Makalah Mki Proses Kreatif

download Makalah Mki Proses Kreatif

of 6

description

Proses kreatif manulis naskah ketoprak

Transcript of Makalah Mki Proses Kreatif

MAKALAHPROSES KREATIF MENULIS NASKAH KETOPRAKDosen Pengampu : Sungging Widagdo,S.Pd

Oleh:Nama Siti HardiyantiNIM 2601412004Rombel 1

FAKULTAS BAHASA DAN SENIUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014KATA PENGANTAR

Puji syukut saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat, karunia, serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Menulis Karya Ilmiah. Dengan topik PROSES KREATIF MENULIS NASKAH KETOPRAK. Harapan saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pendidikan. Ucapan terimakasih tidak lupa saya sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Demikian tugas makalah ini saya susun dari beberapa sumber, saya menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan tugas makalah ini. Saya harap kritik dan saran dapat tersampaikan untuk kemajuan makalah saya dilain waktu.

Semarang, Oktober 2014

Penyusun

A. Latar Belakang

Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan walaupun menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, tetapi dalam proses pembelajaran bahasa tidak mungkin dipisahkan dengan keterampilan berbahasa yang lain seperti mendengarkan, berbicara dan membaca. Keempat keterampilan berbahasa itu terdapat saling melengkapi.Dalam menulis, unsur kebahasaan merupakan aspek penting yang perlu dicermati, disamping isi pesan yang diungkapkan, yang merupakan inti dari hakikatnya sebagai bentuk penggunaan bahasa yang aktif-produktif. Untuk membantu pembelajaran bahasa tentang bagaimana memahami dan menghasilkan teks baik lisan maupun tulis dalam beragam konteks dan beragam peruntukan, maka sangat diperlukan teori bahasa atau tatabahasa tentang bagaimana suatu teks bekerja. Dalam genre, bahasa dipandang sebagai sumber untuk membentuk makna. Tata bahasa diperlakukan sedemikian rupa untuk menggambarkan bahasa dan penggunaan yang sebenarnya dan berfokus pada teks dan konteksnya.Menulis naskah drama merupakan suatu proses yang utuh, yang mempunyai keseluruhan. Jika kita hanya memiliki sedikit pengalaman menulis diharapkan kita nantinya memiliki ketajaman dan kejernihan berfikir yang berhubungan dengan unsur fundamental naskah drama. Ketoprak merupakan bentuk drama jawa tradisional yang biasanya menceritakan tentang babad, proses terjadinya peristiwa atau daerah.Makalah ini disusun karena ketidaktahuan mahasiswa dalam menyusun atau membuat naskah ketoprak dalam mata kuliah Drama Jawa Tradisional. Adanya fenomena tersebut diungkapkan dalam mata kuliah Drama Jawa Tradisional yang akan di bahas dalam makalah ini untuk menguak ketidakmampuan mahasiswa dalam membuat naskah ketoprak. Dijelaskan dalam mata kuliah Menulis Karya Ilmiah, bahwa kesulitan mahasiswa dalam membuat naskah ketoprak dapat dikaji untuk memenuhi tugas Menulis Karya Ilmiah. Tidak dipungkiri bahwa membuat naskah sulit. Namun dalam makalah ini akan di kuak bagaimana Proses Kreatif Menulis Naskah Ketoprak, kesulitan dan metode sehingga dapat merumuskan atau membuat naskah ketoprak.

B. Rumusan MasalahDari latar belakang diatas dapat disimpulkan bagaimana fenomena yang terjadi pada mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan bahasa jawa. Dalam menulis naskah akan dijelaskan tentang bagaimana Proses Kreatif Menulis Naskah Ketoprak, kesulitan dalam Proses Kreatif Menulis Naskah Ketoprak, dan metode yang dipakai dalam Proses Kreatif Menulis Naskah Ketoprak.

