makalah negara hukum.docx

19
Teori Negara hukum Perkembangan konsep negara hukum merupakan produk dari sejarah, sebab rumusan atau pengertian negara hukum itu terus berkembang mengikuti sejarah perkembangan umat manusia. Karena itu dalam rangka memahami secara tepat dan benar konsep negara hukum, perlu terlebih dahulu diketahui gambaran sejarah perkembangan pemikiran politik dan hukum, yang mendorong lahir dan berkembangnya konsepsi negara hukum. Selain itu Pemikiran tentang Negara Hukum sebenarnya sudah sangat tua, jauh lebih tua dari dari usia Ilmu Negara ataupun Ilmu Kenegaraan itu sendiri dan pemikiran tentang Negara Hukum merupakan gagasan modern yang multi-perspektif dan selalu aktual. Ditinjau dari perspektif historis perkembangan pemikiran filsafat hukum dan kenegaraan gagasan mengenai Negara Hukum sudah berkembang semenjak 1800 s.M. Akar terjauh mengenai perkembangan awal pemikiran Negara Hukum adalah pada masa Yunani kuno. Menurut Jimly Asshiddiqie gagasan kedaulatan rakyat tumbuh dan berkembang dari tradisi Romawi, sedangkan tradisi Yunani kuno menjadi sumber dari gagasan kedaulatan hukum. Pada masa Yunani kuno pemikiran tentang Negara Hukum dikembangkan oleh para filusuf besar Yunani Kuno seperti Plato (429-347 s.M) dan Aristoteles (384-322 s.M). Dalam bukunya Politikos yang dihasilkan dalam penghujung hidupnya, Plato (429-347 s.M) menguraikan bentuk-bentuk pemerintahan yang mungkin dijalankan. Pada dasarnya, ada dua macam pemerintahan yang dapat diselenggarakan; pemerintahan yang dibentuk melalui

description

saassa

Transcript of makalah negara hukum.docx

Page 1: makalah negara hukum.docx

Teori Negara hukum

Perkembangan konsep negara hukum merupakan produk dari sejarah, sebab rumusan

atau pengertian negara hukum itu terus berkembang mengikuti sejarah perkembangan umat

manusia. Karena itu dalam rangka memahami secara tepat dan benar konsep negara hukum,

perlu terlebih dahulu diketahui gambaran sejarah perkembangan pemikiran politik dan

hukum, yang mendorong lahir dan berkembangnya konsepsi negara hukum. Selain itu

Pemikiran tentang Negara Hukum sebenarnya sudah sangat tua, jauh lebih tua dari dari usia

Ilmu Negara ataupun Ilmu Kenegaraan itu sendiri dan pemikiran tentang Negara Hukum

merupakan gagasan modern yang multi-perspektif dan selalu aktual. Ditinjau dari perspektif

historis perkembangan pemikiran filsafat hukum dan kenegaraan gagasan mengenai Negara

Hukum sudah berkembang semenjak 1800 s.M. Akar terjauh mengenai perkembangan awal

pemikiran Negara Hukum adalah pada masa Yunani kuno. Menurut Jimly Asshiddiqie

gagasan kedaulatan rakyat tumbuh dan berkembang dari tradisi Romawi, sedangkan tradisi

Yunani kuno menjadi sumber dari gagasan kedaulatan hukum.

Pada masa Yunani kuno pemikiran tentang Negara Hukum dikembangkan oleh para

filusuf besar Yunani Kuno seperti Plato (429-347 s.M) dan Aristoteles (384-322 s.M). Dalam

bukunya Politikos yang dihasilkan dalam penghujung hidupnya, Plato (429-347 s.M)

menguraikan bentuk-bentuk pemerintahan yang mungkin dijalankan. Pada dasarnya, ada dua

macam pemerintahan yang dapat diselenggarakan; pemerintahan yang dibentuk melalui jalan

hukum, dan pemerintahan yang terbentuk tidak melalui jalan hukum.

