Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

18
Tugas Makalah Struktur Morfologi Bahasa Indonesia Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia di SD Dosen Pengampu: Drs. Suwandi, M. Pd. Disusun Oleh: Kajian Bahasa Indonesia SD [Type text] Page 1

Transcript of Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

Page 1: Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

Tugas Makalah

Struktur Morfologi Bahasa Indonesia

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliahKajian Bahasa Indonesia di SD

Dosen Pengampu: Drs. Suwandi, M. Pd.

Disusun Oleh:

1. Rilo Eko Pambudi (1B/ 27/ 1401414298) 2. Efa Septiana (1B/ 12/ 1401414071) 3. Fatma Masita (1B/ 34/ 1401414310) 4. Puput Aryani (1B/ 25/ 1401414296) 5. Silviana Margaretha S. (1B/ 41/ 1401414440)

PGSD UPP TEGALFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014

Kajian Bahasa Indonesia SD Page 1

Page 2: Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

KATA PENGANTAR

Assalmualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbalalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tidak terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Struktur Morfologi Bahasa Indonesia” dengan lancar.

Kami sebagai penyusun berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar yang kami buat dimasa akan datang dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami penyusun berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua yang membaca. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tegal, November 2014

Penyusun

Kajian Bahasa Indonesia SD Page 2

Page 3: Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

DAFTAR ISI

ContentsBAB I......................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4

Latar Belakang Masalah.....................................................................................................................4

Rumusan Masalah.............................................................................................................................4

Tujuan................................................................................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5

Pengertian Morfologi.........................................................................................................................5

Morfem dalam Pembentukan Kata....................................................................................................5

Proses Perulangan Bahasa Indonesia................................................................................................7

Macam-macam Kata Ulang................................................................................................................9

Makna Kata Ulang............................................................................................................................10

BAB III..................................................................................................................................................12

PENUTUP.............................................................................................................................................12

Kesimpulan......................................................................................................................................12

Saran................................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

Kajian Bahasa Indonesia SD Page 3

Page 4: Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang Masalah

Bahasa sangat penting dalam komunikasi baik tertulis maupun lisan. Sehingga penggunaannya harus berdasar pada kebahasaan dan perbendaharaan kata yang kaya dan lengkap. Begitu juga dengan Bahasa Indonesia yang merupakan milik bangsa Indonesia merupakan alat komunikasi yang efektif dan efisien dalam pemersatu bangsa ini.

Tata bahasa harus berlangsung sesuai dengan kelaziman penggunaannya sehingga dapat diterima oleh semua penggunanya yaitu tata bahasa yang baku. Tata bahasa baku merupakan bahasa yang menjadi kelancaran dalam penggunaannya dan tidak bersifat mengekang bagi bahasa yang bersangkutan. Bahasa mempunyai struktur dan bentuk yang menyusun sebuah kata. Oleh karena itu ilmu morfologi bahasa yang mempelajari tentang struktur dan bentuk kata sangat penting dipelajari oleh bangsa ini baik dari jenjang bawah sampai jenjang atas.

I. 2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami susun meliputi:

1. Apa yang dimaksud dengan morfologi? 2. Apa yang dimaksud dengan morfem dan apa saja klasifikasinya? 3. Bagaimana proses perulangan Bahasa Indonesia? 4. Apa saja macam-macam dari kata ulang? 5. Apa saja macam makna kata ulang itu?

I. 3 Tujuan

Berdasar rumusan masalah di atas, maka kita dapat mengetahui bahwa tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian dari morfologi. 2. Mengetahui bagaimana morfem dalam pembentukan suatu kata. 3. Mengetahui bagaimana proses perulangan Bahasa Indonesia. 4. Mengetahui apa saja macam-macam dari kata ulang. 5. Mengetahui apa saja macam makna kata ulang.

Kajian Bahasa Indonesia SD Page 4

Page 5: Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

II. 1 Pengertian Morfologi

Secara etimologis, kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat diantara morphed dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.

Morfologi menurut Wikipedia adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.

Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.

II. 2 Morfem dalam Pembentukan Kata

Morfem adalah satuan bahasa yang turut serta dalam pembentukan kata dan dapat dibedakan artinya. Morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga. Morfem dalam Bahasa Indonesia berdasarkan bentuknya terbagi menjadi 3 golongan, yaitu:

i. Morfem Bebas

Menurut Santoso (2004), morfem bebas adalah morfem yang mempunyai potensi untuk berdiri sendiri sebagai kata dan dapat langsung membentuk kalimat. Dengan demikian, morfem bebas merupakan morfem yang diucapkan tersendiri; seperti: gelas, meja, pergi dan sebagainya. Morfem bebas sudah termasuk kata. Tetapi ingat, konsep kata tidak hanya morfem bebas, kata juga meliputi semua bentuk gabungan antara morfem terikat dengan morfem bebas, morfem dasar dengan morfem dasar. Jadi dapat dikatakan bahwa morfem bebas itu kata dasar.

Kajian Bahasa Indonesia SD Page 5

Page 6: Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

ii. Morfem Terikat Morfem terikat merupakan morfem yang belum mengandung arti, maka morfem

ini belum mempunyai potensi sebagai kata. Untuk membentuk kata, morfem ini harus digabung dengan morfem bebas. Menurut Samsuri (1994), morfem terikat tidak pernah di dalam bahasa yang wajar diucapkan tersendiri. Morfem-morfem ini, selain contoh yang telah diuraikan pada bagian awal, umpanya: ter-, per-, -i, -an. Di samping itu ada juga bentuk-bentuk seperti –juang, -gurau, -tawa, yang tidak pernah juga diucapkan tersendiri, melainkan selalu dengan salah satu imbuhan atau lebih. Tetapi sebagai morfem terikat yang berbeda dengan imbuhan, bisa mengadakan bentukan atau konstruksi dengan morfem terikat yang lain.

Morfem terikat dalam bahasa Indonesia menurut Santoso (2004) ada dua macam, yakni morfem terikat morfologis dan morfem terikat sintaksis.

1. Morfem terikat morfologis yakni morfem yang terikat pada sebuah morfem dasar, adalah sebagai berikut:

a. prefiks (awalan): per-, me-, ter-, di-, ber- dan lain-lain b. infiks (sisipan): -el-, -em, -er- c. sufiks (akhiran): -an, kan, -i d. konfiks (imbuhan gabungan senyawa) mempunyai fungsi macam-macam sebagai berikut.

a) Imbuhan yang berfungsi membentuk kata kerja, yaitu: me-, ber-, per-, -kan, -i, dan ber-an.

b) Imbuhan yang berfungsi membentuk kata benda, yaitu: pe-, ke-, -an, ke-an, per-an, -man, -wan, -wati.

c) Imbuhan yang berfungsi membentuk kata sifat: ter-, -i, -wi, -iah. d) Imbuhan yang berfungsi membentuk kata bilangan: ke-, se-. e) Imbuhan yang berfungsi membentuk kata tugas: se-, dan se-nya.

Dari contoh di atas menunjukkan bahwa setiap kata berimbuhan akan tergolong dalam satu jenis kata tertentu, tetapi hanya imbuhan yang merupakan unsur langsung yang dapat diidentifikasi fungsinya sebagai pembentuk jenis kata. Untuk lebih jelasnya unsur langsung pembentuk kata dapat dilihat pada diagram berikut.

Pakaian benda

+ Ber

Berpakaian kerja

Berkemauan kerja

Kemauan benda

Ber- ke-an mau keterangan

Dari diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan imbuhan yang berbeda, morfem dasar yang sama, akan berbeda maknanya. Tetapi bagaimana jika imbuhannya sama, morfem dasarnya berbeda, apa yang dapat terjadi?

Kajian Bahasa Indonesia SD Page 6

Page 7: Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

Contoh, akhiran –an pada morfem dasar tepi, darat, lapang; membentuk kata tepian, daratan, lapangan; ternyata menunjukkan persamaan makna imbuhan, yaitu tempat. Berarti dengan imbuhan yang sama, morfem dasarnya berbeda, dapat menghasilkan persamaan makna imbuhan yaitu menghasilkan jenis benda.

