Makalah Mikro Kenaikan Harga

25
KENAIKAN HARGA DAGING SAPI DI JAWA BARAT DIPICU KETIDAKSEIMBANGAN ANTARA PERMINTAAN DAN PASOKAN DAGING Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Mikro Dosen Pengampu Mata Kuliah Sri Sumardiningsih M.si Disusun Oleh : Atika Agustavia Maharani 14804241020 PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI i

description

MAKALAH KENAIKAN HARGA DAGING SAPI

Transcript of Makalah Mikro Kenaikan Harga

Page 1: Makalah Mikro Kenaikan Harga

KENAIKAN HARGA DAGING SAPI DI JAWA BARAT

DIPICU KETIDAKSEIMBANGAN ANTARA PERMINTAAN

DAN PASOKAN DAGING

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Ekonomi Mikro

Dosen Pengampu Mata Kuliah Sri Sumardiningsih M.si

Disusun Oleh :

Atika Agustavia Maharani 14804241020

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

i

Page 2: Makalah Mikro Kenaikan Harga

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah

yang berjudul “KENAIKAN HARGA DAGING SAPI DI JAWA BARAT

DIPICU KETIDAKSEIMBANGAN ANTARA PERMINTAAN DAN

PASOKAN DAGING” dengan baik dan yang bertujuan untuk memenuhi salah

satu nilai mata kuliah Ekonomi Mikro.

Sebelumnya penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada

Dosen Pengampu Mata Kuliah Ekonomi Mikro, Ibu Sri Sumardiningsih M.si.

yang telah memberikan bimbingan dan motivasi selama satu semester ini, selain

itu terimakasih juga kepada teman-teman Pendidkan Ekonomi A atas seluruh

perhatian dan dukungan baik secara materi, moril maupun doa yang diberikan

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih

banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi tulisan maupun penggunaan

kata. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, yang

bersifat membangun demi kebaikan untuk masa yang akan datang. Akhir kata

semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membaca dan bagi yang

membutuhkan.

Yogyakarta, 25 Desember 2015

Penulis

i

Page 3: Makalah Mikro Kenaikan Harga

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ...........................................................................................1

I.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2

I.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................2

I.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................2

I.5 Metode Penelitian.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Kajian Teori................................................................................................3

II.2 Pembahasan................................................................................................7

BAB II PENUTUP

III.1Kesimpulan.................................................................................................10

III.2Saran...........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

i

Page 4: Makalah Mikro Kenaikan Harga

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan pokok yang mengandung

protein cukup tinggi, selain daging ayam. Daging sapi tidak hanya dikonsumsi

oleh kebutuhan Rumah Tangga, tetapi juga sebagai bahan baku industri

pengolahan, hotel, restoran dan catering. Konsumsi daging sapi secara nasional

dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan meningatnya jumlah

penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat serta selera masyarakat.

Konsumsi daging sapi selama tahun 2011 sampai 2012 meningkat dari 1,8

kg/kapita/tahun menjadi 2,0 kg/kapita/tahun (Rapat Menko perekonomian, 28

November 2012).Selama ini kebutuhan daging sapi Indonesia terpenuhi melalui

tiga sumber yaitu sapi lokal, sapi impor dan daging impor (Hadi dan Ilham, 2000).

Namun, seiring dengan program swasembada daging sapi yang telah berjalan

sejak tahun 2005, pemenuhan dari impor baik berupa sapi potong maupun daging

secara berkala diturunkan jumlahnya. Kondisi ini sedikit mengganggu

keseimbangan antara kebutuhan dengan pasokan daging sapi di dalam negeri.

Dengan upaya program swasembada pemerintah dengan menurunkan impor

daging sapi secara bertahap sebesar 10 persen, seyogyanya telah dipersiapkan

pasokan daging sapi sesuai dengan tingkat kebutuhan yang diperlukan.

