Makalah Minamata

22
I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Air merupakan kandungan terbesar didalam tubuh manusia. Maka dari itu, air mutlak dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia. Jika mutu air yang masuk ke dalam tubuh rendah, akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Bahkan dapat menimbulkan penyakit. Air yang tercemar dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, penyakit kulit, kanker, minamata dan lain lain. Kasus ini disebut tragedi Minamata atau disebut juga Minamata Disaster (1950). Logam berat akibat industrialisasi Jepang mencemari teluk tersebut, termasuk di dalamnya tercemar pula oleh Methyl Mercury. Tidak kurang, penduduk dari dua wilayah di pesisir Minamata, yaitu propinsi Kumamoto dan Kagoshima menjadi korban merkuri. Penduduk yang mengalaminya memiliki penyakit aneh, tangan dan kaki mati rasa, kekuatan otot melemah, gangguan pada mata, gagap, gangguan pendengaran, lumpuh hingga pada level tertentu menyebabkan kematian. Dari beberapa video dokumen terlihat banyak korban berperilaku aneh, seperti gagap dan kejang kejang begitu pula seekor kucing yang jalan terseok-seok saat berjalan. Limbah merkuri yang di hasilkan oleh Chisso Corp tersebut telah menkontaminasi air laut sehingga membuat hasil tangkapan ikan menjadi terkontaminasi merkuri sehingga meracuni penduduk yang mengkonsumsinya. 50 tahun sudah kejadian tersebut berlalu, namun sampai saat ini kejadian tersebut

Transcript of Makalah Minamata

Page 1: Makalah Minamata

I.          Pendahuluan

1.1    Latar Belakang

Air merupakan kandungan terbesar didalam tubuh manusia. Maka dari itu, air

mutlak dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia. Jika mutu air yang masuk ke

dalam tubuh rendah, akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Bahkan dapat

menimbulkan penyakit. Air yang tercemar dapat menimbulkan berbagai penyakit

seperti diare, penyakit kulit, kanker, minamata dan lain lain.

Kasus ini disebut tragedi Minamata atau disebut juga Minamata Disaster (1950).

Logam berat akibat industrialisasi Jepang mencemari teluk tersebut, termasuk di

dalamnya tercemar pula oleh Methyl Mercury. Tidak kurang, penduduk dari dua

wilayah di pesisir Minamata, yaitu propinsi Kumamoto dan Kagoshima menjadi

korban merkuri.

Penduduk yang mengalaminya memiliki penyakit aneh, tangan dan kaki mati

rasa, kekuatan otot melemah, gangguan pada mata, gagap, gangguan pendengaran,

lumpuh hingga pada level tertentu menyebabkan kematian. Dari beberapa video

dokumen terlihat banyak korban berperilaku aneh, seperti gagap dan kejang kejang

begitu pula seekor kucing yang jalan terseok-seok saat berjalan. Limbah merkuri

yang di hasilkan oleh Chisso Corp tersebut telah menkontaminasi air laut sehingga

membuat hasil tangkapan ikan menjadi terkontaminasi merkuri sehingga meracuni

penduduk yang mengkonsumsinya. 50 tahun sudah kejadian tersebut berlalu, namun

sampai saat ini kejadian tersebut masih belum terpecahkan ujar walikota kota

Minamoto. Jumlah korban belum bisa di pastikan karena akan terus bertambah

karena bersifat turun-menurun, namun sekitar 1.573 – 2.265 orang meninggal yang

kesemuanya menderita keracunan merkuri, lebih lanjut masih banyak penduduk yang

melaporkan kemungkinan terkena wabah ini dan jumlahnya tidak sedikit, yaitu

21.021 orang. Dan mereka mengaku memiliki gejala gejala penyakit yang terlihat

pada lengan, kaki dan sulit berkomunikasi. Pihak Chisso Corp sendiri selalu menolak

untuk bertanggung jawab meskipun telah di tetapkan sebagai tersangka dan terus

menyebarkan merkuri ke laut sepanjang 1956 – 1968, tentu saja perbuatan tersebut

patut di kutuk karena telah menyengsarakan penduduk lokal hingga turun temurun

dari generasi ke generasi.

Page 2: Makalah Minamata

Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang

sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Gejala yang timbul antara lain:

Gangguan saraf sensoris: Paraesthesia, kepekaan menurun dan sulit

menggerakkan jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya pendengaran

menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha.

Gangguan saraf motorik: lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor,

gerakan lambat, dan sulit berbicara.