2. Morfem terikat sintaksis adalah morfem dasar yang tidak mampu berdiri sendiri sebagai kata. Perhatikan contoh berikut: Anak yang pintar dan sabar itu membaca buku. Dari deretan morfem yang menjadi unsur kata dalam kalimat di atas, jika diklasifikasikan berdasarkan morfemnya adalah: anak, pintar, sabar, baca, buku, adalah morfem bebas. Mem- adalah morfem terikat morfologis. Sedangkan morfem yang, serta morfem dan dalam kalimat di atas belum dapat berdiri sendiri sebagai kata karena tidak mengandung makna tersendiri. Gejala inilah yang tergolong morfem terikat sintaksis (Santoso, 2004).

II. 3 Proses Perulangan Bahasa Indonesia

Proses perulangan atau reduplikasi adalah pengulangan bentuk, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disebut kata ulang, sedangkan bentuk yang diulang merupakan bentuk dasar (Ramlan, 1980). Pengulangan merupakan pula suatu proses morfologis yang banyak terdapat pada bahasa Indonesia. Perhatikan pemakaian kata yang tercetak miring berikut.

1) Dia membeli rumah di Makassar. 2) Rumah-rumah di perkampungan itu akan digusur. 3) Anak itu membuat rumah-rumahan untuk adiknya. 4) Perumahan-perumahan yang dibangun oleh pengembang banyak yang tidak layak huni.

Berpatokan pada pendapat Ramlan di atas, maka jelas bahwa kata ulang yang terdapat pada kalimat (2), (3), dan (4) semuanya dibentuk dari bentuk atau unsur dasar rumah. Makna kata pada kalimat (1) dengan kalimat berikutnya berbeda. Pada kalimat (1) kata rumah berarti satu. Kata rumah-rumah dan perumahan-perumahan pada kalimat (2) dan (4) berarti banyak atau jamak. Sedangkan kata rumah-rumahan pada kalimat (3) berarti menyerupai. Perbedaan makna ini disebabkan oleh adanya rumah dan perumahan sebagai morfem pertama dan rumah, rumahan, dan perumahan pada morfem kedua. Morfem rumah adalah morfem yang bermakna leksis, sedangkan morfem kedua merupakan morfem yang bermakna struktural. Berdasarkan fungsinya, morfem rumah dan perumahan merupakan unsur dasar atau morfem dasar kata rumah-rumah, rumah-rumahan, dan perumahan-perumahan. Morfem kedua merupakan unsur pembentuk kata atau morfem pembentuk rumah-rumah, rumah-rumahan, dan perumahan-perumahan.

Contoh yang disajikan di atas memang mudah untuk menetukan bentuk dasarnya, tetapi perlu diingat bahwa tidak semua kata ulang dapat dengan mudah ditentukan bentuk dasarnya. Beberapa prinsip yang dapat digunakan dalam menentukan bentuk dasar kata ulang sebagai berikut.

A. Pengulangan pada umumnya tidak mengubah jenis kata. Unsur dasar kata ulang sejenis dengan kata ulangnya. Dengan prinsip ini, dapat diketahui bahwa bentuk dasar kata ulang yang termasuk jenis kata benda berupa kata benda, bentuk dasar kata ulang yang termasuk jenis kata kerja berupa kata kerja, demikian pula bentuk dasar kata ulang kata sifat juga berupa kata sifat. Contoh:

Kajian Bahasa Indonesia SD Page 7

Page 8: Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

anak-anak (kata benda) − bentuk dasarnya anak (kata benda) perumahan-perumahan (kata benda) − bentuk dasarnya perumahan (kata benda) melempar-lempar (kata kerja) − bentuk dasarnya melempar (kata kerja) menari-nari (kata kerja) − bentuk dasarnya menari (kata kerja) cepat-cepat (kata sifat) − bentuk dasarnya cepat (kata sifat) kecil-kecil (kata sifat) − bentuk dasarnya sifat (kata sifat)

B. Bentuk dasar dapat berdiri sendiri sebagai kata yang terdapat dalam

penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Contoh:

rumah-rumahan −bentuk dasarnya rumah bukan rumahan mengata-ngatakan −bentuk dasarnya mengatakan atau mengata bukan ngatakan berdesak-desakan −bentuk dasarnya berdesakan bukan berdesak memegang-megang −bentuk dasarnya memegang bukan megang

Kata-kata ulang yang dicontohkan di atas tidak sulit menentukan bentuk dasarnya, tetapi coba perhatikan contoh-contoh berikut.

