Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
-
Upload
ppm-stba-lia-jakarta -
Category
Documents
-
view
261 -
download
3
Transcript of Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
1/21
ANALISIS KONTRASTIF MORFOLOGI BAHASA JEPANG
DAN
INDONESIA
Diana Kaftika
Pel/gajar di Fakilitas Nnw Budaya Universitas BlIng Halla Padallg
Abstrak
Analisis kontrastif adalah suatu usaha yang biasa dilakukan oleh para guru yang
mengajar bahasa kedua sctclah bahasa ibUlbahasa asing. Sebenarnya, analisis kontrastif juga
berguna untuk mengajar tcrjemahan. Makalah ini membicarakan hasil anal isis antara bahasa
Indones
ia
dan bahasa Jepang Icrutama pada pembentukan kala.
Kala kune i
analisis komrastif
mor
olog;
Abstract
Contrastive analysis is an effort that sl/ally conducted
by
teacher
wh
o teachers
secon fangl/age or
foreign
fanguage BIft actltal ly contrastive analysis does not only
for
second
or
foreign language
leaching
because the result
of
contrastive analysis ca n
be
used for
translation teaching. This paper discllsses res/iiI of conlrastive analysis between Indonesian
alld Japan ese especially all forming wo
rd
Key words: analysis cOlllraslive morphology
endahuluan
Dalam pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing, penguasaan kelas
kata dan proses pembenlukan kala sangat penting dimiliki pembelajar.
Penguasaan hal itu penting karena kelas kata menentukan persandingan dengan
kata lain dan proses pembentukan kata ya ng salah akan mcnyebabkan
tcrjadinya pcrubahan makna kalimat atau bahkan menjadi tidak bermakna.
Selain itu, bahasa mengungkapkan hubungan gramatikalnya dengan cara yang
berbeda misalnya morfem gramatikal, kata tugas, dan urutan kata). Oleh sebab
itu, untuk mengajarkan kelas kata dan proses pcmbentukan kata dalam bahasa
kedua alau asing, perlu dilakukan anal isis kontrastif antara bahasa pertama
pcmbeJajar dan bahasa yang sedang dipelajari.
AnalisL. Konn .. ir Morfologi B.h
.
Jop;
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
2/21
Ada dua asumsi pedagogis yang memungkinkan dilakukan kontras
gramatikal. Pertama. guru harus kerap kali menggunakan konst ruksi sejajar
dalam B1 dan B pada awal pengajaran agar memungkinkan pembelajar maju
lebih cepat dan menumbuhkan kepercayaan diri. Namun, konstruksi yang
sejajar itu tidak perlu ditekankan pada tahap·tahap akhir karena konstruksi itu
makin mudah dipelajari. Kedua. kontras gramatikal harus dipelajari seba ik ·
baiknya berka itan dengan kesalahan pembelajar karena kont ras ilu mungkin
memberikan pengertian mendalam dalam mengembangkan lat ih
an dalam
pengajaran bahasa.
Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam lulisan ini dapat dirumuskan dalam benluk
pertanyaan sebaga i berikul.
I) Bagaimanakah perbedaan kelas kata bahasa Jepang dan Indonesia?
2) Bagaimanakah perbedaan proses morfologis bahasa Jepang dan bahasa
Indonesia?
3) Bagaimanakah kemungkinan kesulitan yang akan dihadapi pembelajar dari
Jepang yang mempelajari bahasa
In
donesia sebagai bahasa asing berkaitan
dengan perbedaan atau persamaan sistem morfologi kedu a bahasa itu?
Cakupan
Sistem morfologi bahasa dapat mencakupi ban yak hal. Akan tetapi,
yang akan dibahas di sini hanyalah
ke
l
as
kata dan proses pembentukan kata.
Perbandingan yang dilakukan dalam lulisan ini tentu saja perbandingan yang
sifatnya sangat umum, tidak sampai pada bagian yang sangat rinei. Hal itu
disebabkan oleh keterbatasan waklu. Selain itu, dalam leori anal isis konlrastif
versi
ku at
dinyatakan bahwa pcrbedaan antara kedua bahasa dapat
116
liNGU
Vol 5 N
o 2
O
klobe
r 201I
ti
115-135
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
3/21
menyebabkan kesulitan bagi pembelajar bahasa asing. Berdasarkan hal itu,
dalam anal isis ini
yang
dibahas hanyalah perbedaannya saja.
