makalah pancasila

52
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, atau disingkat dengan UUD 1945, adalah konstitusi Negara Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949 di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945,dengan dikukuhkan sebagai aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959. Pada kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia. Aspirasi untuk mengadakan perbaikan terhadap UUD 1945 ini dilandasi oleh buruknya penyelenggaraan negara, terutama pada masa orde baru. Pada kenyataannya kekuasaan tertinggi saat itu tidak dipegang oleh MPR melainkan dipengang sepenuhnya oleh presiden. Banyaknya pendapat yang muncul untuk mengamandemen UUD 1945. Amandemen benar-benar harus dilakukan saat itu sebab terjadi 1

description

mengenai dasar-dasr falsafah pancasila

Transcript of makalah pancasila

Page 1: makalah pancasila

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, atau disingkat

dengan UUD 1945, adalah konstitusi Negara Indonesia saat ini. UUD 1945

disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18

Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949 di Indonesia berlaku

Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 berlaku UUDS 1950.

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945,dengan

dikukuhkan sebagai aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959.

Pada kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 telah mengalami empat

kali perubahan yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem

ketatanegaraan Republik Indonesia.

Aspirasi untuk mengadakan perbaikan terhadap UUD 1945 ini

dilandasi oleh buruknya penyelenggaraan negara, terutama pada masa orde

baru. Pada kenyataannya kekuasaan tertinggi saat itu tidak dipegang oleh

MPR melainkan dipengang sepenuhnya oleh presiden. Banyaknya

pendapat yang muncul untuk mengamandemen UUD 1945.

Amandemen benar-benar harus dilakukan saat itu sebab terjadi

kemelut politik dan krisis kepercayaan akibat dari adanya krisis moneter

tahun 1997. Begitu kompleks masalah yang menyelimuti bangsa

memperlihatkan kelemahan sistemik UUD 1945, yang menyebabkannya

tidak mampu memberikan solusi untuk memecahkan masalah negara.

Sebenarnya ketidakmampuan itu bukan hanya karena kesalahan kebijakan

pemerintah dan ketidakmampuan presiden. Tetapi adalah kurangnya

semangat para penyelenggara negara. Ada sebuah faktor penting yang

dilupakan saat itu untuk mengatasi keadaan yaitu tidak adanya dukungan

dan kepercayaan masyarakat luas.

Pada dasarnya terdapat dua hal utama yang melatarbelakangi studi

ini. Pertama, UUD 1945 memiliki banyak kelemahan yang menyebabkan

1

Page 2: makalah pancasila

banyak permasalahan pada kondisi kehidupan bernegara. Kedua,

sebagaimana banyak dinyatakan oleh pakar hukum tata negara selama ini,

para perumus UUD 1945 sendiri sudah menyadari bahwa UUD tersebut

UUD sementara yang harus segera diselesaikan karena dorongan situasi

strategis untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Terdapat pihak yang pro dan kontra terhadap amandemen UUD

1945, karena kondisi kehidupan rakyat Indonesia yang makin memburuk.

Namun ada beberapa pihak yang menyatakan kemajuan bangsa setelah

amandemen. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas beberapa

pendapat mengenai amandemen UUD 1945. Serta berbagai diskusi

mengenai adanya amandemen UUD 1945.

B. Permasalahan

Kondisi negara yang memburuk pasca orde baru menyebabkan

adanya perdebatan dalam berbagai bidang. Hal yang langsung menjadi

sorotan adalah masalah konstitusi negara. Konstitusi adalah naskah tertulis

dan sebagai keseluruhan dari peraturan, baik yang tertulis maupun tidak

tertulis. Istilah “constitution” bagi sarjana ilmu politik merupakan

keseluruhan peraturan, baik yang tertulis maupun tidak, yang mengatur

secara mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintah diselenggarakan

dalam masyarakat. Sementara di Indonesia, istilah konstitusi sudah

terbiasa diartikan sebagai undang-undang dasar.

Maka dilakukanlah amandemen terhadap UUD 1945. Diharapkan

dengan adanya perubahan terhadap beberapa isi undang-undang dasar,

kehidupan bernegara akan menjadi lebih baik. Namun sampai sekarang

belum ada hasil yang terlihat jelas dari amandemen UUD 1945. Melihat

kenyataan yang ada kesejahteraan masyarakat belum tercapai dan makin

banyaknya jumlah rakyat yang miskin. Tujuan dari amandemen adalah

untuk memperbaiki kondisi bangsa yang memburuk. Namun apakah itu

sudah tercapai.

2

Page 3: makalah pancasila

C. Tujuan

Pengkajian terhadap permasalahan di atas diharapkan dapat

memenuhi tujuan sebagai berikut :

1. Memberikan argumentasi tentang amandemen UUD 1945.

2. Perlukah adanya amandemen kelima UUD 1945.

3. Memberikan tanggapan terhadap penyimpangan mengenai isi pasal

yang berubah pada Pancasila.

4. Memberikan beberapa kesimpulan mengenai amandemen UUD 1945.

5. Memberikan solusi untuk pemerintah mengenai pelaksanaan

amandemen UUD 1945.

D. Pembatasan Masalah

Pada kali ini ada beberapa hal yang mungkin tidak disajikan dalam

makalah ini. Disebabkan beberapa hal yang dapat menyebabkan cakupan

dari permasalahan terlalu banyak sehingga pembahasan masalah tidak

fokus dan terlalu lebar. Oleh karena itu, hanya disajikan beberapa pendapat

serta tanggapan mengenai pasal-pasal yang diamandemen. Namun hal lain

mengenai adanya praktik UUD 1945 dalam kehidupan bernegara akan

dibatasi pada hal-hal tertentu saja. Seperti yang berhubungan dengan

kehidupan politik kenegaraan.

3

Page 4: makalah pancasila

BAB 2

FAKTOR yang MEMPENGARUHI

Pada kesempatan kali ini akan dibahas beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi adanya amandemen terhadap UUD 1945. Banyak faktor yang

mempengaruhinya antara lain faktor dari internal dan eksternal. Kondisi dalam

negeri merupakan faktor internal sedangkan kondisi dunia saat itu merupakan

faktor eksternal.

Untuk yang pertama yakni mengenai faktor internal yang menyebabkan

adanya amandemen ini. Seperti yang diketahui kondisi negara Indonesia pada

tahun 1997. Munculnya krisis ekonomi yang menyebabkan memburuknya

perekonomian negara. Selain itu adanya masalah dalam penyelenggaraan

negara yang menyebabkan hilangnya kepercayaan rakyat pada pemerintah

membuat makin buruknya keadaan. Keberadaan MPR pada masa orde baru

hanyalah suatu boneka yang dijalankan oleh penguasa legislatif sehingga

rakyat merasa marah karena telah dibohongi. Masa itu adalah masa yang

paling berat bagi bangsa Indonesia pada akhir abad 20. Pemerintah tidak

mampu mengatasi keadaan negara. Melihat dalam UUD 1945 tidak dapat

ditemukan suatu pemecahan masalah negara. Pembahasan lebih lanjut

mengenai tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, kebebasan pers,

pembagian kekauasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum belum

dibahas lebih mendetail dalam UUD 1945. Hal-hal internal inilah yang

menyebabkan perubahan pada konstitusi negara.

