Makalah Mku Agama

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini politik sangat erat hubungannya dengan kehidupan seluruh manusia di dunia, termasuk kaum muslimin. Politik sendiri memiliki berbagai definisi yang berbeda beda tergantung dari sudut manakah kita melihatnya. Dalam Islam pun juga mengatur tentang tata cara politik dalam islam. Sebagai umat muslim, dalam kehidupan sehari - hari berpegang teguh pada Al Qur’an dan Al Hadist sebagai pedoman hidup. Dari kedua pedoman tersebut, umat muslim tidak perlu khawatir dalam menjalani persoalan hidup. Segala apa yang menjadi masalah, solusi, peringatan, kebaikan dan ancaan termuat di dalam pedoman tersebut. Bahkan dalam Al-Qur’andan Al Hadist permasalahan politik juga tertuang didalamnya. Oleh sebab itu kita sebagai umat Islam sudah selayaknya memahami tentang Politik khususnya politik dalam Islam. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa pengertian dari politik ? 1.2.2 Apa dasar politik dalam Islam ? 1.2.3 Bagaimana hubungan politik dengan agama ? 1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari politik 1.3.2 Untuk mengetahui dasar politik dalam Islam 1

Transcript of Makalah Mku Agama

Page 1: Makalah Mku Agama

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era saat ini politik sangat erat hubungannya dengan kehidupan seluruh manusia

di dunia, termasuk kaum muslimin. Politik sendiri memiliki berbagai definisi yang berbeda

beda tergantung dari sudut manakah kita melihatnya. Dalam Islam pun juga mengatur tentang

tata cara politik dalam islam. Sebagai umat muslim, dalam kehidupan sehari - hari

berpegang teguh pada Al Qur’an dan Al Hadist sebagai pedoman hidup.

Dari kedua pedoman tersebut, umat muslim tidak perlu khawatir dalam

menjalani persoalan hidup. Segala apa yang menjadi masalah, solusi,

peringatan, kebaikan dan ancaan termuat di dalam pedoman tersebut.

Bahkan dalam Al-Qur’andan Al Hadist permasalahan politik juga tertuang

didalamnya. Oleh sebab itu kita sebagai umat Islam sudah selayaknya

memahami tentang Politik khususnya politik dalam Islam.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian dari politik ?

1.2.2 Apa dasar politik dalam Islam ?

1.2.3 Bagaimana hubungan politik dengan agama ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari politik

1.3.2 Untuk mengetahui dasar politik dalam Islam

1.3.3 Untuk mengetahui hubungan politik dengan agama

1.4 Manfaat

1.4.1 Mengetahui pengertian dari politik

1.4.2 Mengetahui dasar politik dalam Islam

1.4.3 Mengetahui hubungan politik dengan agama

1

Page 2: Makalah Mku Agama

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Politik

2.1.1 Pengertian Politik Menurut Para Ahli

Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti Negara kota. Secara

etimologi kata politik masih berhubungan erat dengan kata politis yang bearti hal-hal yang

berhubungan dengan politik. Kata politisi berarti orang-orang yang menekuni hal-hal yang

berkaitan dengan politik. Para tokoh memiliki sudut pandang yang beragam mengenai

pengertian dari politik. berikut ini adalah beberapa definisi mengenai politik menurut para ahli

:

1.    Andrew Heywood, politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat,

mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur

kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerjasama.

2.    Roger F.Soltau, politik adalah ilmu yang mempelajari Negara,tujuan-tujuan Negara, dan

lembaga-lembaga Negara yang akan melaksanakan tujuan tersebut serta hubungan antara

Negara dengan warga negaranya serta Negara lain.

3.    Robert, politik adalah seni memerintah dan mengatur masyarakat manusia.

4.    W.A Robson, politik adalah ilmu yang mempelajari kekuasaan dalam masyarakat, yaitu sifat

hakiki, dasar, proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil.

