Analisis Kontrastif Bahasa Uts

29
ANALISIS KONTRASTIF BAHASA KLAUSA PENGANDAIAN (IF-CONDITIONAL CLAUSE) DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA OLEH: HESTY WULANDARI 7316100178 DOSEN: Prof. Dr. YUMNA RASYID, M.Pd. Dr. HANIF. PUJIATI, M.Pd. PENDIDIKAN BAHASA PROGRAM PASCASARJANA

Transcript of Analisis Kontrastif Bahasa Uts

Page 1: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

ANALISIS KONTRASTIF BAHASA

KLAUSA PENGANDAIAN (IF-CONDITIONAL CLAUSE)

DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA

OLEH:

HESTY WULANDARI

7316100178

DOSEN:

Prof. Dr. YUMNA RASYID, M.Pd.

Dr. HANIF. PUJIATI, M.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

APRIL 2011

Page 2: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisis kontrastif adalah analisis yang digunakan dalam mencari suatu

perbedaan yang sering membuat pembelajar bahasa kedua mengalami kesulitan dalam

memahami suatu materi bahasa (James, 1998). Diharapkan dengan analisis kontrastif

ini, para pembelajar dapat dengan mudah memahami pembelajaran bahasa kedua tau

bahasa asing. Pada dasarnya, analisis kontrastif dibagi menjadi dua bagian, yaitu

analisis gramatikal atau analisis struktur yaitu analisis yang fokus dan berdasarkan

kepada analisis tata bahasa dari kedua bahasa baik bahasa sumber (BS) dan bahasa

target (BT) atau bahasa kedua. Sedangkan yang kedua disebut analisis sintaksis dan

pragmatik. Analisis kontrastif ayng berdasarkan kepada analisis sintaksis adalah

analisis yang berdasarkan kepada analisis asal kata dan bagaimana memaknai suatu

bahasa, baik bahasa sumber maupun bahasa target. Dan, analisis pragmatik adalah

analisis berdasarkan kepada penggunaan bahasa sumber maupun bahasa target dalam

kehidupan sehari – hari yaitu formal dan informal.

Terkait dengan analisis kontrastif, berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan tahun 2006, pengajaran Bahasa Inggris mencakup 4 pokok ketrampilan

berbahasa, yaitu keterampilan listening (mendengar), keterampilan speaking

(berbicara), keterampilan reading (membaca), dan keterampilan writing (menulis)

(KTSP, 2006). Untuk pengajaran tata bahasa atau grammar tidak dijelaskan secara

rinci dalam pengajaran Bahasa Inggris dalam kurikulum tersebut. Meskipun demikian,

pengajaran tata bahasa atau grammar menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dalam

pengajaran keempat ketrampilan berbahasa tesebut. Jadi, pengajaran tata bahasa atau

grammar dalam Bahasa Inggris tidak dapat terpisahkan.

Namun prakteknya, pengajaran grammar atau tata bahasa merupakan

pengajaran yang kurang menarik dan sulit bagi bagi guru maupun bagi siswa, akan

tetapi grammar harus tetap dipelajari untuk mendukung keempat keterampilan

berbahasa tersebut. Salah satu materi yang sulit dipahami adalah pengajaran klausa

pengandaian (if-conditional clause). Meskipun pengajaran ini telah diajarkan dari

tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, namun siswa tetap saja menemui

kesulitan dalam pengerjaan soal – soal terkait klausa pengandaian (if-conditional

clause).

Page 3: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

Diharapkan dengan analisis kontrastif antara Bahasa Indonesia dan Bahasa

Inggris, dapat ditemukan jawaban dari kesulitan siswa dalam memahami

pembelajaran tata bahasa atau grammar dari klausa pengandaian (if-clause

conditional) Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (bahasa target) dengan

perbandingan pengandaian di dalam Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama

(bahasa sumber). Dengan demikian, diharapkan akan memberikan suatu kemudahan

dalam mengajar dan memberi pemahaman tentang klausa pengandaian if-conditional

cluse Bahasa Inggris di dalam kelas dan berdampak pada pemanfaatan bahasa asing

atau bahasa target untuk komunikasi baik lisan maupun tertulis. Dengan adanya

makalah ini, diharapkan penulis dapat lebih memahami tentang manfaat analisa

kontrastif dan menjadikannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar tata

bahasa atau grammar Bahasa Inggris. Selain itu, diharapkan para pembaca dapat

memanfaatkan makalah ini sebagai bahan bacaan untuk meminimalisasi perbedaan

yang terjadi dan bagaimana memahami salah satu aspek bahasa kedua (bahasa target)

dengan lebih mudah.

B. Permasalahan

Permasalahan yang muncul dalam makalah analisis kontrastif klausa

pengandaian (if-conditional clause) adalah bagaimana mengkontraskan klausa

pengandaian Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris sebagai alat bantu dalam

pengajaran tata bahasa (grammar) di kelas terkait dengan aspek keterampilan

berbahasa khususnya membaca (reading).

