Etika berbisnis dalam islam

41
PENGERTIAN BISNIS MENURUT SYARIAH OLEH DJUPIANSYAH GANIE, SE, M.Si

Transcript of Etika berbisnis dalam islam

Page 1: Etika berbisnis dalam islam

PENGERTIAN BISNIS MENURUT SYARIAH

OLEH DJUPIANSYAH GANIE, SE, M.Si

Page 2: Etika berbisnis dalam islam

Menurut Yusanto dan Wijayakusuma(2002) mendefinisikan lebih khusus tentangbisnis islam adalah serangkaian aktivitasbisnis dalam berbagai bentuknya yang tidakdibatasi jumlah kepemilikan hartanya(barang/jasa) termasuk profitnya, namundibatasi dalam cara memperolehnya danpendayagunaan hartanya karena aturanhalal dan haram

Page 3: Etika berbisnis dalam islam

Dalam kamus English-Arab. Modern Dictionary, business

digunakan; ‘amalun-syuglun shana’ahu, hirfatun, tijaratun-

a’malun, maslahatun-sya’nun, jadwalun-a’malun. Pada bahasa

Arab umum dikenal juga kar-mihnatun. Adapun untuk

businessman digunakan; rajulun a’malun,

tajirun,muhamin.Selain itu kata trad, dalam bahasa Arabnya

digunakan tijaratun, hirfatun, shina’atun. Kata trade digunakan

tajirun, jallabun. Dari terma-terma kamus di atas, terma tijarah

seringkali digunakan al-Qur’an. Selain tijarah, digunakan pula al-

bai’u, tadayantum dan isytara. Dengan pengertian-pengertian

tersebut, maka tijarah dapat dimaknai bisnis

Bisnis dalam al-Gur’an tidak bertujuan jangka pendek,

semata-mata keuntungan dalam pandangan manusia, tetapi

bertujuan jangka pendek sekaligus jangka panjang yaitu

keuntungan dan kebahagiaan abadi.

Page 4: Etika berbisnis dalam islam

Menurut tingkatan yang halal ataupun yang tidak halal. Dalam

fiqh, terdapat lima jenis tindakan sebagai berikut:

1. Fard menunjukkan jenis tindakan yang bersifat wajib bagi

setiap orang yang mengaku sebagai Muslim.

2. Mustahabb menunjukkan tindakan yang tidak bersifat wajib

namun sangat dianjurkan bagi kaum Muslim.

3. Mubah menunjukkan tindakan yang boleh dilakukan dalam

pengertian tidak diwajibkan namun juga tidak dilarang.

4. Makruh menunjukkan tindakan yang tidak sepenuhnya

dilarang, namun dibenci oleh Allah. Tingkatan makruh lebih

kurang dibanding haram, dan hukumannya juga lebih kurang

dibanding hukuman haram, kecuali jika dilakukan secara

berlebihan dan dengan cara yang cenderung membawa

kepada yang haram.

5. Haram menunjukkan tindakan yang berdosa dan dilarang.

Berbuat sesuatu yang haram adalah sebuah dosa besar.

Page 5: Etika berbisnis dalam islam

Mata Pencaharian Yang Halal

1. Pekerjaan Berdagang dan Bisnis

Islam, melalui tauladan Rasulullah SAW dan para

Khalifah yang selalu terjaga-tindakannya, menunjukkan

betapa pentingnya arti perdagangan atau bisnis, Rasulullah

SAW (semoga rahmat terlimpah kepadanya) ditanya

mengenai apakah mata pencaharian yang paling baik, dan

menjawab, “Pekerjaan yang dilakukan dengan tangannya

sendiri dan setiap transaksi bisnis yang disepakati.”

Page 6: Etika berbisnis dalam islam

2. Pekerjaan dalam Bidang Pertanian

Al-Qardhawi menyebutkan hadits di bawah ini untuk

mendukung pentingnya pekerjaan di bidang pertanian :

Rasulullah SAW (semoga rahmat terlimpah kepadanya)

berkata, “Tak seorang pun diantara kaum Muslim yang

menanam sebuah pohon atau menyebarkan benih-benih,

dan kemudian seekor burung, atau seorang manusia atau

binatang apapun memakannya, kecuali hal itu merupakan

hadiah yang murah hati baginya.”

