Makalah Mobilitas Sosial

16
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kamijuga berterima kasih kepada orang sekitar kami yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam setiap langkah yang penulis jalani. Kami mempersembahkan sebuah makalah yang membahas tentang Mobilitas Sosial, guna untuk memenuhi tugas sosiologi kami dan mempersingkat bab yang akan kami pelajari. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat diperbaiki dan dikembangkan lagi dikemudian hari. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. MOBILITAS SOSIAL 1

Transcript of Makalah Mobilitas Sosial

Page 1: Makalah Mobilitas Sosial

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kamijuga

berterima kasih kepada orang sekitar kami yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan dalam setiap langkah yang penulis jalani.

Kami mempersembahkan sebuah makalah yang membahas tentang Mobilitas

Sosial, guna untuk memenuhi tugas sosiologi kami dan mempersingkat bab yang akan

kami pelajari.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini

dapat diperbaiki dan dikembangkan lagi dikemudian hari. Penulis berharap agar

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Oktober 2011

Kelompok 9

Mobilitas SOSIAL 1

Page 2: Makalah Mobilitas Sosial

1. Mobilitas Sosial Berasal dari bahasa Latin mobilis yang artinya mudah dipindahkan, banyak gerak,

atau bergerak. Jadi, mobilitas sosial adalah gerak yang menghasilkan perpindahan yaitu perpindahan dari lapisan satu ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lain. Istilah mobilitas sosial diartikan pada perpindahan sosial, istilah gerak sosial atau gerakan sosial.

2. Jenis-Jenis Mobilitas 2.1 Mobilitas vertikal

Mobilitas vertikal adalah perpindahan individu atau objek sosial dari satu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Dibagi menjadi dua, yaitu

a. Mobilitas Vertikal NaikDibagi ke dalam dua bentuk:1. Masuknya individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan

lebih tinggi yang telah tersedia (ex: seorang bpati terpilih menjadi gubernur, seorang manager diangkat menjadi direksi)

2. Pembentukan kelompok baru yang ditempatkan pada derajat lebih tinggi dari kedudukan pembentuk kelompok tersebut(ex: dewan pengurus suatu organisasi yang dibentuk melalui rapat anggota.

Faktor yang menyebabkan adalah kemajuan industri, banyaknya peserta didik, komunikasi massa, urbanisasi, dan mobilitas geografis.

b. Mobilitas sosial vertical turunDibagi ke dalam dua bentuk:1. Perpindahan kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya

(ex: seorang hakim menjadi narapidana karena kasus penyuapan, DPR yang dipecat karena korupsi)

2. Turunnya derajat sekelompok individu berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.

Faktor penyebab : pendidikan yang tidak memadai, menikah terlalu muda, meningkatnya jumlah keluarga besar, dan dilahirkan dalam suatu keluarga yang sangat besar.

2.2 Mobilitas HorizontalMobilitas horizontal adalah peralihan individu atau objek-objek sosial dari

satu kelompok ke kelompok lain yang sederajat. (ex : guru SMK menjadi guru SMA, petani neralih profesi menjadi pedagang hasil pertanian).

Mobilitas SOSIAL 2

Page 3: Makalah Mobilitas Sosial

2.3 Mobilitas intragenerasi dan antargenerasiMobilitas intragenerasi adalah perpindahan dari satu lapisan atau kelompok

sosial ke lapisan atau kelompok sosial lainnya yang dialami seseorang dalam masa hidupnya (ex: guru biasa jadi kepsek, karyawan biasa menjadi manager perusahaan).