Konsep Negara Hukum menurut Aristoteles (384-322 s.M) adalah negara yang berdiri

diatas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat

bagi tercapainya kebahagian hidup untuk warga negaranya, dan sebagai dasar dari pada

keadilan itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar ia menjadsi warga negara

yang baik. Dan bagi Aristoteles (384-322 s.M) yang memerintah dalam negara bukanlah

manusia sebenarnya, melainkan fikiran yang adil, sedangkan penguasa sebenarnya hanya

pemegang hukum dan keseimbangan saja.

Pada masa abad pertengahan pemikiran tentang Negara Hukum lahir sebagai

perjuangan melawan kekuasaan absolut para raja. Menurut Paul Scholten dalam bukunya

Verzamel Geschriften, deel I, tahun 1949, hlm. 383, dalam pembicaraan Over den

Rechtsstaat, istilah Negara Hukum itu berasal dari abad XIX, tetapi gagasan tentang Negara

Page 2: makalah negara hukum.docx

Hukum itu tumbuh di Eropa sudah hidup dalam abad tujuh belas. Gagasan itu tumbuh di

Inggris dan merupakan latar belakang dari Glorious Revolution 1688 M. Gagasan itu timbul

sebagai reaksi terhadap kerajaan yang absolut, dan dirumuskan dalam piagam yang terkenal

sebagai Bill of Right 1689 (Great Britain), yang berisi hak dan kebebasan daripada kawula

negara serta peraturan penganti raja di Inggris.

Di Indonesia istilah Negara Hukum, sering diterjemahkan rechtstaats atau the rule

of law. Paham rechtstaats pada dasarnya bertumpu pada sistem hukum Eropa Kontinental. Ide

tentang rechtstaats mulai populer pada abad ke XVII sebagai akibat dari situasi sosial politik

Eropa didominir oleh absolutisme raja. Paham rechtstaats dikembangkan oleh ahli-ahli

hukum Eropa Barat Kontinental seperti Immanuel Kant (1724-1804) dan Friedrich Julius

Stahl sedangkan paham the rule of law mulai dikenal setelah Albert Venn Dicey pada tahun

1885 menerbitkan bukunya Introduction to Study of The Law of The Constitution. Paham the

rule of law bertumpu pada sistem hukum Anglo Saxon atau Common law system. Konsepsi

Negara Hukum menurut Immanuel Kant dalam bukunya Methaphysiche Ansfangsgrunde der

Rechtslehre, mengemukakan mengenai konsep negara hukum liberal. Immanuel Kant

mengemukakan paham negara hukum dalam arti sempit, yang menempatkan fungsi recht

pada staat, hanya sebagai alat perlindungan hak-hak individual dan kekuasaan negara

diartikan secara pasif, yang bertugas sebagai pemelihara ketertiban dan keamanan

masyarakat. Paham Immanuel Kant ini terkenal dengan sebutan nachtwachkerstaats atau

nachtwachterstaats.

Friedrich Julius Stahl (sarjana Jerman) dalam karyanya ; Staat and Rechtslehre II, 1878 hlm.

137, mengkalimatkan pengertian Negara Hukum sebagai berikut :

Negara harus menjadi Negara Hukum, itulah semboyan dan sebenarnya juga daya

pendorong daripada perkembangan pada zaman baru ini. Negara harus menentukan secermat-

cermatnya jalan-jalan dan batas-batas kegiatannya bagaimana lingkungan (suasana)

kebebasan itu tanpa dapat ditembus. Negara harus mewujudkan atau memaksakan gagasan

akhlak dari segi negara, juga secara langsung, tidak lebih jauh daripada seharusnya menurut

suasana hukum. Inilah pengertian Negara Hukum, bukannya misalnya, bahwa negara itu

hanya mempertahankan tata hukum saja tanpa tujuan pemerintahan, atau hanya melindungi

hak-hak dari perseorangan. Negara Hukum pada umumnya tidak berarti tujuan dan isi

daripada Negara, melainkan hanya cara dan untuk mewujudkannya.