Gangguan lain: gangguan mental, sakit kepala. Tremor pada otot merupakan

gejala awal dari toksisitas merkuri tersebut.

Dari fakta-fakta tersebut diatas, kami ingin mengetahui apa yang sebenarnya

terjadi pada air laut tersebut ditinjau dari parameter dan kaidah-kaidah kimia

lingkungan.

1.2   Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

(1)  Apa saja sumber pencemaran air laut yang menyebabkan terjadinya tragedi

Minamata?

(2) Bagaimana peredaran zat pencemar air laut yang menyebabkan terjadinya

tragedi Minamata?

(3) Bagaimana tabiat (sifat kimia dan fisika) zat pencemar air laut yang

menyebabkan terjadinya tragedi Minamata?

(4) Apa dampak yang diakibatkan oleh tragedi Minamata?

(5) Bagaimana cara mengatasi permasalahan pencemaran air laut akibat tragedi

Minamata?

1.3    Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini bertujuan :

(1)   Untuk mengetahui sumber pencemaran air laut yang menyebabkan terjadinya

tragedi Minamata.

(2)   Untuk mengetahui peredaran zat pencemar air laut yang menyebabkan

terjadinya tragedi Minamata.

Page 3: Makalah Minamata

(3)   Untuk mengetahui tabiat (sifat kimia dan fisika) zat pencemar air laut yang

menyebabkan terjadinya tragedi Minamata.

(4)   Untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh tragedi Minamata.

(5)   Untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan pencemaran air laut akibat

tragedi Minamata.

  II.     Pembahasan

2.1    Sumber Pencemaran Air Laut  yang Menyebabkan Terjadinya

Tragedi Minamata

Minamata adalah sebuah desa kecil yang menghadap ke laut Shiranui, bagian

selatan Jepang sebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan, dan merupakan

pengkonsumsi ikan cukup tinggi, yaitu 286-410gram/hari.

Tahun 1908 berdiri PT Chisso dengan Motto “dahulukan Keuntungan”

perkembangannya pada tahun 1932 Industri ini berkembang dan memproduksi

berbagai jenis produk dari pewarna kuku sampai peledak, dengan dukungan militer

industri ini merajai industri kimia, dan dengan leluasa membuang limbahnya ke teluk

Minamata diperkirakan 200-600 ton Hg dibuang selama tahun 1932-1968, selain

merkuri limbah PT Chisso juga berupa mangan. Thalium, dan Selenium.

Bencana mulai nampak pada tahun 1949 ketika hasil tangkapan mulai menurun

drastis ditandai dengan punahnya jenis karang yang menjadi habitat ikan yang

menjadi andalan nelayan Minamata.

Pada tahun 1953 beberapa ekor kucing yang memakan ikan dari teluk Minamata

mengalami kejang, menari-nari, dan mengeluarkan air liur beberapa saat kemudian

kucing ini mati.

Tahun 1956 adanya laporan kasus gadis berusia 5 tahun yang menderita gejala

kerusakan otak, gangguan bicara, dan hilangnya keseimbangan sehingga tidak dapat

berjalan. Menyusul kemudian adalah adik dan empat orang tetangganya, penyakit ini

kemudian oleh Dr. Hosokawa disebut sebagai Minamata disease.

Pada tahun 1958 terdapat bukti bahwa penyakit Minamata disebabkan oleh

keracunan Methyl-Hg, hal ini ditunjukkan dengan kucing yang mengalami kejang

dan disusul kematian setelah diberi makan Methyl-Hg. Pada tahun 1960 bukti

menyebutkan bahwa PT Chisso memiliki andil besar dalam tragedi Minamata,

Page 4: Makalah Minamata

karena ditemukan Methyl-Hg dari ekstrak kerang dari teluk Minamata, sedimen

habitat kerang tersebut mengandung 10-100 ppm Methyl-Hg, sedang di dasar kanal

pembuangan pabrik Chisso mencapai 2000 ppm. Pada tahun 1968 pemerintah secara

resmi mengakui bahwa pencemaran dari pabrik Chisso sebagai sumber penyakit

Minamata.

2.2    Peredaran Zat Pencemar Air Laut yang Menyebabkan Terjadinya

Tragedi Minamata

Peristiwa ini dimulai di Minamata, sebuah desa kecil yang menghadap ke laut

Shiranui, provinsi Kumamoto, bagian selatan Jepang, dimana sebagian besar

penduduknya hidup sebagai nelayan, dan merupakan pengkonsumsi ikan yang dukup

tinggi, yaitu 286-460 gram per hari.