C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui perbandingan klausa

pengandaian antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris baik persamaan dan

perbedaannya, sehingga dapat memudahkan guru untuk mengajar grammar if-

conditional clause di dalam kelas dan membantu siswa untuk memahaminya.

Page 4: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Prinsip – Prinsip Dasar Analisis Kontrastif

Secara umum memahami pengertian analisis kontrastif dapat ditelusuri melaui

makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam pembahasan atau

uraian. Yang dimaksud dengan pembahasan adalah proses atau cara membahasyang

bertujuan untuk mengetahui sesuatu danmemungkmkan dapat menemukan

inti permasalahannya. Permasalahan yang ditemukanitu kemudian dikupas, dikritik.

diulas, danakhirnya disimpulkan untuk dipahami Moeliono menjelaskan bahwa

analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannyadan penelaahan bagian

itu sendiri serta hubunganantarbagian untuk memperoleh pengertian yangtepat dan

pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan kontrastif diartikan sebagai perbedaan

atau pertentangan antara dua hal. Perbedaan inilahyang menarik untuk dibicarakan,

diteliti. dandipahami. Moeliono menjelaskan bahwa kontrastif diartikan sebagai

bersifat membandingkan perbedaan.

Secara khusus analisis kesalahan kontrastif atau lebih populer disingkat

anakon adalah kegiatan memperbandingkan struktur bahasa ibu atau bahasa pertama

(Bl) dengan bahasa yangdiperoleh atau dipelajari sesudah bahasa ibu yang lebih

dikenal dengan bahasa kedua (B2) untuk mengidentifikasi perbedaan kedua bahasa

tersebut. Istilah kontrastif lebih dikenal dalam ranah kebahasaan (linguistik).

Sehubungan dengan ini kemudian muncul istilah linguistik kontrastif yang merupakan

cabang ilmu bahasa. Linguistik kontrastif membandingkan dua bahasa dari segala

komponennya secara sinkronik sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan dan

kemiripan-kemiripan yang ada. Dari hasil temuan itu, dapat diduga adanya

penyimpangan - penyimpangan, pelanggaran - pelanggaran, atau kesalahan -

kesalahan yang mungkin dilakukan para dwibahasawan. Sudah diterangkan di atas

bahwa analisis kontrastif merupakan pendekatan dalam pengajaran bahasa yang

menggunakan teknik  perbandingan antara Bl dengan B2. Perbandingan tersebut akan

menghasilkan persamaan,kemiripan, dan perbedaan sehingga guru dapat memprediksi

kesulitan belajar dan kesalahan belajar, menyusun bahan pengajaran, dan

mempersiapkan cara-cara menyampaikan bahan pengajaran.

Page 5: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

Menurut Mak Halliday, prinsip – prinsip dasar analisis kontrastif dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu memerikan sebelum membandingkan dan

membandingkan pola-pola tertentu dan bukan bahasa secara keseluruhan.

Pada prinsip pertama kita tidak dapat membandingkan cara kerja sejumlah

bahasa sebelum kita memerikan cara kerja masing – masing bahasa itu. Jika kita ingin

menggunakan bahasa ibu (B1) sebagai bahan perbandingan dalam mempelajari

bahasa asing (B2), kita tidak cukup hanya bisa berbahasa ibu tetapi kita juga harus

menguasai bahasa yang akan kita bandingkan itu.

Sedangkan pada prinsip kedua, kita tidak dapat membandingkan Bahasa

Indonesia dengan Bahasa Inggris secara keseluruhan, yang dapat diperbandingkan

adalah salah satu atau beberapa unsur atau pola yang terdapat pada masing-masing

bahasa pengandaian yang dibandingkan. Dan kita tidak dapat menarik kesimpulan

dari kedua perbandingan ini karena setiap pola perbandingan dibahas secara terpisah.

Hal ini sesuai dengan makalah ini, yang membandingkan klausa pengandaian (if-

conditional clause) dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (Halliday, 1970).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan analisis kontrastif, kita tidak

dapat membandingkan aspek kebahasaan secara keseluruhan dari Bahasa Indonesia

dan Bahasa Inggris, karena masing – masing memiliki karakteristik kebahasaan

tersendiri. Apabila kita ingin mengkontraskan klausa pengandaian atau if-conditional

clause, maka hanya bagian itu saja yang dibahas dan dikontraskan baik dari

persamaan maupun perbedaan.

B. Tahap – Tahap Analisis Kontrastif

Dalam setiap analisis kontrastif, terdapat beberapa langkah atau tahapan untuk

mengkontraskan dan membandingkan bahasa sumber (B1) dengan bahasa kedua (B2),

berikut adalah tahapannya:

1. Mendeskripsikan ciri-ciri yang akan diperbandingkan dari masing-masing bahasa,

yaitu memaparkan pokok bahasan secara menyeluruh yang mencakup hal arti, fungsi

dan atribut dari ciri-ciri tersebut (Lado, 1964).

