MAKALAH ORANG SUCI.doc

41
KATA PENGANTAR Om Swastyastu Puji syukur kami panjatkan kehadirat ida sanghyang widhi wasa karena atas asung kerta waranugrahanyalah sehingga saya dapat menyusun makalah ini yang berjudul orang suci” dengan tepat waktu. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen agama hindu sebagai pembimbing atau pengajar bidang studi agama hindu yang telah membimbing saya untuk dapat menyelasaikan makalah ini, dan kesediaan teman – teman dalam membantu terselesaikannya makalah ini.terima kasih juga saya ucapkan kepada warnet batle yang telah memberikan informasi atau materi yang berkaitan dengan ajaran agama hindu serta segala pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Akhirnya kami mengharapkan segala masukan baik berupa kritik maupun saran – saran demi perbaikan makalah ini dan dengan suatu harapan yang tinggi agar makalah yang sederhana ini dapat memberikan sumbangan pikiran demi berkembangnya nilai – nilai agama hindu dan semoga makalah yang saya buat ini memberikan manfaat yang besar bagi pembaca.

Transcript of MAKALAH ORANG SUCI.doc

A

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ida sanghyang widhi wasa karena atas asung kerta waranugrahanyalah sehingga saya dapat menyusun makalah ini yang berjudul orang suci dengan tepat waktu.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen agama hindu sebagai pembimbing atau pengajar bidang studi agama hindu yang telah membimbing saya untuk dapat menyelasaikan makalah ini, dan kesediaan teman teman dalam membantu terselesaikannya makalah ini.terima kasih juga saya ucapkan kepada warnet batle yang telah memberikan informasi atau materi yang berkaitan dengan ajaran agama hindu serta segala pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan segala masukan baik berupa kritik maupun saran saran demi perbaikan makalah ini dan dengan suatu harapan yang tinggi agar makalah yang sederhana ini dapat memberikan sumbangan pikiran demi berkembangnya nilai nilai agama hindu dan semoga makalah yang saya buat ini memberikan manfaat yang besar bagi pembaca.

Om Santih, Santih, Santih OmManado, 22 November 2008

Penyusun,

NI MADE LISNAWATIBAB 1

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Agama Hindu adalah agama yang mempunyai usia terpanjang merupakan agama yang pertama dikenal oleh manusia. Dalam uraian ini akan dijelaskan kapan dan dimana agama itu diwahyukan dan uraian singkat tentang proses perkembangannya. Agama Hindu adalah agama yang telah melahirkan kebudayaan yang sangat kompleks dibidang astronomi, ilmu pertanian, filsafat dan ilmu-ilmu lainnya. Karena luas dan terlalu mendetailnya jangkauan pemaparan dari agama Hindu, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Banyak para ahli dibidang agama dan ilmu lainnya yang telah mendalami tentang agama Hindu sehingga muncul bermacam- macam penafsiran dan analisa terhadap agama Hindu. Sampai sekarang belum ada kesepakatan diantara para ahli untuk menetapkan kapan agama Hindu itu diwahyukan, demikian juga mengenai metode dan misi penyebarannya belum banyak dimengerti.

Penampilan agama Hindu yang memberikan kebebasan cukup tinggi dalam melaksanakan upacaranya mengakibatkan banyak para ahli yang menuliskan tentang agama ini tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya ada dalam agama Hindu.Sebagai Contoh: Masih banyak para ahli menuliskan Agama Hindu adalah agama yang polytheistis dan segala macam lagi penilaian yang sangat tidak mengenakkan, serta merugikanagamaHindu.Disamping itu di kalangan umat Hindu sendiripun masih banyak pemahaman-pemahaman yang kurang tepat atas ajaran agama yang dipahami dan diamalkan. Demikianlah tujuan penulisan ini adalah untuk membantu meluruskan pendapat-pendapat yang menyimpang serta pengertian.

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yangbermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran agama amat pentingbagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiappribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baikpendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusiayang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak muliaserta peningkatan potensi spritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, danmoral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritualmencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, sertapengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektifkemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Hindu adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untukmemperteguh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, serta peningkatan potensi spiritual sesuai dengan ajaran agama Hindu.Kurikulum Pendidikan Agama Hindu yang berbasis standar kompetensi dan kompetensi dasar mencerminkan kebutuhan keragaman kompetensi secaranasional. Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan Kurikulum Pendidikan Agama Hindu sesuai dengan kebutuhan

daerah atau pun sekolah.

A. Tujuan

Mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut.

1. Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kualitas Sradha dan Bhakti

melalui pemberian, pemupukan, penghayatan dan pengamalan ajaran agama

2. Membangun insan Hindu yang dapat mewujudkan nilai-nilai Moksartham

Jagathita dalam kehidupannya.Bab iiOrang suciA. PENGERTIAN ORANG SUCI Setiap orang yang beragama hindu memiliki kewajiban untuk menyucikan diri. Namun belum tentu semua penganut agama hindu ddapat disebut sebagai orang suci. Tidak banyak orang tahu atau mengenal bagaimana sesungguhnya proses terjadinya sehingga mereka tergolong orang suci. Pada umumnya orang suci dikenal karena tugasnya, pengabdiannya dan mungkin juga karena kepemimpinannya dibidang agama, sehingga mereka menjadi terhormat dan terkenal. Disamping itu juga karena ada sifatnya yang khas dan khusus, mungkin kita dapat sebutkan adalah karena kesaktiannya atau kemukjizatannya, kesucian perbuatan serta idealismenya yang sedemikian patuh pada tugas dan fungsinya dibidang agama menyebabkan mereka menjadi orang suci .

Jadi yang dimaksud orang suci dalam agam hindu adalah seorang ( rsi / bhagawan ) yang atas usahanya melakukan tapa, bratha, yoga dn samadhi, sehingga memiliki kesucian dan dapat menghubungkan dirinya kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, serta dapat mengetahui segala sesuatu yang terjadi baik dimasa lampau , sekarang maupun yang akan datang .

