Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

35
JUDUL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN MASYARAKAT PAPUA TIDAK BISA MENJADI PEBISNIS DISUSUN OLEH: Nama : Erlangga Febby Chrisnanda NIM : 0120440102 Jurusan : Akuntansi Semester/Tahun : I / (2012/2013) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS CENDERAWASIH

Transcript of Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

Page 1: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

JUDUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN MASYARAKAT PAPUA TIDAK BISA MENJADI PEBISNIS

DISUSUN OLEH:

Nama : Erlangga Febby Chrisnanda

NIM : 0120440102

Jurusan : Akuntansi

Semester/Tahun : I / (2012/2013)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2012

Page 2: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

makalah ini tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN

MASYARAKAT PAPUA TIDAK BISA MENJADI PEBISNIS” ini bertujuan untuk

menambah wawasan pembaca mengenai kendala yang menghambat sulitnya masyarakat

Papua untuk merintis sebuah bisnis.

Sebelumnya penulis ingin meminta maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan di

hati pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga dapat bermanfaat bagi

pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Jayapura, 12 Oktober 2012

Penulis

i

Page 3: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Perumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

D. Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Permasalahan 3

B. Faktor Penyebab

4

BAB III PEMECAHAN MASALAH

A. Solusi 10

B. Cara Berbisnis Yang Benar 12

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan 13

B. Saran 14

Daftar Pustaka 15

ii

Page 4: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis ekonomi global telah melanda berbagai negara baik negara yang sedang

berkembang maupun negara maju, kondisi ini menuntut kita untuk menetapkan langkah-

langkah konkret guna memulihkan kondisi perekonomian negara. Pemulihan

perekonomian harus dilakukan oleh semua pihak, baik yang berhubungan langsung

maupun yang tidak langsung dengan perekonomian itu sendiri.

Kewirausahaan (Entrepreneurship) merupakan salah satu solusi untuk mendukung

perekonomian Negara. Keunggulan Wirausaha dalam mendukung perekonomian Negara

yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatnya lapangan pekerjaan,

meningkatnya kualitas hidup, meningkatnya pemerataan pendapatan, serta meningkatnya

penerimaan pemerintah melalui pajak.

Papua merupakan suatu daerah dimana masih banyak sekali peluang usaha yang

potensial, sehingga membuat orang-orang dari luar daerah Papua untuk merantau atau

meninggalkan kampung halaman untuk mencari pekerjaan maupun mencari peluang

bisnis di daerah Papua. Bagaimana dengan orang Papua, apakah mereka juga menyadari

adanya peluang-peluang usaha di tanah mereka sendiri? Jawabannya bisa ya dan tidak.

Mengapa demikian? Karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa sangat jarang dan

mungkin hampir tidak pernah kita menemukan orang Papua yang mengelola usaha seperti

usaha rumah makan, distro, mini market, dan lain sebagainya.

Untuk dapat mengetahui berbagai penyebab mengapa orang Papua tidak bisa

berbisnis, bahkan di daerah mereka sendiri, maka penulis membuat makalah ini dengan

judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN MASYARAKAT PAPUA

TIDAK BISA MENJADI PEBISNIS”.

1

Page 5: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang d atas maka terdapat rumusan masalah yang akan penulis jelaskan

dan akan di selesaikan dengn jalan keluar.

Berikut rumusan masalah :

1. Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Papua tidak bisa menjadi pebisnis ?

2. Solusi atau jalan keluar dari masalah tersebut ?

C. Tujuan

Tujuan daripada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui faktor penyebab mengapa orang Papua tidak bisa berbisnis.

2. Mengetahui solusi untuk masalah tersebut

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,

khususnya bagi para pembaca agar menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

berbagai faktor dan penyebab mengapa orang Papua tidak bisa berbisnis. Manfaat lain

yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah dapat mengubah pola pikir masyarakat

Papua mengenai bisnis dan memotivasi mereka agar kedepannya dapat mendirikan suatu

usaha dan bersaing dengan para pebisnis yang notabene masyarakat Non-Papua atau

pendatang.