Masalah dimulai ketika tahun 1908 berdiri PT Chisso dengan slogan “dahulukan

keuntungan”. Pada tahun 1932 industri ini berkembang dan memproduksi berbagai

jenis produk dari pewarna kuku sampai peledak. Dengan dukungan militer, industri

ini merajai industri kimia, dan dengan leluasa membuang limbahnya ke teluk

Minamata.

Selang beberapa lama, diketahui bahwa limbah industry ini berupa Merkuri

(Hydragyricum : Hg) yang digunakan sebagai katalis dalam proses produksi

asetaldehida (acetaldehyde). Asetaldehida (CH3COOH) digunakan sebagai bahan

mentah untuk pembuatan produk seperti plastik, obat-obatan, cuka, fiber dan produk

lain. Walaupun anorganik merkuri yang digunakan sebagai katalisator, namun

sistemnya merubah bentuk anorganik merkuri tersebut menjadi organik (metil)

merkuri. Dengan kata lain merkuri anorganik dapat ter-metilasi menjadi merkuri

organik di sedimen perairan. Pada biota laut merkuri anorganik mengalami

perubahan menjadi merkuri organik (metil merkuri). Selain itu kondisi asam dan

kadar ozon pada perairan mendorong aktivitas bakteri mengubah merkuri menjadi

metil merkuri.

Limbah yang dibuang ke teluk Minamata juga tidak terhitung sedikit,

diperkirakan 200-600 ton Hg dibuang selama 1932-1968, selain merkuri, terdapat

juga mangan, thalium, dan selenium dalam limbah yang dibuang. Tanda-tanda

keracunan mulai terlihat pada tahun 1949 ketika hasil tangkapan mulai menurun

Page 5: Makalah Minamata

drastis, yang ditandai dengan punahnya jenis karang yang menjadi habitat ikan yang

menjadi andalan nelayan. Tanda-tanda keracunan juga terlihat pada beberapa hewan

yang memakan ikan hasil tangkapan nelayan. Beberapa ekor kucing yang memakan

ikan tersebut mengalami kejang, menari-nari, dan mengeluarkan air liur, yang

beberapa saat kemudian kucing tersebut mati.

Metil merkuri dapat memasuki tubuh manusia melalui tiga cara, yaitu melalui

kulit, inhalasi (pernafasan) maupun lewat makanan. Pada kasus ini Merkuri

ditransfer masuk dalam rantai makanan melalui bioakumulasi di lingkungan laut

yang tercemar. Ikan atau hewan air lainnya yang tercemar merkuri melalui makanan

atau insangnya. Metil merkuri dan substansi racun lainnya yang telah terakumulasi

pada ikan dan moluska. Ikan-ikan berukuran besar seperti Tuna dan Swordfish yang

hidup di laut tercemar biasanya mengandung akumulasi metil merkuri lebih banyak.

Hewan air tersebut masuk dalam rantai makanan dan dimakan oleh predator di

atasnya, dan akhirnya sampai pada puncak pada rantai makanan, yaitu manusia.

Ikan-ikan yang telah terkontaminasi ini menjadi ancaman serius bagi kesehatan

manusia ketika rantai makanan itu menyambung ke manusia. Merkuri akan meracuni

manusia saat kadarnya melebihi kadar normal dalam darah (sekitar 0,04 ppm).

Namun, sekali berada dalam tubuh, metil merkuri sangat lambat tercuci dan akan

terakumulasi dalam tubuh. Oleh sebab itu, memakan ikan yang tercemar metil

merkuri dengan dosis di bawah ambang pun, jika dilakukan dalam jangka waktu

lama, akan meningkatkan jumlah merkuri di dalam tubuh.

Merkuri yang terlarut dalam pembuluh darah setelah ikan dicerna oleh sistem

pencernaan manusia akan sampai ke ginjal, dimana senyawa anorganik merkuri akan

berpengaruh pada ginjal, sedangkan saat sampai pada susunan saraf, giliran metil

merkuri dan etil merkuri yang akan mempengaruhi susunan saraf. Senyawa merkuri

dapat dicerna dan terlarut dalam darah karena senyawa bersifat lipofilik, sehingga

terlarut dalam lemak yang terkandung dalam ikan, dan dapat masuk dalam peredaran

darah sekaligus dapat meracuni darah dan otak.