Disamping beliau tersebut diatas, umat hindu juga mengenal atau memiliki orang suci yang disebut Dangascarya atau Sulinggih. Dangascarya atau Sulinggih adalah seseorang yang atas usahanya melakukan tapa, Bratha yoga, dan samadhi, memiliki kesucian dan dapat menghubungkan diri dengan tuhan , namun masih dipandang belum dapat melepaskan diri dari ikatan keduniawian, sehingga beliau wajib melakukan upacara penyucian diri secara terus menerus, masih perlu mengajar dan mwmimpin pelaksanaan upacara keagamaan sehari-hari ( lokapala sraya). Terkait dengan hal ini dalam praktik kehidupan beragama sehari- hari, kita mengenal nama nama orang suci seperti pendeta, nabe,pendeta, dan pinandita. Semua yang disebut orang suci diatas berkewajiban mengbdikan dirinya didalam masyarakat untuk kepentingan kehidupan bersama.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud orang suci adalah seseorang karena sifatnya, tugas dan kewajibannya dalam hidup dan kehidupn ini sepenuhnya mengabdikan diri untuk kpentingan agama yang dianut oleh umat manusia.

B. SEBUTAN ORANG SUCIUntuk dapat memahami berbagai macam sebutan orang suci didalam struktur ajaran agama hindu kita hendaknya dapat mengerti dahulu tentang keberadaan orang orang suci tersebut. Dengan mempelajari pengertian tentang orang suci, secara historis dapat kita membedakan menjadi beberapa macam nama atau sebutan orang suci. Fase atau periode yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Orang Suci Sebagai Penerima dan Penyebar Agama Pertama Weda

Didalam kitab reg weda, kitab kitab sruti dan smerti lainnya, pada garis besarnya disebutkan beberapa nama atau sebutan yang tergolong orang suci.Sebutan atau nama nama orang suci yang dimaksud antara lain :

a. Rsi atau Maharsi

b. Brahmana

c. Hotra (Hotri)

d. Udgatri

e. Purohita

f. Acarya atau mahacarya

g. Pitamaha

h. Bhatara atau Bhatari

Dari semua nama atau sebuta itu, yang terpenting dan terbanyak disebut- sebut adalah Rsi atau Maharsi.

Berdasarkan ilmu bahasa, kata Rsi dikatakan dari akar R yang berarti suara gaib yang kemudian berarti wahyu atau revelasi. Semua mantra merupakan wahyu (sruti) sehingga para rsi yang kedudukannya sebagai penerima wahyu, dikenal denan nama Surta Rsi ia juga diebut Satya Rsi karena suara-suara yang disampaikan berasal dari tuhan Yang Maha Esa adalah maha benar. Satya artinya kebenaran yang absolut. Disebabkan oleh karena para rsi itu adalah sebagai penerima wahyu, maka secara fungsional para rsi itu berkewajiban untuk :a. memahami suara

b. menyampaikan segala sesuatu yang didengar

c. menulis apa yang telah didengar dan dimengerti itu

berdasarkan penjelasan yang terdapat dalam kitab kitab purana nama-nama kelompok para rsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga, antara lain :

a. Brahma Rsi, misalnya : Wasista

b. Raja Rsi, misalnya Wiswamitra

c. Dewa Rsi, misalnya : Kasyapa

Disamping pembagian tiga kelompok nama Rsi tersebut, terdapat juga penjelasan lain tentang para rsi itu. Dri penjelasan itu bila kita perhatikan secara benar tidak lain adalah merupakan uraian tentang fungsi dari para rsi tersebut. Diantaranya ada yang disebut dengan satyarsi atau srutarsi atau yang lainnya.

Yang kesemuanya itu disebut Maha Rsi, yang sebutan ini adalah untuk membedakan dari para rsi timul kemudian semua kelompok Rsi tersebut diatas adalah merupakan induk, karena selanjutnya dari kelompok kelompok itulah akhirnya berkembang berbagai para Rsi. Seorang Brahmana Rsi pada hakekatnya bertugas mengembangkan, mempelajari dan mengajarkan Catur Weda, Dharmasastra, Sadangga Weda, Mimamsa, dan Nyayasastra. Hanya dengan penguasaan ilmu yang mengkhusus dibidang itu kita dapat mengatakan sifat dan fungsinya sebagai Brahma Rsi dapat dipertahankan. Ini tidak berarti kelompok kedua Rsi lainnya dapat mengabaikannya melainkan para Rsi yang bersangkutan hendaknya juga mengetahui dan mendalami Weda.

2 Orang Suci Sebagai Penyebar Agama Hindu Selanjutnya

Sebutan orang suci seperti ini dapat dikelompokkan sebagai Raja Rsi. Raja Rsi adalah kelompok para Rsi yang berasal dari Brahma Rsi, tetapi karena secara khusus ditugaskan untuk memelihara dunia dalam arian sebagai pemberi perlindungan, memerintah sebagai kepala negara, maka kedudukan para Rsi tidak lagi sebagai Brahma Rsi tetapi berubah Raja Rsi. Yang termasuk kelompok para Rsi sebagai Raja Rsi adalah Manu dengan semua keturunannya. Selain itu ada pula yang disebut para Rsi kelompok Dewa Rsi. Dewarsi adalah juga Brahmarsi Itu, hanya saja kemudian berfungsi untuk menjadi pengaruh para dewa. Dewarsi yang terkenal diantaranya adalah Bhagawan Narada dan Parwata.

Secara mitologi dikemukakan bahwa yang disebut sebagai Dewarsi adalah para Rsi yang karena kelahirannya berasal dari kelompok dewa-dewa, yang antara lain disebutkan adalah Narayana. Semua para Maharsi berkewajiban untuk memepertahankan sifat kersi-annya itu. Sifat-sifat para rsi disebutkan antara lain :

a. Dirghayusa ( langgeng, panjang umur)

b. Matikrti ( mampu melaksanakan keinginan )

c. Siddha iswarya ( sempurna sejak dalam kandungan)

d. Diwya caksu ( mampu mengetahui dalam jarak jauh maupun dekat, masa lampau maupun masa yang kan datang), itu yang disebut dengna clarecoyane e. Pratyaksa Dharmanah ( menjadi karena kemauan pratyaksa, yaitu penegtahuannya langsung)f. Gotraprawartaka ( mempunyai keturunan )g. Satkarmanirala ( tidak terhalang melakukan yadnya )h. Silinah ( berpegang teguh pada kesusilaan)i. Cramedhinah ( gemar dalam tugas rumah tangga dan tidak tkut pada makanan sederhana)

Bila seorang rsi dapat mempertahankan sifat- sifat seperti itu maka yang bersangkutan dapat mempertahankan ke-rsi-annya, dan dikenal secara terus menerus sebagai maharsi. Itulah pula sebabnya setiap orang yang telah dinobatkan untuk menjadi rsi metreka harus berpegang teguh kepada brata ( pantangan ) untuk mengembangkan kesusilaan dan kekuatan bathinnya agar tetap mampu memelihara kesucian baik lahir mapu bathin atau kesucian perbuatan, ucapan dan pikiran.