Sedangkan mengenai faktor eksternal adalah karena berubahnya situasi

dunia saat itu. Di mana kemajuan teknologi pada IT (information and

telecommunication) dan transportasi menyebabkan banyak negara yang mulai

bergerak untuk mempersiapkan era globalisasi. Negara-negara komunis dan

sosialis mulai menerapkan politik ekonomi pasar untuk menaiki kemajuan

dunia guna membangun negeri mereka dan mensejahterakan rakyatnya.

4

Page 5: makalah pancasila

Tekanan itu makin membesar disebabkan dalam konstitusi Negara tidak

terdapat pembahasan mengenai adanya hal-hal mendukung proses globalisasi.

Sebuah konstitusi yang fleksibel pasti mampu bertahan pada kondisi seperti

ini. Karena itu diperlukan perubahan pada konstitusi tersebut mampu bertahan

di tengah perubahan lingkungannya.

Menghadapi perubahan tantangan yang keras dan agar mampu bertahan

serta masih bisa tetap melangkah maju maka bangsa Indonesia harus berusaha

melengkapi diri dengan sistem yang membangun kepercayaan dan dukungan

rakyatnya. Melihat berbagai hal yang harus dipertimbangkan di atas itu maka

UUD 1945 perlu diperbaiki agar tujuan yang tertera dalam Pembukaan dapat

diwujudkan melalui struktur dan prosedur bernegara yang lebih

handal,sehingga amandemen terhadap pasal dan ayat-ayat UUD 1945 harus

dilakukan. Nilai-nilai dalam Pembukaan yang intinya adalah sila-sila

Pancasila harus ditejermahkan dan dieksplisitkan dengan menggunakan cara

pandang demokrasi berkedaulatan rakyat ke dalam struktur dan prosedur

bernegara sebagaimana dirumuskan dalam pasal dan ayat dalam UUD 1945.

Keputusan MPR untuk melakukan amandemen sampai selesai adalah

keputusan bijaksana yang menyelamatkan bangsa dan negara dari perpecahan

dan sekaligus memungkinkan bergulirnya proses reformasi secara

berkelanjutan dan damai.

Namun setelah berlangsungnya pemerintahan dengan UUD 1945 yang

telah diamandemen terjadi perdebatan mengapa belum ada hasil yang tampak

dari adanya amandemen. Diperkirakan terdapat penyimpangan pada Pancasila

itu sendiri. Faktor penyimpangan tersebut berasal dari lingkungan internal dan

eksternal, antara lain :

1. Faktor Internal

Lingkungan dalam negeri memang sangat mempengaruhi kondisi.

Terdapatnya ideologi di luar Pancasila yang ingin menggantikan

kedududukan Pancasila. Bila kita tetap berpegang teguh pada Pancasila

5

Page 6: makalah pancasila

maka kita harus tetap bertahan pada kondisi apapun karena hal ini

merupakan konsekuensinya.

2. Faktor Eksternal

Sedangkan dari faktor eksternal sendiri karena dari pengaruh dari

ideologi internasional seperti liberalisme, individualisme, komunisme,

dan sosialisme yang sedang mengembangkan diri agar dianut oleh

masyarakat internasional secara luas. Kepentingan nasional negara

tertentu yang ditanamkan di Indonesia sehingga mempengaruhi sikap

dan gaya hidup masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia semakin

menjadi konsumtif dan berkembangnya masyarakat yang menyukai

budaya asing.

Itulah beberapa faktor penyimpangan yang dapat disampaikan. Selanjutnya

beberapa hal mengenai amandemen itu akan disampaikan dengan matang pada

bab berikutnya.

6

Page 7: makalah pancasila

BAB 3

PEMBAHASAN MASALAH

A. Sejarah UUD 1945

Pada tanggal 22 Juni 1945 dibuatlah Piagam Jakarta yang akan

menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Naskah tersebut disahkan oleh

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 agustus 1945. Lalu

dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat pada sidang 29

Agustus 1945. Berikut penyimpangan terhadap penggunaan UUD 1945 :

(1) Pada periode 1945-1950 UUD 1945 tidak dapat dilakukan

sepenuhnya sebab negara kita sedang mempertahankan kemerdekaan.

Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945

memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislative, karena

MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945

dibentuk Kabinet Semi-Presidensial (Semi-Parlementer) yang

pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan menuju

demokratis.

(2) Periode 1959-1966 terjadi insiden di mana pada Sidang Konstituante

1959 tidak dihasilkan UUD baru sehingga tanggal 5 Juli 1959

dikeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya memberlakukan

kembali UUD 1945 sebagai konstitusi menggantikan UUDS 1950.

Pada saat tersebut terjadi beberapa penyimpangan terhadap UUD

1945 antara lain presiden mengangkat ketua dan wakil ketua

MPR/DPR dan MA serta wakil ketua DPA menjadi menteri Negara,

MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup,

pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30

September Partai Komunis Indonesia.

(3) Periode 1966-1998 terjadi penyelewengan penggunaan UUD 1945

yang mengakibatkan terlalu besarnya kekuasaan Presiden. Namun

pada masa orde baru tidak ada kehendak dari MPR untuk

7

Page 8: makalah pancasila

mengubahnya. Bahkan terdapat beberapa ketetapan bahwa UUD 1945

akan terus dipertahankan :

Ketetapan MPR Nomor I MPR/1983 yang menyatakan bahwa

MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak

erkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya.

Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum

yang menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah

UUD 1945 terlebih dahulu harus meminta pendapat rakyat

melalui refendum.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang refendum yang

merupakan pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

B. Beberapa Argumentasi yang Mendasari Amandemen

Berbagai argumentasi dan tuntutan realitas kebangsaan serta

demokrasi menyebabkan amandemen harus dilaksanakan. Tetapi satu hal

yang sangat diperlukan untuk mengubah pandangan rakyat yang

menganggap UUD 1945 tidak dapat dirubah kecuali dengan referendum.

Dengan beberapa suara dari beberapa partai politik yang menyatakan

bahwa amandemen perlu dilakukan. Maka perubahan konstitusi tersebut

terjadi dalam empat tahapan. Sejarah konstitusi mengatakan bahwa UUD

1945 bersifat sementara yang akan disempurnakan bila keadaan sudah

aman dan mendukung. Di bawah ini terdapat beberapa argumentasi yang

mendasari amandemen UUD 1945, antara lain :

1. Undang-Undang Dasar 1945 membentuk struktur ketatanegaraan

yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang

sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat. Hal ini berakibat pada

tidak terjadinya check and balances pada institusi-institusi

ketatanegaraan.

2. Undang-Undang Dasar 1945 memberikan kekuasaan yang sangat

besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif (Presiden). Sistem yang

dianut UUD 1945 adalah executive heavy yakni kekuasaan dominan

8

Page 9: makalah pancasila

berada di tangan Presiden dilengkapi beberapa hak konstitusional

yang lazim disebut hak prerogatif (antara lain : memberi grasi,

amnesty, abolisi, dan rehabilitasi) dan kekuasaan legislatif karena

memilii kekuasaaan membentuk undang-undang.

3. UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu luwes dan fleksibel

sehingga dapat menimbulkan lebih dari satu penafsiran (multitafsir),

misalnya pada Pasal 7 UUD 1945 (sebelum diamandemen).

4. UUD 1945 terlalu banyak memberikan kewenangan kepada

kekuasaan Presiden untuk mengatur hal-hal penting sesuai

kehendaknya dalam undang-undang.

5. Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggaraan negara

belum cukup didukung ketentuan konstitusi yang memuat aturan

dasar tentang kehidupan yang demokratis, supremasi hukum,

pemberdayaan masyarakat, penghormatan hak asasi manusia dan

otonomi daerah. Hal ini membuka peluang bagi berkembangnya

praktek penyelenggaraan Negara yang tidak sesuai dengan

Pembukaan UUD 1945, antara lain sebagai berikut :

a) Tidak adanya check and balances antar lembaga Negara dan

kekuasaan terpusat pada Presiden.

b) Infrastruktur yang dibentuk antara lain partai politik dan

organisasi masyarakat.

c) Pemilihan Umum diselenggrakan untuk memenuhi persyaratan

demokrasi formal karena seluruh proses tahapan pelaksanaanya

dikuasai oleh pemerintah.

d) Kesejahteraan sosial berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 tidak

tercapai justru yang berkembagng adalah sistem monopoli dan

oligopoli.

C. Sistem Hukum dan Tata Negara Pasca Amandemen UUD 1945

Diharapkan dengan empat amandemen konstitusi itu, niat yang

sesungguhnya dari para penggagas adalah untuk memperbaiki dan

9

Page 10: makalah pancasila

sekaligus menyempurnakan system dan penyelenggaraan Negara kita

untuk memperkuat sistem presidensiil. Pertama, hubungan antar lembaga

Negara bukan didasarkan pada hirarkis. Praktek kenegaraan sebelum

perubahan Undang-Undang Dasar 1945 dikenal dengan adanya lembaga

tertinggi Negara dan lembaga tinggi Negara. Implementasi dari sistem ini

adalah menempatkam MPR sebagai lembaga tertinggi Negara yang salah

satu fungsinya adalah memberikan cabang kekuasaan Negara kepada

lembaga Negara lainnya, misalnya kekuasaan eksekutif terhadap

Presiden, kekuasaan legislatif terhadap DPR, dan kekuasaan yudikatif

terhadap MA.

Konsekuensi pada sidang tahunan, presiden, DPR, MA, DPA, dan

BPK mempertanggungjawabkan terhadap MPR. Praktek kenegaraan

seperti ini didasarkan pada pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945

yang berbunyi “Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan

sepenuhnya oleh Majelis Pemusyawaratan Rakyat”. Jadi konsekuensinya

MPR sebagai lembaga tertinggi Negara adalah menjadi lembaga super

bodi yang memiliki segala-galanya. Setelah perubahan Undang-Undang

Dasar pasal 1 ayat (2) Unadang-Undang Dasar 1945 berubah menjadi

“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-

Undang Dasar”. Hilangnya kata “sepenuhnya” pada pasal itu mempunyai

implikasi yang sangat fundamental dalam system ketatanegaran

Indonesia. MPR kedudukannya tidak lagi sebagai lembaga tertinggi

Negara tetapi sama seperti lembaga Negara lainnya. Dengan demikian

hubungan antar lembaga Negara tidak didasrkan pada hirarkis atas-bawah

melainkan sejajar masing-masing lembaga Negara menjalankan

sebagaimana fungsinya.

Kedua, pembatasan masa jabatan presiden yakni selama lima tahun,

namun hanya untuk untuk periode saja. Hal ini mencegah diangkatnya

presiden seumur hidup sepert yang terjadi saat orde lama, atau presiden

dipilih lima tahun sekali tanpa batasan peiode seperti zaman orde baru.

Sistem ini akan mencegah terulangnya kekuasaan presiden yang

10

Page 11: makalah pancasila

cenderung menyalahguakan kekuasaanya karena memerintah terlalu

lama.

Ketiga, pembatasan kewenangan presiden. Sebelum dilakukan

amandemen, kewenangan presiden dianggap terlalu besar di dalam UUD

1945. Ketentuan yang menyatakan bahwa presiden memegabg kekuasaan

membentuk undang-undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan

Rakyat dibalik menjadi kewenangan DPR. Namu presiden tetap berhak

mengajukan rancangan undang-undang untuk mendapat persetujuan dari

DPR. Perubahan ini bertujuan untuk memberikan penguatan kepada DPR,

walau tidak mengubah hakikat bahwa badan legislatif tidaklah hanya

monopoli DPR. Badan ini memang memegang kekuasaan legislasi,

namun tidak menyebabkan DPR menjadi badab legislatif, karena

sebagian kewenangan legislasi tetap berada di tangan presiden. Presiden

tetap memegang kekuasaan legislatif bersama-sama dengan DPR dan

untuk beberapa hal sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (22) UUD

1945 bersama-sama juga dengan Dewan Perwakilan Daerah.

Keempat, munculnya DPD. Utusan daerah dan utusan golongan-

golongan yang dulu dimaksud untuk menambah anggota DPR untu

membentuk MPR, digantikan dengan anggota DPD. Anggota DPR dipilih

melalui pemilihan umum menggunakan sistem proporsional melalui

partai politik dengan teknik penentuan calon jadi berdasarkan BPP,

sedangkan pencalonan DPD adalah perorangan denagn teknik penentuan

calon jadi berdasar simple majority berdasarkan ranking perolahan suara.

Inilah esensi DPR mewakili orang (people representation), sementara

DPD mewakili ruang (sphere representation). Artinya, keterwakilan

sesame anggota DPR harus mencerminkan kesederajatan dan keadilan.

Tidak ada lagi anggota DPR maupun MPR yang diangkat. Ketidakjelasan

jumlah anggota MPR da pengertian “ditambah dengan utusan dari daerah-

daerah dan golongan-golongan” yang dapat dijadikan Presiden sebagai

instrumen untuk melanggengkan kekuasaan dapat dihindari sebab jumlah

11

Page 12: makalah pancasila

maksimum anggota DPD adalah sepertiga anggota DPR seperti diatur

dalam Pasal 22C ayat (2) UUD 1945.

Kelima, amandemen konstitusi juga telah menciptakan lembaga baru,

yakni Mahkamah Konstitusi. Denagn demikian, kekuasaan kehakiman

dilakukan oleh dua lembaga, yakni Mahkamah Agung dan Mahkamah

Konstitusi. Keberadaan MK adalah suatu gagasan yang baik, untuk

memeriksa perkara-perkara yang terkait langsung dengan konstitusi.

Kekuasaan Kehakiman sebagai cabang kekuasaan yang merdeka,

memang harus terpisah secara ketat dengan cabang-cabang kekuasaan

negara lainnya. Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi secara

administrasi, personil dan keuangan benar-benar independen, apalagi

dalam menangani perkara. Jadi, meskipun dalam hal legislasi ada

pembagian kekuasaan antara Presiden, DPR dan DPD, namun dalam hal

kekuasaan kehakiman, maka kekuasaan ini adalah kekuasaan yang

merdeka dan bebas dari campur-tangan lembaga manapun juga.

