Makalah pancasila
Transcript of Makalah pancasila
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia
masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan
yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini
dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang.
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua
dasa warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi
jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran
tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara
nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global
dan lokal.
Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat
yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang
tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat
beragam dan canggih, sehingga diperlukan sumber nilai atau orientasi dasar yang
disertai dengan kemampuan dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan,
serta mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian.
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama
dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan
kehidupan manusia. Oleh karena itu, pancasila sebagai ideologi bangsa harus
dijadikan sebagai acuan yang mengakomodir dan mengantisipasi laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga setiap warga negara
dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian Pancasila?
1.2.2 Apakah pengertian paradigma?
1.2.3 Apakah pengertian IPTEK?
1.2.4 Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?
1.2.5 Bagaimanakah pancasila sebagai paradigma perkembangan?
1.2.6 Bagaimanakah pancasila sebagai paradigma perkembangan IPTEK?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Pancasila.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian Paradigma.
1.3.3 Untuk mengetahui
1.3.4 Untuk mengetahui perkembangan IPTEK.
1.3.5 Untuk mengetahui pancasila sebagai paradigma perkembangan IPTEK.
2
BAB 2
AKTUALISASI DAN IMPLEMENTASI
2.1 Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi
obyektif dan subyektif. Aktualisasi Pancasila obyektif yaitu aktualisasi Pancasila
dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan negara
antara lain legislatif, eksekutif maupun yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang-
bidang aktualisasi lainnya seperti politik, ekonomi, hukum terutama dalam
penjabaran ke dalam undang-undang, GBHN, Pertahanan Kemanan, pendidikan
maupun bidang kenegaraan lainnya. Adapun aktualisasi Pancasila subyektif
adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral
dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat. Aktualisasi yang subyektif
tersebut tidak terkecuali baik warga negara biasa, aparat penyelenggara negara,
penguasa negara, terutama kalangan elit politik dalam kegiatan politik perlu
mawas diri agar memiliki moral ketuhanan dan kemanusiaan sebagaimana
terkandung dalam Pancasila.
2.2 Implementasi Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idiil bangsa Indonesia,
dewasa ini dalam zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari
ancaman disintergrasi selama lebih dari lima puluh tahun. Namun sebaliknya
sakralisasi dan penggunaan berlebihan dari ideologi negara dalam format politik
orde baru banyak menuai kritik dan protes terhadap Pancasila sejarah
implementasi Pancasila memang tidak menunjukan garis lurus bukan dalam
pengertian keabsahan substansialnya, terapi dalam konteks implementasinya.
Tantangan terhadap Pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa
dan bernegarabukan hanya berasal dari faktor domestik, tetapi juga dunia
Internasional pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian Pancasila sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, karena diidalam Pancasila terkandung nilai-nlai
3
luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini
zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti negara-negar di seluruh dunia temasuk
Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta
neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuiki cara pandang dan cara
berpikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan Pancasila dan
dapat menghadirkan sistem nilai dan Idealisme baru yang bertentangan dengan
kepribadian bangsa.
Implementasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat pada hakikatnya
merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun
pengimplementasian tersebut dirinci dalam berbagai macam bidang anatara lain
POLEKSOSBUDHANKAM.
4
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari sansekerta: Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf
keempat preambule (pembukaan UUD 1945). Meskipun terjadi perubahan
kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap
selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati
sebagai hari lahirnya Pancasila.
3.2 Pengertian Paradigma
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu
pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, orang yang pertama kali mengemukakan
istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu
paradigma. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa
yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam
merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana
seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus
dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut. Suatu paradigma mengandung
sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang
mengikuti paradigma tersebut.
5
Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan tertentu,
seorang ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah dalam
ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya
di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum,
sosial dan ekonomi. Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai
kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur,
parameter, arah dan tujuan.
Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka,
acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan. Dengan
demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan
segala hal dalam kehidupan manusia.
3.3 Macam – Macam Paradigma Ilmu Pengetahuan
1. Paradigma Kualitatif
Proses penelitian berdasarkan metodologi yang menyelidiki fenomena sosial
untuk menemukan teori dari lapangan secara deskriptif dengan menggunakan
metode berpikir induktif.
2. Paradigma Deduksi
Induksi Paradigma deduksi (penelitian dengan pendekatan kuantitatif): analisis
data kesimpulan Paradigma induksi (penelitian dengan pendekatan kualitatif) :
pengumpulan data observasi, hipotesis kesimpulan.