Secara rinci kitab Brahmanda Purana mengelompokkan nama pra rsi sebagai berikut :

a. Nama Rsi diwilayah timur, seperti : Wiswamitra, Yawakrta, Raibhya, Kanwa, dan Gangga. Penunjukan wilayah timur ini kemungkinan yang dimaksud adalah India bagian timur, seperti daerah banggala, kemudian nama nama rsi ini tersebar sampai ke indonesia, seperti : Wiswamitra, dan Kanwa.

b. Nama Rsi diwilayah selatan, seperti : Dattatreya, Namuci, pramuci, Walmiki, Soma, Kimdu dan agastya. Penunjukan daerah selatan ini termasuk wilayan Dekkan sampai keujung pantai selatan sebagai daerah operasi para Rsi. Karebna ada hubungannya antara Indonesia dengan India selatan, maka tidak mengherankan kalau nama nama seperti Agastya dan Walmiki banyak kita jumpai sebagai orang suci yang terkenal diwilayan Indonesia.

c. Nama rsi diwilayah barat seperti Kamnya,Kawisa, Wrsangu, Narada, Wamadewa, Sambhari, Astrawakra, Suka, Bhrgu, Lomasa, dan Mudgalya. Dari daerah wilyah barat ini berkaitan dengan penyebaran kafilah ynag berasal dari daerah hindu membawa nama Bhagawan Bhrgu yang tersebar namanya terutama di wilayah Sumatra.Tokoh Bhrgu di Sumatra trekenal dengan nama Berbegu atau Pelbegu. Perbedaan penulisan penamaan tersebut diatas, mengingatkan kita didalam aturan ilmu bahasa huruf :P,B dan W sering diganti ganti karena memiliki arti yang sam . diyakini pula Mahabharata, oleh karenanya terbawa pula nama- nama Rsi terkemuka yang terdapat didalam Mahabhara.

d. Nama rsi diwilyah utara, seperti : Kasyapa, Wasistha, Atri, Gautama, Yamadagni, Bharadwaja. Penyebaraan ke Indonesia bersamaan pula dengan penyebaran melalui wilayah timur maupun wilayah selata, yang terkenal sebagai dua arus jalan penyeberangan agam Hindu.

Demikianlah sebutan sebutan nama para Maharsi, berdasarkan wilayah yang dilalui guna menyebarkan ajaran Weda, sebagaimana dijelaskan dalam kitab kitab Purana. Selain itu tentang sebutan para Maharsi juga dapat dikelompokkan berdasarkan kedudukan atau fungsinya. Berdasarkan kedudukan tau fungsinya, sebutan atau nama para maharsi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Srauta atrinya para Maharsi sebagai penerima wahyu atau yang mendengarkan suara gaib.

b. Satya artinya para Maharsi yang selalu berkebenatran dan jujur

c. Tapa artinya para Maharsi yang selalu mampu mengendalikan diri

d. Widya artinya para Maharsi yang berilmu atau ilmuan

Dengan adanya empat sifat tersebut diatas menjadi sangat jelas bahwa, apapun fungsi, kedudukan serta betapapun sejarahnya dinilai sangat penting dalam arti bertanggung jawab terhadap perkembangan dan arah pembangunan agama Hindu.

3. Orang Suci dalam Kedudukan Melalui Proses Penyucian Upacara Agama

Berdasarkan proses penyucian, sebutan atau nama orang suci Hindu dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, antara lain :a. golongan rohaniawan Hindu yang dwijati yang sering disbut dengn nama sulinggih atau pendeta yang termasuk kelompok golongan ini, antara lain :

1. Pedanda

2. Bhagawan

3. Rsi

4. Bujangga

5. Empu

6. Dukuh

b. golongan rohaniawan hindu yang proses penyucian hanya sampai pada tingkat pewintenan agung ( paling tinggi ) disebut dengna nama pinandita eka jati . Yang termasuk golongan ini antara lain :

1. Pemangku

2. Wasi

3. Mangku Dalang

4. Pengemban

5. Dharma Acarya

6. Dukun ( untuk daerah tengger, bukan untuk mengobati )

Disamping sebutan sebutan tersebut sebutan sebutan tersebut diatas terkait dengan nama nama orang suci atau sulinggih, kita juga mengenal istilah Tri Jati. Yang dimaksud dengan Tri Jati adalah para sulinggih yang berkedudukan sebagai guru nabe dari sang dwijati. Tri jati berarti lahir tiga kali : lahir dari garbha sang ibu, ilmu pengetahuan dan terangkat menjadi guru nabe . Beliau ini memiliki kewenangan untuk menstabilkan para sisyanya atau calon pendeta dalam proses menjadi pendeta atau dwijati .

Dalam sejarah perkembangan perjalanan agam Hindu, kita juga mengenal sebutan atau nama sulinggih seperti : Dang Hyang. Istilah ini juga menunjukan sebutan atau nama nama orang suci dalam agama hindu, ynag memiliki peran aktif dalam perkembangan agam kita selanjutnya. Adapun sebutan tau nama orang suci sebari sehari pada akhir- akhir ini di Bali khususnya disebutkan dengan nama pendeta atau pedanda atau pinandita. Demikianlah beberapa nama atau sebutan orang suci yang ada dalam kehidupan beragama dimasyarakat hindu sampai saat ini.