Selain itu Pemerintah telah melakukan upaya dalam rangka peningkatan

produksi daging sapi, seperti pengembangan pakan ternak, peningkatan mutu

benih dan program pemberantasan penyakit (Ilham, 1998) maupun perhitungan

jumah ternak sapi potong di Indonesia, namun harga daging sapi di dalam negeri

terus meningkat. Kenaikan harga daging sapi mengindikasikan bahwa telah terjadi

ketidakseimbangan antara pasokan dengan permintaan daging. Oleh karena itu

analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan harga daging sapi

di dalam negeri perlu dilaksanakan sehingga dapat lebih memfokuskan perumusan

i

Page 5: Makalah Mikro Kenaikan Harga

kebijakan yang harus dilakukan pemerintah guna mengatasi kenaikan harga

daging serta guna stabilisasi harga daging sapi di dalam negeri

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat ditarik rumusan-rumusan

masalah sebagai berikut

1. Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga daging sapi

di Jawa Barat?

2. Bagaimana kebijakan yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi

kenaikan harga daging sapi di Jawa Barat?

I.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisan yaitu

1. Untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi kenaikkan

harga daging sapi di Jawa Barat.

2. Untuk menganalisis Kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk

mengatasi kenaikan harga daging sapi di Jawa Barat.

I.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaaan atau manfaat

baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna

sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah

ini. Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini

diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah

yang dibahas dalam makalah ini

2. pembaca, makalah ini daharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan

dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.

I.5 Metode Penulisan

Metode penulisan yaitu dengan menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu

bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang berkaitan

dengan harga daging sapi serta melukiskan gejala dan mengidentifikasi masalah

yang berkaitan dengan harga daging sapi.

i

Page 6: Makalah Mikro Kenaikan Harga

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Kajian Teori

Permintaan (demand) Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah

permintaan dan harga. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu

hipotesis yang menyatakan : makin rendah harga suatu barang maka makin

banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya , makin tinggi harga

suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. ( Sukirno,

2003)

Adapun bentuk kurva permintaan adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Kurva permintaan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan, yaitu :

a. Harga barang itu sendiri

Sesuai dengan hukum permintaan hubungan antara harga barang dan jumlah

barang yang diminta adalah negative. Bila harga naik maka permintaan

turun dan sebaliknya bila harga turun permintaan akan naik dengan asumsi

cateria paribus. Dengan demikian perubahan harga terhadap permintaan

mempunyai arah yang berkebalikan. (Pracoyo, 2006)

i

P

P2

D

P1

Q3Q2Q1

P3

Dimana :

P : Harga

Q : Jumlah yang diminta

Page 7: Makalah Mikro Kenaikan Harga

b. Pendapatan

Hubungan anatara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah

positif. Bila pendapatan seorang meningkat maka akan meningkatkan

permintaan terhadap suatu barang. Ini terjadi bila barang yang dimaksud

adalah barang yang berkualitas tinggi maka dengan adanya kenaikkan

pendapatan, konsumen justru akan mengurangi permintaan terhadap barang

tersebut. (Pracoyo, 2006)

c. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah permintaan. Makin banyak

tanggungan, maka jumlah permintan akan meningkat. Hal ini berkaitan

dengan usaha pemenuhan akan kecukupan kebutuhan setiap individu yang

ada di suatu tempat. Permintaan berhubungan positif dengan jumlah

tanggungan. Pertambahan jumlah tanggungan / penduduk tidak dengan

sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi biasanya

pertambahan jumlah tanggungan / pendududuk diikuti oleh perkembangan

dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang yang

menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat.

Pertambahan daya beli ini akan menambah permintaan ( sukirno, 2003).

d. Harga komoditi lain ( barang subtitusi )

Permintaan terhadap suatu barang dapat dipengaruhi oleh perubahan harga

barang – barang lain, baik atas barang subtitusi maupun terhadap harga

barang komplementer. Sifat dan pengaruh terhadap barang subtitusi dan

komplementer ini diakarenakan permintaan suatu barang memiliki kaitan

dan pengaruh yang langsung maupun tidak langsung. Pengaruh

mempengaruhi atas suatu barang dari harga barang lain ini dikarenakan

masing – masing barang mempunyai hubungan saling menggantikan fungsi

kegunaan dan juga saling melengkapi. Jika barang yang digantikan bergerak

naik maka akan dapat mengakibtakan jumlah permintaan barang

penggantinya juga akan ikut mengalami kenaikkan. (Sukirno,2003)

i

Page 8: Makalah Mikro Kenaikan Harga

Penawaran (supply)