Page 3: makalah negara hukum.docx

Lebih lanjut Friedrich Julius Stahl mengemukakan empat unsur rechtstaats dalam arti klasik,

yaitu:

1. Hak-hak asasi manusia;

2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu

3. Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan (wetmatigheid van bestuur);

4. Peradilan administrasi dalam perselisi

Pengertian Negara Hukum Menurut Para Ahli

- Menurut ARISTOTELES negara hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang

menjamin keadilan kepada warga negaranya.

- Menurut HUGO KRABBE negara hukum adalah Bahwa Negara seharusnya Negara Hukum

(rechtsstaat) dan setiap tindakan Negara harus didasarkan pada hukum atau harus dapat

dipertanggungjawabkan pada hukum.

- Menurut F.R. Bothlingk negara hukum adalah De staat, waarin de wilsvrijheid van

gezagsdragers is beperkt door grenzen van recht” (negara, dimana kebebasan kehendak

pemegang kekuasaan dibatasi oleh ketentuan hukum).

- Menurut Wirjono Prodjodikoro bahwa negara hukum yakni:

1. Semua alat-alat perlengkapan dari negara, khususnya alat-alat perlengkapan dari

pemerintah dalam tindakannya baik terhadap para warga negara maupun dalam negara saling

berhubungan masing-masing, tidak boleh sewenang-wenang, melainkan harus

memperhatikan peraturan-peraturan hukum yang berlaku;

2. Semua orang (penduduk) dalam hubungan kemasyarakatan harus tunduk pada peraturan-

peraturan hukum yang berlaku.

Di Eropa dikenal dua tipe pokok Negara Hukum, yaitu:

1. Type Anglo Saxon (Inggris, Amerika), berintikan Rule of Law

2. Type Eropa Kontinental (Jerman, Belanda, Belgia, Skandinavia), yang berdasarkan pada

kedaulatan Hukum (Rechtsouvereiniteit); jadi berintikan Rechstaat (Negara Hukum)

Page 4: makalah negara hukum.docx

Pengertian Negara Hukum di Indonesia

Prof. R. Djokosutomo, SH Negara Hukum menurut UUD 1945 adalah berdasarkan pada

kedaulatan hukum. Hukumlah yang berdaulat. Negara adalah merupakan subjek hukum,

dalam arti rechtstaat (badan hukum republik). Karena negara itu dipandang sebagai subjek

hukum, maka jika ia bersalah dapat dituntut didepan pengadilan karena perbuatan melanggar

hukum.

Prof. Dr. Ismail Suny, SH., M. CL dalam brosur beliau “Mekanisme Demokrasi Pancasila”

mengatakan, bahwa negara hukum Indonesia memuat unsur-unsur:

1. Menjunjung tinggi hukum

2. Adanya pembagian kekuasaan

3. Adanya perlinduungan terhadap hak-hak asasi manusia serta remedi-remedi prosedural

untuk mempertahankannya

4. Dimungkinkan adanya peradilan administrasi

Prinsip-Prinsip Negara Hukum

  Indonesia berdasarkan UUD 1945 berikut perubahan-perubahannya adalah negara

hukum artinya negara yang berdasarkan hukum dan bukan berdasarkan kekuasaan belaka.

Negara hukum didirikan berdasarkan ide kedaulatan hukum sebagai kekuasaan tertinggi.

Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH ada dua belas ciri penting dari negara

hukum diantaranya adalah : supremasi hukum, persamaan dalam hukum, asas legalitas,

pembatasan kekuasaan, organ eksekutif yang independent, peradilan bebas dan tidak

memihak. peradilan tata usaha negara, peradilan tata negara, perlindungan hak asasi manusia,

bersifat demokratis, sarana untuk mewujudkan tujuan negara, dan transparansi dan kontrol

sosial.

Namun, menurut pandangan saya justru cuma ada tiga ciri penting dari negara hukum

sehingga suatu negara dapat dikategorikan dalam negara yang berdasarkan hukum yaitu:

Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman (Independent of the Judiciary), Kemandirian Profesi

Hukum (Independent of the Legal Profession), dan Kemerdekaan Pers (Press Freedom).

