Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

52
MAKALAH PARTAI POLITIK DAN KONFLIK POLITIK Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Makalah Pada Mata Kuliah Sosiologi Politik dan Sebagai Bahan Diskusi Kelas Disusun Oleh : 1. Parid 2. Roni 3. Emed 4. Asep Ependi

Transcript of Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

Page 1: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

MAKALAH

PARTAI POLITIK DAN KONFLIK POLITIK

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Makalah Pada Mata Kuliah Sosiologi Politik dan Sebagai

Bahan Diskusi Kelas

Disusun Oleh :

1. Parid2. Roni3. Emed4. Asep Ependi

UNIVERSITAS MATHLAUL ANWARFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

KAMPUS MALINGPING2010

Page 2: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah dengan judul Partai Politik dan Konflik Politik.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

sosiologi politik dan sebagai bahan diskusi kelas. Selain itu untuk menambah

wawasan dan pengetahuan tentang partai politik dan konflik politik.

Dalam penulisan makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak

baik moral material, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Dosen mata kuliah sosiologi politik yang telah memberikan ilmu dan tugas

makalah ini untuk mengukur dan mengasah kemampuan mahasiswa dalam

mengajarkan makalah

2. kedua orang tua yang telah memberikan dorongan material dan spiritual

dalam pembuatan makalah ini.

3. Rekan – rekan FISIP UNMA yang telah memberikan motivasi dan

membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan

baik dilihat dari isi atau cara penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi pembaca.

Bayah, Nopember 2010

Penulis

Page 3: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................. 1

C. Tujuan Masalah................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3

A. Partai-Partai Politik........................................................................... 3

B. Bentuk-Bentuk Konflik Politik......................................................... 14

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 29

A. Kesimpulan........................................................................................ 29

B. Saran.................................................................................................. 29

Page 4: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhir-akhir ini sering terjadi perdebatan-perdebatan antara partai

politik, mereka saling berkompetisi di bidang politik, ada yang saling

membangun namun, adapula yang saling menjatuhkan tetapi tidak terlepas

dari nilai kesatuan dan persatuan bangsa. Walaupun begitu tetapi mereka

terus berkompetisi di bidang politik terutama di dalam kegiatan pemilu. Di

dalam kegiatan tersebut mereka saling ada visi dan misi baik antar partai

politik maupun terhadap masyarakat.

Faktor-faktor terjadinya konflik antara partai politik diantaranya

disebabkan karena keinginan menjadi seorang penguasa, satu-satunya di

dunia politik, dan adanya permasalahan politik internal maupun eksternal.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis perli mengadkan penelitian

dengan judul “Partai Politik dan Konflik Politik”

B. Perumusan Masalah

Permasalahan pokok yang akan dibahas dalam penelitian makalah ini

adalah sebagai berikut :

1. Apakah partai politik itu ?

2. Apakah konflik politik itu ?

3. Apakah ada hubungan antara partai politik dan knflik politik ?

Page 5: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

4. Bagaimana cara mengetahui hubungan antara partai politik dan

konflik politik berikut dengan penyelesaiannya ?

C. Tujuan Masalah

Bertolak rumusan permasalahan di atas pembuatan makalah ini

bertujuan :

1. Untuk mengetahui pengertian dari partai politik.

2. Untuk mengetahui pengertian dari konflik politik

3. Untuk mengetahui hubungan antara partai politik dan konfli politik.

4. Untuk mengetahui cara bagaimana hubungan partai politik dan konflik

politik berikut dengan penyesaiannya.

Page 6: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

BAB II

PEMBAHASAN

A. PARTAI – PARTAI POLITIK

Partai politik pertama-tama lahir di negara-negara Eropa Barat.

Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu

diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses politik, maka partai politik

telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi penghubung antara

rakyat di satu fihak dan pemerintah di fihak lain. Partai politik umumnya

dianggap sebagai manifestasi dari suatu sistim politik yang sudah modern

atau yang sedang dalam proses memodernisasikan diri. Maka dari itu,

dewasa ini di negara-negara baru pun partai sudah menjadi lembaga politik

yang biasa dijumpai.

Di negara-negara yang menganut faham demokrasi, gagasan mengenai

partisipasi rakyat mempunyai dasar ideologis bahwa rakyat berhak turut

menentukan siapa-siapa yang akan menjadi pemimpin yang nantinya

menentukan kebijaksanaan umum (public policy). Di negara-negara totaliter

gagasan mengenai partisipasi rakyat didasari pandangan elite politiknya

bahwa rakyat perlu dibimbing dan dibina untuk mencapai stabilitas yang

langgeng. Untuk mencapai tujuan itu, partai politik merupakan alat yang

baik.

Pada permulaan perkembangannya di negara-negara Barat seperti

Inggris dan Perancis, kegiatan politik pada mulanya dipusatkan pada

kelompok-kelompok politik dalam parlemen. Kegiatan ini mula-mula

Page 7: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

bersifat elitist dan aristokratis, mempertahankan kepentingan kaum

bangsawan terhadap tuntutan-tuntutan raja. Dengan meluasnya hak pilih,

kegiatan politik juga berkembang di luar parlemen dengan terbentuknya

panitia-panitia pemilihan yang mengatur pengumpulan suara para

pendukungnya menjelang masa pemilihan umum. Oleh karena dirasa perlu

memperoleh dukungan dari pelbagai golongan masyarakat, kelompok-

kelompok politik dalam parlemen lambat laun berusaha

memperkembangkan organisasi massa, dan dengan demikian terjalinlah

suatu hubungan tetap antara kelompok-kelompok politik dalam parlemen

dengan panitiapanitia pemilihan yang sefaham dan sekepentingan, dan

lahirlah partai politik. Partai semacam ini menekankan kemenangan dalam

pemilihan umum dan dalam masa antara dua pemilihan umum biasanya

kurang aktif. Ia bersifat patronage party (partai lindungan) yang biasanya

tidak memiliki disiplin partai yang ketat.

