Etika berbisnis dalam islam
-
Upload
agus-setia -
Category
Business
-
view
348 -
download
1
Transcript of Etika berbisnis dalam islam
PENGERTIAN BISNIS MENURUT SYARIAH
OLEH DJUPIANSYAH GANIE, SE, M.Si
Menurut Yusanto dan Wijayakusuma(2002) mendefinisikan lebih khusus tentangbisnis islam adalah serangkaian aktivitasbisnis dalam berbagai bentuknya yang tidakdibatasi jumlah kepemilikan hartanya(barang/jasa) termasuk profitnya, namundibatasi dalam cara memperolehnya danpendayagunaan hartanya karena aturanhalal dan haram
Dalam kamus English-Arab. Modern Dictionary, business
digunakan; ‘amalun-syuglun shana’ahu, hirfatun, tijaratun-
a’malun, maslahatun-sya’nun, jadwalun-a’malun. Pada bahasa
Arab umum dikenal juga kar-mihnatun. Adapun untuk
businessman digunakan; rajulun a’malun,
tajirun,muhamin.Selain itu kata trad, dalam bahasa Arabnya
digunakan tijaratun, hirfatun, shina’atun. Kata trade digunakan
tajirun, jallabun. Dari terma-terma kamus di atas, terma tijarah
seringkali digunakan al-Qur’an. Selain tijarah, digunakan pula al-
bai’u, tadayantum dan isytara. Dengan pengertian-pengertian
tersebut, maka tijarah dapat dimaknai bisnis
Bisnis dalam al-Gur’an tidak bertujuan jangka pendek,
semata-mata keuntungan dalam pandangan manusia, tetapi
bertujuan jangka pendek sekaligus jangka panjang yaitu
keuntungan dan kebahagiaan abadi.
Menurut tingkatan yang halal ataupun yang tidak halal. Dalam
fiqh, terdapat lima jenis tindakan sebagai berikut:
1. Fard menunjukkan jenis tindakan yang bersifat wajib bagi
setiap orang yang mengaku sebagai Muslim.
2. Mustahabb menunjukkan tindakan yang tidak bersifat wajib
namun sangat dianjurkan bagi kaum Muslim.
3. Mubah menunjukkan tindakan yang boleh dilakukan dalam
pengertian tidak diwajibkan namun juga tidak dilarang.
4. Makruh menunjukkan tindakan yang tidak sepenuhnya
dilarang, namun dibenci oleh Allah. Tingkatan makruh lebih
kurang dibanding haram, dan hukumannya juga lebih kurang
dibanding hukuman haram, kecuali jika dilakukan secara
berlebihan dan dengan cara yang cenderung membawa
kepada yang haram.
5. Haram menunjukkan tindakan yang berdosa dan dilarang.
Berbuat sesuatu yang haram adalah sebuah dosa besar.
Mata Pencaharian Yang Halal
1. Pekerjaan Berdagang dan Bisnis
Islam, melalui tauladan Rasulullah SAW dan para
Khalifah yang selalu terjaga-tindakannya, menunjukkan
betapa pentingnya arti perdagangan atau bisnis, Rasulullah
SAW (semoga rahmat terlimpah kepadanya) ditanya
mengenai apakah mata pencaharian yang paling baik, dan
menjawab, “Pekerjaan yang dilakukan dengan tangannya
sendiri dan setiap transaksi bisnis yang disepakati.”
2. Pekerjaan dalam Bidang Pertanian
Al-Qardhawi menyebutkan hadits di bawah ini untuk
mendukung pentingnya pekerjaan di bidang pertanian :
Rasulullah SAW (semoga rahmat terlimpah kepadanya)
berkata, “Tak seorang pun diantara kaum Muslim yang
menanam sebuah pohon atau menyebarkan benih-benih,
dan kemudian seekor burung, atau seorang manusia atau
binatang apapun memakannya, kecuali hal itu merupakan
hadiah yang murah hati baginya.”
