BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk...

56
1 BAB I PENDAHULUAN Standar Kompetensi : Memahami pengertian mobilitas sosial, cara untuk melakukan mobilitas sosial, faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial, faktor-faktor pendorong mobilitas sosial , faktor penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, dan memahami dampak mobilitas sosial. A. PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL Mobilitas sosial disebut juga Gerak Sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosialmasyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial. Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

Standar Kompetensi :

Memahami pengertian mobilitas sosial, cara untuk melakukan mobilitas sosial, faktor

yang mempengaruhi mobilitas sosial, faktor-faktor pendorong mobilitas sosial, faktor

penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial,

dan memahami dampak mobilitas sosial.

A. PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL

Mobilitas sosial disebut juga Gerak Sosial adalah perubahan, pergeseran,

peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang

pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang

pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin

mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang

berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses

perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok

orang dalam struktur sosialmasyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas

sosial.

Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka

yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan

memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka.

Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka

tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang

lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan

terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial

tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih

memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya

tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

2

Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta.

Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang

paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak

mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan

atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan

demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.

B. CARA UNTUK MELAKUKAN MOBILITAS SOSIAL

Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah

sebagai berikut :

1. Perubahan standar hidup

Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan

mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi

peningkatan status.

Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya

diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya

naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak

merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup

sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.

2. Perkawinan

Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan

melalui perkawinan.

Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah

dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya.

Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut.

3. Perubahan tempat tinggal

Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari

tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru atau dengan cara

merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan

mewah.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

3

Contoh: seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut secara

otomatis sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya

gerak sosial ke atas.

4. Perubahan tingkah laku

Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status

sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih

tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi

juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk

mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.

Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari

golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus.

Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-

istilah asing.

5. Perubahan nama

Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial

tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang

menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.

Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status

sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya.

Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah

sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden".

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS SOSIAL

Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

1. Perubahan kondisi social

Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya

perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya,

kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas.

Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

2. Ekspansi teritorial dan gerak populasi

Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti

fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan

kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

4

3. Komunikasi yang bebas

Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam

memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran

pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi

mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea

efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan

merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

4. Pembagian kerja

Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat

pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat

dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang

bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan

nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya

untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.

5. Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang Berbeda

Kelompok masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah

cenderung memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, masyarakat

kelas sosial yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan

angka kelahiran. Pada saat itu, orang-orang dari tingkat ekonomi dan

pendidikan yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak

bereproduksi dan memperbaiki kualitas keturunan. Dalam situasi itu,

mobilitas sosial dapat terjadi.

6. Kemudahan dalam akses pendidikan

Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk

melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat

menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan

yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus,

kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

5

D. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOBILITAS SOSIAL

Beberapa faktor pendorong mobilitas sosial, yaitu:

1. Faktor Struktural, adalah jumlah relatif posisi yang harus diisi

2. Faktor Sosial, setiap manusia dilahirkan dalam latar belakang status yang

berbeda. Tatkala seseorang atau kelompok tidak puas dengan posisi status

sekarang maka mereka akan mencari status yang diinginkan.

3. Keadaan Ekonomi, tiap-tiap individu berbeda-beda, tetapi masing-masing

individu bersaing untuk mencari kondisi ekonomi yang lebih baik.

4. Situasi Politik, berpotensi menyebabkan mobilitas sosial suatu masyarakat,

misalnya terjadi situasi politik yang tidak menentu mengakibatkan rawan

keamanan maka akan sangat mungkin terjadi mobilisasi ke daerah yang

lebih aman.

5. Kependudukan (Demografi), biasanya terkait dengan pertambahan jumlah

penduduk. Jika mengalami pertumbuhan penduduk maka akan sangat

mungkin terjadi mobilitas sosial.

6. Keinginan (seseorang atau kelompok) melihat daerah lain, akan

mendorong untuk melangsungkan mobilitas sosial.

E. FAKTOR PENGHAMBAT MOBILITAS SOSIAL

Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-

faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :

1. Perbedaan kelas rasial

Seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih

berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam

untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem

ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela,

seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan.

2. Agama

Seperti yang terjadi di India yang menggunakan sistem kasta.

3. Diskriminasi Kelas

Dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini

terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan

berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

6

mendapatkannya. Contoh: jumlah anggota DPR yag dibatasi hanya 500

orang, sehingga hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk

menaikan status sosialnya menjadi anggota DPR.

4. Kemiskinan

Dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan

mencapai suatu sosial tertentu. Contoh: "A" memutuskan untuk tidak

melanjutkan sekolahnya karena kedua orangtuanya tidak bisa membiayai,

sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.

5. Perbedaan jenis kelamin

Dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status

sosial, dan kesempatan-kesenmpatan untuk meningkatkan status sosialya.

F. BENTUK MOBILITAS SOSIAL

� Berdasarkan Tipe

1. Mobilitas sosial horizontal

Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek

sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang

sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang

dalam mobilitas sosialnya. Contoh: Pak Amir seorang warga

negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya

dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak

Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang

dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.

2. Mobilitas sosial vertical

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek

sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak

sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi

menjadi dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas

sosial vertikal ke bawah (social sinking).

a. Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing)

Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk

yang utama.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

7

1) Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.

Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah

ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan

tersebut telah ada sebelumnya. Contoh: A adalah seorang guru

sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia

diangkat menjadi kepala sekolah.

2) Membentuk kelompok baru.

Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk

meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri

menjadi ketua organisasi. Contoh: Pembentukan organisasi baru

memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi

baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.

b. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)

Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama.

1) Turunnya kedudukan.

Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih

rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan

tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.

2) Turunnya derajat kelompok.

Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa

disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Contoh: Juventus

terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.

3. Mobilitas Sosial Lateral

Mobilitas sosial lateral disebut juga mobilitas geografis, yang mangacu

pada perpindahan orang-orang dari unit wilayah satu ke unit wilayah yang

lain, atau perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah

lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.

� Berdasarkan Ruang Lingkup

1. Mobilitas antargenerasi

Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau

lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan

seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

8

naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada

perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status

sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah

seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga

sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang

pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal

antargenerasi.

2. Mobilitas intragenerasi

Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam satu generasi. Contoh: Pak Darjo awalnya

adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan

mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri

yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang

anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan

Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak.

Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat

mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha.

Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial

antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas

intragenerasi.

G. SALURAN-SALURAN MOBILITAS SOSIAL

1) Angkatan bersenjata

Angkatan bersenjata merupakan salah satu saluran mobilitas sosial. Angkatan

bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan untuk saluran

mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat.

Misalnya, seorang prajurit yang berjasa pada negara karena menyelamatkan

negara dari pemberontakan, ia akan mendapatkan penghargaan

dari masyarakat. Dia mungkin dapat diberikan pangkat atau kedudukan yang

lebih tinggi, walaupun berasal dari golongan masyarakat rendah.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

9

2) Lembaga-lembaga keagamaan

Lembaga-lembaga keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang,

misalnya yang berjasa dalam perkembangan Agama seperti ustad, pendeta,

biksu dan lain lain.

3) Lembaga pendidikan

Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang

konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social

elevator(perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan

yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang

untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari

keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus

ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk

berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara

otomatis telah meningkatkan status sosialnya.

4) Organisasi politik

Seperti angkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya

yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang lebih tinggi,

sehingga status sosialnya meningkat.

5) Organisasi ekonomi

Organisasi ekonomi (seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lain-lain) dapat

meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Semakin besar prestasinya, maka

semakin besar jabatannya. Karena jabatannya tinggi akibatnya pendapatannya

bertambah. Karena pendapatannya bertambah akibatnya kekayaannya

bertambah. Dan karena kekayaannya bertambah akibatnya status sosialnya di

masyarakat meningkat.

6) Organisasi keahlian

Orang yang rajin menulis dan menyumbangkan pengetahuan/keahliannya

kepada kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada

pengguna biasa.

7) Perkawinan

Sebuah perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah

dengan orang yang memiliki status terpandang akan dihormati karena

pengaruh pasangannya.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

10

H. DAMPAK MOBILITAS SOSIAL

Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi

tertentu terhadap struktur sosial masyarakat. Konsekuensi-konsekuensi itu kemudian

mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berbentuk konflik. Ada berbagai

macam konflik yang bisa muncul dalam masyarakat sebagai akibat terjadinya

mobilitas.

a. Dampak Negatif

1) Konflik antarkelas

Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran

seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-

lapisan tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan

antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial

maka akan muncul konflik antarkelas. Contoh: demonstrasi buruh yang

menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh

dengan pengusaha.

2) Konflik antarkelompok social

Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam.

Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku,

dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain

atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik. Contoh: tawuran pelajar.

3) Konflik antargenerasi

Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan

nilai-nilai lama dan generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan.

Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di

Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.

4) Penyesuaian kembali (akomodasi)

Setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan lawan.

Bagi pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu lebih

banyak merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali

yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian kembali

yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai.

Penyesuaian semacam ini disebut Akomodasi.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

11

b. Dampak Positif

1) Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk

maju

Karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini

mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik

ke strata atas. Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat

agar mendapatkan kekayaan dimasa depan.

2) Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat

Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial

masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang

mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.

Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya

yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan

dalam bidang pendidikan.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

12

BAB II

STRUKTUR SOSIAL

Standar Kompetensi :

Memahami pengertian struktur sosial, unsur-unsur struktur sosial, fungsi struktur

sosial, ciri-ciri struktur sosial, elemen dasar struktur sosial, dan memahami faktor-

faktor pembentuk ketidaksamaan sosial

A. PENGERTIAN STRUKTUR SOSIAL

Dalam suatu struktur sosial terdapat unsur-unsur yang saling bergantung dan

berkaitan satu sama lain untuk membentuk suatu keseluruhan. Struktur sosial berjalan

dengan lancar apabila jalinan di antara unsur-unsur tersebut tidak mengalami

goncangan-goncangan. Di Sekolahmu terdapat OSIS bukan? Dalam kepengurusan

OSIS, kamu dapat menjumpai ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, serta seksi-

seksi. Kepengurusan OSIS itu merupakan salah satu bentuk sederhana adanya struktur

sosial di dalam masyarakat.

Berdasarkan contoh tersebut, dapatkah kamu mendeskripsikan apakah struktur

sosial itu? Struktur selalu merujuk pada unsur-unsur yang bersifat kurang lebih tetap

atau mantap. Kalau kita umpamakan dengan sebuah bangunan rumah, maka

dindingdinding rumah itu merupakan strukturnya. Dalam pengertian ini, struktur sosial

diartikan sebagai pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.

Istilah struktur juga dapat diterapkan pada interaksi sosial. Jadi, struktur sosial dapat

diartikan sebagai jalinan unsur-unsur sosial yang pokok. Struktur social mencakup

sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu

dengan kelompoknya.

Struktur merujuk pada pola interaksi tertentu yang kurang lebih tetap dan mantap,

yang terdiri dari jaringan relasi-relasi sosial hierarkis dan pembagian kerja, serta

dilandasi oleh kaidahkaidah, peraturan-peraturan, dan nilai-nilai sosial budaya. Setiap

manusia terkait dengan struktur masyarakat di mana ia menjadi anggotanya. Artinya,

setiap orang termasuk ke dalam satu atau lebih kelompok, kebudayaan, lembaga sosial,

pelapisan sosial, kekuasaan, dan wewenang yang terdapat di dalam masyarakat.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

13

Hal ini terjadi karena manusia mempunyai beragam kebutuhan yang terdiri dari

kebutuhan ekonomi, politik, hukum, sosial, dan lain-lain, serta pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan itu pun juga beragam. Untuk memenuhinya, manusia memerlukan interaksi

sosial dengan pihak lain atau lembaga yang menyediakannya. Interaksi sosial

merupakan salah satu wujud dari sifat manusia yang hidup bermasyarakat. Sebagai

anggota masyarakat, manusia tertata dalam struktur sosial atau jaringan unsur-unsur

sosial yang ada dalam masyarakat. Unsur-unsur itu mencakup kelompok sosial,

kebudayaan, lembaga sosial, pelapisan sosial, kekuasaan, dan wewenang. Kemudian,

unsurunsur tadi berhubungan dengan berbagai segi kehidupan, seperti ekonomi,

politik, hukum, sosial dan lain-lain, serta saling memengaruhi. Misalnya, segi ekonomi

selalu berhubungan dengan politik, segi politik selalu berhubungan dengan hukum, dan

seterusnya. Agar lebih jelas dapat diperhatikan bagan berikut ini :

Dalam bagan tersebut dapat diketahui bahwa unsure-unsur utama dari struktur

sosial adalah nilai dan norma sosial, status atau kelas sosial, kelompok sosial, dan

lembaga sosial.