Page 6: Makalah Minamata

2.3    Sifat Kimia dan Fisika Zat Pencemar Air Laut yang Menyebabkan

Terjadinya Tragedi Minamata

Zat sumber pencemar pada Tragedi Minamata adalah Raksa (Hg)

1.    Sumber mineral yang mengandung raksa:

a.    Sinabar (HgS)

b.    Metasinabarit

c.    Kalomel

d.   Terlinguait

e.    Eglestonit

f.     Montroidit

2.    Sumber yang menghasilkan Raksa dengan cara diekstraksi:

a.    Bijih air raksa yang terpenting hanyalah Sinabar (HgS), Sinabar dipanggang

dan menghasilkan oksidanya yang pada gilirannya terdekomposisi kira-kira

pada suhu 500 oC maka raksa akan menguap.

HgS (s) + O2 (g)  Hg (g) + SO2 (g)

b.    Proses lain untuk mengurangi emisi SO2(g) ialah dengan memanggang HgS

dengan Fe atau CaO

HgS (s) + Fe (s)  FeS (s) + Hg (g)

4 HgS (s) + 4 CaO (s)  3 CaS (s) + CaSO4 (s) + 4 Hg (g)

Pemanggangan HgS tidak menghasilkan HgO karena HgO tidak stabil pada

suhu tinggi sehingga mengurai menjadi Hg (g) dan O2 (g).

c.    Raksa yang masih terkotori oleh pengotor, dimurnikan dengan mereaksikannya

dengan larutan HNO3, larutan HNO3 akan mengoksidasi hampir semua

pengotor. Hasilnya yang tidak larut akan mengambang ke permukaan cairan

dan dapat diambil. Pemurnian terakhir adalah melalui penyulingan. Raksa

mudah diperoleh karena kemurnian adalah yang paling tinggi dari kebanyakan

logam (99,9998% Hg atau lebih).

3.    Sifat Fisika Raksa:

a.    Berkilau seperti warna keperakan

b.    Mempunyai titik leleh yang rendah 234.32 K (-38.83 °C, -37.89 °F)

c.    Berujud cair pada suhu kamar (25 oC) dengan titik beku paling rendah sekitar -

39 oC.

Page 7: Makalah Minamata

d.   Masih berujud cair pada suhu 396oC.

e.    Hg punya densitas yang lebih besar dari beberapa logam yang lain. densitas Hg

sekitar 13.55 g/mL.

4.    Sifat Kimia Raksa:

a.    Memiliki daya hantar listrik yang tinggi

b.    Bersifat diagmanetik (tidak dapat ditarik oleh magnet)

c.    Memberikan uap monoatom dan mempunyai tekanan uap (1,3 x 10 -3 mm) pada

suhu 20 oC.

d.   Larut dalam cairan polar maupun tidak polar.

e.    Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan

logam-logam yang lain.Karena penguapan dan toksisitas yang tinggi, air raksa

harus disimpan dalam kemasan tertutup dan ditangani dalam ruang yang cukup

pertukaran udaranya.

f.     Sangat sedikit senyawa raksa yang larut dalam air, dan kebanyakan tak

terhidrasi.

g.    Raksa mempunyai kecenderungan yang kecil untuk bergabung dengan

oksigen, oksida raksa (HgO) tidak mantap/tahan terhadap suhu.

h.    Kebanyakan senyawa raksa bersifat kovalen. Kemantapan ikatan Hg – C

mengakibatkan banyaknya jumlah senyawa raksa organik. Halida logam,

kecuali HgF2, hanya sedikit terionisasi dalam larutan yang mengandung H2O.

i.      Raksa membentuk ion diatomik dengan ikatan kovalen logam-logam, Hg22+.

j.      Senyawa merkuri anorganik terjadi ketika merkuri dikombinasikan dengan

elemen lain seperti klorin (Cl ), sulfur atau oksigen. Senyawa-senyawa ini

biasa disebut garam-garam merkuri.

k.    Senyawa merkuri organik terjadi ketika merkuri bertemu dengan karbon atau

organomerkuri. Banyak jenis organomerkuri, tetapi yang paling populer adalah

metilmerkuri (monometilmercuri) CH3—Hg—COOH.