Page 7: Etika berbisnis dalam islam

3. Pekerjaan Dalam Bidang Industri dan Profesional Di

samping bidang pertanian, kaum Muslimin juga didorong

untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang industri,

kerajinan dan profesi yang sangat penting untuk

mempertahankan hidup dan memperbaiki masyarakat

dalam bidang ini hukumnya adalah fardu kifayah. Imam al-

Ghazali menekankan hal ini : Ilmu-ilmu yang dianggap fardu

kifayah meliputi setiap bidang yang tidak dapat dipisahkan

dari kesejahteraan dunia ini.

Page 8: Etika berbisnis dalam islam

Mata Pencaharian Yang Haram

1. Perdagangan Alkohol

Perdagangan dan konsumsi alkohol dilarang dalam

Islam : Sesungguhnya, Allah SWT membenci khamr dan

membenci orang yang memprosuksinya, orang yang

kepadanya khamr diproduksi, orang yang meminumya,

orang yang menyediakannya, orang yang membawanya,

orang yang kepadanya khamr dibawa, orang yang

menjualnya, orang yang mendapat uang dari penjualannya,

orang yang membelinya, serta orang yang kepadanya

khamar dibeli.

Page 9: Etika berbisnis dalam islam

2. Transaksi dan Perdagangan Obat-Obatan Terlarang

Kriteria untuk mendefinisikan khamr berasal dari ‘Umar

ibn al Khattab :”Khamr adalah apa yang mengaburkan

pikiran”.

3. Pematung dan Seniman

Rasulullah SAW (semoga rahamat terlimpah kepadanya)

baru kembali dari sebuah perjalanan ketika saya sedang

memasang tirai bergambar di kamar saya. Ketika

Rasulullah SAW melihatnya, ia merobeknya dan berkata,

“Orang yang akan mendapat hukuman paling berat di Hari

Pembalasan adalah mereka yang mencoba membuat tiruan

ciptaan Allah SWT”. Maka kami mengubah tirai tersebut

menjadi satu atau dua bantalan kecil.

Page 10: Etika berbisnis dalam islam

4. Pambuatan dan Penjualan Barang-Barang Haram

Rasulullah SAW berkata, Allah SWT dan Rasul-Nya

melarang perdagangan alkohol, bangkai binatang, babi dab

berhala.

5. Pelacuran

‘Abd Allah ibn Ubay ibn Salul terbiasa berkata kepada budak

perempuannya: “Pegilah dan bawakan sesuatu bagi kami dengan

melacur”. Dalam kaitan inilah Allah SWT, Yang Maha Kuasa dan

Maha Mulia, menurunkan firmannya: “Dan janganlah kamu paksa

budak-budak perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang

mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak

mencari keuntungan duniawi. Dan barang siapa yang memaksa

mereka, maka sesungguhnya Allah SWT adalah Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang setelah mereka dipaksa itu.

Page 11: Etika berbisnis dalam islam

6. Al Gharar

Rasulullah SAW melarang semua bentuk perdagangan

yang tidak pasti, berkaitandengan jumlah yang tidak

ditentukan secara khusus atas barang-barang yang akan

ditukatkan atau dikirimkan. Perdagangan di masa depan

dengan demikian dilarang dalam islam. Ini adalah

perdagangan yang melibatkan penjualan komoditi yang

belum menjadi milik sang penjual, penjualan binatang yang

belum lahir, penjualan hasil pertanian yang belum dipanen,

dan lain-lain.

Page 12: Etika berbisnis dalam islam

7. Bentuk Bagi Hasil Yang Dilarang

Hadis yang dikisahkan oleh Rafi’ibn Khadij dibawah ini :

Kami bekerja di bidang pertanian lebih dari siapapun di

Madinah. Kami terbiasa menggarap tanah sebagin yang

dibatasi khusus dengan yang diberikan kepada pemilik

tanah. KadangKala tanaman di areal tersebut diserang

hama dan penyakit, sementara areal yang sebagian lagi

tetap aman dan sebaliknya. Maka Rasulullah SAW melarang

praktek bagi hasil seperti ini. Pada saat itu emas ataupun

perak tidak dipergunakan untuk menyewa tanah.