C. TujuanBerdasarkan permasalahan di atas, makalah ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti mendeskripsikan Proses Kreatif Menulis Naskah Ketoprak, mengidentifikasi kesulitan dalam Proses Kreatif Menulis Naskah Ketoprak, dan metode yang dipakai dalam Proses Kreatif Menulis Naskah Ketoprak.

D. Landasan TeoriMenulis naskah drama merupakan suatu proses yang utuh, yang mempunyai keseluruhan. Jika kita hanya memiliki sedikit pengalaman menulis diharapkan kita nantinya memiliki ketajaman dan kejernihan berfikir yang berhubungan dengan unsur fundamental naskah drama. Ketoprak merupakan bentuk drama jawa tradisional yang biasanya menceritakan tentang babad, proses terjadinya peristiwa atau daerah.Dalam Proses Kreatif Menulis Naskah Ketoprak tentunya terdapat unsur-unsur pembangun karya sastra. Elemen atau unsur-unsur yang membangun sebuah fiksi atau cerita rekaan, novel termasuk di dalamnya, terdiri atas tema, fakta cerita dan sarana cerita. Fakta cerita terdiri atas tokoh, plot atau alur dan setting atau latar. Sarana cerita meliputi hal-hal yang dimanfaatkan oleh pengarang dalam memilih dan menata detil-detil cerita sehingga tercipta pola yang bermakna seperti unsur judul, gaya dan nada, dan sebagaimana (Sumito, 1988: 3)1. Tokoh dan PenokohanTokoh adalah yang melahirkan hipotesa (Saleh Saad dalam Lukman Ali, 1967: 122). Ditinjau dari segi keterlibatan dalam keseluruhan cerita, tokoh fiksi dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh sentral atau tokoh utama atau tokoh pariferal atau tokoh tambahan (tokoh bawaan) Suminto, 1988: 31).Tokoh utama, menurut Suminto A. Sayuti (1988: 32) dapat ditentukan dengan tiga cara, yaitu (1) tokoh yang paling banyak berhubungan dengan makna atau tema, (2) tokoh itu yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan (3) tokoh yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan.Di samping pembedaan atas dasar keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, tokoh dapat pula dibedakan atas watak dan karakternya. Pembedaan ini didasarkan atas segi-segi yang mengacu pada perbaruan antara minat, keinginan, emosi dan moral yang membentuk individu tokoh. Dari itu kemudian dikenal adanya tokoh sederhana dan tokoh kompleks.2. Alur Alur menyajikan peristiwa atau kejadian kepada kita, tidak hanya dalam temporalnya tetapi juga dalam hubungannya secara kebetulan. Alur membuat kita sadar akan peristiwa-peristiwa tidak hanya sebagai elemen-elemen temporal tetapi juga sebagai pola yang terbelit-belit tentang sebab dan akibat. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun dalam hubungan sebab akibat (Saleh Saad dalam Lukman Ali, 1967: 120)

E. HipotesaSeorang penulis drama yang baik adalah seorang pengamat kehidupan yang baik pula. Mereka menguraikan sedikit detail mengenai orang-orang, tempat, dan peristiwa. Mereka mencatat hasil penglihatannya, pendengaran, penciuman, pengecapan yang terdapat dalam kehidupann sehari-hari sehingga itu dapat diaplikasikan dalam proses kreatif dalam menulis naskah ketoprak. Dalam menulis naskah kita lebih menekankan pada kerjasama. Adanya kerja kolaborasi dengan aktor, sutradara, penata rias. Sejak permulaan latihan kita pelajari lagi kritik dari teman-teman, sehingga kita dapat memiliki semangat dalam menulis. Suatu tantangan besar bagi penulis drama pemula untuk menciptakan tokoh-tokoh tiga dimensi yang hidup dalam arti kehidupan yang tumbuh dari mereka sendiri. Deskripsi tokoh utama dalam drama biasanya ditulis seperti deskripsi setting. Latar sangat penting dalam drama apalagi untuk penulis pemula yang seringkali dilakukan. Latar yang sederhana dapat berdampak pada penataan panggung. Adapun cara yang terbaik dalam memperluas kesadaran kita mengenai apa yang mungkin dilakukan tokoh dalam setting melalui observasi. Kita mencermati apa yang dilakukan salah satu tokoh yang akan kita gambarkan.Ada dua aspek dialog yang penting dan dapat membantu bagaimana menunjukkan perbedaan perbedaan dialog tokoh.1. Perbedaan KataJenis kata-kata apa dan frasa-frasa kalimat apa yang digunakan tokoh-tokoh. Kita membandingkan misalnya perbedaan kata-kata yang diucapkan raja dengan kata-katayang diucapkan rewangnya.

