pembelajaran Limit Fungsi

6Membawa buku teks saat materi Limit Fungsi

Jumlah Skor

Petunjuk Penskoran :Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Contoh :Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :

Peserta didik memperoleh nilai :Interval NilaiInterpretasi

Baik

Sedang

Kurang

Setelah menyusun sosiometri diatas, data diatas dapat digunakan untuk mengukur bagaimana sikap disiplin siswa terhadap materi Limit Fungsi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.D. Assesmen Kerja (Unjuk Kerja)Penilaian unjuk kerja ini merupakan salah satu jenis penilaian yang termasuk pada penilaian autentik atau penilaian alternatif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk tes ini digunakan untuk mengukur status siswa berdasar hasil kerja atas suatu tugas. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan siswa dalam melakukan suatu kegiatan. Oleh karena itu dalam penilaian unjuk kerja diperlukan instrumen misalnya berupa lembar pengamatan atau lembar observasi. Penilaian unjuk kerja berguna untuk mengukur keterampilan atau sikap siswa melakukan kerja tertentu. Contoh unjuk kerja yang dapat diamati antara lain: kemampuan siswa dalam menggunakan atau mendemontrasikan alat peraga matematika, memecahkan masalah kontekstual, dan melakukan penelitian matematika sederhana.Instrumen penilaian unjuk kerja dapat terdiri dari lembar pengamatan saja, misalnya dalam kegiatan menggambar bangun datar dan memberi nama sudut, membagi sudut yang telah diketahui menjadi dua sama besar. Pada lembar pengamatan harus didefinisikan aspek yang dinilai berupa perilaku yang diharapkan muncul dari siswa selama proses unjuk kerja, aspek-aspek yang dinilai ini dipilih dengan mempertimbangkan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa. Selain itu juga dicantumkan pedoman penskoran dan cara menilainya termasuk bagaimana mengubah dari data kualitatif menjadi kuantitatif. Instrumen penilaian unjuk kerja dapat berupa lembar pengamatan/observasi dengan skala rentang (rating scale) dan daftar cek (check list).

Contoh Format Penilaian Unjuk KerjaMata Pelajaran/Kelas : Matematika/X (semester 1) Tujuan Pembelajaran : Melalui kegiatan diskusi pada pembelajaran trigonometri ini diharapkan siswa terlibat aktif pada kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat1. Menjelaskan kembali pengertian fungsi trigonometri pada segitiga siku-siku dengan menggunakan istilah absis, ordinat, dan jari-jari pada sumbu koordinat kartesius secara tepat, sistematis, dan menggunakan simbol yang benar. 2. Menyatakan kembali hubungan nilai fungsi trigonometri di kuadran II, III, dan IV dengan perbandingan trigonometri di kuadran I secara tepat dan kreatif.Contoh-1: Format penilaian melalui unjuk kerja dengan skala rentang (rating scale).NoNama SiswaAspek-Aspek yang Dinilai

Aspek 1Aspek 2Aspek 3Aspek 4Skor

1

2

Keterangan: Aspek 1: Langkah-langkah dalam menggambar suatu sudut di berbagai kuadranAspek 2: Langkah-langkah dalam mengukur besar suatu sudut di berbagai kuadranAspek 3: Ketepatan dalam mengukur besar suatu sudut di berbagai kuadranAspek 4: Ketepatan dalam menggambar suatu sudut di berbagai kuadran Skor 4 = tanpa kesalahan Skor 3 = ada sedikit kesalahan Skor 2 = ada banyak kesalahan Skor 1 = tidak melakukan kerja a. Skor maksimal = 16 b. Skor minimal = 4 Jumlah skor dapat ditransfer ke nilai dengan skala 0 s.d. 100 atau 0 s.d. 10. Contoh: Jumlah skor = 14, Nilai =14/16 100 = 87,5.