1. Definisi Partai Politik

Di bawah in disampaikan beberapa definisi mengenai partai politik :

Carl J. Friedrich: Partai politik adalah "sekelompok manusia

yang terorganisir secara stabi dengan tujuan merebut atau

mempertahankan kekuuasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan

partainya dan, berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada

anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materiil" (A

political party is a group of human beings, stably organized with the

oh jective of securing or maintaining for its leaders the control of a

government, with the further objective of giving to members of the

Page 8: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

party, through such control ideal and material benefits and advan

tages).

R.H. Soltau: "Partai politik adalah sekelompok warga negara

yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai suatu ke-

dengan memanfaatkan kekuasaannya un satuan politik dan yang

bertujuan menguasai pemerintahan dan melaksanakan kebijaksanaan

umum mereka" (A group of citizens more or Les, who act as a

political unit and who, by the use of their voting power, aim to control

the government and carry out t general policies).

Sigmund Neumann dalam karangannya Modern Political Parties

mengemukakan definisi sebagai berikut: "Partai politik adalah

organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai

kekuasaan pemerintahan Berta merebut dukungan rakyat atas dear

persaingan dengan suatu golongan atau golongan golongan lain yang

mempunyai pandangan yang berbeda" (A political par ty is the

articulate organization of society's active political agent. those who are

concerned with the control of governmental power and who compete

for popular support with another group or groups holding divergent

views).

2. Fungsi Partai Politik

Dalam negara demokratis partai politik menyelenggarakan

beberapa fungsi:

1) Partai sebagai sarana komunikasi politik.

Page 9: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalurkan

aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya

sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam

masyarakat berkurang. Dalam masyarakat modern yang begitu

luas. pendapat dan aspirasi seseorang atau suatu kelompok akan

hilang tak berbekas seperti suara di padang pasir, apabila tidak

ditampung dan digabung dengan pendapat dan aspirasi orang

lain yang senada. Proses ini dinamakan "penggabungan

kepentingan" (interest aggregation). Sesudah digabung,

pendapat dan aspirasi ini diolah dan dirumuskan dalam bentuk

yang teratur. Proses ini dinamakan "perumusan kepentingan"

(interest articulation).

Semua kegiatan di atas dilakukan oleh partai. Partai politik

selanjutnya merumuskannya sebagai usul kebijaksanaan. Usul

kebijaksanaan ini dimasukkan dalam program partai untuk

diperjuangkan atau disampaikan kepada pemerintah agar

dijadikan kebijaksanaan umum (public policy). Dengan

demikian tuntutan dan kepentingan masyarakat disampaikan

kepada pemerintah melalui partai politik.

Di lain fihak partai politik berfungsi juga untuk

memperbincangkan dan menyebarluaskan rencana-rencana dan

kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Dengan demikian

terjadi arus informasi serta dialog dari atas ke bawah dan dari

bawah ke atas, di mana partai politik memainkan peranan

Page 10: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

sebagai penghubung antara yang memerintah dan yang

diperintah, antara pemerintah dan warga masyarakat. Dalam

menjalankan fungsi ini partai politik sering disebut sebagai

broker (perantara) dalam suatu bursa idee-idee ("clearing house

of ideas"). Kadang-kadang juga dikatakan bahwa partai politik

bagi pemerintah bertindak sebagai alat pendengar, sedangkan

bagi warga masyarakat sebagai pengeras suara.

2) Partai sebagai sarana sosialisasi politik.

Partai politik juga main peranan sebagai sarana sosialisasi

politik (instrument of political socialization). Di dalam ilmu

politik sosialisasi politik diartikan sebagai proses melalui mana

seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap phenomena

politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat di mana is

berada. Biasanya proses sosialisasi berjalan secara berangsur-

angsur dari masa kanakkanak sampai dewasa.

Dalam hubungan ini partai politik berfungsi sebagai salah

satu sarana sosialisasi politik. Dalam usaha menguasai

pemerintahan me. lalui kemenangan dalam pemilihan umum,

partai harus memperoleh dukungan seluas mungkin. Untuk itu

partai berusaha menciptakan "image" bahwa is memperjuangkan

kepentingan umum. Di samping menanamkan solidaritas dengan

partai, partai politik juga mendidik anggota-anggotanya menjadi

manusia yang sadar akan tanggungjawabnya sebagai warga

negara dan menempatkan kepentingan sendiri di bawah

Page 11: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

kepentingan nasional. Di negara-negara baru partai-partai politik

juga berperan untuk memupuk indentitas nasional dan integrasi

nasional.

3) Partai politik sebagai sarana recruitment politik.