C. PERANAN, KEDUDUKAN DAN FUNGSI ORANG SUCI DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA

Orang suci sebagai kepala agama atau pemuka agama, memiliki peranan, kedudukan dan fungsi penting dalam masyarakat, dituntut agar memenuhi beberapa persyarata sebagaimana yang telah ditentukan. Pada garis besarnya syarat-syarat tersebut meliputi:

1.SYARAT FISIK

Di dalam siswa sasana, dijelaskan bahwa sebagai calon orang suci atau pemuka agama patut memenuhi prsyaratan fisik yang telah ditentukan seperti: hendaknya tidak cendangga, pincang, bengkok, bisu, tuli, sakit-sakitan dan yang lainnya. Demikian pula parisida hindu dharma indonesia sebagai lembaga tertingi umat hindu, dalam keputusan maha sabha ke 2 dilaksanakan pada tahun 1986 menetapkan pula syarat-syarat kesehatan lahir bhatin bagi mereka yang akan menjadi orang suci atau kepala agama. Kesehatan jasmani dan rohani itu di tentukan atau di tekankan pada kematangan fisik maupun rohani. Hal ini dinyatakan bahwa bagi setiap calon yang akan menyucikan diri sebagai pemuka agama hendaknya berumur cukup dewasa.

Dengan terpenuhinya syarat-syarat fisik bagi setiap orang suci diharapkan para pemuka agama itu akan dapat menunaikan tugas-tugasnya dimasyarakat dengan sebaik-baiknya. Hal semacam ini dipandang cukup penting, mengingat bahwa sebagai pemuka agama terlebih bagi yang mengeban tugas lokaphala sraya, yaitu tugas untuk meladeni atau melayani umat dalam melaksanakan ibadah agamanya tentu akan memerlukan ketangguhan fisik yang baik. Sering kali terjadi misalnya orang pemangku dan pendeta harus memuja ditempat yang jauh dan bahkan juga memuja sampai larut malam. Untuk itulah diperlukan kesehatan fisik yang sebaik-baiknya.

2.SYARAT KESUSILAAN

Dharma adalah pegangan hidup bagi setiap orang yang telah suci atau pemuka agama. Sebagai landasan kesusilaan yang terpenting bagi calon pinnandita dan juga pendeta hendaknya dapat mengamalkan ajaran Yama dan Niyama Bratha dengam baik dan sempurna. Disamping itu juga ajaran-ajaran kesusilaan yang lainnya. Syarat kesusilaan adalah merupakan syarat yang paling mendasar yang harus dipenuhi sebelum seseorang diijinkan lebih lanjut mempelajari weda.

Didalam naskah siswa sesana, ada menyebutkan tentang syarat-syarat kesusilaan sebagai berikutInilah para sadhaka yang patut dijadikan guru upaya oleh dunia, acaranya yang teguh melaksanakan dharma sedhana, kuat dalam membuat jasa, dan amal kebajikan, acarnya yang suci tikah lakunya, teguh berpegang pada pedoman kebijaksanaan, bersih dan bersusila

Syarat kesusilaan ini di kukuhkan pula oleh parisuda hindu dharma pusat, dalam keputusan Maha sabha ke ll 1986, yaitu dengan menetapkan adanya syarat berkelakuan baik serta tidak pernah tersangkut perkara bagi calon pemuka agama atau orang suci. Praktek kesusilaan yang tingi sangat ditekankan bagi setip orang yang mencalonkan diri sebagai pendeta. Oleh karena pendeta dan pembuka agama yang lainnya adalah merupakan contoh teladan bagi umat kebanyakan.

3. SYARAT PENGETAHUAN

Kemampuan berpengatuhan bagi setiap orang suci atau pemuka agama juga sangat perlu dipenuhi. Walapun syarat ini harus dilandasi dengan syarat kesusilaan yang terting terlebih dahulu. Tentulah menjadi kurang sempurna bilamana seseorang yang suci itu tidak bermoral walaupun memiliki pengetahuan yang tingi. Sangatlah berbahaya pengetahuan itu kalau tiak dilandasi dengan sikap mental yang baik. Oleh karena itu syarat pengetauan yang baik dipenuhi oleh seseorang calon sulinggih (pinandita dan pendeta) itu ditempatkan setelah syarat kesusilaan.

Jelaslah syarat pengetahuan sebagai landasan untuk mempelajari weda juga menduduki tempat yang penting bagi seorang calon sulingih(pinandita dan pendeta) atau rohaniawan. Naskah siswa sesana kembali mengungkapkan syarat pengetahuan yang harus dipenuhi oleh calon pendeta sebagai berikut:ini lah para sadhaka yang patut dijadikan guru upadyaya oleh dunia, acarya/pendeta yang senior termasuk senior dalam usia, acarya bijaksana yang paham ilmu suara, mendalami ilmu agamanya, kuat dalam ilmu pengetahuan, dialektika, terutama ilmu tatabahasa, arcaya yang ahli weda, mengerti tentang angsa(sad angga weda) dan pembagian catur weda, mengetahui dan paham dalam membaca sruti dan smrti.

Parisadha hindu dharma pusat, sebagai majelis tertingi umat hindu memberikan tambahan syarat pengetahuan yang harus dimiliki oleh calon pendeta itu dengan kehurusan bagi umat yang mendiksa atau menyucikan diri paham akan bahasa kawi, sansekerta dan indonesia serta memiliki pengetahuan umum, mendalami intisari ajaran agama (filsafat, ethika, dan ritual). Ditekankannya syarat paham dalam beberapa jenis bahasa tersebut dimaksudkan sebagai pengetahuan penunjang dalam mempelajari ajaran-ajaran kependetaan maupun ajaran agama itu sendiri. Oleh karena itu pustaka-pustaka suci keagamaan kebanyakan masih tertulis dalam bahasa sansekerta maupun basa kawi atau jawa kuno.

4.SYARAT ADMINISTRASI

Prosedur administrasi yang harus ditempuh oleh seorang calon sulingih yang akan didiksa diatur dalam keputusan masa sabda parisada hindu dharma pusat ke ll tahun 1968. dalam prosedur administrasi tersebut diatur antara lain: yang menyangkut kelengkapan surat pemohonan, prosedur menyampaikan serta tangang waktu penyampaian. Dan juga disamping itu ditetapkan mengenai testing yang akan dilaksanakan oleh parisada bersama-sama dengan calon sulinggih yang akan disucikan.