Bahasan ini bertujuan mendeskripsi perbedaan sistem morfologi bahasa
Jepang dan Indonesia, yang mencakupi kelas kata dan proses pembentukan
kata antara kedua
ba
.hasa tersebut. Selain itu, tulisan ini bertujuan memaparkan
prediksi kemungkinan kesulitan yang ditimbulkan oleh perbedaan sislem
morfologi kedua bahasa itu bagi mahasiswa Jepang yang mempelajari bahasa
Indonesia dan mahasiswa Indon
es
ia yang belajar bahasa Jepang sebagai bahasa
asing.
Salah satu tujuan khusus peneiitian kontrastif ialah menjawab
kebutuhan pembelajaran. Penelitian kontrastif
m
diharapkan dapat
menunjukkan sejumlah persamaan dan perbedaan bahasa Jepang dan bahasa
Indonesia. Has
il
anal is is kontrastif an lara kedua bahasa ini sangat bermanfaat
antara lain
1) mendeteksi kemungkinan kesulitan yang terjadi pada diri pembeJajar
bahasa Indonesia dari Jepang atau pembelajar bahasa Jepang dari
Indones
ia
;
2) meIengkapi pemahaman pengajar dan calon pengaJar bahasa Indonesia
sebagai bahasa asing ten tang adanya perbedaan atau persamaan sislem
morfologi bahasa Indonesia dan bahasa Jepang dan juga membekali
pengajar dan calon pengajar bahasa Jepang;
3) memberi masukan kepada pihak perancang pembelajaran bahasa Indonesia
sebagai bahasa asing. terutama kepada para perancang materi ajar yang
akan dituangkan dalarn buku ajar.
Analisis ya
ng digunakan dalam perbandingan sistem morfologi 101
dilakukan dengan menggunakan teknik anal isis antarbahasa yang
rnernperhalikan serta memanfaatkan leoT i anal isis konlrastif.
An.lisis Koniraslif Motfologi Bahasa
kpang
dan Indon
••
{Diana Kartikll j 7
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
4/21
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
5/21
disisipkan di antara kedua kata tersebul. Namun, parlikel
fl
tidak hanya
terbatas untuk hubungan
po
sesi
f.
Ada perbedaan dalam hal pewatas nomina dalam bahasa Indonesia dan
Jepang. Nomina bahasa Indonesia memang dapal menjadi pewatas dalam frasa
nomi nal. Akan tetapi, hubungan pewatasan an ara nomina inti dengan nomina
pewatasnya tidak pedu ada partikel kasus seperti dalam bahasa Jepang.
Nomi
na
dapat juga dibentuk menjadi frasa nominal koordinatif yang
dikaitkan oleh
to
dan seperti dal
am otoko t onno
pria dan wanita . Namun,
perlu diingat bahwa konjungtor
to
dan
hanya dapat mengombina
s
ikan
antarnomina sehingga tidak diperbolehkan untuk menggabungkan adje ktiva
seperti
ookii to
ii
besar dan bai
k
dan penggabungan ve
rb
a seper
ti
*i
kil
to kau
pergi dan membe
li
.
Konjunglor to dan dalam bahasa Jepang sebagai penanda bahwa kala
yang digabungkan nom ina lidak dapat diterapkan dalam bahasa In donesia.
Konjunglor yang sepadan dengan
1
dalam bahasa Indonesia ialah dan. Akan
tetapi, konjungtor dan dalam bahasa Indonesia tidak hanya digunakan untuk
menggabungkan nomina dengan nomina saja, tetapi juga nomina dengan
adjektiva, adjek
ti
va dan adjek
ti
va, nomina dan verba, verba dan ve rba, dan
sebagainya. Karena itu, konjungtor dan dalam bahasa Indonesia tidak dapal
dijadikan sebagai pemarkah bahwa kala yang digabungkan pasti no mina.
Dalam bahasa Jepang, ada penanda plural
t a l i
seperti dalam
kodomotati
anak-anak .
Tati
hanya untuk manusia (plural) dan juga penanda
koleklivilas. Semen ara itu, dalam bahasa Idonesia tidak ada afiks pemarkah
plural seperti itu. Kepluralan dalam bahasa Indonesia ditandai seca ra leksikal,
misa
ln
ya dua orang, banyak orang, dan beberapa orang. Selain ilu , kep
lu
ra lan
juga dim arkahi oleh pengulangan. Akan tetapi, pengulangan bukanl ah satu-
Konu
llSCif
Mo.fologi B.h .,..
I
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
6/21
satunya cara menunjukkan semantis jamak seperti yang banyak dipahami orang
selama ini.