Page 5: makalah negara hukum.docx

Ketiga unsur inilah yang paling berkepentingan untuk menjaga agar tetap tegaknya prinsip-

prinsip negara hukum dengan kedua belas cirinya yang sudah disebutkan oleh Prof. Dr. Jimly

Asshiddiqie, SH.

Dalam pandanganku, kemerdekaan kekuasaan kehakiman adalah paling sentral untuk

menentukan apakah suatu negara dapat dikatakan layak menyandang gelar negara hukum.

Tanpa adanya kekuasaan kehakiman yang merdeka dan mandiri, maka bisa dipastikan bahwa

suatu negara hanya berdasarkan kekuasaan dan selera politik dari penguasa resmi negara

tersebut. Kekuasaan kehakiman yang Merdeka dan Mandiri ini tidak bisa juga diartikan

bahwa hakim sangat bebas dalam memutus perkara akan tetapi dalam memutus perkara

hakim harus dapat melihat dengan jernih dalam memberikan pertimbangan dalam putusan-

putusannya sehingga layak untuk dipertanggung jawabkan kepada Tuhan YME, layak juga

secara akademis, dan layak untuk masyarakat dapat menemukan kepastian dan keadilan.

Akan tetapi kemerdekaan kekuasaan kehakiman ini juga harus ditopang oleh

kemandirian dari profesi hukum, tanpa adanya kemandirian dari profesi hukum maka sulit

untuk bisa mengharapkan adanya kekuasaan kehakiman yang merdeka dan mandiri. Artinya

asosiasi profesi hukum harus mengambil peran aktif dalam melindungi hak-hak asasi

manusia termasuk pemberantasan korupsi di suatu negara dan mengambil peran aktif dalam

merumuskan tujuan negara di bidang hukum.

Kemerdekaan Pers merupakan kata kunci dalam memahami makna transparansi dan

akuntabilitas dari penyelenggara negara, maka saya sangat sepakat dengan pendapat dari

Ketua MA Prof Dr. Bagirmanan, SH, MCL yang menyatakan bahwa “Jangan sampai tangan

hakim berlumuran ikut memasung kemerdekaan pers yang akan mematikan demokrasi, pers

yang bebas bukan hanya instrumen demokrasi tetapi juga penjaga demokrasi. Hakim sangat

memerlukan demokrasi, Menurut dia, hanya demokrasi yang mengenal dan menjamin

kebebasan hakim atau kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Oleh karena itu jangan sampai

hakim ikut mematikan demokrasi. Jika itu terjadi maka tidak lain berarti hakim sedang

memasung kebebasan atau kemerdekaannya sendiri.”

Unsur inipun penting karena tanpa adanya kemerdekaan pers maka kemerdekaan

kekuasaan kehakiman dan kemandirian profesi hukum menjadi hilang tak bermakna

Page 6: makalah negara hukum.docx

Tiga ciri ini sangat penting untuk mendukung terciptanya negara hukum, karena jika salah

satu ciri ini hilang, maka perdebatan konseptual dan konteksual akan negara hukumpun serta

merta menjadi hilang. Dan masyarakat akan menjadi hilang kepercayaan terhadap kedaulatan

hukum yang justru akan menjauhkan masyarakat dari aspek keadilan dan kepastian hukum.

Tujuan Hukum

Sama halnya dengan pengertian hukum, banyak teori atau pendapat mengenai tujuan

hukum. Berikut teori-teori dari para ahli :

1. Prof Subekti, SH :

Hukum itu mengabdi pada tujuan negara yaitu mencapai kemakmuran dan kesejahteraan

rakyatnya dengan cara menyelenggarakan keadilan. Keadilan itu menuntut bahwa dalam

keadaan yang sama tiap orang mendapat bagian yang sama pula.

2. Prof. Mr. Dr. LJ. van Apeldoorn :

Tujuan hukum adalah mengatur hubungan antara sesama manusia secara damai. Hukum

menghendaki perdamaian antara sesama. Dengan menimbang kepentingan yang bertentangan

secara teliti dan seimbang.