5.    Paul Janet, politik adalah ilmu yang mengatur perkembangan Negara begitu juga prinsip-

prinsip pemerintahan

6.    Harold Laswell, politik adalah ilmu yang mempelajari pembentukan dan pembagian

kekuasaan.

7.    Ramlan Surbakti, politik adalah proses interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk

menentukan kebaikan bersama bagi masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

2

Page 3: Makalah Mku Agama

8.    F.Isjwara, politik adalah salah satu perjuangan untuk memperoleh kekuasaan atau sebagai

teknik menjalankan kekuasaan-kekuasaan.

9.    Kartini Kartolo, politik adalah aktivitas perilaku atau proses yang menggunakan kekuasaan

untuk menegakkan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang sah berlaku ditengah

masyarakat.

10. Cheppy H.Cahyono, politik adalah macam-macam kegiatan dalam system politik atau Negara

yang menyangkut proses menentukan dan sekaligus melaksanakan tujuan-tujuan sistem

tersebut

11. Carl Schmidt, politik adalah suatu dunia yang didalamnya orang-orang lebih membuat

keputusan-keputusan daripada lembaga-lembaga abstrak

12. Litre, politik adalah ilmu memerintah dan mengatur Negara

13. Sri Sumantri, politik adalah pelembagaan dari hubungan antar manusia yang dilembagakan

dalam bermacam-macam badan politik baik suprastruktur politik dan infrastruktur politik

14. Wilbur White, politik adalah ilmu yang mempelajari asal mula, bentuk-bentuk dan proses-

proses Negara dan pemerintah

15. Ossip K.Flechteim, politik adalah ilmu social yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari

Negara sejauh Negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan gejala-gejala

kekuasaan lain yang tak resmi yang dapat mempengaruhi Negara

16. Seely dan Stephen Leacock, politik adalah ilmu yang serasi dalam menangani pemerintahan

17. Adolf Grabowsky, politik adalah menyelidiki Negara dalam keadaan bergerak

18. Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga Negara untuk mewujudkan kebaikan

bersama

19. Ibnu Aqil, politik adalah hal-hal praktis yang lebih mendekati kemaslahatan bagi manusia dan

lebih jauh dari kerusakan meskipun tidak digariskan oleh Rasulullah SAW

3

Page 4: Makalah Mku Agama

20. Rod Hague, politik adalah kgiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok-kelompok

mencapai keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk

mendamaikan perbedaan-perbedaan diantara anggota-anggotanya.

2.1.2 Pengertian Politik dalam Islam

Politik dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah. Oleh karena itu, di

dalam buku-buku para ulama salafush shalih dikenal istilah siyasah syar’iyyah, misalnya.

Dalam Al-Muhith, siyasah berakar kata sasa-yasusu. Dalam kalimat Sasa addawaba yasusaha

siyasatan berarti Qama ‘alaiha wa radlaha wa adabbaha (mengurusi, melihatnya, dan

mendidiknya). Bila dikatakan sasa al amra artinya dabbrahu (mengurusi/mengatur perkara).

Asal makna siyasah (politik) diterapkan pada pengurusan dan pelatihan pengembalaan.

. Menurut Hasan Al-Bana menyimpulkan bahwa pilar utama untuk membangun pilar

kekuatan utama ummat ialah: kesabaran (ash-shabru), keteguhan (ats-tsabat), kearifan (al-

hikmah), dan ketenangan ( al-anat) semua itu bersangkutan dengan kekuatan kejiwaan (al-

quwwah an- nafsiyah) suatu bangsa. Hasan Al-Banna menyimpulkan adanya lima babak yang

akan dilalui yaitu: kelemahan (adh-dho fu), kepemimpinan (az-zuaamah), pertarungan (ash-

shiraa u), iman (al-iman), dan pertolongan Allah (al-intishar).

Sistem politik dalam pandangan islam adalah hukum atau pandangan yang  berkenaan

dengan cara bagaimana urusan masyarakat diurus dan diatur dengan hukum  Islam. Sebab,

politik itu sendiri dalam pandangan islam adalah mengurus urusan umat dengan menerapkan

hukum islam baik di dalam negeri maupun di luar negeri.  

