repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web...

112
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BERBANTU VIRTUAL LABORATORIUM TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA KONSEP GERAK HARMONIK SEDERHANA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Willa Hikma Sakina NIM. 1113016300066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED

DISCOVERY BERBANTU VIRTUAL LABORATORIUM

TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA

KONSEP GERAK HARMONIK SEDERHANA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Willa Hikma Sakina

NIM. 1113016300066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

ii

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

i

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

LEMBAR PENGESAHAN

ii

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

iii

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

ABSTRAK

Willa Hikma Sakina (1113016300066), Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Berbantu Virtual Laboratorium terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Gerak Harmonik Sederhana. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterampilan proses sains siswa kurang dilatih dalam proses pembelajaran karena siswa belum berperan aktif disebabkan pembelajaran teacher center, sehingga dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Guided Discovery berbantu virtual laboratorium sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang diharapkan dapat melatih keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Guided Discovery berbantu virtual laboratorium terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep gerak harmonik sederhana. Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2017/2018 di kelas X IPA SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Metode penelitian yang digunakan yaitu quasi eksperiment dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa lembar observasi keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil terdapat pengaruh model pembelajaran Guided Discovery berbantu virtual laboratorium terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep gerak harmonik sederhana. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap hasil data posttest menunjukkan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000 sedangkan taraf sigifikansi sebesar 0,05. Nilai sig (2-tailed) < 0,05, sehingga H0 ditolak dan Ha

diterima. Rata-rata keterampilan proses sains siswa yang menggunakan model pembelajaran Guided Discovery berbantu virtual laboratorium lebih besar dibandingkan dengan keterampilan proses sains siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Persentase rata-rata observasi keterampilan proses sains siswa sebesar 80,167% berkategori sangat baik.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Guided Discovery, Virtual Laboratorium, Keterampilan Proses Sains, Gerak Harmonik Sederhana

iv

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

ABSTRACT

Willa Hikma Sakina (1130016300066). The Effect of Guided Discovery Learning Model with Virtual Laboratory on Students’ Science Process Skill in Simple Harmonic Motion Concept. Thesis of Physics Education Program, Department of Natural Science Education, Faculty of Tarbiya and Teaching, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

The research was supported by science process skills students are less trained in the learning process because students have not played an active role due to teacher center learning,, so do research using Guided Discovery Learning model with virtual laboratory as one of alternative learning which is expected to be able to train a science process skill of student. This research aim to determine the effect of Guided Discovery Learning model with virtual laboratory to students’ science process skill in simple harmonic motion concept. This research has been done in class X IPA at public senior high school 4 Tangerang Selatan of academic year 2017/2018. The method of this research is quasi experiment with nonequivalent control group design. The instrument test of this research is multiple choice one and non test is observation sheet of students’ science process skill. Based on the data analysis, there is the influence of Guided Discovery Learning model with virtual laboratory on students’ science process skill in simple harmonic motion concept. The result of hypothesis test by using t-test on posttest score shows the significant value Sig (2-tailed) is 0,000, however the significant level is 0,05. The significant value Sig (2-tailed) < 0,05, therefore H0

is rejected and Ha is accepted. Generally the students’ science process skill by using Guided Discovery Learning model with virtual laboratory is higher than the students’ science process skill by using conventional learning. Average percentage of students’ science process skill observation is 80,167% categorized very good.

Keywords: Guided Discovery Learning Model, Virtual Laboratory, Science Process Skill, Simple Harmonic Motion.

v

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu

memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang

senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Guided Discovery Berbantu Virtual Laboratorium terhadap Keterampilan Proses

Sains Siswa pada Konsep Gerak Harmonik Sederhana”.

Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima

kasih tersebut disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dwi Nanto, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Fathiah Alatas, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

waktu, arahan, dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan

skripsi ini.

4. Erina Hertanti, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswa

pendidikan fisika.

5. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya program studi pendidikan fisika yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.

6. Suhermin, S.Pd., M.si, selaku Kepala SMA Negeri 4 Tangerang Selatan yang

telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

7. Esty Marthafiani, S.Pd, selaku guru bidang studi fisika SMA Negeri 4

Tangerang Selatan yang telah banyak membantu dan memberikan kebijakan

serta sarannya sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

vi

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

vii

8. Dewan guru, staff dan siswa siswi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan yang

telah membantu selama dalam proses penelitian.

9. Ayahanda Alwi dan Ibunda Nuryani, yang senantiasa mencurahkan kasih

sayangnya, do’a, didikan dan nasehat, serta dukungan moril dan materil yang

tak ternilai sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Kawan-kawan seperjuangan Pendidikan Fisika angkatan 2013 beserta kakak-

kakak tingkat Pendidikan Fisika yang telah memberikan inspirasi dan

motivasi.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang

diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.

Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Amin.

Jakarta, 10 Mei 2019

Penulis

vii

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..................................................iii

ABSTRAK ...........................................................................................................iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................x

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................5

C. Pembatasan Masalah ................................................................................5

D. Perumusan Masalah ..................................................................................5

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................6

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ..........................7

A. Kajian Teori ..............................................................................................7

1. Teori Belajar Konstruktivisme ...........................................................7

2. Pengertian Model Pembelajaran .........................................................8

3. Model Pembelajaran Discovery Learning ..........................................9

4. Model Pembelajaran Guided Discovery .............................................10

5. Pengertian Virtual Laboratoium .........................................................12

6. Media Simulasi PhET .........................................................................14

7. Keterampilan Proses Sains .................................................................15

8. Materi Gerak Harmonik Sederhana ....................................................20

B. Penelitian yang Relevan ...........................................................................26

viii

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

ix

C. Kerangka Berpikir ....................................................................................29

D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................32

B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................................32

C. Variabel Penelitian ...................................................................................33

D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................33

E. Teknik Pengambilan Sampel ....................................................................34

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................34

G. Instrumen Penelitian .................................................................................34

H. Instrumen Tes ...........................................................................................35

I. Validasi Instrumen Penelitian ...................................................................38

J. Teknik Analisis Data ................................................................................43

K. Hipotesis Statistik .....................................................................................47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................49

A. Hasil Penelitian .........................................................................................49

B. Pembahasan ..............................................................................................55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................60

B. Saran .........................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................61

LAMPIRAN ........................................................................................................72

ix

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pegas ............................................................................................21

Gambar 2.2 Bandul ..........................................................................................23

Gambar 2.3 Bandul ..........................................................................................25

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ........................................................................31

x

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Guided Discovery ...................... 11

Tabel 2.2 Aspek-Aspek Keterampilan Proses Sains ....................................... 16

Tabel 2.3 Karakteristik Khusus Butir Soal Keterampilan Proses Sains ......... 19

Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 32

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ...................... 35

Tabel 3.3 Indikator Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains ............... 38

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .................................................. 39

Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Reliablilitas Instrumen ................................... 40

Tabel 3.6 Hasil Uji Relliabilitas Instrumen Tes ............................................. 40

Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Taraf Kesukaran ............................................. 41

Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ...................................... 41

Tabel 3.9 Interpretasi Kriteria Daya Pembeda ................................................ 42

Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ......................................... 43

Tabel 3.11 Interpretasi Observasi Keterampilan Proses Sains ......................... 47

Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................... 49

Tabel 4.2 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................... 50

Tabel 4.3 Rekapitulasi Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen........................................................................... 50

Tabel 4.4 Persentase Aspek KPS saat Pretest dan Posttest ............................ 51

Tabel 4.5 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa......................... 52

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Eksperimen dan Kontrol .... 53

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest Eksperimen dan Kontrol.. 54

Tabel 4.8 Hasil Uji-T Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................... 54

xi

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Observasi Penelitian Pendahuluan .........................................72

1. Lembar Wawancara Guru.......................................................................73

Lampiran B: Perangkat Pembelajaran...........................................................75

1. RPP Kelas Eksperimen...........................................................................76

2. RPP Kelas Kontrol..................................................................................123

3. LKS Kelas Eksperimen...........................................................................163

Lampiran C: Instrumen Penelitian.................................................................193

1. Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian..........................................194

2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian.........................................................197

3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen.........................................................231

4. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen...................................................238

5. Kisi-Kisi Instrumen Tes Penelitian.........................................................240

6. Instrumen Tes Penelitian.........................................................................242

7. Soal Instrumen Penelitian.......................................................................261

8. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains.......................................274

Lampiran D: Analisis Data Hasil Penelitian..................................................286

1. Hasil pretest.............................................................................................287

2. Hasil posttest...........................................................................................290

3. Analisis Data Keterampilan Proses Sains...............................................293

4. Uji Normalitas.........................................................................................301

5. Uji Homogenitas.....................................................................................303

6. Uji Hipotesis............................................................................................305

7. Analisis Data Observasi Keterampilan Proses Sains..............................307

Lampiran E: Media Pembelajaran..................................................................313

1. Media PhET.............................................................................................314

xii

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

xiii

Lampiran F: Dokumentasi Penelitian.............................................................316

1. Surat Bimbingan Skripsi.........................................................................317

2. Surat Permohonan Izin Observasi...........................................................318

3. Surat Permohonan Izin Penelitian...........................................................319

4. Surat Keterangan Penelitian....................................................................320

5. Foto Penelitian.........................................................................................321

6. Uji Referensi...........................................................................................323

7. Biodata Penulis........................................................................................339

xiii

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menekankan pada penerapan

pendekatan ilmiah (scientific approach). Proses pembelajaran meliputi

mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan

menciptakan merupakan bentuk dari pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah dalam

pembelajaran IPA dapat diterapkan melalui keterampilan proses sains (KPS).1

KPS membuat aktif dalam belajar sains dan memberikan manfaat bagi kelas.2

Meskipun bermanfaat, kenyataanya KPS di SMA masih dalam tingkat rendah

ditunjukkan dari siswa yang tidak biasa melakukan eksperimen.3 KPS merupakan

indikator penting dalam mentransfer pengetahuan yang diperlukan untuk

memecahkan masalah dan dapat memperoleh pengalaman dalam eksperimen.4

Penelitian Nursanti Herdini Rahayu, Setyo Admoko, S Ramayanti, S Utari

and D Saepuzaman, menyatakan bahwa proses pembelajaran fisika belum

maksimal dalam menguasai dan berlatih KPS siswa pada kurikulum 2013.5,6 Bera

Tri Handayani, dkk, menyatakan kemampuan KPS siswa, antara lain tidak mampu

merberi hipotesis, mengidentifikasi variabel, mengdefinisikan operasional

1 Nuzulia, Adlim dan Cut Nurmaliah, Relevasi Kurikulum dan Keterampilan Proses Sains Terintegrasi Mahasiswa Kimia, Fisika, Biologi dan Matematika, Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No. 01, 2017, h. 120

2 Rospitasari, Mara Bangun Harahap dan Derlina, The Effect of Scientific Inquiry Learning Model and Creative Thinking Skills on Student’s Science Process Skills, IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME), 2017, h. 55

3 Sahhyar dan Febriani Hastini N., The Effect of Scientific Inquiry Learning Model Based on Conceptual Change on Physics Cognitive Competence and Science Process Skill (SPS) of Students at Senior High School, Journal of Education and Practic, Vol. 8, No. 5, 2017, h. 120

4 Eka Wulandari, Suliyanah dan Lydia Rohmawati, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pokok Bahasan Hukum Newton di SMA Negeri 1 Driyorejo, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), 2017, h. 258-259

5 Nursanti Herdini Rahayu dan Setyo Admoko, Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Waru Sidoarjo, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 05, No. 01, 2016, h. 33

6 S Ramayanti, S Utari dan D Saepuzaman, Training Students’ Science Process Skills through Didactic Design on Work and Energy, International Conference on Mathematics and Science Education (ICMScE), 2017, h. 2

1

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

2

variabel, menganalisis data, memprediksi dan membuat kesimpulan.7,8 Oleh

karena itu, KPS siswa masih rendah dan belum maksimal karena belum terlatih

secara optimal sehingga perlu ditingkatkan dalam pembelajaran.