Jika nomina digunakan secara predikalif, hal tersebul tidak digabungkan
dengan to.
Misalnya
2)
Ta
roo wa lIi/tOIlZill to doitugo llo sellsei da
Taro- Top orang Jepang dan Jerman Gen guru adalah
Taro adalah orang Jepang dan guru bahasa Jerman
Ini berbeda dengan bahasa Indones ia karena jika nomina bahasa
Indonesia me
nj
adi predikat dalam kaiimat, tidak waj ib (meskipun banyak
d
ip
akai) disisipi verba bantu
adalah
di antara dua nomina itu. Misalnya,
(3) Dia ayahku.
N N
(4 Ibuku seorang guru SD.
N N
Verba
Kelas kata verba dalam bahasa Jepang sebagian besar dapal
diidentifikasi dengan berbagai akhiran konjugasional yang dapat d ilekatkan
kepada kala itu. Misalnya, bentuk kala bukan tamp
au
berakhiran - r I I
d
il
ekatkan secara ekstus if pada akar verbal. Akar pada tulisan ini mengacu
pada unit bermakna yang tidak dapat diberi anal isis morfologis lebih lanjut.
Contohnya ialah tabe-TII makan dan yom II membaca . Jika akhiran - r)
ditambahkan pada akar verba, hasilnya ialah bentuk verba kala bukan lampau.
Akhiran kala lampau talda begitu juga sebagai akhiran pembentuk
gerund
t
/de dapat
ju
ga ditambahkan pada akar verba tanpa disisipi oleh apa
pun antara keduanya.
1
20
liNGUA
Vo
l.
5 No.2.
Ok ober
200ti 5 -135
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
7/21
Contohnya ialah
Past tense
tabe-ta
gerund
tabe-te
gloss
' telah makan'
Penambahan talda terse but harus ditambahkan langsung di, sebelah kanan
akar verba. Perubahan fonologis dapat terjadi akibat hal itu.
Bahasa Indones
ia
tidak mengenal kala. Konsep kewaktuan tidak
digramatikalisasi seperti dalam bahasa Jepang. Jadi, jika orang Indones
ia
ingin
menyatakan keakallall, kekifliall, dan kela/llon, semua itu dileksikalisasi,
misalnya dengan menambahkan kala seperli akoll, sedallg, dan telall di depan
verba.
Akar verba dapat dilambahi oleh akhiran
- i)
ta- ' ingin ' dalam bent
uk
desideratif verba sepe rti dalam tabe-ta 'ingin makan , alau lOm-ita ' ingin
minum '. Akhiran ita ditambahkan pada akar verba yang berakhir dengan bunyi
konsonan, sedangkan ta ditambahkan pada verba yang berakhir dengan bunyi
voka . Sekali
la
gi, akhiran
-ta
hanya dilekatkan pada verba.
Untuk menyatakan
de
sideratif, bahasa Indones
ia
Juga tidak
menggunakan afiks pemarkah desideratif seperti halnya dalam bahasa Jepang.
Untuk menyatakan ' keinginan ', bahasa Indones
ia
menggunakan benluk
leksikal
iflgin di
depan verba, misalnya
illgill
makall dan illgill
m llilli
s
Verba dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu verba transit if dan
intransitif. Verba transitif dapat mengambil ubjek langsung, sedangkan verba
intransitif tidak dapat mengambil objek langsung.
Contohnya ialah
5) Taroo-
ga
ringo-o tabe
tel
Taro-Nom apel-Acc makan (kala lampau)
Taro makan ape)
An.l is;. Konlrasti( Morfologi Bah ... J
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
8/21
6)
Kodomo-ga warat-ta
Anak
Nom
tertawa (kala lampau)
Seorang anak tertawa (kala lampau)
Kata tabe-ta telah makan pada (3) adalah ve
rb
a karena kata
ilu
digabungkan oleh bentuk akhiran kala lampau to dan tidak ada sis ipan di
antara akar dan
to.
Verba pada (3) adalah verba transitif karena mengambil
objek langsung, yaitu rillgo apel . Semen tara ilu, verba warat yang juga
diidentifikasi oleh akhiran lampau merupakan verba inlransitif karen a tidak
adanya objek langs
un
g di belakangnya.