   Pandangan beberapa orang mengenai politik dalam islam, salah satunya yaitu yang

dikemukakan oleh  Saudara Abshar-Abdalla dalam kajian di Jawa Pos, 1 Juni 2003

diantaranya :

1.    Sistem poltik dalam islam adalah system khalifah (pemimpin) yaitu sistem politik yang telah

dilaksanakan Nabi Muhammad SAW dan para Khulafaur rasyidin yang dijadikan sebagai

teladan bagi umat islam.

2.    Sistem poltik dalam islam sejatinya tidak ada. Karena Nabi Muhammad hanyalah seorang

rasul yang misinya mensyiarkan agama islam bukan sebagai pemimpin dan pengatur agama.

3.    Sistem politik atau system ketatanegaraan dalam islam tidak ada, tapi terdapat seperangkat

tata nilai etika bagi kehidupan bernegara

            Lepas dari pendapat-pendapat diatas, dalam kenyataannya, pada masa Nabi

Muhammad SAW, dimana dalam masa itu beliau tidak hanya sebagai rasul tetapi juga sebagai

4

Page 5: Makalah Mku Agama

pemimpin Negara, sebagai buktinya yaitu aturan dasar Negara yang berupa Piagam Madinah,

yang oleh Hamidullah disebut sebagai konstitusi tertulis pertama dalam sejarah pada awal

decade ketiga abad VIIM (622) atau tahun 1 H. Dan kepemimpinan ini terus berlanjut sampai

dibawah kepemimpinan Ali bin Abi Thalib.

Di dalam Al-Qur’an sendiri tidak disebutkan secara tegas mengenai wujud dari suatu

system politik dalam islam, hanya dalam beberapa ayat disebutkan bahwa islam terkait dalam

dua faktor yaitu kekuasaan politik hanya akan dijanjikan kepada orang-orang yang beriman

dan beramal shaleh. Tidak hanya itu, system politik dalam islam juga berkaitan dengan ruang

dan waktu, dengan kata lain dihubungkan dengan peristiwa bersejarah, yang salah satu

bentuknya yaitu Piagam Madinah tersebut.

Kedudukan Politik dalam Islam

Terdapat tiga pendapat  di kalangan pemikir muslim  tentang kedudukan politik dalam

syariat Islam. Yaitu :

Pertama, kelompok  yang menyatakan bahwa Islam adalah suatu agama yang

serbah lengkap didalamnya terdapat pula antara lain system ketatanegaraan atau politik.

Kemudian lahir sebuah istilah yang disebut dengan fikih siasah (system ketatanegaraan dalam

islam) merupakan bagian integral dari ajaran islam.  Lebih jauh kelompok ini berpendapat

bahwa system ketatanegaraan yang harus diteladani adalah system yang telah dilaksanakan

oleh nabi Muhammad SAW dan oleh para khulafah al-rasyidin yaitu sitem khilafah.

Kedua, kelompok yang berpendirian bahwa islam adalah agama dalam

pengertian barat. Artinya agamatidak ada hubungannya dengan kenegaraan. Menurut aliran

ini nabi Muhammad hanyalah seorang rasul, seperti rasul-rasul yang lain bertugas

menyampaikan risalah Tuhan kepada segenap alam. Nabi tidak bertugas untuk mendirikan

dan memimpin suatu Negara.

Ketiga, menolak bahwa Islam adalah agama yang serba lengkap yang terdapat

didalamnya segala sistem ketatanegaraan, tetapi juga menolak pendapat bahwa Islam

sebagaimana pandanagan barat yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan.

Aliran ini berpendirian bahwa dalam Islam tidak teredapat sistem ketatanegaraan, tetapai

terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara.