1. Struktur sosial dan peluang hidup (life chance)

Struktur sosial Identik dengan struktur peluang hidup (life chance), semakin

tinggi posisi dalam struktur sosial, semakin baik peluang hidupnya.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

14

2. Struktur sosial dan fakta sosial

Struktur sosial merupakan fakta sosial, yaitu cara bertindak, berfikir, dan

berperasaan yang berada diluar individu tetapi mengikat. Sehingga, kelas sosial

tertentu identik dengan cara hidup tertentu. Kelas sosial bukanlah sekedar

kumpulan dari orang-orang yang pendidikan atau penghasilannya relative

sama, tetapi lebih merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki cara atau

gaya hidup yang relative sama.

Jawablah: (1) mengapa musik dangdut sering diidentikan dengan musiknya

kelas bawah, sementara music klasik atau jazz diidentikkan dengan kelas atas?

(2) mengapa orang-orang kelas atas diidentikkan dengan orang-orang berdasi

dan bersepatu? (3) Mengapa kelas sosial tertentu juga identik dengan merk

mobil, merk sepatu, merek parfum, merek baju tertentu, juga aktivitas mengisi

waktu luang dan olahraga tertentu?

3. Paramater struktur sosial.

Terdapat dua macam parameter yang dapat digunaan untuk menganalisis

struktur sosial, yaitu (1) Parameter Graduated/berjenjang, meliputi antara lain:

kekuasaan, keturunan/kasta, tingkat pendidikan, kekayaan, usia, dst., dan (2)

paramater Nominal/tidak berjenjang, meliputi antara lain: sukubangsa, ras,

golongan/kelompok, jenis kelamin, agama, dan seterusnya. Konfigurasi

struktur sosial berdasarkan parameter graduated disebut stratifikasi sosial

(diferensiasi rank/tingkatan). Konfigurasi struktur sosial berdasarkan parameter

nominal disebut diferensiasi sosial (diferensiasi fungsi, dan custom/adat).

Perpindahan posisi individu atau kelompok dalam struktur sosial disebut

mobilitas sosial.

Untuk memahami lebih jauh mengenai apa itu struktur sosial, mari kita pelajari

bersama pengertian struktur social menurut pendapat para ahli sosiologi berikut ini.

a. George C. Homan

Mengaitkan struktur sosial dengan perilaku elementer (mendasar) dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Talcott Parsons

Berpendapat bahwa struktur sosial adalah keterkaitan antarmanusia.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

15

c. Coleman

Melihat struktur sosial sebagai sebuah pola hubungan antarmanusia dan

antarkelompok manusia.

d. Kornblum

Menekankan konsep struktur sosial pada pola perilaku individu dan kelompok,

yaitu pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antarindividu

dan antarkelompok dalam masyarakat.

e. Soerjono Soekanto

Melihat struktur sosial sebagai sebuah hubungan timbal balik antara posisi-

posisi sosial dan antara peranan-peranan

f. Abdul Syani

Melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan

masyarakat. Tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan jaringan

dari unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kelompok sosial, kebudayaan,

lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang.

g. Gerhard Lenski

Mengatakan bahwa struktur sosial masyarakat diarahkan oleh kecenderungan

panjang yang menandai sejarah.

B. UNSUR-UNSUR STRUKTUR SOSIAL

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dalam suatu masyarakat yang

tertata dalam suatu struktur yang cenderung bersifat tetap. Tatanan sosial dalam

kehidupan masyarakat itu diharapkan dapat berfungsi dengan baik, sehingga akan

tercipta suatu keteraturan, ketertiban, dan kedamaian dalam hidup bermasyarakat.

Untuk mewujudkannya diperlukan adanya unsur-unsur tertentu.

Apa saja unsur yang terdapat dalam suatu struktur social dalam masyarakat?

Menurut Charles P. Loomis, struktur social tersusun atas sepuluh unsur penting

berikut ini.

b. Adanya pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki oleh para anggota

masyarakat yang berfungsi sebagai alat analisis dari anggota masyarakat.

c. Adanya perasaan solidaritas dari anggota-anggota masyarakat

d. Adanya tujuan dan cita-cita yang sama dari warga masyarakat.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

16

e. Adanya nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dijadikan sebagai patokan dan

pedoman bagi anggota masyarakat dalam bertingkah laku.

f. Adanya kedudukan dan peranan sosial yang mengarahkan pola-pola tindakan

atau perilaku warga masyarakat.

g. Adanya kekuasaan, berupa kemampuan memerintah dari anggota masyarakat

yang memegang kekuasaan, sehingga sistem sosial dapat berlanjut.

h. Adanya tingkatan dalam sistem sosial yang ditentukan oleh status dan peranan

anggota masyarakat.

i. Adanya sistem sanksi yang berisikan ganjaran dan hukuman dalam sistem

sosial, sehingga norma tetap terpelihara.

j. Adanya sarana atau alat-alat perlengkapan sistem sosial, seperti pranata sosial

dan lembaga.

k. Adanya sistem ketegangan, konflik, dan penyimpangan yang menyertai adanya

perbedaan kemampuan dan persepsi warga masyarakat.

C. FUNGSI STRUKTUR SOSIAL

Dalam sebuah struktur sosial, umumnya terdapat perilakuperilaku sosial yang

cenderung tetap dan teratur, sehingga dapat dilihat sebagai pembatas terhadap

perilaku-perilaku individu atau kelompok. Individu atau kelompok cenderung

menyesuaikan perilakunya dengan keteraturan kelompok atau masyarakatnya. Seperti

dikatakan di atas, bahwa struktur social merujuk pada suatu pola yang teratur dalam

interaksi sosial, maka fungsi pokok dari struktur sosial adalah menciptakan sebuah

keteraturan sosial yang ingin dicapai oleh suatu kelompok masyarakat.

Sementara itu, Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi

sebagai berikut.

a. Pengawas sosial, yaitu sebagai penekan kemungkinankemungkinan

pelanggaran terhadap norma, nilai, dan peraturan kelompok atau masyarakat.

Misalnya pembentukan lembaga pengadilan, kepolisian, lembaga adat, lembaga

pendidikan, lembaga agama, dan lain-lain.

b. Dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial kelompok atau masyarakat

karena struktur sosial berasal dari kelompok atau masyarakat itu sendiri. Dalam

proses tersebut, individu atau kelompok akan mendapat pengetahuan dan

kesadaran tentang sikap, kebiasaan, dan kepercayaan kelompok

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

17

ataumasyarakatnya. Individu mengetahui dan memahami perbuatan apa yang

dianjurkan oleh kelompoknya dan perbuatan apa yang dilarang oleh

kelompoknya.

D. CIRI-CIRI STRUKTUR SOSIAL

Segala sesuatu pasti memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan

sesuatu yang lain. Misalnya masyarakat desa mempunyai ciri-ciri tersendiri, seperti

bersifat gotong royong, mengutamakan kebersamaan, tidak ada spesialisasi dalam

pembagian kerja, dan lain-lain yang membedakan dengan masyarakat perkotaan yang

cenderung individualistis dan adanya pembagian pekerjaan sesuai dengan keahlian.

Begitupun juga dalam struktur sosial.

Abdul Syani menyebutkan bahwa ada beberapa cirri struktur sosial, di antaranya

adalah sebagai berikut :

a. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan social yang dapat

memberikan bentuk dasar pada masyarakat dan memberikan batas-batas pada

aksi-aksi yang kemungkinan besar dilakukan secara organisatoris.

b. Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial di antara individu-individu

pada saat tertentu. Artinya segala Bentuk pola interaksi sosial dalam

masyarakat telah tercakup dalam suatu struktur sosial.

c. Struktur sosial merupakan seluruh kebudayaan masyarakat. Artinya semua

karya, cipta, dan rasa manusia sebagai anggota masyarakat merupakan aspek

dari struktur sosial. Misalnya komputer, alat-alat pertanian modern, mobil,

pesawat, kesenian, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.

d. Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis, sehingga dapat

dilihat sebagai kerangka tatanan dari berbagai bagian tubuh yang membentuk

struktur. Misalnya dalam sebuah organisasi terdapat ketua, wakil ketua,

sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi yang kesemuanya membentuk suatu

struktur.

e. Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat

yang mengandung dua pengertian, yaitu sebagai berikut.

1) Pertama, di dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris

dalam proses perubahan dan perkembangan.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

18

2) Kedua, dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat

tahap perhentian, di mana terjadi stabilitas, keteraturan, dan integrasi

sosial yang berkesinambungan sebelum kemudian terancam oleh proses

ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat.

E. ELEMEN DASAR STRUKTUR SOSIAL

Pada dasarnya, struktur sosial memiliki empat komponen atau elemen dasar, yaitu

status sosial, peranan, kelompok, dan institusi.

a. Status Sosial

Masyarakat terdiri dari individu-individu di mana antara satu dengan yang

lainnya saling berhubungan secara timbal balik dalam rangka memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya. Dalam melakukan hubungan timbal balik itu, status

atau kedudukan seseorang memegang peranan yang sangat penting sehubungan

dengan tindakan yang harus dilakukannya. Status sosial adalah tempat

seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang

lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, serta hak dan kewajiban-

kewajibannya. Selain itu dapat juga diartikan sebagai tempat seseorang dalam

suatu pola tertentu. Menurut Talcott Parsons, ada lima kriteria untuk

menentukan status sosial seseorang dalam masyarakat, yaitu kelahiran, mutu

pribadi, prestasi, pemilikan atau kekayaan, dan otoritas atau kekuasaan.

1) Kelahiran

Kelahiran menentukan status sosial seseorang dalam masyarakat. Orang

yang dilahirkan dalam keluarga kaya seperti pengusaha atau bangsawan,

maka secara otomatis akan menempati status yang tinggi dalam

masyarakat. Sebaliknya, orang yang dilahirkan dalam keluarga tidak

mampu atau miskin, maka akan menempati status yang rendah.

2) Mutu Pribadi

Mutu pribadi berhubungan dengan kualitas yang dimiliki oleh seseorang.

Pada hakikatnya hal itu berkaitan atau disesuaikan dengan norma-norma

atau kebiasaankebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Orang akan

menduduki status sosial yang tinggi apabila memiliki kriteria di antaranya

adalah jujur, cerdas, pandai, bijaksana, rendah hati, taat pada perintah

agama, dan lainlain. Sedangkan orang yang menempati status social rendah

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

19

adalah orang-orang yang memiliki kriteria, di antaranya suka berbohong,

suka mencuri, sering atau pernah melakukan tindak kejahatan, dan lain-

lain.

3) Prestasi

Orang yang bisa mencapai atau memeroleh sesuatu yang paling baik yang

diharapkan oleh banyak orang setelah melakukan usaha-usaha tertentu

biasanya disebut orang yang berprestasi. Misalnya seorang siswa yang

berhasil mencapai juara umum di sekolahnya. Prestasi yang dimiliki oleh

seseorang menentukan kedudukan atau statusnya di masyarakat. Orang

yang berprestasi baik akan menempatkan seseorang pada kedudukan atau

status yang tinggi, sedangkan orang yang tidak berprestasi akan menduduki

status yang rendah dalam masyarakat.

4) Pemilikan atau Kekayaan

Pemilikan atau kekayaan menunjukkan banyaknya materi yang dimiliki

oleh seseorang. Orang yang memiliki cukup banyak materi atau disebut

sebagai orang kaya akan menduduki status yang tinggi dalam masyarakat.

Sebaliknya orang yang hanya sedikit memiliki kekayaan materi bahkan

tidak memiliki sedikitpun akan menempati status yang rendah, bahkan

keberadaanya tidak diakui dalam masyarakat.

5) Otoritas atau Kekuasaan

Kekuasaan seseorang dalam suatu masyarakat berhubungan dengan

besarnya pengaruh orang tersebut terhadap orang-orang yang ada di

sekitarnya. Orang yang memiliki kekuasaan umumnya akan disegani,

dihormati, serta apa yang dikatakan atau dilakukannya cenderung diikut

oleh orang lain. Dalam masyarakat, orang yang mempunyai kekuasaan,

seperti kepala desa menempati kedudukan atau status yang tinggi,

sedangkan orang yang tidak mempunyai kekuasaan, seperti buruh tani akan

menempati status atau kedudukan yang rendah.

b. Peranan Sosial

Setiap anggota masyarakat memiliki peranan masing-masing sesuai status atau

kedudukan sosialnya di masyarakat. Peranan menunjukkan hak dan kewajiban-

kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang sehubungan dengan status

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

20

yang dimilikinya. Apabila seseorang telah melakukan hak dan kewajiban sesuai

dengan statusnya di masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut

telah menjalankan suatu peranan. Sebagaimana halnya dalam status sosial,

setiap orang juga mempunyai bermacam-macam peranan yang berasal dari

pola-pola pergaulan hidupnya. Mengingat peranan berasal dari pola pergaulan

hidupnya di masyarakat, maka peranan menentukan apa yang akan

diperbuatnya dan kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat yang ada di

sekitarnya terhadap dirinya. Dengan demikian peranan mempunyai fungsi yang

sangat penting karena mengatur perilaku seseorang dalam masyarakat yang

didasarkan pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

c. Kelompok

Kelompok adalah sejumlah orang atau individu yang memiliki norma-norma,

nilai-nilai dan harapan yang sama, serta secara sadar dan teratur saling

berinteraksi. Kelompok memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah

struktur sosial kemasyarakatan karena sebagian besar interaksi social

berlangsung dalam kelompok dan dipengaruhi juga oleh unsur-unsur yang

melekat dan dimiliki oleh kelompok di mana interaksi sosial ini

berlangsung.Sementara itu, Anis da Rato mengatakan bahwa yang dimaksud

dengan kelompok adalah sejumlah orang, di mana satu sama lain terjalin

hubungan, dan jalinan tersebut membentuk suatu struktur. Misalnya kelompok

pengajian, karang taruna, dan berbagai perkumpulan yang ada di masyarakat.

d. Institusi

Aspek yang paling mendasar dalam sebuah struktur social adalah institusi.