2.4 Mobilitas GeografisMobilitas geografis adalah perpindahan individu/ kelompok dari suatu daerah ke

daerah lain. Mobilitas geografis sering disebut juga perpindahan penduduk. Mobilitas penduduk dibedakan menjadi dua yaitu mobilitas penduduk permanen dan mobilitas penduduk nonpermanen.A. Mobilitas Penduduk Permanen

Mobilitas penduduk permanen disebut juga migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan menetap. Macam-macam migrasi internal (nasional) antara lain urbanisasi, ruralisasi, dan transmigrasi.1) Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan untuk

mencari kerja dan menetap di kota, serta untuk mendapat pendidikan yang tinggi. Sebagai contoh: banyak pemuda-pemuda di Sumatera yang pindah ke Jakarta dan kota-kota besar untuk mencari pekerjaan atau meneruskan pendidikan

2) Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota kembali ke desa. Sebagai contoh, penduduk kota yang tadinya berasal dari desa kembali ke desa setelah masa pensiun.

3) Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah/ pulau yang padat penduduknya ke daerah/ pulau lain yang masih jarang penduduknya. Sebagai contoh: penduduk pulau Jawa dan Bali yang sudah padat ke pulau Sumatera dan Kalimantan.Macam-macam migrasi internasional antara lain: imigrasi, emigrasi, remigrasi,

dan evakuasi internasional.1. Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari negara lain ke negara tertentu untuk

menetap, contoh tenaga ahli dari negara asing yang bekerja di Indonesia.2. Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari negaranya sendiri ke negara lain untuk

tinggal dan menetap di sana, contoh TKI yang bekerja di perusahaan elektronik di Jepang.

3. Remigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara kembali ke negara asal nya, contoh TKI illegal yang dipulangkan ke tanah air.

4. Evakuasi Internasional adalah pengungsian atau pemindahan penduduk dari daerah-daerah berbahaya, contoh: perang atau bencana alam.

B. Mobilitas non permanenMobilitas penduduk non permanen dibedakan menjadi ulang-alik dan sirkuler.

Mobilitas SOSIAL 3

Page 4: Makalah Mobilitas Sosial

1. Mobilitas ulang-alik merupakan perpindahan penduduk yang dilakukan dalam satu hari. Contoh: orang yang bekerja di luar kota

2. Mobilitas sirkuler merupakan perpindahan penduduk yang dilakukan secara musiman. Contoh: petani yang merantau kekota menjadi kuli.

3. Proses Terjadinya Mobilitas SosialMobilitas sosial terjadi ketika ada perpindahan posisi seseorang/ suatu kelompok

dari status sosial yang satu ke status sosial lainnya/ ketika terjadi perpindahan penduduk. Hal-hal yang mempengaruhi proses terjadinya mobilitas sosial:

3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial1. Perubahan kondisi sosial

Dalam hal ini terjadi perubahan di dalam/ di luar masyarakat itu sendiri, sehingga struktur kelas dan kasta dalam masyarakat dapat berubah. Sebagai contoh, kemajuan dalam bidang teknologi yang digunakan dalam perindustrian dapat membuka kemungkinan terjadinya mobilitas ke atas.

2. Ekspansi teritorial dan gerak pendudukPada ekspansi teritorial dan gerak penduduk terjadi tiga mobilitas sosial, yaitu mobilitas geografis (dari desa ke kota), mobilitas horizontal (dari profesi petani menjadi pedagang), dan mobilitas vertikal naik (dari orang miskin menjadi orang kaya).

3. Pembatasan komunikasiSituasi-situasi yang membatasi komunikasi di antara anggota strata sosial yang berbeda akan menghalangi pertukaran pengetahuan dan pengalaman diantara mereka, sehingga itu dapat menjadi penghalang terjadinya mobilitas sosial.

4. Pembagian kerjaJika dalam masyarakat terjadi spesialisasi kerja ketat, tingkat mobilitas sosial akan menjadi lemah, sehingga akan menyulitkan seseorang berpindah dari profesi yang satu ke profesi yang lain dan juga dapat memperlemah perpindahan strata yang satu ke strata yang lain.

5. Tingkat natalitas (kelahiran)Tingkat kelahiran yang tinggi dari kelas yang lebih rendah akan membatasi anggota-anggota keluarga meningkat secara sosial, karena rendahnya tingkat ekonomi mereka, sehingga mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya.