1) tanam-tanaman

lempar-melempar

karang-mengarang

tembak-menembak

tulis-menulis

2) membagi-bagikan

berkejar-kejaran

bersalam-salaman

dipanas-panasi

Pada contoh (1), bentuk dasar kata ulang tanam-tanaman bukan tanam tetapi tanaman, perulangan diucapkan di muka bentuk dasarnya. Dengan kata lain, bentuk dasarnya berada pada unsur kedua. Begitu pula dengan contoh kata ulang yang berikutnya.

Kata Ulang Bentuk Dasar

lempar-melempar melempar

karang-mengarang mengarang

tembak-menembak menembak

tulis menulis menulis

Sedangkan kata ulang pada contoh (2) bentuk dasarnya bukan pada unsur kedua tetapi pada unsur pertama ditambah akhiran (sufiks) yang terdapat pada unsur kedua, yaitu seperti berikut.

Kajian Bahasa Indonesia SD Page 8

Page 9: Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

Kata Ulang Bentuk Dasar

membagi-bagikan membagikan

berkejar-kejaran berkejaran

bersalam-salaman bersalaman

dipanas-panasi dipanasi

II. 4 Macam-macam Kata Ulang

Berdasarkan macamnya, menurut Keraf (1978) bentuk perulangan dalam bahasa Indonesia terdiri atas empat bentuk seperti berikut.

1. Kata ulang suku kata awal. Dalam bentuk perulangan macam ini, vokal dari suku kata awal mengalami pelemahan bergeser ke posisi tengah menjadi ê (pepet). Contoh:

Tangga tatangga tetangga

Tanaman tatanaman tetanaman

Pohon popohon pepohonan

Laki lalaki lelaki

Luhur luluhur leluhur

2. Kata ulang seluruh kata dasar. Bentuk kata ulang terjadi dengan mengulang seluruh unsur dasar secara utuh. Kata ulang seperti ini biasa disebut kata ulang utuh. Contoh:

Buku buku-buku

Bangku bangku-bangku

Rumah rumah-rumah

Pedagang pedagang-pedagang

Rumah sakit rumah sakit-rumah sakit

3. Kata ulang yang terjadi atas seluruh suku kata, tetapi pada salah satu unsur kata ulang tersebut mengalami perubahan bunyi fonem. Kata ulang semacam ini biasa disebut kata ulang salin suara atau kata ulang berubah bunyi. Contoh:

Gerak gerak-gerak gerak-gerik

Sayur sayur-sayur sayur-mayur

Balik balik-balik bolak-balik

Porak porak-porak porak-parik

Kajian Bahasa Indonesia SD Page 9

Page 10: Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

4. Kata ulang yang mendapat imbuhan atau kata ulang berimbuhan. Contoh:

Anak anak-anakan

Main main-mainan

Rajin serajin-rajinnya

Kuda kuda-kudaan

Gila tergila-gila

II. 5 Makna Kata Ulang

Sesuai dengan fungsi perulangan dalam pembentukan jenis kata, makna struktural kata ulang menurut Keraf (1978) adalah sebagai berikut.

1. Perulangan mengandung makna banyak yang tak tentu. Perhatikan contoh berikut:

- Kuda-kuda itu berkejaran di padang rumput.

- Buku-buku yang dibelikan kemarin telah dibaca.