Fungsi penawaran adalah fungsi yang menunjukan hubungan antara harga

barang di pasaran dengan jumlah barang yang ditawarkan ke produsen. Hukum

penawaran menjelaskan Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak

jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin

rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang

ditawarkan. ( Joesron dan Fathrrozi, 2003)

Adapun bentuk kurva penawaran sebagai berikut :

Gambar 2. Kurva penawaran

Adapun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran:

a. Harga komoditi itu sendiri

Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah

jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini kembali lagi pada hukum

penawaran. Kuantitas akan meningkat ketika harganya meningkat dan

kuantitas yang diminta menurut ketika harganya menurun.

(djojodipuro,1991)

b. Harga komoditi lain yang (subtitusi)

Apabila harga barang subtitusi naik, maka penawaran suatu barang akan

bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk barang complement, dapat

i

P

P2

D

P1

Q3Q2Q1

P3

Dimana :

P : Harga

Q : Jumlah yang diminta

Page 9: Makalah Mikro Kenaikan Harga

dinyatakan bahwa apabila harga barang komplemen naik, maka penawaran

suatu barang berkurang, atau sebaliknya.

c. Biaya produksi

Kenaikan harga input juga mempengaruhi biaya produksi. Bila biaya

produksi meningkat, maka produsen akan menbgurangi hasil produksinya,

berarti penawaran barang berkurang. Kenaikan harga faktor produksi akan

menyebabkan perusahaan memproduksi outputnya lebih sedikit dengan

jumlah anggaran yang tetap yang nantinya akan mengurangi laba

perusahaan sehingga produsen akan pindah ke industry lain dan akan

mengakibatkan berkurangnya penwaran barang.

d. Teknologi produksi

Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan

menciptakan barang-barang baru sehingga menyebabkan kenaikan dalam

penawaran barang. Dengan kata lain. Makin tinggi tingkat harga suatu

komoditas maka semakin besar jumlah komoditas yang ditawarkan

Ekuilibrium terjadi jika jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang

ditawarkan. Harga ekuilibrium adalah harga yang terjadi ketika jumlah yang

diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Harga ekuilibrium

merupakan titik potong antara kurva permintaan dengan kurva penawaran.

Yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3. Kurva Ekuilibrium

i

Dimana :

P : Harga

Q : Jumlah yang diminta

S : Penawaran

D : Permintaan

E : Ekuilibrium

P

D

P

Q

ES

Q

Page 10: Makalah Mikro Kenaikan Harga

1.2 Pembahasan

Permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan kebutuhan/konsumsi daging sapi

di dalam negeri adalah pasokan. Selama ini intervensi lebih banyak dilakukan

dari sisi permintaan, sementara sisi penawaran lebih sering diabaikan. Seiring

dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhanpun terus meningkat. Jika

kondisi ini terus berlanjut dengan tidak disertai penambahan pasokan maka

berdampak pada terganggunga stabilitas harga daging sapi dari kondisi normal.

Fakta data dilapangan menunjukkan bahwa harga daging sapi akan naik jika

memasuki bulan puasa dan lebaran dengan kenaikan relatif lebih tinggi

dibandingkan hari-hari besar lainnya, seperti serta Idul Adha, natal serta

perayaan hajatan. Di luar bulan puasa dan lebaran, kenaikan harga daging sapi

tidak terlalu signifikan dan cenderung stabil. Kenaikan harga daging sapi

menjelang puasa dan lebaran mencapai kisaran 10-15 persen, sedangkan

menjelang hari raya Idul Adha kenaikan harga sekitar 5-10 persen. Pada hari

raya Idul Adha kenaikan harga terjadi dari Sapi siap potong, namun permintaan

masyarakat terhadap daging sapi di pasar relatif turun pada waktu tersebut.