Mobilitas SOSIAL 4

Page 5: Makalah Mobilitas Sosial

3.2 Faktor-faktor yang Dikaitkan dengan Mobilitas Sosial1 Ukuran keluarga

Ada mitos yang mengatakan “ banyak anak banyak rezeki “, sehingga anak-anak yang berasal dari keluarga kecil (pada umumnyayang terdapat di perkotaan) mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mencapai mobilitas vertikal naik dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga berjumlah besar di pedesaan.

2. PendidikanTingkat pendidikan yang tinggi akan menempatkan seseorang pada posisi

yang menguntungkan ketika ia harus bersaing mendapatkan pekerjaan/ jabatan tertentu. Tingkat pendidikan biasanya dijadikan dasar untuk menentukan upah/ gaji.

4 Jenis kelamin dan nomor urut dalam keluargaMasyarakat kita masih memperlakukan anak laki-laki dan perempuan secara

berbeda. Namun akhir-akhir ini, fenomena itu pun mulai berubah para wanita mulai tampil ke depan dan mendapatkan kesempatan untuk meniti karier tanpa harus terganggu dengan tugas kewanitaan. Di sisi lain, kedudukan nomor dalam keluarga juga mempengaruhi peluang seseorang untuk mecapai mobilitas ke atas, misalnya anak yang menduduki urutan ditangah kurang diberi kesempatan untuk mencapai mobilitas vertikal.

5 PerkawinanUntuk meningkatkan status sosialnya, biasanya seseorang yang berasa; dari

kelas sosial rendah melakukan perkawinan dengan seseorang yang berasal dari kelas sosial lebih tinggi.

6 Penundaan kepuasanPenundaan kepuasan adalah penangguhan hasil langsung untuk di petik di

masa yang akan datang dengan jumlah hasil yang lebih besar, misalnya Rahmawati lebih memilih untuk meneruskan kuliah selulus SMA daripada langsung bekerja dengan tujuan agar bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

7 Ras dan kesukuanDalam hal ini, dapat terjadi diskriminasi terhadap anggota dan kelompok suku

bangsa tertentu, misalnya seorang pebisnis akan mengutamakan partner/ rekan bisnis dari ras/ suku yang sama guna memperoleh berbagai kemudahan.

8 Program pemerintahDalam hal ini, pemerintah telah menyediakan berbagai program yang

jumlahnya tidak sedikit untuk membantu orang yang berasal dari kelas bawah dan menengah untuk masuk lapisan sosial yang lebih tinggi, misalnya seorang mahasiswa mendapatkan beasiswa supersemar.

Mobilitas SOSIAL 5

Page 6: Makalah Mobilitas Sosial

3.3 Faktor-faktor Pendorong Mobilitas Sosial1. Status Sosial

Status sosial memiliki prestisenya sendiri-sendiri, misalnya: status sosial yang rendah tidak diberikan kebanggaan bagi pemiliknya, tetapi status sosial yang tinggi akan memberikan prestise yang tinggi pula. Tetapi, orang berusaha mencapai status yang lebih tinggi, karena pada umumnya status yang lebih tinggi lebih dipandang daripada status yang lebih rendah.

2. Keadaan EkonomiKeadaan ekonomi yang serba kurang (mengalami kemiskinan) menciptakan

penderitaan seseorang, sehingga banyak orang yang bangkit dari situasi tersebut, misalnya dengan cara pindah ke tempat lain yang lebih menguntungkan untuk melakukan usaha, mencari tanah yang subur untuk pertanian, mendapatkan tanah garapan yang luas untuk bertani, dan sebagainya.

3. Situasi PolitikMobilitas sosial dapat dipengaruhi oleh situasi politik di sebuah negara,

karena pada umumnya banyak orang yang menjadi imigran di negara lain karena tidak setuju dengan sistem politik yang berlaku di negaranya. Ini menunjukkan bahwa banyak orang yang berpindah dari dimensi satu ke dimensi yang lain. Sebagai contoh, sebuah negara kurang dihormati jika dilihat dari sistem politiknya, maka warga negaranya juga ikut merasakan itu, sehingga mereka berpikir lebih baik pindah ke tempat yang lebih dihormati.