Page 13: Etika berbisnis dalam islam

RANCANGAN BANGUNAN EKONOMI BISNIS

By Djupiansyah Ganie, SE, M.Si

Page 14: Etika berbisnis dalam islam

Akhlak

Tauhid Adil Nubuwwah Khilafah Ma’ad

Perilaku

Islam dalm

Bisnis &

Ekonomi

Prinsip

Sistem

Ekonomi

Islam

Teori

Ekonomi

Islam

Page 15: Etika berbisnis dalam islam

Secara singkat dapat dinyatakan, bahwa rancangan bangun ekomoni Islam di atas

mengandung makna, bahwa :

Tauhid

Allah pemilik sejati seluruh yang ada di alam semesta

Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia dan manusia diciptakan untuk beribadah

Adil

Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi

Pelaku bisnis & ekonomi tidak boleh mengejar keuntungan pribadi

Nubuwah

Siddiq

Amanah

Fathonah

Strategi hidup seorang muslim : Cerdik, Bijaksana, Cerdas

Tabligh

Taktik hidup seorang muslim : Komunikatif, Terbuka, Pemasaran

Page 16: Etika berbisnis dalam islam

Khilafah

Manusia sebagai khalifah di muka bumi, sebagai pemimpin yang akan

dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya

Fungsi utamanya menjaga keteraturan interaksi (mu’amalah) antar kelompok,

agar kekacauan dan keributan dapat dikurangi atau dihilangkan

Khalifah harus berakhlak seperti sifat-sifat Allah (Asmaul Husna)

Ma’ad

Dunia adalah wahana bagi manusia untuk bekerja dan beraktivitas untuk

mendapatkan return

Keuntungan harus mencakup untung dunia dan akhirat

Kepemilikan Multijenis

Allah adalah pemilik primer apa saja yang ada di alam semesta

Manusia sebagai pemilik sekunder dan akan mempertanggungjawabkan

kepemilikannya

Page 17: Etika berbisnis dalam islam

Kebebasan Berbuat

Penyerapan sifat-sifat Rasulullah, menjadikan manusia berbuat adil

dan menciptakan good governance akhirat

Keadilan Sosial

Pemerintah memberikan jaminan rakyatnya dalam bentuk

pemenuhan kebutuhan dasar dan menciptakan keseimbangan sosial

antara si kaya dan si miskin

Akhlak

Profesional dan berbisnis : Itqan (tekun); Ihsan (baik/profesional)

Bisnis tergantung pada siapa yang ada di belakangnya

Baik-buruknya perilaku bisnis para pengusaha menentukan berhasil

gagalnya bisnis yang di jalankan

Akhlak bukan sekedar etika

Page 18: Etika berbisnis dalam islam

PINSIP-PRINSIP ISLAM MENGENAI HALAL DAN HARAM

1. Prinsip dasarnya adalah diperbolehkannya segala sesuatu..

2. Untuk membuat absah dan untuk melarang adalah hak Allah semata.

3. Melarang yang halal dan membolehkan yang haralm sama dengan

shirk.

4. Larangan atas segala sesuatu didasarkan atas sifat najis dan melukai.

5. Apa yang halal adalah yang diperbolehkan, dan yang haram adalah

yang dilarang.

6. Apa yang mendorong pada yang haram adalah juga haram.

7. Menganggap yang haram sebagai halal adalah dilarang.

8. Niat yang baik tidak membuat yang haram bisa diterima.

9. Hal-hal yang meragukan sebaiknya dihindari.

10. Yang haram terlarang bagi siapapun.

11. Keharusan menentukan adanya pengecualian.

Page 19: Etika berbisnis dalam islam

NILAI DASAR DAN PRINSIP UMUM ETIKA BISNIS

ISLAMNilai Dasar Prinsip Umum Pemaknaan

Tauhid Kesatuan & Integrasi • Integrasi antar semua bidang kehidupan

: agama, ekonomi, dan sosial-politik-

budaya

• Kesatuan antara kegiatan bisnis dengan

moralitas dan pencarian ridha Allah

• Kesatuan pemilikan manusia dengan

pemilikan Tuhan .