Sejarah membuktikan bahwa nabi kecuali sebagai rasul, meminjam istilah harun

nasution, kepala agama, juga beliau adalah kepala negara. Nabi menguasai suatu wilayah

yaitu yastrib yang kemudian menjadi Madinah Al-Munawwarah sebagai wilayah kekuasaan

5

Page 6: Makalah Mku Agama

nabi sekaligus manjadi pusat pemerintahannya dengan piagam Madinah sebagai aturan dasar

kenegaraannya. Sepeninggal nabi, kedudukan beliau sebagai kepala negara digantikan abu

bakar yang merupakan hasil kesepakatan tokoh-tokoh sahabat, selanjutnya disebut khalifah.

Sistem pemerintahannya disebut “khalifah”. Sistem “khalifah” ini berlangsung hingga

kepemimpinan berada dibawah kekuasaan khalifah terakhir, ali “karramah allahu wajhahu”.

Demokrasi dalam Islam

Kedaulatan mutlak dan keesaan tuhanyang terkandung dalam konsep tauhid

dan peranan manusia yang terkandung. Dalam konsep khalifah memberikan kerangka yang

dengannya para cendikiawan belakangan ini mengembangkan teori politik tertentu yang

dianggap demokratis. Didalamnya tercakup definisi khusus dan pengakuan terhadap

kedaulatan rakyat, tekanan pada kesamaan derajat, manusia, dan kewajiban rakyat sebagai

pengemban pemerintahan.

Demokrasi islam dianggap sebagai sistem yang mengekuhkan konsep-konsep islam

yang sudah lama berakar, yaitu musyawarah {syura}, persetujuan {ijma’}, dan penilaian

interpretative yang mandiri {ijtihad}.

Musyawarah, konsensus, dan ijtihad merupakan konsep-konsep yang sangat penting

bagi artikulasi demokrasi islam dalam kerangka keesaan tuhan dan kewajiban-kewajiban

manusia sebagai khalifah-Nya. Meskipun istilah-istilah ini banyak diperdebatkan maknanya,

namunlepas dari ramainya perdebatan maknanya didunia Islam, istilah-istilah ini memberi

landasan yang efektif untuk memahami hubungan antara islam dan demokrasi di dunia

kontemporer.

Islam mengandung ajaran yang berlimpah tentang etika dan moralitas kemanusiaan,

termasuk etika dan moralitas politik. Karena itu, wacana politik tidak bisa dilepaskan dari

dimensi etika dan moralitas. Melepaskan politik dari gatra moral-etis, berarti mereduksi Islam

yang komprehensif dan mencabut akar doktrin Islam yang sangat fundamental, yakni akhlak

politik. Dengan demikian, muatan etika dalam wacana politik merupakan keniscayaan yang

tak terbantahkan.

Al-Mawardi, ahli politik Islam klasik terkemuka (w.975 M) merumuskan syarat-syarat

seorang politisi sebagai berikut: Bersifat dan berlaku adil, Mempunyai kapasitas intelektual

dan berwawasan luas., Profesional., Mempunyai visi yang jelas, Berani berjuang untuk

membela kepentingan rakyat.

Politik dalam Islam menjuruskan kegiatan umat kepada usaha untuk mendukung dan

melaksanakan syari’at Allah melalui sistem kenegaraan dan pemerintahan. la bertujuan untuk

6

Page 7: Makalah Mku Agama

menyimpulkan segala sudut Islam yang syumul melalui satu institusi yang mempunyai syahk

siyyah untuk menerajui dan melaksanakan undang undang.

Pengertian ini bertepatan dengan firman Allah yang mafhumnya: “Dan katakanlah: Ya

Tuhan ku, masukkanlah aku dengan cara yang baik dan keluarkanlah aku dengan cara yang

baik dan berikanlah kepadaku daripada sisi Mu kekuasaan yang menolong.” (AI Isra’: 80).

2.2 Dasar Politik dalam Islam

1. HAKIMIYAAH ILAHIYYAH

Hakimiyyah atau memberikan kuasa pengadilan dan kedaulatan hukum tertinggi

dalam sistem politik Islam hanyalah hak mutlak Allah. Hakimiyyah Ilahiyyah membawa arti

bahwa terasutama kepada sistem politik Islam ialah tauhid kepada Allah di segi

Rububiyyahdan Uluhiyyah.