3. Pekerjaan Dalam Bidang Industri dan Profesional Di
samping bidang pertanian, kaum Muslimin juga didorong
untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang industri,
kerajinan dan profesi yang sangat penting untuk
mempertahankan hidup dan memperbaiki masyarakat
dalam bidang ini hukumnya adalah fardu kifayah. Imam al-
Ghazali menekankan hal ini : Ilmu-ilmu yang dianggap fardu
kifayah meliputi setiap bidang yang tidak dapat dipisahkan
dari kesejahteraan dunia ini.
Mata Pencaharian Yang Haram
1. Perdagangan Alkohol
Perdagangan dan konsumsi alkohol dilarang dalam
Islam : Sesungguhnya, Allah SWT membenci khamr dan
membenci orang yang memprosuksinya, orang yang
kepadanya khamr diproduksi, orang yang meminumya,
orang yang menyediakannya, orang yang membawanya,
orang yang kepadanya khamr dibawa, orang yang
menjualnya, orang yang mendapat uang dari penjualannya,
orang yang membelinya, serta orang yang kepadanya
khamar dibeli.
2. Transaksi dan Perdagangan Obat-Obatan Terlarang
Kriteria untuk mendefinisikan khamr berasal dari ‘Umar
ibn al Khattab :”Khamr adalah apa yang mengaburkan
pikiran”.
3. Pematung dan Seniman
Rasulullah SAW (semoga rahamat terlimpah kepadanya)
baru kembali dari sebuah perjalanan ketika saya sedang
memasang tirai bergambar di kamar saya. Ketika
Rasulullah SAW melihatnya, ia merobeknya dan berkata,
“Orang yang akan mendapat hukuman paling berat di Hari
Pembalasan adalah mereka yang mencoba membuat tiruan
ciptaan Allah SWT”. Maka kami mengubah tirai tersebut
menjadi satu atau dua bantalan kecil.
4. Pambuatan dan Penjualan Barang-Barang Haram
Rasulullah SAW berkata, Allah SWT dan Rasul-Nya
melarang perdagangan alkohol, bangkai binatang, babi dab
berhala.
5. Pelacuran
‘Abd Allah ibn Ubay ibn Salul terbiasa berkata kepada budak
perempuannya: “Pegilah dan bawakan sesuatu bagi kami dengan
melacur”. Dalam kaitan inilah Allah SWT, Yang Maha Kuasa dan
Maha Mulia, menurunkan firmannya: “Dan janganlah kamu paksa
budak-budak perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang
mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak
mencari keuntungan duniawi. Dan barang siapa yang memaksa
mereka, maka sesungguhnya Allah SWT adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang setelah mereka dipaksa itu.
6. Al Gharar
Rasulullah SAW melarang semua bentuk perdagangan
yang tidak pasti, berkaitandengan jumlah yang tidak
ditentukan secara khusus atas barang-barang yang akan
ditukatkan atau dikirimkan. Perdagangan di masa depan
dengan demikian dilarang dalam islam. Ini adalah
perdagangan yang melibatkan penjualan komoditi yang
belum menjadi milik sang penjual, penjualan binatang yang
belum lahir, penjualan hasil pertanian yang belum dipanen,
dan lain-lain.
7. Bentuk Bagi Hasil Yang Dilarang
Hadis yang dikisahkan oleh Rafi’ibn Khadij dibawah ini :
Kami bekerja di bidang pertanian lebih dari siapapun di
Madinah. Kami terbiasa menggarap tanah sebagin yang
dibatasi khusus dengan yang diberikan kepada pemilik
tanah. KadangKala tanaman di areal tersebut diserang
hama dan penyakit, sementara areal yang sebagian lagi
tetap aman dan sebaliknya. Maka Rasulullah SAW melarang
praktek bagi hasil seperti ini. Pada saat itu emas ataupun
perak tidak dipergunakan untuk menyewa tanah.