Dengan amandemen UUD 1945, kedudukan DPR telah diperkuat,

bukan saja dalam kewenangan legislasi, namun juga dalam hal anggaran

dan pengawasan. Presiden tidak dapat membubarkan DPR yang anggota-

anggotanya dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum secara berkala

lima tahun sekali. Meskipun demikian, Presiden tidak bertanggungjawab

kepada DPR. Inilah sesungguhnya inti dari sistem pemerintahan

Presidensial yang kita anut. Para menteri adalah pembantu Presiden, yang

diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, dan karena itu

bertanggungjawab kepada Presiden. DPR memang memiliki wewenang

melakukan pengawasan, namun tidak dapat “memanggil” para menteri

yang dapat menimbulkan kesan bahwa yang satu adalah bawahan dari

yang lain, apalagi meminta pertanggungjawaban dari menteri itu sendiri.

Pertanggungjawaban akhir penyelenggaraan pemerintahan negara,

sesungguhnya terletak di tangan Presiden. DPR juga tidak dapat

mendesak Presiden untuk memberhentikan menteri, karena pengangkatan

12

Page 13: makalah pancasila

dan pemberhentiannya adalah kewenangan Presiden yang tidak dapat

dicampuri oleh lembaga negara yang lain.

D. HAM Pasca Amandemen UUD 1945

Bagaimanapun, amandemen UUD 1945 masih jauh dari kata

sempurna. Masih banyak problem kebangsaan yang semestinya diatur

langsung dalam UUD, namun tidak atau belum dicantumkan di dalamnya.

Sebaliknya terdapat beberapa poin yang seharusnya tidak perlu

dimasukkan tapi dimasukkan. Bukannkah konstitusi harus tetap a

senentiasa hidup (living constitution) sesuai dengan semangat zaman,

realitas dan tantangan masanya? UUD 1945 bukanlah sekadar cita-cita

atau dokumen bernegara, akan tetapi ia harus diwujudnyatakan dalam

berbagai persoalan bangsa akhir-akhir ini. Misalnya, kasus pembunuhan

aktivis Munir, penggusuran warga, jual beyi bayi, aborsi dan seterusnya.

Demikian pula masalah kesenjangan sosial, busung lapar, pengangguran

dan kemiskinan. Di bidang HAM masih banyak terjadi perlakuan

diskriminasi antara si kaya dan si miskin, hukum memihak kekuasaan,

korupsi dan kolusi di pengadilan, dan lain-lain. Realitas kehidupan di atas

hendaknya menjadi bahan refleksi bagi seluruh komponen masyarakat

dan bangsa Indonesia.

Pada posisi ini, amandemen Undang-Undang Dasar 1945 dinilai

belum transformatif. Konstitusi ini masih bersifat parsial, lebih terfokus

pada aspek restriktif negara dan aspek protektif individu dalam hak asasi

manusia. Tiga hal yang belum disentuh amandemen UUD 1945 adalah

bagaimana cara rakyat menarik kedaulatannya, penegasan mengenai

supremasi otoritas sipil atas militer, serta penegasan dan penjaminan

otonomi khusus dalam konstitusi. Hal itu pernah juga diungkapkan

Sosiolog Iwan Gardono Sujatmiko yang pernah menyatakan pendapat.

Meski demikian, amandemen UUD 1945 sesungguhnya telah memuat

begitu banyak pasal-pasal tentang pengakuan hak asasi manusia. Memang

UUD 1945 sebelum amandemen, boleh dikatakan sangat sedikit memuat

13

Page 14: makalah pancasila

ketentuan-ketentuan tentang hal itu, sehingga menjadi bahan kritik, baik

para pakar konstitusi, maupun politisi dan aktivis HAM. Dimasukkannya

pasal-pasal HAM memang menandai era baru Indonesia, yang kita

harapkan akan lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan hak

asasi manusia. Pemerintah dan DPR, juga telah mensahkan berbagai

instrument HAM internasional, di samping juga mensahkan undang-

undang tentang HAM pada masa pemerintahan Presiden Habibie.

Terdapat 10 Pasal HAM pada perubahan UUD 1945. Pencantuman

HAM dalam perubahan UUD 1945 dari Pasal 28A s/d Pasal 28J UUD

1945, tidak lepas dari situasi serta tuntutan perubahan yang terjadi pada

masa akhir pemerintahan Orde Baru, yaitu tuntutan untuk mewujudkan

kehidupan demokrasi, penegakkan supremasi hukum, pembatasan

kekuasaan negara serta jaminan dan penghormatan terhadap Hak Asasi

Manusia sebagai antitesa dari berbagai kebijakan pemerintahan Orde

Baru yang mengabaikan aspek-aspek tersebut.

Memang, sebelum perubahan UUD 1945, pada tahun 1988-1990 yaitu

pada masa pemerintahan Presiden BJ Habibie, telah dikeluarkan

Ketetapan MPR RI No. XVII/1998 mengenai Hak Asasi Manusia yang

didalamnya tercantum Piagam HAM Bangsa Indonesia dalam Sidang

Istimewa MPR RI 1998, dan dilanjutkan dengan UU No. 39 Tahun 1999.

Kedua peraturan perundang-undangan tersebut telah mengakomodir

Universal Declaration of Human Right. Apa yang termuat dalam

perubahan UUD 1945 (Pasal 28A s/d Pasal 28J) adalah merujuk pada

kedua peraturan perundang-undangan tersebut, dengan perumusan

kembali secara sistematis dan lebih teratur.

Kecurigaan bahwa konsep HAM yang diadaptasi oleh bangsa

Indonesia selama ini dari Barat diantisipasi oleh amandemen pada pasal

Pasal 28J UUD 1945 yang mengatur adanya pembatasan HAM. Karena

itu, pemahaman terhadap Pasal 28J pada saat itu adalah pasal mengenai

pembatasan HAM yang bersifat sangat bebas dan individualistis itu dan

sekaligus pasal mengenai kewajiban asasi. Jadi tidak saja hak asasi tetapi

14

Page 15: makalah pancasila

juga kewajiban asasi. Ketentuan HAM dalam UUD 1945 yang menjadi

basic law adalah norma tertinggi yang harus dipatuhi oleh negara. Karena

letaknya dalam konstitusi, maka ketentuan-ketentuan mengenai HAM

harus dihormati dan dijamin pelaksanaanya oleh negara. Karena itulah

pasal 28I ayat (4) UUD 1945 menegaskan bahwa perlindungan,

pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab

negara terutama pemerintah.

Terdapat dua aspek yang harus diperhatikan dalam pembentukan

perundang-undangan terkait dengan implementai HAM yaitu: berkaitan

dengan proses dan berkaitan dengan substansi yang diatur peraturan

perundang-undangan. Proses pembentukan peraturan perundang-

undangan harus dilakukan dengan transparan dan melibatkan rakyat untuk

memenuhi hak asasi warga negara untuk memperoleh informasi dan hak

warga negara berpatisipasi dalam pemerintahan.