2.4    Dampak yang Diakibatkan oleh Tragedi Minamata

Kasus minamata disebabkan oleh metil merkuri yang dihasilkan dalam proses

produksi asetaldehida dimana produksinya menggunakan raksa (mercury) sebagai

katalis. Metil raksa mengkontaminasi dan terakumulasi pada ikan-ikan dan makhluk

Page 8: Makalah Minamata

hidup lain yang ada di laut tersebut, sehingga siapapun yang mengkonsumsi hasil

laut itu akan mengalami keracunan methyl mercury. Kasus ini merupakan kasus

pertama yang terjadi melalui rantai makanan dari polusi lingkungan.

Berdasarkan Prof. Tokumi yang telah meneliti kasus ini, tanda-tanda keracunan

mercuri pada kasus minamata ini ada berbagai macam. Dari seluruh korban yang

diperiksa 100% korban mengalami gangguan sensorik dan penyempitan jarak

pandang, 93,5% diantaranya mengalami gangguan koordinasi, 88,2 %

mengalami dysarthia, 85,3 % mengalami gangguan pendengaran dan 75,8%

mengalami gejala tremor. Selain itu, diantara 85,4% dari penderita juga mengalami

ganguan dalam berjalan. Tak hanya itu, gangguan syaraf perioral juga ditemukan

dalam kasus ini. KasusMinamata ini juga menimbulkan gangguan syaraf yang unik

dan belum pernah ditemukan sebelumnya. Ganguan syaraf ini mirip dengan

gangguan pada syaraf peripheral. Berdasarkan penelitian yang dilakukan setelahnya,

terdapat kemungkinan besar bahwa gangguan syaraf tersebut tergolong dalam

gangguan syaraf pusat.

Pada tahun 1962 ditemukan bukti bahwa metal merkuri juga mengkontaminasi

mengkontaminasi janin pada Ibu hamil, karena logam merkuri dapat melintasi

plasenta dan memengaruhi janin. Ini dibuktikan dari penelitian, bahwa bayi yang

terkena logam dalam kandungan ibunya, akan dipengaruhi secara berlebihan

daripada ibunya. Faktor ini mengakibatkan beberapa warga yang berasal dari

Minamata enggan mengakui dirinya berasal dari Minamata, karena takut tidak akan

mendapatkan jodoh. Sekitar 9% dari bayi yang baru lahir tersebut memiliki

kandungan raksa dalam tubuhnya yang sangat tinggi. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan, semua anak tersebut mengalami keterbelakangan mental, gangguan

koordinasi, gangguan pertumbuhan, chorea-ethetose dan dysarthia.

Untuk faktor usia, anak-anak lebih rentan diserang keracunan logam merkuri

daripada orang desawa. Hal ini disebabkan kepekaan dan tingkat penyerapan dalam

saluran pencernaan anak-anak yang lebih besar daripada orang dewasa. Selain itu,

pada anak-anak yang mempunyai berat badan sangat kecil, lebih mudah diserang

oleh racun logam. Faktor berat badan pada anak-anak ternyata juga berpengaruh

pada orang dewasa. Faktor-faktor diet yang menyebabkan defisiensi protein, vitamin

C, dan vitamin D dapat meningkatkan resiko keracunan logam.

Page 9: Makalah Minamata

Secara patologis, kandungan raksa yang terlalu tinggi akan merusak bagian

kortial cerebrum dan cerebellum. Dengan kata lain pada bagian pusat visual

(calcarine areas), pusat motorik (precentral gyrus), pusat sensorik (postcentral

gyrus) dan pusat audiotorik (transverse temporal gyrus).

Senyawa methyl mercury juga akan bergerak melalui plasenta seperti halnya

melalui pembuluh-pembuluh darah. Sehingga dapat dipastikan bahwa senyawa ini

akan merusak otak fetal melalui plasenta dari ibu yang

terkontaminasi methyl mercury. Akibatnya terjadi kerusakan pada cerebral, yang

termasuk gangguan intelektual, gangguan pertumbuhan, kesulitan dalam berbicara,

kesulitan dalam bergerak dll.kondisi ini disebut dengan Fetal Minamata Disease,

yang diakibatkan kerusakan pada saat kehamilan.