2. RISALAH

Risalah bererti bahawa kerasulan beberapa orang lelaki di kalangan manusia sejak

Nabi Adam hingga kepada Nabi Muhammad saw adalah suatu asas yang penting dalam

sistem politik Islam. Melalui landasan risalah inilah maka para rasul mewakili kekuasaan

tertinggi Allah dalam bidang perundangan dalam kehidupan manusia. Para rasul

meyampaikan, mentafsir dan menterjemahkan segala wahyu Allah dengan ucapan dan

perbuatan.

3. KHILAFAH

Khilafah bererti perwakilan. Kedudukan manusia di atas muka bumi ini adalah sebagai

wakil Allah. Oleh itu, dengan kekuasaan yang telah diamanahkan ini, maka manusia

hendaklah melaksanakan undang-undang Allah dalam batas yang ditetapkan. Di atas landasan

ini, maka manusia bukanlah penguasa atau pemilik tetapi hanyalah khalifah atau  wakil Allah

yang menjadi Pemilik yang sebenar.

PRINSIP-PRINSIP UTAMA SISTEM POLITIK ISLAM

1. MUSYAWARAH

Asas musyawarah yang paling utama adalah berkenaan dengan pemilihan ketua

negara dan oarang-oarang yang akan menjawab tugas-tugas utama dalam pentatbiran ummat.

Asas musyawarah yang kedua adalah berkenaan dengan penentuan jalan dan cara pelaksanaan

undang-undang yang telah dimaktubkan di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Asas

7

Page 8: Makalah Mku Agama

musyawarah yang seterusnya ialah berkenaan dengan jalan-jalan bagi menetukan perkara-

perkara baru yang timbul dikalangan ummat melalui proses ijtihad.

2. KEADILAN

Prinsip ini adalah berkaitan dengan keadilan sosial yang dijamin oleh sistem sosial dan

sistem ekonomi Islam. Dalam pelaksanaannya yang luas, prinsip keadilan yang terkandung

dalam sistem politik Islam meliputi dan merangkumi segala jenis perhubungan yang berlaku

dalam kehidupan manusia, termasuk keadilan di antara rakyat dan pemerintah, di antara dua

pihak yang bersengketa di hadapan pihak pengadilan, di antara pasangan suami isteri dan di

antara ibu bapa dan anak-anaknya.

3. KEBEBASAN

Kebebasan yang diipelihara oleh sistem politik Islam ialah kebebasan yang

berteruskan kepada makruf dan kebajikan. Menegakkan prinsip kebebasan yang sebenar

adalah tujuan terpenting bagi sistem politik dan pemerintahan Islam serta menjadi asas-asas

utama bagi undang-undang perlembagaan negara Islam.

4. PERSAMAAN

Persamaan di sini terdiri daripada persamaan dalam mendapatkan dan menuntut hak,

persamaan dalam memikul tanggung jawab menurut peringkat-peringkat yang ditetapkan oleh

undang-undang perlembagaan dan persamaan berada di bawah kuatkuasa undang-undang.

5. HAK MENGHISAB PIHAK PEMERINTAH

Hak rakyat untuk menghisab pihak pemerintah dan hak mendapat penjelasan terhadap

tindak tanduknya. Prinsip ini berdasarkan kepada kewajiban pihak pemerintah untuk

melakukan musyawarah dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan dan pentatbiran negara

dan ummat. Hak rakyat untuk disyurakan adalah bererti kewajipan setiap anggota dalam

masyarakat untuk menegakkan kebenaran dan menghapuskan kemungkaran. Dalam

pengertian yang luas, ini juga bererti bahawa rakyat berhak untuk mengawasi dan menghisab

tindak tanduk dan keputusan-keputusan pihak pemerintah.

