Makalah PBL pleno semester 1

24
Bioetika Kelompok: F8 : Lidya M. Kondobua (102012080) Aldy Setiawan Putra (102012258) Angeline Bongelia Friska (102012347) Dian Tri Putri (102012257) Oktavrani (102012429) Teo Wijaya (102012121) Theresia (102012165) Valenchia Jeandry (102012221) Hegi Mulya ( tidak aktif ) Bioetika

description

Pleno

Transcript of Makalah PBL pleno semester 1

Bioetika

Kelompok: F8 : Lidya M. Kondobua (102012080)Aldy Setiawan Putra (102012258) Angeline Bongelia Friska (102012347) Dian Tri Putri (102012257) Oktavrani (102012429) Teo Wijaya (102012121) Theresia (102012165) Valenchia Jeandry (102012221) Hegi Mulya ( tidak aktif )

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Daftar Isi iKata Pengantar1BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang21.2 Manfaat Penulisan21.3 Tujuan Penulisan21.4 Rumusan Masalah21.5 HipotesisBAB 2 PEMBAHASAN MASALAH2.1 Definisi Bioetik32.2 Pembahasan Masalah4 2.2.1 Beneficence62.2.2 Non-Maleficence 102.2.3 Autonomi112.2.4 Justice13BAB 3 PENUTUP3.1 KesimpulanDaftar Pustaka17

Kata PengantarPuji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan arahan dan karunianya kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan selesai dalam kurun waktu yang telah ditetapkan . Makalah ini berjudul Kaidah Dasar Bioetik dalam Kedokteran .Makalah ini berisikan tentang pengertian dari istilah-istilah dalam kaidah dasar bioetik , yang disertai dengan contoh kasus yang akan memudahkan pembaca dalam membedakan KDB mana yang harus digunakan pada suatu kasus . Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan gambaran mengenai Kaidah Dasar Bioetika. Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis perlukan demi kebaikan makalah ini. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir proses pembuatannya. Semoga semuanya dalam keadaan sehat selalu di dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis,

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Kemajuan di bidang teknologi terutama dalam bidang kesehatan memicu para tenaga medis khususnya dokter harus mengikuti perkembangan teknologi tersebut , disamping kemajuan dunia teknologi para tenaga medis ini juga harus memiliki etika yang baik dalam menghadapi seorang pasien. Para dokter dituntut sopan dalam berperilaku dan bertutur kata agar si pasien nyaman berkonsultasi dengan dokter tersebut sehingga tidak menimbulkan kerugian pada suatu populasi ataupun individu perorangan. Mengacu pada KDB (Kaidah Dasar Bioetik) yang ada membuat para dokter harus mempelajari bioetik lebih dalam karena dalam memutuskan suatu keputusan harus dilandasi pemikiran yang benar-benar matang. Prinsip bioetika di dalam dunia kedokteran dibagi menjadi empat prinsip diantaranya Beneficence,Non-Maleficence, Justice, dan Autonomy. Dimana di dalam setiap kasus dapat diidentifikasi KDB mana yang bisa digunakan yang sesuai dengan poin-poin di dalam KDB tersebut. Prinsip KDB ini harus dipegang teguh oleh seorang dokter karena sangat diperlukan dalam menangani seorang pasien. Pada kasus kali ini , penulis akan membahas tentang kasus yang dialami oleh dr. Bagus, seorang dokter yang tidak konsisten dalam menerapkan kaidah dasar bioetik.

1.2 Manfaat Penulisan Sebagai acuan agar seorang dokter mampu menerapkan prinsip KDB dalam menangani suatu kasus Menjadi bahan diskusi untuk mahasiswa, dosen, dan tutor dalam memecahkan kasus dr Bagus

1.3 Tujuan penulisan Agar mahasiswa/i Fakultas kedokteran UKRIDA mampu memahami, menjelaskan, mengidentifikasi, dan melaksanakan kaidah dasar bioetik seperti Beneficence, Non-Maleficence, Autonomy, dan Justice. Memberikan pandangan kapan kita menggunakan KDB tsb Menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam kasus dr. Bagus

1.4 Rumusan Masalah Dr. bagus tidak menanggapi keluhan pasien ke 5 dan segera merujuk pasien ke laboratorium Klinik langganannya. 1.5Hipotesis MasalahDokter bagus menerapkan kaidah dasar bioetika seperti beneficence,non maleficence,autonomi dan justice