2

Page 6: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Permasalahan

Papua merupakan tempat yang menjanjikan bagi masyarakat Non-Papua atau

pendatang yang berkeinginan untuk keluar dari kesusahan ataupun ingin mengubah taraf

hidup mereka menjadi lebih baik. Para pendatang ini dapat melihat dengan jeli berbagai

peluang usaha yang ada di tanah Papua. Bagaimana dengan orang Papua itu sendiri?

Sebenarnya pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh orang Papua itu sendiri. Akan tetapi

jika melihat situasi dan kondisi yang terjadi di Papua saat ini, untuk meningkatkan

kemampuan orang Papua dalam merintis sebuah usaha atau bisnis membutuhkan waktu

yang sangat lama. Itupun jika pemimpin dan tokoh adat tanah Papua memiliki kepedulian

terhadap permasalahan ini, maka akan terlihat upaya-upaya Gubernur, Walikota, Bupati,

dan para Kepala Adat dalam mewujudkan tanah Papua untuk orang Papua secara khusus

dan Indonesia pada umumnya.

Tidak pernah kita lihat satu pun wirausaha yang benar-benar asli orang Papua.

Bengkel, rumah makan, toko-toko kelontong, penjual ponsel, produsen bahan-bahan

bangunan, dan sebagainya semua dijalankan oleh masyarakat Non-Papua atau kaum

pendatang. Seluruh sektor di bidang bisnis dikuasai oleh para pendatang, sedangkan

orang Papua hanya mendapatkan ampasnya.

Jika kita amati, orang asli Papua tidak memiliki banyak uang tetapi memiliki asset

seperti dusun sagu, memiliki lahan atau tanah adat dan juga kebun. Tetapi, dari segi

ekonomi dan mata pencaharian, mayoritas masyarakat Papua masih hidup dalam taraf

ekonomi subsistem. Karena itu, mereka jelas tidak akan mampu berkompetisi atau

bersaing dengan para kaum pendatang dalam persaingan ekonomi di bidang bisnis.

Masih ada masalah lain yang perlu dibahas dalam hubungan dengan keadaan UKM

dan Koperasi.  Selain sebagian besar UKM dan Koperasi dikuasai oleh kaum pendatang,

permasalahan umum yang dihadapi adalah keterbatasan akses terhadap sumber-sumber

permbiayaan dan permodalan, keterbatasan penguasaan teknologi dan informasi,

keterbatasan akses pasar, keterbatasan organisasi dan pengelolaannya.

3

Page 7: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

Orang Papua cenderung memiliki sifat yang buruk seperti malas. Malas adalah

pembunuh masa depan. Dalam berbisnis sangat diperlukan kerja keras dan etos kerja. Jika

orang Papua selalu bermalas-malasan, maka orang Papua tidak akan pernah bisa

berbisnis. Orang pendatang memiliki keinginan yang keras untuk mengubah hidup

mereka menjadi lebih baik, sehingga mereka bekerja keras untuk mencapai tujuan

tersebut. Itulah mengapa orang Pendatang menguasai dunia bisnis di tanah Papua

sedangkan orang Papua hanya menjadi penonton.

B. Faktor Penyebab

Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Papua tidak bisa menjadi

pebisnis antara lain sebagai berikut:

1. Kurangnya Pengetahuan Masyarakat

Pengetahuan merupakan unsur terpenting dalam menjalankan suatu bisnis.