Permasalahan serupa juga terjadi di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, KPS siswa kurang dilatih karena siswa

belum berperan aktif disebabkan pembelajaran teacher center. Menurut I Made

Astra, dan Rifa Syarifatul Wahidah dalam penelitiannya pembelajaran di kelas

masih bersifat teacher center dan membuat siswa cenderung pasif, sehingga KPS

siswa dalam kategori kurang.9 Hendrik Siswono dalam penelitiannya menyatakan

bahwa KPS merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar

siswa.10 Terutama pada materi gerak harmonik sederhana masih memiliki rata-

rata yang rendah, nilai siswa masih di bawah rata-rata KKM yaitu 75. Data nilai

salah satu kelas X MIPA pada materi gerak harmonik sederhana menyatakan

bahwa 57,14% siswa tidak tuntas. RD Iradat dan F Alatas dalam penelitiannya

mengungkapkan bahwa konsep gerak harmonik sederhana dianggap sebagai

konsep yang relative kompleks dipahami oleh siswa.11 Nisya Ulmiah, dkk, dalam

penelitiannya menyatakan bahwa siswa pasif dan tidak terlatih untuk mandiri dan

KPS siswa tidak berkembang, dikarenakan siswa jarang berdiskusi dan bekerja

sama dengan siswa lain.12 Teknik yang digunakan oleh para ilmuan untuk

7 Bera Tri Handayani, M. Arifuddin dan Misbah, Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Melalui Model Guided Discovery Learning, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, Vol. 1, No. 3, 2017, h. 144-145

8 Mukhlis, M. Arifuddin, dan Sri Hartini, Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-5 SMAN 12 Banjarmasin Melalui Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing, Seminar Nasional Pendidikan, 2018, h. 103

9 I Made Astra, dan Rifa Syarifatul Wahidah, Peningkatan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Melalui Model Guided Discovery Learning Kelas XI MIPA pada Materi Suhu dan Kalor, Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Vol. 3, No. 2, 2017, h. 182

10 Hendrik Siswono, Analisis Pengaruh Keterampilan Proses Sains Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Siswa, Momentum: Physics Education Journal, Vol. 1, No. 2, 2017, h. 84

11 RD Iradat dan F Alatas, The Implementation of Problem Solving Based Laboratory Activities to Teach the Concept of Simple Harmonic Motion in Senior High School, International Conference on Mathematics and Science Education (ICMScE), 2017, h. 1

12 Nisya Ulmiah, Nely Andriani, dan Apit Fathurahman, Studi Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas X pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Suhu dan Kalor Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation di SMA Negeri 11 Palembang, Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran Fisika, h. 2-3

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

3

memperoleh informasi menggunakan keterampilan proses.13 Kemampuan untuk

menerapkan model ilmiah siswa dalam mengembangkan, memahami dan

menemukan ilmu pengetahuan yaitu KPS.14

Berdasarkan permasalah di atas, KPS dapat ditingkatkan berdasarkan

penelitian Virgi Puspita Dewi, dkk, bahwa model pembelajaran yang memberikan

pengaruh signifikan terhadap KPS siswa adalah guided discovery (penemuan

terbimbing).15 Salah satunya dengan cara belajar model discovery learning yaitu

menemukan sendiri.16 Model pembelajaran yang menitik beratkan pada aktifitas

siswa dalam menemukan sendiri konsep dan guru bertindak sebagai pembimbing

dan fasilitator merupakan model guided discovery.17 Sejalan dengan penelitian

Haryati, Binari Manurung, Tumiur Gultom, Miftah menyatakan bahwa model

guided discovery yang dapat melatih dan mengembangkan keterampilan proses

sains siswa.18,19 Berdasarkan hasil penelitian Dian Fajarwati Susilaningrum, dkk,

Fathiah Alatas, dkk, model pembelajaran yang cocok untuk menarik siswa

berpartisipasi secara aktif, melatih KPS dan meningkatkan hasil belajar adalah

13 Napis Markawi, Pengaruh Keterampilan Proses Sains, Penalaran, dan Pemecahan Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika, Jurnal Formatif, h. 14

14 Happy Komikesari, Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division, Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, Vol. 01, 2016, h. 15-16

15 Virgi Puspita Dewi, Aris Doyan, dan Harry Soeprianto, Pengaruh Model Penemuan Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Pada Pembelajaran IPA, Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, Vol. 3, No. 1, 2017, h. 61

16 Bekti Yuni Maharani dan Agustina Tyas Asri Hardini, Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Benda Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA, e-jurnal mitra pendidikan, Vol. 1, No. 5, 2017, h. 552

17 Putri Oktaviana Zunita, Henny Dewi K, dan Sri Giarti, Efektifitas Model Discovery Learning dan Guided Discovery Ditinjau Dari Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika Terhadap Hasil Belajar, Journal for Lesson and Learning Studies, Vol. 1, No. 3, 2018, h. 270

18 Haryati, Binari Manurung, dan Tumiur Gultom, The Effect of Learning Model on Higher Order Thinking and Student Science Process Skills in Ecology, International Journal of Humanities Social Sciences and Education (IJHSSE), Vol. 4, Is. 10, 2017, h. 151

19 Miftah, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Metode Penemuan Terbimbing dalam Pencapaian Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik MAN 2 Model Makassar, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 4, No. 1, h. 96

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

4

discovery learning.20,21 Berdasarkan uraian di atas, salah satu model pembelajaran

yang dapat melatih dan meningkatkan KPS dalam menemukan sendiri konsep

yang dapat diterapkan di dalam pembelajaran fisika yaitu model guided discovery.

Agus Hariyanto dalam penelitiannya menyatakan bahwa penerapan

discovery learning sangat cocok menggunakan program simulasi komputer.22

Simulasi yang berbentuk perangkat lunak (software) di operasikan menggunakan

komputer dan dapat mensimulasikan kegiatan dilaboratorium seakan-akan berada

pada laboratorium sebenarnya disebut virtual laboratorium.23 Putri Iman Sari,

Gunawan, dan Ahmad Harjono dalam penelitiannya menyatakan bahwa

memberikan pengalaman langsung dan melakukan percobaan dalam menemukan

sendiri konsep-konsep fisika merupakan pembelajaran discovery berbantu virtual

laboratorium.24 Manisha Bajpai, dan Anil Kumar dalam penelitiannya

menyatakan bahwa virtual laboratorium memberikan kesempatan siswa untuk

membangun dan memahami konsep yang sulit menjadi lebih mudah.25 Kinkin

Suartini, dkk, dalam penelitiannya melaporkan bahwa media virtual laboratorium

bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa.26 Akash Ranjan

dalam penelitiannya menyatakan bahwa laboratorium virtual memiliki peran yang

aktif dan signifikan karena penting untuk mengembangkan keterampilan proses

20 Dian Fajarwati Susilaningrum, Slamet Santosa dan Joko Ariyanto, Studi Komparasi Antara Penerapan Model Learning Cycle 5E dan Discovery Learning terhadap Capaian Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Kognitif Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Boyolali, Proceeding Biology Education Conference, Vol. 14, No. 1, 2017, h. 332

21 Fathiah Alatas, Hasian Pohan dan Ahda Sulukin Nisa, The Implemention of Virtual Laboratory PhET Guided Discovery Learning on Students’ Achievement: Dynamic Electricity Topic, International Conferences on Education in Muslim Society, 2017, h. 61

22 Agus Hariyanto, Pengaruh Discovery Learning Berbantuan Paket Program Simulasi PhET Terhadap Prestasi Belajar Fisika, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, No. 3, 2016, h. 367

23 Muchamad Haikal Al Fajri, Fathiah Alatas dan Daryono, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Mnggunakan Media Laboratorium Virtual Pada Konsep Listrik Dinamis, Seminar Nasional Pendidikan IPA-Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016, h. 127

24 Putri Iman Sari, Gunawan, dan Ahmad Harjono, Penggunaan Discovery Learning Berbantuan Laboratorium Virtual pada Penguasaan Konsep Fisika Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, Vol. II, No. 4, 2016, h. 177

25 Manisha Bajpai dan Anil Kumar, Effect Of Virtual Laboratory On Students’ Conceptual Achievement In Physics, International Journal of Current Research, Vol. 7, Is. 02, 2015, h. 12809

26 Kinkin Suartini, Fathiah Alatas dan Gema Sukmawati S., Effects of Virtual Experiment Media on Students’ Scientific Process Skills in Understanding Thermodynamics Concepts, International Conference on Education in Muslim Society, 2014, h. 298

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

5

sains siswa.27 Oleh karena itu, virtual laboratorium salah satu media pembelajaran

yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran fisika karena mampu

memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep gerak harmonik

sederhana yang relatif kompleks dan siswa mengalami langsung dan menemukan

sendiri. Selain itu, virtual laboratorium dapat meningkatkan KPS siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Guided

Discovery Berbantu Virtual Laboratorium terhadap Keterampilan Proses

Sains Siswa pada Konsep Gerak Harmonik Sederhana”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka permasalahan

yang diidentifikasi sebagai berikut:

1. Keterampilan proses sains siswa kurang dilatih dalam proses pembelajaran.

2. Rendahnya nilai siswa pada materi gerak harmonik sederhana.

3. Siswa kesulitan memahami konsep gerak harmonik sederhana yang kompleks.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan dan dengan adanya

keterbatasan kemampuan, waktu, sarana dan prasarana yang tersedia serta agar

penelitian terarah, maka pembatasan masalah yang dapat dikemukakan sebagai

berikut:

1. Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran guided discovery

berbantu virtual laboratorium yaitu PhET

2. Keterampilan proses sains yang diukur adalah aspek KPS menurut Nur Yani Y.

R.. Aspek KPS yang diukur yaitu mengamati, mengklasifikasi,

menginterpretasi, memprediksi, berhipotesis, berkomunikasi, menerapkan

konsep, merencanakan percobaan, dan mengajukan pertanyaan.

27 Akash Ranjan, Effect Of Virtual Laboratory On Development Of Concepts And Skills In Physics, International Journal of Technical Research & Science, Vol. 2, Is. 1, 2017, h. 15

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

6

3. Indikator pencapaian kompetensi yang diukur hanya pada aspek keterampilan

yang terdapat pada KD-4

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran guided

discovery berbantu virtual laboratorium terhadap keterampilan proses sains siswa

pada konsep gerak harmonik sederhana?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran guided discovery

berbantu virtual laboratorium terhadap keterampilan proses sains siswa pada

konsep gerak harmonik sederhana.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Memberikan informasi mengenai pengaruh model pembelajaran guided

discovery pada konsep gerak harmonik sederhana.

2. Memberikan informasi mengenai hasil penelitian model pembelajaran guided

discovery berbantu virtual laboratorium menjadi rujukan dan bukti otentik

sehingga dapat dijadikan alternatif model pembelajaran.

3. Memberikan informasi mengenai cara mengajar model pembelajaran guided

discovery berbantu virtual laboratorium yang dapat mempengaruhi

keterampilan proses sains siswa.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

7

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Teori Belajar Konstruktivisme

Pendidikan memiliki dua kutub belajar yaitu tabula rasa seperti siswa di

ibaratkan kertas putih yang dapat ditulis apa saja oleh gurunya dimana siswa pasif

sehingga memiliki keterbatasan dalam belajar, dan konstruktivisme seperti siswa

belajar membangun pengetahuan sendiri dimana siswa aktif sehingga dapat

mengembangkan diri.28 Siswa membangun pengetahuan dari pengalaman mereka

dan memusatkan pembelajaran mandiri, kreativitas, berpikir kritis dan

memecahkan masalah didasarkan adanya fakta, keterampilan dan pengetahuan

tidak melalui penerimaan informasi dan hafalan yang pasif merupakan teori

konstruktivisme.29 Sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruktivisme dapat

membangun pengetahuan siswa dari pengalaman dengan mandiri dan dapat

mengembangkan diri dengan keterampilan-keterampilan yang dapat membuat

siswa aktif dalam pembelajaran.

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir untuk membangun

pengetahuan manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks

yang terbatas dan sesuai.30 Konstruktivisme membangun pengetahuan siswa yang

pada dasarnya adalah proses pembelajaran yang melibatkan perubahan.31

Pengetahuan bukanlah untuk diambil dan diingat mengenai fakta, konsep, atau

kaidah, melainkan manusia harus mengkonstruksi pengetahuan dan memberi

makna melalui pengalaman nyata.32 Berdasarkan penjelasan tersebut teori belajar 28 Nur Yani Y, Rustaman, Soendjojo D, Suroso Adi Y, Yusnani Achmad, Ruchji Subekti,

Diana R dan Mimin Nurjhani K., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 169

29 Akinyemi Olufunminiyi Akinbobola dan Folashade Afolabi, Constructivist practices through guided discovery approach: The effect on students’ cognitive achievement in Nigerian senior secondary school physics, Eurasian J. Phys. Chem. Educ, 2010, h. 16

30 Trianto Ibnu Badar, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h. 146

31 Nuket Gunduz, dan Cigdem Hursen, Constructivism in Teaching and Learning; Content Analysis Evaluation, Procedia-Social and Behavioral Sciences, 2015, h. 527

32 Trianto Ibnu Badar, op. cit.

7

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

konstuktivisme yaitu menginginkan adanya suatu kegiatan pembelajaran yang

bermakna untuk membangun pengetahuan sendiri karena siswa secara aktif

menemukan tentang sesuatu oleh diri mereka sendiri.

2. Pengertian Model Pembelajaran

Objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal

merupakan pengertian dari model.33 Model pembelajaran berdasarkan prinsip-

prinsip pembelajaran, teori-teori psikologi, sosiologis, analisis sistem, atau teori-

teori lain yang mendukung merupakan susunan yang dibuat oleh para ahli.34 Joyce

berpendapat bahwa suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas untuk menentukan

perangkat-perangkat pembelajaran seperti buku, film, komputer, kurikulum

merupakan suatu model pembelajaran.35 Berdasarkan penjelasan tersebut model

pembelajaran direncanakan sebagai pedoman pembelajaran di kelas.

Rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk rencana

pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan

membimbing pembelajaran di kelas merupakan model pembelajaran.36 Guru dapat

memilih model pembelajaran yang sesuai dengan rencana atau pola dan efisien

untuk mencapai tujuan pendidikannya.37 Model pembelajaran memiliki fase-fase

dengan istilah yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya memiliki tujuan yang

sama yaitu menggali gagasan siswa, mengadakan klarifikasi dan perluasan

gagasan merupakan pendapat Tytler.38

Pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan

untuk melakukan pembelajaran yaitu tujuan yang hendak dicapai, bahan atau

materi pembelajaran, karakteristik dari sudut pandang siswa, dan suatu hal yang

33 Ibid, h. 2334 Rusman, Model-Model Pembelajaran Edisi Kedua, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2013), Cet. 6, h. 13235 Trianto Ibnu Badar, loc. cit.36 Rusman, loc. cit., h. 13337 Ibid.38 Nur Yani Y, Rustaman, Soendjojo D, Suroso Adi Y, Yusnani Achmad, Ruchji Subekti,

Diana R dan Mimin Nurjhani K., op. cit., h. 174

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

bersifat nonteknis.39 Adapun ciri-ciri model pembelajaran yaitu mempunyai misi

atau tujuan pendidikan tertentu, dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan

belajar mengajar di kelas, membuat persiapan mengajar dengan pedoman,

memiliki bagian-bagian model dan dampak sebagai akibat terapan model

pembelajaran.40

3. Model Pembelajaran Discovery Learning

Model Jerome Bruner 1996 yang dikenal dengan nama belajar penemuan

merupakan model instruksional kognitif yang berpengaruh.41 Model pembelajaran

discovery adalah model pembelajaran yang melatih siswa untuk memecahkan

masalah.42 Belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif

dan memberikan hasil yang paling baik, karena berusaha sendiri untuk

memecahkan masalah, dan menghasilkan pengetahuan yang benar-benar

bermakna.43 Model pembelajaran discovery learning dibedakan menjadi dua yaitu

model penemuan bebas (free discovery) dan penemuan terbimbing (guided

discovery).44 Discovery learning merupakan suatu tipe pembelajaran dimana siswa

membangun pengetahuan mereka sendiri dengan mengadakan suatu percobaan

dan menemukan sebuah prinsip dari hasil percobaan.45

Berikut ini tiga karakteristik teori kognitif yang mendukung teori model

pembelajaran discovery learning yaitu:46

39 Rusman, op. cit., h. 133-13440 Ibid, h. 13641 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Gelora Aksara

Pratama, 2006), h. 7942 V N Khasanah, B Usodo dan S Subanti, Guided discovery learning in geometry

learning, International Conference on Mathematics, Science and Education, Series 983, 2018, h. 243 Ratna Wilis Dahar, loc. cit.,44 Trisna Wati dan Joko, Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery dengan

Bantuan Software Phet untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X TIPTL (Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik) SMKN 7 Surabaya pada konsep Dasar dan Pengukuran Listrik, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Vol. 04, No.02, 2015, h. 294

45 Wouter Van Joolingen, Cognitive Tools for Discovery Learning, International Journal of Artificial Intelligence in Education (IJAIED), 1998, h. 386

46 Marilla D. Svinicki, Atheoretical Foundat ion for Discovery Learning, Advancesin Physiology Education, Vol. 20, No. 1, 1998, h. S5-S7

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

a. Pembelajaran aktif (active learning), yaitu keterlibatan siswa secara langsung

dalam pembelajaran untuk mengkonstruk pengetahuan dalam menyelesaikan

suatu masalah sendiri.

b. Pembelajaran bermakna (meaningful learning), pada model pembelajaran

discovery learning memanfaatkan asosiasi pribadi siswa untuk memahami

suatu konsep.

c. Mengubah kepercayaan diri dan sikap siswa (change beliefs and atittudes),

dapat mengubah kepercayaan diri dan sikap siswa bahwa pemahaman dapat

dibangun oleh siswa itu sendiri dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran

untuk menemukan suatu konsep.

Berdasarkan pernyataan di atas menunjukkan bahwa pada prinsipnya

discovery learning merupakan model pembelajaran yang menekankan partisipasi

aktif siswa, untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih

intelektual siswa serta merangsang keingintahuan, mengembangkan pengetahuan

siswa dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran untuk menemukan suatu

konsep berdasarkan pengalaman pribadinya.

4. Model Pembelajaran Guided Discovery

Guided discovery adalah model pembelajaran yang mengharuskan siswa

untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dengan menemukan dan menyelidiki

pengetahuan mereka sendiri yang akan diperoleh melalui bimbingan guru.47

Bimbingan guru yang dimaksud bukanlah jenis langkah yang harus diikuti, tetapi

hanya arahan tentang prosedur kerja yang diperlukan.48 Guided discovery

merupakan contoh teori konstruktivisme dengan pembelajaran yang relevan.49,50

Guided discovery adalah proses pemecahan masalah melalui langkah-langkah

47 V N Khasanah, B Usodo, dan S Subanti, op. cit.48 Vera Herlily, Azwir Anhar, Yuni Ahda, dan Ramadhan Sumarmin, Application of

Learning Model Learning Guided Discovery with Scientific Approach to Enhance Learning Competency Science Seventh Grade Students, International Journal of Progressive Sciences and Technologies (IJPSAT), Vol. 6, No. 2, 2018, h. 500

49 Yuliana, Tasari dan Septiana Wijayanti, The Effectiveness Of Guided Discovery Learning To Teach Integral Calculus For The Mathematics Students Of Mathematics Education widya Dharma University, Journal of Mathematics Education, Vol. 6, No. 1, 2017, h. 3

50 Akinyemi Olufunminiyi Akinbobola and Folashade Afolabi, op. cit., h.17

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

sistematis yang terdiri dari penemuan masalah, perumusan hipotesis,

pengumpulan data, pengujian hipotesis dan kesimpulan.51

Mengajarkan sains, bukan menghasilkan siswa yang hanya mengerti tentang

sains, melainkan ingin membuat siswa berpikir secara matematis bagi dirinya

sendiri, berperan serta dalam proses perolehan pengetahuan.52 Peranan guru dalam

guided discovery pada suatu pembelajaran yaitu:53

a. Merencanakan pelajaran demikian rupa sehingga pelajaran ini terpusat pada

masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki oleh para siswa.

b. Menyajikan pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk

memecahkan masalah.

c. Memperhatikan tiga cara penyajian yaitu enaktik, ikonik dan simbolis.

d. Berperan sebagai pembimbing atau tutor.

e. Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan.

Tahapan atau langkah-langkah pembelajaran dalam mengaplikasikan

model pembelajaran guided discovery secara umum dapat dijelaskan pada Tabel

2.1 sebagai berikut:54,55

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Guided Discovery

No Tahapan Penjelasan

1 Stimulasi (Stimulation)

Guru memberikan rangsangan berupa pertanyaan yang mendorong berpikir siswa, tidak memberikan contoh kejadian atau hal apapun, sehingga siswa dapat mengeksplorasi bahan pembelajaran dalam interaksi belajar di

51 A. Saeful Bahri, The Influence Of Learning Model Guided Findings Of Student Learning Outcomes, International Journal Of Scientific & Technology Research, Vol. 4, Is. 03, 2015, h. 78

52 Ratna Wilis Dahar, op. cit., h. 8353 Ibid., h. 83-8454 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,

2014), h. 24355 Aswardi, The implementation of guided discovery learning method to improve student

learning outcomes at electromagnetic control system and operation course, The International Journal of Counseling and Education (COUNS-EDU), Vol. 2, No. 2, 2017, h. 86-87

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

kelas

2 Pernyataan atau Identifikasi Masalah (Problem Statement)

Siswa mengidentifikasi masalah yang relevan pada bahan pembelajaran, kemudian di bentuk dalam hipotesis.

3 Pengumpulan Data (Data Collection)

Siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan dan menjawab benar atau tidaknya hipotesis

4 Pengolahan Data (Data Processing)

Siswa memperoleh informasi melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, kemudian diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, dan dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

5 Pembuktian (Verification)

Siswa melakukan pemeriksaan dan dihubungkan dengan hasil pengolahan data untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan dengan temuan alternative dengan bimbingan guru.

6 Menarik Kesimpulan (Generalization)

Guru dengan siswa menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

5. Pengertian Virtual Laboratorium

Virtual laboratorium adalah simulasi berbentuk perangkat lunak

(software) yang dioperasikan dengan komputer dan disimulasikan dilaboratorium

seakan-akan pengguna berada pada laboratorium sebenarnya.56 Simulasi adalah

teknologi yang digunakan dengan tujuan pendidikan yang mengubah pengetahuan

56 Muchamad Haikal Al Fajri, Fathiah Alatas dan Daryono, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Mnggunakan Media Laboratorium Virtual Pada Konsep Listrik Dinamis, Seminar Nasional Pendidikan IPA-Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016, h. 127

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

teoritis menjadi keterampilan.57 Laboratorium virtual adalah seperangkat

komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang

untuk mensimulasikan sedekat mungkin kegiatan laboratorium untuk tujuan

memberikan pengetahuan dan keterampilan.58 Penggunaan simulasi dalam proses

pengajaran harus mengikuti beberapa aturan agar efektif, yaitu simulasi harus

digunakan dalam mata pelajaran yang bermasalah, simulasi sesuai dengan topik

pemahaman dan sederhana, dan tidak menggunakan simulasi dalam jumlah

berlebihan.59

Laboratorium Virtual membantu dalam melakukan percobaan dan

mengeksplorasi fenomena yang tidak dapat dilakukan di lingkungan laboratorium

nyata, baik karena tidak layak atau karena tidak tersedianya peralatan

laboratorium.60 Laboratorium virtual memberi makna pengalaman virtual dan

menyajikan konsep, prinsip, dan proses penting.61 Laboratorium virtual dapat

menggantikan pekerjaan laboratorium nyata karena alasan ekonomi, atau

praktikum yang tidak dapat dilaksanakan menggunakan alat.62 Laboratorium

virtual memiliki beberapa keunggulan, yaitu dapat menjelaskan konsep abstrak,

dan laboratorium konvensional tidak bisa menjadi tempat melakukan eksperimen

seperti laboratorium virtual.63

57 Gulsum Asiksoy dan Didem Islek, The Impact of the Virtual Laboratory on Students Attitudes in a General Physics Laboratory, International Journal of Online Engineering (IJOE), Vol. 13, No. 4, 2017, h. 21

58 Chaurura Pearson dan Chuma Kudzai, Virtual Laboratories-A Solution For Tertiary Science Education In Bostaswana, European Journal of Logistics Purchasing and Supply Chain Management, Vol. 3, No. 1, 2015, h. 31

59 Miriam Spondniakova Pfefferova, Computer Simulations and their Influence on Students’ Understanding of Oscillatory Motion, Informatics in Education, Vol. 14, No. 2, 2015, h. 281

60 Malak Abou Faour dan Zalpha Ayoubi, The Effect of Using Virtual Laboratory on Grade 10 Students’ Conceptual Understanding and their Attitudes towards Physics, Journal of Education in Science Environment and Health (JESEH), Vol. 4, Is. 1, 2018, h. 55

61 Zeynep Tatli dan Alipasa Ayas, Effect of a Virtual Chemistry Laboratory on Students’ Achievement, International Forum of Educational Technology & Society (IFETS), Vol. 16, Is. 1, h. 159

62 Natasa Rizman Herga, Milena Ivanus Grmek dan Dejan Dinevski, Virtual Laboratory As An Element Of Visualization When Teaching Chemical Contents In Science Class, The Turkish Online Journal of Educational Technology (TOJET), Vol. 13, Is. 4, 2014, h. 159

63 Eko Sumargo dan Leny Yuanita, Penerapan Media Laboratorium Virtual (Phet) Pada Materi Laju Reaksi Dengan Model Pengajaran Langsung, Unesa Journal of Chemical Education, Vol. 3, No. 1, 2014, h. 120

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Keuntungan pendidikan menggunakan laboratorium virtual yaitu:

menerapkan eksperimen dengan waktu lebih singkat, melakukan eksperimen

berbahaya di lingkungan yang aman, menciptakan peristiwa yang tidak mungkin

diamati di laboratorium real, menjadi solusi alternatif dengan biaya yang mahal,

dan memberi siswa umpan balik dalam pembelajaran.64 Berdasarkan penjelasan di

atas, virtual laboratorium yang dioperasikan menggunakan komputer, disajikan

melalui sebuah simulasi, dan dapat menjelaskan konsep abstrak karena

laboratorium virtual memiliki fungsi yang dapat digunakan untuk menggantikan

laboratorium konvensional.

6. Media Simulasi PhET (Physics Education Technology)

Physics Education Technology (PhET) adalah salah satu contoh perangkat

lunak virtual laboratorium dan didirikan oleh University of Colorado yang

mencakup kurikulum fisika pengantar.65 PhET merupakan simulasi visualisasi,

interaktivitas, kontekstual, dan menggunakan perhitungan yang efektif untuk

membantu siswa memahami konsep abstrak.66 Simulasi PhET dapat digunakan

secara gratis baik online maupun offline sehingga cukup mudah digunakan di

kelas, dalam program java dan flash sehingga dapat dijalankan dengan browser

web standar selama java dan flash program diinstal pada komputer yang

digunakan.67

Media secara harfiah berarti perantara atau pengantar.68 Media adalah

perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk mensajikan informasi

pendidikan atau berisi pesan melalui perangkat lunak (software).69 Menurut

64 Gulsum Asiksoy dan Didem Islek, op. cit.65 Malak Abou Faour dan Zalpha Ayoubi, op. cit., h. 6066 Supurwoko, Cari, Sarwanto, Sukarmin dan Suparmi, The effect of Phet Simulation

media for physics teacher candidate understanding on photoelectric effect, International Journal of Science and Applied Science: Conference Series, Vol. 1, Is. 1, 2017, h. 34

67 Parno S. Mahulae, Motlan Sirait dan Makmur Sirait, The Effect of Inquiry Training Learning Model Using PhET Media and Scientific Attitude on Students’ Science Process Skills, IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME), Vol. 7, Is. 5, 2017, h. 25

68 Nur Yani Y, Rustaman, Soendjojo D, Suroso Adi Y, Yusnani Achmad, Ruchji Subekti, Diana R dan Mimin Nurjhani K., op cit., h. 114

69 N S Aji dan Widodo, Pengembangan LKS Gerak Harmonik Sederhana dengan Media Virtual Laboratory Berbasis Problem Based Instruction, Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, Vol. 8, No. 1, 2017, h. 45

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Association for Education and Communication Technology (AET) segala bentuk

yang digunakan untuk proses penyaluran informasi adalah media.70 Secara lebih

khusus, media merupakan alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal

merupakan pengertian media dalam proses belajar mengajar.71

PhET dapat membuat penggunanya menjadi aktif, karena terdapat simulasi

yang bersifat teori dan percobaan, dapat memanipulasi kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan eksperimen dan membangun konsep serta memunculkan KPS.72

Kelebihan-kelebihan dari simulasi PhET dalam pembelajaran yaitu:73 (1) Berguna

untuk pelajaran fisika, biologi, kimia, ilmu bumi, dan matematika, (2)

Memungkinkan siswa untuk belajar lebih aktif, (3) Memvisualisasikan materi

yang abstrak, contohnya pada materi atom, listrik dinamis, gelombang

elektromagnetik dan lain-lain, dan (4) Siswa dapat melakukan secara online

maupun offline dan dapat di download secara gratis di https://phet.colorado.edu.