2. Memastikan bahwa ciri-ciri tersebut dapat dibandingkan. Untuk itu sebelumnya

harus dapat diperlihatkan padanan kontekstualnya yang memungkinkan ciri itu dapat

dibandingkan. Tetapi bila padanan struktur itu tidak muncul dalam terjemahan maka

ciri-ciri itu tidak perlu diperbandingkan (Halliday, 1970).

Page 6: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

3. Setelah ciri-ciri yang akan diperbandingkan dipaparkan atau dideskripsikan dan

telah jelas bahwa ciri itu dapat diperbandingkan maka langkah selanjutnya adalah

membandingkan ciri-ciri dari kedua bahasa itu dengan melihat persamaan dan

perbedaan didalamnya.

Selanjutnya adalah rasional hipotesis analisis kontrastif menurut Bloomfield,

terkait dengan tahapan dari analisis kontrastif adalah:

1. Pengalaman guru, yang menggambarkan kesalahan berbahasa yang dibuat oleh

siswa dengan menggunakan bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2) yang

dipelajari siswa.

2. Kontak bahasa, yang menggambarkan pengaruh bahasa pertama terhadap bahasa

kedua (B2) atau sebaliknya.

3. Teori belajar, yang menggambarkan transfer positif dan transfer negatif dalam

belajar bahasa kedua.

Berdasarkan tahap dan rasional dari analisis kontrastif, maka terlihat jelas

bahwa pembelajaran bahasa kedua dan pertama, khususnya klausa pengandaian dalam

tataran grammar, akan menemui baik persamaan dan perbandingan.

C. Klausa dalam Bahasa Indonesia

Klausa dalam tata bahasa, adalah sekumpulan kata yang terdiri dari subjek dan

predikat walau dalam beberapa bahasa dan beberapa jenis klausa, subjek dari klausa

mungkin tidak tampak secara eksplisit dan hal ini khususnya umum dalam Bahasa

bersubyek nol. Sebuah kalimat paling sederhana terdiri dari satu klausa sedangkan

kalimat yang lebih rumit dapat terdiri dari beberapa klausa dan satu klausa dapat juga

terdiri dari beberapa klausa (wikipedia.com).

Dalam Bahasa Indonesia, klausa seringkali di kontraskan dengan frasa. Sebuah

kumpulan kata dikatakan sebagai klausa apabila ia mempunyai kata kerja finite (yang

sudah jelas) dan subyeknya sementara sebuah frasa berisi kata kerja finite namun

tanpa subyeknya. Frasa kata kerja, atau tidak berisi kata kerja. Sebagai contoh kalimat

"Aku tidak tahu kalau kau membuat lukisan itu", "kau membuat lukisan itu" adalah

klausa dan sebuah kalimat penuh sedangkan "lukisan itu" dan "membuat lukisan itu"

adalah sebuah frasa. Ahli Bahasa masa kini tidak membuat perbedaan seperti itu,

mereka menerima ide akan adanya klausa non-finite, klausa yang di atur disekitar kata

kerja non-finite (wikipedia.com).

Page 7: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

Klausa merupakan bagian dari kajian sintaksis, yaitu bagian dari tata bahasa

yang mengkaji struktur frase dan kalimat (Ramlan, 1976). Pengertian ini selaras

dengan yang dikemukakan Bloch dan Trager ( dalam Tarigan, 1986) bahwa sintaksis

adalah analisis mengenai konstuksi-konstruksi yang hanya mengikut sertakan bentuk-

bentuk bebas.

Selanjutnya Abdul Chaer (2007) menjabarkan pembahasan dari sintaksis

adalah (1) Struktur sintaksis yang mencakup masalah fungsi, kategori dan peran

sintaksis, serta alat-alat yang digunakan dalam membangun struktur itu. (2) Satuan-

satuan sintaksis yang berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Dan (3) hal-hal

lain yang berkenaan dengan sintaksis yang berupa modus, aspek dan sebagainya.

Dalam makalah ini, akan dijelaskan mengenai klausa yang merupakan salah satu

tataran dalam sintaksis, khususnya klausa pengandaian Bahasa Indonesia.

Klausa merupakan tataran didalam sintaksis yang berada di atas tataran frase

dan di bawah tataran kalimat. Dalam berbagai karya linguistik mungkin ada

perbedaan konsep karena pengunaan teori analisis yang berbeda. Berikut adalah

pengertian klausa dalam Bahasa Indonesia menurut beberapa ahli bahasa, yaitu:

1. Menurut J.S. Badudu, klausa adalah klausa adalah sebuah kaliamt yang merupakan

bagian dari kalimat yang lebih besar.

2. Menurut Prof. Dr. Ramlan, klausa adalah klausa adalah satuan gramatik yang

terdiri dari P (predikat), baik disertai oleh S (subjek), O (objek), Pel(pelengkap), dan

keterangan ataupun tidak.

3. Menurut Jos Daniel Parera, klausa adalah sebuah kalimat yang memenuhi salah

satu pola dasar kalimat inti dengan dua atau lebih unsur pusat.