Partai politik juga berfungsi untuk mencari dan mengajak

orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik

sebagai anggota partai (political recruitment). Dengan demikian

partai turut memperluas partisipasi politik. Caranya ialah

melalui kontak pribadi, persuasi dan lain-lain. Juga diusahakan

untuk menarik golongan muda untuk dididik menjadi kader

yang di massa mendatang akan .mengganti pimpinan lama

(selection of leadership).

4) Partai politik sebagai sarana pengatur konflik (conflict

management).

Dalam suasana dcmokrasi, persaingan dan perbedaan

pendapat dalam masyarakat merupakan soal yang wajar. Jika

sampai tcrjadi konflik, partai politik berusaha untuk

mengatasinya. Dalam praktek politik sering dilihat bahwa

fungsi-fungsi tersebut di atas tidak dilaksanakan seperti yang

diharapkan. Misalnya infor. masi yang diberikan justru

menimbulkan kegelisahan dan perpecahan dalam masyarakat;

yang dikejar bukan kepentingan nasionale akan tetapi

kepentingan partai yang sempit dengan akibat pcngkotakan

Page 12: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

politik; atau konflik tidak diselesaikan, akan tempi malaban

dipertajam.

3. Klasifikasi Partai

Klasifikasi ptirtai dapat dilakukan dengan pelbagal Cara. Bila

dilihat dari segi kumposisi clan fungsi keanggotaannya. secara umum

dapat dibagi dalam dua jenis yaitu partai massa dan partai leader.

Partai massa mengutamakan kekuatan herdasarkan keunggulan

anggota; oleh karena itu is biasanva terdiri dari pendukung-pendukung

dari berbagai aliran politik dalam masyarakat yang sepakat untuk

hernaung di bawahnya dalam memperjuangkan suatu program yang

biasanya luas dan agak kabur. Kelemahan dari partai massa ialah

bahwa masing-masing aliran atau kelompok yang bernaung di bawah

partai massa cenderung untuk memaksakan kepentingan masing-

masing, terutama pada saat-saat krisis. sehingga persatuan dalam

partai dapat menjadi lemah atau hilang same sekali sehingga salah

satu golongan mernisahkan diri dan mendirikan partai bat Partai kader

mementingkan keketatan organisasi dan disiplin kerja dari anggota-

anggotanya. Pimpinan partai biasanya menjagi kemurnian doktrin

politik yang dianut dengan jalan mcngadakan saringan terhadap calon

anggotanya dan memecat anggota yang menyeleweng dari garis partai

yang telah ditetapkan.

1) Sistim partai tunggal

Ada sementara sarjana yang berpendapat bahwa istilah

sistim partai-tunggal merupakan istilah yang menyangkal diri

Page 13: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

sendiri (contradictio in terminis) sebab menurut pandangan ini

suatu sistim selalu mengandung lebih dari satu unsur. Namun

demikian istilah ini telah tersebar luas di kalangan masyarakat

dan pars sarjana. Istilah ini dipakai untuk partai yang benar-benar

merupakan satu-satunya partai dalam suatu negara, maupun

untuk partai yang mempunyai kedudukan dominan di antara

beberapa partai lainnya. Dalam kategori tcrakhir terdapat banyak

variasi.

Pola partai-tunggal terdapat di beberapa negara Afrika

(Ghana di masa Nkrumah, Guinea, Mali, Pantai Galling), Eropa

Timur dan RRC. Suasana kepartaian dinamakan non-kompetitif

oleh karma partai-partai yang ada harus menerima pimpinan dari

partai yang dominan dan tidak dibenarkan bersaing secara

merdeka melawan partai itu. Kecenderungan untuk mengambil

pole sistim partai tunggal disebabkan karena di negara-negara

baru pimpinan sexing dihadapkan dengan masalah bagaimana

mengintegrasikan pelbagai golongan, daerah serta suku bangsa

yang berbeda corak social dan pandangan hidupnya. Dikuatirkan

bahwa bila keanekaragaman sosial dan budaya ini dibiarkan,

besar kemungkinan akan terjadi gejolak-gejolak sosial politik

yang menghambat usaha-usaha pembangunan.

2) Sistim dwi-partai

Dalam kepustakaan ilmu politik pengertian sistim dwi-

panai biasanya diartikan adanya dua partai atau adanya beberapa

Page 14: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

partai tetapi dengan peranan dominan dari dua partai. Sedikit

negara yang pads dewasa ini memiliki ciri-ciri sistim dwi-partai,

kecuali Inggris, Amerika Serikat dan Filipina, dan oleh Maurice

Duverger malahan dikatakan bahwa sistim ini adalah khas

Anglo Saxon. Dalam sistim ini partai-partai dengan jelas dibagi

dalam partai yang berkuasa (karena menang dalam pemilihan

umum) dan partai oposisi (karena kalah dalam pemilihan

umum). Dengan demikian jelaslah di mana letaknya

tanggungjawab mengenai pelaksanaan fungsi-fungsi. Dalam

sistim ini partai yang kalah berperan sebagai pengecam utama

tapi yang setia (loyal opposition) terhadap kebijaksanaan partai

yang duduk dalam pemerintahan, dengan pengertian bahwa

peranan ini sewaktu-waktu dapat bertukar tangan. Dalam

persaingan memenangkan pemilihan umum kedua partai

berusaha untuk merebut dukungan orang-orang yang ada di

tengah dua partai dan -gang sering dinamakan pemilih terapung

(floating vote).