4. Pertambahan PendudukPertambahan penduduk yang begitu cepat mengakibatkan semakin sempitnya

lahan pemukiman dan meningkatnya kemiskinan, sehingga ini mendorong sebagaian penduduk untuk meninggalkan tempat tinggalnya dan mencari daerah pemukiman baru.

5. Keinginan Melihat Daerah LainKeinginan melihat daerah lain, sering kali didorong oleh jiwa pengembara.

Jiwa demikian berkembang dengan subur, sehingga banyak terjadi mobilitas sosial. Misalnya, suku Minangkabau dan Batak. Kedua suku bangsa itu terdapat hampir di semua kota besar di Indonesia, karena pada umumnya mereka banyak tinggal di pedesaan, sehingga ada keinginan dari mereka untuk melihat daerah lain.

3.4 Faktor-faktor Penghambat Mobilitas Sosial1. Sistem masyarakat tertutup

Misalnya terjadi dalam sistem kasta masyarakat India dan sistem rasial Republik Afrika Selatan. Yang dimaksud dalam contoh itu adalah bahwa individu dalam masyarakat India yang menganut kasta, ia akan mewarisi kasta orangtuanya dan tidak dapat beralih ke kasta yang lebih tinggi, sedangkan sistem rasial yang pernah dipraktikkan di Republik Afrika Selatan dilakukan untuk mencapai kelas sosial yang tinggi.

Mobilitas SOSIAL 6

Page 7: Makalah Mobilitas Sosial

2. DiskriminasiAdalah pembedaan perlakuan terhadap sesama warga Negara, misalnya:a. Pembatasan keanggotaan dari organisasi.b. Sempitnya peluang berkarir bagi mereka yang dianggap terlibat dengan partai

terlarang.c. Adanya perlakuan khusus para birokrat terhadap orang-orang tertentu yang

mempunyai pengaruh/ kekuasaan.3. Pengaruh sosialisasi yang sangat kuat

Sosialisasi yang sangat kuat akan menciptakan pola perilaku yang tertanam dan sulit diubah, misalnya anak-anak dari kelas menengah diajar dan dilatih untuk menyesuaikan diri dengan kelasnya dalam peranan, harapan, nilai, dan norma-norma yang ada dalam kelas mereka, sehingga meskipun orang secara ekonomis telah masuk dalam kelas sosial yang lebih tinggi, perilaku sosial mereka belum tentu bisa berubah.

4. KemiskinanKemiskinan membatasi orang untuk berkembang dan menggapai

kesejahteraan sosial yang lebih tinggi. Keterbatasannya, seperti keterbatasan modal, keterbatasan keahlian, keterbatasan kesempatan, dan lain-lain. Oleh karena itu, mereka masih mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya, karena hasil pendapatan yang diperoleh hanya cukup memenuhi kebutuhan untuk satu hari.

5. Perbedaan jenis kelaminDalam hal ini, terjadi perbedaan kedudukan antara pria dan wanita.

Kebanyakan masyarakat lebih memandang pria lebih tinggi dan lebih mudah menduduki posisi tertentu dibandingkan wanita, sehingga ini dapat menghambat terjadinya mobilitas vertikal naik pada wanita.

3.5 Cara-cara Naik ke Strata Sosial yang Lebih Tinggi1. Perubahan standar hidup

Melalui perubahan standar hidup, seseorang dapat meningkatkan status sosialnya dan naik ke strata sosial yang lebih tinggi, misalnya: seseorang yang tidak pernah bermain golf, ia membiasakan dirinya untuk bermain golf, karena golf merupakan jenis olahraga yang identik dengan kelas atas.

2. Perubahan tempat tinggalDalam hal ini, seseorang meningkatkan status sosialnya dengan cara

berpindah tempat tinggal, misalnya ada seseorang yang tadinya tinggal di kawasan kumuh berpindah rumah ke lingkungan tempat tinggal yang lebih elit.