4. Menurut Kridalaksana, klausa adalah satuan gramatik berupa kelompok kata yang

sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan mempunyai potensi untuk

menjadi kalimat.

5. Menurut Henry Guntur Tarigan, klausa adalah kelompok kata yang mengandung

hanya satu predikat.

Jadi, dapat disimpulkan dari pendapat beberapa ahli tersebut bahwa pengertian

dari klausa adalah salah satu bagian dari kalimat atau satuan gramatik yang

menitikberatkan kepada predikat atau yang memiliki unsur – unsur predikatif. Berikut

adalah contohnya:

Nenek mandi.

Page 8: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

Contoh diatas merupakan sebuah kalusa sebab bersifat predikatif. Namun, akan

timbul kembali pertanyaan, kalau begitu apa perbedaan klausa dengan kalimat? Abdul

Chaer dalam bukunya yang berjudul linguistik umum menjelaskan, bahwa sebuah

konstruksi disebut kalimat kalau kepada konstruksi itu diberikan intonasi final atau

intonasi kalimat (Chaer : 2007).

D. Klausa dalam Bahasa Inggris

Dalam Bahasa Inggris, klausa terbagi menjadi beberapa macam, yaitu

adjective clause atau biasa disebut relative clause, noun clause dan adverbial clause.

Klausa yang ada dalam Bahasa Inggris menurut Halliday (1994) merupakan unit

terkecil dari grammar yang disebut konstituen.

Klausa relatif adalah merupakan klausa subordinatif yang berfungsi mewatasi

fungsi sintaksis tertentu dalam suatu kalimat. Fungsi sintaksis ini dapat berupa subjek,

predikat, objek, keterangan maupun pelengkap. karena berfungsi sebagai pewatas,

maka klausa ini sering sekali muncul di dalam kalimat majemuk bertingkat

(Warastuti, 2005). Klausa relatif juga disebut dengan klausa ajektiva yang memiliki

pengertian yaitu klausa terikat yang berfungsi untuk menjelaskan kata benda dari

suatu kalimat. Dalam hal menjelaskan kata benda dalam suatu kaliamt, klausa ajektiva

dapat memberikan gambaran, identifikasi dan informasi lebih lanjut tentang kata

benda atau kata nomina yang ada di dalam kalimat tersebut (Azar, 1989).

Sedangkan klausa nomina (noun clause) adalah suatu klausa yang berfungsi

sebagai kata benda yang dapat ditempatkan baik sebagai subjek kalimat atau objek

dari kalimat. Noun clause merupakan perluasan subjek ata uobjek dan posisi di dalam

kaliamt adalah sebagai tetap kata benda. (Azar, 1989).

Dan yang terakhir adalah klausa adverbia atau klausa keterangan. Adverbial

dapat berbentuk frasa atau klausa. Richard et al (1989 : 6) menyatakan “ Adverbial is any

words, phrase, or clause that function like an adverb. Adverbial adalah salah satu unsur

komplementasi, yaitu unsur-unsur yang mengikuti verba, selain objek dan komplemen.

Quirk et al (1985), Jacob (1995), Brinton (2000), Leech et al (2003). Perbedaan antara

adverbia dan adverbial ialah, adverbia merupakan kategori sintaksis, sedangkan adverbial

merupakan fungsi sintaksis dari suatu klausa. Adverbial dapat berbentuk frasa adverbia,

frasa nomina, frasa preposisi, verbless clause ‘klausa tanpa verba’, nonfinite clause ‘

klausa non finit’, finite clause ‘ klausa finit’. Contohnya adalah:

(1) She visited me recently.(frasa adverbia)

Page 9: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

S V O Adverb of Time ‘Dia mengunjungi saya baru-baru ini.’

(2) My sister lives next door.(frasa nomina)

S V Adverb of Location ‘ Saudara perempuan saya tinggal disebelah’

(3) The bellboy showed the guest into the bedroom.( frasa preposisi).

S V O Adverb of Location ‘Pelayan hotel menunjukkan tamu itu ke kamar tidur.’

(4) She attended the meeting though obviously ill.( klausa tanpa verba)

S O Adverb of Manner ‘ Dia menghadiri rapat walaupun sakit.’

(5) She telephoned while waiting for the plane.( klausa non finit)

S V Nonfinite Adverbial Clause ‘ Dia menelpon sambil menunggu pesawat .’

(6) She went home after she had seen the announcement. (klausa finit ).

S V Adv of Location Finite Adverbial Clause ‘ Dia pergi kerumah setelah dia melihat

pengumuman.’

Klausa edverbia adalah klausa yang merupakan perluasan dari nomina atau

subjek, predikat atau keterangan. Maka klausa adverbia menurut Marcella Frank dapat

dibedakan menjadi 7 jenis, yaitu adverbia (keterangan) waktu, tempat, alasan, sebab

akibat, alasan, cara, dan tujuan.