Sebelumnya telah disebutkan bahwa senyawa merkuri dapat larut dalam darah

karena mempunyai sifat lipofilik, sehingga dapat menuju ke berbagai sistem organ

dalam tubuh, dan menyebabkan gangguan pada sistem organ tersebut. Antara lain:

      Sistem Syaraf

      Merkuri dapat dengan mudah dapat memasuki susunan syaraf dan

mengakibatkan keracunan pada bentuk metil merkuri (CH3Hg+), yang biasanya

masuk lewat pencernaan, yang mana telah mencerna ikan, kerang, udang, maupun

air dari perairan yang telah terkontaminasi. Metil merkuri sendiri terbentuk dari

reaksi antara merkuri dengan metana yang terdapat di alam. Metil merkuri bersifat

racun, dalam bentuk metal merkuri, sebagian besar berakumulasi di otak. Karena

senyawa ini mudah diserap, dalam waktu singkat dapat menyebabkan berbagai

gangguan. Mulai dari rusaknya keseimbangan tubuh, tidak bisa berkonsentrasi,

tuli, dan berbagai gangguan lain. Ini dibuktikan dengan adanya laporan pada

tahun 1956, bahwa gadis berusia 5 tahun menderita gejala kerusakan otak,

gangguan bicara, dan hilangnya keseimbangan sehingga tidak bisa berjalan.

      Pada Ginjal

       Resiko ginjal terserang keracunan merkuri cukup kecil, karena hanya merkuri

dalam bentuk logam saja yang dapat menyerang ginjal. Itupun merupakan sisa

dari dari ekskresi merkuri yang mengendap pada ginjal. Tapi jika melihat fakta

bahwa penduduk Minamata merupakan pengkonsumsi ikan yang sangat tinggi,

dan telah tercemar oleh merkuri, maka keracunan pun tidak dapat dihindari.

Page 10: Makalah Minamata

Ginjal yang diserang oleh merkuri akan mengalami kerusakan, dan mengganggu

sistem ekskresi dalam tubuh. Seseorang masih beruntung jika hanya satu ginjal

yang diserang, karena setiap manusia dalam keadaan normal mempunyai dua

buah ginjal dalam tubuhnya. Tetapi jika terserang keduanya, maka orang tersebut

dinyatakan gagal ginjal, dan harus melakukan cuci darah secara rutin, atau

menerima donor ginjal dari orang lain untuk mengganti ginjalnya yang rusak.

      Pada Pernapasan

      Dalam kasus Minamata, resiko untuk keracunan pada sistem pernapasan

cukup kecil, karena penyebab utama keracunan di Minamata adalah penduduk

yang terlalu banyak terpapar merkuri yang terdapat pada ikan-ikan yang mereka

makan setiap harinya. Sedangkan cara untuk merkuri memasuki sistem

pernapasan adalah melalui uapnya, yang dapat berasal dari uap air raksa yang

terhirup dalam waktu lama dan terus menerus, sehingga merusak paru-paru.

Kerusakan paru-paru akan berujung pada kematian.

Akibat lain yang ditimbulkan pada keracunan merkuri selain kerusakan organ

adalah karsinogenisitas. Karsinogenisitasmerupakan pembengkakan pada jaringan

tubuh (tumor).

Tumor diakibatkan oleh peningkatan kadar merkuri dalam jaringan tubuh.

Sehingga tidak mengherankan jika banyak dari warga Minamata yang keracunan

merkuri mengalami cacat fisik sepanjang hidupnya.

Jika melihat dari banyak hal yang terjadi pada kasus Minamata, dari

pembuangan limbah yang belum diolah dengan benar, yang langsung dibuang ke

perairan dimana perairan tersebut menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat

sekitar. Sampai pada dampak yang ditimbulkan oleh keracunan tersebut, seperti

gangguan pada sistem organ yang sampai berujung pada kematian, bisa diambil

beberapa pelajaran, antara lain pentingnya pengolahan limbah hasil industri, apalagi

jika mengandung logam-logam berat, seperti merkuri (Hg), mangan (Mn), selenium

(Se), dan thalium (Tl). Yang dapat mencemari perairan, sehingga menyebabkan

kerusakan ekosistem air dan keracunan bagi penduduk sekitar, yang berupa cacat

fisik permanen, sampai kematian.

Page 11: Makalah Minamata

2.5    Cara Mengatasi Permasalahan Pencemaran Air Laut Akibat Tragedi

Minamata

Berbagai usaha restorasi dan rehabilitasi lingkungan teluk Minamata dan laut

Shiranui pada umumnya untuk mencegah terus menyebarnya metil merkuri tersebut

ke rantai makanan dan manusia, sejak tahun 1970 untuk merehabilitasi lingkungan.

Usaha-usaha tersebut mencakup 5 kategori, yaitu : (1) Kegiatan penelitian, (2)

Peraturan-peraturan dan administrasi (3), Pengobatan bagi korban, (4) Pemantauan

merkuri dan bahan berbahaya lainnya serta (5) Usaha perbaikan lingkungan.