3) Sistim multi-partai

Umumnya dianggap bahwa keanekaragaman dalam

komposisi masyarakat menjurus ke berkembangnya sistim

multi-partai. Di mana perbedaan ras, agama, atau suku bangsa

adalah kuat, golongan-golongan masyarakat lebih cenderung

untuk menyalurkan ikatan-ikatan terbatas (primordial) tadi

dalam satu wadah saja. Dianggap bahwa pola multi-partai lebih

Page 15: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

mencerminkan keanekaragaman budaya dan politik daripada

pola dwi-partai. Sistim multi-partai diketemukan di Indonesia,

Malaysia, Negeri Belanda, Perancis, Swedia dan sebagainya.

Sistim multi-partai, apalagi kalau digandengkan dengan

sistim pemerintahan parlementer, mempunyai kecenderungan

untuk menitik-beratkan kekuasaan pada badan legislatif

sehingga peranan badan eksekutif sering lemah dan ragu-ragu.

Hal ini disebabkan Met karena tidak ada satu partai yang cukup

kuat untuk membentul suatu pemerintahan sendiri, sehingga

terpaksa membentuk koalis dengan partai-partai lain. Dalam

keadaan semacam ini partai yanj berkoalisi harus selalu

mengadakan musyawarah dan kompromi de ngan partai-partai

lainnya dan menghadapi kemungkinan bahwa se waktu-waktu

dukungan dari partai koalisi lainnya dapat ditani kembali.

4. Partai Politik di Indonesia

Partai politik pertama-tama lahir dalam zaman kolonial sebagai

manifestasi bangkitnya kesadaran nasional. Dalam suasana itu se. mua

organisasi, apakah dia bertujuan social (seperti Budi Utomo dan

Muhammadiah) ataukah terang-terangan menganut azas politik/agama

(seperti Sarikat Islam dan Partai Katolik) atau azas politik/sekuler

(seperti PNI dan PKI), memainkan peranan penting dalam

berkembangnya pergerakan nasional. Pola kepartaian masa ini

menunjukkan keanekaragaman, pola mana diteruskan dalam masa

merdeka dalam bentuk sistim multi-partai.

Page 16: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

Dengan didirikannya Volksraad maka beberapa partai don

organisasi bergerak melalui badan ini. Pada tahun 1939 terdapat

beberapa fraksi dalam Volksraad, yakni Fraksi Nasional di bawah

pimpinan Husni Thamrin, PPBB (Perhimpunan Pegawai Bestuur

Bumi-putra) di bawah pimpinan Prawoto dan "Indonesische Nationale

Groep" di bawah pimpinan Muhammad Yamin.

Di luar Volksraad ada usaha untuk mengadakan gabungan dari

nasional. Pada tahun partai-partai politik dan menjadikannya semacam

dewar 1939 dibentuk K.R.I. (Kor.ste Rakyat wakil Indonesia) yang

terdiri dari GAPI (Gabungan Politik Indonesia, tang merupakan

gabungan dari partai-partai beraliran nasional), MIA (Majelisul

Islamil a'laa Indonesia, yang merupakan gabungan partai-partai

beraliran Islam yang terbentuk pads tahun 193 7) dan MRI (Majelis

Rakyat Indonesia, yang merupakan gabungan organ,salt buruh).

Dengan demikian kepartaian kembali ke pola multi-partai yang

telah dimulai dalam zaman kolonial. Banyaknya partai tidak meng

untungkan berkembangnya pemerintahan yang stabil. Pemilihan

umum yang diadakan pada tahun 1955 membawa penyederhanaan

dalam jumlah partai dalam arti bahwa dengan jelas telah muncul

empat partai besar, yakni Masyumi, PNI, NU den PKI. Akan tetapi

partai-partai tetap tidak menyelenggarakan fungsinya sebagaimana

yang diharapkan. Akhirnya, pada mesa Demokrasi Terpimpin partai-

partai dipersempit ruang-geraknya.

Page 17: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

B. BENTUK-BENTUK KONFLIK POLITIK

Sosiologi merupakan  ilmu social yang sasaranya masyarakat.

Masyarakat yang menjadi sasaran ilmu social dapat dilihat sebagai sesuatu

yag terdiri dari berbagai aspek, seperti halnya dengan sosiologi yang

memusatkan perhatiannya kepada aspek masyarakat yang bersifat umum

dan berusaha mendapatkan pola-pola umum darinya. Singkatnya, sosiologi

mempelajari masyarakat dan hubungan antara pribadi-pribadi dalam

masyarakat tersebut.

Sedangkan ilmu politik memusatkan aspek masyarakat yang

berhubungan dengan kekuasaan. Dalam proses tersebut kemudian muncul

sebuah fenomena yang disebut dengan konflik. Untuk memahami fenomena

ini secara sosiologis dan politis, maka diperlukan suatu alat analisa

interpreitasi terhadap masalah tersebut, yakni sosiologi politik.

Konflik diyakini sebagai suatu fakta utama dalam masyarakat, baik itu

masyarakat agraris maupun masyarakat modern. Konflik lebih banyak

difahami sebagai keadaan tidak berfungsinya, komponen-komponen

masyarakat sebagaimana mestinya atau gejala penyakit dalam masyarakat

yang terintegrasi secara tidak sempurna. Tetapi, secara empiris, tidak diakui

karena, orang lebih memilih stabilitas sebagai hakikat masyarakat.