Contoh-2: Format penilaian unjuk kerja dengan daftar cek (check list)NoNama SiswaAspek-Aspek yang Dinilai

Aspek 1Aspek 2Aspek 3Aspek 4Juml. SkorNilai

1

2

Keterangan: Aspek yang dinilai disesuaikan dengan tuntutan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Tanda berarti ya, diberi skor 1. Tanda - berarti tidak, diberi skor 0. Jumlah skor maksimal = 4, minimal = 0 Jumlah skor dapat ditransfer ke nilai dengan skala 0 s.d. 10 atau 0 s.d. 100. Contoh: Jumlah skor = 2. Nilai = 2/4 10 = 5E. PortofolioPrinsip penilaian portofolio adalah siswa dapat melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya dibahas. Jadi portofolio adalah suatu metode pengukuran dengan melibatkan siswa untuk menilai kemajuannya dalam studi tertentu. Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa dengan menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan siswa. Karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat perkembangan kemampuan siswa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian portofolio adalah sebagai berikut. Karya yang dikumpulkan adalah benar-benar karya yang bersangkutan. Menentukan contoh pekerjaan mana yang harus dikumpulkan. Mengumpulkan dan menyimpan contoh karya. Menentukan kriteria untuk penilaian portofolio. Meminta siswa untuk menilai secara terus-menerus hasil portofolionya. Merencanakan pertemuan dengan siswa yang dinilai. Dapat melibatkan orang tua dalam menilai portofolio.Dalam matematika, portofolio dapat berupa dokumen hasil kerja siswa misalnya hasil pekerjaan di rumah, sertifikat hasil lomba, tugas-tugas karya ilmiah siswa, dan sebagainya. Agar penilaian terhadap hasil penugasan ini obyektif, maka guru perlu mengembangkan rubrik.

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanPenilaian non test adalah penilaian pengamatan perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan apa yang dapat diperbuat atau dikerjakan oleh peserta didik dibandingkan dengan apa yang diketahui atau dipahaminya. Dengan kata lain penilaian non test behubungan dengan penampilan yang dapat diamati dibandingkan dengan pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati oleh indera.Bermacam-macam jenis penilaian bentuk non tes bentuk tulis dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa. Di antara non tes bentuk tulis adalah angket, skala sikap dan observasi. Pengembangan Instrumen Penilaian yang dikembangkan perlu memperhatikan hal-hal berikut: Berhubungan dengan kondisi pembelajaran di kelas dan / atau di luar kelas, relevan dengan proses pembelajaran, materi, kompetensi dan kegiatan pembelajaran, menuntut kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan bermakna dengan mengacu pada aspek berpikir Taksonomi Bloom (aspek kognitif, afektif dan psikomotor), mengembangkan kemampuan berpikir kritis seperti: mendeskripsikan, menganalisis, menarik kesimpulan, menilai, melakukan penelitian, memecahkan masalah, mengukur berbagai kemampuan yang sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik dan mengikuti kaidah penulisan soal.3.2. SaranSemoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat menerapkan bermacam-macam penilaian bentuk non tes tersebut . Dan semoga dengan makalah ini dapat pula menjadikan salah satu penunjang terwujudnya pembelajaran yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymus. Tanpa Tahun. Modul Penilaian Non Tes. Disadur dari : (http://staff.uny.ac.id/sites). Diakses tanggal 16 November 2015.Anonymus. Tanpa Tahun. Pengembangan Alat Penilaian Proses dan Hasil BelajarMatematika. Disadur dari (http://file.upi.edu). Diakses tanggal 16 November 2015.Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.Ekawati, Etina dan Sumaryanta. 2011. Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Matematika SD/SMP. Yogyakarta : Kemendiknas BadanPengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan PPPPTK Matematika.Kemendiknas. 2013. Penilaian dan Model RaporPermendikbud Nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.Priatna, Bambang Avip. 2008. Instrumen Penelitian. Disadur dari : (http://file.upi.edu/direktori/FPMIPA). Diakses tanggal 19 November 2015.iii