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Eceran Daging Sapi Dalam

Negeri 29

86,000 88,000 90,000 92,000 94,000 96,000 98,000 100,000 102,000

104,000 JanFebMarAprMeiJunJulAgusSeptBandungRp/kg

Gambar 4.5 Perkembangan Harga Daging Sapi di Jawa Barat

Kenaikan harga daging sapi juga terjadi karena terganggunya pasokan

sehingga kesinambungan pasokan cenderung menurun. Menurunnya

kesinambungan pasokan ini dikarenakan banyak sapi betina yang dipotong.

Bahkan akhir-akhir ini juga terdapat sapi perah yang sudah afkir dipotong

untuk mencukupi kebutuhan namun tekstur daging yang relatif kurang bagus.

i

Page 11: Makalah Mikro Kenaikan Harga

Naiknya harga daging sapi di kota Bandung karena pasokan yang kurang. Hal

ini dijelaskan oleh Dinas Pertanian kota Bandung yang menyebutkan bahwa

pasokan daging lokal ke kota bandung yang masuk ke Rumah Potong Hewan

(RPH) selama tahun 2011-2013 mengalami penurunan 50 persen yang

menyebabkan harga daging sapi naik ditingkat RPH. Sementara itu, pedagang

membeli sapi hidup di RPH dan kemudian menjual ke pasar melalui beberapa

tahapan dan memerlukan biaya. Beberapa biaya yang harus ditanggung oleh

pedagang setelah lepas dari RPH, yaitu ongkos di RPH, ongkos angkut, ongkos

ngarakrak, ongkos memisahkan daging satu dengan daging lainnya yang

terdapat dalam 1 ekor sapi.

Provinsi Jawa Barat

Populasi sapi (ekor) Daging Sapi (ton)

2011 328.501 81.5532012 331.753 82.3612013 335.038 83.1762014 338.355 84.0002015 341.704 84.831

Tabel Pasokan daging sapi d jawa barat dari tahun 2011-2015

dan Tahapan-tahapan dengan masing-masing biaya yang harus dikeluarkan

berdampak pada naiknya harga daging sapi di pasar. Selain itu, terganggunya

pasokan menyebabkan harga daging sapi di Bandung sampai dengan akhir

Agustus 2013 mencapai Rp 88.000/kg dan bahkan hingga minggu pertama

bulan September harga daging sapi sudah mencapai Rp 98.000/kg.

Berdasarkan data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat pasokan sapi potong

selama tahun 2013 sampai dengan Bulan Agustus 2013 untuk wilayah

Bandung sebanyak 239 ribu ekor.

Tabel Permintaan daging sapi di jawa barat dari tahun ke tahun

Kenaikan harga daging sapi yang dihadapi provinsi Jawa Barat,

khususnya di Ibukota provinsi dikarenakan beberapa permasalahan

utama yang dihadapi sebagai berikut:

i

Page 12: Makalah Mikro Kenaikan Harga

a. Wilayah sentra peternakan di Bandung relatif sedikit dan tersebar di

beberapa wilayah

b. Dalam memenuhi kebutuhan daging sapi di wilayah Bandung, dimana saat

ini konsumsi daging sapi rumah tangga di wilayah Bandung mencapai 590

ribu ton belum termasuk hotel restoran dan catering, mendatangkan sapi

dari luar daerah seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara

Barat (NTB), Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali. Sapi hidup yang berasal

dari NTT, NTB dan Jawa Timur sebagian besar berupa sapi bakalan yang

diternakan oleh peternak yang ada di Kabupaten/Kota Bandung.

Sementara Sapi yang berasal dari Bali biasanya dalam bentuk sapi siap

potong yang langsung masuk ke rumah potong hewan (RPH). Namun,

daging yang berasal dari sapi Bali memiliki tekstur yang kurang enak

sehingga tidak semua konsumen mempunyai preferensi terhadap jenis

daging ini.

c. Jawa Barat dan Bandung khususnya, terancam kekurangan pasokan.