Selain itu, klausa menurut pengertiannya dan fungsinya dalam tataran

functional grammar dapat dibedakan menjadi clause as message (Theme), clause as

exchange (Subject) dan clause as representation (Actor). Apakah signifikansi dari

fungsi clause as message sebagai Theme, clause as exchange sebagai Subject, dan

clause as representation sebagai Actor? Berikut adalah definisinya.

The Theme berfungsi sebagai awalan atau topik dalam struktur klausa sebagai

pemberi pesan (clause as message), maksudnya adalah sebuah klausa memiliki arti

sebagai pesan yang berisi beberapa informasi dari suatu wacana dimana terminologi

Theme merupakan poin penting dan utama dari awalnya sebuah pesan atau message.

Hal ini juga disebut sebagai elemen utama dari penutur bahasa untuk memilih dasar

(grounding) dari apa yang ingin dia katakan. The Theme dalam clause as message

memiliki formula analisis sebagai berikut:

Theme + Rheme

Page 10: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

The duke has given may aunt that teapot.

Theme Rheme

The Subject berfungsi sebagai dasar atau subjek dalam struktur klausa sebagai

alat pertukaran (clause as exchange), maksudnya adalah sebuah klausa memiliki arti

sebagai alat pertukaran dari satu wacana yang berisi sebuah transaksi antara penutur

dan pendengar,dan terminologi Subject merupakan titik fokus dari alat pertukaran

tersebut. Hal ini adalah merupakan elemen penting dari seorang penutur yang

bertanggungjawab dalam tiap tuturannya atau yang ia sampaikan adalah suatu hal

yang valid. The Subject dalam clause as exchange memiliki formula analisis sebagai

berikut:

Subject + Finite

The duke has given away that teapot

Subject Finite

The Actor berfungsi sebagai partisipan aktif dalam struktur klausa sebagai

perwakilan (clause as representation), maksudnya adalah sebuah klausa memiliki arti

sebagai perwakilan dari suatu wacana dimana terminologi Actor merupakan suaut

konstruksi dari beberapa proses berkelanjutan dari pengalaman berbahasa manusia.

Terminologi Actor tersebut memiliki fungsi sama seperti subjek dari setiap klausa

yang memiliki peran aktif dalam suatu proses atau aksi dari predikat dalam klausa.

Hal ini merupakan elemen utama dari penutur bahasa untuk memotret siapa yang

melakukan sesuatu. The Actor dalam clause as representation memiliki formula

analisis sebagai berikut:

Actor + Process + Goal

The lion caught the tourist

Actor Process Goal

Dari ketiga definisi di atas, sesungguhnya ketiga terminologi, baik theme,

subject dan actor memiliki kedudukan sama di dalam suatu klausa yaitu sebagai

subjek atau awal dari kaliamt atau klausa namun fungsinya bisa untuk memberikan

pesan dan informasi (clause as message), untuk alat pertukaran ide (clause as

exchange), dan untuk memotret siapa yang melakukan sesuatu (clause as

representation).

Setelah mengetahui macam – macam klausa baik jenis dan fungsinya di dalam

satu kaliamt atau wacana, maka kita akan kembali mengupas topik kalusa kita yaitu

klausa pengandaian atau if-conditional clause serta bandingannya dengan klausa

Page 11: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

pengandaian Bahasa Indonesia sebagai cara untuk mempermudah memahami dan

menjelaskan tata bahasa atau grammar bahasa kedua kepada siswa.

E. Klausa Pengandaian Bahasa Indonesia

Dalam Bahasa Indonesia, menurut Gorys Keraf, terdapat dua makna

pengandaian, yaitu sebagai persyaratan dan pengandaian; untuk mengungkapkan

kalimat pengandaian yang berupa persyaratan, ditandai dengan adanya kata – kata

apabila, asal, asalkan, bila, bilamana, jika dan jikalau. Pengandaian mempunyai

makna syarat bagi terlaksananya apa yang tersebut pada klausa inti. Secara jelas

hubungan ini ditandai dengan kata penghubung jika, apabila, kalau, asalkan, asal,

manakala dan jikalau. Sebagai contoh adalah kalimat berikut ini:

(1)  Kemauan untuk hidup ini akan ada jika di dalam diri seseorang ada perasaan

bahwa dia dibutuhkan oleh lingkungannya.

Kalimat di atas terdiri dari tiga klausa yaitu 1) kemauan untuk hidup ini akan ada

sebagai klausa inti , 2) di dalam diri seseorang ada perasaan, 3) dia dibutuhkan oleh

lingkungannya. Klausa 2 dan kausa 3 merupakan klausa bawahan yang menyatakan

‘syarat’ bagi terlaksananya apa yang tersebut pada klausa inti.

Contoh pada kalimat lain adalah sebagai berikut:

(2)  Apabila hal itu terjadi juga, aku akan mencelanya di depan siapa saja tanpa

mempedulikan kesopanan bahasa.

(3)  Aku hanya dapat berjumpa dengan mereka pada waktu-waktu libur sekolah atau

pada hari Sabtu dan Minggu bila mereka tidak mendapat hukuman.