RANCANGAN BANGUNAN EKONOMI BISNIS
By Djupiansyah Ganie, SE, M.Si
Akhlak
Tauhid Adil Nubuwwah Khilafah Ma’ad
Perilaku
Islam dalm
Bisnis &
Ekonomi
Prinsip
Sistem
Ekonomi
Islam
Teori
Ekonomi
Islam
Secara singkat dapat dinyatakan, bahwa rancangan bangun ekomoni Islam di atas
mengandung makna, bahwa :
Tauhid
Allah pemilik sejati seluruh yang ada di alam semesta
Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia dan manusia diciptakan untuk beribadah
Adil
Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi
Pelaku bisnis & ekonomi tidak boleh mengejar keuntungan pribadi
Nubuwah
Siddiq
Amanah
Fathonah
Strategi hidup seorang muslim : Cerdik, Bijaksana, Cerdas
Tabligh
Taktik hidup seorang muslim : Komunikatif, Terbuka, Pemasaran
Khilafah
Manusia sebagai khalifah di muka bumi, sebagai pemimpin yang akan
dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya
Fungsi utamanya menjaga keteraturan interaksi (mu’amalah) antar kelompok,
agar kekacauan dan keributan dapat dikurangi atau dihilangkan
Khalifah harus berakhlak seperti sifat-sifat Allah (Asmaul Husna)
Ma’ad
Dunia adalah wahana bagi manusia untuk bekerja dan beraktivitas untuk
mendapatkan return
Keuntungan harus mencakup untung dunia dan akhirat
Kepemilikan Multijenis
Allah adalah pemilik primer apa saja yang ada di alam semesta
Manusia sebagai pemilik sekunder dan akan mempertanggungjawabkan
kepemilikannya
Kebebasan Berbuat
Penyerapan sifat-sifat Rasulullah, menjadikan manusia berbuat adil
dan menciptakan good governance akhirat
Keadilan Sosial
Pemerintah memberikan jaminan rakyatnya dalam bentuk
pemenuhan kebutuhan dasar dan menciptakan keseimbangan sosial
antara si kaya dan si miskin
Akhlak
Profesional dan berbisnis : Itqan (tekun); Ihsan (baik/profesional)
Bisnis tergantung pada siapa yang ada di belakangnya
Baik-buruknya perilaku bisnis para pengusaha menentukan berhasil
gagalnya bisnis yang di jalankan
Akhlak bukan sekedar etika
PINSIP-PRINSIP ISLAM MENGENAI HALAL DAN HARAM
1. Prinsip dasarnya adalah diperbolehkannya segala sesuatu..
2. Untuk membuat absah dan untuk melarang adalah hak Allah semata.
3. Melarang yang halal dan membolehkan yang haralm sama dengan
shirk.
4. Larangan atas segala sesuatu didasarkan atas sifat najis dan melukai.
5. Apa yang halal adalah yang diperbolehkan, dan yang haram adalah
yang dilarang.
6. Apa yang mendorong pada yang haram adalah juga haram.
7. Menganggap yang haram sebagai halal adalah dilarang.
8. Niat yang baik tidak membuat yang haram bisa diterima.
9. Hal-hal yang meragukan sebaiknya dihindari.
10. Yang haram terlarang bagi siapapun.
11. Keharusan menentukan adanya pengecualian.
NILAI DASAR DAN PRINSIP UMUM ETIKA BISNIS
ISLAMNilai Dasar Prinsip Umum Pemaknaan
Tauhid Kesatuan & Integrasi • Integrasi antar semua bidang kehidupan
: agama, ekonomi, dan sosial-politik-
budaya
• Kesatuan antara kegiatan bisnis dengan
moralitas dan pencarian ridha Allah
• Kesatuan pemilikan manusia dengan
pemilikan Tuhan .