Sehubungan dengan substansi peraturan perundang-undangan, maka

ada dua hal yang harus diperhatikan oleh pembentuk peraturan

perundang-undangan. Pertama; pengaturan yang membatasi HAM hanya

dapat dilakukan dengan undang-undang dan terbatas yang diperkenankan

sesuai ketentuan Pasal 28J ayat (2) UUD 1945. Karena itu Peraturan

Pemerintah, Peraturan Presiden dan seterusnya pada tingkat bawah tidak

dapat membatasi HAM. Kedua; substansi peraturan perundang-undangan

harus selalu sesuai atau sejalan dengan ketentuan-ketentuan HAM yang

ada dalam UUD 1945.

Pelanggaran terhadap salah satu saja dari kedua aspek tersebut dapat

menjadi alasan bagi seseorang, badan hukum atau masyarakat hukum adat

untuk menyampaikan permohonan pengujian terhadap undang-undang

tersebut kepada Mahkamah Konstitusi dan jika bertentangan dengan

UUD dapat saja undang-undang tersebut sebahagian atau seluruh

dinyatakan tidak berkekuatan mengikat. Jadi mekanisme kontrol terhadap

kekuasaan negara pembentuk undang-undang dilakukan oleh rakyat

melalui Mahkamah Konstitusi. Dengan proses yang demikian menjadikan

15

Page 16: makalah pancasila

UUD kita menjadi UUD yang hidup, dinamis dan memiliki nilai praktikal

yang mengawal perjalanan bangsa yang demokratis dan menghormati

HAM. Namun, penegakan HAM tidak akan terwujud hanya dengan

mencantumkannya dalam konstitusi. Semua pihak berkewajiban

mengimplementasikannya dalam seluruh aspek kehidupan. Kita

menyadari penegakan HAM tidak seperti membalik telapak tangan. Ia

harus diawali dari level paling mikro, yaitu diri sendiri.

 

16

Page 17: makalah pancasila

BAB 4

PENYIMPANGAN AMANDEMEN UUD 1945 TERHADAP

PANCASILA dan TUJUAN BANGSA

Pertama-tama akan diberikan makna dari nilai-nilai Pancasila. Di mana

akan dijelaskan makna tiap-tiap silanya. Berikut ini merupakn maknanya :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Makna sila ini adalah :

a.Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan

agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.

b. Hormat dan menghormati serta bekerja sama antara pemeluk

agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda

sehingga terbina kerukunan hidup.

c.Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

d. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada

orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Makna sila ini adalah :

a.Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan

kewajiban antara sesame manusia.

b. Saling mencintai sesama manusia.

c.Mengembangkan sikap tenggang rasa.

d. Tidak semena-mena pada orang lain.

e.Menjunjunng tinggi nilai kemanusiaan.

f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

g. Berani membela kebenaran dan keadilan.

h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari

masyarakat dunia internasional dan dengan itu harus

17

Page 18: makalah pancasila

mengembangkan sikap saling horamat-menghormati dan bekerja

sama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia

Makna sila ini adalah :

a.Menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

b. Rela berkorban demi bangsa dan Negara.

c.Cinta akan tanah air.

d. Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.

e.Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang

ber-Bhineka Tunggal Ika.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

Makna sila ini adalah :

a.Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

b. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.

c.Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam

mengambil keputusan bersama.

d. Berrembug atau bermusyawarah sampai mencapa knsensus atau

kata mufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Makna sila ini adalah :

a.Bersikap adil terhadap sesama.

b. Menghormati hak-hak orang lain.

c.Menolong sesama.

d. Menghargai orang lain.

e.Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan

bersama.

Di bawah ini dijelaskan berbagai kelemahan yang terjadi dalam

proses dan materi perubahan UUD 1945 maka harus dilihat dari dua sudut

pandang yaitu dari segi proses dan substansi.

18

Page 19: makalah pancasila

Kelemahan Amandemen dari segi proses:

1. Tidak membuat kerangka dasar perubahan dan content draft

MPR dalam membahas dan memutuskan perubahan UUD 1945

tidak membuat dan memiliki content draft konstitusi secara utuh

sebagai langkah awal yang menjadi dasar perubahan (preliminary)

yang dapat ditawarkan kepada publik untuk dibahas dan

diperdebatkan. Content draft yang didasari paradigma yang jelas

yang menjadi kerangka (overview) tentang eksposisi ide-ide

kenegaraan yang luas dan mendalam mengenai hubungan negara

dengan warga negara, negara dan agama, negara dengan negara

hukum, negara dalam pluralitasnya, serta negara dengan

sejarahnya . Juga eksposisi yang mendalam tentang esensi

demokrasi, apa syaratnya dan prinsip-prinsipnya serta check and

balancesnya. bagaimana dilakukan secara mendalam.

2. Amandemen yang parsial dan tambal sulam

MPR lebih menekankan perubahan itu dilakukan secara adendum,

dengan memakai kerangka yang sudah ada dalam UUD 1945.

Cara semacam ini membuat perubahan itu menjadi parsial,

sepotong-sepotong dan tambal sulam saja sifatnya. MPR tidak

berani keluar dari kerangka dan sistem nilai UUD 1945 yang

relevansinya sudah tidak layak lagi dipertahankan. Proses

Amandemen secara parsial seperti diatas tidak dapat memberikan

kejelasan terhadap konstruksi nilai dan bangunan kenegaraan yang

hendak dibentuk. Sehingga terlihat adanya paradoks dan

inkonsistensi terhadap hasil-hasilnya yang telah diputuskan. Hal

ini bisa dilihat dari pasal-pasal yang secara redaksional maupun

sistematikanya yang tidak konsisten satu sama lain. Seperti

misalnya, penetapan prinsip sistem Presidensial namun dalam

elaborasi pasal-pasalnya menunjukkan sistem Parlementer yang

memperkuat posisi dan kewenangan MPR/DPR.

19

Page 20: makalah pancasila

3. Adanya bias kepentingan politik

MPR yang dikarenakan keanggotaannya terdiri dari fraksi-fraksi

politik menyebabkan dalam setiap pembahasan dan keputusan

amat kental diwarnai oleh kepentingan politik masing-masing.

Fraksi-fraksi politik yang ada lebih mengedepankan kepentingan

dan selera politiknya dibandingkan kepentingan bangsa yang lebih

luas. Hal ini dapat dilihat dari pengambilan keputusan final

mengenai Amandemen UUD 1945 dilakukan oleh sekelompok

kecil elit fraksi dalam rapat Tim Lobby dan Tim Perumus tanpa

adanya risalah rapat.

4. Partisipasi Semu

Sekalipun dalam mempersiapkan materi perubahan yang akan

diputuskan MPR melalui Badan Pekerjanya, melibatkan partisipasi

publik baik kalangan Profesi, ornop, Perguruan Tinggi, termasuk

para pakar/ahli. Namun partisipasi tersebut menjadi semu sifatnya

dan hanya melegitimasi kerja MPR saja. Dalam kerja BP MPR ini

rakyat tidak mempunyai hak untuk mempertanyakan dan turut

menentukan apa yang diinginkan untuk diatur dalam

konstitusinya, MPR jugalah menentukan materi apa yang boleh

dan tidak boleh.