Dengan meningkatnya harga sapi dan daging, Bandung akan terancam

kekurangan pasokan sapi lokal karena sapi yang berasal dari sentra

produksi yang memasok ke Bandung akan berkurang karena tidak ada

aturan tataniaga di dalam negeri. Kondisi ini bisa saja terjadi dimana jika

harga sapi di daerah sentra produksi tinggi maka peternak tidak akan

menjual ke luar wilayah dengan alasan harga kurang bersaing dan lebih

menguntungkan menjual di daerahnya. Kondisi ini menjadikan para

pedagang sapi dengan leluasa melakukan perdagangan. Karena tidak ada

aturan tataniaga maka tidak sedikit distributor juga berperan sebagai

pedagang. Situasi ini yang membuat harga menjadi naik dan tidak

menentu.

d. Kekacauan harga yang terjadi saat ini dikarenakan perilaku pasar. Perilaku

pasar yang berubah menyebabkan penentuan harga ditentukan oleh

pedagang. Para pedagang tidak mau mengeluaran stock daging sapinya

yang ada dan lebih memilih menyimpannya di dalam refrigerator. Mereka

akan mengeluarkan stock daging sapi jika stock di pasar memang tidak ada

i

Page 13: Makalah Mikro Kenaikan Harga

dengan harga yang lebih tinggi, namun dengan kualitas yang sudah

menurun.

Pemerintah Daerah (Jawa Barat) melakukan upaya-upaya mengatasi

kenaikan harga dalam upaya stabilisasi harga di wilayah Jawa Barat,

antara lain:

a. Melakukan operasi pasar. Namun, operasi pasar dengan menjual daging

sapi murah saat ini kurang efektif menurunkan harga di pasar tradisional.

Kasus Operasi pasar yang dilakukan oleh Bulog untuk daging sapi beku,

ada dua mekanisme. Pertama, mekanisme melalui pemerintah propinsi

dengan Disperindag dan kedua, mekanisme dengan asosiasi pedagang

daging sapi. Kondisi yang sudah berjalan, Bulog menerapkan mekanisme

yang pertama yaitu melalui Pemerintah provinsi dengan Disperindag.

Kebijakan ini tidak efektif menurunkan harga karena terjadi penolakan di

pasar tradisional.

b. Peningkatan bibit unggul melalui upaya inseminasi buatan (IB) dan kawin

alam yang dilakukan dengan control yang sangat ketat.

c. Menjaga keberlanjutan pasokan sapi akan mengangkat kembali peran

rumah potong hewan (RPH) untuk mengoptimalkan kembali kapasitas

produksinya melalui revitalisasi RPH.

d. Pemerintah Daerah telah berupaya untuk menstabilkan harga daging sapi

dan telah menganggarkan biaya sebesar 10 miliar dari anggaran

pendapatan daerahnya (APBD).

e. Upaya stabilisasi harga melalui monitoring harga secara berkala,

sebaiknya dilakukan pada setiap jenis daging sapi serta jenis pasar,

Mengingat permintaan jenis daging yang beragam serta peruntukan daging

sapi yang terspesifikasi pada berbagai jenis pasar.

f. Perubahan harga yang terjadi saat ini dikarenakan perubahan pola

importasi serta sistem distribusi daging. Oleh karena itu, perubahan

terhadap mekanisme waktu importasi antara daging sapi, sangat penting

serta penataan kembali jalur tata niaga sapi maupun daging sapi antar

i

Page 14: Makalah Mikro Kenaikan Harga

provinsi melalui kebijakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Sehingga pasokan daging sapi dapat tersebar secara merata dalam seluruh

daerah, tidak hanya mengendap di kota-kota besar saja.

g. Memperbaiki sarana dan prasarana transportasi agar sistem produksi dan

sistem distribusi daging tidak terganggu sehingga pasokan akan daging

sapi tidak mengalami pengurangan.

h. Melakukan pengawasan yang intensif terhadap pergerakan harga-harga

daging sapi pada saat menjelang hari raya keagamaan seperti Hari Raya

Idul Fitri, Natal , dan Tahun Baru

i. Menyeimbangkan Produksi dengan Kebutuhan.