3. Geny :

Tujuan hukum semata-mata ialah untuk mencapai keadilan. Dan ia kepentingan daya guna

dan kemanfaatan sebagai unsur dari keadilan.

Pada umumnya hukum ditujukan untuk mendapatkan keadilan, menjamin adanya

kepastian hukum dalam masyarakat serta mendapatkan kemanfaatan atas dibentuknya hukum

tersebut. Selain itu, menjaga dan mencegah agar tiap orang tidak menjadi hakim atas dirinya

sendiri, namun tiap perkara harus diputuskan oleh hakim berdasarkan dengan ketentuan yang

sedang berlaku.

Secara singkat Tujuan Hukum antara lain:

keadilan

kepastian

kemanfaatan

Page 7: makalah negara hukum.docx

Hukum Indonesia Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa, hukum

Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum Agama, karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau Syari'at Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum Adat, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.

Hukum perdata Indonesia

Salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki pada subyek hukum dan hubungan antara subyek hukum. Hukum perdata disebut pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik. Jika hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta kepentingan umum (misalnya politik dan pemilu (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari (hukum administrasi atau tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana), maka hukum perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.

Ada beberapa sistem hukum yang berlaku di dunia dan perbedaan sistem hukum tersebut juga mempengaruhi bidang hukum perdata, antara lain sistem hukum Anglo-Saxon (yaitu sistem hukum yang berlaku di Kerajaan Inggris Raya dan negara-negara persemakmuran atau negara-negara yang terpengaruh oleh Inggris, misalnya Amerika Serikat), sistem hukum Eropa kontinental, sistem hukum komunis, sistem hukum Islam dan sistem-sistem hukum lainnya. Hukum perdata di Indonesia didasarkan pada hukum perdata di Belanda, khususnya hukum perdata Belanda pada masa penjajahan.

Bahkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (dikenal KUHPer.) yang berlaku di Indonesia tidak lain adalah terjemahan yang kurang tepat dari Burgerlijk Wetboek (atau dikenal dengan BW)yang berlaku di kerajaan Belanda dan diberlakukan di Indonesia (dan wilayah jajahan Belanda) berdasarkan azas konkordansi. Untuk Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, BW diberlakukan mulai 1859. Hukum perdata Belanda sendiri disadur dari hukum perdata yang berlaku di Perancis dengan beberapa penyesuaian. Kitab undang-undang hukum perdata (disingkat KUHPer) terdiri dari empat bagian, yaitu:

* Buku I tentang Orang; mengatur tentang hukum perseorangan dan hukum keluarga, yaitu hukum yang mengatur status serta hak dan kewajiban yang dimiliki oleh subyek hukum. Antara lain ketentuan mengenai timbulnya hak keperdataan seseorang, kelahiran, kedewasaan, perkawinan, keluarga, perceraian dan hilangnya hak keperdataan. Khusus untuk bagian perkawinan, sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di undangkannya UU nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan.* Buku II tentang Kebendaan; mengatur tentang hukum benda, yaitu hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki subyek hukum yang berkaitan dengan benda, antara lain hak-hak kebendaan, waris dan penjaminan. Yang dimaksud dengan