Di antara proses penyucian sulingih antara pinandita dengan pendeta (dwijati) tersebut dibedakan sedemikian rupa. Bagi calon pendeta atau sulingih tingkat penyucian sampai pada tingkat diksa atau (mapodgala) yang tampak oleh nabe atau guru nabe pendeta yang bersangkutan. Sedangkan untuk golongan pinandita (eka jati) dipandang cukup hanya dengan tingkat pewintenan agung (tidak ditapak) oleh yang menjadi gurunya. Dengan demikian bagi pendeta yang sudah di tapak oleh guru nabenya yang diberi gelar dengan sebutan Dwi jati yang arti nya lahir dua kali, yaitu lahir pertama sebagai kelahihan biologis dari seorang ibu dan bapak. Dan kelahiran kedua adalah kelahiran dari guru atau lahir dari pengetahuan.

Menyangkut masalah upacara dwi jati atau podgala(diksa) kitab suci weda menjelaskas sebagai brikut:

Dengan melaksanakan bratha seseorang memperoleh diksa, dengan melakukan diksa seseorang memperoleh daksina, dengan daksina seseorang memperoleh sraddha, dan dengan seraddha seseorang memperoleh satya. (yajur veda, xx. 25)

Kitab suci tersebut diatas dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa: bermula dari melakukan bratha seseorang memperoleh diksa, dari diksa memperoleh daksina, dari daksina memperoleh sradha, dan dari sradha bisa memperoleh satya. Satya adalah kebenaran yang tertinggi dan kebenaran yang tertinggi itu terletak pada Tuhan yang maha esa. Jadi satya itupun dapat diartikan tuhan yang maha esa. Jelaslah adanya sarana tentang upacara diksa itu ialah sebagai jembatan yang patut di lalui untuk mencapai satya. Disebabkan karena diksa itu sebagai tindak lanjut dari bratha (pengendalian nafsu serakah) maka untuk mencari nabe atau guru terhormat maka seorang calon sulinggih harus berhati-hati. Karena untuk masalah itu terjalin hubungan rohani yang kental. Selain itu nantinya berakibat pada kedua belah pihak. Sebagai seorang diksa (calon sulinggih) akan berakibat baik bagi nabe. Demikian juga sebaliknya, baik nya seorang nabe akan berakibat baik pula pada calon diksita, itu sebabnya secara sikap/prilaku dan moral antara diksita dengan nabe saling menjaga untuk sama-sama dapat melangkah menuju peningkatan yang lebih baik sebagaian pendakian kesucian.

Secara rinci peryaratan menjadi seorang sulingih disebutkan sebagai berikut:

a. laki-laki yang sudah berumah tangga atau melaksanakan sukla brahmacari.b. Wanita yang sudah kawin atau melaksanakan sukla brahmacari (kanya)

c. Bagi setiap orang yang telah bersuami-istri dengan sah.

d. Minimal telah berumur 40 tahun.

e. Mempunyai pengetahuan tentang bahasa kawi, sanskerta, indonesia, pengetahuan umum, dan mendalami ajaran agama.

f. Seha lahir dan bhatin, berbudi pekerti luhur, tahu sesama.

g. Tidak cacat fisik dan mental.

h. Tidak pernah tersangkut perkara pidana.

i. Telah dapat menunjuk nabe yang bersedia menuntutnya.

j. Sudah mampu melepaskan kegiatannya/tugas separti: pegawai negeri sipil atau wiraswasa dan memokuskan diri pada satu pengabdian terhadap agama.

Selanjutnya disebutkan juga syarat-syarat untuk menjadi Nabe atau guru dari seorang calon diksita, antara lain:

a. seorang nabe selalu dalam keadaan bersih dan sehat baik secara lahir maupun bathin.

b. Mampu melepaskan diri dari ikatan keduniawian.

c. Tenang dan bijaksana

d. Selalu berpedoman pada kitab suci weda

e. Paham dan mengerti tentang catur weda

f. Mampu membaca sruti dan smertig. Teguh melaksanakan dharma sadana, (sering berbuat amal,jasa,dan kebajikan)

h. Teguh melaksanakan tapa,bratha,yoga dan semadhi

Demikianlah persyaratan-persyaratan yang mesti dipatuhi oleh seorang calon sulingih atau menjadi orang suci dalam agama hindu. Setelah memenuhi prsyaratan tersebut dan telah mendapat pentasbihan ditapak oleh guru nabe bagi seorang calon pendeta dan melakukan pewentenan agung untuk calon pinandita maka yang bersangkutan berkewajiban untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai seorang sulinggih.D.KEWAJIBAN SEORANG SULINGGIH

Pada dasarnya setiap kelahiran seseorang adalah suci. Namun karena adanya ikatan-ikatan keduniawian yang tidak terkendalikan, kesucian yang kita memiliki semakin merosot atau menurun. Kelahiran menjadi orang/manusia sunguh sangat utama, karena memiliki kemampuan untuk membedakan antara yang baik dengan yang buruk. Menjadi lebih utama lagi bila kita di lahirkan menjadi orang suci. Sebagai orang suci, seseorang berkewajiban untuk selalu berusaha agar dapat menegagkan dan menyebarkan dharma. Tugas dan kewajiban seorang sulinggih/pendeta dalam fungsinya sebagai orang suci disebutkan sebagai berikut:

a. sulinggih atau pendeta bertugas dan berkewajiban untuk melaksanakanLokaphala sraya yaitu memimpin umat untuk mencapai kebahagiaan lahir bhatin.

b. Sulingih atau pendeta bertugas dan berkewajiban untuk melaksanakan pemujaan dan pemimpin yadnya atau upacara-upacara yang dilaksanakan oleh umat

c. Sulinggih atau pendeta bertugas dan berkewajiban untuk melaksanakan penyucian orang suci (calon pinandita) sehinga menjadi pinandita atau pemangku

Sedangkan pinandita (pemangku) bertugas dan berkewajiban untuk melaksanakan:

a. sebagai pembantu pendata dalam rangka memimpin umat untuk mencapai kebahagiaan hidup baik secara lahir maupun bhatin

b. sebagai pembantu pendata untuk melaksanakan pemujaan dan memimpin upacara yadnya hanya pada tingkat paling tinggi pada jenis pedudusan alit.