BAB II PEMBAHASAN2.1 Definisi BioetikBioetik adalah studi yang mempelajari dimensi moral, termasuk moral dalam hal pandangan, keputusan, tindakan dan kebijkan dalam ilmu kehidupan dan ilmu keshatan, memperkerjakan berbagai methodologies etis dalam pengaturan berbagai disiplin ilmu (Reich 1995a: xxi). Dalam bahasa yunani bioetik bios yang artinya kehidupan, ethikos, ithiki yang artinya etika.1 Dalam kamus kedokteran bioetik adalah obligasi dari suatu moral alami yang berhubungan dengan riset biologi dan aplikasinya.2 Menurut F.Abel, bioetika adalah studi interdisipliner tentang problem yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, pada skala mikro maupun makro, termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan masa mendatang.32.2 Pembahasan Masalah Kaidah kaidah dasar bioetik sudah menjadi peraturan yang mutlak bagi setiap dokter. Karena seorang dokter memiliki kewajiban untuk menolong orang lain terutama pasiennya, maka dalam hal ini dokter dituntut untuk memiliki etika dalam menjalankan tugas/praktiknya. Praktik kedokteran Indonesia mengacu pada prinsip etika kedokteran barat , yang memiliki 4 kaidah yang biasa disebut Kaidah Dasar Bioetik (KDB) , yaitu : Beneficence Non-Maleficence Justice Autonomi2.2.1 BeneficenceBeneficence berasal dari bahasa latin bene yang berarti baik danfacio yang berarti untuk melakukan. Beneficence sendiri merupakan tindakan yang di buat untuk menjamin kebaikan ataupun keselamatan seseorang. Dalam konsep bahasa inggris, beneficence dalam catatan adalah sebuah tindakan belaskasihan, kebaikan, dan amal. Bentuk bentuk beneficence termasuk dalam tipikal alturisme, cinta, dan kemanusiaan. Beneficence mengarah kepada sebuah tindakan untuk keuntungan orang lain; kebajikan mengarah kepada karakter yang bersifat untuk bertindak demi kepentingan orang lain; dan prinsip dari beneficence mengarah kepada kewajiban moral untuk kepentingan orang lain. Banyak tindakan beneficence tidak selalu wajib, tapi prinsip dari beneficence, dalam penggunaanya di bidang ilmu kedokteran, menetapkan kewajiban untuk kepentingan membantu orang lain dan mereka kepentingan yang sah.4Berikut adalah substansi atau cakupan dari kaidah Beneficence: Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih dan rela berkorban demi kepentingan orang lain) Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya sejauh menguntungkan dokter Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan keburukannya Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia Pembatasan goal based Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien Minimalisasi akibat buruk Kewajiban menolong pasien gawat darurat Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan Tidak menarik honorarium diluar kepantasan Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan Mengembangkan profesi secara terus menerus Memberikan obat berkhasiat namun murah Menerapkan Golden Rule PrincipleKaidah Beneficence yang diterapkan oleh dokter Bagus :1. Dokter Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien di malam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya [paragraf 1] (poin 1 mengutamakan altruisme).2. Setelah memeriksa pasien tersebut, dokter Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat yang cukup [paragraf 2] (poin 4 mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan keburukannya; poin 8 maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien).3. Setelah memeriksakan anak tersebut, dokter Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di rumah sakit yang berada di kota [paragraf 3] (point 4 mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibanding keburukannya ; point 9 minimalisasi akibat buruk).4. baiklah kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk anak ibu, nanti ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas, saya akan mampir ke rumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu [paragraf 3] (point 4 mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibanding keburukannya; point 5 paternalisme bertanggung jawab ; point 8 maksimalisasi pemuasan kebahagiaan pasien ; point 13 maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan; poin 15 memberikan obat berkhasiat namun murah).5. Pak, yang hanya saya dapat lakukan adalah memberi obat obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita kata dokter Bagus sambil menyerahkan obat kepada orangtua pasien [paragraf 4] (point 9 minimalisasi akibat buruk).6. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karenaia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut [paragraf 5] (point 10 kewajiban menolong pasien gawat darurat).7. Sambil bersimbah peluh, dokter Bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut [paragraf 5] (point 5 paternalisme bertanggung jawab).8. Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan kerumah sakit yang berada di kota [paragraf 6] (poin 4 megusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya).9. Demikianlah kegiatan sehari-hari dokter Bagus dan tanpa terasa sudah 25 tahun dokter Bagus mengabdi didesa tersebut [paragraf 8] (poin 1 mengutamakan altruisme ; poin 14 mengembangkan profesi secara terus menerus).Kaidah Beneficence yang dilanggar dokter Bagus:1. Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK Cepat Tepat langganannya yang berada di kota, jauh dari puskesmas. Dari Lab Klinik ini dr.Bagus mendapat sejumlah uang ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien yang ia kirim ke situ [paragraf 6] (poin 3 memandang pasien tidak sejauh menguntungkan dokter). 2.2.2 Non-MaleficenceDefinisi dari non maleficence adalah prinsip bioetika menegaskan kewajiban untuk tidak menimbulkan kerugian sengaja. Hal ini berguna dalam berurusan dengan kasus kasus yang sulit mencakup parah atau serius sakit dan terluka. Dalam pengertiannya sendiri non maleficence berarti tidak membahayakan. Prinsip ini bermanfaat, namun juga memiliki risiko serius. Isu etis yang terkait adalah apakah manfaat lebih besar dari pada kerugiannya. Beberapa filsuf menggabungkan non maleficence dan beneficence, mengingat kaidah dasar ini satu prinsip.5 Hubungan itu tergambar dari sumpah Hipokrates saya akan melakukan pengobatan untuk menolong orang sakit berdasarkan kemampuan saya, tetapi saya tidak akan menggunakan untuk menyakiti atau membuat kesalahan pada mereka.Berikut adalah substansi atau cakupan dari kaidah Non-Maleficence: Menolong pasien emergensi Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat) atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting (gawat), dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut, tindakan kedokteran tadi terbukti efektif dan manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal) Mengobati pasien luka Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien Tidak memandang pasien hanya sebagai objek Mengobati secara tidak proporsional Mencegah pasien dari bahaya Menghindari misrepresentasi dari pasien Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian Memberikan semangat hidup Melindungi pasien dari serangan Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/kerumah-sakitan yang merugikan pihak pasien/keluarganyaKaidah Non-Maleficence yang diterapkan dr. Bagus:1. Dokter Bagus terkejut karena serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tak sadarkan diri. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut. Ketika yang lain sibuk membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri tersebut, salah satu orang mengatakan bahwa pemuda tersebut telapak tangan sebelah kanannya masuk kedalam mesin penggilingan padi dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dokter Bagus mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut hancur. Dokter Bagus bertanya kepada orang-orang yang mengantar pemuda tadi apakah diantara mereka ada keluarga dari pemuda tersebut. Dari serombongan orang tadi keluar seorang perempuan, ia mengatakan bahwa ia adalah istri dari pemuda tersebut. Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi [paragraf 5] (point 1 menolong pasien emergensi ; point 2 dokter sanggup mencegah bahaya, tindakan dokter terbukti efektif, manfaat lebih banyak daripada kerugian ; point 3 mengobati pasien yang luka ; poin 8 mencegah pasien dari bahaya; point 10 tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian). Kaidah Non-Maleficence yang dilanggar dokter Bagus:1. Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK Cepat Tepat langganannya yang berada di kota, jauh dari puskesmas. Dari Lab Klinik ini dr.Bagus mendapat sejumlah uang ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien yang ia kirim ke situ [paragraf 6] (point 5 tidak memanfaatkan pasien ; point 13 tidak melakukan white collar crime).