Kesamaan • Kemampuan kreatif dan konseptual

pelaku bisnis yang berfungsi

membentuk, mengubah dan

mengembangkan semua potensi

kehidupan alam semesta menjadi

sesuatu yang konkret dan bermanfaat

Page 20: Etika berbisnis dalam islam

Nilai Dasar Prinsip Umum Pemaknaan

Khilafah Intelektualitas • Kemampuan kreatif dan konseptual

pelaku bisnis yang berfungsi

membentuk, mengubah dan

mengembangkan semua potensi

kehidupan alam semesta menjadi

sesuatu yang konkret dan bermanfaat

Kehendak bebas • Kemampuan bertindak pelaku bisnis

tanpa paksaan dari luar, sesuai dengan

parameter ciptaan Allah

Tanggungjawab &

Akuntabilitas

• Kesediaan pelaku bisnis untuk

bertanggungjawab atas dan

mempertanggungjawabkan tindakannya

Page 21: Etika berbisnis dalam islam

Nilai Dasar Prinsip Umum Pemaknaan

Ibadah Penyerahan Total • Kemampuan pelaku bisnis untuk

membebaskan diri dari segala ikatan

penghambaan manusia kepada

ciptaannya sendiri (seperti kekuasaan

dan kekayaan)

• Kemampuan pelaku bisnis untuk

menjadikan penghambaan manusia

kepada Tahun sebagai wawasan batin

sekaliguskomitmen moral yang

berfungsi memberikan arah, tujuan dan

pemaknaan terhadap aktualisasi

kegiatan bisnis.

Page 22: Etika berbisnis dalam islam

Nilai Dasar Prinsip Umum Pemaknaan

Tazkiyah Kejujuran • Kejujuran pelaku bisnis untuk tidak

mengambil keuntungan hanya untuk

dirinya (tidak suap/menimbun/curang/

menipu), kejujuran atas mutu barang

yang dijual (tidak memalsu produk)

Keadilan • Kemampuan pelaku bisnis untuk

menciptakan keseimbangan/moderasi

dalam transaksi (seperti dalam

takaran/timbangan) dan membebaskan

penindasan (seperti riba, monopoli)

Keterbukaan • Kesediaan pelaku bisnis untuk

menerima pendapatan orang lain yang

lebih baik dan lebih benar, serta

menghidupkan potensi dan inisiatif

yang konstruktif, kreatif, dan positif

Page 23: Etika berbisnis dalam islam

Nilai Dasar Prinsip Umum Pemaknaan

Ihsan Kebaikan bagi orang

lain

• Kesediaan pelau bisnis untuk

memberikan kebaikan kepada orang

lain (seperti penjadwalan ulang hutang,

menerima pengembalian barang yang

telah dibeli, pembayaran hutang setelah

jatuh tempo)

Kebersamaan • Kebersamaan pelaku bisnis dalam

membagi dan memikul beban sesuai

dengan kemampuan masing-masing

kebersamaan dalam memikul

tanggungjawab seduai dengan beban

tugas, dan kebersamaan dalam

menikmati hasil bisnis secara

profesional.

Page 24: Etika berbisnis dalam islam

HUBUNGAN BISNIS DAN TANTANGAN

PENGEMBANGAN ETIKANYA

Jenis

Hubungan

Pelaku Bisnis Tantangan Pengembangan Etika

Hubungan

Perusahaan

dengan

Karyawan

Manajer • Rekruitman, kontrak kerja, pelatian,

penggajian, promosi,perilaku gender,

situasi kerja. Menghormati privacy,

pemberhentian kerja, program pensiun,

dan penghargaan atas prestasi kerja.

Karyawan • Mendukung perkembangan perusahaan,

menjaga nama baik dan rahasia

perusahaan, membangun ubungan

dialogis, merubah konflik kepentingan

menjadi sinergi.