(4) Bilamana hujan turun agak lebat, daerah tersebut tentu akan tergenang air.

(5) Jikalau aku dapat lulus dari SMA, aku akan melanjutkan pelajaranku ke Fakultas

Sastra Indonesia Universitas Indonesia.

Hubungan makna persyaratan sebagai pengandaian  terjadi apabila klausa

bawahan menyatakan suatu andaian, suatu syarat yang tidak mungkin terlaksana bagi

klausa inti sehingga apa yang dinyatakan oleh klausa inti juga tidak mungkin

terlaksana. Pengandaian ini ditandai dengan adanya kata-kata seperti andaikan,

andaikata, seandainya, sekiranya, dan seumpama. Berikut adalah kalimat yang

merupakan contoh dari kalimat pensyaratan yang merupakan pengandaian dalam

Bahasa Indonesia.

1. Andaikan gadis itu tidak suka kepadamu, engkau harus menjamin dia kecuali bila ia

berkeberatan.

Page 12: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

2. Andaikata nona mempermasalahkan hal ini hingga ke pengadilan, tentu perkara ini

akan disidangkan dan perhatian pers dan publik yang sempat mereda akan

menghangat kembali.

3. Seandainya kamu tidak datang malam itu, kami tidak akan mendapatkan uang

sebanyak ini.

4. Aku tidak dapat memikirkan apa yang akan terjadi kepadaku seandainya kamu

tidak ada di sana saat itu.

Ditambahkan oleh Chaer (1984) bahwa konjungsi andaikata mempunyai fungsi untuk

menggabungkan menyatakan syarat untuk diandaikan di depan klausa yang menjadi

anak kalimat dari suatu kalimat majemuk bertingkat. Contoh kalimatnya:

1. Andaikata kamu tidak datang, aku akan menggantikan posisimu untuk memimpin

rapat ini.

2. Saya akan membelikanmu sebuah mobil andaikata saya menang lotre sebesar 100

juta rupiah.

3. Generasi yang akan datang tidak akan mengenal komodo andaikata hewan langka

tersebut tidak dilindungi oleh hukum negara ini.

Secara fungsional andaikata sama dengan kata penghubung kalau dan jika,

tetapi secara semantik berbeda. Kalau dan jika menyatakan syarat yang harus

dipenuhi sedangkan andaikata menyatakan syarat yang diandaikan dan tidak selalu

dipenuhi. Secara agak bebas dapat digunakan kata penghubung andaikan dan

seandainya dengan fungsi dan arti yang sama dengan kata penghubung andaikata.

F. Klausa Pengandaian Bahasa Inggris

Dalam Bahasa Inggris, menurut Azar (1989), pengandaian atau disebut juga

dengan Conditional Sentence atau if-conditional clause memiliki tiga tipe, yaitu 1)

pengandaian yang digunakan untuk kejadian benar pada masa kini atau masa yang

akan datang, 2) pengandaian yang tidak benar di masa kini atau masa datang, 3)

pengandaian yang tidak benar di masa lalu. Penggunaan pengandaian ini memiliki

penggunaan dan syarat-syarat tertentu. Berikut adalah penjelasan tipe – tipe dari

klausa pengandaian Bahasa Inggris:

1. Pengandaian yang digunakan untuk kejadian benar pada masa kini dan masa akan

datang, syarat – syaratnya adalah:

a. Kalimat pengandaian jenis ini digunakan untuk mengandaikan kegiatan

rutin atau pada situasi yang rutin.

Page 13: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

b. Digunakan untuk memperkirakan falta yang akan terjadi di masa kini atau

masa akan datang.

c. Tipe klausa pengandaian ini menggunakan bentuk Simple Present tense

untuk klausa independennya (klausa induk) sedangkan untuk klausa

dependennya (anak kalimat) menggunakan Future tense.

If + subyek +kata kerja 1 (V1) + obyek , subyek +will + kata kerja 1 (V1)

Contoh klausa pengandaian tipe pertama (type 1):

1. If I don’t have my breakfast, I will always get hungry during the class.

(Jika saya tidak sarapan, saya akan lapar selama ada di kelas).

2. If the weather is nice tomorrow, we will go on picnic to the beach.

(Jika besok cuaca cerah, kita akan pergi tamasya ke pantai).

2. Pengandaian yang digunakan untuk kejadian yang tidak terjadi pada saat kini dan

masa akan datang. Pada tipe kedua dari klausa pengandaian digunakan untuk

mengekspresikan bahwa sesuatu terjadi dengan sebaliknya atau berlawanan dengan

kenyataannya dan digunakan pada masa kini dan akan datang. Tipe kedua dari klausa

pengandaian ini menggunakan bentuk Simple Past Tense untuk klausa If (klausa

dependen) dan Past Future untuk klausa independennya. Bentuk dari tipe kedua ini

adalah:

If + subyek +kata kerja 2 (V2) + obyek , subyek +would + kata kerja 1 (V1)

Contoh klausa pengandaian tipe kedua adalah:

1. If I taught this class, I wouldn’t give tests to the students.

(Jika saya mengajar kelas ini, saya tidak akan memberikan tes kepada murid – murid.