Institusi merupakan pola terorganisir dari kepercayaan dan tindakan yang

dipusatkan pada kebutuhan dasar sosial. Tujuan dibentuknya institusi adalah

untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu dalam masyarakat. Misalnya

dibentuknya institusi pendidikan (sekolah) untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat akan pendidikan, dibentuknya rumah sakit untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat akan perawatan kesehatan, dan lain-lain melalui insitusi

ini dapat dilihat adanya struktur dalam masyarakat.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

21

F. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KETIDAKSAMAAN SOSIAL

Dalam kehidupan bermasyarakat, perbedaan atau ketidaksamaan antaranggota

atau antarwarga masyarakat merupakan hal yang sangat lazim terjadi. Justru dengan

adanya perbedaan inilah sebuah dinamika masyarakat akan dapat terbentuk, karena

dengan keadaan masyarakat yang plural akan lebih membuat kehidupan masyarakat

lebih bersifat akomodatif dan toleransi. Beberapa hal yang memengaruhi atau

membentuk ketidaksamaan sosial antara lain sebagai berikut.

a. Tingkat heterogenitas masyarakat yang sangat tinggi, baik ditinjau dari sistem

adat, kepercayaan atau religi, maupun secara ekonomi.

b. Adanya pola kebudayaan yang berbeda-beda pada masingmasing masyarakat,

wilayah, atau daerah.

c. Nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dijadikan sebagai pedoman dan

pegangan bagi anggota masyarakat dalam berperilaku berbeda-beda.

d. Adanya kedudukan dan peranan yang berbeda-beda yang dimiliki oleh tiap-tiap

anggota masyarakat

e. Perbedaan struktur kehidupan masyarakat yang berlainan antarwilayah atau

daerah.

f. Perbedaan hak dan kewajiban sebagai pengaruh dari perbedaan kedudukan dan

peranan anggota masyarakat.

g. Perbedaan kepentingan atau tujuan hidup antarwarga masyarakat.

h. Tingkat pengetahuan dan keyakinan yang berbeda dalam masyarakat, sehingga

muncul kelompok-kelompok social yang mewadahi mereka.

Faktor-faktor di atas sangat nyata dan konkret dalam kehidupan masyarakat.

Apabila faktor-faktor tersebut dipandang secara ekstrem, tentunya konflik atau

pertentanganlah yang akan justru terjadi dalam masyarakat. Namun apabila dipandang

lebih akomodatif, maka perbedaan-perbedaan itu menjadi hal-hal yang justru akan

mendorong terwujudnyadinamika sosial kemasyarakatan.

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan

status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut

terjadi dalam suatu struktur sosial yang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya

seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

22

G. MOBILITAS SOSIAL DALAM SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL

TERBUKA

Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan

pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat

berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka

memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan

perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Prinsip umum

mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai

berikut:

1. Tidak ada satu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial

vertikal

2. Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang tetap

ada hambatan-hambatan.

3. Setiap masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri, tidak

ada tipe yang berlaku umum bagi setiap masyarakat.

4. Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan

yang berbeda-beda.

5. Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan,

tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah

atau berkurang laju mobilitas sosial.

H. MOBILITAS SOSIAL DALAM SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL YANG

TERTUTUP

Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan

terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya

lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam.

Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan.

Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada

seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang

atau sekelompok orang tersebut berada. Secara umum, cara orang untuk dapat

melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

23

1. Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara

otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi.

Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai

rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat

menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di

masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar

hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti

ketika ia menjadi pegawai rendahan.

Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan

melalui perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat

sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di

masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut. Perubahan

tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat

tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara

merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah.

Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai

orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

24

BAB III

KONFLIK SOSIAL

Standar Kompetensi :

Memahami pengertian konflik dan konflik sosial, pengertian konflik menurut pendapat

para ahli, bentuk-bentuk konflik, faktor-faktor penyebab terjadinya konflik, dampak

dari adanya konflik terhadap masyarakat, dan memahami upaya-upaya untuk

mengatasi konflik.

A. PENGERTIAN KONFLIK SOSIAL

Secara sederhana, pengertian konflik adalah saling memukul (configere). Namun,

konflik tidak hanya berwujud pada pertentangan fisik. Secara umum, Pengertian

Konflik Sosial (Pertentangan) adalah sebagai suatu proses sosial antara dua pihak atau

lebih ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara

menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Latar belakang adanya konflik adalah

adanya perbedaan yang sulit ditemukan kesamaannya atau didamaikan baik itu

perbedaan kepandaian, ciri fisik, pengetahuan, keyakinan, dan adat istiadat.

Konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat. Bahkan, tidak ada

satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik. Tiap masyarakat pasti

pernah mengalami konflik, baik konflik dalam cakupan kecil atau konflik berskala

besar. Konflik yang cakupannya kecil, seperti konflik dalam keluarga, teman, dan

atasan/bawahan. Sementara itu, konflik dalam cakupan besar, seperti konflik

antargolongan atau antarkampung.

B. PENGERTIAN KONFLIK

Konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan sosial,

sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap

ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja. Dalam pandangan ini, masyarakat

merupakan arena konflik atau arena pertentangan dan integrasi yang senantiasa

berlangsung. Oleh sebab itu, konflik dan integrasi sosial merupakan gejala yang selalu

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

25

mengisi setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya konflik dan

integrasi adalah adanya persamaan dan perbedaan kepentingan sosial.

Di dalam setiap kehidupan sosial tidak ada satu pun manusia yang memiliki

kesamaan yang persis, baik dari unsur etnis, kepentingan, kemauan, kehendak, tujuan

dan sebagainya. Dari setiap konflik ada beberapa diantaranya yang dapat diselesaikan,

akan tetapi ada juga yang tidak dapat diselesaikan sehingga menimbulkan beberapa

aksi kekerasan. Kekerasan merupakan gejala tidak dapat diatasinya akar konflik

sehingga menimbulkan kekerasan dari model kekerasan yang terkecil hingga

peperangan.

Istilah “konflik” secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con” yang berarti

bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan. Pada umumnya istilah

konflik sosial mengandung suatu rangkaian fenomena pertentangan dan pertikaian

antar pribadi melalui dari konflik kelas sampai pada pertentangan dan peperangan

internasional. Coser mendefinisikan konflik sosial sebagai suatu perjuangan terhadap

nilai dan pengakuan terhadap status yang langka, kemudian kekuasaan dan sumber-

sumber pertentangan dinetralisir atau dilangsungkan atau dieliminir saingannya.

Konflik artinya percekcokan, perselisihan dan pertentangan. Sedangkan konflik sosial

yaitu pertentangan antar anggota atau masyarakat yang bersifat menyeluruh

dikehidupan.

Konflik yaitu proses pencapaian tujuan dengan cara melemahkan pihak lawan,

tanpa memperhatikan norma dan nilai yang berlaku. Dalam pengertian lain, konflik

adalah merupakan suatu proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-

orang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan.

Menurut lawang konflik diartikan sebagai perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang

langka seperti nilai, status, kekuasaan dan sebagainya dimana tujuan mereka

berkonflik itu tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untk menundukkan

pesaingnya. Konflik dapat diartikan sebagai benturan kekuatan dan kepentingan antara

satu kelompok dengan kelompok lain dalam proses perebutan sumber2

kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial dan budaya) yang relatif terbatas.

Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konflik adalah

percekcokan, perselisihan dan pertentangan yang terjadi antar anggota atau masyarakat

dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dengan cara saling menantang

dengan ancaman kekerasan. Konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

26

antara satu pihak dengan pihak lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya

sikap saling mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan. Konflik sosial

sesungguhnya merupakan suatu proses bertemunya dua pihak atau lebih yang

mempunnyai kepentingan yang relative sama terhadap hal yang sifatnya terbatas.

Dalam bentuknya yang ekstrem, konflik itu dilangsungkan tidak hanya sekedar untuk

mempertahankan hidup dan eksistensi, akan tetapi juga bertujuan sampai ketaraf

pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau

saingannya.

C. PENGERTIAN KONFLIK MENURUT PENDAPAT PARA AHLI

Konflik juga banyak didefinisikan oleh para ahli antara lain sebagai berikut :

1. Menurut Soerjono Soekanto: Pengertian konflik menurut soerjono soekanto

adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk

memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan disertai

ancaman dan kekerasan

2. Menurut Gillin dan Gillin: Pengertian konflik menurut gillin dan gillin adalah

bagian dari proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik,

emosi, kebudayaan, dan perilaku.

3. Menurut Robert M. Z. Lawang: Pengertian konflik menurut Robert M.Z.

Lawang adalah sebuah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka

seperti, nilai, status, kekuasaan dan sebagainya.

4. Menurut De Moor: Pengertian konflik menurut de moor adalah konflik yang

terjadi ika para anggotanya secara besar- besaran membiarkan diri dibimbing

oleh tujuan (nilai) yang bertentangan.

5. Menurut Lewis A. Coser: Pengertian konflik menurut Lewis A. Coser adalah

sebuah perjuangan mengenai nilai-nilai atau tuntutan atas status, kekuasaan,

bermaksud untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.

6. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1997): Pengertian konflik

menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis adalah warisan kehidupan sosial

yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya

keadaan ketidaksetujuan, kontraversi dan pertentangan di antara dua pihak atau

lebih pihak secara berterusan

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

27

7. Menurut Minnery: Pengertian konflik menurut minnery adalah interaksi

antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling

ketergantungan, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.

D. BENTUK-BENTUK KONFLIK

Secara garis besar berbagai konflik dalam masyarakat dapat diklasifikasikan

ke dalam beberapa bentuk konflik berikut ini :

a. Berdasarkan sifatnya

Berdasarkan sifatnya, konflik dapat dibedakan menjadi konflik destruktuif dan

konflik konstruktif.

1. Konflik Destruktif

Merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang,

rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak

lain. Pada konflik ini terjadi bentrokan-bentrokan fisik yang

mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda seperti konflik Poso,

Ambon, Kupang, Sambas, dan lain sebagainya.

2. Konflik Konstruktif

Merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena

adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi

suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu konsensus dari

berbagai pendapat tersebut dan menghasilkan suatu perbaikan. Misalnya

perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi.

b. Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik

1. Konflik Vertikal

Merupakan konflik antar komponen masyarakat di dalam satu struktur

yang memiliki hierarki. Contohnya, konflik yang terjadi antara atasan

dengan bawahan dalam sebuah kantor.

2. Konflik Horizontal

Merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang

memiliki kedudukan yang relatif sama. Contohnya konflik yang terjadi

antar organisasi massa.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

28

3. Konflik Diagonal

Merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi

sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan

yang ekstrim. Contohnya konflik yang terjadi di Aceh.

Soerjono Soekanto membagi konflik sosial menjadi lima bentuk yaitu:

1. Konflik atau pertentangan pribadi, yaitu konflik yang terjadi antara dua

individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainya.

2. Konflik atau pertentangan rasial, yaitu konflik yang timbul akibat perbedaan-

perbedaan ras.

3. Konflik atau pertentangan antara kelas-kelas sosial, yaitu konflik yang terjadi

disebabkan adanya perbedaan kepentingan antar kelas sosial.

4. Konflik atau pertentangan politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya

kepentingan atau tujuan politis seseorang atau kelompok.

5. Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional, yaitu konflik yang

terjadi karena perbedaan kepentingan yang kemudian berpengaruh pada

kedaulatan negara.

Sementara itu, Ralf Dahrendorf mengatakan bahwa konflik dapat dibedakan

atas empat macam, yaitu sebagai berikut :

1. Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut

dengan konflik peran. Konflik peran adalah suatu keadaan di mana

individu menghadapi harapanharapan yang berlawanan dari bermacam-

macam peranan yang dimilikinya.

2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial.

3. Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak

terorganisir.

4. Konflik antara satuan nasional, seperti antar partai politik, antar negara,

atau organisasi internasional.

E. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK

Para sosiolog berpendapat bahwa akar dari timbulnya konflik yaitu adanya

hubungan sosial, ekonomi, politik yang akarnya adalah perebutan atas sumber-sumber

kepemilikan, status sosial dan kekuasaan yang jumlah ketersediaanya sangat terbatas

dengan pembagian yang tidak merata di masyarakat. Ketidak merataan pembagian

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

29

aset-aset sosial di dalam masyarakat tersebut dianggap sebagai bentuk ketimpangan.

Ketimpangan pembagian ini menimbulkan pihak-pihak tertentu berjuang untuk

mendapatkannya atau menambahinya bagi yang perolehan asset sosial relatif sedikit

atau kecil.

Sementara pihak yang telah mendapatkan pembagian asset sosial tersebut

berusaha untuk mempertahankan dan bisa juga menambahinya. Pihak yang cenderung

mempertahankan dan menambahinya disebut sebagai status quo dan pihak yang

berusaha mendapatkannya disebut sebagai status need. Pada dasarnya, secara

sederhana penyebab konflik dibagi dua, yaitu:

1. Kemajemukan horizontal, yang artinya adalah struktur masyarakat yang

mejemuk secara kultural, seperti suku bangsa, agama, ras dan majemuk sosial

dalam arti perbedaan pekerjaan dan profesi seperti petani, buruh, pedagang,

pengusaha, pegawai negeri, militer, wartawan, alim ulama, sopir dan

cendekiawan. Kemajemukan horizontal-kultural menimbulkan konflik yang

masing-masing unsur kultural tersebut mempunyai karakteristik sendiri dan

masing-masing penghayat budaya tersebut ingin mempertahankan karakteristik

budayanya tersebut. Dalam masyarakat yang strukturnya seperti ini, jika belum

ada konsensus nilai yang menjadi pegangan bersama, konflik yang terjadi dapat

menimbulkan perang saudara.

2. Kemajemukan vertikal, yang artinya struktur masyarakat yang terpolarisasi

berdasarkan kekayaan, pendidikan, dan kekuasaan. Kemajemukan vertikal

dapat menimbulkan konflik sosial kerena ada sekelompok kecil masyarakat

yang memiliki kekayaan, pendidikan yang mapan, kekuasaan dan kewenangan

yang besar, sementara sebagian besar tidak atau kurang memiliki kekayaan,

pendidikan rendah, dan tidak memiliki kekuasaan dan kewenangan. Pembagian

masyarakat seperti ini merupakan benih subur bagi timbulnya konflik sosial.

Namun beberapa sosiolog menjabarkan banyak faktor yang menyebabkan

terjadinya konflik-konflik, diantaranya yaitu:

1. Perbedaan pendirian dan keyakinan orang perorangan telah menyebabkan

konflik antar individu. Dalam konflik-konflik seperti ini terjadilah bentrokan-

bentrokan pendirian, dan masing-masing pihak pun berusaha membinasakan

lawannya. Membinasakan disini tidak selalu diartikan sebagai pembinasaan

fisik, tetapi bisa pula diartikan dalam bentuk pemusnahan simbolik atau

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

30

melenyapkan pikiran-pikiran lawan yang tidak disetujui. Di dalam realitas

sosial tidak ada satu pun individu yang memiliki karakter yang sama sehingga

perbedaan pendapat, tujuan, keinginan tersebutlah yang mempengaruhi

timbulnya konflik sosial.

2. Perbedaan kebudayaan. Perbedaan kebudayaan tidak hanya akan menimbulkan

konflik antar individu, akan tetapi bisa juga antar kelompok. Pola-pola

kebudayaan yang berbeda akan menimbulkan pola-pola kepribadian dan pola-

pola prilaku yang berbeda pula dikalangan khalayak kelompok yang luas.

Selain itu, perbedaan kebudayaan akan mengakibatkan adanya sikap

etnosentrisme yaitu sikap yang ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa

kelompoknya adalah yang paling baik. Jika masing-masing kelompok yang ada

di dalam kehidupan sosial sama-sama memiliki sikap demikian, maka sikap ini

akan memicu timbulnya konflik antar penganut kebudayaan.

3. Perbedaan kepentingan. Mengejar tujuan kepentingan masing-masing yang

berbeda-beda, kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik untuk

memperebutkan kesempatan dan sarana.

Perbedaan pendirian, budaya, kepentingan, dan sebagainya tersebut diatas sering

terjadi pada situasi-situasi perubahan sosial. Dengan demikian perubahan-perubahan

sosial itu secara tidak langsung dapat dilihat sebagai penyebab juga terjadinya

(peningkatan) konflik-konflik sosial. Perubahan-perubahan sosial yang cepat dalam

masyarakat akan mengakibatkan berubahnya sistem nilai-nilai yang berlaku di dalam

masyarakat. Dan perubahan nilai-nilai di dalam masyarakat ini akan menyebabkan

perbedaan-perbedaan pendirian dalam masyarakat.

F. DAMPAK DARI ADANYA KONFLIK TERHADAP MASYARAKAT

Tak perlu diragukan lagi, proses sosial yang namanya konflik itu adalah suatu

proses yang bersifat disosiatif. Namun demikian, sekalipun sering berlangsung dengan

keras dan tajam, proses-proses konflik itu sering pula mempunyai akibat-akibat yang

positif bagi masyarakat. Konflik-konflik yang berlangsung dalam diskusi misalnya,

jelas akan unggul, sedangkan pikiran-pikiran yang kurang terkaji secara benar akan

tersisih. Positif atau tidaknya akibat konflik-konflik memang tergantung dari persoalan

yang dipertentangkan, dan tergantung pula dari struktur sosial yang menjadi ajang

berlangsungnya konflik.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

31

Oleh karena itu ada dua dampak dari adanya konflik terhadap masyarakat yaitu:

a. Dampak positif dari adanya konflik

1. Bertambahnya solidaritas intern dan rasa in-group suatu kelompok.

Apabila terjadi pertentangan antara kelompok-kelompok,

solidaritas antar anggota di dalam masing-masing kelompok itu

akan meningkat sekali. Solidaritas di dalam suatu kelompok, yang

pada situasi normal sulit dikembangkan, akan langsung meningkat

pesat saat terjadinya konflik dengan pihak-pihak luar.

2. Konflik di dalam masyarakat biasanya akan menggugah warga

masyarakat yang semula pasif menjadi aktif dalam memainkan

peranan tertentu di dalam masyarakat.

b. Dampak negatif dari adanya konflik

1. Hancurnya kesatuan kelompok. Jika konflik yang tidak berhasil

diselesaikan menimbulkan kekerasan atau perang, maka sudah

barang tentu kesatuan kelompok tersebut akan mengalami

kehancuran.

2. Adanya perubahan kepribadian individu. Artinya, di dalam suatu

kelompok yang mengalami konflik, maka seseorang atau

sekelompok orang yang semula memiliki kepribadian pendiam,

penyabar menjadi beringas, agresif dan mudah marah, lebih-lebih

jika konflik tersebut berujung pada kekerasan.

3. Hancurnya nilai-nilai dan norma sosial yang ada. Antara nilai-nilai

dan norma sosial dengan konflik terdapat hubungan yang bersifat

korelasional, artinya bisa saja terjadi konflik berdampak pada

hancurnya nilai-nilai dan norma sosial akibat ketidak patuhan

anggota masyarakat akibat dari konflik.

G. UPAYA-UPAYA UNTUK MENGATASI KONFLIK

Secara sosiologi, proses sosial dapat berbentuk proses sosial yang bersifat

menggabungkan (associative processes) dan proses sosial yang menceraikan

(dissociative processes). Proses sosial yang bersifat asosiatif diarahkan pada

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

32

terwujudnya nilai-nilai seperti keadilan sosial, cinta kasih, kerukunan, solidaritas.

Sebaliknya proses sosial yang bersifat dissosiatif mengarah pada terciptanya nilai-nilai

negatif atau asosial, seperti kebencian, permusuhan, egoisme, kesombongan,

pertentangan, perpecahan dan sebagainya. Jadi proses sosial asosiatif dapat dikatakan

proses positif. Proses sosial yang dissosiatif disebut proses negatif. Sehubungan

dengan hal ini, maka proses sosial yang asosiatif dapat digunakan sebagai usaha

menyelesaikan konflik.

Adapun bentuk penyelesaian konflik yang lazim dipakai, yakni konsiliasi,

mediasi, arbitrasi, koersi (paksaan), détente. Urutan ini berdasarkan kebiasaan orang

mencari penyelesaian suatu masalah, yakni cara yang tidak formal lebih dahulu,

kemudian cara yang formal, jika cara pertama membawa hasil. Menurut Nasikun,

bentuk-bentuk pengendalian konflik ada enam yaitu:

1. Konsiliasi (conciliation)

Pengendalian semacam ini terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu yang

memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan pengambilan keputusan-

keputusan diantara pihak-pihak yang berlawanan mengenai persoalan-

persoalan yang mereka pertentangkan.

2. Mediasi (mediation)

Bentuk pengendalian ini dilakukan bila kedua belah pihak yang bersengketa

bersama-sama sepakat untk memberikan nasihat-nasihatnya tentang

bagaimana mereka sebaiknya menyelesaikan pertentangan mereka.

3. Arbitrasi berasal dari kata latin arbitrium, artinya melalui pengadilan, dengan

seorang hakim (arbiter) sebagai pengambil keputusan. Arbitrasi berbeda

dengan konsiliasi dan mediasi. Seorang arbiter memberi keputusan yang

mengikat kedua belah pihak yang bersengketa, artinya keputusan seorang

hakim harus ditaati. Apabila salah satu pihak tidak menerima keputusan itu, ia

dapat naik banding kepada pengadilan yang lebih tinggi sampai instansi

pengadilan nasional yang tertinggi.

4. Perwasitan

Dalam hal ini kedua belah pihak yang bertentangan bersepakat untuk

memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik yang

terjadi diantara mereka.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

33

BAB IV

NILAI DAN NORMA DALAM MASYARAKAT

Standar Kompetensi :

Memahami Masyarakat dan kebudayaan, Nilai – nilai dalam Masyarakat, dan Norma –

norma dalam Masyarakat

A. NILAI SOSIAL

1. Pengertian Nilai Sosial

Nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan masyarakat terhadap

sesuatu yang dianggap baik, luhur, pantas dan mempunyai daya guna

fungsional bagi masyarakat. Nilai hanya dapat ditangkap melalui benda atau

tingkah laku yang mengandung nilai itu sendiri. Nilai (value) mengacu pada

pertimbangan terhadap suatu tindakan, benda, cara untuk mengambil

keputusan apakah sesuatu yang bernilai itu benar (mempunyai nilai

kebenaran), indah (nilai keindahan/estetik), dan religius (nilai ketuhanan).

Nilai sosial dalam sosiologi bersifat abstrak karena nilai tidak dapat dikenali

dengan pancaindra.

Notonegoro membagi nilai menjadi tiga macam yaitu; 1) Nilai material,

adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani/unsur fisik manusia; 2) Nilai

vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan suatu

kegiatan dan aktivitas; 3) Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang

berguna bagi batin (rohani) manusia. Nilai kerohanian manusia dibedakan

menjadi empat macam, yaitu: a) Nilai kebenaran adalah nilai yang bersu-ber

pada unsur akal manusia; b) Nilai keindahan adalah nilai yang bersumber

pada perasaan manusia (nilai estetika); c) Nilai moral (kebaikan) adalah nilai

yang bersumber pada unsur kehendak atau kemauan (karsa dan etika); d) nilai

religius adalah nilai ketuhanan yang tertinggi, yang sifatnya mutlak dan abadi.

Robert M. Z. Lawang mengatakan bahwa nilai adalah gambaran

mengenai apa yang diinginkan, pantas, berharga dan memengaruhi perilaku

sosial dari orang yang memiliki nilai itu. Woods mengatakan nilai sosial

merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

34

tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari, dan menurut

Kluckhohn, semua nilai kebudayaan pada dasarnya mencakup: 1) Nilai

mengenai hakikat hidup manusia; 2) Nilai mengenai hakikat karya manusia;

3) Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu; 4)

Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan alam; 5) Nilai mengenai

hakikat hubungan manusia dengan sesamanya.

Selain itu, menurut Walter G. Everett, nilai dibagi menjadi lima bagian

sebagai berikut. 1) Nilai-nilai ekonomi (economic values) yaitu nilai-nilai

yang berhubungan dengan sistem ekonomi. Hal ini berarti nilai-nilai tersebut

mengikuti harga pasar. 2) Nilai-nilai rekreasi (recreation values) yaitu nilai-

nilai permainan pada waktu senggang, sehingga memberikan sumbangan

untuk menyejahterakan. kehidupan maupun memberikan kesegaran jasmani

dan rohani. 3) Nilai-nilai perserikatan (association values) yaitu nilai-nilai

yang meliputi berbagai bentuk perserikatan manusia dan persahabatan

kehidupan keluarga, sampai dengan tingkat internasional. 4) Nilai-nilai

kejasmanian (body values) yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan kondisi

jasmani seseorang. 5) Nilai-nilai watak (character values) nilai yang meliputi

semua tantangan, kesalahan pribadi dan sosial termasuk keadilan, kesediaan

menolong, kesukaan pada kebenaran, dan kesediaan mengontrol diri.