3. Perubahan tingkah lakuDalam hal ini, seseorang meningkatkan status sosialnya dengan cara berusaha

mempraktikkan bentuk-bentuk tingkah laku dan sifat yang terdapat pada orang-orang golongan kelas tinggi, misalnya cara berpakaian, kebiasaan, ucapan, dan kegemaran-kegemaran lainnya.

Mobilitas SOSIAL 7

Page 8: Makalah Mobilitas Sosial

4. Mengubah namaPada umumnya banyak orang yang malu dengan namanya sendiri, khususnya

orang-orang pada golongan kelas bawah, karena mereka terlalu termakan dengan omongan orang lain yang mungkin sering mengejek namanya. Oleh karena itu, mereka mengubah nama mereka untuk menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.

5. PerkawinanDalam hal perkawinan ini, umumnya seorang yang berasal dari status sosial

rendah melakukan perkawinan dengan orang yang berasal dari status sosial yang lebih tinggi dengan tujuan untuk menaikkan status sosialnya.

6. Bergabung dengan organisasi tertentuSeseorang dapat meningkatkan status sosialnya dengan menggaitkan dirinya

pada organisasi tertentu yang mempunyai status sosial yang lebih tinggi.

3.6 Saluran Mobilitas Sosial Vertikal1. Angkatan bersenjata

Seorang prajurit (militer) yang berpangkat rendah, tidak menutup kemungkinan untuk menaikkan pangkatnya ke jenjang yang lebih tinggi, karena mereka dianggap telah berjasa kepada negara yang dibelanya.

2. Lembaga keagamaanDalam lembaga keagamaan, para pemuka agama biasanya menempati

kedudukan sosial tinggi dalam masyarakat, tetapi belum tentu mereka berasal dari keluarga yang berkedudukan sosial tinggi. Mereja masuk dalam status sosial yang tinggi karena peranannya dalam kelompok agama.

3. Lembaga pendidikanKarena pendidikan, kedudukan sosial seseorang dapat bergerak dari

kedudukan yang paling rendah ke kedudukan yang paling tinggi. Misalnya, anak buruh dapat melanjutkan pendidikan tinggi karena mendapat beasiswa, sehingga setelah ia lulus ia dapat mencari pekerjaan yang bisa mengangkatnya pada kedudukan sosial lebih tinggi.

4. Organisasi politikPartai politik (Parpol) dapat memberi peluang besar bagi para anggotanya

untuk menempati kedudukan sosial yang tinggi. Sebagai contoh, seorang anggota partai politik yang menonjol, karier politiknya dapat naik dengan cepat.

5. Organisasi ekonomiOrang-orang kaya akan menduduki lapisan sosial atas, sebaliknya orang-

orang miskin akan menduduki lapisan sosial bawah. Oleh karena itu, organisasi ekonomi seperti BUMN, Persero, dan PT dapat menjadi saluran untuk mobilitas vertikal naik.

Mobilitas SOSIAL 8

Page 9: Makalah Mobilitas Sosial

6. Organisasi keahlianBanyak sarjana membentuk wadah/ perhimpunan untuk menampung mereka

yang memiliki keahlian tertentu, misalnya PII (Persatuan Insinyur Indonesia), IDI (Ikatan Dokter Indonesia), ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), dll.

7. Saluran lainnyaMasih banyak lagi saluran yang dapat menjadi saluran untuk mobilitas

vertikal naik, misalnya perkawinan.

4 Dampak Mobilitas Sosial4.1 Dampak Mobilitas Vertikal

Menurut David Papence (1983), mobilitas vertical menurun dapat menyebabkan stres dan gangguan mental yang serius. Hasil penelitian warren breed mencatat bahwa tingkat bunuh diri yang dilalukan oleh orang yang mengalami mobilitas vertikal turun dibandingkan mereka yang mengalami mobilitas vertikal naik. Mobilitas vertikal naik menyebabkan stres dan gangguan mental, serta efek-efek yang tidak diinginkan lainnya. Menurut Kessin (1971), orang yang sangat “ mobil ”, yaitu mereka yang mengalami mobilitas vertikal naik melewati dua level strata/ lebih,menunjukan tingkat kecemasan lebih tinggi daripada mereka yang meningkat secara perlahan.