Page 25: Etika berbisnis dalam islam

Jenis

Huungan

Pelaku Bisnis Tantangan Pengembangan Etika

Hubungan

Perusahaan

dengan

Pelaku

Utama

Bisnis

Supplier ( Penyedia) • Pembiayaan dan pengawasan Input

(kolusi, mark-up, nepotisme), kehalalan

input

Pemegang

Saham/Pemilik/Mitra

Bisnis

• Tirani mayoritas, distribusi keuntungan

atau kerugian

Konsumen • Distribusi produk (jumlah dan mutu),

strategi pemasaran, penimbunan

produk, manipulasi harga, komplain

konsumen

Terhutang (debtor) • Praktek riba, penjadwalan ulang hutang

Pesaing (competitor) • Monopoli pesaing yang fair (jujur dan

terbuka)

Page 26: Etika berbisnis dalam islam

ANATOMO SISTEM BISNIS ISLAM

INPUT• Kewirausahaan

• Keahlian SDM

• Sumber Daya

Modal

PROSES• Manajemen Produksi

• Manajemen SDM

• Manajemen Pemasaran

• Manajemen Keuangan

OUTPUT• Profit & Zakat

• Pertumbuhan

• Keberlangsungan

• Keberkahan

Page 27: Etika berbisnis dalam islam

PERBEDAAN BISNIS ISLAMI DAN NON-ISLAMI

Bisnis Islami Karakteristik

Bisnis

Bisnis Non-Islam

Aqidah Islam (nilai-

nilai transendental)

Asas Sekulerisme (Nilai-Nilai Materialisme)

Dunia – Akhrat Motivasi Dunia

Profit, zakat dan

benefit (non-materi)

Pertumbuhan,

Keberlangsungan

Keberkahan

Orientasi Profil

Pertumbuhan

Kelangsungan

Tinggi, Bisnis

adalah bagian dari

ibadah

Etos Kerja Tinggi

Bisnis adalah Kabutuhan

duniawi

Page 28: Etika berbisnis dalam islam

Bisnis Islami Karakteris

tik Bisnis

Bisnis Non-Islam

Maju dan Produktif,

Konsekuensi keimanan

dan manifestasi

kemusliman

Sikap

Mental

Maju dan Produktif sekaligus

Konsumtif

Konsekuensi aktualisasi diri

Cakap dan ahli di

bidangnya

Konsekuensi dari

kewajiban seorang

muslim

Keahlian Cakap dan ahli di bidangnya

Konsekuensi dari motivasi

Reward dan Punishment

Terpercaya dan

bertanggung jawab

Tujuan tidak

menghalalkan segala

cara

Amanah Tergantung kemauan individu

(pemilik kapital)

Tujuan menghalalkan segala cara

Page 29: Etika berbisnis dalam islam

Bisnis Islami Karakteristik Bisnis Bisnis Non-Islam

Halal

Sesuai dengan akad

kerjanya

Modal

Sumber Daya Manusia

Halal dan haram

Sesuai dengan akad kerjanya

Atau sesuai keinginan pemilik

Modal

Halal

Visi dan misi

organisasi terkait

erat dengan misi

penciptaan manusia

di dunia

Sumber Daya

Manajemen Strategik

Halal dan Haram

Visi dan Misi organisasi ditetapkan

Jaminan halal bagi setiap masukan,

Berdasarkan pada kepentingan

Material belaka

Jaminan halal bagi

setiap masukan,

proses dan keluaran

mengedepankan

produktivitas dalam

koridor syari’ah

Manajemen Operasi Tidak ada jaminan halal bagi setiap

Masukan, proses dan keluaran

mengedepankan produktivitas

dalam koridor manfaat

Page 30: Etika berbisnis dalam islam

Bisnis Islami Karakteristik Bisnis Bisnis Non-Islam

Jaminan halal bagi

setiap masukan,

proses dan keluaran

keuangan

Mekanisme keuangan

dengan bagi hasil

Manajemen Keuangan Tidak ada jaminan halal bagi setiap

masukan, proses dan keluaran

keuangan

Mekanisme keuangan dengan bunga

Pemasaran dalam

koridor jaminan halal

Manajemen Pemasaran Pemasaran menghalalkan segala cara

SDM profesional dan

berkepribadian Islam,

SDM adalah

pengelola bisnis SDM

bertanggungjawab

pada diri, majikan dan

Allah

Manajemen SDM SDM Profesional,

SDM adalah faktor produksi

SDM bertanggungjawab pada diri dan

majikan

Page 31: Etika berbisnis dalam islam

ETIKA BERBISNIS DALAM ISLAMKegiatan bisnis (usaha) dalam kacamata Islam, bukanlah