8

Page 9: Makalah Mku Agama

Prinsip Dasar Politik dalam Islam

                       

Prinsip dasarnya dan yg menjadi obyek pembahasan system politik dalam islam

diantaranya :

1.  Fikih modern (siyasah dusturiyah)

   Dengan kata lain yaitu hukum tata Negara yang membahas hubungan pemimpin

dengan rakyatnya serta institusi yang ada di Negara itu sesuai dengan kebutuhan rakyat untuk

kemaslahatan dan pemenuhan kebutuhan rakyat itu sendiri.

2. Hukum internasional dalam islam (siyasah dauliyah), diantaranya yaitu :

a.       Kesatuan islam

Yang dimaksudkan disini adalah kesatuan seluruh umat islam di dunia yang satu jiwa

dan berpegang teguh pada hukum islam yang sudah tertuang dalam al-qur’an dan al-

hadist.

b.      Keadilan (al adalah)

Ini adalah menyangkut dengan keadilan social yang dijamin oleh system social dan

system ekomomi islam. Keadilan didalam bidang sosioekonomi tidak mungkin terlaksana

tanpa wujudnya kuasa politik yang melindungi dan mengembangkannya.

Didalam pelaksanaannya yang luas, prinsip keadilan yang terkandung dalam system

politik islam meliputi dan menguasai segala jenis perhubungan yang berlaku didalam

kehidupan manusia, termasuk keadilan diantara rakyat dan pemerintah, diantara dua pihak

yang bersengketa dihadapan pihak pengadilan, diantara pasangan suami istri dan diantara

ibu bapak dan anaknya. Dikarenakan kewajiban berlaku adil dan menjauhi perbuatan

dzalim merupakan diantara asas utama dalam system sosial islam, maka menjadi peranan

utama system politik islam untuk memelihara asas tersebut. Pemeliharaan terhadap

keadilan merupakan prinsip nilai sosial yang utama Karen a dengannya dapat dikukuhkan

kehidupan manusia dalam segaa aspeknya.

c.       Persamaan (al musawah)

Persamaan disini terdiri daripada persamaan dalam mendapat dan menuntut hak

persamaan dalam memikul tanggung jawab menurut peringkat yang ditetapkan oleh

undang-undang perlembagaan dan persamaan berda di bawah taklukan kekuasaan undang-

undang.

d.      Kehormatan manusia (karomah insaniyah)

e.       Toleransi (al tasamuh)

f.       Kerjasama kemanusiaan

9

Page 10: Makalah Mku Agama

Yang dimaksudkan adalah kerjasama yang dilakukan oleh antar umat seagama dan kerjasama

antar umat beragama.

g.      Kebebasan, kemerdekaan (al akhlak al karomah)

Kebebasan yang dipelihara oleh system politik islam ialah kebebasan yang berterskan kepada

ma’ruf dan kebajikan.

Menegakkan prinsip kebebasan yang sebenarnya adalah diantara tujuan terpenting bagi

system politik dan pemerintahan islam serta asas bagi undang-undang perlembagaan Negara

islam.

h.      Musyawarah

Asas musyawarah diantaranya :

  Berkenaan dengan pemilihan ketua Negara dan orang-orang yang akan menjawati tugas-tugas

utama dalam pentadbiran ummah.

  Berkenaan dengan penentuan jalan dan cara pelaksanaan undang-undang yang telah

dimaktubkan di al-qur’an dan as-sunnah

  Berkenaan dengan jalan menentukan perkara baru yang timbul di kalangan ummah melalui

proses ijtihad.

i.        Hak Menghisab Pihak Pemerintah

      Prinsip ini berdasarkan kepada kewajiban pihak pemerintah untuk melakukan

musyawarah dalam hal-hal yang berkaitan dengan urusan dan pentadbiran Negara dan

ummah.Hak rakyat untuk disyurakan adalah bererti kewajipan setiap anggota di dalam

masyarakat untuk menegakkan kebenaran dan menghapuskan kemungkaran. Hak ini dalam

pengertian yang luas juga bererti hak untuk mengawasi dan menghisab tindak tanduk dan

keputusan keputusan pihak pemerintah. Prinsip ini berdasarkan kepada firman Allah yang

mafhumnya:

"Dan apabila ia berpaling (daripada kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan

kerosakan padanya, dan merosak tanaman tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak

menyukai kebinasaan." (Al-Baqarah:205)

"..maka berilah keputusan di antara manusia dengan 'adil dan janganlah kamu mengikut

hawa nafsu, kerana ia akan menyesatkan kamu daripada jalan Allah. Sesungguhnya orang

orang yang sesat daripada jalan Allah akan mendapat 'azab yang berat, kerana mereka

melupakan hari perhitungan." (Sad: 26)

10

Page 11: Makalah Mku Agama

3. Siyasah Maliyah

a.       Prinsip-prinsip kepemilikan harta

b.      Tanggung jawab sosial yang kokoh tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga,

masyarakat dan sebaliknya

c.       Zakat, hasil bumi, emas perak, ternak dan zakat fitrah

d.      Khoroj

e.       Harta peninggalan dari orang yang tidak meninggalkan ahli waris

f.       Jizyah (harta temuan)

g.      Ghoniyah (harta rampasan perang)

h.      Bea cukai barang impor

i.        Eksploitasi sumber daya alam yang berwawasan lingkungan.

2.3 Hubungan Politik dengan Agama

Agama secara hakiki berhungan dengan politik. Kepercayaan agama dapat

mempengaruhi hukum, perbuatan yang oleh rakyak dianggap dosa, seperti sodomi dan incest,

sering tidak legal. Seringakali agamalah yang memberi legitimasi kepada pemerintahan.

Agama sangat melekat dalam kehidupan rakyat dalam masyarakat industri maupun

nonindustri, sehingga kehadirannya tidak mungkin tidak terasa di bidang politik. Sedikit atau

banyak, sejumlah pemerintahan di seluruh dunia menggunakan agama untuk memberi

legitimasi pada kekuasaan politik.

Di dalam sejarah Islam, masuknya faktor agama (baca: teologi) ke dalam politik

muncul ke permukaan dengan jelas menjelang berdirinya dinasti Umayyah. Hal ini terjadi

sejak perang Siffin pada tahun 657, suatu perang saudara yang melibatkan khalifah ‘Ali b.

Abi Talib dan pasukannya melawan Mu’awiyah b. Abi Sufyan, gubernur Syria yang

mempunyai hubungan keluarga dengan ‘Uthman, bersama dengan tentaranya. Peristiwa ini

kemudian melahirkan tiga golongan umat Islam, yang masing-masing dikenal dengan nama

Khawarij, Shi’a, dan Sunni.

 

Kita dapat melihat bahwa pemikiran atau tindakan politik itu tidak bisa terlepas dari

kepercayaan keagamaan. Hal ini disebabkan, pertama, oleh sikap dan keyakinan bahwa

seluruh aktifitas manusia, tidak terkecuali politik, harus dijiwai oleh ajaran-ajaran agama;

11

Page 12: Makalah Mku Agama

kedua, disebabkan oleh fakta bahwa kegiatan manusia yang paling banyak membutuhkan

legitimasi adalah bidang politik, dan hanya agamalah yang dipercayai mampu memberikan

legitimasi yang paling meyakinkan karena sifat dan sumbernya yang transcendent.

Sebaliknya, kepercayaan agama bisa juga dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan

politik. Untuk tarap kenegaraan, hal ini bisa dilihat pada sikap penguasa bani Umayyah, yang

mendukung doktrin jabariyyah untuk memperoleh ketaatan penuh dari rakyat. Pada masa

sekarang, ajaran-ajaran teologis yang mendukung tumbuhnya toleransi di kalangan umat

beragama, dan dari sini diharapkan terciptanya kerukunan dan ketenteraman di dalam suatu

masyarakat atau negara, mendapat dukungan kuat dari pemerintah. Untuk skala individu, hal

ini antara lain bisa dilihat pada kasus orang-orang yang mendukung suatu doktrin agama yang

tadinya ia tentang, atau orang-orang yang bersedia mengganti keanggotaannya dalam suatu

organisasi keagamaan demi kedudukan politik yang dia senangi. Dan memang penggunaan

(use) dan penyalahgunaan (abuse) agama adalah suatu hal yang inherent dalam seluruh

pemeluk agama di sepanjang sejarah umat manusia.