Dikotomi Iransitif dan intransitif memiliki banyak relevansi dalam
morfologi dan direfleksikan pada kehadiran pasangan verba tansitif dan
in
transitif secara morfologis. Contohnya ialah
Intransitif transitif glos
tao-re tao-s
jatuh
noko-r noko-s
meninggalkan
tasuk-ar
ta
suk-e
membantu
h
orob i
horob-os
merusak
Hanya ada dalam jumlah terbatas akhiran pembentuk pasangan verba
trans
it
if dan intransitif seperti ilu dalam bahasa Jepang seh ingga dengan
mengenali akhiran ini kila dapat mengenali apakah suatu kata anggota transitif
atau intransitif.
Bahasa
Id
onesia juga mengenal ve
rb
a transit if dan intransitif. Akan
letapi, hal i
l
tidak dapat dibuat berpasangan seperti dalam bahasa Jepang.
Ada banyak afiks penanda verba taktransitif, misalnya dengan afiks ber- ber-
l l
ber-lean ke-an meng- dan ter-. Afiks penanda verba trans it if ialah af iks di-
, -
i
-kall meng- pe
r-,
dan ter-. Berdasarkan hal
ilU
tampak ada afiks yang
men gem ban dua fungsi penanda, misalnya afiks
meng-
.
Oi sam ping ilu , ada
122
UN£;tJA
Vol
. 5 No, 2 Oklobt, 2006 115 135
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
9/21
pula verba la
np
a afiks yang dapat bersifat transitif dan dapal pula taktransilif,
mi sa lnya
maiwn minum ma ndi
dan
tidu
r.
Pada pihak lain, bahasa Indonesia mengenal ve rba semitransitif, yaitu
verba yang obj ekn ya baleh ada boleh tidak seperti
membaca menu/i
s
menyimak dall milium.
Semen ara itu, bahasa Jepang tidak memiliki verba
semitransitif seper
ti
itu
.
Adjektiva
Adjektiva bahasa Jepang dapa diidenti
fi
kasi dengan berbagai akhiran
konjugasianal, seperti akhiran bukan kala lampau i dan akhiran negatif bukan
kala lampau
-
ktl
-
lIa
-;
dan akhiran kala lampau
-
ka
t
-t
a
seperli tampak dalam
contoh berikut.
Bukan kala lampau bukan kala lampau negatif kala lampau
Ooki-i ooki-ku-na-i ooki-kat-ta
Ini besa r ini tidak besar
ini sudah
) besar
Semua adjektiva dalam bentuk bukan kala lampau berakhiran
-1
sedangkan be
nt
uk negatif bukan kala Jampau menunjukkan
ll
-
/la
-i.
di
mana -
ialah akhiran bukan kala lampau dan benluk kala lampaunya berakhiran
dengan
- kat
-t
ao
Sementara itu, bahasa Indo nesia tidak memiliki akhiran
konjugasional adjektiva. Yang ada hanyalah penanda leksika
l.
Adjekti
va
ditempa
tk
an sebelum nomina untuk m
ew
atasinya.
Mi
salnya,
adjektiva ook i ' b
es
ar' mewatasi kllrIlma ' mobil ' dalam ook ; kuruma 'mobil
besar'. Hubun
ga
n pewatasan yang s
arn
a dapat dilihat anta
ra
a
dj
ektiva
laka-i
'mahal' dan
nomin
a ti 'rumah' dalam
t
ka i ti ' rumah
mah
al' . Dalam hal
me
nj
a
di
p
ewata
s, tampaknya ada kesamaan a
nt
ara a
dj
ektiva bahasa Jepang dan
Indonesia. Adjektiva bahasa Indonesia dapat menj adi pewatas nomina. Hanya
penempatannya saja yang be rbeda. Bahasa Jepang menempatkan adjektiva
Anat
i..< if MO
Tf
o log i Ba h"$> Jepang dan
In
don
esi.
(lJi
.na
Ka
rt
ik:o )
123
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
10/21
sebagai pewatas sebelum nomina, sedangkan bahasa Indonesia menempatkan
adjektiva sebagai pewatas nominasesudah nomina yang diwatasinya. Misalnya
laka i
u li
'mahal rumah'
Adj
Adverbia
bandingkan dengan
rumah mahal
Adj
Banyak adverbia bahasa Jepang dibentuk dari kelas kata adjektiva
dengan menambahi
-kll
pada akar adjektiva. Bandingkan adjektiva berikut ini
dalam bentuk bukan kala lampau dan adverbia yang diturunkan darinya.
Adjektiva
ooki·i
aka-i
adverbia
ooki-ku
aka-ku
glos
'besar'
'merah'
Meskipun beberapa verba diturunkan dari akar adjektiva, ada juga
adverbia bebas yang tidak ditemukan kesepadanan adjektivanya.