Tanpa adanya pengetahuan tentang berbisnis, maka bisnis yang dijalankan tidak akan

bertahan lama. Masyarakat Papua kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman

tentang berbisnis. Selain itu masyarakat Papua juga tidak memiliki konsep yang baik

dan jelas tentang berbisnis. Masyarakat Papua kurang memperhatikan etika dalam

berbisnis dan kurang sabar dalam merintis bisnis dalam arti bahwa mereka ingin

secepatnya mendapatkan keuntungan dan tidak ingin menunggu lama. Mereka tidak

akan bisa untuk berbisnis jika konsep pemikiran mereka tetap seperti itu karena

menjalankan bisnis memerlukan etika dan kesabaran.

Ada begitu banyak usaha bisnis yang berkembang di tanah Papua, namun

hampir semuanya didomisili oleh para pendatang. Misalnya pasar Hamadi, pedagang

di pasar ini banyak didomisili oleh para pendatang dibandingkan orang Papua.

Bahkan dalam transaksi penjualannya sendiripun, banyak yang memilih untuk

berbelanja di kaum pendatang. Hal ini dikarenakan, barang dagangan yang ditawarkan

oleh kaum pendatang lebih lengkap atau banyak dibandingkan orang Papua.

4

Page 8: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

2. Sulit mendapatkan modal

Modal adalah unsur utama dalam mendirikan atau merintis suatu bisnis. Tanpa

adanya modal maka suatu usaha tidak akan bisa berdiri. Sulitnya masyarakat Papua

mendapatkan modal merupakan kendala yang selalu menghambat masyarakat Papua

untuk berbisnis. Selalu timbul kecurigaan pihak penyedia pinjaman dalam hal ini

pihak Bank untuk meminjamkan uang kepada mereka. Hal itu disebabkan karena

pihak Bank merasa bahwa orang Papua tidak bisa mengelola keuangan dengan baik

dan tidak bisa membayar/melunasi hutang mereka.

3. Tidak memiliki jiwa Wiraswasta

Sesungguhnya tidak banyak penduduk asli Papua dapat berbisnis atau

berwirausaha. Hal ini disebabkan karena kegagalan pendidikan yang diterima oleh

penduduk asli pada masa lalu yang tidak menanamkan jiwa berwiraswasta. Sehingga

kesadaran dalam berwirausaha ataupun berbisnis belum ada. Kalaupun ada, mereka

belum pernah mendapatkan kesempatan untuk melakukannya, hal tersebut

menyebabkan penduduk asli Papua tidak dapat berkreasi dan berinovasi di sektor

ekonomi dan bisnis, untuk mewujudkan Tanah Papua untuk orang Papua secara

khusus dan Indonesia pada umumnya.

Keberhasilan seorang pengusaha lokal sangat ditentukan oleh sikap, strategi,

pola distribusi, promosi dan pola penerapan disiplin serta kemauan berusaha. “Hal ini

menjadi indikator yang cukup penting sebagai penentu keberhasilan usaha dan

pengambilan keputusan”.

Untuk mencapai keberhasilan sangat ditentukan juga oleh faktor-faktor lain,

yang harus diperhatikan sehingga hal ini membutuhkan kejelian. Salah satu faktor

yang membuat usaha orang Papua hancur adalah sikap memberi pinajaman atau

utang. Sikap ini dalam kebiasaan masyarakat kita disebuat “bon”. “Bon menjadi

simbol “kasih” namun dibalik bon itu yang biasa bikin orang gagal dalam usaha.

Sikap ini memang dari aspek bisnis sangat merugikan dan dianggap sebagai

pembunuh nomor satu usaha, apalagi usaha kecil yang sedang dirintis.

5

Page 9: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

4. Ketergantungan Terhadap Pemerintah

Agen-agen pemilik toko ponsel di Papua mengatakan keheranannya karena

pelanggan-pelanggan setia yang mampu membeli ponsel hingga lima buah dalam

sebulan adalah PNS atau pegawai pemda. Di hampir setiap hotel dan rumah makan,

banyak ditemui aparat pegawai pemda dan PNS yang menikmati makan siang

bersama, mengikuti rapat-rapat kerja, dan sebagainya. Pemandangan sehari-hari yang

kasat mata adalah kehidupan nyaman menjadi PNS.

Dengan demikian tidak ada insentif psikologis yang dapat dijadikan stimulus

untuk mendorong anak-anak Papua menjadi wirausaha. Apalagi untuk menjadi

wirausaha yang berhasil dibutuhkan kerja keras, disiplin dan pengorbanan jangka

pendek untuk mendapatkan hasil besar di masa depan. Jadi wajar saja bila dimana-

mana penduduk asli Papua lebih memilih profesi sebagai birokrat. Terlebih lagi di

jajaran birokrasi belum ditemui pemimpin yang berikhtiar melakukan perubahan.

PNS belum banyak disentuh baik sikap maupun budaya servisnya. Bekerja

dengan mulut beraroma miras, berbicara sambil mengunyah pinang, masuk kerja tidak

tepat waktu, menghilang sebelum jam kerja berakhir, penggunaan anggaran tanpa

arahan yang jelas, pengukuran kinerja yang lemah serta ketidak pedulian atasan dalam

membentuk bawahan sangat menonjol. Kalau sudah demikian, siapa orang yang

berminat menjadi wirausaha? Jawabannya jelas Pendatang! Orang-orang Bugis,

Manado, Jawa Timur, Banjar, dan Minang yang mengisi kekosongan itu.

Saat ini orang Papua selalu difasilitasi akan tetapi mereka masih banyak

diarahkan untuk mengisi posisi-posisi di Pemerintahan. Namun bagaimana dalam

bidang bisnis. Khusunya di Jayapura, Abepura , dan Sentani bidang bisnis di isi oleh

para masyarakat Non-Papua atau pendatang. Dampaknya adalah yang mengendalikan

dunia bisnis (usaha) adalah para pendatang, sedangkan orang Papua hanya sekedar

sebagai tukang sapu jalanan, penjual pinang, penjual sayur, dan umbi-umbian.

Gambaran lain, kompleks-kompleks di Kota Jayapura dan Abepura banyak

dihuni oleh masyarakat Non-Papua atau pendatang, walaupun ada sebagian orang

Papua pastilah mereka termasuk orang pemerintahan yang memiliki jabatan.

6

Page 10: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

Masyarakat masih bergantung penuh kepada pemerintah dan cenderung

konsumtif dibanding berusaha mandiri. Situasi seperti ini menjadi masalah bagi

pemerintah provinsi untuk merumuskan bentuk ekonomi rakyat.

Apabila kondisi dan situasi ini dibiarkan secara terus-menerus oleh Orang

Papua, Pemerintah Papua, dan Tokoh Adat Papua, maka hanya masyarakat Non-

Papua atau pendatang yang akan sukses memanfaatkan semua kekayaan yang ada,

sedangkan para pemilik kekayaan dalam arti masyarakat Papua pada suatu waktu

akan miskin di tanah mereka sendiri.

5. Otonomi Khusus (OTSUS)Hal lain yang menyebabkan orang Papua sulit untuk berbisnis adalah Otonomi

Khusus (OTSUS). Mengapa demikian? Karena walaupun Otonomi Khusus bertujuan

untuk membantu memakmurkan masyarakat Papua, tetapi pada dasarnya hal ini

membuat masyarakat Papua menjadi manja dalam arti bahwa masyarakat Papua

hanya bergantung pada Pemerintah.

Otonomi Khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada masyarakat

Papua, setidaknya menjadi semangat baru bagi orang Papua, karena melalui dana

Otonomi Khusus, diharapkan rakyat Papua dapat mengejar ketertinggalan di berbagai

bidang yang menjadi permasalan selama ini terutama di bidang bisnis. Akan tetapi,

dana Otonomi Khusus yang diberikan oleh Pemerintah Pusat, justru menimbulkan

masalah baru di Papua, yang menyebabkan kehidupan masyarakat lebih rawan.