Sebaliknya konfik  mempunyai fungsi-fungsi positif, salah satunya

ialah mengurangi ketegangan tersebut tidak bertambah dan menimbulkan

kekerasan yang memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan.

Salah satu fungsi tersebut ialah berdampak kepada penyegaran pada

sistem sosial. Konflik memang tidak mengubah sistem sosial itu sendiri,

Page 18: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

namun konflik menciptakan perubahan-perubahan dalam sistem. Sehingga

dengan keberadaan konflik tersebut berimplikasi terhadap sistem tersebut,

yakni sistem akan lebih sedikit efektif dari sebelumnya.

1. Pengertian konflik

Konflik bukan merupakan suatu hal yang asing didalam hidup

manusia. Sejarah mencatat bahwasanya konflik merupakan bagian

dari kehidupan manusia, sepanjang seseorang masih hidup hampir

mustahil untuk menghilangkan konflik dimuka bumi ini baik itu

konflik antar individu maupun antar kelompok. Jika konflik antara

perorangan tidak bisa diatasi secara adil dan proposional, maka hal itu

dapat berakhir dengan konflik antar kelompok.

Untuk  itu, konflik merupakan suatu gejala yang tidak dapat

dipisahkan dalam masyarakat. Fenomena konflik tsb mendapat

perhatian bagi manusia, sehingga muncul penelitian-penelitan yang

menciptakan dan mengembangkan berbagai pandangan tentang

konflik.

Diantaranya ialah Charles Watkins yang memberikan suatu

analisis tajam tentang kondisi dan prasyarat terjadinya suatu konflik.

Menurutnya, konflik terjadi bila terdapat dua hal. Pertama, konflik

bisa terjadi bila sekurang-kurangnya terdapat dua pihak yang secara

potensial dan praktis/operasional dapat saling menghambat. Secara

potensial artinya, mereka memiliki kemampuan untuk menghambat.

Secara praktis/ operasional maksudnya kemampuan tadi bisa

diwujudkan dan ada didalam keadaan yang memungkinkan

Page 19: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

perwujudannya secara mudah. Artinya, bila kedua belah pihak tidak

dapat menghambat atau tidak melihat pihak lain sebagai hambatan,

maka konflik tidak akan terjadi.

Kedua, konflik dapat terjadi bila ada sesuatu sasaran yang sama-sama

dikejar oleh kedua pihak, namun hanya salah satu pihak yang akan

memungkinkan mencapainya.

Kemudian, Joyce Hocker dan William Wilmt di dalam bukunya

yang berjudul interpersonal conflict, berupaya untuk memahami

pandangan tentang konflik. Pada umumnya pandangan tentang konflik

dapat digambarkan sebagai berikut ;

Pertama, konflik adalah hal yang abnormal karena hal normal

adalah keselarasan. Bagi mereka yang menganut pandangan ini pada

dasarnya bermaskud menyampaikan bahwa, suatu konflik hanya

merupakan gangguan stabilitas.

Kedua,  konflik sebenarnya hanyalah suatu perbedaan atau salah

paham. Mereka yang perpendapat seperti ini menganggap bahwasanya

konflik hanyalah kegagalan berkomunikasi dengan baik, sehingga

pihak lain tidak dapat memahami maksud kita yang sesungguhnya.

Ketiga, konflik adalah gangguan yang hanya terjadi karena kelakuan

orang-orang yang tidak beres. Menurut penganut pendapat ini,

penyebab suatu konflik adalah anti sosial.

2. Konflik dan integrasi

Pengertian konflik merupakan suatu perselisihan yang terjadi

antara dua pihak, ketika keduanya menginginkan suatu kebutuhan

Page 20: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

yang sama dan ketika adanya hambatan dari kedua pihak, baik secara

potensial dan praktis. Sedangkan integrasi adalah proses

mempersatukan masyarakat, yang cendrung membuat masyarakat

menjadi lebih baik atau harmonis. Disamping itu integrasi juga

dipahami sebagai suatu pernyataan yang sudah dicapai, atau sudah

dekat untuk dicapai.

Dalam politik, konflik dan integrasi merupakan dua hal yang

tidak bisa dipisahkan. Konflik mempunyai hubungan yang erat dengan

proses integrasi. Hubungan ini disebabkan karena dalam proses

integrasi terdapat sebuah proses disoraganisasi dan disintegrasi.

Dalam proses disorganisasi terjadi perbedaan faham tentang

tujuan kelompok sosialnya, tentang norma-norma sosial yang hendak

diubah, serta tentang tindakan didalam masyarakat. Apabila tidak

terdapat tindakan dalam menghadapi perbedaan ini, maka dengan

sendirinya langkah pertama menuju disintegrasi terjadi. Jadi,

disorganisasi terjadi apabila perbedaan atau jarak antara tujuan sosial

dan pelaksanaan terlalu besar.

Suatu kelompok sosial selalu dipengaruhi oleh beberpa faktor,

maka  pertentangan atau konflik akan berkisar pada penyesuaian diri

ataupun penolakan dari faktor-faktor sosial tersebut. Adapun faktor-

faktor sosial yang menuju integrasi tersebut ialah tujuan dari

kelompok, sistem sosialnya, tindakan sosialnya.

Pertentangan yang terjadi dalam kelompok maupun diluar

kelompok memiliki hubungan yang saling pengaruh mempengaruhi.