5. Tidak intensif dan maksimal

Dalam proses itu ada keterbatasan waktuyang dimiliki oleh

anggota MPR , terutama anggota Badan Pekerja yang diserahi

tugas mempersiapkan materi Amandemen UUD 1945 karena

merangkap jabatan sebagai anggota DPR RI dengan beban

pekerjaan yang cukup banyak. Terlebih lagi, sebagai parpol di

DPR, anggota–anggota ini diharuskan untuk ikut berbagai

rapat/pertemuan yang diadakan oleh DPR atau partainya sehingga

20

Page 21: makalah pancasila

makin mengurangi waktu dan tenaga yang tersedia untuk dapat

mengolah materi Amandemen UUD 1945 sekaligus melakukan

konsultasi publik secara lebih efektif. Akibatnya kualitas materi

yang dihasilkan tidak memuaskan. Padahal, konstitusi adalah suatu

Kontrak Sosialanatra rakyat dan negara sehingga proses

perubahannya seharusnya melibatkan sebanyak mungkin

partisipasi publik.

Kelemahan dari segi substansi :

1. Tidak adanya paradigma yang jelas.

Model rancangan perubahan UUD 1945 yang ada sekarang,

dimana semua alternatif perubahan dimasukkan dalam satu

rancangan, membuka peluang lebar bagi tidak adanya paradigma,

kurang detailnya konstruksi nilai dan bangunan ketatanegaraan

yang hendak dibentuk dan dianut dengan perubahan tersebut.

Persoalan nilai yang hendak dibangun secara prinsip telah ada

dalam Pembukaan UUD 1945, hal itu juga merupakan sebab

untuk tidak dirubahnya Pembukaan UUD 1945. Nilai-nilai yang

secara prinsip tersebut tidak diatur dengan jelas pada batang tubuh

UUD 1945.

2. Inkonsistensi rumusan.

MPR dalam melakukan amandemen UUD 1945, banyak

menghasilkan rumusan-rumusan yang paradoks dan inkonsistensi.

Keberadaan MPR dalam posisinya sebagai lembaga tertinggi

negara membuat rancu sistem pemerintahan yang demokratis,

karena perannya juga seperti lembaga legislatif. MPR yang

dimaknai sebagai representasi kekuasaan tertinggi rakyat dan

21

Page 22: makalah pancasila

dapat melakukan kontrol terhadap kekuasaan lainnya menjadi

superbody yang tidak dapat dikontrol.

3. Tidak Sistematis

MPR dalam melakukan perubahan terhadap UUD 1945

sebagaimana yang telah dibahas pada prosesnya, tidak mau atau

tidak berani keluar dari kerangka dengan mendekonstruksikan

prinsip dan nilai UUD 1945 yang relevansinya saat ini sudah

layak dipertanyakan. MPR tidak mendasarinya dengan ide-ide

konstitusionalisme, yang esensinya merupakan spirit/jiwa bagi

adanya pengakuan Hak Azasi Manusia dan lembaga-lembaga

negara yang dibentuk untuk melindungi HAM dibatasi oleh

hukum.

Penyimpangan pasal-pasal baru dalam amandemen UUD 1945 meliputi:

1. Pasal 6A

(4) Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil

Presiden terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara

terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh

rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara

rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

Dalam pasal ini memungkinkan penyimpangan terhadap

pancasila sila ke-4. Hal ini dikarenakan dalam memilih presiden

maupun wakil presiden masih ada warga Indonesia yang tidak

terdaftar untuk memilih presiden dan wakil presiden sehingga hak

mereka untuk ikut serta dalam pemilu tidak terpenuhi. Selain itu

pemilu dengan menggunakan system suara terbanyak

memungkinkan terjadinya kecurangan manipulasi kartu pemilu.

Sebagai contoh ada pihak yang menyuap sehingga mereka bisa

mendapatkan kartu pemilu lebih dari satu, jadi jumlah kartu tidak

22

Page 23: makalah pancasila

sesuai dengan jumlah pemilih dalam pemilu. Hal ini dilakukan agar

calon yang mereka pilih bisa memperoleh suara terbanyak dalam

pemilu. Apakah amandemen pasal 1 ayat (2) dan pasal 6A, yang

merapakan kaidah dasar baru sistem pemerintahan negara

Indonesia, akan membawa bangsa ini semakin dekat dengan cita-

cita para perumus konstitusi, suatu pemerintahan konstitusional

yang demokratis, stabil dan efektif untuk mencapai tujuan negara?

Apakah sistem pemerintahan negara yang tidak konsisten dengan

harapan para perancang konstitusi seperti tercantum dalam

Pembukaan UUD 1945 akan menjamin kelangsungan kebudayaan

bernegara bangsa, Indonesia?

2. Pasal 22E

(1) Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.

(5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan

umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.

Penyimpangan dari pasal ini adalah adanya pemilu yang tidak

jujur dan adil. Terbukti dari adanya suap menyuap dalam

pelaksanaan pemilu. Hal ini bertentangan dengan pancasila sila ke-

4 yang menjamin kebebasan dalam mengeluarkan pendapat dan

kebebasan dalam memilih. Selain itu juga masih terdengar adanya

ketidakjujuran yang dilakukan oleh komisi pemilihan umum dalam

perlaksanaan pemilu di Indonesia.

3. Pasal 24

(1) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka

untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum

dan keadilan.

(2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah

Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam

lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,

23

Page 24: makalah pancasila

lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha

negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

Banyak penyimpangan yang terjadi dalam penyelenggaraan

peradilan. Kita sering mendengar banyak orang yang menyuap para

hakim agar terbebas dari hukuman. Malahan yang sering

melakukan suap adalah orang-orang yang memegang kekuasaan di

negara ini. Hal ini bertentangan dengan pasal 24 ayat 1. Selain itu

juga sering terjadi ketidakadilan terhadap orang-orang yang tidak

bersalah. Mereka dituduh melakukan kejahatan padahal mereka

tidak melakukan kejahatan. Ini merupakan bukti lemahnya

peradilan di Indonesia yang tidak mencerminkan nilai dalam

pancasila sila ke-5 yaitu ‘Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat

Indonesia’ dan ke-2 yaitu ‘Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’.

4. Pasal 28B

(1) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan

berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan

dan diskriminasi.

Di Indonesia masih terjadi kekerasan terhadap anak. Banyak

anak yang di eksploitasi padahal mereka masih di bawah umur.

Selain itu dari tahun ke tahun terjadi peningkatan kekerasan

terhadap anak yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Hal ini

bertentangan dengan pancasila sila ke-2.

5. Pasal 28D

(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,

dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama

dihadapan hukum.

(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan

perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

24

Page 25: makalah pancasila

Kecilnya pendapatan yang diterima oleh buruh tidak sesuai

dengan jam kerja dan tenaga yang digunakan.Hal ini menunjukan

ketidakadilan dalam hal hubungan kerja. Gaji yang diterima buruh

tidak dapat menjamin kesejahteraan hidup mereka. Dalam hal ini

sangat bertentangan dengan sila ke-5 pancasila.