Hal
ilu
meliputi lolemo 'sangat
',
motto 'Iebih
',
zettai 'Iidak pernah', ainikll
'sayangnya', kallazaru 'selalu
',
dan tabun 'mungkin
'.
Kedua hal itu ada dalam bahasa Indones ia , yaitu ada adverbia yang
berupa kala dasar seperti baru hampir sallgat lebih pasti dan tentu. Ada pula
adverbia bahasa Indonesia yang diturunkan dari adjekliva seperti
baik sebaikllya
bellar sebellQrtlya
Ada adverbia bahasa Indones ia yang diturunkan dari nomina dengan
akhiran
-nya
seperli
rllpa rupanya
rasa rasal/ya
Perbedaan adverbia turunan antara bahasa Indones ia dan Jepang ialah
dalam bahasa Jepang tidak ada adverbia yang berupa kala ulang. Sementara itu,
124
liNGU
Vol 5 No.2,
OklO .,
2006 ] ] --]35
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
11/21
kata ul ang yang menj adi adverbia ada dalam bahasa Indonesia, seperti
diam-
diam sesabar-sabamy
a
mati -matian
dan
seklla t-
kll
atnya.
Dalam kalimat,
adve rbi a mewatasi adjekti va, verba, ad
ve
rbia la
in
, dan bahk an keseluruhan
kalimat. Fu ngsi adverbia bahasa Indonesia dan Jepang ini ada kesamaa n.
Posposisi
Keempat katego
ri
yang s
ud
ah dikemukakan itu ada dalam bahasa
Jepang maupun dalam bahasa Indonesia. Na mun, ada beberapa katego ri yang
ada dalam bahasa Jepang , tetapi ti dak ada daIam bahasa Indonesia. Salah
satunya ialah posposisi. Posposisi hal yang sepadan dengan preposisi dalam
bahasa Indonesi
a.
Dengan istilahn ya itu telah menunjukkan bahwa po sposisi
ditempatk an sesud ah nomina, sedangkan preposisi ditempatkan sebelum
nomina atau kelas kata la
in
. Perbedaan posisi itu dapat diamat i dengan
membandingkan konstr
uk
si dalam bahasa Jepang dan te
rj
emaha
nn
ya dalam
bahasa Indonesia.
Contoh
Konstruksi
Glos
Te rjemahan
Uri-
de
Rumah di
'
Oi
rumah'
Gakkoo-e
Sekolah ke
'
Ke
sekolah'
Posposisi datam bahasa Jepang meliputi
de
'pada',
e
' k
e'
,
to
'dengan',
made
'sampai', dan
ka
ra ' dari ' . Posposisi ini tidak dapat berdi ri sendiri'
secara bebas , maksudnya jika pre posisi tersebut di letakkan tanpa frasa atau
katimat t
id
ak ada cara bag im ana mengin
te rp
re tasikann ya. Jadi, posposisi sclalu
te
rj
adi bersamaan dengan nomina untuk membe nt uk unit bermakn
a.
Hal ini
pun terjadi dalam preposisi bahasa Indonesia.
Aw
li .
<
Kon
tr>
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
12/21
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
13/21
Akhirnya, penand a topik wa berfungsi sebagai penanda nomina sebagai
tapik
kalimat.
Cantahn
ya ialah
11) AnD uti wa
Itu rumah-Top besar (buk
an
kala l
ampau)
' Untuk ukuran rumah ini , ini besar'.
Jadi, partikel kasus dalam bahasa Je
pang
sebagian
be
sar seperti sistem
kasus dalam bahasa Latin. Bahasa Indonesia tidak memiliki penanda kasus.
Partikel kasus dapat diJ
esapkan
dalam
kalimat di bawah siruasi uj ar
sanlai. Jika itu dilakukan, posposisi harus hadir untuk mempertahankan
maknanya.
Nomina Adjektival
Nama kategori ini lamp
ak
kontradiktif, telapi nama yang disandangnya
menggambarkan hakikal kelas kala ini, yaitu kata yang memiliki ciri adjektiva
dan
juga
nomina. Kata itu sarn a dengan adjektiva dalam hal mewalasi nom in a
yang megikutinya. Selanjutnya, sebagai adjektiva umumnya kala ito dapat
diwatasi oleh verba seperti
totemo
'sa
n
gat'.