2. Perulangan mengandung makna bermacam-macam. Contoh:

- Pohon-pohonan perlu dijaga kelestariannya. (banyak dan bermacam-macam pohon)

- Daun-daunan yang ada dipekarangan sekolah sudah menumpuk. (banyak dan bermacam-macam daun)

- Ibu membeli sayur-sayuran di pasar. (banyak dan bermacam-macam sayur)

- Harga buah-buahan sekarang sangat murah. (banyak dan bermacam-macam buah)

3. Makna lain yang dapat diturunkan dari suatu kata ulang adalah menyerupai

atau tiruan dari sesuatu. Contoh:

- Anak itu senang bermain kuda-kudaan. (menyerupai atau tiruan kuda)

- Mereka sedang bermain pengantin-pengantinan di pekarangan rumah. (menyerupai atau tiruan pengantin)

- Andi berteriak kegirangan setelah dibelikan ayam-ayaman. (menyerupai atau tiruan ayam)

4. Mengandung makna agak atau melemahkan ari. Contoh:

- Perilakunya kebarat-baratan sehingga tidak disenangi oleh teman-temanya.

Kajian Bahasa Indonesia SD Page 10

Page 11: Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

- Sifatnya masih kekanak-kanakan.

- Mukanya kemerah-merahan.

5. Menyatakan makna intensitas. Makna intensitas terdiri dari: a. intensitas kualitatif, contohnya:

- Pukullah kuat-kuat.

- Anak itu belajar sebaik-baiknya.

- Burung itu terbang setinggi-tingginya.

- Agar tidak terlambat, ia berjalan secepat-cepatnya.

b. intensitas kuantitatif, contohnya:

- Kuda-kuda itu berlari kencang.

- Anak-anak bermain bola di pekarangan sekolah.

- Ayah membawa buah-buahan dari Malang.

- Rumah-rumah di kampung itu tertata dengan rapi.

c. Intensitas frekuentatif. Contoh:

- Ia mengeleng-gelengkan kepalanya. Kajian Bahasa Indonesia di SD

- Ia mondar-mandir saja sejak tadi.

- Anak itu menyanyi sambil memukul-mukul meja.

d. Perulangan pada kata kerja mengandung makna saling atau pekerjaan yang berbalasan. Contoh:

- Kita harus tolong-menolong.

- Tentara sedang tembak-menembak dengan seru.

- Mereka tendang-menendang dan tinju-meninju saat sedang berkelahi.

- Saat pertama kali bertemu mereka bersalam-salaman lalu berpeluk pelukan dengan eratnya.

e. Perulangan pada kata bilangan mengandung makna kolektif. Contoh:

- Anak-anak berbaris dua-dua sebelum masuk kelas.

Kajian Bahasa Indonesia SD Page 11

Page 12: Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

BAB IIIPENUTUP

III. 1 KesimpulanDari pembahasan diatas dapat saya simpulkan, Tata bahasa Indonesia banyak

pendapat para mengenai pengertian morfologi dan morfem. Alomorf dalam beberapa morfem juga telah dijabarkan secara terperinci.. Kategori morfologis adalah sederetan kata yang memiliki bentuk gramatikal dan makna gramatikal yang sama. Setiap kategori morfolog morfologis itu terbentuk oleh prosedur morfologis tertentu.

Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

III. 2 SaranSebagai seorang mahasiswa, Pemahaman struktur morfologi bahasa Indonesia

perlu diperluas, karena selain dapat menjadi bekal dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari juga dapat bermanfaat dalam pembinaan kemampuan berbahasa siswa yang kita ampu nanti.

Bahasa Indonesia tidak akan tetap terjaga apabila tidak diadakan pusat bahasa dan balai bahasa serta tempat pelatihan dan pengajaran tentang tata bahasa. Maka pembelajaran bahasa disetiap sekolah-sekolah pada setiap jenjang pendidikan nyata diperlukan karena akan membantu memlihara kesucian dan keaslian bahasa, agar selalu tehindar dari kontaminasi budaya bahasa asing.

Kajian Bahasa Indonesia SD Page 12

Page 13: Makalah Morfologi Bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

1. http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Mata%20Kuliah%20Awal/Kajian%20Bahasa%20Indonesia%20SD/BAC/Unit_4_0.pdf

2. http://id.wikipedia.org/wiki/linguistik 3. http://susandi.wordpress.com/seputar-bahasa/morfologi-2/

Kajian Bahasa Indonesia SD Page 13