Media PhET masih terdapat kelemahan-kelemahan dalam pembelajarannya

yaitu:74 (1) Memahami terlebih dahulu simbol-simbol yang terdapat di dalam

simulasi PhET, (2) Memerlukan banyak komputer jika akan melakukan praktikum

di kelas, dan (3) Komputer yang digunakan harus didukung dengan program java

untuk menjalankan simulasi PhET.

7. Keterampilan Proses Sains (KPS)

a. Pengertian KPS

KPS adalah keterampilan khusus yang menyederhanakan pembelajaran

sains, memungkinkan siswa, mengembangkan rasa tanggung jawab dalam

pembelajaran, meningkatkan keputusan belajar, dan mengajarkan metode

70 Nur Yani Y, Rustaman, Soendjojo D, Suroso Adi Y, Yusnani Achmad, Ruchji Subekti, Diana R dan Mimin Nurjhani K., loc. cit., h. 114-115

71 Ulya Ilhami Arsyah dan Arif Munandar, Perancangan Media Pembelajaran Lagu-Lagu Daerah Pada Yayasan Pendidikan Al-Mawaddah Teladan Kisaran Berbasis Multimedia, Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik Komputer, Vol. 2, No. 2, 2017, h. 128

72 Trisna Wati, Joko, op. cit.73 Ahda Sulukin Nisa, Pengaruh Model Guided Discovery Learning Berbantuan Media

PhET Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis, Skripsi UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, 2017, h. 13-14

74 Ibid.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

penelitian.75 KPS terdiri dari keterampilan terintegrasi dan keterampilan dasar.76

Keterampilan dasar terdiri dari observasi, komunikasi, klasifikasi, pengukuran,

kesimpulan awal, dan prediksi, dan keterampilan terintegrasi terdiri dari

identifikasi dan hubungan antar-variabel, pembuatan tabel, grafik, elisitasi dan

pemrosesan data, analisis investigasi, konstruksi hipotesis, operasional variabel,

dan desain penyelidikan dan eksperimen.77

b. Aspek-aspek KPS

Mempelajari keterampilan proses sains dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran fisika yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

aspek KPS menurut Nur Yani Rustaman. Keseluruhan dari aspek KPS tersebut,

disajikan dalam Tabel 2.2 dengan masing-masing jenis-jenis dan indikator KPS.

Tabel 2.2 Aspek-aspek KPS

KPS Jenis-jenis KPS Indikator KPS

Mengamati/ observasi

Menggunakan alat panca indra78

a. Menggunakan sebanyak mungkin indera

b. Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan79

Mengkelompokan/ klasifikasi

Mengelompok atau mengkategori sesuai dengan karakteristik tertentu80

a. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah

b. Mencari perbedaan, persamaan

c. Mengontraskan ciri-cirid. Membandingkan

75 Parno S. Mahulae, Motlan Sirait, dan Makmur Sirait, op. cit.76 Fitria Zahra Rizqie Arini, Endang Susilaningsih dan Nur Kusuma Dewi,

Pengembangan Instrumen Penilaian Proses untuk Mengukur KeterampilanSains dan Aktivitas Siswa SMP, Journal of Innovative Science Education, Vol. 6, No. 2, 2017, h. 171

77 Tuti Hardianti dan Heru Kuswanto, Difference among Levels of Inquiry: Process Skills Improvement at Senior High School in Indonesia, International Journal of Instruction, Vol. 10, No. 2, 2017, h. 121

78 Richard Owino Ongowo dan Francis Chisakwa Indoshi, Science Process Skills in the Kenya Certificate of Secondary Education Biology Practical Examinations, Creative Education, Vol. 4, No. 11, 2013, h. 715

79 Nur Yani Y, Rustaman, Soendjojo D, Suroso Adi Y, Yusnani Achmad, Ruchji Subekti, Diana R dan Mimin Nurjhani K., op. cit., h. 86

80 Rose Amnah Abd Rauf, Mohamad Sattar Rasul, Azlin Norhaini Mansor, Zarina Othman dan N. Lyndon, Inculcation of Science Process Skills in a Science Classroom, Asian Social Science, 2013, h. 53

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

e. Mencari dasar pengelompokan atau penggolongan

f. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan 81

Menafsirkan/ interpretasi

Mencatat hasil pengamatan, menghubung-hubungkan hasil pengamatan dan menemukan pola dalam suatu pengamatan82

a. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

b. Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan

c. Menyimpulkan83

Meramalkan/ prediksi

Proses memperkirakan peristiwa berdasarkan pengamatan dan pengalaman sebelumnya atau pola tertentu dari yang sudah ada84

a. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan

b. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati85

Mengajukan Pertanyaan

Meminta penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis86

a. Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa

b. Bertanya untuk meminta penjelasan

c. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis 87

Berhipotesis Menyatakan hubungan antara dua variabel dan

a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian

81 Nur Yani Y, Rustaman, Soendjojo D, Suroso Adi Y, Yusnani Achmad, Ruchji Subekti, Diana R dan Mimin Nurjhani K., loc. cit.

82 Khairunnisa, Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII B SMPN 3 Paringin Pada Materi Sistem Gerak Manusia Menggunakan Pendekatan Whole BrainTeaching (WBT) Melalui Metode Eksperimen, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, 2014, h. 100

83 Nur Yani Y, Rustaman, Soendjojo D, Suroso Adi Y, Yusnani Achmad, Ruchji Subekti, Diana R dan Mimin Nurjhani K., op. cit.

84 Idiege, Kimson Joseph, Nja, Cecilia O, dan Ugwu, Anthonia N, Development of Science Process Skills among NigerianSecondary School Science Students and Pupils: An Opinion, International Journal of Chemistry Education, Vol. 1, No. 2, 2017, h. 018

85 Nur Yani Y, Rustaman, Soendjojo D, Suroso Adi Y, Yusnani Achmad, Ruchji Subekti, Diana R dan Mimin Nurjhani K., loc. cit.

86 Ibid., h. 8187 Mega Yati Lestari dan Nirva Diana, Keterampilan Proses Sains (KPS) Pada

Pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar I, Indonesian Journal of Science and Mathematics Education, 2018, h. 51

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi dengan melakukan percobaan88

b. Menyadari bahwa suatu penjelesan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah89

Merencanakan percobaan/ penelitian

Menentukan alat bahan yang diperlukan untuk menyelediki sesuatu, menentukan variabel yang terlibat dalam percobaan, menentukan variabel bebas dan kontrol, menentukan cara, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, dan menentukan langkah kerja.90

a. Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan

b. Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat

c. Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja.91

Menggunakan alat/bahan

a. Memakai alat /bahanb. Mengetahui alasan mengapa

menggunakan alat/bahanc. Mengetahui bagaimana

menggunakan alat/bahan.92

Menerapkan konsep

Menggunakan konsep-konsep yang telah dipahami untuk atau menerapkan konsep pada situasi baru.93

a. Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru

b. Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.94

Berkomunikasi Menyampaikan dan a. Menggambarkan data empiris

88 Adelia Alfama Zamista dan Ida Kaniawati, Pengaruh Model Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran Fisika, Edusains, Vol. 7, No. 2, 2015, h. 196

89 Nur Yani Y, Rustaman, Soendjojo D, Suroso Adi Y, Yusnani Achmad, Ruchji Subekti, Diana R dan Mimin Nurjhani K., loc. cit., h. 87

90 Ibid., h. 8191 Mega Yati Lestari, dan Nirva Diana, op. cit.92 Ibid.93 Adelia Alfama Zamista dan Ida Kaniawati, op. cit., h. 19794 Nur Yani Y, Rustaman, Soendjojo D, Suroso Adi Y, Yusnani Achmad, Ruchji Subekti,

Diana R dan Mimin Nurjhani K., op. cit., h. 87

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

menjelaskan hasil penemuan secara lisan maupun tulisan berupa pembuatan laporan, dengan menggambarkan data berupa, tabel, grafik, dan diagram.95

hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram

b. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis

c. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian.96

Melaksanakan percobaan/ eksperimentasi

c. Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses Sains (KPS)

Karakteristik Butir Soal KPS menurut Nur Yani Y. Rustaman terbagi

menjadi dua yaitu:

1) Karakteristik Umum

Secara umum butir soal KPS dapat dibedakan dengan butir soal

penguasaan konsep. Butir-butir soal KPS memiliki beberapa karakteristik butir

soal KPS; (a) butir soal KPS tidak boleh dibebani konsep (non-concept burdan),

(b) butir soal KPS mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh siswa.

(c) aspek yang akan diukur oleh butir soal KPS harus jelas dan hanya

mengandung satu aspek saja, dan (d) menghadirkan objek ditampilkan dalam

bentuk gambar.97

2) Karakteristik Khusus

Secara khusus karakteristik jenis KPS tertentu akan dibahas dan

dibandingkan satu sama lain, sehingga jelas perbedaannya. Menyatakan

karakteristik khusus butir soal KPS seperti tertera pada Tabel 2.3:98

Tabel 2. 3 Karakteristik khusus butir soal KPS

95 Sulastiani, Nurhayati dan Aslim, Analisis Keterampilan Proses Melalui Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran Fisika Pada Peserta didik Kelas VIII Smp Negeri I Makassar, Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika, Jilid 8, No. 3, 2012, h. 259

96 Mega Yati Lestari dan Nirva Diana, loc. cit.97 Nur Yani Y, Rustaman, Soendjojo D, Suroso Adi Y, Yusnani Achmad, Ruchji Subekti,

Diana R dan Mimin Nurjhani K., op. cit., h. 162-16398 Ibid, h. 163-164

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Aspek KPS Keterangan KPS

Observasi Diambil dari objek atau peristiwa sesungguhnya

Interpretasi Menyajikan sejumlah data yang menyajikan pola

Klasifikasi Kesempatan mencari/menemukan persamaan dan perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokan, atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk

Prediksi Jelas pola atau kecendrungan untuk dapat mengajukan dugaan atau ramalan

Berkomunikasi Bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke bentuk penyajian lain, misalnya bentuk uraian ke betuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik

Berhipotesis Merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel atau lebih

Merencanakan

percobaan

Memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang ditempuh, menentukan perubah (variabel), mengendalikan peubah

Menerapkan konsep

Membuat konsep atau prinsipyang akan diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya.

Mengajukan pertanyaan

Memunculkan sesuatu yang mengherankan, mustahil, tidak biasa, atau kontradiktif agar responden atau siswa termotivasi untuk bertanya

8. Materi Gerak Harmonik Sederhana (GHS)

a. Pengertian Gerak Harmonik Sederhana

Gerak harmonik adalah gerak periodik di sekitar titik kesetimbangan.99

Periodik adalah getaran atau osilasi terulang sendiri, ke depan dan ke belakang 99 Iwan Permana Suwarna, Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang, (Jakarta: UIN

Jakarta, 2014), h. 30

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

atau ke atas dan ke bawah pada lintasan yang sama.100 Sehingga gerak harmonik

sederhana (GHS) atau Simple Harmonic Motion (SHM) adalah gerak bolak-balik

benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda

dalam setiap detik selalu konstan. 101

Besaran-besaran yang terdapat dalam gerak harmonik sederhana yaitu102:

1. Simpangan: Jarak suatu titik atau x massa benda yang diukur dari titik

kesetimbangan (meter)

2. Amplitudo (A): Simpangan maksimum atau jarak terbesar dari titik

kesetimbangan (meter)

3. Periode (T): Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu kali getaran penuh

atau satu siklus lengkap (sekon). Periode dapat dihitung menggunakan rumus:

T= tn atau T=1

f

4. Frekuensi (f): Jumlah getaran penuh atau jumlah siklus lengkap per detik

(Hertz). Frekuensi dapat dihitung menggunakan rumus:

f =nt atau f = 1

T

Keterangan: t adalah waktu dan n adalah jumlah getaran penuh yang

dihasilkan.

b. Gerak Harmonik Sederhana pada Pegas

Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi

mekanis.103 Gerak harmonik sederhana pada pegas seperti pada Gambar 2.1

berikut:104

100 Douglas C. Giancoli, Fisika Jilid 1: Edisi kelima, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 365101 Iwan Permana Suwarna, loc. cit.102 Douglas C. Giancoli, loc. cit., h. 366103 Iwan Permana Suwarna, op. cit., h. 31104 Morton M. Sterheim dan Joseph W. Kane, General Physics, (New York: John Wiley &

Sons, 1986), h. 197

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Gambar 2.1 Pegas

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa dimana (A) merupakan pegas dalam

keadaan konstan, (B) merupakan pegas yang sudah diberi beban yang memiliki

berat (w) sebesar m.g dan Fr gaya pemulih dengan (d) jarak dari pegas dalam

keadaan konstan sampai beban sehingga menjadi titik kesetimbangan, dan (C)

merupakan pegas yang sudah diberi beban, kemudian diberikan gaya tarikan

sehingga pegas berpindah sejauh x dari titik kesetimbangan.105 Periode gerak

harmonik sederhana ternyata bergantung pada kekakuan pegas dan juga pada

massa (m) yang berosilasi.106 Besarnya periode gerak harmonik sederhana pada

pegas dapat dirumuskan sebagai berikut107:

T=2 π √ mk

Besarnya frekuensi gerak harmonik sederhana pada pegas dapat

dirumuskan sebagai berikut108:

f = 12 π √ k

m

Keterangan:

T = periode (sekon)f = frekuensi (Hz)π = 3,14m = massa beban (kg)k = konstanta pegas (N/m)

c. Gerak Harmonik Sederhana pada Bandul

105 Ibid.106 Douglas C. Giancoli, op. cit., h. 370107 Iwan Permana Suwarna, loc. cit., h. 38108 Douglas C. Giancoli, loc. cit., h. 371