12

Page 13: Makalah Mku Agama

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Politik merupakan pemikiran yang mengurus kepentingan masyarakat.

Pemikiran tersebut berupa pedoman, keyakinan hukum atau aktivitas dan informasi.

Beberapa prinsip politik islam berisi: mewujudkan persatuan dan kesatuan

bermusyawarah, menjalankan amanah dan menetapkan hukum secara adil atau dapat

dikatakan bertanggung jawab, mentaati Allah, Rasulullahdan Ulill Amr (pemegang

kekuasaan) dan menepati janji. Korelasi pengertian politik islam dengan politik

menghalalkan segala cara merupakan dua hal yang sangat bertentangan. Islam menolak

dengan tegas mengenai politik yang menghalalkan segala cara.

Pemerintahan yang otoriter adalah pemerintahan yang menekan dan

memaksakn kehendaknya kepada rakyat. Setiap pemerintahan harus dapat melindungi,

mengayomi masyarakat. Sedangkan penyimpangan yang terjadi adalah pemerintahan yang

tidak mengabdi pada rakyatnya, menekan rakyatnya. Sehingga pemerintahan yang terjadi

adalah otoriter. Yaitu bentuk pemerintahan yang menyimpang dari prinsip-prinsip islam.

Dalam politik luar negerinya Islam menganjurakan dan menjaga adanya perdamain.

Walaupun demikan islam juga memporbolehkan adanya perang, namun dengan sebab

yang sudah jelas karena mengancam kelangsungan umat muslim itu sendiri. Dan perang

inipun telah memiliki ketentuan-ketentuan hukum yang mengaturnya. Jadi tidak

sembarangan perang dapat dilakukan. Politik islam menuju kemaslahatan dan

kesejahteraan seluruh umat.

3.2 Rekomendasi

Jadikanlah makalah ini sebagai sumber ilmu yang dapat menambah

pemahaman ilmu agama Islam, khususnya mengenai politik dalam Islam, yang

nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami mohon maaf

apabila terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran kami

harapkan guna menyempurnakan makalah ini.

13

Page 14: Makalah Mku Agama

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jabiri, Muhammad Abid. 2001. Agama, Negara: Dalam Penerapan Syariah. Yogyakarta:

Fajar Pustaka Baru.

 Al-Usairy, Ahmad. 2003. Sejarah Islam: Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX. Jakarta:

Akbar Media Eka Sarana.

 Ash-Shadr, Sayid Muhammad Baqir. 2001. Sistem Politik Islam: Sebuah Pengantar. Jakarta:

Lentera.

 Azra, Azyumardi, Dr. 1996. Pergolakan Politik Islam: Dari Fundamentalisme, Modernisme

Hingga Post-Modernisme. Jakarta: Paramadina.

 Nasution, Harun, Prof. Dr. 1974. Islam: Ditinjau Dari Berbagai Aspek, Jilid I. Jakarta: UI

Press.

 Pulungan, J. Suyuthi. Dr. 1993. Fiqh Siyasah: Ajaran Sejarah Dan Pemikiran. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

 Syadzali, Munawir. H. M.A. 1990. Islam Dan Tata Negara, Cet V. Jakarta: UI Press.

 Syarif, Mujar Ibnu. Drs. M.Ag. 2003. Hak-Hak Politik Minoritas Non Muslim Dalam

Komunitas Islam: Tinjauan Dari Prespektif Politik Islam. Bandung: Angkasa. 

Hasby, Subky, dkk.2007. BUKU DARAS.PPA Universitas Bramijaya ; Malang

RisalahUsrah 3 – Sistem-sistem Islam, Abu Urwa

14