Apalagi dengan penggunaan dana Otonomi Khusus, yang ternyata belum optimal

untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Sebagian masyarakat menuding Otonomi

Khusus Papua telah gagal, sekalipun hal ini belum dapat dibuktikan. Akan tetapi dari

sektor pendidikan Otonomi Khusus memberikan angin segar, dengan berkurangnya

angka penduduk yang buta huruf, yang berbanding terbalik dengan lapangan kerja

yang ada di Papua, sehingga tingkat penganguran pun semakin tinggi..

7

Page 11: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

Undang-undang Otonomi Khusus punya semangat untuk memakmurkan dan

menyejahterakan seluruh rakyat Papua. Tetapi, Otsus tidak punya komitmen khusus

untuk memakmurkan dan menyejahterakan rakyat asli Papua. Di pasar-pasar masih

banyak sekali kita lihat orang-orang Papua berjualan di atas tanah beralaskan karung

sementara kaum pendatang memenuhi los-los yang dibangun dengan dana Otonomi

Khusus. Semua toko, seperti Saga, Mega, Sagu Indah Plaza, dan supermarket lain

yang ada di Jayapura ditempati oleh orang-orang pendatang, sementara mama-mama

Papua harus menahan terik panasnya matahari, dan dinginnya malam berjualan di atas

jalan trotoar.

Dana Otonomi Khusus triliunan rupiah digunakan begitu saja tanpa ada

ketentuan hukum (perdasi/perdasus) sehingga lebih banyak lari kepada pengusaha dan

kontraktoktor pendatang yang punya kemampuan lebih.

Muhammad Musa’ad, pakar hukum Universitas Cenderawasih mengatakan,

tujuh tahun setelah UU No. 21 Tahun 2001 diterbitkan bagi Papua, belum juga ada

perubahan yang berarti, keadaan bahkan memburuk, standar hidup di Papua anjlok ke

taraf terendah, ….”

Hal ini mencerminkan bahwa Otonomi Khusus merupakan suatu kendala yang

manghambat orang Papua untuk berbisnis.

6. Kurang Kreatif dan Inovatif

Kreatif dan inovatif adalah karakteristik personal yang terpatri kuat dalam diri

seorang wirausaha sejati. Bisnis yang tidak dilandasi upaya kreatif dan inovatif dari

sang wirausaha biasanya tidak dapat berkembang abadi. Lingkungan bisnis yang

begitu dinamis menuntut wirausaha untuk selalu adaptif dan mencari terobosan

terbaru. Sayangnya sifat kreatif dan inovatif tidak dimiliki oleh orang Papua. Karakter

orang Papua cenderung cepat berpuas diri dan cenderung stagnan. Hal ini dapat

membuat bisnis ke arah kehancuran.

8

Page 12: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

7. Rasa Gengsi dan Euforia Tuan Rumah

Gengsi merupakan permasalahan yang terjadi hampir di berbagai daerah di

Indonesia termasuk Papua. Masyarakat Papua cenderung gengsi untuk melakukan

bisnis atau usaha karena masyarakat Papua merasa mereka adalah tuan rumah di tanah

Papua sehingga timbul rasa gengsi untuk melakukan bisnis seperti yang dilakukan

oleh kaum pendatang.

8. Kurang Optimis

Sikap optimis juga sangat dibutukan bagi seseorang yang akan memulai

usahanya, karena sebuah keberhasilan tidak akan datang secara instan, tetapi

membutuhkan suatu proses. Namun, apabila memulainya dengan pesimis, maka

semuanya akan gagal. Hal seperti inilah yang terjadi pada masyarakat Papua saat ini,

mereka selalu bersikap pesimis dan selalu menginginkan segala sesuatunya instant.

Ini sebabnya keyakinan untuk berhasil dalam bisnis adalah hal yang sangat penting,

karena berguna untuk memacu semangat dalam menghadapi setiap rintangan.