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Gerak pada bandul merupakan contoh gerak harmonik atau osilasi. Syarat

sebuah gerak harmonik adalah bergerak dengan frekuensi atau periode yang

konstan (tetap) dan bergerak pada lintasan yang tetap atau sama.109 Gerak

harmonik sederhana pada bandul seperti pada Gambar 2.2 berikut:110

Gambar 2.2 Bandul

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa A merupakan titik kesetimbangan pada

bandul, dimana d merupakan jarak dari A kepusat massa CG dan CG merupakan

bandul yang memiliki massa (m) dan berat (w) sebesar mg dan diberikan gaya,

sehingga bandul bergeser sebesar θ.111

τ=r F sin θ

Dimana r=d dan F=mg

τ=d mgsin θ

τ=−mg d sinθ

Hukum kedua newton

τ=I α

τ=I α

mg d sinθ=I α

α=−mg dI

sin θ

109 Iwan Permana Suwarna, op. cit., h. 52-53110 Morton M. Sterheim dan Joseph W. Kane, op. cit., h. 198111 Ibid.

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Percepatan sudut (α ¿ berkaitan dengan sudut (θ ) , sin θ dengan θ hampir sama jika

(θ )diukur dalam radian, sin θ ≈ θ berbeda sekitar 15°. Gerak bandul mendekati

gerak harmonik sederhana untuk sudut kecil.112

Besarnya periode gerak harmonik sederhana pada bandul dapat

dirumuskan sebagai berikut113:

T=2 π √ lg

Besarnya frekuensi gerak harmonik sederhana pada bandul dapat

dirumuskan sebagai berikut114:

f = 12π √ g

l

Keterangan:

T = periode (sekon)f = frekuensi (Hz)π = 3,14l = panjang tali (m)g = percepatan gravitasi (m/s2)

d. Persamaan Gerak Harmonik Sederhana

Simpangan (displacement) gerak harmonik sederhana pada pegas atau

bandul, gerak harmonik sederhana pada pegas analogi dengan gerak melingkar

beraturan. Secara matematis, kecepatan dan percepatan gerak harmonik sederhana

merupakan turunan pertama dan kedua dari persamaan simpangan (displacement)

yang merupakan fungsi waktu.115 Persamaan gerak harmonik sederhana dapat

dilihat pada Gambar 2.3 sebagai berikut:116

112 Ibid.113 Iwan Permana Suwarna, op. cit., h. 54114 Douglas C. Giancoli, op. cit., h. 376115 Iwan Permana Suwarna., op. cit., h. 42116 Douglas C. Giancoli, op. cit., h. 375

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Gambar 2.3 Bandul

Gambar 2.3 menunjukkan bahwa B merupakan titik kesetimbangan dan L

panjang tali pada bandul, kemudian A merupakan bandul yang telah diberi gaya,

besarnya θ dan terbentuk simpangan (x) dengan x = L θ sehingga terjadi gaya

pemulih dengan komponen berat sebesar mg, yang merupakan tangen terhadap

busur menjadi F = -mg sin θ .117Bandul yang melakukan gerak harmonik

sederhana memiliki persamaan matematis sebagai berikut118:

Persamaan Simpangan: y = A sin ωt

Persamaan Kecepatan: v = A ω cos ωt

Persamaan Percepatan: a = - A ω2 sin ωt

dengan: θ=ωt = 2πT atau θ=ωt = 2πf

Keterangan:

y = simpangan (m) t = waktu (s)

v = kecepatan (m/s) A = amplitudo (m)

a = percepatan (m/s2) T = periode (s)

ω = kecepatan sudut (rad/s) f = frekuensi (Hz)

B. Penelitian yang Relevan117 Ibid.118 Iwan Permana Suwarna., op. cit., h. 42-45

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran

guided discovery (temuan terbimbing) adalah sebagai berikut:

1. Sri Wulandari dan Supardiyono (2017), dalam penelitiannya yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Pada Materi Getaran Harmonis Di

Kelas X SMA Negeri 1 Cerme”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada materi Getaran Harmonis di kelas

X SMA Negeri 1 Cerme termasuk dalam kategori sangat baik, pembelajaran

dengan model pembelajaran guided discovery dapat meningkatkan

keterampilan proses sains dan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran guided discovery untuk meningkatkan keterampilan

proses sains pada ketiga kelas mendapatkan respon yang sangat baik dari

siswa.119

2. Inka Nofita, Afrizal Mayub dan Eko Swistoro (2017) dalam penelitiannya

yang berjudul “Pengaruh Model Discovery Learning dengan LKS Berbasis

Penemuan Terhadap Hasil Belajar, Keterampilan Proses Sains, Serta Minat

Belajar Pada Konsep Getatan dan Gelombang DI SMPN 1 Kota Bengkulu”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian hipotesis, thitung > ttabel (5,9 >

2,0) terbukti bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan secara signifikan

dapat diterima, sehingga terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran

discovery learning dengan LKS berbasis penemuan terhadap keterampilan

proses Sains siswa pada konsep Getaran dan Gelombang.120

3. Annisa Apriani Widya Ningsih, Indra Sakti, dan Nyoman Rohadi (2018),

dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Penemuan Terbimbing

Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa di

SMAN 1 Kota Bengkulu”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan

119 Sri Wulandari dan Supardiyono, Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Pada Materi Getaran Harmonis Di Kelas X SMA Negeri 1 Cerme, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 06, No. 03, 2017, h. 169

120 Inka Nofita, Afrizal Mayub dan Eko Swistoro, Pengaruh Model Discovery Learning dengan LKS Berbasis Penemuan Terhadap Hasil Belajar, Keterampilan Proses Sains, Serta Minat Belajar Pada Konsep Getatan dan Gelombang DI SMPN 1 Kota Bengkulu, Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1, No. 1, 2017, h. 104

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

proses sains siswa pada konsep gerak harmonik sederhana kelas X MIA-1 di

SMAN 1 Kota Bengkulu meningkat dengan menerapkan model penemuan

terbimbing.121

4. Bera Tri Handayani, M. Arifuddin, dan Misbah (2017), dalam penelitiannya

yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Melalui Model

Guided Discovery Learning”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada

siklus I sebesar 61% dan pada akhir siklus sebesar 69% dengan kategori baik,

sedangkan selama proses pembelajaran sebesar 83% dan akhir siklus II

sebesar 93% dengan kategori sangat baik, sehingga keterampilan proses sains

siswa meningkat pada aspek merumuskan hipotesis, identifikasi variabel,

definisi operasional variabel, menganalisis data, menyimpulkan, dan

memprediksi.122

5. Margaretna Rooshardini, dan Hermin Budiningarti (2017), dalam

penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Guided

Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Getaran

Harmonik Sederhana di SMA Negeri 1 Tambakboyo Tuban”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Hasil belajar siswa, aspek keterampilan siswa, respon

siswa dan penerapan model pembelajaran guided discovery pada materi

getaran harmonik sederhana di SMAN 1 Tambakboyo Tuban dalam kategori

tinggi sebesar 0,72, baik dengan nilai rata-rata 84,93%, baik dengan nilai rata-

rata sebesar 80,1%, dan sangat baik dengan nilai rata-rata 91,07%.123

6. Tota Martaida,Nurdin Bukit, dan Eva Marlina Ginting (2017), dalam

penelitiannya yang berjudul “The Effect of Discovery Learning Model on

Student’s Critical Thinking and Cognitive Ability in Junior High School”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis dan

121 Annisa Apriani Widya Ningsih, Indra Sakti dan Nyoman Rohadi, Penerapan Model Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa di SMAN 1 Kota Bengkulu, Jurnal Kumparan Fisika, Vol. 1, No. 1, 2018, h. 29

122 Bera Tri Handayani, M. Arifuddin dan Misbah, Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Melalui Model Guided Discovery Learning, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 1, No. 3, 2017, h. 151-152

123 Margaretna Rooshardini dan Hermin Budiningarti, Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Getaran Harmonik Sederhana di SMA Negeri 1 Tambakboyo Tuban, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 06, No. 03, 2017, h. 146

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

kemampuan kognitif siswa yang diajar dengan pembelajaran penemuan lebih

baik daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.124

7. Afifah Relia, dan Sodikin (2018), dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Pembelajaran Guided Discovery Berbantu Laboratorium Virtual

Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Momentum dan Impuls”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep fisika siswa kelas

eksperimen diperoleh nilai rata-rata yang lebih tinggi sebesar 73,3

dibandingkan dengan kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 66,9.

Sehingga terdapat pengaruh pembelajaran Guided Discovery berbantu

laboratorium virtual terhadap hasil belajar siswa pada materi Impuls dan

Momentum di kelas X.125

8. Rozana Ni’matul Jannah, Supriyono (2015), dalam penelitiannya yang

berjudul “Penerapan Guided Discovery Learning Dengan Menggunakan

Laboratorium Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Pada Materi Pokok Alternatif Solusi Energi di SMA”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

secara signifikan karena nilai thitung > ttabel dengan taraf nyata 0,05 di kelas XI

setelah menerapkan model guided discovery learning dengan menggunakan

laboratorium virtual.126

9. Rahmi Dwi Ariyani, Indrawati, dan I Ketut Mahardika (2017), dalam

penelitiannya yang berjudul “Model Pembelajaran Guided Discovery (GD)

Disertai Media Audiovisual Dalam Pembelajaran IPA (Fisika) di SMP”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Guided Discovery (GD) disertai media

audiovisual dalam pembelajaran IPA fisika berpengaruh signifikan terhadap

124 Tota Martaida, Nurdin Bukit, dan Eva Marlina Ginting, The Effect of Discovery Learning Model on Student’s Critical Thinking and Cognitive Ability in Junior High School, IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME), Vol. 7, Is. 6, Ver. I, 2017, h. 6

125 Afifah Relia dan Sodikin, Pengaruh Pembelajaran Guided Discovery Berbantu Laboratorium Virtual Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Momentum dan Impuls, Indonesian Journal of Science and Mathematics Education, Vol. 01, No 2, 2018, h. 19

126 Rozana Ni’matul Jannah dan Supriyono, Penerapan Guided Discovery Learning Dengan Menggunakan Laboratorium Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Materi Pokok Alternatif Solusi Energi di SMA, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 04, No. 03, 2015, h. 110

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

hasil belajar siswa dan dalam kategori baik dengan nilai rata-rata sebesar

90,10%,127

10. Muhammad Habibbulloh, Budi Jatmiko, dan Wahono Widodo (2017), dalam

penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model

Guided Discovery Berbasis Lab Virtual Untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa

SMK Topik Efek Fotolistrik”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perangkat pembelajaran model guided discovery berbasis lab virtual telah

memenuhi syarat kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan sehingga layak

untuk digunakan mereduksi miskonsepsi siswa SMK pada topik Efek

Fotolistrik, yaitu post-test dibandingkan dengan pre-test dan nilai kategori

miskonsepsi tes diagnostik di uji-t menunjukkan reduksi miskonsepsi yang

signifikan..128

C. Kerangka Berpikir

Kurikulum 2013 dalam pelaksanaannya menekankan pada pendekatan

ilmiah (scientific approach). Pendekatan ilmiah merupakan proses pembelajaran

yang meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,

menyimpulkan, dan menciptakan. Proses pembelajaran tersebut dapat diterapkan

melalui keterampilan proses sains (KPS).

Keterampilan proses sains (KPS) dalam proses pembelajaran kurang

terlatih. Hal ini dikarenakan masih menggunakan teacher center sehingga

membuat siswa cenderung pasif dan KPS siswa dalam kategori kurang. Kurang

terlatihnya KPS dalam proses pembelajaran akan berdampak pada rendahnya hasil

belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa terdapat pada konsep gerak harmonik

sederhana yang masih di bawah rata-rata KKM sebesar 75. Gerak harmonik

sederhana dianggap sebagai konsep yang relatif kompleks dipahami oleh siswa.

Oleh karena itu harus ada model pembelajaran yang membantu siswa dalam 127 Rahmi Dwi Ariyani, Indrawati dan I Ketut, Model Pembelajaran Guided Discovery

(GD) Disertai Media Audiovisual Dalam Pembelajaran IPA (Fisika) di SMP, Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 6, No. 4, 2017, h. 401-402

128 Muhammad Habibbulloh, Budi Jatmiko dan Wahono Widodo, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Guided Discovery Berbasis Lab Virtual Untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa SMK Topik Efek Fotolistrik, Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), Vol. 07, No. 01, 2017, h. 41

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

melatih KPS saat proses pembelajaran dan mempermudah konsep gerak harmonik

sederhana.

Model pembelajaran yang dapat melatih KPS saat proses pembelajaran

adalah model pembelajaran guided discovery. Model pembelajaran guided

discovery dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap KPS siswa, dengan

cara menemukan sendiri konsep pembelajaran pada saat proses pembelajaran.

Model pembelajaran guided discovery, guru bertindak sebagai pembimbing dan

fasilitator pembelajaran pada aktifitas siswa dalam menemukan sendiri konsep

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Proses pembelajaran menggunakan model guided discovery memiliki 6

tahapan pada konsep gerak harmonik sederhana yang relatif kompleks sehingga

membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan untuk

mempersingkat proses pembelajaran dan mempermudah konsep gerak harmonik

sederhana.

Dalam Mempersingkat proses pembelajaran dan mempermudah konsep

gerak harmonik sederhana menggunakan bantuan virtual laboratorium, karena

manfaat dari virtual laboratorium dapat mengefisiensikan waktu dan dapat

meningkatkan atau mengembangkan KPS siswa. Pada proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran guided discovery berbantu virtual

laboratorium dapat memberikan pengalaman langsung dalam melakukan

percobaan untuk menemukan sendiri konsep-konsep fisika dan memberikan

kesempatan siswa untuk membangun dan memahami konsep yang kompleks

menjadi lebih mudah pada saat proses pembelajaran.