Jaminan perlakuan yang sama di depan hukum belum

terlaksana di Indonesia. Masih ada diskriminasi antara si kaya dan

si miskin, orang yang berkuasa dengan rakyat jelata. Hal ini

bertentangan dengan pancasila sila ke-5.

6. Pasal 28E

(2) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut

agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih

pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal

diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

Kebebasan belum sepenuhnya terjamin di Indonesia. Masih

banyak penyimpangan terhadap pelaksanaan pasal ini.

Contohnya bantuan yang diberikan kepada orang yang tidak

mampu sering di latarbelakangi oleh pemaksaan untuk

memeluk suatu agama. Hal tersebut bertentangan dengan

pancasila sila pertama.

7. Pasal 28H

(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat

tinggal, dan medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak

milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-

wenang oleh siapa pun.

Contoh penyimpangan pasal 28 H ayat 1 adalah buruknya

pelayanan terhadap masyarakat miskin yang berobat menggunakan

25

Page 26: makalah pancasila

kartu berobat gratis. Bahkan ada rumah sakit yang menolak orang

yang berobat menggunakan kartu tersebut, walaupun orang tersebut

dalam keadaan sakit parah. Hal ini melanggar pancasila sila ke-5.

Penggusuran yang terjadi secara paksa terhadap masyarakat

masih sering terjadi. Padahal diantara mereka ada yang memiliki

surat kepimilikan tanah. Kejadian ini merupakan salah satu

penyimpangan terhadap sila ke-5 Pancasila.

8. Pasal 28 I

(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan

pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak

diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan

hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang

berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat

dikurangi dalam keadaan apa pun.

(2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat

diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan

perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif

itu.

Penyiksaan terhadap TKI merupakan salah satu contoh

penyimpangan terhadap pasal ini. Perlakuan ini terjadi diakibatkan

oleh adanya diskriminasi antara majikan dan pembantu. Sehingga

majikan bebas melakukan kekerasan terhadap pembantu

mereka.Hal ini bertentangan dengan sila ke-2 Pancasila.

9. Pasal 28J

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain

dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

26

Page 27: makalah pancasila

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib

tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-

undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin

pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain

dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan

pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan

ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis

Walaupun HAM telah diatur dalam pasal 28 akan tetapi

pelanggaran HAM masih saja terjadi pelanggaran HAM. Sebagai

contoh adalah kasus penggusuran dan konflik sosial. Secara tidak

langsung, pelanggaran hak dasar untuk bertempat tinggal ini

menggeser hak dasar untuk bekerja sebagai warga masyarakat.

Pemindahan tempat tinggal dengan sendirinya mempersulit

jangkauan kerja. Malah, tidak sedikit korban konflik sosial yang

terpaksa menganggur gara-gara kehilangan tempat tinggal.

Gangguan pada hak dasar untuk mendapat pekerjaan menimbulkan

gangguan-gangguan dalam bidang lain. Hal ini merupakan

penyimpangan terhadap pancasila sila ke-2 dan ke-5.

10. Pasal 30

1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam

usaha pertahanan dan keamanan negara.

Adanya GAM, Gerakan Papua Merdeka, dan RIS di Ambon

merupakan kegagalan dari pelaksanaan pasal 30 ayat 1. Gerakan-

gerakan ini mengancam keutuhan NKRI, karena mereka ingin

memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan negara baru. Timor

Leste merupakan salah satu dari dampak tersebut. Peristiwa ini

bertentangan dengan Pancasila sila ke-3.

11. Pasal 31

(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

27

Page 28: makalah pancasila

(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan

pemerintah wajib membiayainya.

(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan

ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang.

(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-

kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan

belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja

daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan

pendidikan nasional.

(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi

dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan

bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat

manusia.

Dalam pasal ini disebutkan pemerintah telah menjamin

pendidikan warga negaranya akan tetapi dalam pelaksanaannya,

pasal ini menyimpang dari Pancasila sila ke-2 dan ke-5. Walaupun

telah ditetapkan dalam UUD 1945 akan tetapi apabila kita lihat

kenyataannya masih begitu banyak anak Indonesia yang belum

mengenyam pendidikan. Bahkan diantara mereka ada yang putus

sekolah. Mereka tidak mendapatkan hak dan keadilan seperti yang

telah dijamin dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5. Dalam pasal 31

ayat 2 pemerintah menyatakan akan membiayai pendidikan, akan

tetapi hal tersebut tidak terealisasi. Biaya pendidikan di Indonesia

malah dari tahun ke tahun semakin mahal, sehingga tidak

terjangkau oleh kalangan menengah ke bawah. Hal ini juga

merupakan salah satu penyimpangan terhadap pancasila.

Sedangkan dalam pasal 31 ayat 5, pelaksanaannya menyimpang

dari Pancasila sila pertama dan pancasila sila ke-3. Masyarakat

Indonesia sekarang,semakin lama semakin terkikis moralnya dan

28

Page 29: makalah pancasila

semakin brutal. Mereka kehilangan rasa nasionalime mereka dan

cenderung melekukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Hal ini

dikarenakan pemerintah tidak sanggup memajukan pendidikan

yang dapat mempertebal rasa kesatuan dan persatuan bangsa ini,

serta pendidikan agama yang dapat mempertebal keimanan

seseorang kepada Tuhan. Kemajuan teknologi seperti adanya

internet yang menyebarkan pornografi juga belum mendapatkan

perhatian dari pemerintah, padahal hal tesebut dapat

menghancurkan moral generasi muda Indonesia.

12. Pasal 32

(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah

peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat

dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.

Pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia telah

menggeser nilai-nilai luhur Pancasila dan kebudayaan asli

Indonesia. Pemerintah kurang tanggap terhadap hal tersebut

sehingga penanganannya kurang maksimal. Hal ini menyebabkan

hilangnya nilai nasionalisme masyarakat Indonesia. Sehingga

mengancam persatuan NKRI. Hal tersebut bertentangan dengan sila

ke-3 pancasila.

13. Pasal 34

(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh

rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak

mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

29

Page 30: makalah pancasila

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur

dalam undang-undang

Pada pelaksanaan pasal ini terdapat penyimpangan terhadap

pancasila. Penyimpangan tersebut terdapat dalam Pancasila sila ke-

2 dan ke-5. Pada kenyataannya fakir miskin dan anak terlantar

yang ada di Indonesia belum semuanya dipelihara oleh negara.

Malah semakin lama, begitu banyak orang yang menjadi

gelandangan dan tidak terurus. Hal ini bertentangan dengan

Pancasila yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab” dan juga

“Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”. Jaminan sosial yang

dijanjikan oleh pemerintah pun hanya tinggal janji semata.

Masyarakat Indonesia belum mendapatkan keadilan. Hak-hak

warga negara juga belum terpenuhi sebagaimana mestinya.

Sedangkan penyimpangan dalam pasal 34 ayat 3 adalah

buruknya pelayanan terhadap masyarakat miskin yang berobat

menggunakan kartu berobat gratis. Bahkan ada rumah sakit yang

menolak orang yang berobat menggunakan kartu tersebut,

walaupun orang tersebut sedang dalam keadaan sakit parah. Hal ini

juga melanggar pancasila sila ke-5.