2. Ciri-Ciri Nilai Sosial

Nilai sosial merupakan hasil interaksi sosial antarwarga masyarakat

atau melalui proses penularan, dan bukan karena faktor bawaan misalnya;

seorang anak bisa menerima nilai menghargai waktu, karena orang tua

mengajarkan disiplin sejak kecil. Nilai ini bukan nilai bawaan lahir dari sang

anak. Nilai terbentuk melalui proses belajar (sosialisasi). Misalnya; nilai

menghargai persahabatan dipelajari anak dari sosialisasinya dengan teman-

teman sekolah. Nilai merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan

kepuasan sosial manusia, dan keberadaanya bervariasi antara kebudayaan yang

satu dengan kebudayaan yang lain. Misalnya; di negara-negara Barat waktu itu

sangat dihargai sehingga keterlambatan sulit diterima (ditoleransi). Sebaliknya

di Indonesia, keterlambatan dalam jangka waktu tertentu masih dapat

dimaklumi.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

35

Nilai dapat memengaruhi pengembangan diri seseorang baik positif

maupun negatif, memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat, dan

cenderung berkaitan antara yang satu dan yang lain sehingga membentuk pola

dan sistem social, serta dapat memengaruhi kepribadian individu sebagai

anggota masyarakat. Contohnya: nilai yang mengutamakan kepentingan pribadi

akan melahirkan individu yang egois dan kurang peduli pada orang lain.

Adapun nilai yang mengutamakan kepentingan bersama akan membuat

individu lebih peka secara sosial.

3. Macam-Macam Nilai Sosial

Berdasarkan ciri sosialnya nilai dapat dibedakan menjadi dua yaitu

nilai dominan dan nilai yang mendarah daging. Nilai dominan adalah nilai yang

dianggap lebih penting dibandingkan nilai lainnya. Ukuran dominan atau

tidaknya suatu nilai didasarkan pada; 1) Banyaknya orang yang menganut nilai

tersebut misalnya; hampir semua orang/masyarakat menginginkan perubahan

ke arah perbaikan di segala bidang kehidupan, seperti bidang politik, hukum,

ekonomi dan sosial. 2) Lamanya nilai itu digunakan, Contohnya: dari dulu

sampai sekarang Kota Solo dan Yogyakarta selalu mengadakan tradisi sekaten

untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. yang diadakan di alun-

alun keraton dan di sekitar Masjid Agung. 3) Tinggi rendahnya usaha yang

memberlakukan nilai tersebut. Contohnya: menunaikan ibadah haji merupakan

salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan umat Islam yang mampu. Oleh

karena itu, umat Islam selalu berusaha sekuat tenaga untuk dapat

melaksanakannya. 4) Prestise/kebanggaan orang-orang yang menggunakan

nilai dalam masyarakat. Contohnya: memiliki mobil mewah dan keluaran

terakhir dapat memberikan kebanggaan/prestise tersendiri.

Nilai yang mendarah daging yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian

dan kebiasaan. Seseorang melakukannya seringkali tanpa proses berfikir atau

pertimbangan lagi. Biasanya nilai tersebut telah tersosialisasi sejak seseorang

masih kecil. Jika ia tidak melakukannya maka ia akan merasa malu bahkan

merasa sangat bersalah. Contohnya: seorang guru melihat siswanya gagal

dalam ujian akhir akan merasa telah gagal mendidiknya.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

36

4. Fungsi Nilai Sosial.

Nilai merupakan cermin dari kualitas pilihan tindakan dan pandangan

hidup seseorang atau masyarakat. Nilai bagi manusia berfungsi sebagai

landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya.

Proses interaksi sosial memerlukan pertimbangan nilai dari setiap orang dalam

rangka mendapatkan haknya, maupun dalam menjalankan kewajibannya. Jadi,

nilai mengandung standar normatif dalam berperilaku baik individu maupun

dalam masyarakat.

Nilai sosial berfungsi; Pertama; sebagai alat untuk menentukan harga

atau kelas sosial seseorang dalam struktur stratifikasi sosial. Misalnya

kelompok ekonomi kaya (upper class), kelompok ekonomi menengah (middle

class) dan kelompok masyarakat kelas rendah (lower class). Kedua;

mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan

nilai-nilai yang ada dalam masyarakat (berperilaku pantas). Ketiga; Dapat

memotivasi atau memberi semangat pada manusia untuk mewujudkan dirinya

dalam perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh peran-perannya dalam

mencapai tujuan. Keempat; Sebagai alat solidaritas atau pendorong masyarakat

untuk saling bekerja sama untuk mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai

sendiri. Kelima; Pengawas, pembatas, pendorong dan penekan individu untuk

selalu berbuat baik.

B. NORMA SOSIAL

1. Pengertian Norma Sosial

Nilai dan norma berhubungan satu dengan yang lainnya. Aturan,

kaidah atau norma yang merupakan suatu keharusan, anjuran, ataupun

larangan selalu ada dalam kehidupan bermasyarakat. Kaidah atau norma yang

ada di masyarakat merupakan perwujudan nilai-nilai yang dianut oleh

masyarakat tersebut. Jika nilai merupakan sesuatu yang baik, diinginkan, dan

dicita-citakan oleh masyarakat maka norma merupakan aturan bertindak yang

dibenarkan untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat

tertentu. Norma disebut pula peraturan sosial menyangkut perilaku-perilaku

yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

37

norma di masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar

bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk sejak lama. Norma

tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma, maka akan

memperoleh hukuman. Misalnya, bagi siswa yang terlambat tidak boleh

masuk kelas, bagi siswa yang menyontek pada waktu ulangan diberi nilai nol,

dan seterusnya.

Norma merupakan hasil perbuatan manusia sebagai makhluk sosial.

Pada mulanya, aturan itu dibentuk secara tidak sengaja, makin lama norma-

norma itu disusun secara sadar. Norma dalam masyarakat berisi tata tertib,

aturan, petunjuk, standar perilaku yang pantas dan wajar.

Norma cara adalah norma atau aturan yang daya ikatnya sangat lemah.

Orang yang melanggar norma ini biasanya mendapatkan sanksi ringan berupa

celaan atau ejekan, misalnya; makan sambil berbicara. Norma sosial yang

berlaku dalam masyarakat antara lain; Pertama; Norma Kebiasaan

(folkways) atau perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama.

Kebiasaan merupakan bukti bahwa orang menyukai perbuatan itu. Individu

yang melanggar norma ini biasanya batinnya tidak tenang dan tidak nyaman.

Sanksi yang diberikan hanya berupa teguran. Misalnya; kebiasaan berjabat

tangan jika bertemu teman atau saudara, menghormati orang yang lebih tua,

makan dengan tangan kanan, berpakaian bagus pada waktu pesta dan berjalan

kaki di jalur sebelah kiri. Kedua; Norma Tata Kelakuan atau sekumpulan

perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok manusia

yang dilakukan secara sadar. Tata kelakuan berfungsi untuk melaksanakan

pengawasan, baik langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat terhadap

anggotanya. Dengan demikian, tata kelakuan adalah aturan yang mendasarkan

pada ajaran agama (akhlak), filsafat, atau kebudayaan. Daerah satu dengan

daerah lainnya mempunyai norma tata kelakuan yang berbeda. Tata kelakuan

bersifat memaksa, bisa juga bersifat melarang. Pelanggaran terhadap norma

ini sanksinya berat, misalnya ada yang diusir dari desanya, ada yang harus

berhadapan dengan massa, ada yang diarak keliling kampung, dan lain-lain.

Misalnya; pelanggaran terhadap norma ini adalah berzina, membunuh, dan

mencuri.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

38

Berdasarkan uraian di atas maka tata kelakuan memiliki fungsi di dalam

suatu masyarakat, seperti: 1) Memberikan batasan pada perilaku individu

dalam masyarakat tertentu. 2) Mendorong seseorang agar sanggup

menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan tata kelakuan yang berlaku di

dalam kelompoknya. 3) Membentuk solidaritas antara anggota-anggota

masyarakat dan sekaligus memberikan perlindungan terhadap kebutuhan dan

kerja sama antara anggota-anggota yang bergaul dalam masyarakat.

Ketiga; Norma Adat Istiadat (Custom) atau kumpulan tata kelakuan

yang paling tinggi kedudukannya, karena bersifat kekal dan terintegrasi

sangat kuat dengan pola-pola perilaku masyarakat. Menurut Koentjaraningrat,

adat istiadat (custom) disebut kebudayaan abstrak atau sistem nilai. Individu

atau orang yang melanggar adat istiadat dapat memeroleh sanksi yang berat

baik langsung maupun tidak langsung, misalnya dikucilkan dari masyarakat

atau digunjingkan masyarakat.

2. Ciri-Ciri Norma Sosial

Norma sosial atau norma masyarakat pada umumnya tidak tertulis, dan

merupakan hasil keputusan atau kesepakatan masyarakat. Warga masyarakat

sebagai pendukung sangat menaati norma tersebut dan apabila norma

dilanggar maka yang melanggar norma harus menghadapi sanksi. Selain itu,

norma tersebut bisa disesuaikan apabila terjadi perubahan social, dimana

norma juga mengalami perubahan mengikuti irama perubahan social. Inilah

beberapa cirri norma social.

3. Macam-Macam Norma Sosial

Macam-macam norma sosial di masyarakat dibedakan menurut aspek-

aspek tertentu, tetapi aspek-aspek itu saling memengaruhi satu sama lain.

Adapun macam-macam norma sosial tersebut, antara lain;

a. Resmi tidaknya suatu norma; dibedakan menjadi dua macam, seperti: 1)

Norma resmi (formal) adalah patokan atau aturan yang dirumuskan dan

diwajibkan dengan tegas oleh pihak yang berwenang kepada semua

anggota masyarakat. Norma resmi ini bersifat memaksa bagi semua

masyarakat. Contohnya seluruh hukum yang tertulis dan berlaku di

Indonesia. 2) Norma tidak resmi (nonformal) adalah patokan atau aturan

yang dirumuskan secara tidak jelas dan pelaksanaannya tidak diwajibkan

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

39

bagi anggota masyarakat. Norma itu tumbuh dari kebiasaan yang berlaku

pada masyarakat. Norma tidak resmi sifatnya tidak memaksa bagi

masyarakat. Contohnya aturan makan, minum, dan berpakaian.

b. Menurut kekuatan sanksinya; norma dibedakan menjadi lima yaitu; 1)

Norma agama atau peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat

ditawar-tawar atau diubah karena berasal dari wahyu Tuhan. Norma

agama merupakan petunjuk hidup manusia dalam menjalani

kehidupannya. Norma agama berasal dari ajaran agama dan kepercayaan-

kepercayaan lainnya (religi). Pelanggaran terhadap norma ini adalah

dikatakan berdosa. Contohnya melaksanakan sembahyang, penyembahan

kepada-Nya, tidak berbohong, tidak berjudi, dan tidak mabuk-mabukan.

2) Norma hukum (laws); Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat

oleh lembaga-lembaga tertentu misalnya pemerintah atau negara. Oleh

karena dibuat negara, norma ini dengan tegas dapat melarang dan

memaksa orang untuk dapat berperilaku sesuai dengan keinginan

pembuat peraturan itu sendiri. Norma hukum diberlakukan agar dalam

masyarakat tercipta ketertiban, keamanan, ketenteraman, dan keadilan.

Norma hukum ada dua yaitu hukum tertulis (pidana dan perdata) dan

hukum tidak tertulis (hukum adat). Pelanggaran terhadap norma ini

sanksinya berat berupa sanksi denda sampai hukuman fisik (misal

dipenjara, denda, hukuman mati). Misalnya; wajib membayar pajak, bagi

pengendara motor/mobil wajib memiliki SIM, dilarang mengambil

barang milik orang lain, dilarang membunuh. 3) Norma kesopanan;

Norma kesopanan adalah sekumpulan peraturan sosial yang mengarah

pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana seseorang harus

bertingkah laku yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Pelanggaran

terhadap norma ini akan mendapatkan celaan, kritik, dan lain-lain,

tergantung pada tingkat pelanggaran. Contohnya: tidak membuang ludah

sembarangan dan selalu mengucapkan terima kasih jika diberi sesuatu. 4)

Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani.

Norma ini menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan

apa yang dianggap baik apa yang dianggap jelek. Norma kesusilaan

bersandar pada suatu nilai kebudayaan. Pelanggaran terhadap norma ini

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

40

berakibat sanksi pengucilan secara fisik (diusir) ataupun batin (dijauhi).