Contohnya ialah
kirei na kami
b
ag
us kertas
' kertas
bagus'
totemo kirei na kami
sangat bagus kertas
'kertas san
ga
l
bagus'
Pada
conta
h itu, kirei mewatasi nomina kami. Pada
wa
ktu yang sarn a,
kirei dapat diwatasi oleh adverbia toremo. Jadi, nomina adjek liva seperti
adjektiva dalam hal perannya m
ewatas
i nomina dan juga karena kata ito dapat
. diwatasi oleh adve rbia.
Pada satu sisi, nomina adjektiva sarna
de
ngan nomina secara khusus
dalam pola konjugasi mereka.
Nomina
digabungkan dengan berbagai ragam
akhiran, termasuk untuk bukan kala \ampau, kala lampau, negatif, dan
,\ );,;, KontrO'llif Morfolog; S>.1\as3 Jel 'og dan l< dones;. (Diana Kartikal
l27
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
14/21
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
15/21
dari bahasa Jepang as li . Contoh dari Sino-Jepang: kenkyuu 'penelitian
,
pinjaman Inggri
s:
kislI duman', deverbal dari babasa Jepang: IIkekotae
'j awaban' .
Nomina verbal secara jelas merupakan nom in
a yang dapat bersanding
dengan demonstrali,,:,a seperti
kOllo
ini ' dan S fi ' itu '. Dan juga dapat ditandai
dengan partikel kasus
Bahasa Indonesi memang tidak memiliki kel
as
kala nomina adjeklival
seperti dalam bahasa Jepang dengan segala c iri strukluralnya. Yang dimiliki
bahasa Indonesia ialah keanggotaan ganda dari sualu kala. Ada kata yang
termasuk dalam dua kelas kala yang berbeda. Kala seperti cungku/ gufltillg
dan
jalan
dapat berperilaku sebagai verba atau nomin
a
Contoh nya ialah
(12) Kami perlu
cangkul
(13) Ladang itu bclum kami cungkili
Callgkul pada (12) termasuk kelas kala nomina, sedangkan
cangkul
pada (13)
termasuk kelas kata verba.
Kala yang memiliki keanggolaan ganda itu tetap memiliki ciri penuh
pada masing-masing kelas kata. Hal itu tidak seperti dalam bahasa Jepang,
yang jika suatu kala masuk dalam kelas kata nomina adjeklival, kata tersebul
lidak memiliki ciri penuh nomina dan akan memiliki penanda kasus jika
mewalasi nomina lain.
Pembentukan kata
Atiksasi
Proses pembentukan kata paling lazim dalarn bahasa Jepang ialah
melalui proses afiksasi, yang melibatk
an
prefiksasi dan su fik sasi. Sufiksasi dari
pembentukan nomina de rivasianal marrem
-ce
(age
nt
it) menunjukkan sebuah
cont
ah bahwa proses morfologis dapal berinteraksi dengan aspek tata bahasa
n. lisis Kon lr l lif Motfologi Bah .s> J.pang dan Indon••
.
(Dian. Kanika)
129
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
16/21
lain. Suf
ik
s agentif - te adalah afiks
ya
ng dilekatkan pada akar verba dan
membenluk nomina Pada akar verbal yang bcrakhir dalam konsonan, -i-
disisipkan antara akar dan - t
o
Karena proses ini mengubah kalegori, hal itu
disebut morfem de
ri
vasional Contohnya ial
ah
kak-i-te
menu li s
penulis
Pada contoh itu tampak sufiks -te dilekatkan pada akar verba dan
mengubah kelas kala menj adi nomina. Secara semantis, nomina lurunan ilu
mengimplikasikan pelaku yang melakukan tindakan yang dinamai verba.
Sufiksasi juga menunj ukkan ci
ri
fonologis berupa perganlian
aksentuasi seperti pada contoh
kak----.
kak-i-te
Jika aksen pada akar verba pada mora pertama, aksen bergeser pada -te
seperti contoh di atas.
Sufiksasi dengan mengg
un
akan - te hanya produktif untuk akar verba
yang tidak masuk kelompok ve rba stalif. Jika
suf
iks
- te
dilekatkan pada verba
stalif seperti wakar memahami akan terbenluk morfem yang tidak berterima
seperti waknr-i-te. Dalam hal afi ksasi, bahasa Indonesia mengenal prefiks,
sufiks, konfiks, simu lfiks, dan infik
s
Bahasa Jepang tidak mengenal konfiks
s im ulfiks, dan in fi ks.
ompoun
Je
ni
s kedua proses pembentukan kala dalam bahasa Jepang ialah
penggabungan kala yang disebut kompoun. Proses itu dibentuk dengan
mengombinasikan dua kala alau lebih. Dalam beberapa hal, kompoun
di
sus
un
da
ri
dua kala alau lebih kala bebas, tetapi ada
juga
yang disus
un
dari dua
morfem ter
ik
al.