Dengan melihat berbagai penyimpangan di atas apakah amandemen

kelima harus dilaksanakan? Dari yang saya dapatkan amandemen kelima akan

membahas tentang perubahan pasal 22D mengenai penguatan keberadaan

DPD. Namun kalau dilihat merubah pasal tanpa melakukan praktik uji coba

sebelum pasal tersebut diubah, akan membuang tenaga saja. Karena jika

ditemukan kelemahan, perubahan tidak lagi dilakukan secara parsial.

Amandemen pasal UUD 1945 harus dilaksanakan dengan cermat dan hati-hati

karena berimplikasi luas. Misalnya, bila pasal 22D diamandemen maka pasal

20 ayat (1) yamg menyebutkan bahwa DPR memegang kekuasaan membentuk

UU harus diamandemen. Perubahan pasal 22D juga akan memicu adanya

konflik antarlembaga, khususnya DPR dan DPD.

30

Page 31: makalah pancasila

Apakah kita hanya bisa melihat hal seperti ini terus-menerus? Bahkan

ada yang memberikan pendapat “Negara belum terbentuk karena” pada saat

mencari artikel untuk melengkapi tugas ini. Melihat hal ini sebagai bangsa

Indonesia kita akan diam saja?

BAB 5

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penyebab utama UUD 1945 diamademen karena sejak dari awal

pelaksanaanya yang menyimpang serta isi dari batang tubuh yang

terlalu umum sehingga banyak disalahartikan oleh pemimpin bangsa.

2. Setelah diamademenpun terdapat penyimpangan UUD 1945 terhadap

jiwa bangsa Indonesia, Pancasila.

3. Penyimpangan amandemen UUD 1945 terdapat dalam pasal 6A, 22E,

24, 28B, 28D, 28E, 28H, 28I, 28J, 30, 31, 32, 34.

4. Kelemahan amandemen dari segi proses:

a. Tidak membuat kerangka dasar perubahan dan content draft

b. Amandemen yang parsial dan tambal sulam

c. Adanya bias kepentingan politik

5. Kelemahan amandemen dari segi substansi:

a. Tidak adanya paradigm yang jelas

b. Inkonsistensi rumusan

c. Tidak sistematis

6. Tujuan Perubahan UUD 1945

a) Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara agar dapat

lebih mantap dalam mencapai tujuan nasional yang tertuang dalam

Pembukaan UUD 1945 dan tidak bertentangan dengan Pembukaan

UUD 1945 itu yang berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

31

Page 32: makalah pancasila

b) Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan pelaksanaan

kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai

dengan perkembangan paham demokrasi.

c) Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan

perlindungan hak asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan

paham hak asasi manusia dan peradaban umat manusia yang

sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara hukum yang dicita-

citakan oleh UUD 1945.

d) Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara

demokratis dan modern, antara lain melalui pembagian kekuasaan

yang lebih tegas, sistem checks and balances yang lebih ketat dan

transparan, pembentukan lembaga-lembaga negara yang baru untuk

mengakomodasi perkembangan kebutuhan bangsa dan tantangan

zaman.

e) Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional

dan kewajiban negara mewujudkan kesejahteraan sosial,

mencerdaskan kehidupan bangsa, menegakkan etika, moral dan

solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan dalam

perjuangan mewujudkan negara kesejahteraan.

f) Melengkapi aturan dasar dalam penyelenggaraan negara dan

perjuangan negara untuk mewujudkan demokrasi, seperti

pengaturan wilayah negara dan pemilihan umum.

g) Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan

berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, dan

kepentingan bangsa dan negara Indonesia dewasa ini sekaligus

mengakomodasi kecenderungannya untuk kurun waktu yang akan

datang.

B. Rekomendasi

32

Page 33: makalah pancasila

Pembukaan UUD 1945 memberikan acuan yang jelas mulai dari asas

pendirian negara sampai ke dasar dan tatanan penyelenggaraannya. Dalam

pelaksanaannya memang akan sangat dipengaruhi oleh jiwa dan semangat

penyelenggaranya. Untuk menghindari bias-bias yang dapat menimbulkan

ketersesatan dalam pelaksanaannya diperlukan pemahaman yang

mendalam, jujur dan sungguh-sungguh. Disamping itu, agar pemahaman

kita benar-benar utuh, maka harus difahami pula makna Pancasila

sebagaimana diuraikan oleh para perumusnya di masa lalu.Dari alur

pikiran yang kita runut dalam Pembukaan UUD 1945, dapat ditangkap

bahwa perjuangan bangsa Indonesia adalah sebuah revolusi besar

kemanusiaan yang berangkat dari Tuntunan Budi Nurani Manusia (the

Social Conscience of Man).

Sekarang semakin menjadi keyakinan umum, amademen yang

dilakukan MPR telah menyimpang dari kaidah dasar Negara kekeluargaan,

system pemerintahan Negara yang berkedaulatan rakyat, serta

penyelenggaraan Negara secara demokrasi sosial-ekonomi untuk mencapai

kesejahteraan sosial sebagaimana dirumuskan pada Pembukaan UUD 1945.

Karena itu cita-cita reformasi untuk memurnikan pelaksanaan UUD 1945

tidak akan tercapai bila tidak diadakan pemurnian terhadap UUD hasil

amandemen. Jadi salah satu agenda pokok yang perlu dilakukan adalah

mengambil langkah untuk mengembalikan kemurnian UUD 1945 sesuai

kaidah fundamnetalnya. Mengembalikannya sesuai dengan jiwa bangsa

Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila adalah landasan filosofis yang merupakan

dasar dan acuan perjuangan. Dengan mercermati semakin dalam makna yang

terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 maka langkah konstitusinal yang

dapat ditempuh pemerintah adalah mendapatkan persetujuan rakyat untuk

memurnikan UUD 1945 dan membentuk Komisi Konstitusi yang independen

dan mewakili seluruh unsur masyarakat Indonesia untuk mengembalikan

kemurnian UUD bangsa Indonesia yang menjiwai Pancasila.

33

Page 34: makalah pancasila

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2007(online) = http:// www.marhaenis.org/20060720111537608.html

Anonim.2007=http://www.wikipedia.org

Effendi, Sofian. 2004(online) = http:// www.freelists.org/freelist.htm

Kompas. 2007(online) = http://www.kompas.com/1484725.htm.

Musa, Ali Masykur.2008(online) = http:// www.damandiri.or.id/detail.php.htm

Pormadi.2007(online)=http://id.wordpress.com/NILAINILAI%20PANCASILA

%20DAN%20UUD%201945%20%C2%AB%20EKSPRESI%20HATI.html

Tempo. 2007(online) = http:// www.tempointeraktif.com/brk,2070504-

99392,id.html

Tobing,Jakob.2008(online)=http://www.setneg.go.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=1694&Itemid=195

UUD 1945 Hasil Amandemen Ke-IV Tahun 2002 cetakan tahun 2003. Surakarta:Al-

Hikmah.

34

Page 35: makalah pancasila

35