kegiatan yang boleh dilakukan dengan serampangan dan

sesuka hati. Islam memberikan rambu-rambu pedoman

dalam melakukan kegiatan usaha, mengingat pentingnya

masalah ini juga mengingat banyaknya manusia yang

tergelincir dalam perkara bisnis ini. Faktanya terdapat

ancaman keras bagi pelaku bisnis yang tidak mempedulikan

etika, tetapi juga janji berupa keutamaan yang besar bagi

mereka yang benar-benar menjaga dirinya dari hal-hal yang

diharamkan

Page 32: Etika berbisnis dalam islam

NIAT YANG IKHLAS

Keikhlasan adalah perkara yang amat

menentukan. Dengan niat yang ikhlas,

semua bentuk pekerjaan yang berbentuk

kebiasaan bisa bernilai ibadah. Dengan kata

lain aktivitas usaha yang kita lakukan bukan

semata-mata urusan harta an perut tapi

berkaitan erat dengan urusan akhirat.

Page 33: Etika berbisnis dalam islam

AKHLAK YANG MULIA

Menjaga sikap dan perilaku dalam berbisnis

adalh prinsip penting bagi seorang pebisnis

muslim. Ini karena Islam sangat menekankan

perilaku (aklhaq) yang baik dalam setiap

kesempatan, termasuk dala berbisnis.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW

“….dan pergaulilah manusia dengan akhlaq

yang baik” (Sahihul Jami’ No 97).

Page 34: Etika berbisnis dalam islam

USAHA YANG HALAL

Seorang pebisnis muslim tentunya tidak inginjika darah dagingnya tumbuh dari barangharam, ia pun tak ingin memberi makankelauraganya dari sumber yang haram karenakan sungguh berat konsekuensinya di akhiratnanti. Dengan begitu, ia akan selalu berhati-hatidan berusaha melakuan usaha sebatas yangdibolehkan oleh Allah SWT dan RasulNya.

Rasulullah SAW bersabda : “Setiap daging yangtumbuh dari barang haram maka neraka lebihberhak baginya” (Shahihul Jami’ No. 4519)

Page 35: Etika berbisnis dalam islam

MENUNAIKAN HAK

Seorang pebisnis muslim selayaknya bersegeradalam menunaikan haknya, seprti hak aryawannyamendapat gaji, tidak menunda pembayarantanggungan atau hutang, dan yang terpenting adalahhak Allah SWT dalam soal harta seperti membayarzakat yang wajib. Juga, hak-hak orang lain dalamperjanjian yang telah disepakati.

Dalil yang menunjukkan hal ini adalh peringatanRasulullah SAW kepada oarang mampu yangmenunda pembayaran hutangnya “Orang kaya yangmemperlambat pembayaran hutang adalahkezaliman” (HR Bukhari, Muslim dan Malik)

Page 36: Etika berbisnis dalam islam

MENGHINDARI RIBA DAN SEGALA SARANANYA

Soerang muslim tentu meyakini bahwa ribatermasuk dosa besar, yang sangat kerasancamannya. Maka pebisnis muslim akanberusaha keras untuk tidak terlibat sedikitpundalam kegiatan usaha yang mengandung unsurriba. Ini mengingat ancaman terhadap ribabukan hanya kepada pemakannya tetapi jugapemberi, pencatat, atau saksi sekalipundisebutkan dalam hadits Jabir bin Abdillahbahwa Rasulullah SAW melaknat merekasemuanya dan menegaskan bahwa merekasemua sama saja (Shahih Muslim No. 1598)

Page 37: Etika berbisnis dalam islam

TIDAK MEMAKAN HARTA ORANG LAIN DENGAN

CARA BATHIL

Tidak halal bagi seorang muslim untuk mengambil hartaorang lain secara tidak sah. Allah SWT dengan tegastelah melarang hal ini dalam kitabNya. Ini meliputi segalakegiatan yang dapat menimbulkan kerugian bagi oranglain yang menjadi rekakan bisnisnya, baik itu dengan carariba, judi, kamuflase harga, menyembunyikan cacatbarang atau produk, menimbun, menyuap, bersumpahpalsu, dan sebagainya. Orang yang memakan hartaorang lain dengan cara tidak sah berarti telah berbuatdhalim (aniaya) terhadap orang lain. Allah SWTberfirman: ”Dan janganlah sebahagian kamu memakanharta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalanyang bathil dan kamu membawa harta itu kepada hakim,supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada hartabenda orang lain itu dengan dosa, padahal kamumengetahui”.(QS Al Baqarah 188)

Page 38: Etika berbisnis dalam islam

KOMITMEN TERHADAP PERATURAN DALAM

BINGKAI SYARI’AT

Soerang pebisnis muslim tidak akanmembiarkan dirinya terkena sanksi hukumanundang-undang hukum positif yang berlaku ditenagh masyarakat. Misalnya dalam hal pajak,rekening membenahi sistem akuntansi agartidak terkena sangsi karena melanggar hukum.Hal itu dilakukannya bukan untuk menetapkanadanya hak membyuat hukum ekpada manusia,tetapi semata-mata untuk mengokohkankewajiban yang diberikan Allah SWT padanyadan mencegah terjadinya keruskan yangmungkin timbul

Page 39: Etika berbisnis dalam islam

TIDAK MEMBAHAYAKAN/MERUGIKAN ORANG

LAIN

Rasulullah SAW telah memberikan kaidah penting dalammencegah hal-hal yang membahayakan, dengansabdanya “ Tidak dihalalkan melakukan bahaya atau halyang membahayakan orang lain (Irwa’ul Ghalil No 2175)”.Termasuk katagori membahayakan orang lain adalahmenjual barang yang mengancam kesehatan orang lainseperti obat-obatan terlarang, narkotika, makanan yangkedaluwarsa. Atau melakukan hal yang membahayakanpesaingnya dan berpotensi menghancurkan usahapesaingnya, seperti menjelek-jelekkan pesaing,memonopoli, menawar barang yang masih dalam prosestawar-menawar oleh orang lain. Seorang pebisnis muslimhendaknya bersikap fair dalam berkompetisi, dan tidakmelakukan usaha yang mengundang bahaya bagi dirinyamaupun orang lain.

Page 40: Etika berbisnis dalam islam

LOYAL TERHADAP ORANG BERIMAN Pebisnis muslim sekaliber apapun tetaplah bagian dari umat

Islam. Sehingga sudah selayaknya ia melakukan hal-hal yangmembantu kokohnya pilar-pilar masyarakat Islam dalam skalainterasional, regional maupun lokal. Tidak sepantasnya iabekerjasama dengan pihak yang nyata-nyata menampakkanpermusuhannya terhadap umat Islam. Ini merupakan bagian dariprinsip Al Wala’ (Loyalitas) dan Al Bara’ (berlepas diri) yangmerupakan bagian dari aqidah Islam. Sehingga ketikamelaksanakan usahanya, seorang muslim tetap akanmengutamakan kemaslahatan bagi kaum muslimin dimanapun iaberada. Allah SWT berfirman : “Janganlah orang-orang mu’minmengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkanorang-orang mu’min. Barang siapa berbuat demikian, niscayalepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena memelihara diridari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allahmemperingatkan kamu terhadap diri -Nya. Dan hanya kepadaAllah kembali.” (QS Ali Imran 28)

Page 41: Etika berbisnis dalam islam

MEMPELAJARI HUKUM DAN ADAB MU’AMALAH

ISLAM

Dunia bisnis yang merupakan interaksi antara berbagaitipe manusia sangat berpotensi menjerumuskan parapelakunya ke dalam hal-hal yang diharamkan. Baikkarena didesak oleh kebutuhan perut, diajakbersekongkol dengan orang lain secara tidak sah ataukarena ketatnya persaingan yang membuat diamelakukan hal-hal yang terlarang dalam agama. Karenaitulah seorang Muslim yang hendak terjun di dunia iniharus memahami hukum-hukum dan aturan Islam yangmengatur tentang mu’amalah. Sehingga ia bisa memilahyang halal dari yang haram, atau mengambil keputusanpada hal-hal yang tampak samar (syubhat).