Berdasarkan uraian kitab suci tersebut di atas dapat di nyatakan bahwa kewajiban-kewajiban yang patut di laksanakan oleh orang-orang suci adalah sebagai berikut:

a. mempelajari dan mengajarkan weda

b. mengadakan upacara pujaan

c. memberi amal sosial

d. berkunjung ketempat-tempat suci

e. memberi ajaran-ajaran agama

f. memimpin upacara

g. di benarkan menerima danapunia

Selanjutnya tindakan-tindakan yang patut dilaksanakan oleh seseorang yang telah suci, di sebutkan sebagai berikut:

a. Niskalam

Artinya bersifat kekal, yaitu mempunyai sifat teguh, taat kepada kebenaran, tidak di pengaruhi oleh godaan benda-benda dun iawi, selalu dapat mengatasinya

b. Nirupam

Artinya tidak berwarna, yaitu orang suci yang menepatkan dirinya pada suatu golongan pada masyarakat, melainkan menjadi tonggak pancaran hidup didunia dan selalu berpegang pada kemudi dan universal

c. Santam

Artinya damai, yaitu bewrsifat tenang, teguh iman, tidak pernah berbuat kerena dorongan hawanafsu, serta memberikan ketenangan kepada seluruh umat

d. Nirpharam

Artinya bertindak tanpa mengharapkan apa-apa. Beliau mengerjakan sesuatu pekerjaan bukan diukur dariu besarnya upah, tetapi oleh rasa kemanusiaan yang luhur

e. Durlabham

Artinya, seluruh perbuatan tidak bersifat egoistis, tidak individualisme, melainkan senantiasa mewujudkan tat twam asi

f. Param

Artinya, berbadan dunia, yaitu beliau telah mampu menyatukan atmannya dengan brahman melalui tapa, yoga, brate dan samadhi.

g. Nikharam

Artinya tidak berbohong, yaitu beliau tidak membenarkan orang yang mencuri

h. Padam aksam

Artinya moksa, yaitu menjadikan dunia ini bahagia dan sejahtra serta menghentikan penderitaan

i. Urdustiyutwa

Artinya paling tinggi, yaitu beliau merupakan mahluk yany paling mulia, yang selalu berpegang dan berlaksana sesuai dengan sabda tuhan yang maha esa. Beliau adalah panutan umat manusia

j. Nirkasalam

Artinya melebihi segalanya, tidak tergambarkan jasanya dan kemuliaan yaitu beliau mengatasi segalanya, tidak terikat oleh benda-benda duniawi, tidak terpengaruh oleh tri guna dan sadripu

Demikianlah beberapa kewajiban yang paut dipedomani dan dilaksanakan oleh orang suci dalam upaya untuk mewujudkan kesejahtraan dan kebahagiaan dunia serta isinya.

E.SASANA SULINGGIH

Sasana sulinggih adalah tingkah laku atau norma susila dari para sulinggih. Agar tidak terjadi penyimpangan perilaku dalm perikehidupan menjadi seorang sulinggih maka kitab silakrama merumuskan apa yang patut dilakykan oleh seorang seorang sulinggih. Jadi yang patut dilakukan dan apa yang patut dilakukan ole seorang sulinggih dalam kehidupan sehari sehari ialah melaksanakan ajaran : Yama Bratha, Nyama Bratha, Dasa Dharma, Catur Paramita, Tri Kaya Parisudha. Untuk itu dapat dirinci lagi butir butirnya seperti dibawah ini :

a. Yama Bratha

Yama Bratha adalah pengendalian diri untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian bathin yang termasuk didalamnya adalah :

1. Ahimsa, artinya tidak menyiksa, menyakiti hati

2. Brahmacari, artinya tekun menuntut ilmu pengetahuan, selalu berusaha mengisi diri

3. Satya, artinya setia, juga untuk menuju kebenaran

4. Awyawaharika, artinya tidak berjual beli, jadi para sulunggih dilarang berdagang.

5. Asteya, artinya seorang sulinggih dilarang mencuri atau menipu

b. Nyama brathaNyama Bratha adalah pengendalian diri tahap lanjut untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesician Bathin. Adapun bagian ajaran Nyama Bratha adalah :

1. Akroda yaitu seorang sulinggih pantang marah, dituntut berpenampilan yang lemah lembut, simpatik.

2. Guru Susrusa yaitu taat melaksanakan pengabdian kepada guru.

3. Sauca yaitu para sulinggih dituntut menjaga kebersihan atau kesucian lahir bathin.

4. Aharalagawa yaitu sulinggih dilarang berperilaku tamak, rakus terhadap makanan. Jadi diharapkan makan yang serba ringan dan bergizi.

5. Apramada yaitu seorang sulinggih tidak boleh ingkar atau mengabaikan kewajiban.c. Dasa Darma

1. Drti yaitu berpakain bersih

2. Kesama yaitu suka mengampuni

3. Dama yaitu selalu mengendalikan pikiran

4. Asteya yaitu tidak berlaku curang

5. Sauca yaitu menjaga kebersihan lahit bathin

6. Indranigraha yaitu pengendalian indra dan memfokuskan untuk pemujaan Tuhan Yang Maha Esa

7. Hrih yaitu mempunyai budaya maju

8. Widya yaitu rajin menuntut ilmu, mengisi diri

9. Satya yaitu jujur, setia, menuju kebenaran

10. Akroda Yaitu berkepribadian sabar d. Catur Paramitha

1. Maitri yaitu ramah tamah, bersahabat dengan sesama makhluk

2. Karuna yaitu welas asih akan penderitaan orang

3. Mudita yaitu menghargai, mengakui akan kebenaran orang lain

4. Upeksa yaitu tidak dendam, dapat melupakan ,memaafkan kesalahan yang dibuat orang

e. Tri Kaya Parisudha

1. Kayika yaitu berbuat yang benar dan suci

2. Wacika yaitu berkata benar dan suci

3. Manacika yaitu berpikir yang benar suci

Dari sasana yang diuraikan di atas disimpulkan dalm Tri Kaya Parisudha yakni sumber perilaku itu semuanya bermuara dari pikiran,perkataan,dan perbuatan yang benar dan suci.Siapa yang mampu menempatkan diri seperti ajaran yang tersebut sudah menjadi cocok menyandag predikat diksta atau sulinggih.F. PANTANGAN ORANG SUCI

Setiap Agama yang ada di dunia mempunyai orang suci termasuk agama Hindu.Pada mumnya seseorang di pandang suci karena memiliki kemampuan yang lebih dibidang Agama,pengabdian dan kepemimpinannya.