Model pembelajaran yang memberikan siswa kesempatan tersebut adalah

model pembelajaran guided discovery berbantu virtual laboratorium. Berdasarkan

penjelasan di atas disajikan kerangka berpikir yang disederhanakan dalam bentuk

bagan pada Gambar 2.4 di bawah ini:

PembelajaranFisika

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian yang relevan serta kerangka

berpikir dapat dikemukakan hipotesis penelitian yaitu “Terdapat pengaruh

penggunaan model pembelajaran guided discovery berbantu virtual laboratorium

terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep gerak harmonik sederhana”

1. Rendahnya keterampilan proses sains (KPS), sehingga kurang aktif dalam pembelajaran

2. Siswa kesulitan memahami konsep GHS yang kompleks

KPS siswa dapat dilatih dengan menerapkan model guided discovery berbantu virtual

laboratorium

Peningkatan KPS siswa

SiswaGuru

1. Keterampilan proses sains (KPS) siswa kurang dilatih

2. Kurangnya percobaan yang mempermudah siswa memahami konsep GHS

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 4 Kota Tangerang

Selatan yang terletak di JL WR. Supratman Komp. Pertamina Pondok Ranji –

Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten 15412. Penelitian ini

dilakukan selama dua minggu dari tanggal 25 April sampai dengan 8 Mei 2018

pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen

semu (quasi experimental). Eksperimen semu adalah metode penelitian yang

memiliki kelas kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.129

Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Nonequivalent Control Group Design di dalam desain ini tidak dipilih secara

random kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.130 Desain penelitian ini

ditunjukkan pada Tabel 3.1 sebagai berikut131:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pre-test Perlakuan (P) Post-test

KE X1 PE X2

Kk X1 Pk X2

Keterangan:

KE = Pemilihan subyek pada kelas eksperimen

KK = Pemilihan subyek pada kelas kontrol

129 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R D , (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 114

130 Ibid., h. 116131 Ibid.

32

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

PE = Perlakuan menggunakan Guided Discovery berbantu Virtual Laboratorium

PK = Perlakuan menggunakan pembelajaran direct instruction

X1 = Pre-test pada kelas eksperimen dan kontrol

X2 = Post-test pada kelas eksperimen dan kontrol

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dipelajari dalam bentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut lalu ditarik kesimpulannya.132 Penelitian ini menggunakan dua variabel,

yaitu133:

1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi

atau menjadi sebab perubahan atau timbul variabel terikat (independent

variable). Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah

model pembelajaran guided discovery Berbantu Virtual Laboratorium

2. Variabel terikat (independent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat dari variabel bebas. Variabel terikat (independent variable)

dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains (KPS)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah karakteristik/sifat dan kualitas tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari lalu ditarik kesimpulannya dan mempunyai wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek.134 Populasi yang di pakai dalam

penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 4 Kota Tangerang Selatan yang

berjumlah sekitar 175 siswa.

Sampel adalah sebagian yang di miliki dari jumlah dan karakteristik

populasi.135 Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 70 siswa,

terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas X MIA-1 ditetapkan sebagai kelas

132 Ibid., h. 60133 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2011), h. 39134 Ibid, h. 215135 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 62

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

eksperimen dan X MIA-4 ditetapkan sebagai kelas kontrol. Jumlah sampel kelas

eksperimen 35 siswa dan kelas kontrol 35 siswa.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling

merupakan teknik penetuan sampel berdasarkan dengan pertimbangan tertentu.136

Teknik pengambilan purposive sampling dipilih karena dalam penelitian ini

peneliti mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan proses sains

siswa yang cenderung rendah dengan menggunakan model pembelajaran guided

discovery

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunkan dua teknik

yaitu tes dan nontes yang sudah memenuhi prasyarat instrumen. Tes untuk

mengukur keterampilan proses sains siswa dilakukan saat Pretes dan posttes pada

kelas eksperimen dan kontrol. Pretest diberikan pada pertemuan pertama sebelum

proses pembelajaran sedangkan posttest diberikan setelah proses pembelajaran

pelaksanaan pemberian perlakuan. Non tes dengan lembar observasi untuk

memperoleh KPS siswa, yang dilakukan pada saat proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran guided discovery pada kelas eksperimen.

G. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen tes dan non tes. Instrumen tes

menggunakan tes KPS (pretest dan posttest) sedangkan instrumen non tes

menggunakan lembar observasi KPS di lakukan dalam proses pembelajaran.

H. Instrumen tes

136 Ibid., h. 68

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

1. Tes Keterampilan Proses Sains (Pretest dan Posttest)

Instrumen tes KPS ini diberikan kepada peserta didik kelas X SMA Negeri

4 Kota Tangerang selatan yang dijadikan sebagai sampel, pada kelas kontrol

maupun kelas eksperimen. Tes KPS berisikan soal-soal pilihan ganda yang

mengukur keterampilan proses sains dan penguasaan konsep yang berkaitan

dengan materi gerak harmonik sederhana. Soal-soal yang digunakan adalah soal-

soal yang berbasis keterampilan K1: mengamati, K2: mengklasifikasi, K3:

menginterpretasi, K4: memprediksi, K5: berkomunikasi, K6: menerapkan konsep,

dan K6: merencanakan percobaan. Tes yang dipakai telah memenuhi prasyarat

instrumen yang baik yaitu uji: validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf

kesukaran pada soal.

Adapun kisi-kisi instrumen yang dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains Siswa

Sub Materi

IndikatorAspek Keterampilan Proses Sains

∑K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

Gerak harmonik pada pegas

Menjelaskan definisi getaran, periode, frekuensi, dan amplitudo pada gerak harmonik sederhana

1, 2, 4, 5*, 6*, 7*

3*

7

Menyelidiki karakteristik gerak harmonik sederhana pada pegas

8* 10* 11 12*, 13*,

9

6

Menganalisis hubungan periode dan frekuensi

14*, 15*, 16*, 18*,

17*, 20*, 21*

8

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Sub Materi

IndikatorAspek Keterampilan Proses Sains

∑K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

dengan massa beban dan konstanta pegas pada gerak getaran pegas

19*

Merencanakan percobaan gerak harmonik sederhana pada pegas

26 22, 23*, 24*, 25

5

Gerak harmonik pada bandul

Menyelidiki karakteristik gerak harmonik sederhana pada bandul

27,

28*,

29,

30*

33* 31*, 32*, 35*

34 36*, 37*

11

Menganalisis hubungan periode dan frekuensi dengan massa beban dan konstanta pegas pada gerak getaran pegas

38* 41* 39*, 40*, 42*

5

Merencanakan percobaan gerak harmonik sederhana pada pegas

48* 45*, 47*

43*, 44*, 46* 6

Persamaan gerak harmonik

Menganalisis simpangan, kecepatan dan percepatan

49*, 50*, 51, 53*,

52*, 56*, 57*,

10

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Sub Materi

IndikatorAspek Keterampilan Proses Sains

∑K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

sederhana

pada gerak getaran

54*, 55*

58*

Merencanakan percobaan gerak harmonik sederhana

59, 60*

2

Jumlah 11 2 12 4 14 8 9 60

Presentase 18,3% 3,3% 20% 6,7% 23,3% 13,3% 15%100 %

Jumlah Valid 6 2 11 2 13 6 6 46

* = soal valid (46 soal)

Keterangan (Indikator KPS) :K1: Mengamati K5: Berkomunikasi

K2: Mengklasifikasi K6: Menerapkan konsep

K3: Menginterpretasi K7: Merencanakan percobaan

K4: Memprediksi

Tabel 3.2 di atas menunjukkan bahwa soal yang valid sebanyak 46 soal

dan soal yang digunakan sebanyak 35 soal. Instrument tes keterampilan proses

sains dapat dilihat pada lampiran C.1.

2. Nontes untuk lembar Observasi Keterampilan Proses Sains

Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains

siswa selama pembelajaran dengan model pembelajaran guided discovery

berbantu virtual laboratorium. Aspek keterampilan proses sains yang diukur yaitu

keterampilan berhipotesis, merencanakan percobaan, berkomunikasi dan

mengajukan pertanyaan. Indikator yang dinilai melalui lembar observasi dapat

dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Tabel 3.3 Indikator Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains

Aspek KPS IndikatorBerhipotesis Menuliskan hipotesis percobaan pada lembar kerja siswaMerencanakan percobaan

Merangkai alat percobaan pada media virtual laboratoriumBerpartisipasi dalam melakukan percobaan

Berkomunikasi

Menggambar grafik hasil percobaanMendiskusikan hasil pengamatan dengan kelompokMempresentasikan hasil pengamatanMenyimak pendapat yang di sampaikan tiap kelompok

Mengajukan pertanyaan

Bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan percobaan

I. Validasi Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan perangkat tes yang berkualitas syarat yang harus

dipenuhi adalah validitas, reliabilitas, taraf kesukaran butir soal, dan daya

pembeda. Untuk memudahkan perhitungan, peneliti menggunakan software

anates. Perhitungan validitas, reliabilitas, taraf kesukaran butir soal, dan daya

pembeda menggunakan cara sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat untuk tes, sebuah tes di katakan

valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan tujuan

pengukuran.137 Untuk mengukur validitas butir soal digunakan korelasi point

biserial, dengan rumus sebagai berikut:138

r pbis=M p−M t

SDt √ pq

Keterangan:

r pbis : Koefisien korelasi biseral

M p : Mean dari siswa yang memiliki jawaban benar

M t : Mean dari skor total

SDt : Standar deviasi skor total

p : Proporsi siswa yang menjawab benar

137 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), h. 80

138 Ibid., h. 93

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

q : Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-p)

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka hasil perhitungan

r pbis dibandingkan dengan r tabel. Jika hasil perhitungan r pbis ≥ rtabel, maka soal

tersebut dinyatakan valid. Jika hasil perhitungan r pbis<r tabel, maka soal tersebut

dinyatakan tidak valid.139 Hasil uji validitas instrumen tes keterampilan proses

sains dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Statistik Butir SoalJumlah soal 60Jumlah siswa 35

Nomor soal valid5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 28, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 50, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 60

Jumlah soal valid 46Presentase 76,66%

Tabel 3.4 di atas, setelah instrumen tes yang berjumlah 60 butir soal

diujicobakan kepada 35 siswa didapat 46 soal yang valid. Perhitungan uji validitas

instrumen menggunakan software anates. Data hasil anates dapat dilihat secara

rinci pada lampiran C.3.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut

dalam menilai apa yang dinilainya.140 Untuk mengukur reliabilitas butir soal

digunakan rumus Kuder-Richardson 20 (KR-20) sebagai berikut:141

r11=[ kk−1 ] [SD 2−Σpq

SD 2 ]Keterangan:

139 Sugiyono, op. cit., h. 179140 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2016), h. 16141 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 115

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir soal yang valid

p : Proporsi siswa yang menjawab benar

q : Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-p)

Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

SD2 : Standar deviasi skor total

Interpretasi kriteria reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.5

berikut ini:142

Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Reliablilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas0,81 – 1 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi0,41 – 0,60 Cukup0,21 – 0,40 Rendah

< 0,20 Sangat rendah

Berdasarkan perhitungan, diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes

pada Tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliablilitas Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

r11 0,94

Keterangan Reliabilitas sangat tinggi

Hasil uji reliabilitas instrumen tes keterampilan proses sains sebesar 0,94.

Hasil uji reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi. Perhitungan

uji reliabilitas instrumen menggunakan software anates. Data hasil anates dapat

dilihat secara rinci pada lampiran C.3.

3. Uji Taraf Kesukaran Soal

142 Ibid., h. 89

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Taraf kesukaran soal dipandang dari kesanggupan siswa dalam menjawab

soal.143 Untuk menghitung taraf kesukaran soal, digunakan rumus berikut:144

P= BJS

Keterangan:

P : Taraf kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Interpretasi kriteria taraf kesukaran ditunjukkan oleh Tabel 3.7 berikut: 145

Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Taraf Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran0,00 – 0,30 Sukar0,31 – 0,70 Sedang0,71 – 100 Mudah

Hasil uji coba taraf kesukaran instrumen tes keterampilan proses sains

dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes

Kriteria Soal Butir SoalJumlah soal Presentase

Sukar 6 10%

Sedang 17 28,33%

Mudah 37 61,67%

Jumlah 60 100%

Berdasarkan Tabel 3.8, didapatkan hasil uji taraf kesukaran pada

instrumen tes sebesar 6 butir soal dalam kategori sukar, 17 butir soal dalam

kategori sedang, dan 37 butir soal dalam kategori mudah. Perhitungan uji taraf

143 Nana Sudjana, op. cit., h. 135144 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 223145 Ibid., h. 225

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

kesukaran instrumen menggunakan software anates. Data hasil anates dapat

dilihat secara rinci pada lampiran C.3.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui

kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi

prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya.146 Untuk

menghitung daya pembeda, digunakan rumus berikut:147

D=BA

J A−

BB

J B=PA−PB

Keterangan:

D : Indeks daya pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Interpretasi kriteria taraf kesukaran butir soal ditunjukkan oleh Tabel 3.9

berikut:148

Tabel 3.9 Interpretasi Kriteria Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda0,00 – 0,20 Jelek0,21 – 0,40 Cukup0,41 – 0,70 Baik0,71 – 1,00 Baik sekali

Hasil uji coba daya pembeda instrumen tes keterampilan proses sains dapat

dilihat pada Tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes146 Nana Sudjana, op. cit., h. 141147 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 228-229148 Ibid., h. 232

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Kriteria daya pembeda Butir SoalJumlah soal Presentase

Jelek 14 23,33

Cukup 6 10%

Baik 22 36,67%

Baik sekali 18 30%

Jumlah 60 100%

Berdasarkan Tabel 3.10, didapatkan hasil uji daya pembeda pada

instrument tes sebesar 14 butir soal dengan keterangan jelek, 6 butir soal dengan

keterangan cukup, 22 butir soal dengan keterangan baik, 18 butir soal dengan

keterangan baik sekali. Perhitungan uji daya pembeda instrumen menggunakan

software anates. Data hasil anates dapat dilihat secara rinci pada lampiran C.3.