130
liNGU
Vol 5 No. 2 2006 115 135
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
17/21
Kompoun dalam bahasa In
gg
ri s dapal berupa gabu ngan dari kata·kala
as
li
seperli tati·yomi ' membaca sambi berdiri , Sino.Jepang: koo
i ' minal
tinggi ' , alau kombinasi dari kala ya ng berbeda asalnya: garaslI mado (asing
+as
li
) 'jende la kaca'.
Kompoun as
li
terdiri alas dua kala atau morfem
as li
dan liap unsurnya
dapal berasal dari berbagai katego ri yang berbeda. Selain itu, ada pula
kompoun dwanda, yaitu kompoun yang membentuk hubungan koordinasi
seperti tell·ti ' Iangit dan bumi'.
Bahasa Indonesia juga memiliki proses pembentukan kala melalui
penggabungan kala ini. Proses ini mencakupi pemajemukan dan id iom.
cduplikasi
Jenis ketiga dari proses pembentukan kala ialah reduplikasi.
Reduplikasi merupakan proses bagian dari kala alau keseluruhan kala diulang
un
t
uk
menciptakan kala baru, mi salnya hella·/te
ll
'leman' at au zawa·zawa
' brisikframai ' .
Bahasa Indo
ne
sia mengenal juga proses reduplikas i yang dapat digunakan
untuk membentuk ka la baru. Reduplikasi dalam bahasa Indonesia dapal
mengubah kelas kala sepe
rli
ber
ik
ut ini .
1. membentuk verba
k liliflg -? kelilillg kelilillg
N V
2 membentuk adjcktiva
II/r im -7 IttrWHemurUII
V Adj
An.
lisis K
on
uaSlif Moriolo
gi Bah
J. pang dan ladoo.sia (Diana KlMika)
131
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
18/21
3. membentuk nomina
corel· -7 corat·coret
v
4. membentuk pronomina
dia
........
-7 dia·dia
Pr Pr
5. membentuk adverbia
balk baik-baik
Adj Adv
Hal yang perlu diingat dalarn tulisan ini ialah reduplikasi bahasa
Indonesia tidak selalu menyatakan makna jamak
(plural), tetapi
juga
makna
kemiripan,
yailU
kemiripan rupa seperli dan kemiripan cara
sepe
rti angin-anginan.
Pada makna jaman (ketaktuggalan), reduplikasi bahasa
Indonesia rnungkin bermakna keanekaan seperti dan bermakna
kekolektiran sejenis:
dedawran
dan kekolektifan berbagai jenis:
Fungsi reduplikas i ini tentu berbeda dalam bahasa Jepang karena
bahasa Jepang menggunakan reduplikasi untuk menyatakan ketaktunggalan
dan kemiripan, tetapi hanya unluk membetuk kata bantu saja.
Pemendekan
Clipping)
Pemendekan ialah proses menyingkat kala seperti
dellki t kuzyooki
kalkulator elektrik menjadi
denlaku.
Dalam proses penyingkalan ini, panjang
mora harus turut diperhitungkan. Misalnya, kedua mo
ra
pertama dari liap unsur
132
LINGU
Vol. 5
o_ 2
OklOOe
f 2006
115 135
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
19/21
harus di ambil. Pemendekan ini juga ada dalam bahasa Indonesia yang meli puti
singkatan. akronim. dan penggalan.
Peminjaman
Dalam bahasa Jepang. jika kata dipinjam dari bahasa lain pe
ru
bahan
fonologis dilakukan sehingga pelafalan kata yang dipinjam sesuai dengan
sistem fonol
og
i bahasa Jepan
g.
Misaln ya,
vo
ice [voys ], [boisll]
Perubahan itll dilakukan karena bunyi fr ikatif dental labio bersuara [v] tidak
ada dalam bahasa Jepang sehi ngga bunyi ham bat bila
bi
al bersuara
[b]
bertindak sebagai pengganti bunyi [v].