Misalnya; berpegangan tangan, berpelukan di tempat umum antara

lakilaki dengan perempuan, telanjang di tempat umum. 5) Norma

kelaziman adalah tindakan manusia mengikuti kebiasaan yang umumnya

dilakukan tanpa harus pikir panjang karena kebiasaan itu dianggap baik,

patut, sopan, dan sesuai dengan tata krama. Contohnya cara berpakaian

dan cara makan. 6) Norma mode (fashion) adalah cara dan gaya dalam

melakukan dan membuat sesuatu yang sifatnya berubah-ubah serta diikuti

banyak orang. Mode (fashion) biasanya dimulai dengan meniru terhadap

sesuatu yang dianggap terbaru. Ciri utama mode adalah bahwa orang

yang mengikutinya bersifat massal dan kalangan luas menggandrunginya.

Dalam tingkah laku atau tindakan sosial ada kecenderungan bahwa

manusia dipengaruhi oleh mode yang diikutinya. Tindakan yang

cenderung mengikuti mode disebut modis. Misalnya; mode pakaian,

mode rambut, meniru kacamata, dan model motor.

4. Fungsi Norma Sosial

Norma sosial bagi manusia penting karena sebagai pedoman bertingkah

laku dalam hidup bermasyarakat. Norma sosial memiliki fungsi sebagai

aturan atau pedoman tingkah laku dalam masyarakat, sebagai alat untuk

menertibkan dan menstabilkan kehidupan social, dan sebagai sistem kontrol

sosial dalam masyarakat. Dengan adanya norma kita mengerti apa yang boleh

kita lakukan dan apa yang tidak boleh kita lakukan.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

41

BAB V

STRATIFIKASI SOSIAL

Standar Kompetensi :

Memahami Hakekat stratifikasi sosial dan wujud stratifikasi sosial, dasar terbentuknya

stratifikasi sosial, dan memahami karakteristik stratifikasi sosial

Setelah kita membahas banyak mengenai mobilitas sosial dan diferensiasi sosial,

kini kita membahas pengelompokan masyarakat dengan menggunakan pola stratifikasi

sosial. Apakah yang dimaksud dengan stratifikasi sosial ? Apakah perbedaannya

dengan diferensiasi sosial? Mari kita simak paparan berikut ini.

Stratifikasi sosial merupakan gejala alami yang tidak mungkin dapat

dihilangkan. Munculnya stratifikasi sosial tersebut merupakan konsekuensi logis dari

beberapa faktor yang selalu ada dalam kehidupan manusia, yaitu berkaitan

dengan: keturunan, kekayaan, kedudukan, pendidikan, pekerjaan, dari beberapa

faktor tersebut kita mengenal beberapa istilah yang sesungguhnya merupakan

pengelompokan masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu, seperti rakyat jelata, kaum

bangsawan, golongan miskin, golongan menengah, golongan kaya, orang desa, orang

kota, pejabat negara, rakyat jelata, berpendidikan rendah, berpendidikan menengah,

berpendidikan tinggi, petani, pedagang, pemusik, pengamen, pemulung, dan lain

sebagainya. Pengelompokan tersebut sekaligus menunjukkan bahwa setiap anggota

masyarakat memiliki fungsi dan peran yang berbeda-beda. Perbedaan fungsi dan peran

tersebut bukan berarti bahwa kelompok yang satu lebih tinggi atau lebih rendah

dengan kelompok yang lain. Sebaliknya, pengelompokan tersebut menegaskan bahwa:

(1) setiap manusia memiliki kelebihan dan sekaligus kekurangannya masing-masing,

dan (2) antara sesama manusia harus saling melengkapi dan bahu membahu satu sama

lain agar segala kebutuhan hidup dapat terpenuhi dengan baik.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

42

A. PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL

Untuk memahami istilah stratifikasi sosial, kita harus mengkaji terlebih dahulu

kata aslinya, yaitu stratification. Kata stratification berasal dari kata stratum atau strata

yang berarti pelapisan. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial berarti penggolongan

warga masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu secara bertingkat-tingkat

(hierarkies). Itulah sebabnya kita dapat mengenal kelas-kelas dalam kehidupan

masyarakat, yaitu kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah.

Pada dasarnya stratifikasi sosial atau pelapisan sosial terjadi karena adanya

sesuatu yang dihormati dan dihargai dalam kehidupan masyarakat. Pembagian

beberapa kelas (kelas atas, kelas menengah, kelas bawah) terjadi karena adanya

ketimpangan dalam memberikan penghargaan. Golongan yang mendapatkan

penghargaan yang tinggi akan menempatkan dirinya ke dalam kelompok masyarakat

kelas atas. Golongan yang mendapatkan penghargaan yang sedang-sedang saja akan

menempatkan dirinya ke dalam kelompok masyarakat kelas menengah. Selanjutnya,

golongan yang mendapatkan penghargaan yang rendah akan menempatkan dirinya ke

dalam kelompok masyarakat kelas bawah.

Dalam masyarakat di mana kita tinggal, dapat kita jumpai orang-orang yang

termasuk golongan kaya, sedang, dan miskin. Penggolongan tersebut menunjukkan

bahwa di dalam masyarakat terdapat tingkatan-tingkatan yang membedakan antara

manusia yang satu dengan manusia yang lain. Dalam sosiologi, pengelompokan

masyarakat berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu itu disebut dengan stratifikasi

sosial.

Stratifikasi sosial merupakan pembedaan sosial masyarakat secara vertikal.

Dengan demikian, ada masyarakat yang menduduki lapisan atas dan ada pula yang

menduduki lapisan bawah. Terjadinya pembedaan tersebut karena adanya sesuatu yang

dianggap berharga dalam masyarakat. Secara umum stratifikasi sosial juga sering

dikaitkan dengan persoalan kesenjangan atau polarisasi kelompok. Stratifikasi ternyata

tidak hanya terjadi di masa sekarang. Di masa kuno pun sudah terjadi. Sehingga filosuf

Yunani, Aristoteles, mengatakan bahwa dalam negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka

yang kaya sekali, melarat, dan berada di tengah-tengah antara kaya dan miskin.

Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial secara umum dapat diartikan sebagai

pembedaan atau pengelompokan anggota masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial

merupakan gejal sosial yang sifatnya umum pada setiap masyarakat. Bahkan pada

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

43

zaman Yunani Kuno, Aristoteles (384–322 SM) telah menyatakan bahwa di dalam

tiap-tiap negara selalu terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang

melarat, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. Setelah kamu memahami

pengertian stratifikasi sosial secara umum, kini cobalah untuk menyimak pendapat

beberapa ahli tentang stratifikasi sosial.

Menurut Pitirim A. Sorokin, sistem lapisan sosial merupakan ciri yang tetap dan

umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Mereka yang memiliki sesuatu

yang berharga dalam jumlah banyak akan dianggap berkedudukan dalam lapisan atas.

Sedangkan mereka yang sedikit atau sama sekali tidak memiliki sesuatu yang berharga

dalam pandangan masyarakat dianggap mempunyai kedudukan rendah. Pelapisan

sosial atau stratifikasi atau social stratification berasal dari kata stratification dan

social. Stratification berasal dari kata stratum (jamaknya strata) yang berarti lapisan.

Mengenai stratifikasi sosial, Pitirim A. Sorokin memberikan definisi bahwa

stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas

secara bertingkat (hirarkis). Dengan demikian, ada kelas-kelas tinggi dan kelas yang

lebih rendah. Menurut Sorokin, inti dan dasar stratifikasi sosial adalah tidak adanya

keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab

nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat. Selain

Pitirim A. Sorokin, banyak ahli sosiologi yang memberikan definisi tentang stratifikasi

sosial. Pendapat mereka adalah sebagai berikut: Menurut Astried S. Susanto,

stratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur dan

tersusun sehingga setiap orang mempunyai situasi yang menentukan hubungannya

dengan orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakatnya. Contoh

pelapisan sosial berdasarkan bidang pekerjaan menurut keahlian, kecakapan, dan

keterampilan, seperti pada sebuah perusahaan terdapat golongan elite, profesional,

semi profesional, tenaga terampil, tenaga semi terampil, dan tenaga tidak terlatih.

Menurut Bruce J. Cohen, stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan

seseorang sesuai dengan kualitas dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang

sesuai. Contohnya pelapisan sosial berdasarkan tingkat pendidikannya. Menurut

Robert M.Z. Lawang, stratifikasi sosial adalah penggolongan orang yang ada dalam

suatu sistem ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, priveless,

dan prestise. Contohnya pelapisan sosial dalam sistem kasta.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

44

Stratifikasi sosial selalu ada dalam kehidupan manusia. Apakah stratifikasi

tersebut selalu sama di setiap masyarakat? Apakah ada perbedaan stratifikasi antara

masyarakat sederhanadan modern? Stratifikasi sosial pada masyarakat sederhana akan

berbeda dengan stratifikasi sosial pada masyarakat modern. Stratifikasi pada

masyarakat sederhana, pelapisan yang terbentuk masih sedikit dan terbatas

perbedaannya. Sedangkan pada masyarakat modern, stratifikasi sosial yang terbentuk

makin kompleks dan makin banyak. Secara sederhana, perbedaan stratifikasi sosial

bisa dilihat dari perbedaan besarnya penghasilan rata-rata seseorang setiap hari.

Menurut Paul. B. Horton dan Chester L. Hunt bahwa terbentuknya stratifikasi sosial

tidak hanya berkaitan dengan uang. Stratifikasi sosial adalah suatu pelapisan orang-

orang yang berkedudukan sama dalam rangkaian kesatuan status sosial.

B. DASAR TERBENTUKNYA STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi sosial dalam masyarakat menurut terbentuknya dibagi menjadi;

Stratifikasi Sosial yang Terjadi dengan Sendirinya.

Dalam Proses Pertumbuhan Masyarakat, landasan terbentuknya stratifikasi

yang terjadi dengan sendirinya seperti, kepandaian, tingkat umur (yang senior),

sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, harta dalam

batas-batas tertentu. Namun demikian, setiap masyarakat memiliki landasan

tersendiri dalam terbentuknya stratifikasi sosial. Landasan terbentuknya

stratifikasi sosial pada masyarakat berburu tentu akan berbeda dengan

stratifikasi sosial pada masyarakat bercocok tanam. Landasan terbentuknya

stratifikasi sosial pada masyarakat adalah sebagai berikut; 1) Pada masyarakat

berburu, yang menjadi landasan stratifikasi adalah kepandaian berburu. Jadi,

seseorang yang memiliki kepandaian berburu di atas orang lain dipandang

berada pada stratifikasi sosial tinggi. 2) Pada masyarakat menetap dan bercocok

tanam yang menjadi landasan stratifikasi adalah kegiatan awal membuka tanah

di daerah tersebut. Pembuka tanah dan kerabatnya dianggap memiliki

stratifikasi sosial yang tinggi.

Stratifikasi Sosial yang Sengaja Disusun untuk

Mengejar Suatu Tujuan Bersama Stratifikasi sosial yang sengaja disusun untuk

mencapai tujuan tertentu biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan

wewenang resmi dalam organisasi formal. Misalnya, pemerintahan, badan

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

45

usaha, partai politik, dan angkatan bersenjata. Pada stratifikasi sosial jenis ini

kekuasaan dan wewenang merupakan unsur khusus dalam stratifikasi sosial.

Menurut Soerjono Soekanto, ada beberapa pokok yang mendasari terjadinya

stratifikasi sosial dalam masyarakat.

a. Sistem stratifikasi berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat.

b. Sistem stratifikasi sosial dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur sebagai

berikut;

1) Sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan

penghargaan).

2) Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, seperti penghasilan, kekayaan,

dan keselamatan.

3) Criteria system pertentangan, yaitu disebabkan kualitas pribadi,

keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang, atau

kekuasaan,

4) Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara

berpakaian, perumahan, dan keanggotaan dalam suatu organisasi,

5) Mudah tidaknya bertukar kedudukan,

6) Solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang menduduki

kedudukan sama dalam sistem sosial masyarakat.

Dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial dalam masyarakat terjadi

karena adanya sesuatu yang dihargai dalam masyarakat. Sepanjang masyarakat

memberikan penghargaan terhadap sesuatu yang dianggap lebih, maka stratifikasi

sosial di masyarakat tetap akan ada. Sesuatu yang dipandang berharga, antara lain;

uang, tanah, benda-benda bernilai ekonomis, kekuasaan, ilmu pengetahuan, keturunan,

pekerjaan, kesalehan dalam agama.

Secara umum, pembentukan stratifikasi sosial dalam masyarakat didasari oleh

beberapa kriteria atau ukuran yakni;

a. Ukuran Kekayaan yaitu; mereka yang memiliki kekayaan paling banyak

termasuk dalam golongan lapisan atas. Kekayaan yang dimiliki dapat dilihat

dari bentuk dan model rumah, mobil pribadinya, cara berpakaian, cara

berbelanja, dan tempat makan.

b. Ukuran Kekuasaan yakni; mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang

terbesar akan menempati lapisan atas.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

46

c. Ukuran Kehormatan yakni; Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan

dan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati dalam

masyarakat akan menempati lapisan sosial tertinggi. Ukuran kekuasaan banyak

dijumpai pada masyarakat tradisional. Dalam masyarakat tradisional, orang

yang dihormati adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.

d. Ukuran Ilmu Pengetahuan yakni; Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran

stratifikasi sosial pada masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran

untuk menentukan lapisan sosial masyarakat di atas bukanlah ukuran mutlak

yang tidak bisa berubah. Masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan

untuk menentukan stratifikasi sosial seseorang dalam masyarakat.

Ukuran untuk menentukan kedudukan seseorang dalam stratifikasi sosial ada

bermacam-macam, antara lain kepemilikan tanah, kehormatan, kesalehan dalam

agama, dan kekayaan.

C. KARAKTERISTIK STRATIFIKASI SOSIAL

Ada tiga karakteristik stratifikasi sosial dalam masyarakat, yaitu; (a) Perbedaan

Kemampuan atau Kesanggupan. Kelompok masyarakat yang berada pada lapisan

sosial tinggi akan memiliki kemampuan yang lebih besar jika dibandingkan mereka

yang berada di lapisan bawah. Kemampuan yang dimaksud, antara lain kemampuan

dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik. Kelompok masyarakat golongan atas akan

dengan mudah untuk memiliki rumah, mobil, dan perhiasan dibandingkan golongan

kelas bawah. (b) Perbedaan Gaya Hidup (Life style), (c) Perbedaan Hak dan Akses

dalam Memanfaatkan Sumber Daya. Masyarakat yang menduduki lapisan sosial atas

akan makin banyak fasilitas dan hak yang diperoleh. Sementara itu, masyarakat lapisan

bawah dan tidak menduduki jabatan strategis apapun akan sedikit mendapatkan hak

dan fasilitas.

D. SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL

Stratifikasi sosial dalam masyarakat ada yang bersifat tertutup dan terbuka. Sifat

stratifikasi sosial tersebut adalah sebagai berikut.

a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)

Pada stratifikasi sosial tertutup membatasi kemungkinan berpindahnya

seseorang dari satu lapisan ke lapisan lain baik yang merupakan gerak ke atas

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

47

dan gerak ke bawah. Satu-satunya jalan untuk menjadi anggota dalam

stratifikasi sosial tertutup adalah kelahiran. Stratifikasi sosial tertutup terdapat

dalam masyarakat feodal dan masyarakat berkasta.

1) Sistem Kasta dalam Masyarakat India

Sistem kasta dalam masyarakat India telah ada sejak berabad-abad yang

lalu. Apabila ditelaah, pada masyarakat India sistem lapisan masyarakatnya

sangat kaku dan menjelma dalam diri kasta-kasta. Kasta-kasta di India

mempunyai cirri-ciri tertentu, sebagai berikut.

a) Keanggotaan pada kasta diperoleh karena warisan atau kelahiran

sehingga anak yang lahir memperoleh kedudukan yang sama dengan

orang tuanya.

b) Keanggotaan yang diwariskan berlaku seumur hidup. Untuk itu,

seseorang tidak mungkin mengubah kedudukannya kecuali apabila ia

keluar dari kastanya.

c) Perkawinan bersifat endogami, yaitu dipilih dari orang yang sekasta.

d) Hubungan dengan kelompok-kelompok lainnya bersifat terbatas.

e) Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah

ditetapkan.

f) Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.

2) Masyarakat Feodal. Pola dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat feudal

berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Pola dasar stratifikasi sosial

masyarakat feodal adalah sebagai berikut.

a) Raja dan bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus dihormati

serta ditaati oleh rakyatnya. Raja memiliki kewenangan serta hak-hak

istimewa.

b) Lapisan utama diduduki oleh raja dan kaum bangsawan.

c) Rakyat harus mengabdi pada raja serta bangsawan.

Istilah kasta dalam bahasa India adalah yati dan sistemnya disebut

varna. Menurut kitab Rig Veda dan kitab-kitab Brahmana, dalam

masyarakat India dijumpai empat varna yang tersusun dari atas ke bawah.

Kasta-kasta tersebut adalah brahmana, ksatria, waisya, dan sudra. Kasta

brahmana merupakan kasta pendeta dan dipandang sebagai kasta tertinggi.

Ksatria merupakan kasta para bangsawan dan tentara serta dipandang

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

48

sebagai kasta kedua. Kasta waisya merupakan kasta pedagang dan

dianggap sebagai lapisan menengah. Sudra adalah kasta orang-orang biasa

atau rakyat jelata.

Di Indonesia, terutama Bali, juga menganut sistem kasta. Carilah

informasi tentang pelaksanaan kasta di Bali! Apakah sistem kasta di Bali

sampai sekarang juga masih terus berlangsung? Apakah pelaksanaan

sistem kasta tersebut juga karena pengaruh dari India dan pelaksanaannya

juga seketat di India? Kasta-kasta apa sajakah yang ada di Bali? Buat

laporan tentang kasta di Bali dalam bentuk makalah. Gunakan sumber data

seperlunya. Makalah dapat disajikan dengan gambar-gambar yang

mendukung.

3) Masyarakat yang Lapisan Sosialnya Tergantung pada Perbedaan Rasial

(Politik Rasial)

Masyarakat dengan lapisan sosial seperti ini pernah terjadi di Afrika

Selatan saat pelaksanaan politik apartheid. Saat itu Afrika Selatan masih

berada di bawah kekuasaan bangsa Inggris. Pemerintah penguasa

membedakan segala kegiatan antara kulit hitam dan kulit putih. Dalam

perkembangannya, politik apartheid banyak dikecam masyarakat dunia

sampai akhirnya politik ini berakhir dari Afrika Selatan. Sistem yang sama

pernah berlangsung di Amerika Serikat dengan nama segregation. Sistem

ini juga melakukan pembedaan masyarakat menjadi masyarakat kulit

berwarna terutama orang Negro dan kulit putih.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification)

Dalam stratifikasi sosial terbuka kemungkinan untuk pindah dari satu

lapisan ke lapisan lain sangat besar. Stratifikasi sosial terbuka memberikan

kesempatan kepada seseorang untuk berpindah lapisan sesuai dengan

kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang cakap

dan tidak beruntung bisa jatuh ke lapisan sosial di bawahnya.

Dalam kenyataannya sistem stratifikasi sosial tidak hanya bersifat terbuka

dan tertutup saja, tetapi bersifat campuran. Jadi, ada kemungkinan di dalam suatu

masyarakat terdapat unsur-unsur gabungan dari keduanya. Misalnya, dalam

sistem ekonomi menggunakan sistem stratifikasi sosial terbuka, sedangkan pada

bidang lain bersifat tertutup.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

49

1. Sistem Stratifikasi Sosial Tertutup

Dalam sistem stratifikasi sosial tertutup, sangat sulit bahkan tertutup

kemungkinan untuk pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan

lainnya.

2. Sistem Stratifikasi Sosial Terbuka

Pada sistem stratifikasi sosial terbuka, banyak peluang bagi seseorang

untuk pindah dari satu lapisan sosial ke yang lain

3. Sistem Stratifikasi Sosial Campuran

Pada sistem stratifikasi sosial campuran, perpindahan lapisan hanya

terjadi pada golongan lapisan yang sama.

E. BENTUK-BENTUK STRATIFIKASI SOSIAL

Proses terbentuknya stratifikasi sosial dapat terjadi melalui dua cara, yaitu: (1)

terjadi secara alamiah selaras dengan pertumbuhan masyarakat, (2) terjadi secara

disengaja dan direncanakan manusia. Stratifikasi sosial yang terjadi secara alamiah

tidak dapat dilepaskan oleh kecenderungan bakat, minat, dan dukungan lingkungan.

Misalnya, di lingkungan pantai berkembang masyarakat nelayan, di sekitar lahan yang

subur berkembang masyarakat petani, dan banyak lagi contoh-contoh lain yang

berhubungan dengan proses stratifikasi sosial secara alamiah. Adapun stratifikasi

sosial yang sengaja direncanakan dan dibentuk oleh manusia dapat diperhatikan pada

organisasi politik seperti pembagian kekuasaan, pembentukan organisasi politik,

penyusunan kabinet, dan lain sebagainya. Seperti yang telah diuraikan dalam

penjelasan sebelumnya, bahwa terbentuknya stratifikasi sosial sangat terkait dengan

nilai-nilai yang berharga dan terhormat. Standar nilai yang berharga dan terhormat

berbeda-beda. Hal ini sangat tergantung dari sudut mana seseorang memandang.

Namun demikian, secara umum standar nilai tersebut dapat dikelompokkan ke dalam

tiga kriteria, yakni kriteria ekonomi, kriteria sosial, dan kriteria politik.

Setiap lapisan dalam susunan tertentu mempunyai sifat dan kesatuannya sendiri.

Namun demikian, setiap lapisan memiliki sifat yang menghubungkan suatu lapisan

dengan lapisan yang berada di bawah atau di atasnya. Secara sederhana, stratifikasi

sosial terbagi ke dalam tiga lapisan, yaitu lapisan atas (upper), lapisan menengah

(middle), dan lapisan bawah (lower). Bentuk stratifikasi sosial dalam masyarakat ada

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

50

bermacam-macam, seperti stratifikasi ekonomi, stratifikasi politik, dan stratifikasi

sosial.

a. Stratifikasi Ekonomi

Stratifikasi ekonomi dapat dilihat dari segi pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan.

Stratifikasi ekonomi mendasarkan pelapisan pada faktor ekonomi. Jadi, orang-orang

yang mampu memperoleh kekayaan ekonomi dalam jumlah besar akan menduduki

lapisan atas. Sebaliknya, mereka yang kurang atau tidak mampu akan menduduki

lapisan bawah. Dengan demikian, kemampuan ekonomi yang berbeda

menyebabkan terjadinya stratifikasi ekonomi.

Golongan masyarakat yang menduduki lapisan atas dalam stratifikasi ekonomi,

misalnya pengusaha besar, pejabat, dan pekerja profesional yang memiliki

penghasilan besar. Sementara itu, golongan yang menduduki lapisan sosial paling

bawah, antara lain gelandangan, pengemis, pemulung, dan buruh tani. Stratifikasi

ekonomi bersifat terbuka karena memungkinkan bagi masyarakat untuk pindah ke

lapisan sosial yang lebih tinggi jika mampu dan berprestasi. Dalam sistem

stratifikasi ekonomi terbuka kesempatan bagi seluruh warga masyarakat untuk

pindah ke lapisan sosial atasnya asalkan memiliki kemampuan.

b. Stratifikasi Sosial

Pelapisan jenis ini berhubungan dengan status atau kedudukan seseorang dalam

masyarakat. Menurut Max Weber, manusia dikelompokkan dalam kelompok-

kelompok status berdasar atas ukuran kehormatan. Kelompok status ini,

didefinisikan Weber sebagai kelompok yang anggotanya memiliki gaya hidup

tertentu dan mempunyai tingkat penghargaan sosial dan kehormatan sosial tertentu.

Pembagian pelapisan pada kriteria sosial maksudnya adalah stratifikasi, antara lain

dalam arti kasta, pendidikan, dan jenis pekerjaan. Stratifikasi sosial berdasarkan

kasta dapat dijumpai pada masyarakat India. Masyarakat India menjalankan sistem

kasta secara ketat dan kaku. Sistem kasta ini didasarkan pada agama Hindu. Dalam

sistem kasta tidak memungkinkan bagi seseorang untuk dapat pindah dari satu

lapisan ke lapisan yang lainnya. Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria pendidikan

karena orang-orang di dalam sangat menghargai pendidikan sehingga menempatkan

mereka yang berpendidikan tinggi ke dalam kedudukan yang tinggi pula.

Stratifikasi sosial bidang pendidikan bersifat terbuka, artinya seseorang dapat naik

pada tingkat yang lebih tinggi apabila dia mampu dan berprestasi. Stratifikasi

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

51

pendidikan dapat dikelompokkan sebagai berikut; 1) pendidikan sangat tinggi,

antara lain doktor dan profesor; 2) pendidikan tinggi, antara lain sarjana dan

mahasiswa; 3) pendidikan menengah adalah mereka yang mengenyam bangku

SMA; 4) pendidikan rendah adalah mereka yang mengenyam pendidikan hanya

sampai tingkat SD dan SMP; 5) tidak berpendidikan atau buta huruf.

Stratifikasi bidang pendidikan bersifat terbuka, artinya memberikan peluang

bagi masyarakat yang berprestasi dan mampu untuk naik ke lapisan yang lebih

tinggi. Dalam dunia pendidikan tinggi, seseorang akan dapat meraih gelar

kesarjanaan apabila telah menyelesaikan penelitian atau karya ilmiahnya. Saat ini,

banyak terjadi mahasiswa yang tidak membuat sendiri karya ilmiah sebagai tugas

akhir perkuliahannya. Akan tetapi, mereka menyerahkannya ke jasa pembuat karya

ilmiah dengan membayar sejumlah uang. Melihat fenomena seperti ini,

bagaimanakah pendapatmu sehubungan dengan kemampuan seseorang untuk dapat

naik ke lapisan yang lebih tinggi di bidang pendidikan?