Page 8: makalah negara hukum.docx

benda meliputi (i) benda berwujud yang tidak bergerak (misalnya tanah, bangunan dan kapal dengan berat tertentu); (ii) benda berwujud yang bergerak, yaitu benda berwujud lainnya selain yang dianggap sebagai benda berwujud tidak bergerak; dan (iii) benda tidak berwujud (misalnya hak tagih atau piutang). Khusus untuk bagian tanah, sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di undangkannya UU nomor 5 tahun 1960 tentang agraria. Begitu pula bagian mengenai penjaminan dengan hipotik, telah dinyatakan tidak berlaku dengan di undangkannya UU tentang hak tanggungan.* Buku III tentang Perikatan; mengatur tentang hukum perikatan (atau kadang disebut juga perjanjian (walaupun istilah ini sesunguhnya mempunyai makna yang berbeda)), yaitu hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban antara subyek hukum di bidang perikatan, antara lain tentang jenis-jenis perikatan (yang terdiri dari perikatan yang timbul dari (ditetapkan) undang-undang dan perikatan yang timbul dari adanya perjanjian), syarat-syarat dan tata cara pembuatan suatu perjanjian. Khusus untuk bidang perdagangan, Kitab undang-undang hukum dagang (KUHD) juga dipakai sebagai acuan. Isi KUHD berkaitan erat dengan KUHPer, khususnya Buku III. Bisa dikatakan KUHD adalah bagian khusus dari KUHPer.* Buku IV tentang Daluarsa dan Pembuktian; mengatur hak dan kewajiban subyek hukum (khususnya batas atau tenggat waktu) dalam mempergunakan hak-haknya dalam hukum perdata dan hal-hal yang berkaitan dengan pembuktian.

Sistematika yang ada pada KUHP tetap dipakai sebagai acuan oleh para ahli hukum dan masih diajarkan pada fakultas-fakultas hukum di Indonesia.

Hukum pidana Indonesia

Berdasarkan isinya, hukum dapat dibagi menjadi 2, yaitu hukum privat dan hukum publik (C.S.T Kansil).Hukum privat adalah hukum yg mengatur hubungan orang perorang, sedangkan hukum publik adalah hukum yg mengatur hubungan antara negara dengan warga negaranya. Hukum pidana merupakan bagian dari hukum publik. Hukum pidana terbagi menjadi dua bagian, yaitu hukum pidana materiil dan hukum pidana formil. Hukum pidana materiil mengatur tentang penentuan tindak pidana, pelaku tindak pidana, dan pidana (sanksi). Di Indonesia, pengaturan hukum pidana materiil diatur dalam kitab undang-undang hukum pidana (KUHP). Hukum pidana formil mengatur tentang pelaksanaan hukum pidana materiil. Di Indonesia, pengaturan hukum pidana formil telah disahkan dengan UU nomor 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana (KUHAP).

Hukum tata negara

Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur tentang negara, yaitu antara lain dasar pendirian, struktur kelembagaan, pembentukan lembaga-lembaga negara, hubungan hukum (hak dan kewajiban) antar lembaga negara, wilayah dan warga negara.

Hukum tata usaha (administrasi) negara

Hukum tata saha (administrasi) negara adalah hukum yang mengatur kegiatan administrasi negara. Yaitu hukum yang mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam menjalankan tugasnya . hukum administarasi negara memiliki kemiripan dengan

Page 9: makalah negara hukum.docx

hukum tata negara.kesamaanya terletak dalam hal kebijakan pemerintah ,sedangkan dalam hal perbedaan hukum tata negara lebih mengacu kepada fungsi konstitusi/hukum dasar yang digunakan oleh suatu negara dalam hal pengaturan kebijakan pemerintah,untuk hukum administrasi negara

Hukum acara perdata Indonesia

Hukum acara perdata Indonesia adalah hukum yang mengatur tentang tata cara beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum perdata.

Hukum acara pidana Indonesia

Hukum acara pidana Indonesia adalah hukum yang mengatur tentang tata cara beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum pidana. Hukum acara pidana di Indonesia diatur dalam UU nomor 8 tahun 1981.

Asas dalam hukum acara pidana

Asas didalam hukum acara pidana di Indonesia adalah:

* Asas perintah tertulis, yaitu segala tindakan hukum hanya dapat dilakukan berdasarkan perintah tertulis dari pejabat yang berwenang sesuai dengan UU.* Asas peradilan cepat, sederhana, biaya ringan, jujur, dan tidak memihak, yaitu serangkaian proses peradilan pidana (dari penyidikan sampai dengan putusan hakim) dilakukan cepat, ringkas, jujur, dan adil (pasal 50 KUHAP).* Asas memperoleh bantuan hukum, yaitu setiap orang punya kesempatan, bahkan wajib memperoleh bantuan hukum guna pembelaan atas dirinya (pasal 54 KUHAP).* Asas terbuka, yaitu pemeriksaan tindak pidana dilakukan secara terbuka untuk umum (pasal 64 KUHAP).* Asas pembuktian, yaitu tersangka/terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian (pasal 66 KUHAP), kecuali diatur lain oleh UU.