3. Paradigma Piramida Kerangka berpikir atau model penyelidikan ilmiah yang
tahapannya menyerupai piramida , dibagi menjadi:
a. Piramida berlapis : semakin ke atas berarti tujuan semakin tercapai, yaitu
ditemukannya teori baru.
b. Piramida ganda : piramida yang dibuat berlandaskan piramida yang sudah ada
c. Piramida terbalik : piramida yang dibuat berdasarkan teori yang sudah ada.
4. Paradigma Siklus Empiris Kerangka berpikir atau model penyelidikan ilmiah
berupa siklus. Tujuan : memudah kan pembentukan pola pikir bagi ilmuan atau
peneliti untuk melakukan kegiatan ilmiah.
6
5. Paradigma Rekon struksi Teori Model penyelidikan ilmiah yang berusaha
merancang kembali teori atau metode yang telah ada dan digunakan dalam
penelitian. Agar model rekon struksi teori dapat diterapkan dengan baik,
pemilihan dan penguasaan teori tertentu yang dianggap relevan dengan penelitian
sangat menunjang keberhasilan teorinya.
3.4 Pengertian IPTEK
Ilmu adalah suatu pemahaman tentang suatu pengetahuan, yang memiliki
fungsi untuk mencari, menyelidiki, dan menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga
merupakan suatu pengetahuan yang teleh teruji kebenarannya. misalnya,
pengetauan tentang sikap dan prilaku manusia sebagai mahluk sosial, kemudian
pengetahuan itu di selidiki oleh para ahli menggunakan metode-metode tertentu,
dan ternyata pengetahuan tersebut memang benar bahwa manusai itu mahluk
sosial, maka dari itu pengetahuan tersebut dikatakan sebagai ilmu yaitu ilmu
sosial.
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui atau disadari seseorang yang
didapat dari pengalamannya. pengetahuan tidak bisa dikatakan sebagai sebuah
ilmu karena kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncur dikarenakan
seseorang menemukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihatnya.
Teknologi merupakan suatu penemuan melalui proses metode ilmiah
untuk mencapai tujuan yang maksimal. teknologi juga dapat diartikan sebagai
sarana manusia untuk menyediakan kebutuhan.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah suatu
ilmu yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia.
7
3.5 Perkembangan IPTEK
Sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia
berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih
aman dan sebagainya. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dihindari
dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan.
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini.
Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang
cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin
otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas
komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia
dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Sumbangan iptek terhadap
peradaban dan kesejahteraan manusia tidak dapat dipungkiri. Namun manusia
tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa perkembangan iptek
mendatangkan efek negatif bagi manusia. Dalam peradaban modern, terlalu sering
manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan
umat manusia.
Kini ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya melaju
pesat, mendasar, spektakuler. Iptek tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan
tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Bersamaan dengan itu
iptek telah menyentuh seluruh segi dan sendi kehidupan, dan merombak budaya
manusia secara intensif, yang berakibat terjadinya perbenturan tata nilai dalam
aspek kehidupan.
8
Fenomena perombakan tersebut, misalnya :
a. Dari budaya agraris-tradisional ke budaya industri modern. Peran mitos digeser
oleh peran logos / akal. Yang dituntut adalah prestasi, siap pakai, keunggulan
kompetitif, efisiensi, produktif dan kreatif, melupakan kaidah-kaidah normatif.
b. Dari budaya nasional-kebangsaan ke budaya global-mondial. Visi, misi, nilai-
nilai universal lepas dari ikatan-ikatan primordial kebangsaan, keagamaan.
Akibatnya, rasa nasionalisme dan kepribadian bangsamulai luntur.
Berkat kemajuan IPTEK, kini masyarakat begitu mudah berkomunikasi dan
berinteraksi dengan masyarakat dunia. Terjadinya proses akulturasi dan pengaruh
nilai-nilai kebudayaan antar bangsa secara langsung ataupun tidak langsung dapat
mempengaruhi nilai, tata hidup, gaya hidup, sikap hidup, maupun pikiran suatu
kelompok masyarakat. Untuk itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu kesediaan
untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman, sekaligus waspada terhadap nilai-
nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita
yang kita serap. Dengan meningkatnya hubungan antar bangsa di dunia, maka
pengaruh tata nilai dan budaya luar akan makin tinggi pula masuk ke Indonesia.