Modifikasi be
rk
ai
ta
n dengan peminjaman tidak hanya terbatas pada
perubahan fonologis. Jika kata-kala dipinjam ke dalam bahasa Jepang, kategori
perlu disesuaikan sehi ngga kata pinjaman konsisten dengan
pO
la infleksional
bahasa jepang. Misa ln ya, palliku-
u
' pa
ni
c (V
)
panic . Ka ta palliku-ru
' panik' tersebut berasal da ri bahasa Ingg
ri
s. yaitu pallic Sekali kata itu
dia nggap sebagai verba dalam bahasa Jepang, kata il ll haru s sepola dengan
verba lain dengan mengikut i paradigma infleksional verba sehingga sufiks kala
bu kan lampau ru ditambahkan di akhir kata. Kata baru illl tentu saja dapal
dikonjugasikan ke bentuk negatif. kala lampau, dan sebaga
in
ya.
Bahasa Indonesia juga mengenal kata pinj aman dari berbagai bahasa
daerah maupun dari bahasa as in
g.
Sarna· halnya dalam bahasa Jepang, kala
pin
ja
man illl
ju
ga mengalami proses penyesuaian bunyi. Hal itu diatur dalam
Ejaa n Yang Disempurnakan pada bagian
un
sur serapan.
Prediksi Kesulitan Akibat Perbedaan
Berkaitan dengan kelas kata, bahasa Indonesia tidak mengenal
posposisi seperti halnya bahasa jepang. Na mun , hal itu sepadan dengan
An,lis l. KOnlraslif Mo
rf
ologi Bah
...
J
.pa
ug da n
ln
do si. Diua K.o.rtil;a)
133
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
20/21
preposisi dalam bahasa Indones
ia
Oleh sebab
ilU
pembelajar bahasa Indonesia
ha
ru
s diingatkan bahwa bahasa Indonesia menempalkan preposisi di de pan
ve
rb
a atau nomina atau adjcktiva bukan di belakangnya sepe
rti
dalam bahasa
Jepang.
Bahasa Indonesia juga tidak memiliki kclas kala nomina verbal dan
nomina adjektiva
l
Yang dimiliki bahasa
In
donesia adalah adanya keanggotaan
ganda dari suatu kala.
Urutan kala dalam pewalasan Juga berbeda. Dalam bahasa jepang
pcwatas yang berupa satu atau sederet kata berada mendahului nomina yang
diwatasi. Hal itu be
rb
eda dengan bahasa Indonesia yang pewatasnya berada
sedudah nomina.
Hal yang paling nyata berbeda an lara sistem morfologi bahasa Jepang
dan bahasa Indonesia ialah sislem kategorinya ya
itu
bahasa Jepang merupakan
bahasa berkategori gramat
ikal
dan bahasa Indonesia merupakan bahasa
berkalegori leksika l Bahasa Jepang menggramatikalkan konsep waktu dalam
ka
la
sedangkan bahasa Indonesia tidak. Bahasa Jepang menggramatikalkan
konsep bilangan dalam kategori jumlah sedangkan bahasa Indonesia tidak.
Bahasa Jcpang menggramatikalkan hubungan antara jenis kala tertentu dan
frasa dengan varias i dalam struktur kala dengan penanda kasus. Hal
itu
berkaitan dengan
si
stem inneksional. Bahasa Indonesia tidak mengenal hal
itu
.
Perbedaan i
lu
kemungkinan besar akan menyulitkan pembeJajar bahasa
Indon ia dari Jepang kare
na
perbedaan pengkategorian berbagai konsep
mela lui gramali kal dan leksikal
134
UNCIJ Vol 5
N }.
2 Okto«r
2006
115 135
-
8/9/2019 Analisis Kontrastif Morfologi Bahasa Jepang Dan Indonesia
21/21
D FT R PUST K
Alwi Hasan
el al
1998.
Tala Bahasa Baku Bahasa n onesia
Jakar
ta:
Balai
Pustaka.
James Carl. 1980. COlltrastive Analysis. Harlow: Longman.
Im
ai T. dan Saito M. 1986.
Issues in
Japall s
Linguistics.
Dordrecht: Foris.
Kridalaksana Harimurti . 1998. n
troduction to Word Formation and Word
Class
in
Indonesian. Jakarta: Pu sal Leksikologi dan Leksikografi
Fakultas Sastra
Un
iversitas Indonesia.
Kridalaksan
a,
Harimurti
et al.
1985.
Tala Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia:
Silltaksis.
Jakarta:
Pu
sal Pcmbinaan dan Pengembangan Bahasa.
Lim Kia Boey.
19
82.
All Introduction to Linguistics for
Th
e Language
Teacher.
Singapura: SEAMED Regional Language Center.
Tsujimur
a,
Natsuk
o.
1996.
All Introduction 0 Japanese Linguistics.
Cambridge: Blackwe
ll
Publisher.