Hukum antar tata hukum

Hukum antar tata hukum adalah hukum yang mengatur hubungan antara dua golongan atau lebih yang tunduk pada ketentuan hukum yang berbeda.

Hukum adat di Indonesia

Artikel utama: Hukum Adat di Indonesia

Hukum adat adalah seperangkat norma dan aturan adat yang berlaku di suatu wilayah.

Hukum Islam di Indonesia

Hukum Islam di Indonesia belum bisa ditegakkan secara menyeluruh, karena akan bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia itu sendiri. Hukum Islam berasal dari Al Quran, sedangkan hukum di Indonesia berasal dari Pancasila dan UUD 1945. Dalam hukum Islam, berzina dihukum rajam, sedangkan di Indonesia berzina hukumannya adalah penjara, jadi dalam hukum Islam tidak mengenal penjara, karena

Page 10: makalah negara hukum.docx

dalam penjara tidak ada penghapusan dosa sebagai ganti hukuman di akhirat. Apabila di dunia orang yang bersalah telah dihukum sesuai syariat Islam, maka di akhirat orang tersebut sudah tidak diproses lagi, karena telah diproses sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kitab-Nya, Al Qur'an.

Di dalam Al Quran surat 5:44, Barangsiapa yang memutuskan sesuatu tidak dengan yang Allah turunkan, maka termasuk orang yang kafir". Demikian juga dalam ayat 45, dan 47. Jadi umat Islam harus menegakkan hukum syariat Islam secara keseluruhan, karena Allah telah memerintahkan agar ummat-Nya masuk Islam secara keseluruhan (QS 2:208).

-Istilah hukum

1. Advokat

Sejak berlakunya UU nomor 18 tahun 2003 tentang advokat, sebutan bagi seseorang yang berprofesi memberikan bantuan hukum secara swasta - yang semula terdiri dari berbagai sebutan, seperti advokat, pengacara, konsultan hukum, penasihat hukum - adalah advokat.

2. Advokat dan pengacara

Kedua istilah ini sebenarnya bermakna sama, walaupun ada beberapa pendapat yang menyatakan berbeda. Sebelum berlakunya UU nomor 18 tahun 2003, istilah untuk pembela keadilan plat hitam ini sangat beragam, mulai dari istilah pengacara, penasihat hukum, konsultan hukum, advokat dan lainnya. Pengacara sesuai dengan kata-kata secara harfiah dapat diartikan sebagai orang yang beracara, yang berarti individu, baik yang tergabung dalam suatu kantor secara bersama-sama atau secara individual yang menjalankan profesi sebagai penegak hukum plat hitam di pengadilan. Sementara advokat dapat bergerak dalam pengadilan, maupun bertindak sebagai konsultan dalam masalah hukum, baik pidana maupun perdata. Sejak diundangkannya UU nomor 18 tahun 2003, maka istilah-istilah tersebut distandarisasi menjadi advokat saja.

Dahulu yang membedakan keduanya yaitu Advokat adalah seseorang yang memegang izin ber"acara" di Pengadilan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman serta mempunyai wilayah untuk "beracara" di seluruh wilayah Republik Indonesia sedangkan Pengacara Praktek adalah seseorang yang memegang izin praktek / beracara berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Tinggi setempat dimana wilayah beracaranya adalah "hanya" diwilayah Pengadilan Tinggi yang mengeluarkan izin praktek tersebut. Setelah UU No. 18 th 2003 berlaku maka yang berwenang untuk mengangkat seseorang menjadi Advokat adalah Organisasi Advokat.