J. Teknik Analisis Data

1. Tes Keterampilan Proses Sains

Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat

hipotesis yaitu pengujian normalitas, homogenitas, dan Hipotesis. Analisis data

menggunakan bantuan software software statistical product and sevice solution

(SPSS) sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data

yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam

penelitian ini adalah uji kolmogorov smirnov menggunakan software statistical

product and sevice solution (SPSS), yaitu dengan hasil:149

1. Perumusan hipotesis

H0: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2. Kriteria pengujian:

149 Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 156-157

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

a. Tolak H0, jika tingkat signifikansi (α) < 0,05, sampel berasal dari distribusi

tidak normal.

b. Terima H0, jika tingkat signifikansi (α) > 0,05, sampel berasal dari populasi

berdistribusi normal.

Perhitungan uji normalitas menggunakan software SPSS 22. Data hasil uji

normalitas dapat dilihat secara rinci pada lampiran D.5.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-

variansi dua buah distribusi atau lebih.150 Sampel yang memiliki kemampuan yang

sama (homogen) dapat dilihat dari variansi-variansi data yang sama. Teknik yang

digunakan untuk menguji homogenitas dalam penelitian ini adalah uji levene

dengan bantuan software statistical product and sevice solution (SPSS), yaitu

dengan hasil:151

1. Perumusan hipotesis

H0: Sampel berasal dari populasi berdistribusi homogen

Ha: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak homogen

2. Kriteria pengujian:

a. Tolak H0, jika tingkat signifikansi (α) ¿ 0,05, sampel berasal dari populasi

berdistribusi tidak homogen.

b. Terima H0, jika tingkat signifikansi (α) > 0,05, sampel berasal dari populasi

berdistribusi homogen.

Perhitungan uji homogenitas menggunakan software SPSS 22. Data hasil

uji homogenitas dapat dilihat secara rinci pada lampiran D.6.

3) Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari model

pembelajaran guided disvovery berbantu virtual lavoratorium terhadap

keterampilan proses sains siswa pada konsep gerak harmonik sederhana. Uji

150 Ruseffendi, Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung Press, 1998), h. 294

151 Kadir, op. cit., h. 169-170

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software

statistical product and sevice solution (SPSS). Uji hipotesis yang digunakan harus

sesuai dengan terdistribusi dan homogen suatu data. Berikut ini macam-macam

data sesuai dengan terdistribusi dan homogen, beserta uji hipotesis yang

digunakan.

a. Data Berdistribusi Normal dan Homogen

Data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis statistic

menggunakan statistik parametrik, yaitu uji t dengan menggunakan software

statistical product and sevice solution (SPSS), yaitu dengan hasil:152

1. Perumusan hipotesis

H0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai keterampilan proses

sains siswa pada konsep gerak harmonik sederhana

Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai keterampilan proses sains

siswa pada konsep gerak harmonik sederhana

2. Krieria pengujian:

a. H0 ditolak dan Ha diterima, jika sig (2-tailed) ¿ 0,05

b. H0 diterima dan Ha ditolak, jika sig (2-tailed > 0,05

Perhitungan uji hipotesis menggunakan software SPSS 22. Data hasil uji

hipotesis dapat dilihat secara rinci pada lampiran D.6.

b. Data Normal Tidak Berdistribusi Homogen

Data normal tidak berdistribusi homogen, pengujian hipotesis statistik

dengan uji t’ menggunakan software statistical product and sevice solution

(SPSS), yaitu dengan hasil:153

1. Perumusan hipotesis

H0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai keterampilan proses

sains siswa pada konsep gerak harmonik sederhana

Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai keterampilan proses sains

siswa pada konsep gerak harmonik sederhana

152 Ibid., h. 300-302153 Ibid., h. 308-309

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

2. Krieria pengujian:

a. H0 ditolak dan Ha diterima, jika sig (2-tailed) ¿ 0,05

b. H0 diterima dan Ha ditolak, jika sig (2-tailed) > 0,05

c. Data Tidak Berdistribusi Normal

Data tidak berdistribusi dengan normal, maka pengujian hipotesisnya

dengan menggunakan analisis tes statistik nonparametrik. Uji nonparametrik yang

digunakan adalah uji mann-whitney karena cukup kuat sebagai pengganti uji-t,

dalam hal asumsi distribusi-t tidak terpenuhi.154 pengujian hipotesis statistik

dengan uji mann-whitney menggunakan software statistical product and sevice

solution (SPSS), yaitu dengan hasil :155

1. Perumusan hipotesis

H0: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai keterampilan proses

sains siswa pada konsep gerak harmonik sederhana

Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai keterampilan proses sains

siswa pada konsep gerak harmonik sederhana

2. Krieria pengujian:

a. H0 ditolak dan Ha diterima, jika sig (2-tailed) ¿ 0,05

b. H0 diterima dan Ha ditolak, jika sig (2-tailed) > 0,05

2. Observasi Keterampilan Proses Sains SiswaData hasil observasi digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains

siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model

pembelajaran guided discovery. Observer menilai siswa dalam suatu lembar

observasi denga model Chek-list sesuai dengan rubrik penilaian yang telah

ditentukan. Data yang diperoleh dari observasi keterampilan proses sains siswa

dihitung presentasenya menggunakan rumus sebagai berikut:156

Presentase¿skor yangdiperoleh

skor maksimumx 100 %

154 Ruseffendi, op. cit., h. 398155 Kadir. Op. cit., h. 492-493156 Nana Sudjana, op. cit., h. 133.

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

Interpretasi kriteria observasi keterampilan proses sains siswa ditunjukkan

oleh Tabel 3.11 berikut:157

Tabel 3.11 Interpretasi Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Presentase Kriteria81% - 100% Sangat Baik61% - 80% Baik41% - 60% Cukup21% - 40% Kurang Baik0% - 20% Tidak Baik

K. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini yaitu:

H0: sig (2-tailed) > Tingkat signifikansi (α = 0,05)

Ha: sig (2-tailed) ¿ Tingkat signifikansi (α = 0,05)

Keterangan:

H0 : hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran

guided discovery berbantu virtual laboratorium terhadap

keterampilan proses sains siswa pada konsep gerak harmonik

sederhana

Ha : hipotesis alternatif, terdapat pengaruh model pembelajaran

guided discovery berbantu virtual laboratorium terhadap

keterampilan proses sains siswa pada konsep gerak harmonik

sederhana

Sig (2-tailed) : nilai probabilitas yang dihasilkan dari pengujian hipotesis

α : Taraf atau tingkat signifikansi (0,05)

157 Hilmi Riyadi, Mustika Wati dan Syubhan An’nur, Pengembangan Alat Peraga Fisika Materi Cahaya untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, Vol. 2, 2018, h. 48

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran guided discovery

berbantu virtual laboratorium terhadap keterampilan proses sains siswa pada

konsep gerak harmonik sederhana. Kelompok eksperimen yang belajar

menggunakan model pembelajaran guided discovery berbantu virtual

laboratorium memiliki skor rata-rata tes KPS yang lebih tinggi dari kelompok

kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil observasi KPS

siswa pada kelompok eksperimen berkategori sangat baik (80,167%).

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran guided discovery berbantu virtual

laboratorium membutuhkan manajemen waktu yang baik agar semua

langkah-langkah dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan tepat waktu.

2. Penerapan model pembelajaran guided discovery berbantu virtual

laboratorium sebaiknya dipersiapkan laptop terdahulu kemudian dilakukan

pemasangan aplikasi virtual laboratorium dan pengarahan tentang cara

menggunakan virtual laboratorium untuk mengefisiensikan waktu pada saat

pembelajaran dikelas.

3. Penerapan model pembelajaran guided discovery berbantu virtual

laboratorium dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang

dapat diterapkan oleh guru pada konsep fisika yang berbeda.

60

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Putri., dan Saputra, Alanindra. Analisis Keterampilan Proses Sains

(KPS) Dasar Mahasiswa Calon Guru Biologi Pada Matakuliah Anatomi

Tumbuhan (Studi Kasus Mahasiswa Prodi P. Bologi FKIP UMS Tahun

Ajaran 2015/2016). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains

(SNPS). 2016.

Aji, N S., dan Widodo. Pengembangan LKS Gerak Harmonik Sederhana dengan

Media Virtual Laboratory Berbasis Problem Based Instruction. Jurnal

Penelitian Pembelajaran Fisika. 8. 1. 2017.

Akinbobola, Akinyemi Olufunminiyi., dan Afolabi, Folashade. Constructivist

practices through guided discovery approach: The effect on students’

cognitive achievement in Nigerian senior secondary school physics.

Eurasian J. Phys. Chem. Educ. 2010.

Alatas, Fathiah., dkk.. The Implemention of Virtual Laboratory PhET Guided

Discovery Learning on Students’ Achievement: Dynamic Electricity

Topic. International Conferences on Education in Muslim Society

(ICEMS). 115. 2017.

Al Fajri, Muchamad Haikal., dkk.. “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Mnggunakan Media Laboratorium Virtual Pada Konsep Listrik Dinamis”.

Seminar Nasional Pendidikan IPA-Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2016.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi

Aksara. 2017.

Arini, Fitria Zahra Rizqie., dkk.. Pengembangan Instrumen Penilaian Proses untuk

Mengukur KeterampilanSains dan Aktivitas Siswa SMP. Journal of

Innovative Science Education. 6. 2. 2017.

Ariyani, Rahmi Dwi., dkk. Model Pembelajaran Guided Discovery (GD) Disertai

Media Audiovisual Dalam Pembelajaran IPA (Fisika) di SMP. Jurnal

Pembelajaran Fisika. 6. 4. 2017.

61

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

62

Arsyah, Ulya Ilhami., dan Munandar, Arif. Perancangan Media Pembelajaran

Lagu-Lagu Daerah Pada Yayasan Pendidikan Al-Mawaddah Teladan

Kisaran Berbasis Multimedia, Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik

Komputer. 2. 2. 2017.

Arum, Agnes Yustika Wulan., dkk.. Analisis Penerapan Model Pembelajaran

Guided Discovery Ditinjau Dari Pemahaman Konsep Fisika Dan Aktivitas

Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 WonogiriI. Unnes Physics

Education Journal. 2017,

Asiksoy, Gulsum., dan Islek, Didem. The Impact of the Virtual Laboratory on

Students Attitudes in a General Physics Laboratory. International Journal

of Online Engineering (IJOE). Vol. 13. No. 4. 2017.

Astra, I. Made., dan Wahidah, Rifa Syarifatul. Peningkatan Keterampilan Proses

Sains Peserta Didik Melalui Model Guided Discovery Learning Kelas XI

MIPA pada Materi Suhu dan Kalor, Jurnal Penelitian & Pengembangan

Pendidikan Fisika (JPPPF). 3. 2. 2017.

Aswardi. The implementation of guided discovery learning method to improve

student learning outcomes at electromagnetic control system and operation

course. The International Journal of Counseling and Education (COUNS-

EDU). 2. 2. 2017.

Badar, Trianto Ibnu. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group. 2014.

Bahri, A. Saeful. The Influence Of Learning Model Guided Findings Of Student

Learning Outcomes. International Journal Of Scientific & Technology

Research. 4. 03. 2015.

Bajpai, Manisha., dan Kumar, Anil. Effect Of Virtual Laboratory On Students’

Conceptual Achievement In Physics. International Journal of Current

Research. 7. 02. 2015.

Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Gelora

Aksara Pratama. 2006.

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

63

Dewi, Virgi Puspita., dkk.. Pengaruh Model Penemuan Terbimbing Terhadap

Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Pada Pembelajaran

IPA. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. 3. 1. 2017.

Faour, Malak Abou., dan Ayoubi, Zalpha. The Effect of Using Virtual Laboratory

on Grade 10 Students’ Conceptual Understanding and their Attitudes

towards Physics. Journal of Education in Science Environment and Health

(JESEH). 4. 1. 2018.

Giancoli, Douglas C.. Fisika Jilid 1: Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. 2001

Gunduz, Nuket., dan Hursen, Cigdem. Constructivisme in Teaching and Learning:

Content Analysis Evaluation. Procedia-Social and Behavioral Sciences.

2015.

Habibbulloh, Muhammad., dkk.. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model

Guided Discovery Berbasis Lab Virtual Untuk Mereduksi Miskonsepsi

Siswa SMK Topik Efek Fotolistrik. Jurnal Penelitian Fisika dan

Aplikasinya (JPFA). 07. 01. 2017.

Handayani, Bera Tri., dkk.. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Melalui

Model Guided Discovery Learning. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika. 1. 3.

2017.

Hardianti, Tuti., dan Kuswanto, Heru. Difference among Levels of Inquiry:

Process Skills Improvement at Senior High School in Indonesia.

International Journal of Instruction. 10. 2. 2017.

Hariani, Noor., dkk.. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Melalui Model

Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk Kelas VII B SMP NegeriI 27

Banjarmasin pada Materi Pokok Kalor, Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika.

3. 3. 2015.

Hariyanto, Agus. Pengaruh Discovery Learning Berbantuan Paket Program

Simulasi PhET Terhadap Prestasi Belajar Fisika. Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan. 1. 3. 2016.

Haryati., dkk.. The Effect of Learning Model on Higher Order Thinking and

Student Science Process Skills in Ecology. International Journal of

Humanities Social Sciences and Education (IJHSSE). 4. 10. 2017.

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

64

Hayati, Dwi Puji., dkk.. Implementation of the Practicum Methods with Guided-

Discovery Model to the Student Skill of Science Process, Journal of

Biology Education. 2018.

Herga, Natasa Rizman., dkk.. Virtual Laboratory As An Element Of

Visualization When Teaching Chemical Contents In Science Class. The

Turkish Online Journal of Educational Technology (TOJET). 13. 4. 2014.

Herlily, Vera., dkk.. Application of Learning Model Learning Guided Discovery

with Scientific Approach to Enhance Learning Competency Science

Seventh Grade Students. International Journal of Progressive Sciences

and Technologies (IJPSAT). 6. 2. 2018.