Stratifikasi berdasarkan kriteria sosial yang lain adalah stratifikasi bidang

pekerjaan. Stratifikasi ini mendasarkan pada keahlian, kecakapan, dan keterampilan

seseorang. Astried S. Susanto membagi pelapisan sosial bidang pekerjaan

berdasarkan ukuran keahlian, sebagai berikut.

1) Elite adalah orang kaya dan orang-orang yang menempati kedudukan atau

pekerjaan yang oleh masyarakat sangat dihargai.

2) Profesional adalah orang yang berijazah serta bergelar dari dunia pendidikan

yang berhasil.

3) Semi profesional, misalnya pegawai kantor, pedagang, teknisi pendidikan

menengah, dan mereka yang tidak berhasil mencapai gelar.

4) Tenaga terampil, misalnya orang-orang yang mempunyai keterampilan

mekanik teknik, pekerja pabrik yang terampil, dan pemangkas rambut.

5) Tenaga semi terampil, misalnya pekerja pabrik tanpa keterampilan,

pengemudi truk, dan pelayan restoran.

6) Tenaga tidak terampil, misalnya pembantu rumah tangga, tukang kebun, dan

penyapu jalan.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

52

c. Stratifikasi Politik

Indikator yang digunakan untuk membedakan masyarakat berdasarkan dimensi

politik adalah kekuasaan. Jadi, politik identik dengan kekuasaan. Mereka yang

memiliki kekuasaan terbesar akan menduduki lapisan sosial atas. Begitu pula

sebaliknya, yang sedikit bahkan sama sekali tidak memiliki kekuasaan akan berada

pada lapisan bawah. Kekuasaan adalah kemampuan untuk memengaruhi individu-

individu lain dan memengaruhi pembuatan keputusan kolektif.

Robert D. Putnam mengatakan bahwa kekuasaan adalah probabilitas untuk

memengaruhi alokasi nilai-nilai otoritatif. Sementara itu, menurut Max Weber,

kekuasaan adalah peluang bagi seseorang atau sejumlah orang untuk mewujudkan

keinginan mereka sendiri melalui suatu tindakan komunal meskipun mengalami

tentangan dari orang lain yang ikut serta dalam tindakan komunal itu. Dalam

masyarakat, pembagian kekuasaan yang tidak merata sudah terjadi sejak lama.

Menurut Gaetano Mosca, dalam setiap masyarakat selalu terdapat dua kelas

penduduk, yaitu kelas penguasa dan kelas yang dikuasai. Kelas penguasa jumlahnya

lebih sedikit daripada kelas yang dikuasai. Kelas penguasa menjalankan semua

fungsi politik, memonopoli kekuasaan, dan menikmati keuntungan yang diberikan

oleh kekuasaan itu.

Menurut Vilfredo Pareto ada beberapa asas yang mendasari terbentuknya

stratifikasi sosial berkaitan dengan kekuasaan politik, yaitu: 1) kekuasaan politik,

seperti halnya barang-barang sosial lainnya didistribusikan dengan tidak merata; 2)

pada hakikatnya orang yang dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu mereka

memiliki kekuasaan politik penting dan mereka yang tidak memilikinya; 3) secara

internal, elite itu bersifat homogen, bersatu, dan memiliki kesadaran kelompok; 4)

elite mengatur sendiri kelangsungan hidupnya dan keanggotaannya berasal dari

lapisan masyarakat yang sangat terbatas; 5) kelompok elite pada hakikatnya bersifat

otonom, kebal akan gugatan dari siapa pun di luar kelompoknya mengenai

keputusan-keputusan yang dibuatnya.

Namun demikian, asas-asas tersebut lebih banyak digunakan oleh pemerintahan

yang diktator. Negara demokratis, kekuasaan telah didistribusikan lebih

terfragmentasi ke berbagai kelompok. Siapa pun yang berkuasa biasanya akan

selalu dikontrol oleh kelompok-kelompok yang ada di luar sistem. Komposisi

orang-orang yang ada pada golongan minoritas dan mayoritas dapat berubah-ubah

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

53

dalam suatu periode waktu. Seseorang yang tadinya bukan dari kelompok elite

politik suatu saat bisa masuk menjadi elite politik. Dengan demikian, stratifikasi

politik bersifat terbuka. Stratifikasi politik bersifat terbuka, yaitu memungkinkan

bagi seseorang untuk masuk dan keluar dari elite politik. Elite politik adalah

golongan pemegang kekuasaan.

Stratifikasi politik berdasarkan kekuasaan bersifat bertingkat-tingkat dan

menyerupai suatu piramida. Menurut Mac Iver ada tiga pola umum dalam sistem

dan lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu tipe kasta, tipe oligarki, dan

tipe demokratis.

1) Tipe Kasta

Tipe kasta merupakan sistem pelapisan kekuasaan dengan garis-garis pemisah

yang tegas dan kaku. Dalam tipe kasta tidak memungkinkan gerak sosial

vertikal. Garis pemisah antara tiap-tiap lapisan tidak mungkin ditembus. Pada

puncak kekuasaan diduduki raja, kemudian diikuti oleh kaum bangsawan,

tentara, dan pendeta. Lapisan berikutnya terdiri atas tukang dan buruh tani.

Lapisan yang terendah adalah para budak.

2) Tipe Oligarki

Dasar pembedaan pada tipe oligarki ditentukan oleh kebudayaan masyarakat

setempat, terutama adanya kesepakatan yang diberikan kepada warga masyarakat

untuk memperoleh kekuasaan tertentu. Perbedaan antara satu lapisan dengan

lapisan lain tidak terlalu mencolok. Tipe oligarki masih mempunyai garis

pemisah yang tegas. Tipe oligarki dapat dijumpai pada masyarakat feodal yang

telah berkembang terutama di negara yang didasarkan pada aliran fasisme dan

negara totaliter. Bedanya bahwa kekuasaan sebenarnya berada di tangan partai

politik yang mempunyai kekuasaan menentukan.

3) Tipe Demokratis

Dalam tipe demokratis garis-garis pemisah antarlapisan sifatnya fleksibel dan

tidak kaku. Kelahiran tidak menentukan kedudukan dalam lapisanlapisan yang

terpenting adalah kemampuan. Kadang-kadang juga faktor keberuntungan.

Misalnya, seseorang dapat menduduki lapisan tertinggi sebagai kelas penguasa

karena masuk dalam organisasi politik.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

54

F. UNSUR-UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL

Unsur-unsur dalam stratifikasi sosial adalah kedudukan (status) dan peranan

(role). Kedudukan dan peranan merupakan unsur pokok dalam stratifikasi sosial.

Status menunjukkan tempat atau posisi seseorang dalam masyarakat. Peranan

merupakan suatu tingkah laku atau tindakan yang diharapkan dari seorang individu

yang menduduki status tertentu.

a. Kedudukan (Status)

Kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola atau kelompok sosial.

Dengan demikian, seseorang dapat memiliki lebih dari satu status. Hal itu

disebabkan seseorang biasanya hidup dalam beberapa pola kehidupan atau

menjadi anggota dalam berbagai kelompok sosial. Misalnya, seorang pelajar

sebuah SMA. Selain sebagai seorang pelajar, dia juga menjadi ketua OSIS,

dan anggota Palang Merah Remaja. Di rumah, dia sebagai seorang anak,

seorang kakak dari dua adiknya. Selain itu, dia juga menjadi sekretaris karang

taruna di kampungnya. Dengan demikian, dia memiliki lebih dari satu status.

Untuk mengukur status seseorang, menurut Pitirim A. Sorokin dapat dilihat

pada hal-hal sebagai berikut : 1) jabatan atau pekerjaan; 2) pendidikan dan

luasnya ilmu pengetahuan; 3) kekayaan; 4) politis; 5) keturunan; dan 6)

agama.

Status pada dasarnya dibedakan atas status yang bersifat objektif dan

subjektif. Status yang bersifat objektif disertai dengan hak dan kewajiban

yang terlepas dari individu. Sementara itu, status yang bersifat subjektif

adalah status yang menunjukkan hasil dari penilaian orang lain di mana

sumber status yang berhubungan dengan penilaian orang lain tidak selamanya

konsisten untuk seseorang. Dalam masyarakat sering kali kedudukan

dibedakan menjadi dua macam, yaitu ascribed status dan achieved status.

1) Ascribed status adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa

memerhatikan perbedaan seseorang karena kedudukan tersebut

diperoleh berkat kelahiran. Dengan kata lain, status yang diperoleh

dengan sendirinya atau status yang diperoleh tanpa inisiatif sendiri.

Status ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

55

a) Kelahiran

Pada umumnya ascribed status berdasarkan kelahiran ini terdapat

pada masyarakat dengan sistem pelapisan sosial yang tertutup.

Misalnya, pada masyarakat feodal, masyarakat kasta, dan

masyarakat diskriminasi sosial. Misalnya, kedudukan seorang

anak raja adalah bangsawan juga.

b) Jenis kelamin

berdasarkan jenis kelamin dalam masyarakat terdiri atas laki-laki

dan perempuan.

c) Umur atau usia; Menurut umur, status dibedakan atas muda,

sedang, dan tua.

d) Anggota keluarga; Status dalam keluarga terdiri atas ayah, ibu,

dan anak.

2) Achieved status adalah kedudukan yang dicapai seseorang dengan

usaha sendiri. Kedudukan ini misalnya setiap orang dapat menjadi

hakim, dokter, jika memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu seperti

telah menempuh pendidikan kehakiman dan kedokteran.

Ascribed status dan achieved status membedakannya dilihat pada cara

memperoleh status tersebut. Selain ascribed status dan achieved

status ada lagi status dalam masyarakat, yaitu assigned status.

Assigned status adalah status atau kedudukan yang diberikan atau

dianugerahkan. Assigned status mempunyai hubungan yang erat

dengan achieved status. Contohnya pemberian gelar kebangsawanan

kepada tokoh yang dianggap berjasa terhadap masyarakat.

b. Peranan (Role)

Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya

maka dia berarti telah menjalankan suatu peran. Peran dan kedudukan tidak

dapat dipisahkan karena satu dengan yang lainnya saling tergantung. Tidak

ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran. Seseorang dalam

masyarakat bisa memiliki lebih dari satu peran dari pola pergaulan hidupnya.

Suatu peran paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu: 1) peran meliputi norma-

norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - sadrakbatsira.files.wordpress.com · penghambat mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, saluran-saluran mobilitas sosial, ... Contoh: Seseorang wanita yang

56

masyarakat; 2) peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan

oleh individu dalam masyarakat; dan 3) peran dapat dikatakan sebagai

perilaku individu yang penting bagi struktur sosial dalam masyarakat.

Peran sangat penting karena dapat mengatur perilaku seseorang. Selain itu,

peran dapat memperkirakan perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu

sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang

lain. Peran dapat berarti sebagai perangkat harapan yang dikenakan pada

individu yang menempati kedudukan sosial tertentu. Berdasarkan

pelaksanaannya, peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Harapan-harapan masyarakat terhadap pemegang peran. Hal ini

merupakan kewajiban bagi pemegang peran (role expection).

2) Harapan-harapan yang dimiliki pemegang peran terhadap masyarakatnya.

Hal ini merupakan hak yang harus diterima pemegang peran.

Peran seseorang dalam masyarakat bisa berubah-ubah tergantung subjek

yang dihadapinya. Seiring dengan adanya konflik antar peran, maka ada juga

konflik peran. Untuk itu, pemisahan antara individu dengan peran yang

sesungguhnya harus dilaksanakan (role distance). Role distance terjadi

apabila individu merasakan dirinya tertekan karena dirinya merasa tidak

sesuai untuk melaksanakan peran yang diberikan masyarakat kepadanya.

Dengan demikian, ia tidak dapat melaksanakan perannya dengan sempurna

atau bahkan menyembunyikan diri. Peran dapat membimbing seseorang

dalam berperilaku. Adapun fungsi peran adalah sebagai berikut : 1) memberi

arah pada proses sosialisasi; 2) pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai,

norma-norma dan pengetahuan; 3) dapat mempersatukan kelompok atau

masyarakat; 4) menghidupkan sistem pengendali dan kontrol sehingga dapat

melestarikan kehidupan mereka. Berdasarkan cara memperolehnya, peran

dibagi menjadi dua.

1. Peran bawaan (ascribed role), yaitu peranan yang diperoleh secara

otomatis bukan karena usaha, peran sebagai nenek dan anak.

2. Peran pilihan (achieves), yaitu peranan yang diperoleh atas dasar

keputusannya sendiri, misalnya seseorang yang memutuskan diri untuk

menjadi seorang akuntan maka dia harus kuliah di fakultas ekonomi.