2.2.3 Autonomy Dalam kamus besar kedokteran autonomy yang berasal dari yunani auto nomos yang artinya hukum adalah keadaan fungsi yang independen, tanpa pengaruh dari luar.2 Autonomy adalah prinsip tindakan seorang dokter kepada pasien sadar yang sudah dewasa dalam pemikiran dan kepribadian untuk menentukan pilihannya sendiri.6 Autonomy bermaksud untuk menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri, sehingga poin penting dalam kaidah ini adalah informed comsent yang merupakan persetujua medis, tidak mengintervensi, serta menghargai keputusan pasien.Berikut adalah substansi atau cakupan dari kaidah Autonomy: Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif) Berterus terang Menghargai privasi Menjaga rahasia pasien Menghargai rasionalitas pasien Melaksanakan informed consent Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien Menjaga hubungan (kontrak)Kaidah Autonomy yang diterapkan oleh dokter Bagus:1. Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobat [paragraf 3] (point 2 tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan ; point 9 tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien).2. nanti sore setelah selesai tugas, saya akan mampir kerumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu kata dokter Bagus [paragraf 3] (point 13 menjaga hubungan atau kontrak).3. Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kondisi anaknya tidak dapat ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat-obat mahal tersebut [paragraf 4] (point 3 berterus terang).4. Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi [paragraf 5] (point 3 berterus terang ; point 12 tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien).5. Walau dengan berat hati, istri pemuda tersebut menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter Bagus [paragraf 5] (point 7 melaksanakan informed consent).6. Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol [paragraf 5] (point 13 menjaga hubungan atau kontrak).7. Setelah menerima penjelasan tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya, pasien pulan dengan membawa surat rujukan tersebut [paragraf 6] (point 3 berterus terang).Kaidah Autonomy yang dilanggar oleh dokter Bagus:1. Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK Cepat Tepat langganannya yang berada di kota, jauh dari puskesmas. Dari Lab Klinik ini dr.Bagus mendapat sejumlah uang ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien yang ia kirim ke situ [paragraf 6] (point 13 menjaga hubungan kontrak).