Kesamaan • Kemampuan kreatif dan konseptual
pelaku bisnis yang berfungsi
membentuk, mengubah dan
mengembangkan semua potensi
kehidupan alam semesta menjadi
sesuatu yang konkret dan bermanfaat
Nilai Dasar Prinsip Umum Pemaknaan
Khilafah Intelektualitas • Kemampuan kreatif dan konseptual
pelaku bisnis yang berfungsi
membentuk, mengubah dan
mengembangkan semua potensi
kehidupan alam semesta menjadi
sesuatu yang konkret dan bermanfaat
Kehendak bebas • Kemampuan bertindak pelaku bisnis
tanpa paksaan dari luar, sesuai dengan
parameter ciptaan Allah
Tanggungjawab &
Akuntabilitas
• Kesediaan pelaku bisnis untuk
bertanggungjawab atas dan
mempertanggungjawabkan tindakannya
Nilai Dasar Prinsip Umum Pemaknaan
Ibadah Penyerahan Total • Kemampuan pelaku bisnis untuk
membebaskan diri dari segala ikatan
penghambaan manusia kepada
ciptaannya sendiri (seperti kekuasaan
dan kekayaan)
• Kemampuan pelaku bisnis untuk
menjadikan penghambaan manusia
kepada Tahun sebagai wawasan batin
sekaliguskomitmen moral yang
berfungsi memberikan arah, tujuan dan
pemaknaan terhadap aktualisasi
kegiatan bisnis.
Nilai Dasar Prinsip Umum Pemaknaan
Tazkiyah Kejujuran • Kejujuran pelaku bisnis untuk tidak
mengambil keuntungan hanya untuk
dirinya (tidak suap/menimbun/curang/
menipu), kejujuran atas mutu barang
yang dijual (tidak memalsu produk)
Keadilan • Kemampuan pelaku bisnis untuk
menciptakan keseimbangan/moderasi
dalam transaksi (seperti dalam
takaran/timbangan) dan membebaskan
penindasan (seperti riba, monopoli)
Keterbukaan • Kesediaan pelaku bisnis untuk
menerima pendapatan orang lain yang
lebih baik dan lebih benar, serta
menghidupkan potensi dan inisiatif
yang konstruktif, kreatif, dan positif
Nilai Dasar Prinsip Umum Pemaknaan
Ihsan Kebaikan bagi orang
lain
• Kesediaan pelau bisnis untuk
memberikan kebaikan kepada orang
lain (seperti penjadwalan ulang hutang,
menerima pengembalian barang yang
telah dibeli, pembayaran hutang setelah
jatuh tempo)
Kebersamaan • Kebersamaan pelaku bisnis dalam
membagi dan memikul beban sesuai
dengan kemampuan masing-masing
kebersamaan dalam memikul
tanggungjawab seduai dengan beban
tugas, dan kebersamaan dalam
menikmati hasil bisnis secara
profesional.
HUBUNGAN BISNIS DAN TANTANGAN
PENGEMBANGAN ETIKANYA
Jenis
Hubungan
Pelaku Bisnis Tantangan Pengembangan Etika
Hubungan
Perusahaan
dengan
Karyawan
Manajer • Rekruitman, kontrak kerja, pelatian,
penggajian, promosi,perilaku gender,
situasi kerja. Menghormati privacy,
pemberhentian kerja, program pensiun,
dan penghargaan atas prestasi kerja.
Karyawan • Mendukung perkembangan perusahaan,
menjaga nama baik dan rahasia
perusahaan, membangun ubungan
dialogis, merubah konflik kepentingan
menjadi sinergi.