9. Tidak Dapat Mengelola Keuangan

Pengelolaan keuangan sangat diperlukan dalam menjalankan suatu bisnis,

tetapi orang Papua cenderung tidak dapat mengelola keuangan mereka dengan baik

alias boros. Ketika mendapatkan uang orang Papua selalu menghabiskannya dengan

membeli minuman keras. Hal itu merupakan dampak negative bagi kelancaran usaha.

9

Page 13: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

BAB III

PEMECAHAN MASALAH

A. Solusi

Segala permasalahan dan faktor penyebab yang telah diuraikan di atas merupakan

suatu gambaran tentang kondisi perekonomian di tanah Papua terutama di bidang bisnis.

Selanjutnya diperlukan solusi atau jalan keluar terhadap berbagai permasalahan dan

kendala mengapa orang Papua tidak bisa berbisnis.

Ada beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan dalam mengatasi permasalahan-

permasalahan di atas sebagai berikut:

1. Dalam hal pengetahuan masyarakat Papua mengenai bisnis, pemerintah maupun LSM

harus memberikan fasilitas pendidikan untuk melatih kemampuan bisnis mereka.

Fasilitas pendidikan itu dapat berupa seminar untuk menambah wawasan masyarakat

Papua tentang pentingnya berbisnis dan cara-cara berbisnis yang baik.

2. Pihak Bank harus memberikan kesempatan berupa pinjaman kepada masyarakat

Papua, dan hilangkan persepsi buruk terhadap masyarakat Papua.

3. Masyarakat Papua harus menumbuhkan sikap wirausaha dalam diri mereka. Sikap

disiplin merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh masyarakat Papua. Walaupun

sulit untuk menumbuhkan sikap disiplin tetapi mereka harus melatih sikap disiplin

seperti mengajarkan kepada mereka apa pentingnya disiplin dan apa efek daripada

disiplin itu sendiri.

4. Masyarakat Papua harus mengubah mindset mereka, bahwa jangan hanya bergantung

kepada Pemerintah. Masyarakat Papua harus bisa mandiri dan memberdayakan

kehidupan mereka sendiri tanpa campur tangan pemerintah.

5. Pemerintah harus lebih memperhatikan Otonomi Khusus agar dapat terlaksana dengan

baik dan dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Papua.

6. Masyarakat Papua harus memiliki sikap kreatif dan inovatif agar dapat diterapkan

dalam mengembangkan suatu bisnis atau usaha. Selain itu pemeritah harus berperan

aktif dalam memberikan pelatihan kepada masyarakat Papua yang bertujuan untuk

meningkatkan kreatifitas orang Papua

10

Page 14: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

7. Masyarakat Papua harus menghilangkan rasa gengsi, dan persepsi bahwa merekalah

tuan rumah. Peran orang tua juga sangat berpengaruh dalam hal ini, dengan

menanamkan sebuah persepsi kepada anak mereka sejak dini tentang pentingnya

sikap rendah hati dan mengasihi sesama.

8. Masyarakat Papua harus belajar untuk dapat mengelola keuangan mereka dengan

baik. Karena dengan pengelolaan keuangan yang baik akan berpengaruh positif

terhadap kehidupan mereka sendiri.

9. Di Papua pemerintah kabupaten dan kota madya perlu menata kembali budaya minum

alkohol. Jika kita ingin melihat orang Papua menonjol dalam dunia usaha, budaya

minum-minum harus dikendalikan. Langkah pertamanya adalah membatasi peredaran

minuman keras dan membentuk sikap mental disiplin di kalangan generasi muda.

10. Pemerintah mesti berpikir konkret dan realistis. Apakah kita bangun kaum pendatang

yang memiliki pendidikan dan keterampilan yang cukup itu ataukah rakyat asli Papua.

Pemerintah harus dapat membedakan itu dan berani membuat kebijakan berdasarkan

hal itu. Karena, secara kuantitas, orang Papua yang bersaing dengan masyarakat non-

Papua masih sedikit.