Ada beberapa sifat yang dimiliki oleh seseorang sehingga dipandang sebagai orang suci.Sifat-sifat yang dimaksud seperti:

a. Dirgahayusa artinya langgeng atau panjang umur.

b. Mutikrti,artinya mampu melaksanakan keyakinan.

c. Siddha Iswarya, yaitu sempurna sejak dalam kandungan.

d. Diwya Caksu, yaitumampu mengetahui jauh maupun dekat,maupun masa yang akan datang.

e. Pratyaka dharmanah, yaitu menjadi karena kemauan prakyaksa pengetahuan langsung.

f. Gotaprarwartaka,Yaitu mempunyai keturunang. Satkarmanirala, yaitu tidak terhalang melakukan yajna.

h. Silinah, yautu berpegang teguh pada keusilaan.

i. Cramedhinah,yaitu gemar dalam tugas rumah tangga dan tidak takut pada makanan sederhana.

Demikian beberapa sifat yang wajib dimiliki oleh orang suci.Bila seseorang dapat mempertahankan kesuciannya dan dikenal terus menerus sebagai orang suci.Itulah sebabnya setiap orang yang telah dinobatkan menjai orang suci,beliau harus selalu berpegang teguh kepada bratha (Pantangan-pantangan) dalam upaya lebih mengembangkan kesusilaan, kekuatan batinnya dan kesuciannya agar tetap menjaga kesucian lahir dan batin.G. JENIS-JENIS SULINGGIH

Ada tiga jenis sulinggih yang disebut Tri Sadaka yaitu Sang Sulinggih Siwa,Sulinggih Budha Dan Sulinggih Bujangga.Mengenai nama-nama Sulinggihan ada yang disebut pedanda,empu,Rsi dan Begawan.Uraian tentand jenis Sulinggih sebagai berikut :

a. Sulinggih Siwa yaitu beliau mempunyai kewenangan untuk mengaturkan Yadnya dengan pesaksi sanggah surya menycikan alam atas dengan menurunkan kekuatan Sang Hyang Widhi.

b. Sulinggih Budha yaitu beliau mempunyai kewenangan mengaturkan Yadnya untuk menyucikan alam tengah atau awang-awang dengan mempertemukan kekuatan suci dari Sang Hyang Wasa dengan kekuatan butha kala yang telah di Somya.c. Sulinggih Bujangga Yaitu beliau mempunyai kewenangan untuk mengaturkan Yadnya untuk membersihkan alam bawah (buni dan jagad) nyupat Bhuta Kala sehingga beliau menjadi Somya.

Tentang nama atau gelar ke Sulinggihan selain di atas ada lagi yang disebut sebagai berikut :

a. Pedanda adalah gelar kesulinggihan dari Brahmana Wangsa, beliau telah melalui upacara diksa sehingga belia dipandang dan dihornati.

b. Dang Hyang adalah gelar kesulinggihandari Brahmana Wangsa beliau sangat terhormat dan berjasa besar terhadap keselamatan umat dalam menunbuh kembangkan keagamaan dan menjaga keagamaannya,sekaligus menjadi guru besar dalam keagamaan.Orang suci yang bergelar Dang Hyang misalnya Dang Hyang Dwi Jendra.

c. Rsi atau Begawan adalah gelar kesulinggihan dari Wangsa kesatria.Beliau telah dipandang suci dang terhormat dalam masyarakat.

d. Empu adalah sebutan kesulinggihan dari Wangsa pesek,pande.Beliau dipandang dan dihormati karena beliau berhak melakukan Loka Phala Sraya di masyarakat.

e. Sengguhu adalah gelar kesulinggihan di mana beliau ahli dalam tugas untuk muput upacara seperti Bhuta Yadnya.

f. Dukuh yaitu sebagai gelar kesulinggihan yang kedudukan beliau dipandang dan dihormati dalam masyarakat.Beliau juga berhak muput upacara.

g. Pemangku yaitu sebagai gelar kesulinggihan hanya saja ruang lingkup tugas beliau berkait pada suatu pura tertentu.Seperti mangku Pura Puseh,Mangku Pura Desa,Mangku Pura dalem dan sebagainya.

h. Wasi, yaitu pemangku untuk umat Hindu di Jawa.

Adapun gelar kesulinggihan yang diketahui di atas adalah pada dasarny mempunyai suatu tekat sebagai pemimpin agama yang berperan bersama-sama membangun perilaku jiwa dan agama pada setiap pnganutnya.

H. CIRI- CIRI KHUSUS PENDETA DAN PINADITA

Untuk mengetahui tanda-tanda atau ciri-ciri orang suci dalam kehidupan sehari-hari,dapat disebutkan sebagai berikut :

a. Ciri-ciri khusus orang suci (Pendeta atau Sulinggih) antara lain :

1. Berdestar abeed sirah

2. Bergundul / amundi

3. Bergundul dan ada seberkas rambut pada pusat kepala (sikha)

4. Bergundul / lingga,sebagai kebiasaan pendeta di Bali.

5. Anyondong (rambut terjalin bentuk kembar) dibelakang kepala / atau di atas pundak6. Angaras bahu atau / sifat aking (bercukur hingga ujung rambut rapi di atas pundak), dandanan ini biasanya dipergunakan oleh pendeta sekte Buddha di Bali.

7. Busana / pakaian sehari-hari :

Pendeta laki-laki : berpakaian putih,saput/kampuh kuning bertepi putih,ikat pinggang putih,dan bila keluar rumah memakai tongkat.boleh juga memakai jubah (kwaca rajeg). Pendeta Istri (wanita) : memakai kain yang dasarnya kuning,berkembang (bermotif) tetapi tidak sampai menguasai warna dasarnya,berbju putih,selendang kuning,ikat pinggang berwarna putih.8. Busana / pakaian pada waktu memuja :

Memakai sampet,yaitu secarik kain yang dilipat di dada.