3. Konsultan hukum

Konsultan hukum atau dalam bahasa Inggris counselor at law atau legal consultant adalah orang yang berprofesi memberikan pelayanan jasa hukum dalam bentuk konsultasi, dalam sistem hukum yang berlaku di negara masing-masing. Untuk di Indonesia, sejak UU nomor 18 tahun 2003 berlaku, semua istilah mengenai konsultan

Page 11: makalah negara hukum.docx

hukum, pengacara, penasihat hukum dan lainnya yang berada dalam ruang lingkup pemberian jasa hukum telah distandarisasi menjadi advokat.

4. Jaksa dan polisi

Dua institusi publik yang berperan aktif dalam menegakkan hukum publik di Indonesia adalah kejaksaan dan kepolisian. Kepolisian atau polisi berperan untuk menerima, menyelidiki, menyidik suatu tindak pidana yang terjadi dalam ruang lingkup wilayahnya. Apabila ditemukan unsur-unsur tindak pidana, baik khusus maupun umum, atau tertentu, maka pelaku (tersangka) akan diminta keterangan, dan apabila perlu akan ditahan. Dalam masa penahanan, tersangka akan diminta keterangannya mengenai tindak pidana yang diduga terjadi. Selain tersangka, maka polisi juga memeriksa saksi-saksi dan alat bukti yang berhubungan erat dengan tindak pidana yang disangkakan. Keterangan tersebut terhimpun dalam berita acara pemeriksaan (BAP) yang apabila dinyatakan P21 atau lengkap, akan dikirimkan ke kejaksaan untuk dipersiapkan masa persidangannya di pengadilan. Kejaksaan akan menjalankan fungsi pengecekan BAP dan analisa bukti-bukti serta saksi untuk diajukan ke pengadilan. Apabila kejaksaan berpendapat bahwa bukti atau saksi kurang mendukung, maka kejaksaan akan mengembalikan berkas tersebut ke kepolisian, untuk dilengkapi. Setelah lengkap, maka kejaksaan akan melakukan proses penuntutan perkara. Pada tahap ini, pelaku (tersangka) telah berubah statusnya menjadi terdakwa, yang akan disidang dalam pengadilan. Apabila telah dijatuhkan putusan, maka status terdakwa berubah menjadi terpidana.

Page 12: makalah negara hukum.docx

Kesimpulan

Dari makalah yang kami buat tentang materi Negara hokum dapat di ang tarik kesimpulan

bahwa Negara Indonesia adalah Negara hokum yang mana hukun tersebut telah di atur oleh

Negara.Negara Hukum adalah Negara yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan

kekuasaandan pemerintahannya berdasarkan sistem konstitusi ( Hukum dasar ) bukan

absolitme ( kekuasaan yang tidak terbatas ). Perwujudan hukum tersebut terdapat dalam

UUD 1945 serta peraturan perundang-undangan dibawahnya. Negara bertujuan melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia serta turut memajukan kesejahteraan

umum dan kecerdasan rakyat.

Page 13: makalah negara hukum.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME karna atas rahmat, hidayah,

dan inayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa

pula kami panjatkan salam dan salawat atas junjungan kita Nabi Muhammad saw yang telah

membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti sekarang ini.

Kepada keluarga serta para sahabat Nabi yang diberkati Allah swt.

Terimakasih kami haturkan pula pada ayah ibu tercinta yang senantiasa mendukung

dalam setiap langkah kami dalam menuntut ilmu serta pada orang-orang dibelakang kami

yang turut pula membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Makalah ini diberikan dosen kepada mahasiswanya untuk dikerjakan secara

berkelompok sebagai salah satu tugas wajib untuk memenuhi tugas rutin kami. Dan dengan

adanya tugas ini saya sebagai mahasiswa berharap dapat lebih mengembangkan diri serta

dapat lebih mengeksplorasi diri saya terutama dalam hal peningkatan pengetahuan saya

dalam bidang Bioetik Kedokteran.

Kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT. Demikian pula dalam penulisan laporan

ini yang sangat jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan tulisan berikutnya.