Page 21: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

Untuk itu, Makin tinggi konflik dalam kelompok, makin kecil darejat

integarasi kelompok. Sedangkan makin besar permusuhan terhadap

kelompok luar, makin besar integrasi.

3. Bentuk-bentuk konflik politik

Hubuangan antara konflik dan integarasi tidak dapat dipisahkan,

hubungan ini dapat diibaratkan dari dua sisi mata uang yang sama.

Dalam kenyataanya, kita menemukan bahwa beberapa jenis konflik

sudah mencakup tingkat integrasi tertentu. Tahap pertama dari

integrasi tersebut terdiri dari menahan penggunaan kekerasan, yang

berarti menggantikan bentuk- bentuk konflik dengan bentuk yang

lainnya. Buktinya dapat kita anlisa dari permasalah yang terjadi di

Aceh.

Pada mulanya Konflik yang terjadi di aceh disikapi dengan

kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah. Namun, ketika adanya

kompromi diantara dua kelompok, maka keduanya mulai berupaya

untuk menghindari kekerasan. Dengan adanya kesepakatan ini, berarti

konflik yang terjadi sudah menuju tahap pertama dari integrasi.

Kemudian kedua pihak memulai mengganti bentuk-bentuk konflik

dengan bentuk yang lain.

Bentuk-bentuk konflik politik itu dapat diidentifikasi dari

penelitian yang dilakukan oleh Maurice Devurege. Ia 

mengidentifikasi bentuk-bentuk konflik politik menjadi dua kategori

yakni; senjata-senjata pertempuran dan strategi politik

1) Senjata-senjata pertempuran

Page 22: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

Manusia dan organisasi dalam konflik satu sama lain

mempergunakan berbagai jenis senjata di dalam perjuangan

politik. Senjata yang digunakan tergantung dari masyarakat

setempat dan kelompok-kelompok sosialnya, diantaranya ialah

senjata dalam bentuk kekerasan fisik, senjata dalam bentuk yang

lain seperti uang, media dan organisasi. Namun, belakangan ini

kekerasan fisik merupakan senjata yang sering digunakan.

Padahal tujuan pertama-tama dari politik adalah untuk

menghapus kekerasan, untuk menggantikan konflik berdarah

dengan bentuk-bentuk perjuangan sipil yang lebih dingin, dan

untuk menghapus peperangan, baik sipil atau internasional.

Politik cenderung menghapus kekerasan, akan tetapi dia tidak

pernah berhasil seluruhnya. Senjata-senjata dalam arti sempitnya

—senjata militer— tidak seluruhnya dikeluarkan dari konflik

politik. Memang politik adalah konflik, akan tetapi juga

pembatasan konflik, dan konsekuensinya suatu permulaan dari

proses integrasi. Namun, tidaklah mutlak.

a) Kekerasan fisik

Berbicara secara luas, ada dua jenis kekerasan yang

dipergunakan sebagai senjata di dalam pertempuran

politik: kekerasan oleh negara melawan para warganya,

dan kekerasan antara kelompok warga negara atau

melawan negara.

Page 23: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

Alat kekerasan yang digunakan negara untuk

melawan negara adalah militer yang mempergunakan

senjata. untuk mempertahankan otoritasnya terhadap

rakyat yang diperintahkannya, senjata militer juga

dipergunakan dalam perjuangan politik Pertama, senjata

dipergunakan selama tahap awal dari perkembangan

sosial, ketika negara masih terlalu lemah untuk

memperoleh monopoli lengkap dari senjata-senjata militer

bagi keuntungannya sendiri.

Lantas, perjuangan merebut kekuasaan terdiri dari

munculnya fraksi bersenjata yang saling berhadapan baik

itu organisasi politik yang mempergunakan senjata

maupun pemberontakan terhadap negara.

Kemudian, ketika militer tidak lagi untuk melayani

negara, tidak lagi berada dalam kuasa mereka yang

memerintah, dan ketika mereka sendiri bergabung di

dalam perjuangan untuk merebut kekuasaan. Maka militer

berubah menjadi kelompok kepentingan, yang berupaya

untuk merebut kekuasaan.

Bilamana angkatan bersenjata menetapkan dirinya

menjadi suatu organisasi politik yang     independen dan

tidak lagi menaati pemerintah, jelas ada disorganisasi yang

mendalam dalam organisasi politik.

Page 24: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

Justru dari hakikatnya militer selalu merupakan

bahaya politik bagi negara. Mereka yang memegang

senjata selalu digoda untuk menyalahgunakannya, sama

seperti mereka yang memegang posisi otoritas mendapat

godaan untuk melampaui hak-haknya.

b) Kekayaan

Dalam realitas politik; uang tidak pernah menjadi

satu-satunya "penguasa". Namun dalam banyak

masyarakat, seperti dalam masyarakat kapitalis, uang

adalah senjata yang hakiki. Untuk itu, uang yang

merupakan simbol dari kekayaan telah menjadi sebuah

senjata politik. Sehingga tak dapat dipungkiri bahwa

kekayaan merupakan bagian dari hal yang mewarnai

bentuk-bentuk konflik politik.

Seperti dalam masyarakat agraris yang

menggunakan kekayaannya seperti tanah sebagai sumber

dari kekuatan politik, hal ini dilakukan oleh kelas pemilik

tanah atau aristokrat. Kemudian, pada abad kesembilan

belas muncul kalangan borjuis yang menggantikan

sumbernya dari pemilikan tenah kepada kekuatan uang.