Rudraka,yaitu genitri pada kedua belah bahunya.

Gondal,atau anting-anting.

Guduha,yaitu gelang genitri pada tangan

Kantha Bharana,yaitu perhiasan pada telinga.

Amakuta / bermahkota maketu

b. Ciri-ciri khusus Pinandita (pemangku) antara lain :1. Berambut panjang atau bercukur

2. Memakai destar putih dan berkampuh putih,terutama dalam melaksanakan upacara.

3. Pada waktu memuja mempergunakan genta,pasepan,bunga,gandak

Sata dan tempat tirtha.

Demikian dijelaskan peranan,kedudukan dan fungsi orang suci dalam kehidupan beragama hindu di masyarakat.Peranan,kedudukan dan fungsi dari masing-masing orang suci bersangkutan dapat kita perhatikan dengan jelas sebagaimana ciri-cirinya yang juga telah diuraikan di atas.

I. ORANG ORANG SUCI YANG BERJASA DALAM AGAMA HINDU

Agama hindu yang dianut oleh umat manusia dapat berkembang berdasarkan Weda sebagai sumber ajarannya.Ajaran Weda menurut cacatan sejarah mulai berkembang di lembah sungai Sindhu (India).Proses pengumpulan wahyu Tuhan Yang Maha Esa ( Weda) di perkirakan terjadi pada tahun 2500 SM.Pengetahuan suci yang terdapat dalam kitab Weda yang bersifat kekal dan abadi serta mengatasi ruang,waktu dan keadaan.

Adapaun beberapa nama orang suci yang dapat di kisahkan dalam buku ini adalah sebagai berikut :

1. Rsi Agatsya

Di dalam sejarah penyebaran Agama hindu, Rsi Agatsya sangat terkenal jasa-jasanya.Beliau merupakan pemengang obor dan memberi penerangan suci keseluruh pelosok dunia.

Nama lain dari Maha Rsi Agatsya yaitu :

a. Agatsya Yatra artinya perjalanan suci yang tidak pernah mengenal kembali dalam pengabdiannya untuk menegakkan dharma.

b. Sagara artinya bapak dari lautan,karena mengarungi lautan-lautan yang luas demi untuk dharma.2. Bhagawan Wiyasa

Bhagawan Wiyasa adalah Maha Rsi yang dilahirkan di delta sungai Yamuna.Bhagawan Wiyasa terkenal juga sebagai penegak kebenaran beserta keadilan dan merupakan leluhur Bharata.Sebagai penerima wahyu,dan juga sari-sari ajarannya dikumpulkan oleh Maha Rsi Wararuci dalam sebuah kitab disebut dengan nama Sarassamuscaya3. Mpu Tantular

Mpu Tantular adalah seorang rsi yang memiliki kepribadian luhur. Disamping sebagai seorang rsi, beliau juga seorang pujangga besar. Hasil karyanya berupa syair atau kekawin dirangkung dalam sebuah kitab yang disebut dengan nama sutasoma.

4. Mpu Kuturan

`Didalam cerita calon arang , beliau bernama Mpu Kuturan, beliau hidup dijaman kerajaan erlangga. Mpu kuturan adalah saudara kandung dari mpu baradah. Mpu kuturan dan mpu baradah adalah penasehat dari perabu erlangga, ketika kerajaan erlangga mulai mengalami pertentangan-pertentangan, sebagai akibat dari nasehat mpu kuturan tidak didengarkan oleh para kesatria maka selanjutnya mengadakan dharma yatra atau mengembara demi untuk kebenaran dan akhirnya sampailah diujung pulau bali.

5. Mpu Bharadah

Mpu Bharadah adalah adik dari Mpu Kuturan. Nama Mpu Bharadah sangat terkenal dalam tulisan tulisan sejarah keagamaan. Dia terkenal pengetahuannya yang meliputi tiga zaman yakni zaman yang lampau, zaman sekarang dan zaman yang akan datang. Dalam prasasti yang terdapat didalam arca mahaksobhya disampang surabaya, disebut dengan : yang mulia Bharadah, maha guru dari para pertapa dan para bijaksana yang terbaik.

6. Rsi Markandaya

Rsi Markandaya adalah orang suci yang pertama kali datang kebali untuk menyebarkan ajaran agama hindu. Kedatangan beliau pertama kali kebali diikuti denag rombongan kurang lebih berjumlah sebanyak empat ratus orang. Pada kedatangan beliau yang kedua kalinya diikuti rombongan dengn jumlah kurang lebih banyak dua ribu orang dinyatakan sampai kepulau bali.7. Danghyang Dwijendra

Dikerajaan majapahit terdapat seorang rsi yang sangat terkenal, Danghyang Dwijendra. Beliau sangat dihormati oleh masyarakat karena kebesaran pengabdiannya mengantarka kesejahteraan dan kebahagiaan rohani serta mampu mengatasi kesengsaraan hidup masyarakat.

Bab iiiPENUTUPA. KESIMPULANDari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud orang suci adalah seseorang karena sifatnya, tugas dan kewajibannya dalam hidup dan kehidupn ini sepenuhnya mengabdikan diri untuk kpentingan agama yang dianut oleh umat manusia.

B. SARAN

Kepada umat hindu kami menghimbau marilah kita tingkatkan sraddha dan bakti kita melalui tri sandhya, sembahyang, dan berdoa sebab tiada jalan lain untuk mewujudkan kebahagiaan yang sejati, kecuali mengikuti ajarannya, senantiasa mendekatkan diri kepadanya, sebab pada umat yang bersemi sraddha dan bhakti kepadanya, ida sang hyang widhi wasa senantiasa hadir didepannya, menganugerahkan kasih dan kebahagiaan yang sejati.

Ananyas cintayanto mam

Ye janah paryupasate,

Tesam nityabhiyuktanam

Yoga-ksemam vahamy aham.

Bhagavadgita 1X.22

(mereka yang memuja aku sendiri, mengingat

Aku selalu, kepada mereka aku bawakan apa

Yang mereka perlukan dan akan aku lindungi

Apa yang mereka miliki)