Untuk mengatasi peristiwa kenaikan harga-harga diperlukan Peranan

penting sektor produksi barang kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan

jumlah produksi barang-barang kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan

daging sapi, pada saat terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat.

Peranan sektor produksi oleh Perusahaan Swasta maupun Perusahaan

Negara harus lebih tanggap terhadap peristiwa kenaikan harga karena

peristiwa kenaikan harga-harga terjadi berulang-ulang setiap tahunnya.

Serta peran pemerintah juga diperlukan dalam hal memonitor jumlah

konsumsi masyarakat dan jumlah kebutuhan daging masyarakat,

menerbitkan kebijakan impor bila masih kurang dalam penyediaan

kebutuhan daging bagi masyarakat dan mengawasi jalur distribusi daging

supaya lancar sehingga Kenaikan harga daging sapi masyarakat dapat

terkendali.

i

Page 15: Makalah Mikro Kenaikan Harga

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kenaikan harga daging sapi dalam negeri dapat terjadi disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu yang pertama disebabkan karena permintaan yang relatif

tinggi terutama saat menjelang hari raya keagamaan, permintaan daging akan

semakin tinggi maka pasar akan menaikkan harganya sesuai teori penawaran.

Selain itu karena daging sapi merupakan kebutuhan protein dan merupakan

prioritas bagi masyarakat pada umumnya menyebabkan naiknya permintaan

sedangkan persediaan daging terbatas maka akan menyebabkan kenaikan harga

penyebab lain karena Terganggunya pasokan daging sapi di pasar dalam

negeri. menyebabkan permintaan masyarakat akan daging sapi yang berada di

suatu wilayah tertentu tidak sepenuhnya terpenuhi dan menyebabkan

persediaan daging sapi hanya terbatas sehingga menyebabkan kenaikan harga

pada daging sapi tersebut.Kurangnya efektivitas rumah potong hewan terutama

pada sapi lokal, rendahnya pengaturan sistem tataniaga daging sapi antar pulau,

serta mekanisme waktu pelaksanaan impor daging sapi yang belum tepat. Dan

penyebab terakhir karena adanya kebijakan swasembada daging yang tertuang

dalam Peraturan Menteri Pertanian No.19/Permentan/OT.140/2/2010 yang

menjelaskan tentang pengurangan pasokan sapi impor dan daging sapi impor.

i

Page 16: Makalah Mikro Kenaikan Harga

2. Kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu

Upaya stabilisasi harga melalui monitoring harga secara berkala, penataan

kembali jalur tata niaga sapi maupun daging sapi antar provinsi melalui

kebijakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, Melakukan

pengawasan yang intensif terhadap pergerakan harga-harga daging sapi pada

saat menjelang hari raya keagamaan, Memperbaiki sarana dan prasarana

transportasi agar sistem produksi dan sistem distribusi daging tidak terganggu,

Menyeimbangkan Produksi dengan Kebutuhan.

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Artakusuma. 1991. Respon Permintaan Daging Sapi di DKI Jakarta. Tesis

Magister Sain Program Pascasarjana, IPB. Bogor.

Badan Pusat Statistik. 1990-2012. Laporan Susenas. Jakarta.

Ilham, Nyak. 2001. Analisis Penawaran dan Permintaan Daging Sapi Di

Indonesia. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan veteriner. Bogor

Hadiwijoyo, A. 2009. Analisis Permintaan dan Penawaran Domestik Daging Sapi

Indonesia. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kariyasa, K. 2000. Analisis Penawaran dan Permintaan Daging Sapi Di Indonesia

Sebelum dan Saat Krisis Ekonomi: Suatu Analisis Proyeksi Swasembada Daging

Sapi 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Kusumawardani, I. 1993. Analisis Permintaan Daging Sapi pada Konsumen

Keluarga di Propinsi Jawa Timur. Skripsi Sarjana Pada Fakultas Peternakan, IPB.

Bogor.

i

Page 17: Makalah Mikro Kenaikan Harga

i