Peter blau (1967) menyimpulkan bahwa orang-orang yang mengalami mobilitas vertikal naik/ turun menghadapi masalah dalam berelasi dengan orang lain masyarakat tertutup ternyata mempunyai masalah sosial yang lebih berat. Status sosial dalam masyakarat sosial tertutup biasanya diperoleh dari keturunan. Ayah dan ibu dengan bakat yang luar biasa mungkin memiliki keturunan dengan bakat yang biasa-biasa saja/ tidak memiliki bakat sama sekali, sebagai contoh raja dengan kemampuan yang luar biasa bisa membawa kerajaan ke masa kejayaan, tetapi keturunannya yang menggantikan posisinya belum tentu memliki kemampuan yang sama, akibatnya kerajaan itu mengalami kemunduran lalu hilang digantikan oleh kerajaan lain.

Karena itu, pada masyarakat maju selalu terbuka jalan untuk pengambilalihan posisi penting dari mereka yang lahir dalam kelas sosial atas, namun tanpa kemampuan memadai, lalu diambil alih oleh individu-individu yang cakap dari kelas sosial yang lebih rendah. Masyarakat tertutup tidak memiliki kesempatan seperti ini, mereka lebih cenderung sewenang-wenang memperlakukan sumber daya manusia.

4.2 Dampak mobilitas geografisMobilitas penduduk/ geografis membawa dampak bagi daerah baru tempat

penduduk tersebut bermukim dan bagi daerah asalnya. Urbanisasi besar-besaran, terutama ke kota-kota besar, dapat menimbulkan beragam masalah sosial. Tingkat urbanisasi yang tinggi membawa masalah kependudukan, baik bagi daerah asal/ daerah tujuan. Di kota-kota yang menjadi tujuan urbanisasi terjadi ledakan jumlah penduduk, yang dapat menimbulkan masalah kemiskinan, permukiman kumuh, kesehatan, keamanan, tata kota yang semrawut, kebersihan, dan lain-lain. Sementara itu, daerah

Mobilitas SOSIAL 9

Page 10: Makalah Mobilitas Sosial

asal bisa saja kekurangan sumber daya manusia untuk mengelola sumber daya alamnya. Proses transmigrasi dalam banyak hal memang telah berjasil mengatasi masalah konsentrasi kepadatan penduduk, masalah pengangguran, dan perbaikan kesejaheraan, namun di beberapa tempat timbul masalah yang berkaitan dengan hubungan antara pendatang dan penduduk setempat yang akan menimbulkan konflik antara penduduk pendatang dan penduduk setempat.

Orang kaya, misalnya. Mereka termasuk lapisan sosial atas, namun tiba-tiba bangkrut dan jatuh miskin, sehingga mereka takut dengan status sosialnya yang baru yaitu sebagai anggota kelas sosial bawah, karena mereka harus beradaptasi dengan gaya hidup kelas sosial bawah. Setelah terbiasa dengan gaya hidup kelas sosial yang baru, orang-orang yang beralih kelas sosial (mengalami mobilitas sosial) mulai merasa aman dan berakhir konflik bantinnya. Bersamaan dengan pembiasaan itu ia mulai membangun pola-pola relasi baru untuk mengakhiri beragam konflik dengan pihak lain akibat mobilitas yang dialami.

Konflik-konflik dengan pihak-pihak lain, baik itu konflik antar indivdu, konflik antar kelompok, konflik antarkelas, maupun konflik antargenerasi bisa mereda bila pihak-pihak yang berkonflik menyesuaikan diri pada suatu keadaan yang memungkinkannya bekerja sama. Penyesuaian ini dinamakan akomodasi. Akomodasi adalah usaha manusia untuk meredakan suatu pertikian atau konflik dalam rangka mencapai kestabilan. Pihak yang berkonflik saling menyesuaikan diri, sehingga tercipta kerja sama.

Mobilitas SOSIAL 10