Akibatnya jika masyarakat tidak mempunyai ketahanan mental, ideologi, dan
kewaspadaan, maka dapat menjadi korban globalisasi dan pergaulan antar bangsa.
Pengembangan dan penerapan IPTEK harus sejauh mungkin memenuhi
kriteria ketepatgunaan, yakni :
a. Segi teknis dapat dilaksanakan
b. Segi sosial akseptable
c. Secara ekonomi dapat dipertanggungjawabkan, dan
d. Secara ekologi tidak menurunkan kualitas hidup
Pancasila Sebagai Perkembangan
Tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah
sebagai berikut “Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia” hal ini merupakan tujuan negara hukum formal, adapun rumusan
“Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa” hal ini
merupakan tujuan negara hukum material, yang secara keseluruhan sebagai tujuan
9
khusus atau nasional. Adapun tujuan umum atau internasional adalah “Ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan soaial”.
Secara filosofis, hakikat kedudukan pancasila sebagai paradigma
pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek
pembangunan nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai pancasila.
Karena nilai-nilai pancasila mendasarkan diri pada dasar ontologis manusia
sebagai subyek pendukung pancasila sekaligus sebagai subyek pendukung negara.
Unsur-unsur hakikat manusia “monopluralis” meliputi susunan kodrat manusia,
terdiri rohani (jiwa) dan jasmani (raga), sifat kodrat manusia terdiri dari makhluk
individu dan makhluk sosial serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk
pribadi berdiri sendiri dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Pancasila sebagai paradigma berarti nilai – nilai dasar pancasila secara normatif
menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan
nasional yang dijalankan oleh Negara Indonesia.
Secara filosofis, hakikat kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan
nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan
nasional harus berdasarkan pada hakikat nilai – nilai, sila – sila pancasila.
3.6 Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK
Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru
bersifat reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian Pancasilan mampu
menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi
masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada
10
kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktivitas nyata dalam
pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan suatu
ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu
sendiri (Alfian, 1992)(dalam internet). Ada beberapa dimensi penting sebuah
ideologi, yaitu:
a. Dimensi Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil
berakar dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar
tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
b. Dimensi Idealisme.
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi
harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik
kehidupan bersama dengan berbagai dimensinya.
c. Dimensi Fleksibility.
Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang
memungkinkan dan merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang
relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari
hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakekatnya merupakan
hasil kreatifitas rohani (jiwa) manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia
mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan
YME.
Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan
peningkatan harkat dan martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak
bebas nilai, namun terikat nilai – nilai. Pancasila telah memberikan dasar nilai –
nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan moral ketuhanan dan
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dengan memasuki kawasan IPTEK yang diletakan diatas Pancasila
sebagai paradigmanya, perlu dipahami dasar dan arah peranannya, yaitu :
a. Aspek ontologi
11
Bahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas manusia yang tidak mengenal titik
henti dalam upayanya untuk mencari dan menentukan kebenaran dan kenyataan.
Ilmu Pengetahuan harus dipandang secara utuh, dalam dimensinya sebagai :
1. Sebagai masyarakat, menunjukkan adanya suatu academic community yang
dalam hidup keseharian para warganya untuk terus menggali dan mengembangkan
ilmu pengetahuan.
2. Sebagai proses, menggambarkan suatu aktivitas masyarakat ilmiah yang melalui
abstraksi, spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi, komparasi dan
eksplorasi mencari dan menemukan kebenaran dan kenyataan.
3. Sebagai produk, adalah hasil yang diperoleh melalui proses, yang berwujud karya
– karya ilmiah beserta implikasinya yang berwujud fisik ataupun non-fisik.
b. Aspek Epistemologi, bahwa pancasila dengan nilai–nilai yang terkandung
didalamnya dijadikan metode berpikir.
c. Aspek Askiologi, dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung didalam
pancasila sebagai metode berpikir, maka kemanfaatan dan efek pengembangan
ilmu pengetahuan secara negatif tidak bertentangan dengan ideal dari pancasila
dan secara positif mendukung atau mewujudkan nilai-nilai ideal pancasila.
Sila-sila pancasila yang harus menjadi sistem etika dalam pengembangan
IPTEK:
Sila ketuhanan yang mahaesa mengkomplementasikan ilmu pengetahuan
mencipta, keseimbangan antara rasional dan irasional, antara akal dan kehendak.
Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan
dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya
apakah merugikan manusia disekitarnya atau tidak. Pengolahan diimbangi dengan
melestarikan.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas
bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap beradab karena
IPTEK adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh
karena itu, pengembangan Iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi
kesejahteraan umat manusia. Iptek bukan untuk kesombongan dan keserakahan
manusia. Namun, harus diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia.
12
Sila persatuan Indonesia mengkomplementasiakan universalitas dan
internasionalisme (kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan IPTEK
hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa serta
keluhuran bangsa sebagai bagian umat manusia di dunia.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan mendasari pengembangan IPTEK secara
demokratis, artinya setiap ilmuan harus memiliki kebebasan untuk
mengembangkan IPTEK juga harus menghormati dan menghargai kebebasan
orang lain dan juga memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik dikaji ulang
maupun di bandingkan dengan penemuan lainnya.
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengkomplementasikan
pengembangan IPTEK haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam
kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannnya
dengan dirinya senndiri maupun dengan Tuhannya, manusia dengan manusia,
manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam
lingkungannya.
T.Jacob (2000) (dalam internet) berpendapat bahwa Pancasila mengandung
hal-hal yang penting dalam pengembangan iptek, yaitu:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengingatkan manusia bahwa ia hanyalah
makhluk Tuhan yang mempunyai keterbatasan seperti makhluk-makhluk lain,
baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Ia tidak dapat terlepas dari alam,
sedangkan alam raya dapat berada tanpa manusia.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, usaha untuk menyejahterakan manusia
haruslah dengan cara-cara yang berprikemanusiaan. Desain, eksperimen, ujicoba
dan penciptaan harus etis dan tidak merugikan uamat manusia zaman sekarang
maupun yang akan datang. Sehingga kita tidak boleh terjerumus mengembangkan
iptek tanpa nilai-nilai perikemanusiaan.
3. Sila Persatuan Indonesia, mengingatkan pada kita untuk mengembangkan iptek
untuk seluruh tanah air dan bangsa. Dimana segi-segi yang khas Indonesia harus
mendapat prioritas untuk dikembangkan secara merata untuk kepentingan seluruh
bangsa, tidak hanya atau terutama untuk kepentingan bangsa lain.
13
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, membuka kesempatan yang sama bagi semua
warga negara untuk mengembangkan iptek, dan mengenyam hasilnya, sesuai
kemampuan dan keperluan masing-masing.
5. Sila Keadilan sosial, memperkuat keadilan yang lengkap dalam alokasi dan
perlakuan, dalam pemutusan, pelaksanaan,perolehan hasil dan pemikiran resiko,
dengan memaksimalisasi kelompok-kelompok minimum dalam pemanfaatan
pengembangan teknologi.
Pemahaman pancasila melalui kelima silanya secara universal dapat masuk
kedalam tatanan pembangunan Indonesia melalui perkembangan IPTEK.
Pentingnya keselerasan diantara keduanya menjanjikan hubungan yang harmonis
dalam membangun sebuah negara yang dicita-citakan. Namun, pada kenyataanya
sangat sulit untuk menyeimbangkan keduanya, karena masyarakat Indonesia
adalah masyarakat yang plural, tidak jarang di antara masyarakat tersebut tidak
memiliki etika dalam menggunakan teknologi. Hal tersebut sangat tergantung
kepada tingkah laku manusia. Tidak setiap tingkah laku itu memberikan jaminan.
Hanya tingkah laku tertentu saja yang dapat menjamin, yaitu tingkah laku yang
bertanggung jawab. Artinya, yang berdasarkan pada prinsip keadilan, yakni
melakukan perbuatan sebagai kewajiban atas hak yang layak bagi seseorang
menurut posisi, fungsi dan keberadaannya.
Peraturan perundangan, sebagai salah satu teknik bernegara, harus mampu
menghidupi warganya dalam suasana tenteram damai, dan bahagia karena hal ini
merupakan wujud ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan negara itu sendiri.
Dengan demikian cara-cara pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
seharusnya berkiblat kepada kelima sila pancasila yang dapat dijadikan pedoman
dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai basis ketenteraman bernegara.