Selain larangan bagi masyarakat untuk menangkap ikan di teluk ini, program

pembersihan sedimen dengan teknik remediasi dilakukan dari tahun1974-1990.

Limbah sedimen yang mengandung merkuri di teluk Minamata diperkirakan

sebanyak 70 - 150 ton. Sedimen yang ada di dasar teluk Minamata tersebut di keruk

dan ditaruh pada lokasi reklamasi menggunakan pompa yang didesain khusus untuk

mencegah kekeruhan di saat penggerukan. Kemudian sedimen yang terkontaminasi

tersebut ditimbun lagi/ditutupi dengan menggunakan tanah yang tidak terkontaminasi

secara hati-hati (diisolasi). Teknik remediasi ini dilakukan aktif antara tahun 1983-

1987 dan berakhir di tahun 1990, teknik ini teruji efektif namun mahal dan memakan

waktu serta dapat saja bocor dan mencemari lingkungan lagi. Lewat program ini,

merkuri yang terkontaminasi di sedimen sebanyak 25 ppm di tahun 1977 menurun

menjadi 4,6 ppm (1990). Daerah yang direklamasi di teluk Minamata seluas 58

hektar dan menghabiskan anggaran 48 Milyar Yen. Chisso menanggung lebih dari

30.5 Milyar yen dan sisanya ditanggung oleh pemerintah. Berbagai alternatif teknik

selain remidiasi dan imobilisasi dikaji untuk digunakan seperti dengan treatment

tanah atau air yang terpolusi baik secara fisik atau kimia. Teknik ini lebih murah

namun tidak berlaku umum, hanya memindahkan dari polusi air ke polusi udara, dan

tetap berpotensi menimbulkan pencemaran lain. Teknik lainnya seperti fitoremediasi,

yakni dengan menggunakan tumbuhan penyerap metilmerkuri relatif murah dan

polutan yang telah terakumulasi dapat dikumpulkan dan digunakan bila perlu.

Namun proses ini relatif lambat dan belum cukup teruji serta

kemungkinan terjadi gangguan pada ekosistem.

Usaha lain yang dilakukan adalah measang jaring sebagai batas mengelilingi

mulut teluk untuk menangkap ikan yang terkontaminasi (imobilisasi). Teknik ini

Page 12: Makalah Minamata

cukup efektif serta lebih murah, namun gangguan efek ekologis pada ekosistem

tempat batas dipasang dapat saja terjadi. Pemerintah telah mengizinkan kembali

penangkapan ikan di teluk Minamata di tahun 1997 dan menyatakan bahwa tingkat

merkuri di Laut Shiranui telah mencapai batas aman untuk dimakan. Bersama

dengan persetujuan nelayan setempat, jaring yang membatasi teluk Minamata

diangkat dan teluk Minamata dibuka kembali untuk umum. untuk pertama kalinya

dalam 24 tahun, penangkapan ikan dan promosi mengenai amannya ikan dari teluk

minamata dan Laut Shiranui pada umumnya dilakukan. Namun masyarakat sudah

tidak mau lagi mengkonsumsi ikan yang terdapat di teluk Minamata.

Pencemaran air oleh merkuri dalam skala yang lebih kecil pun tidak bisa diatasi

hanya dengan cara penyaringan, koagulasi kopulasi, pengendapan, atau pemberian

tawas. Hal ini karena merkuri di air berbentuk ion. Cara terbaik untuk

menghilangkan merkuri dalam air ini adalah dengan pertukaran ion. Yaitu

mempergunakan suatu resin yang mampu mengikat ion merkuri hingga menjadi

jenuh, kemudian diregenerasi kembali dengan penambahan suatu asam,

sehinggaMercury bisa dinetralisir. Namun karena biaya ionisasi ini sangat mahal,

maka biaya termurah dan terbaik adalah dengan mencegahmerkuri tidak masuk

perairan. Cara lain, yaitu penyulingan. Tapi setali tiga uang, biaya yang akan

dikeluarkan untuk penyulingan pun sangat mahal.

Penelitian tentang pengobatan keracunan merkuri sangat terbatas. Akhir- akhir

ini dapat digunakan chelators N-acetyl-D,L-penicillamine (NAP), British Anti-

Lewisite (BAL), 2,3-dimercapto-1-propanesulfonic acid (DMPS), and

dimercaptosuccinic acid (DMSA). Pada penelitian dengan sampel kecil dilakukan

pada pekerja yang terkontaminasi air raksa diberikan DMSA dan NAP. Obat ini

bekerja dengan cara memperkecil partikel air raksa,sehingga pengeluaran ke ginjal

bisa di tingkatkan.