Jadi, pada pekembangannya uang mulai terkesan sebagai

senjata politik.

c) Organisasi

Page 25: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

Di dalam komunitas manusia yang besar, terutama

di dalam negara modern, pertikaian politik dilancarkan

antara organisasi-organisasi. Organisasi-organisasi ini

kelompok-kelompok yang berstruktur, dengan

kemampuan artikulasi, dan hirarkis, terutama terlatih bagi

perjuangan merebut kekuasaan.

Hakikat organisatoris dari kekuatan- kekuatan sosial

ini adalah fakta yang fundamental dari kehidupan politik

masa kini. Tentu saja, ada selalu sejumlah organisasi

kekuatan-kekuatan sosial yang bersungguh-sungguh pada

aksi politik, akan tetapi selama seratus tahun terakhir,

teknik organisasi kolektif dan metode memasukkan orang

ke dalam kelompok aksi kolektif telah sangat

disempurnakan. Wajah yang sungguh asli dari perjuangan

politik sekarang bukanlah bahwa dia terjadi antar

organisasi, akan tetapi karena organisasi ini begitu rapi

dikembangkan.

Kita dapat mengklasifikasikan organisasi politik

menjadi dua kategori utama partai-partai politik dan

kelompok kepentingan. Tujuan utama dari partai adalah

memperoleh kekuasaan atau mengambil bagian dalam

kekuasaan; mereka berusaha memperoleh kursi dalam

pemilihan umum, mengangkat wakil dan menteri, dan

mengontrol pemerintah. Sedangkan kelompok

Page 26: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

kepentingan tidak berusaha untuk merebut kekuasaan atau

berpartisipasi di dalam pelaksanaan kekuasaan, namun

tujuannya adalah mempengaruhi dan menekan mereka

yang memegang kekuasaan.

d) Media informasi

Media yang merupakan alat untuk menyebarkan

pengetahuan dan informasi ini juga dapat dikatakan

sebagai senjata politik, yang mampu dipakai oleh negara,

oleh organisasi, partai dan gerakan rakyat.

Dalam rezim-rezim otoritarian, media informasi

biasanya berada dalam kontrol negara, yang berfungsi

untuk menyebarkan propaganda negara. Propaganda ini

cenderung untuk mengamankan dukungan penuh dan

pemerintah. Dia tidak berorientasi kepada perjuangan

kelas atau kategori sosial yang meliputi bangsa, akan

tetapi kepada penyatuan negara. Dia merupakan alat

integrasi sosial atau pseudointegrasi

Sedangkan dalam rezim demokratis, tidak semua

media informasi dikontrol oleh negara; banyak yang

memiliki sifat seperti kelompok kepentingan. Pluralisme

media adalah unsur di dalam pluralisme rezim, bersama

dengan pluralisms partai politik.

Namun, jarang kita mendapatkan negara demokratis

di mana negara tidak menguasai satu pun media informasi,

Page 27: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

sebagaimana di Amerika Serikat. Hampir di mana-mana,

penyiaran radio diorganisir oleh dinas negara, sekurang-

kurangnya sebagian.

2) Strategi politik

a) Konsentrasi atau penyebaran-penyebaran senjata politik

Dari segi distribusi senjata-senjata politik,

masyarakat dapat dibagi menjadi dua jenis masyarakat

politik, yakni masyarakat dengan konsentrasi senjata dan

masyarakat dengan penyebaran senjata.

Di dalam masyarakat dengan konsentrasi senjata,

semua senjata-senjata politik, atau sekurang-kurangnya

yang utama, dipegang oleh satu kelas atau kelompok

sosial. Seperti yang terdapat di dalam masyarakat feodal

dan monarki, misalnya, senjata utama pada masa itu —

senjata-senjata militerdan kekayaan pemilikan tanah—

dikonsentrasikan di dalam tangan kaum aristokrat.

Sedangkan di dalam masyarakat dengan penyebaran

senjata, senjata-senjata utama dibagi pada beberapa kelas

atau kategori kelas. Saat ini, di satu pihak, kaum kapitalis

memiliki kekayaan, yang dipakainya untuk kepentingan

propaganda, dengan demikian memegang unsur-unsur

kekuasaan politik yang paling penting dalam tangannya.

Namun dipihak lain, kaum pekerja/buruh juga mempenyai

Page 28: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

kekuatan dengan bentuk organisasi masa (partai-partai

rakyat dan serikat buruh)

b) Perjuangan terbuka atau perjuangan diam-diam

Perjuangan terbuka dalam konflik politik dapat

ditemukan pada negara yang menganut faham demokrasi.

Dimana dalam demokrasi konflik politik bersifat resmi

atau diakui, seperti dalam kampanye, pemilu, demonstrasi

dan di parlemen. Biasanya kelompok-kelompok yang

bertarung dalam konflik politik ini adalah organisasi

politik yang legal seperti partai.