Jenis
Huungan
Pelaku Bisnis Tantangan Pengembangan Etika
Hubungan
Perusahaan
dengan
Pelaku
Utama
Bisnis
Supplier ( Penyedia) • Pembiayaan dan pengawasan Input
(kolusi, mark-up, nepotisme), kehalalan
input
Pemegang
Saham/Pemilik/Mitra
Bisnis
• Tirani mayoritas, distribusi keuntungan
atau kerugian
Konsumen • Distribusi produk (jumlah dan mutu),
strategi pemasaran, penimbunan
produk, manipulasi harga, komplain
konsumen
Terhutang (debtor) • Praktek riba, penjadwalan ulang hutang
Pesaing (competitor) • Monopoli pesaing yang fair (jujur dan
terbuka)
ANATOMO SISTEM BISNIS ISLAM
INPUT• Kewirausahaan
• Keahlian SDM
• Sumber Daya
Modal
PROSES• Manajemen Produksi
• Manajemen SDM
• Manajemen Pemasaran
• Manajemen Keuangan
OUTPUT• Profit & Zakat
• Pertumbuhan
• Keberlangsungan
• Keberkahan
PERBEDAAN BISNIS ISLAMI DAN NON-ISLAMI
Bisnis Islami Karakteristik
Bisnis
Bisnis Non-Islam
Aqidah Islam (nilai-
nilai transendental)
Asas Sekulerisme (Nilai-Nilai Materialisme)
Dunia – Akhrat Motivasi Dunia
Profit, zakat dan
benefit (non-materi)
Pertumbuhan,
Keberlangsungan
Keberkahan
Orientasi Profil
Pertumbuhan
Kelangsungan
Tinggi, Bisnis
adalah bagian dari
ibadah
Etos Kerja Tinggi
Bisnis adalah Kabutuhan
duniawi
Bisnis Islami Karakteris
tik Bisnis
Bisnis Non-Islam
Maju dan Produktif,
Konsekuensi keimanan
dan manifestasi
kemusliman
Sikap
Mental
Maju dan Produktif sekaligus
Konsumtif
Konsekuensi aktualisasi diri
Cakap dan ahli di
bidangnya
Konsekuensi dari
kewajiban seorang
muslim
Keahlian Cakap dan ahli di bidangnya
Konsekuensi dari motivasi
Reward dan Punishment
Terpercaya dan
bertanggung jawab
Tujuan tidak
menghalalkan segala
cara
Amanah Tergantung kemauan individu
(pemilik kapital)
Tujuan menghalalkan segala cara
Bisnis Islami Karakteristik Bisnis Bisnis Non-Islam
Halal
Sesuai dengan akad
kerjanya
Modal
Sumber Daya Manusia
Halal dan haram
Sesuai dengan akad kerjanya
Atau sesuai keinginan pemilik
Modal
Halal
Visi dan misi
organisasi terkait
erat dengan misi
penciptaan manusia
di dunia
Sumber Daya
Manajemen Strategik
Halal dan Haram
Visi dan Misi organisasi ditetapkan
Jaminan halal bagi setiap masukan,
Berdasarkan pada kepentingan
Material belaka
Jaminan halal bagi
setiap masukan,
proses dan keluaran
mengedepankan
produktivitas dalam
koridor syari’ah
Manajemen Operasi Tidak ada jaminan halal bagi setiap
Masukan, proses dan keluaran
mengedepankan produktivitas
dalam koridor manfaat
Bisnis Islami Karakteristik Bisnis Bisnis Non-Islam
Jaminan halal bagi
setiap masukan,
proses dan keluaran
keuangan
Mekanisme keuangan
dengan bagi hasil
Manajemen Keuangan Tidak ada jaminan halal bagi setiap
masukan, proses dan keluaran
keuangan
Mekanisme keuangan dengan bunga
Pemasaran dalam
koridor jaminan halal
Manajemen Pemasaran Pemasaran menghalalkan segala cara
SDM profesional dan
berkepribadian Islam,
SDM adalah
pengelola bisnis SDM
bertanggungjawab
pada diri, majikan dan
Allah
Manajemen SDM SDM Profesional,
SDM adalah faktor produksi
SDM bertanggungjawab pada diri dan
majikan
ETIKA BERBISNIS DALAM ISLAMKegiatan bisnis (usaha) dalam kacamata Islam, bukanlah
kegiatan yang boleh dilakukan dengan serampangan dan
sesuka hati. Islam memberikan rambu-rambu pedoman
dalam melakukan kegiatan usaha, mengingat pentingnya
masalah ini juga mengingat banyaknya manusia yang
tergelincir dalam perkara bisnis ini. Faktanya terdapat
ancaman keras bagi pelaku bisnis yang tidak mempedulikan
etika, tetapi juga janji berupa keutamaan yang besar bagi
mereka yang benar-benar menjaga dirinya dari hal-hal yang
diharamkan
NIAT YANG IKHLAS
Keikhlasan adalah perkara yang amat
menentukan. Dengan niat yang ikhlas,
semua bentuk pekerjaan yang berbentuk
kebiasaan bisa bernilai ibadah. Dengan kata
lain aktivitas usaha yang kita lakukan bukan
semata-mata urusan harta an perut tapi
berkaitan erat dengan urusan akhirat.
AKHLAK YANG MULIA
Menjaga sikap dan perilaku dalam berbisnis
adalh prinsip penting bagi seorang pebisnis
muslim. Ini karena Islam sangat menekankan
perilaku (aklhaq) yang baik dalam setiap
kesempatan, termasuk dala berbisnis.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW
“….dan pergaulilah manusia dengan akhlaq
yang baik” (Sahihul Jami’ No 97).
USAHA YANG HALAL
Seorang pebisnis muslim tentunya tidak inginjika darah dagingnya tumbuh dari barangharam, ia pun tak ingin memberi makankelauraganya dari sumber yang haram karenakan sungguh berat konsekuensinya di akhiratnanti. Dengan begitu, ia akan selalu berhati-hatidan berusaha melakuan usaha sebatas yangdibolehkan oleh Allah SWT dan RasulNya.
Rasulullah SAW bersabda : “Setiap daging yangtumbuh dari barang haram maka neraka lebihberhak baginya” (Shahihul Jami’ No. 4519)
MENUNAIKAN HAK
Seorang pebisnis muslim selayaknya bersegeradalam menunaikan haknya, seprti hak aryawannyamendapat gaji, tidak menunda pembayarantanggungan atau hutang, dan yang terpenting adalahhak Allah SWT dalam soal harta seperti membayarzakat yang wajib. Juga, hak-hak orang lain dalamperjanjian yang telah disepakati.
Dalil yang menunjukkan hal ini adalh peringatanRasulullah SAW kepada oarang mampu yangmenunda pembayaran hutangnya “Orang kaya yangmemperlambat pembayaran hutang adalahkezaliman” (HR Bukhari, Muslim dan Malik)
MENGHINDARI RIBA DAN SEGALA SARANANYA
Soerang muslim tentu meyakini bahwa ribatermasuk dosa besar, yang sangat kerasancamannya. Maka pebisnis muslim akanberusaha keras untuk tidak terlibat sedikitpundalam kegiatan usaha yang mengandung unsurriba. Ini mengingat ancaman terhadap ribabukan hanya kepada pemakannya tetapi jugapemberi, pencatat, atau saksi sekalipundisebutkan dalam hadits Jabir bin Abdillahbahwa Rasulullah SAW melaknat merekasemuanya dan menegaskan bahwa merekasemua sama saja (Shahih Muslim No. 1598)
TIDAK MEMAKAN HARTA ORANG LAIN DENGAN
CARA BATHIL
Tidak halal bagi seorang muslim untuk mengambil hartaorang lain secara tidak sah. Allah SWT dengan tegastelah melarang hal ini dalam kitabNya. Ini meliputi segalakegiatan yang dapat menimbulkan kerugian bagi oranglain yang menjadi rekakan bisnisnya, baik itu dengan carariba, judi, kamuflase harga, menyembunyikan cacatbarang atau produk, menimbun, menyuap, bersumpahpalsu, dan sebagainya. Orang yang memakan hartaorang lain dengan cara tidak sah berarti telah berbuatdhalim (aniaya) terhadap orang lain. Allah SWTberfirman: ”Dan janganlah sebahagian kamu memakanharta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalanyang bathil dan kamu membawa harta itu kepada hakim,supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada hartabenda orang lain itu dengan dosa, padahal kamumengetahui”.(QS Al Baqarah 188)
KOMITMEN TERHADAP PERATURAN DALAM
BINGKAI SYARI’AT
Soerang pebisnis muslim tidak akanmembiarkan dirinya terkena sanksi hukumanundang-undang hukum positif yang berlaku ditenagh masyarakat. Misalnya dalam hal pajak,rekening membenahi sistem akuntansi agartidak terkena sangsi karena melanggar hukum.Hal itu dilakukannya bukan untuk menetapkanadanya hak membyuat hukum ekpada manusia,tetapi semata-mata untuk mengokohkankewajiban yang diberikan Allah SWT padanyadan mencegah terjadinya keruskan yangmungkin timbul
TIDAK MEMBAHAYAKAN/MERUGIKAN ORANG
LAIN
Rasulullah SAW telah memberikan kaidah penting dalammencegah hal-hal yang membahayakan, dengansabdanya “ Tidak dihalalkan melakukan bahaya atau halyang membahayakan orang lain (Irwa’ul Ghalil No 2175)”.Termasuk katagori membahayakan orang lain adalahmenjual barang yang mengancam kesehatan orang lainseperti obat-obatan terlarang, narkotika, makanan yangkedaluwarsa. Atau melakukan hal yang membahayakanpesaingnya dan berpotensi menghancurkan usahapesaingnya, seperti menjelek-jelekkan pesaing,memonopoli, menawar barang yang masih dalam prosestawar-menawar oleh orang lain. Seorang pebisnis muslimhendaknya bersikap fair dalam berkompetisi, dan tidakmelakukan usaha yang mengundang bahaya bagi dirinyamaupun orang lain.
LOYAL TERHADAP ORANG BERIMAN Pebisnis muslim sekaliber apapun tetaplah bagian dari umat
Islam. Sehingga sudah selayaknya ia melakukan hal-hal yangmembantu kokohnya pilar-pilar masyarakat Islam dalam skalainterasional, regional maupun lokal. Tidak sepantasnya iabekerjasama dengan pihak yang nyata-nyata menampakkanpermusuhannya terhadap umat Islam. Ini merupakan bagian dariprinsip Al Wala’ (Loyalitas) dan Al Bara’ (berlepas diri) yangmerupakan bagian dari aqidah Islam. Sehingga ketikamelaksanakan usahanya, seorang muslim tetap akanmengutamakan kemaslahatan bagi kaum muslimin dimanapun iaberada. Allah SWT berfirman : “Janganlah orang-orang mu’minmengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkanorang-orang mu’min. Barang siapa berbuat demikian, niscayalepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena memelihara diridari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allahmemperingatkan kamu terhadap diri -Nya. Dan hanya kepadaAllah kembali.” (QS Ali Imran 28)
MEMPELAJARI HUKUM DAN ADAB MU’AMALAH
ISLAM
Dunia bisnis yang merupakan interaksi antara berbagaitipe manusia sangat berpotensi menjerumuskan parapelakunya ke dalam hal-hal yang diharamkan. Baikkarena didesak oleh kebutuhan perut, diajakbersekongkol dengan orang lain secara tidak sah ataukarena ketatnya persaingan yang membuat diamelakukan hal-hal yang terlarang dalam agama. Karenaitulah seorang Muslim yang hendak terjun di dunia iniharus memahami hukum-hukum dan aturan Islam yangmengatur tentang mu’amalah. Sehingga ia bisa memilahyang halal dari yang haram, atau mengambil keputusanpada hal-hal yang tampak samar (syubhat).