              Selain itu juga, suatu laporan yang dibuat oleh Enviromental Protection

Agency (EPA) memuat beberpa rekomedasi untuk mencegah terjadinya pencemaran

merkuri di lingkungan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :

      Pestisida alkil merkuri tidak boleh digunakan lagi.

      Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya dibatasi

untuk daerah-daerah tertentu.

Page 13: Makalah Minamata

      Semua industri yang menggunkan merkuri harus membuang limbah industri

dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkurinya sampai batas normal.

Pelaksanaan rekomendasi tersebut tidak seluruhnya dapat memecahkan masalah

pencemaran merkuri di lingkungan. Pencemaran tetap terjadinya pada lumpur di

dasar sungai atau danau dan menghasilkan CH3Hg+ yang dilepaskan ke badan air

sekililingnya.

Kasus Minamata ini menjadi pelajaran yang sangat berarti bagi masyarakat

Jepang, khususnya Pemerintah Jepang. Pasca bencana Minamata, secara bersama-

sama masyarakat Minamata, kalangan industri, pemerintah kota dan pemerintah

Jepang melakukan perbaikan lingkungan dengan upaya terpadu. Secara konsisten,

seluruh industri diharuskan mengolah limbah. Peraturan disusun dan dilaksanakan

secara konsisten. Pada saat bersamaan pemulihan lingkungan teluk Minamata

dilakukan, sehingga kualitas air di teluk Minamata kembali seperti sebelum

pencemaran. Limbah rumah tangga dari seluruh bangunan diolah secara sungguh-

sungguh, sehingga tidak ada lagi limbah industri dan limbah rumah tangga yang

mencemari perairan kota Minamata. Sejarah kemudian mencatat, bahwa Minamata

yang semula tercemar logam berat, kini menjadi kota kualitas lingungannya baik,

kota yang nyaman dan aman untuk ditinggali.

III.     Penutup

3.1   Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:

(1) Tragedi Minamata disebabkan oleh limbah buangan perusahaan pupuk, Chisso

Corp yang mengandung logam berat, Raksa (Hg) atau merkuri dan mencemari

perairan disekitar perusahaan.

(2) Merkuri ditransfer masuk dalam rantai makanan melalui bioakumulasi di

lingkungan laut yang tercemar.

(3) Tabiat dari zat sumber pencemar pada Tragedi Minamata (yang diketahui adalah

Raksa)  meliputi sumber mineralnya, yang paling banyak adalah terdapat pada

Page 14: Makalah Minamata

Sinabar (HgS), sumber ekstraksinya, dapat diekstraksi dari Sinabar,

memanggang HgS dengan Fe atau CaO agar emisi SO2 yang dihasilkan dari

pengekstrasian Sinabar dapat dikurangi. Sifat fisikanya, raksa memiliki titik

leleh rendah dan densitas yang lebih besar dari logam lainnya, sedangkan sifat

kimianya, raksa dapat membentuk senyawa anorganik dan organik yang sama-

sama beracun.

(4) Pencemaran ini memberi dampak yang sangat buruk bagi kesehatan manusia dan

makhluk hidup di Teluk Minamata, terutama merkuri menyerang sistem syaraf

dan otak.

(5) Cara mengatasi pencemaran merkuri di Teluk Minamata dan Laut Shiranui

membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama. pengobatan kepada

korban pun terus dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

Daftar Pustaka

Sari, Ilma Ranita. 2008. Tragedi Minamata.

Online.http://ilmatuhyaien. blogdetik.com/2010/10/30/paper-ilmu-lingkungan/. d

iakses tanggal 24 Februari 2013

Tim Wikipedia. Raksa. Online. http://wikipedia.org. diakses pada tanggal 23

Februari 2013

-----. 2013. Paparan Mercury Melalui Konsumsi Ikan (Kasus Teluk

Minamata). Online. Http://fun-smile-blog.blogspot.com/2012/01/paparan-

merkuri-melalui-konsumsi-ikan.html. diakses tanggal 24 Februari 2013.

-----.2013. Mercury

Poisoning.Online.http://en.wikipedia.org/wiki/ Mercury_poisoning. diakses

tanggal 23 Februari 2013.