Pengembangan dan penguasaan dalam IPTEK (ilmu pengetahuan dan
teknologi) merupakan salah satu syarat menuju terwujudnya kehidupan
masyarakat bangsa yang maju dan modern. Pengembangan dan penguasaan
IPTEK menjadi sangat penting untuk dikaitkan dengan kehidupan global yang
ditandai dengan persaingan. Namun pengembangna IPTEK bukan semata-mata
untuk mengejar kemajuan material melainkan harus memperhatikan aspek-aspek
14
spiritual, artinya pengembangan IPTEK harus diarahkan untuk mencapai
kebahagiaan lahir dan batin.
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-sila yang merupakan sumber
nilai, kerangka pikir serta asas moralitas bagi pembangunan IPTEK. Sehingga
bangsa yang memiliki pengembangan hidup pancasila, maka tidak berlebihan
apabila pengembangan IPTEK harus didasarkan atas paradigma pancasila.
Syarat dan kondisi dikembangkannya iptek yang pancasialis :
a. Adanya keyakinan akan kebenaran nilai-nilai Pancasila dalam diri setiap ilmuwan
b. Adanya situasi yang kondusif secara kultural, yaitu harus adanya semangat
pantang menyerah untuk mencari kebenaran ilmiah yang belum selesai, dan
adanya kultur bahwa disiplin merupakan suatu kebutuhan bukan sebagai beban
atau paksaan.
c. Adanya situasi yang kondusif secara struktural, bahwa perguruan tinggi harus
terbuka wacana akademisnya, kreatif, inovatif, dan mengembangkan kerja sama
dengan bidang-bidang yang berbeda
Hasil iptek harus dapat dipertanggungjawabkan akibatnya, baik pada masa
lalu, sekarang, maupun masa depan. Oleh karena itu, diperlukan suatu aturan yang
mampu menjadikan pancasila sebagai roh bagi perkembangan iptek di Indonesia.
Dalam hal ini pancasila mampu berperan memberikan beberapa prinsip etis pada
iptek sebagai berikut.
a. Martabat manusia sebagai subjek, tidak boleh diperalat oleh iptek.
b. Harus dihindari kerusakan yang mengancam kemanusiaan.
c. Iptek harus sedapat mungkin membantu manusia melepaskan kesulitan-kesulitan
hidupnya.
d. Harus dihindari adanya monopoli iptek.
e. Harus ada kesamaan pemahaman antara ilmuwan dan agamawan. Bahwa iman
dalam agama harus memancar dalam ilmu dan ilmu menerangi jalan yang telah
ditunjukkan oleh iman. Hal ini sesuai dengan ucapan Einstein, yaitu without
religion is blind, religion science is lame (ilmu tanpa agama adala buta, agama
tanpa ilmu adalah lumpuh).
15
16
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
4.1.1 Paradigma merupakan kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi,
sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan dari suatu perkembangan,
perubahan, serta proses dalam suatu bidang tertentu.
4.1.2 Ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya melaju pesat,
mendasar, spektakuler. IPTEK tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan tetapi
sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Untuk itu diperlukan sikap
bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman, sekaligus
waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai
dengan kepribadian kita yang kita serap.
4.1.3 Hubungan antara pancasila dengan IPTEK tidak dapat lagi ditempatkan secara
dikotomi saling bertentangan, pancasila tanpa disertai sikap kritis ilmu
pengetahuan, akan menjadikan pancasila itu sebagai suatu yang represif dan
kontraproduktif. Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa didasari dan diarahkan oleh
nilai-nilai pancasila akan kehilangan arah konstruktifnya dan terdistori menjadi
suatu yang akan melahirkan akibat-akibat fatal bagi kehidupan manusia.
4.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menganut ideologi pancasila,
hendaknya dalam mengembangkan maupun memanfaatkan perkembangan IPTEK
harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan berdasarkan
tujuan untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia baik untuk masa
sekarang maupun masa mendatang.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://tadir-amin.blogspot.com/2012/07/gambaran-pengembangan-iptek-yang-
tidak.html (Diakses tanggal 18 Maret 2013)
http://ilerning.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=943:pancasila-sebagai-paradigma-
pengembangan-iptek-&catid=51:pendidikan-pancasila&Itemid=77 (Diakses
tanggal 18 Maret 2013)
http://alvaziazien.blogspot.com/2012/08/nilai-nilai-pancasila-perkembangan-
iptek.html (Diakses tanggal 18 Maret 2013)
http://asmitagari.wordpress.com/2012/06/25/pancasila-sebagai-paradigma-
pembangunan-iptek/ (Diakses tanggal 18 Maret 2013)
Kaelan, H. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
18