Idiege., dkk.. Development of Science Process Skills among NigerianSecondary

School Science Students and Pupils: An Opinion. International Journal of

Chemistry Education. 1. 2. 2017.

Iradat, RD., dan Alatas, F.. The Implementation of Problem Solving Based

Laboratory Activities to Teach the Concept of Simple Harmonic Motion in

Senior High School. International Conference on Mathematics and

Science Education (ICMScE). 2017.

Jannah, Rozana Ni’matul., dan Supriyono. Penerapan Guided Discovery Learning

Dengan Menggunakan Laboratorium Virtual Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Materi Pokok Alternatif Solusi Energi

di SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF). 04. 03. 2015.

Joolingen, Wouter Van. Cognitive Tools for Discovery Learning. International

Journal of Artificial Intelligence in Education (IJAIED). 1998.

Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: Rajawali Pers. 2016.

Khairunnisa. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII B

SMPN 3 Paringin Pada Materi Sistem Gerak Manusia Menggunakan

Pendekatan Whole BrainTeaching (WBT) Melalui Metode Eksperimen.

Jurnal Inovasi Pendidikan Sains. 5. 1. 2014.

Kharitsa, Itsna Syafi’., dkk.. Pengembangan Alat Peraga Boneka Edukatif Materi

Sistem Organisasi Kehidupan pada Siswa Kelompok VII MTs Negeri

Gajah. Unnes Science Education Journal. 5. 2017.

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

65

Khasanah, V N., dkk.. Guided discovery learning in geometry learning.

International Conference on Mathematics, Science and Education. 983.

2018.

Komikesari, Happy. Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar

Fisika Siswa Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

Achievement Division. Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah. 01. 2016.

Lazuardi Awang., dan Achmadi, Hainur Rasid. Implementasi Model

Pembelajaran Guided Discovery melalui Kegiatan Laboratorium untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Fluida Dinamis Kelas XI

di SMA Negeri 2 Lamongan. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF). 06.

02. 2017.

Lestari, Mega Yati., dan Diana, Nirva. Keterampilan Proses Sains (KPS) Pada

Pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar I. Indonesian Journal of Science and

Mathematics Education. 2018.

Lestari, Witri. Efektivitas Model Pembelajaran Guided Discovery Learning

Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal SAP. 2. 1. 2017.

Lusiana, Yayan Mega., dkk.. Pembelajaran Materi Elastisitas dan Hukum Hooke

dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Di SMA Negeri 1

Jenggawah (Studi Pada Keterampilan Berpikir Kritis Dan Motivasi Belajar

Siswa). Jurnal Pembelajaran Fisika. 6. 1. 2017.

Maharani, Bekti Yuni., dan Hardini, Agustina Tyas Asri. Penerapan Model

Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Benda Konkret untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA. e-jurnal mitra pendidikan. 1. 5. 2017.

Mahulae, Parno S., dkk.. The Effect of Inquiry Training Learning Model Using

PhET Media and Scientific Attitude on Students’ Science Process Skills.

IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME). 7. 5.

2017.

Markawi, Napis. Pengaruh Keterampilan Proses Sains, Penalaran, dan Pemecahan

Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Formatif.

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

66

Martaida, Tota., dkk.. The Effect of Discovery Learning Model on Student’s

Critical Thinking and Cognitive Ability in Junior High School. IOSR

Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME). 7. 6. 2017.

Miftah. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Metode Penemuan

Terbimbing dalam Pencapaian Keterampilan Proses Sains dan

Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik MAN 2 Model Makassar.

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT). 4. 1.

Muhimmatin, Ifa., dan Jannah, Iis Ni’matul. Penerapan Student Worksheets Pada

Discovery Learning Sebagai Guidance Mahasiswa Dalam Menemukan

Konsep dan Usaha Peningkatan Pemahaman Kognitif, BIOEDUKASI

Jurnal Pendidikan Biologi. 9. 2. 2018.

Mukhlis., dkk.. “Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-5

SMAN 12 Banjarmasin Melalui Model Pembelajaran Penemuan

Terbimbing”. Seminar Nasional Pendidikan. 2018.

Ningsih, Annisa Apriani Widya., dkk.. Penerapan Model Penemuan Terbimbing

Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa

di SMAN 1 Kota Bengkulu. Jurnal Kumparan Fisika. 1. 1. 2018.

Nisa, Ahda Sulukin. “Pengaruh Model Guided Discovery Learning Berbantuan

Media PhET Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis”.

Skripsi UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. 2017.

Nofita, Inka., dkk.. Pengaruh Model Discovery Learning dengan LKS Berbasis

Penemuan Terhadap Hasil Belajar, Keterampilan Proses Sains, Serta

Minat Belajar Pada Konsep Getatan dan Gelombang DI SMPN 1 Kota

Bengkulu. Jurnal Pembelajaran Fisika. 1. 1. 2017.

Nuzulia., dkk.. Relevasi Kurikulum dan Keterampilan Proses Sains Terintegrasi

Mahasiswa Kimia, Fisika, Biologi dan Matematika. Jurnal Pendidikan

Sains Indonesia. 05. 01. 2017.

Ongowo, Richard Owino., dan Indoshi, Francis Chisakwa. Science Process Skills

in the Kenya Certificate of Secondary Education Biology Practical

Examinations. Creative Education. 4. 11. 2013.

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

67

Pearson, Chaurura dan Kudzai, Chuma. Virtual Laboratories-A Solution For

Tertiary Science Education In Bostaswana, European Journal of Logistics

Purchasing and Supply Chain Management. 3. 1. 2015.

Pertiwi, Iqbal Bunga., dkk.. Pembelajaran Gerak Lurus Melalui Model

Pembelajaran Guided Discovery Disertai LKS di kelas X MA Negeri 1

Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika. 6. 3. 2017.

Pfefferova, Miriam Spondniakova. Computer Simulations and their Influence on

Students’ Understanding of Oscillatory Motion. Informatics in Education.

14. 2. 2015.

Prabowo, Chandra Adi., dkk.. “Pengaruh Modul Pembelajaran Inkuiri Berbasis

Laboratorium Virtual Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa”.

Prosiding Seminar Nasional III Tahun 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan

Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi

Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan

dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang. 2017.

Rahayu., dkk.. Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Untuk

Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Fluida Statis Di

Kelas X SMA Negeri 1 Waru Sidoarjo. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika

(JIPF). 05. 01. 2016.

Rahayu, Nursanti Herdini., dan Admoko, Setyo. Penerapan Model Pembelajaran

Guided Discovery Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa

Pada Materi Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Waru Sidoarjo.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF). 05. 01. 2016.

Ramayanti, S., dkk.. Training Students’ Science Process Skills through Didactic

Design on Work and Energy. International Conference on Mathematics

and Science Education (ICMScE). 2017.

Ranjan, Akash. Effect Of Virtual Laboratory On Development Of Concepts And

Skills In Physics, International Journal of Technical Research & Science.

2. 1. 2017.

Rauf, Rose Amnah Abd., dkk.. Inculcation of Science Process Skills in a Science

Classroom. Asian Social Science. 2013.

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

68

Relia, Afifah., dan Sodikin. Pengaruh Pembelajaran Guided Discovery Berbantu

Laboratorium Virtual Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi

Momentum dan Impuls. Indonesian Journal of Science and Mathematics

Education. 01. 2. 2018.

Riduan. Belajar Mudah untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung:

Alfabeta. 2010.

Rospitasari., dkk.. The Effect of Scientific Inquiry Learning Model and Creative

Thinking Skills on Student’s Science Process Skills. IOSR Journal of

Research & Method in Education (IOSR-JRME). 2017.

Rooshardini, Margaretna., dan Budiningarti, Hermin. Penerapan Model

Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

pada Materi Getaran Harmonik Sederhana di SMA Negeri 1 Tambakboyo

Tuban. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF). 06. 03. 2017.

Ruseffendi. Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan. Bandung: IKIP

Bandung Press. 1998.

Rusman. Model-Model Pembelajaran Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. 2013.

Sahhyar dan N., Febriani Hastini. The Effect of Scientific Inquiry Learning Model

Based on Conceptual Change on Physics Cognitive Competence and

Science Process Skill (SPS) of Students at Senior High School. Journal of

Education and Practic. 8. 5. 2017.

Sari, Putri Iman., dkk.. Penggunaan Discovery Learning Berbantuan

Laboratorium Virtual pada Penguasaan Konsep Fisika Siswa. Jurnal

Pendidikan Fisika dan Teknologi. II. 4. 2016.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya 016.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R D. Bandung: Alfabeta. 2015.

Sugiyon. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

2011)

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2010.

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

69

Shieh, Chich-Jen., dan Yu, Lean. A Study on Information Technology Integrated

Guided Discovery Instruction towards Students’ Learning Achievement

and Learning Retention. Eurasia Journal of Mathematics, Science &

Technology Education. 2016.

Siswono, Hendrik. Analisis Pengaruh Keterampilan Proses Sains Terhadap

Penguasaan Konsep Fisika Siswa. Momentum: Physics Education Journal.

1. 2. 2017.

Sterheim, Morton M., dan Kane, Joseph W.. General Physics. New York: John

Wiley & Sons. 1986.

Suartini, Kinkin., dkk.. Effects of Virtual Experiment Media on Students’

Scientific Process Skills in Understanding Thermodynamics Concepts.

International Conference on Education in Muslim Society. 2014.

Sucipta., dkk.. Metode Guided Discovery Learning terhadap Tingkat Berpikir

Kritis Siswa Dilihat dari Motivasi Belajar. Indonesia Journal Of

Economics Education.1. 1. 2018.

Sulastiani., dkk.. Analisis Keterampilan Proses Melalui Metode Eksperimen

Dalam Pembelajaran Fisika Pada Peserta didik Kelas VIII Smp Negeri I

Makassar. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. 8. 3. 2012.

Sumargo, Eko dan Yuanita, Leny. Penerapan Media Laboratorium Virtual (Phet)

Pada Materi Laju Reaksi Dengan Model Pengajaran Langsung. Unesa

Journal of Chemical Education. 3. 1. 2014.

Supurwoko., dkk.. The effect of Phet Simulation media for physics teacher

candidate understanding on photoelectric effect. International Journal of

Science and Applied Science: Conference Series. 1. 1. 2017.

Susanti, Ria Lutfi., dan Suliyanah. Penerapan Model Pembelajaran Guided

Discovery Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada

Materi Kalor Di Kelas X SMAN 1 Nganjuk. Jurnal Inovasi Pendidikan

Fisika (JIPF). 05. 02. 2016.

Susiana., dkk.. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Discovery Disertai LKS

Berbasis Multirepresentasi terhadap Kemampuan Representasi verbal, dan

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

70

Gambar (VG) Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal

Pembelajaran Fisika (JPF). 6. 1. 2017.

Susilaningrum, Dian Fajarwati., dkk.. “Studi Komparasi Antara Penerapan Model

Learning Cycle 5E dan Discovery Learning terhadap Capaian

Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Kognitif Pada Siswa Kelas X

SMA Negeri 3 Boyolali”. Proceeding Biology Education Conference. 14.

1. 2017.

Suwarna, Iwan Permana. Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang. Jakarta:

UIN Jakarta. 2014.

Svinicki, Marilla D.. Atheoretical Foundat ion for Discovery Learning.

Advancesin Physiology Education. 20. 1. 1998.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

2014.

Tatli, Zeynep., dan Ayas, Alipasa. Effect of a Virtual Chemistry Laboratory on

Students’ Achievement. International Forum of Educational Technology

& Society (IFETS). 16. 1.

Ulmiah, Nisya., dkk.. Studi Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas X pada

Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Suhu dan Kalor Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation di SMA Negeri 11

Palembang. Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran Fisika.

Wartono, Wartono., dkk.. Influence of Discovery Learning-Based Empirical

Theoretical Study Assisted by Animation Phet on the Physics Problem

Solving in High School. International Conference on Learning Innovation

(ICLI). 164. 2017.

Wati, Trisna., dan Joko. Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery

dengan Bantuan Software Phet untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas X TIPTL (Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik) SMKN 7

Surabaya pada konsep Dasar dan Pengukuran Listrik. Jurnal Pendidikan

Teknik Elektro. 04. 02. 2015.

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa

71

Widyaningsih, Sri Wahyu., dan Yusuf, Irfan. Keterampilan Proses Sains

Mahasiswa Melalui Penggunaan Media Laboratorium Virtual Pada Mata

Kuliah Fisika Dasar Universitas Papua, Pancaran. 5. 3. 2016.

Wulandari, Eka., dkk.. Lydia. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains

Siswa Pada Pokok Bahasan Hukum Newton di SMA Negeri 1 Driyorejo.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF). 2017.

Wulandari, Sri., dan Supardiyono. Penerapan Model Pembelajaran Guided

Discovery Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik

Pada Materi Getaran Harmonis Di Kelas X SMA Negeri 1 Cerme. Jurnal

Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF). 06. 03. 2017.

Y., Nur Yani., dkk.. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas

Negeri Malang. 2005.

Yuliana., dkk.. The Effectiveness Of Guided Discovery Learning To Teach

Integral Calculus For The Mathematics Students Of Mathematics

Education widya Dharma University. Journal of Mathematics Education.

6. 1. 2017.

Yusuf, Irfan., dan Widyaningsih, Sri Wahyu. Implementasi Pembelajaran Fisika

Berbasis Laboratorium Virtual Terhadap Keterampilan Proses Sains dan

Persepsi Mahasiswa, Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika. 6. 1. 2018.

Zamista, Adelia Alfama., dan Kaniawati, Ida. Pengaruh Model Pembelajaran

Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses

Sains dan Kemampuan Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran Fisika,

Edusains. 7. 2. 2015.

Zunita, Putri Oktaviana., dkk.. Efektifitas Model Discovery Learning dan Guided

Discovery Ditinjau Dari Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika

Terhadap Hasil Belajar. Journal for Lesson and Learning Studies. 1, No. 3.

2018

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45956... · Web viewInstrumen yang digunakan yaitu instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan non tes berupa