11. Hal konkret lain adalah pemerintah provinsi mengeluarkan himbauan kepada para

bupati, camat, dan kepala desa/lurah untuk mendata pengusaha kecil dan menengah

putra Papua, termasuk para penjual jenis-jenis kebutuhan lokal. Putra Papua yang

telah memiliki dasar sebagai pengusaha ini harus difasilitasi dan didampingi. Konsep

seperti ini sangat praktis. Kita tidak perlu mendatangkan ahli-ahli ekonomi dari luar

Papua, mengadakan seminar, rapat, dan pertemuan di hotel guna membahas ekonomi

kerakyatan di Papua. Teori ekonomi apa pun yang paling mutakhir tidak mampu

mengangkat ekonomi masyarakat asli Papua.

11

Page 15: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

B. Cara Berbisnis Yang Benar

Seperti yang dibahas sebelumnya, bahwa penduduk asli Papua sebenarnya bisa

menjadi pelaku bisnis apabila dilakukan dengan tekun dan kerja keras. Akan tetapi,

karena sifat boros dan suka mabuk-mabukan inilah yang menyebabkan kemunduran bagi

penduduk asli Papua dalam melakukan bisnis. Akankah lebih baik, jika uang yang

digunakan ini diperuntukan untuk memulai sebuah usaha ataupun digunakan untuk

berinvestasi. Dalam hal ini saya akan membahas tentang, bagaimana cara berbisnis yang

baik dan benar.

Sebelum melakukan bisnis, sebaiknya pelaku/calon wirausaha terlebih dahulu

menentukan jenis usaha apa yang ingin dijalankan. Dalam hal ini, sebaiknya memilih

jenis bisnis yang benar-benar sudah dikuasai atau sesuai dengan potensi diri, sehingga

calon wirausahawan dapat menentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk

mempersiapkan usahanya tersebut. Selain itu, akan lebih baik jika calon wirausaha

melakukan riset kecil-kecilan atupun dengan skala besar terhadap jenis usahanya tersebut.

Manfaatkanlah teknologi yang ada, seperti twitter, blog, facebook dan jejaring sosial

lainnya, karena hal ini merupakan salah satu cara yang paling mudah untuk membangun

bisnis kecil-kecilan. Sehingga akan menghemat modal yang dikeluarkan. Jangan terlalu

lama memikirkan rencana, setelah mengetahui apa yang harus dilakukan, akan lebih baik

jika anda langsung bergerak. Seperti yang diungkapkan oleh Pamela Slim (penulis buku

Escape from Cubicle Nasion) bahwa “keberanianlah yang dibutuhkan untuk memulai

sebuah usaha”.

12

Page 16: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Banyak faktor yang menyebabkan orang Papua tidak bisa berbisnis di antaranya

adalah kurangnya pengetahuan masyarakat Papua dalam menjalankan suatu bisnis, sangat

sulit bagi masyarakat Papua untuk mendapatkan modal, dan yang paling utama adalah

ketergantungan masyarakat Papua terhadap pemerintah daerah.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah maupun masyarakat harus

membicarakan program-program operasional yang nyata dan mampu merangsang

kegiatan ekonomi produktif ditingkat masyarakat asli Papua sekaligus memupuk jiwa

kewirausahaan dan melihat potensi serta ancaman ekonomi rakyat saat ini.

Pemerintah juga harus berani membedakan ekonomi rakyat siapa yang hendak

dibangun. Orang Papua harus difasilitasi dengan peraturan, dana, dan pendampingan

sehingga mampu menjadi pengusaha yang benar-benar bergelut di bidang itu. Pemerintah

yang mengalokasikan dana kepada orang Papua yang mengajukan proposal, harus

melakukan pengawasan terhadap penggunaan dana tersebut, sehingga dana tersebut

digunakan untuk usaha bukan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Kesejahteraan Penduduk Asli Papua hanya dapat ditentukan oleh Penduduk Asli

Papua itu sendiri, bukan oleh para pendatang. Dalam pengertian ini berarti, penduduk asli

Papua harus lebih bekerja keras lagi dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang ada

untuk kepentingannya sendiri. Sehingga penduduk asli Papua lah yang harus lebih aktif

dalam pemberdayaan sumber daya alam yang ada dengan bakat dan talenta yang dimiliki.