Kenyatannya saya tidak mengajar kelas ini, dan saya memberikan tes kepada murid

kelas yang saya ajar).

2. If I were you, I would accept their wedding invitation.

Page 14: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

(Jika saya ada di posisi kamu, saya akan menerima undangan pernikahan tersebut.

Kenyatannya saya bukan kamu dan saya tidak menerima undangan pernikahan

tersebut).

3. Pengandaian tipe ketiga ini adalah pengandaian yang digunakan untuk kejadian

yang tidak benar (berlawanan dengan kenyataan) di masa lalu. Klausa ini digunakan

mengekspresikan sesuatu yang tidak pernah terjadi di masa lampau. Bentuk klausa

pengandaian ini menggunakan Past Perfect Tense untuk klausa if (dependen) dan

menggunakan Past Future Perfect Tense untuk klausa independennya. Berikut adalah

rumus dan contoh kalimatnya:

If +subyek +had + kata kerja 3 (V3), subyek+ would+have+kata kerja 3(V3)

1. If you had told me the problem you faced, I would have helped you to solve

it.

(jika anda mengatakan masalah yang kamu hadapi kepada saya, Saya akan

membantu anda untuk menyelesaikannya,  kenyataannya bahwa anda tidak

mengatakan masalah itu dan saya tidak membantu anda).

2. If they had studied hard, they would have passed the national examination.

(jika mereka belajar giat, mereka akan lulus ujian nasional, kenyataannya

bahwa mereka tidak belajar dengan giat dan mereka tidak lulus ujian

nasional).

Page 15: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

BAB III

ANALISIS

A. Analisis Kontrastif Klausa Pengandaian (if-conditional clause) Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris dalam Perspektif  Struktural

Secara struktural, kalimat pengandaian memiliki persamaan dan perbedaan.

Persamaannya adalah terdapat pada kata-kata khusus yang digunakan dalam kalimat

pengandaian sedangkan perbedaannya adalah dalam bahasa Indonesia hanya terdapat

satu jenis pengandaian dan dalam bahasa Inggris terdapat tiga macam pengandaian

yang sangat bergantung kepada waktu pengucapannya. Maka dari itu, klausa

pengandaian dalam Bahasa Inggris memiliki tiga tipe klausa.

Sedangkan klausa pengandaian dalam Bahasa Indonesia hanya memiliki satu

syarat dalam pembuatan klausanya. Secara tata bahasa Bahasa Indonesia hanya

menggunakan kata-kata jika, seandainya, andaikata, jikalau, sekiranya, asalkan,

apabila, dan manakala. Dalam bahasa Inggris kata-kata di atas hanya ditandai dengan

adanya kata ’if’  yang memiliki arti yang sama dengan kata ’jika’ atau ’seandainya’.

Jadi, terdapat persamaan klausa pengandaian dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa

Inggris yaitu dengan adanya kata khusus yang digunakan dalam klausa pengandaian

ini, dalam Bahasa Indonesia menggunakan jika, seandainya, seumpama, dan apabila,

sedangkan dalam Bahasa Inggris menggunakan kata’if’ dalam membuat klausa

pengandaian; serta dalam Bahasa Inggris memiliki tiga tipe klausa pengandaian yang

bergantung dar iwaktu pengucapannya. Perbedaan yang jelas adalah klausa

pengandaian Bahasa Indonesia tidak memperhitungkan waktu pengucapan dalam

membuat klausa pengandaiannya. Seperti contoh berikut ini:

Saya akan membelikan kamu mobil baru jika saya dapat lotere 100 juta.

Kalimat pengandaian diatas ini diucapkan sama meskipun kalimat ini diucapkan

sekarang (present), masa depan (future), ataupun masa lalu (past).

Dalam bahasa Inggris kalimat diatas harus dilihat waktu dalam mengucapkannya.

Maka menjadi:

Page 16: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

1. I will buy a new car for you if I get 100 millions lottery (sekarang dan masa

depan, tetapi hal ini merupakan kejadian yang benar – benar terjadi).

2. I would buy a new car for you if I got a 100 millions lottery (kejadian yang

tidak terjadi pada saat kini dan masa akan datang, hanya angan – angan saja).

3. I would have bought a new car for you if I had got a 100 millions lottery. ( masa

lalu, kejadian ini adalah tidak benar terjadi di masa lalu).

Dengan contoh diatas terlihat bahwa terdapat perbedaan dalam menggunakan

klausa pengandaian dalam Bahasa Indonesia dan dalam Bahasa Inggris. Meskipun

terdapat perbedaan dalam penggunaan klausa pengandaian dalam Bahasa Indonesia

dan Bahasa Inggris, yaitu berhubungan dengan masalah waktu; dalam Bahasa

Indonesia, tidak mengenal adanya waktu pemakaian. Semuanya sama meskipun

digunakan dalam masa kini, masa depan, maupun masa lalu dan tidak terdapat

perubahan dalam kata kerjanya. Jika terjadi perubahan waktu maka kalimat

pengandaiannya akan ditambahkan kata keterangan waktu. Contoh kalimatnya:

1. Jikalau aku dapat lulus dari SMA tahun depan, aku akan melanjutkan

pelajaranku ke Fakultas Sastra.