2.2.4 JusticeJustice adalah keadilan yang merupakan suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberi perlakuan yang sama kepada pasien demi kebahagiaan serta kenyamanan bagi pasien dan umat manusia.7 Poin terpenting dalam kaidah ini hanyalah memberi keadilan kepada pasien tanpa mempersoalkan SARA.Berikut adalah substansi atau cakupan dari kaidah Justice: Memberlakukan segala sesuatu secara universal Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility, availability, quality) Menghargai hak hukum pasien Menghargai hak orang lain Menjaga kelompok rentan (yang paling merugikan) Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, staus sosial, dll Tidak melakukan penyalahgunaan wewenang Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan yang sah/tepat Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan Bijak dalam makroalokasiKaidah Justice yang diterapkan oleh dokter Bagus:1. Dokter Bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran [paragraf 2] (poin 1 memberlakukan segala sesuatu secara universal; point 3 memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama).2. Pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit pada ibu ini kata dokter Bagus kepada pak mantri [paragraf 3] (point 10 memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien).3. Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tuanya bahwa kondisi anaknya tidak dapat ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat-obatan mahal [paragraf 4] (point 6 menghargai hak orang lain).4. Dokter Bagus menjelaskan kepada orangtua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat-obat kemoterapeutik [paragraf 4] (point 6 menghargai hak orang lain). 5. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut [paragraf 5] (point 3 memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama).6. Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi [paragraf 5] (point 6 menghargai hak orang lain).Kaidah Justice yang dilanggar oleh dokter Bagus:Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK Cepat Tepat langganannya yang berada di kota, jauh dari puskesmas. Dari Lab Klinik ini dr.Bagus mendapat sejumlah uang ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien yang ia kirim ke situ [paragraf 6] (point 5 menghargai hak hukum pasien ; point 9 tidak melakukan penyalahgunaan wewenang).

BAB IIIPENUTUP

Sesuai dengan hasil pembahasan Kaidah Dasar Bioetika yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa dokter Bagus menggunakan prinsip-prinsip kaidah dasar bioetika yang diantaranya , yaitu beneficence,non maleficience,justice,autonomi.Berdasarkan prinsip beneficence dokter bagus ia mengutamakan altruisme karena menolong tanpa pamrih dan rela berkorban untuk kepentingan orang lain. Kemudian sesuai prinsip nonmaleficience dokter Bagus mau mengorbankan waktunya untuk menolong pasien yang gwat darurat dan segera melakukan tindakan karena si pasien yang ditolong ini tidak sadarkan diri , yang ketiga sesuai prinsip justice dokter Bagus memberikan nomor urut pada pasien yang telah mengantri dan meminta kesediaan pasien yang sedang mengantri untuk menolong pasien pasien yang gawat darurat . Dan yang terakhir menurut prinsip autonomi dokter bagus mengutamakan hak-hak pasien dalam mengambil keputusan tentang penanganan terhadap penyakit yang pasien alami dan menghormati hak pasien dalam menentukan nasibnya sendiri. Meskipun dokter Bagus sempat melanggar beberapa kaidah dasar bioetik tapi dokter Bagus dapat menerapkan kaidah dasar bioetik dalam pelayanannya kepada pasien dengan cukup baik demi kesembuhan pasien.Prinsip-Prinsip bioetika ini harus diterapkan dalam mengahadapi pasien di setiap keadaan , sehingga terciptanya situasi yang baik antara pasien dan dokter dan bukan hanya hubungan yang berdasarkan dengan hukum.

DAFTAR PUSTAKA William C. 2009. Bioetika sebuah pengantar. Jakarta : Kanisius 1 Johnstone, Megan Jane. Bioethics: a nursing perspective. Ed 5. Australia: Elsevier, 2009, 13-15, 43-45 W. A Newman Dorland; alih bahasa, Huriawati Hartanto, dkk. Ed 29. Jakarta: EGC, 2002, 216,260 3Salim Darminto, Hartono Budiman. WHO AM I?Bioetika, Humaniora dan Profesionalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta: Fakultas Kedokteran Ukrida. 2012 4Beauchamp, Tom L. Principles of biomedical ethics. Ed 5. New York: Oxford University Press, 2001,166-8 5Di unduh dari http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/nonmaleficence, 17 september 2012 6 Hardjodisastro D. Bagaimana Dokter Berpikir dan Bekerja. Jakarta: Gramedia. 2006 7 Bertens K. Perspektif Etika Baru : 55 Esai tentang Masalah Aktual. Yogyakarta: Kanisius. 2009

Bioetika