Sedangkan pemerintah hanya sebagai fasilitaor untuk mengimplementasikan hal tersebut.

Masalah-masalah yang hingga saat ini masih dihadapi oleh penduduk asli Papua juga

perlu ditangani dengan cepat. Terutama dalam bidang pendidikan perlu ditangani secara

baik, agar menghasilkan SDM yang berkualitas. Selain itu, pemerintah juga harus lebih

gencar dalam meningkatkan kesadaran kepada penduduk asli Papua tentang pentingnya

berwirausaha (berbisnis). Apabila keseluruhan permasalahan ini dapat diatasi dengan baik

oleh Pemerintah, Tokoh Adat, serta penduduk asli Papua, maka kesejahteraan Provinsi

Papua ada di depan mata.

13

Page 17: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

B. SaranKepada Pemerintah:

Sebaiknya pemerintah lebih selektif lagi dalam penggunaan dana otsus, sehingga

permasalahan yang timbul di masyarakat dapat segera di atasi. Pemerintah perlu

mengadakan sosialisasi mengenai pentingnya berbisnis, sehingga tidak hanya orang

pendatang saja yang menjadi penggerak ekonomi di Papua. Selain mengadakan

sosialisasi, pelatihan kerja untuk mengembangkan potensi manajemen kewirausahaan dan

pelaksanaan juga perlu diadakan guna untuk menambah wawasan meraka dalam

menjalankan bisnisnya dengan benar.

Kepada Masyarakat Papua:

Untuk masyarakat atau penduduk asli Papua, sebaiknya mulai sekarang membenahi diri

dan mengubah pola pikir yang ada, serta berpikir lebih panjang untuk masa depan

keluarga. Akan lebih baik jika, uang yang dimiliki gunakan untuk berinvestasi ataupun

untuk memulai sebuah usaha (bisnis), dibanding untuk keperluan yang tidak penting

(seperti mabuk-mabukan dan berhura-hura). Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru,

apabila gagal teruslah untuk mencobanya dan jangan pernah berputus asa. Karena, sebuah

kegagalan akan melatih kita tetap bersemangat untuk bekerja keras dan tekun dalam

menjalani suatu usaha. Saya yakin dan percaya, apabila hal ini dilakukan pasti akan

mendatangkan sebuah keberhasilan untuk penduduk asli Papua.

14

Page 18: Makalah Mengapa Orang Papua Tidak Bisa Berbisnis

DAFTAR PUSTAKA

Hanok, Bangun Kepercayaan Rakyat

(http://majalahselangkah.com/hanok-bangun-kepercayaan-rakyat-asli-papua/)

Membangun Ekonomi Kerakyatan Di Papua

(http://majalahselangkah.com/membangun-ekonomi-kerakyatan-di-papua/)

Kesejahteraan Orang Papua Hanya Ditentukan Oleh Orang Papua Titik

(http://www.ykai.net/index.php?option=com_content&view=article&id=801:kesejahteraan-

orang-papua-hanya-ditentukan-oleh-orang-papua-titik&catid=89:artikel&Itemid=121)

Mencetak Wirausaha Papua

(http://rhenald-kasali.blogspot.com/2011/12/mencetak-wirausaha-papua-sindo-15.html)

Otonomi Khusus Dan Ekonomi Orang Asli Papua

(http://politik.kompasiana.com/2011/11/24/otonomi-khusus-dan-ekonomi-orang-asli-papua/)