Maka Bahasa Inggrisnya adalah:

If I graduate from senior high school next year, I will continue my study to

literature faculty.

Jika waktu pengucapannya diubah pada masa lalu maka terjadi perubahan pada

kalimatnya, menjadi:

2. Jikalau aku dapat lulus dari SMA tahun lalu, aku akan melanjutkan pelajaranku

ke Fakultas Sastra.

Maka Bahasa Inggrisnya adalah:

If I graduated from senior high school last year, I would continue my study to

literature faculty.

Page 17: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

Perubahan yang terjadi adalah perubahan kata kerja yaitu:

Lulus tahun depan : graduate

Lulus tahun lalu  : graduated

Perubahan yang kedua adalah adanya perubahan will (masa depan) menjadi would

(masa lalu).

Jadi, dalam analisis kontrastif klausa pengandaian Bahasa Indonesia dan Bahasa

Inggris terdapat persamaan dan perbedaannya. Persamaannya adalah terjadi

pengandaian syarat yaitu kata if dalam Bahasa Inggris dan jika dalam Bahasa

Indonesia. Sedangkan perbedaannya, ada tiga hal yaitu (a) kata khusus pengandaian

dalam Bahasa Indonesia bisa bervariasi yaitu jika, jikalau, bila, apabila dan

sebagainya; sedangkan dalam Bahasa Inggris hanya terdapat satu varian yaitu if saja.

Perbedaan yang kedua yaitu (b) masalah waktu pengucapan dari penutur sangat

berpengaruh dalam membentuk klausa pengandaian Bahasa Inggris sehingga terdapat

tiga tipe klausa pengandaian dalam Bahasa Inggris yang dikenal dengan tipe 1 (type 1

true in the present or future time), klausa tipe 2 (type 2 unreal in the present or

future), dan klausa tipe 3 (type 3 unreal in the past). Sedangkan di dalam klausa

pengandaian tidak memperhatikan waktu pengucapan. Yang terakhir adalah (c) dalam

Bahasa Inggris, dampak dari pengaruh waktu maka kata kerja atau predikat yang

digunakan akan mengalami perubahan; dimana hal ini tidak dikenal dalam klausa

pengandaian Bahasa Indonesia.

Page 18: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

BAB IV

SIMPULAN

Seperti dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris pun terdapat klausa

pengandaian. Klausa pengandaian ini digunakan untuk mengutarakan suatu kejadian

yang tidak terjadi dalam kenyataannya. Setelah dianalisis dan dicari padanan dan

perbandingannya dalam klausa pengandaian dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa

Inggris, penulis telah menemukan persamaan dan perbedaan yang ada. Baik

persamaan maupun perbedaannya dapat dilihat secara struktural maupun secara

pragmatis.

Secara struktural terdapat persamaan klausa pengandaian dalam Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris yaitu dengan adanya kata khusus yang digunakan dalam

klausa pengandaian ini, dalam Bahasa Indonesia menggunakan jika, seandainya,

seumpama, dan apabila, sedangkan dalam Bahasa Inggris menggunakan kata’if’

dalam membuat klausa pengandaian ini. Sedangkan perbedaannya adalah dalam

Bahasa Indonesia tidak mengenal perbedaan waktu pengucapan.  Klausa pengandaian

diatas ini diucapkan sama meskipun kalimat ini diucapkan sekarang (present), masa

depan (future), ataupun masa lalu (past). Dikarenakan perbedaan waktu maka kata

kerja yang digunakan dalam masing-masing tenses berbeda, sedangkan dalam bahasa

Indonesia tidak ada perbedaan kata kerja dan tidak ada tenses.

Page 19: Analisis Kontrastif Bahasa Uts

DAFTAR PUSTAKA

Azar, Betty Schrampfer. 1989. Understanding and Using English Grammar second edition. New Jersey: Prentice Hall Regents.

Chaer, Abdul. 1984. Penggunaan Preposisi dan Konjungsi dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: IKIP.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Halliday, Mak. 1970. The Linguistic Science and Language Teaching. Bloomington: Indiana University Press.

Halliday, Mak. 1994. An Introduction to Functional Grammar. Great Britain: Oxford University Press.

James, Carl. 1998. Errors in Language Learning and Use. England: Longman.

Keraf , Gorys.1991. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah.

KTSP 2006 Bahasa Inggris, Departemen Pendidikan Nasional 2006.

Lado, Robert .1964. Linguistic Across Culture. Michigan: University of Michigan Press.

http://riungsastra.wordpress.com/2010/09/23/klausa-dalam-bahasa-indonesia-dan-arab/www.wikipedia.comhttp://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0551_034401_chapter4.pdf