Bagi organisasi yang tidak berorientasi kepada

politis, mereka memiliki potensi untuk berupaya mengejar

tujuan-tujuan politiknya dengan cara yang ilegal. Karena

sifanya ilegal, maka perjuangannya dilakukan secara

diam-diam. Fakta ini dapat dilihat dari munculnya

gerakan-gerakan bawah tanah yang berupaya untuk

merebut kekuasaan.

c) Pergolakan didalam rejim dan perjuangan untuk

mengontrol rejim

Dalam negara-negara demokrasi, pergolakan politik

terbuka tetap terbatas. Perbedaan dasar dalam hubungan

ini harus dibuat antara pergolakan di dalam dan

perjuangan untuk merebut rezim.

Page 29: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

Perbedaan antara perjuangan merebut rezim dan

perjuangan di dalam rezim berhubungan dengan konsep

legitimasi. Konflik-konflik berada dalam kerangka

pemerintah, bilamana mayoritas para warga menganggap

pemerintah tersebut legitimete, bilamana ada konsensus

tentang hal ini. Konflik tidak dapat ditampung di dalam

kerangka pemerintah kecuali ada konsensus tentang

legitimasinya.

Apabila konsensus itu berantakan, ketika  hanya

sebagain kelompok yang mengakui legitimasi pemerintah ,

maka akan muncul perjuangan melawan rezim.

Akibatnya, perjuangan di dalam rezim dan perjuangan

melawan rezim bukanlah strategi alternatif yang bisa

dipilih seseorang dalam suatu suasana yang normal, tetapi

dalam situasi tertentu. Bilamana konsensus politik secara

mendalam terbagi, maka situasi revolusioner

menghasilkan perjuangan melawan rezim.

Perjuangan melawan suatu rezim bisa mengambil

dua bentuk yang berbeda-beda, tergantung dari apakah dia

hanya memperhatikan tujuan-tujuan yang harus dicapai

atau juga cara-cara yang harus dipergunakan dalam

mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Perjuangan melawan suatu rezim selalu berarti

bahwa sebagian warga negara tidak menerima lembaga-

Page 30: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

lembaga yang ada dan berjuang untuk menggantikannya

dengan lembaga-lembaga lain.

d) Strategi dua blok atau strategi sentris

Perjuangan politik di dalam suatu sistem dwi-partai

berbeda dari perjuangan di dalam sistem multi-partai.

Dalam perjuangan sistem dwi partia mengambil bentuk

duel, sedangkan dalam sistem multi partai, sejumlah

musuh saling berhadapan dan membentuk berbagai

koalisi. Perbedaan politik antara kiri dan kanan

memungkinkan kita memperbandingkan kedua situasi

tersebut.

Golongan politik “kanan” memilih sikap untuk

menerima tatanan sosial yang ada dan mereka secara

relatif puas terhadap tatanan tersebut,  yang akhinya

mereka putuskan untuk melanjutkannyas. Sedangkan

golongan “kiri” tidak menyukai tatanan sosial yang ada

dan mau mengubahnya.

Namun, pada kenyataannya, strategi dua blok adalah

bentuk sentrisme, karena setiap blok dipaksa untuk

mengorientasikan politiknya ke arah tengah.

e) kamuflase

Salah satu alat strategi yang digunakan dalam setiap

jenis rezim ialah kamuflase. Kamuflase merupakan upaya

untuk menyembunyikan tujuan-tujuan yang sebenarnya

Page 31: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

dan motif-motif aksi politik yang sebenarnya di balik

tujuan dan motif yang semu yang lebih populer,  dan

karena itu, mengambil keuntungan dari dukungan rakyat

yang lebih besar.

Alat ini dipakai oleh individu-individu, partai-partai,

dan kelompok-kelompok kepentingan di dalam

perjuangannya untuk memenangkan atau mempengaruhi

kekuasaan. Dia juga dipakai oleh pemerintah untuk

memperoleh kepatuhan dari para warga dan untuk

mengembangkan integrasi sosial dan politik yang nyata.

Kamuflase mempunyai beberapa bentuk diantranya

ialah Teknik kamuflase yang paling biasa adalah menutupi

suatu tujuan yang kurang terhormat di balik sesuatu yang

lebih terhormat dalam hu-bungan dengan sistem nilai dari

suatu masyarakat tertentu. Teknik lain dalam kamuflase

adalah membuat kasak-kusuk terhadap sebagian besar

penduduk bahwa kepentingannya berada dalam

Page 32: Makalah Partai Politik Dan Konflik Politik

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir yang

anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan citra-cita yang

sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk meperoleh kekuasaan politik dan

merebut kedudukan politik (biasanya) denganc ara konstitusional untuk

melaksanakan kebijaksanaan-kebidajksanaan mereka.

Konflik politik merupakan suatu gejala yang tidak dapat dipisahkan

dalam masyarakat. Fenomena konflik tersebut mendapat perhatian bagi

manusia, sehingga muncul penelitian-penelitian yang menciptakan dan

mengembangkan berbagai pandangan tentang konflik. Menurut Charles

Wartkins yang memberikan analisis tajam tentang konfisi dan prasarat

terjadinya suatu konflik. Konflik terjadi bila terdapat 2 hal, yaitu 1) konflik

bisa terjadi bila sekurang-kurangnya dua pihak yang secara potensial dan

praktis dapat saling menghambat dan konflik dapat sama-sama dikejar oleh

kedua pihak, namun hanya salah satu pihak yang akan memungkinkan

mencapainya.

B. Saran

Pada penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa banyak

kekurangan-kekurangan nya baik, cara penyusunan maupun pemaparan nya.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sran yang sifatnya membangun

untuk menyempurnakan makalah ini.