2. Pola-pola vocalSuatu keistimewaan kata-kata dan pengucapan tokoh-tokoh tertentu barangkali akan berakhir dengan pertanyaan, atau jeda, barangkali tokoh tersebut akan menggerutu dulu, baru kemudian melanjutkan kalimat-kalimat tadi, barangkali tokoh ia bicara ringkas langsung kapada masalahnya. Kita bisa menyerap pola-pola pengucapan yang menarik.Proses pembentukan adegan antara lain, sebagai berikut:1. Penempatan elemen bersama-sama kedalam skenario dasar (kasar) berupa outline yang mengkisahkan cerita drama.2. Menulis adegan lengkap dengan dialog dengan petunjuk panggung (stage-direction).Latihan berikutnya adalah membuat draft.

Kesulitan dalam Proses Kreatif Menulis Naskah Ketoprak adalah kurang paham tenteng naskah drama, tidak adanya buku panduan, dan pengalaman menulis yang kurang. Itu semua mempengaruhi proses kreatif menulis naskah ketoprak.Metode analitik adalah cara pengarang memperkenalkan tokoh ceritanya kepada pembaca dengan cara pengarang memperkenalkan tokoh ceritanya kepada pembaca dengan cara langsung memaparkan atau melukiskan watak tokoh. Dalam metode ini pengarang menyebutkan sifat-sifat tokoh ceritanya, misalnya rendah hati, jujur, pemberani, bertanggungjawab, budi baik dan lain-lain. Metode dramatik adalah cara pengarang memperkenalkan tokoh ceritanya kepada pembaca dengan penggambaran watak tokoh secara tidak langsung. Dalam metode ini tokoh tidak diceritakan secara langsung tetapi dibiarkan karakternya muncul sendiri melalui gambaran upacara, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku lain. Menurut Saleh Saad (1978: i-ii), ternyata ada cara analitik dan dramatik. Oleh karena itu ada cara analitik dan juga dramatik. Oleh karena itu, ia tidak menggunakan istilah uraian tersebut. Ia menggunakan istilah uraian (telling) dan ragaan (showing). Pengertian metode uraian, menurut Sumito A. Sayuti (1988: 48), sejajar dengan metode diskursif. Lebih lanjur dijelaskan bahwa dalam metode diskursif, pengarang hanya menceritakan tentang karakter tokoh.Metode dramatika adalah metode penokohan yang didalamnya pengarang membiarkan tokoh-tokoh ceritanya untuk menyatakan diri mereka sendiri melalui kata-kata, tindakan-tindakan atau perbuatan mereka sendiri. Suminto A. Sayuti (1988: 43) mengatakan bahwa metode ragam sudah termasuk dalam dramatik ini.

F. Daftar PustakaGorys Keraf. 1981. Diksi dan Gaya Bahasa. Ende Flower: Nusa Indah.Jabrohim (Ed.). 1994. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Masyarakat Poctika Indonesia.Jabrohim, Chairul Anwar, Suminto A. Sayuti. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Napitupulu, Selviana. 2010. Pemahaman Dalam Ketrampilan Menulis. Medan: Sripsi. FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan.