makalah metlit2

30
MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN MASALAHDISUSUN OLEH KELOMPOK 5: 1. ELMA MIANITA 2. KHAIFAR MAHARDHIKA PUTRA 3. MARIA FRANSISKA ANI 4. NUR ALIA RIZKALIANI 5. PUTRI ARGA MANURUNG 6. SELVI ARIANI i

description

metode penelitian

Transcript of makalah metlit2

MAKALAH METODOLOGI PENELITIANMASALAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:

1. ELMA MIANITA2. KHAIFAR MAHARDHIKA PUTRA3. MARIA FRANSISKA ANI4. NUR ALIA RIZKALIANI5. PUTRI ARGA MANURUNG6. SELVI ARIANI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIIITAHUN AJARAN 2015/2016

17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah - Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Masalah guna memenuhi tugas kelompok Metodologi Penelitian.Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen, Orang tua, serta teman - teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah dasar-dasar gizi ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.Kami menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan, olehnya itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan makalah - makalah kami dilain waktu.Harapan yang paling besar dari kami semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang yang membaca makalah ini sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Pontianak, 10 april 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I1PENDAHULUAN1A.Latar Belakang1B.Rumusan Masalah2C.Tujuan Masalah2D.Manfaat2BAB II3TINJAUAN PUSTAKA31.1Pengertian Masalah31.2Ciri Ciri Masalah yang Baik41.3Langkah - langkah Menentukan Masalah91.4Sumber untuk memperoleh masalah101.5Cara merumuskan malasah13BAB III PENUTUP16Kesimpulan16DAFTAR PUSTAKA17

BAB IPENDAHULUANLatar Belakang

Suatu penelitian berawal jika seseorang meras dihadapkan pada suatu kesulitan atau masalah yang cukup besar dan kuat untuk dapat membangkitkan dorongan untuk memecahkannya, tidak akan ada penelitian. Tahap ini merupakan tahap dan langah pertama yang penting dan menentukan seluruh pelaksanaan penelitian yang jalannya masih panjang. Timbulnya suatu masalah sebenarnya merupakan akibat dorongan keingintahuan manusia atas apa sebenarnya yang terjadi dan yang melatarbelakangi kejadian atau fenomena yang ditemuinya.Penelitian adalah suatu cara, proses atau alat manusia dalam upaya mencari kebenaran, dengan jalan memecahkan masalah yang dihadapinya dengan menggunakan metode khusus yang disebut metode khusus yang disebut metode ilmiah (scientific method). Pengertian penelitian menurut tercapainya suatu pemecahan atau suatu masalah dengan diperolehnya bukti-bukti meyakinkan yang dikumpulkan melalui tatalaksana (prosedur) yang sistematik, jelas dan terkendali.Masalah penelitian merupakan jantung setiap upaya penelitian. Seorang peneliti harus mempertimbangkan sebaik dan sedalam mungkin, dengan menggunakan cukup waktu, perhatian dan pemikiran. Dalam proses penelitian seseorang peneliti dituntut untuk dapat mengidentifikasi ( menemukan ) masalah penelitian dan menyatakan dengan tepet dan benar.

Rumusan Masalah

Apa pengertian dari masalah? Bagaimana klasifikasi masalah yang baik? Bagaimana cara merumuskan masalah?

Tujuan Masalah

a. Tujuan umumUntuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metodelogi Penelitian agar mahasiswa lebih memahami tentang menentukan masalah yang dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan suatu penelitian ilmiah.

b. Tujuan khusus Mahasiswa mengetahui apa pengertian dari masalah. Mahasiswa mengetahui pengklasifikasian masalah yang baik. Mahasiwa mengetahui bagaimana cara merumuskan masalah.

Manfaat

Pembuatan makalah ini adalah untuk memberi manfaat kepada pembaca untuk menambah sumber informasi, penambah wawasan, dan juga memberi referensi makalah berikutnya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Masalah

Masalah dalam penelitian timbul karena adanya kesenjangan. Realitas yaitu antara SEHARUSNYA dengan KENYATAAN yang terjadi. Kesenjangan hasil studi terdahulu yang disebabkan oleh informasi belum ada, informasi belum lengkap dan adanya pertentangan pendapat teoritis (Sibagariang, Eva Ellya, et al. 2010).Berbagai pertanyaanakan timbul terutama bagi para peneliti pemula, tentang masalah penelitian. Suatu masalah penelitian akan timbul, apabila terjadinya adanya kesenjangan atau adanya perbedaan antara suatu teori dengan kenyataan yang ada. Masalah penelitian bidang kesehatan yang sering timbul sebagaimana diketahui umum adalah dijumpainya suatu fenomena-fenomena baru aspek kedokteran secara biologic, klinis, kesehatan masyarakat, farmakologi maupun pelayanan kesehatan, yang sesungguhnya sangat bertentangan dengan apa yang diterangkan dalam teori yang ada atau bahkan dengan fakta empiris dari hasil temuan penelitian terdahulu (Imron, Moch. 2010).Bagaimana suatu masalah penelitian timbul. Permasalahan akan muncul apabila ada kesenjangan antara teori (what should be) dengan kenyataan yang dijumpai (what is). Adanya kesenjangan tersebut menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, yaitu mengapa kesenjangan terjadi dan dari pertanyaan inilah permasalahanpenelitian dapat dikembangkan. Dari uraian diatas dapat dirangkumkan adanya suatu kondisi problematik tertentu yang dari padanya suatu penelitian dapat dikembangkan yaitu: (Sibagariang, Eva Ellya, et al. 2010).Adanya kesenjangan antara yang seharusnya (teori maupun fakta empirik temuan penelitian terdahulu) dengan kenyataan medik yang dihadapi. Dari kesenjangan tersebut dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa kesenjangan itu terjadi. Pertanyaan tersebut memungkinkan untuk dijawab dan jawabannya lebih dari satu kemungkinan.Dalam suatu penelitian ilmiah, proses lahirnya suatu masalah tersaji secara formal dalam bentuk uraian latar belakang masalah. Melalui latar belakang masalah di harapkan pengalaman tentang permasalahan penelitian yang sedang di hadapi menjadi lebih utuh. Sebab, suatu latar belakang masalah yang baik biasanya mengungkapkan paling tidak empat hal, yaitu: 1. Mengungkapkan isu isu (issues)2. Mengungkapkan fakta fakta ( exiting information )3. Mengungkapkan nilai guna untuk apa itu di pecahkan ( need )4. Memiliki tingkat kesukaran berkenaan dengan pemecahan masalah atau masih langka / jarang orang meneliti masalah itu( difficullty ) (Subana, H.M dkk.2005).

Tiap kerja meneliti harus mempunyai masalah penelitian untuk dipecahkan. Perumusan masalah penelitian merupakan kerja yang bukan mudah, termasuk bagi peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu ada disekeliling kita (Nazir, M. 2013).Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduaan arti (ambiguity), adanya halangan dan rintangan, adanya celah ( gap ) baik antar kegiatan atau antar fenomena, baik yang telah ada ataupun yang aka nada. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah itu, atau sedikit-dikitnya menutup celah yang terjadi ( Nazir, M. 2013).Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian, sangat berguna untuk membersihkan kebingungan kita akan sesuatu hal, untuk memisahkan kemenduaan, untuk mengatasi rintangan ataupun untu menutup celah antar kegiatan atau fenomena. Karenanya, peneliti harus dapat memilih suatu masalah bagi penelitiannya, dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap masalah tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah ( Nazir, M. 2013).

Tujuan dari pemilih serta perumusan masalah adalah untuk: Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademis seseorang Memuaskan perhatian serta keingintahuan seorang akan hal-hal yang baru Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa peneemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian selanjutmya; Memenuhi keinginan social; Menyediakan sesuatu yang bermanfaat ( Nazir, M. 2013).

Ciri Ciri Masalah yang Baik

Sebelum seorang peneliti dapat merumuskan suatu masalah untuk penelitiannya, maka ia lebih dahulu harus mengidentifikasikan dan memilih masalah itu. Walaupun masalah yang ada dan tersedia cukup banyak, tetapi cukup sulit bagi si peneliti untuk memilih masalah mana yang akan dipilihnya untuk penelitiannya. Si peneliti harus mencari masalah yang mempunyai ciri - ciri yang baik, dan si peneliti harus mengetahui sumber serta tempat mencari masalah tersebut ( Nazir, M. 2013).Ada beberapa ciri -ciri masalah yang harus diperhatikan baik dilihat dari isi (Content) dari rumusan masalah, ataupun dari segi kondisi penunjang yang diperlukan dalam pemecahan masalah yang telah dipilih. Ciri - ciri dari masalah yang baik adalah sebagai berikut : Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian, Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas, Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti. ( Nazir, M. 2013)

Masalah harus ada nilai penelitianMasalah untuk suatu penelitian tidaklah dipilih seadanya saja. Masalah harus mempunyai isi yang mempunyai nilai penelitian, yaitu mempunyai keguanaan tertentu serta dapat digunakan untuk suatu keperluan. Dalam memilih masalah maka masalah akan mempunyai nilai penelitian jika hal-hal berikut diperhatikan ( Nazir, M. 2013).

Masalah haruslah mempunyaiMasalah yang dipilih haruslah mengenai hal-hal yang up to date dan baru. Hindarkan masalah yang sudah banyak sekali di rumuskan orang dan sifatnya sudah usang. Masalah harus mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi ilmiah dan janganlah berisi hal-hal yang sepele untuk dijadikan suatu masalah yang akan dipilih untuk penelitian. Tentu sangat menggelikan jika masalah yang dipilih adalah Apakah warna tahi Ir. Abdurrahman? Masalah yang kita formulasikan tersebut tidak signifikan sama sekali. Dari itu, satu syarat dari masalah yang dipilih adalah masalah harus mengenai pertanyaan-pertanyaan yang signifikan, dimana hal tersebut kurang memperoleh perhatian dimasa lampau. Jika hal-hal yang lama yang ingin dibuat menjadi masalah ilmiah, maka ini dapat diperkenankan jika hal tersebut ingin dihubungkan dengan teknik; atau percobaan atau teori baru, sehingga topik - topik lama lebih dihargai ( Nazir, M. 2013).

Masalah harus menyertakan suatu hubungan.Masalah harus menyatakan suatu hubungan antara dua atau lebih variabel. Sebagai konsekuensi dari hal diatas, maka rumusan masalah akan merupakan pertanyaan seperti. Apakah X berhubungan dengan Y? bagaimana X dan Y berhubungan dengan C? Bagaimana A berhubungan dengan B di bawah kondisi C dan D ? Masalah yang lebih nyata, misalnya. Apakah konflik menambah atau mengurangi efisiensi organisasi? Masalah harus padat, definitif dan dapat dinyatakan dalam beberapa hipotesis alternative. Masalah dapat saja mengenai hubungan antara fenomena - fenomena alam, atau lebih khas lagi, mengenai kondisi-kondisi yang, mengontrol fakta - fakta yang diamati. Selanjutnya, pemecahan masalah tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui dan mengontrol fenomena-fenomena yang sedang diteliti.( Nazir, M. 2013).

Masalah harus merupakan hal yang penting.Masalah yang dipilih harus mempunyai arti dan nilai, baik dalam bidang ilmunya sendiri maupun dalam bidang aplikasi untuk penelitian terapan. Bacon sendiri, misalnya dalam memilih masalah tidak hanya untuk tujuan ilmiah saja, tetapi juga hal-hal yang mempunyai adaptasi hasil untuk fenomena-fenomena sosial. Masalah harus ditujukan lebih utama untuk memperoleh fakta atau kesimpulan dalam suatu bidang tertentu. Pemecahan masalah tersebut sebagiannya dapat diterbitkan oleh jurnal ilmu pengetahuan dan digunakan sebagai referensi dalam buku-buku teks ( Nazir, M. 2013).

Masalah harus dapat diujiMasalah harus dapat diuji, dengan perlakuan-perlakuan serta data dan fasilitas yang ada. Sekurang - kurangnya, masalah yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga memberikan implikasi untuk kemungkinan pengujian secara empiris. Suatu masalah yang tidak berisi implikasi untuk diuji hubungan-hubungan yang diformulasikan, bukanlah suatu masalah ilmiah. Hal yang terakhir ini memberikan implikasi bahwa bukan saja hubungan-hubungan harus dinyatakan secara jelas, tetapi juga harus mengandung pengertian bahwa hubungan - hubungan tersebut harus dinyatakan dalam variabel-variabel yang dapat diukur ( Nazir, M. 2013).

Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak membingungkan dalam bentuk pertanyaan. Misalnya dari pada mengatakan Masalahnya adalah . Maka nyatakan masalah dalam bentuk pertanyaan. Akan tetapi, perlu diingat, bukan semua pertanyaan walaupun begitu menarik, merupakan masalah atau pertanyaan ilmiah. Bagaimana kita tahu? Ataupun pertanyaan, Apakah pendidikan memperbaiki pengajaran anak-anak? Masalah tersebut sangat menarik, tetapi tidak dapat dipakai untuk suatu pengujian ( Nazir, M. 2013).

Masalah harus fisibelMasalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas, yaitu masalah tersebut dapat dipecahkan, ini berarti : Data serta metode untuk memecahkan masalah harus tersedia, Biaya untuk memecahkan masalah, secara relative harus dalam batas-batas kemampuan Waktu untuk memecahkan masalah, Biaya dan hasil harus seimbang Administrasi dan sponsor harus kuat, Tidak bertentangan dengan hukum dan adat ( Nazir, M. 2013).

Masalah fisibilitas dalam memilih masalah penelitian harus benar-benar diperhatikan oleh peneliti. Misalnya, dalam tesis s1 dari mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, dia harus menyelesaikan study nya dalam waktu 4 tahun dengan satu tahun waktu untuk penelitian, tidak lah mungkin untuk memilih masalah : Apakah pemuliaan kelapa dengan perkawinan silang akan menambah hasil per hektar? Karena : Pembiayaan yang cukup besar Waktu yang relative terlalu lama Sponsor tidak ada dan kemampuan fakultas yang masih lemah Equipment untuk itu belum dipunyai fakultas ( Nazir, M. 2013).

Data serta metode harus tersediaMasalah yang dipilih harus memiliki metode untuk memecahkannya harus ada data untuk menunjang pemecahan. Data untuk menunjang masalah harus pula mempunyai kebenaran yang standar, dan dapat diterangkan. Misalnya, jika masalah yang kita pilih berkenaan dengan jatuhnya kerajaan romawi, maka masalah tersebut sukar dipecahkan karena kompleksnya masalah, yang terdapat kekaburan dan data tentang jatuhnya kerajaan romawi. Karena terbatasnya data mengenai konsumsi beras serta pendapatan di Aceh, misalnya, maka tidak mungkin melihat apakah terdapat perubahan terhadap marginal propencity to consume dari beras di aceh sejak tahun 1961-1980? Karena keterbatasan ilmu seorang sarjana, maka relative sukar menentukan berapa besar pengaruh adanya 7 industri besar terhadap under-employement di aceh, karena metode mengukur pengaruh serta mengukur under-employement belum lagi dipelajari oleh lulusan S1 ( Nazir, M. 2013).

Equipment dan kondisi harus mengijinkanMasalah yang dipilih harus sesuai dengan equipment dan alat yang tersedia. Walaupun equipment tidak perlu yang mulus serta kompleks, tetapi equipment yang dipunyai haruslah dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Masalah yang dipilih harus mempunyai equipment untuk kontrol kondisi ataupun untuk mencatat ketepatan ( Nazir, M. 2013).Alat yang terpenting dalam memecahkan masalah adalah pikiran manusia itu sendiri (the mind of men). Banyak temuan ahli-ahli tidak menggunakan equipment dan laboratorium yang komplit. Laboratorium Pasteur adalah kamar yang menyerupai gua. Goodyear menemukan vulkanisasi dalam dapurnya di New England, sedangkan Mozart menemukan sajak kuartet Magio Flute di rumah bola ketika sedang main billyar. Dalam hal ini, yang menentukan pemilihan malah adalah kondisi yang cukup mendukung untuk pemecahan masalah. Dengan suasana yang tenang, masalah serta penulisan Sejarah inilah telah dikerjakan oleh James Will pada suatu sudut meja, sedangkan di sudut yang lain duduk anaknya John Stuart Miil mempelajari bahasa Yunani. Descarles terpaksa meninggalkan Paris karena kondisi tidak memungkinkan untuk memformulasikan masalah - masalah akibat banyak sekali teman - temannya yang selalu menggangu. Van Braun baru sukses merumuskan masalah misi angkasa setelah ia hijrah ke Amerika Serikat ( Nazir, M. 2013).

Biaya untuk memecahkan masalah harus seimbangBiaya untuk pemecahan masalah harus selalu dipikirkan dalam memilih masalah. Jika pemecahan masalah di luar jangkauan biaya, maka masalah yang ingin dipilih tidak fesibel sama sekali. Mencocokkan masalah dengan biaya merupakan seni serta keterampilan peneliti ( Nazir, M. 2013).Masalah yang dipilih janglah sekali-kali dikaitkan untuk kepentingan sendiri, dalam arti untuk memperoleh keuntungan pribadi. Tak heran jika kita lihat bahwa Charles Goodyear yang menemukan vulkanisasi karet meninggal dunia dengan meninggalkan hutang sebesar 200 dolar Amerika, ataupun Le Blanc, Ilmuwan Prancis menenmukan cara memperoleh alkali secara murah meninggal dunia dalam rumah makan di Prancis. Camkanlah kata Pasteur, Saya tidak akan bekerja untuk uang, tetapi saya akan selalu bekerja untuk ilmu pengetahuan. ( I could never work for money, but I would always wor for science) ( Nazir, M. 2013).

Masalah harus didukung oleh sponsor yang kuatMasalah yang dipilih harus mempunyai sponsor serta administrasi yang kuat. Lebih-lebih lagi bagi penelitian mahasiswa, maka masalah yang harus dipilih harus diperkuat dengan adviser, pembimbing ataupun tenaga ahli yang sesuai dengan bidangnya. Dalam penelitian-penelitian besar, maka masalah yang dipilih harus didukung keuangannya oleh sponsor yang kuat. Charles Darwin adalah bangsawan Inggris yang kaya, yang dapat mendukung pemilihan masalah dalam penelitiannya. Lavoiser, adalah seorang ilmuwan yang memperoleh pendapatan setahun sampai 60,000 dan banyak menggunakan uang tersebut untuk penelitian ( Nazir, M. 2013).

Tidak bertentangan dengan hukum dan adatMasalah yang dipilih harus tidak bertentangan dengan adat-istiadat, hukum yang berlaku maupun kebiasaan. Pilihlah masalah yang tidak akan menimbulkan kebencian orang lain. Janganlah memilih masalah yang dapat menimbulkan pertentangan baik fisik ataupun itikad. Karenanya, masalah yang akan menimbulkan kesulitan, pertentangan, baik secara individu ataupun kelompok haruslah dihindarkan, demi menjaga kesinambungan profesionalisme dalam meneliti ( Nazir, M. 2013).

Masalah Harus Sesuai Dengan Kualifikasi PenelitiMasalah yang dipilih, selain mempunyai nilai ilmiah serta fisibel, juga harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti sendiri. Dalam hal ini, masalah yang dipilih sekurang-kurangnya : Menarik bagi si peneliti; Cocok dengan kualifikasi ilmiah si peneliti. ( Nazir, M. 2013).

Menarik bagi si PenelitiMasalah yang dipilih harus menarik bagi si peneliti sendiri dan cocok dengan bidang kemampuannya. Seorang ahli pertanian haruslah memilih judul mengenai pertanian. Tidaklah wajar, misalnya seorang sarjana pertanian memilih masalah penelitiannya. Apakah faktor - faktor penyebab penyakit lumpuh pada anak-anak? Ataupun seorang sarjana hukum memilih masalah yang berbunyi, Apakah terdapat pengaruh pemangkasan kopi terhadap frekuensi berbuah? Masalah yang dipilih haru menarik keingintahuan si peneliti dan memberi harapan kepada peneliti untuk menemukan jawaban ataupun masalah lain yang lebih penting lebih menarik ( Nazir, M. 2013).

Masalah harus sesuai dengan kualifikasiMasalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti sendiri. Dengan perkataan lain, sukar mudahnya masalah yang ingin dipecahkan harus sesuai dengan derajat ilmiah yang dipunyai peneliti. Sudah terang, seorang peneliti yang mempunyai derajat ilmiah doktor akan memilih masalah penelitian yang berbeda dengan seorang insinyur ataupun sarjana hukum. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan derajat daya nalarm sensitivitas terhadap data, serta kemampuan peneliti dalam menghasilkan orisinalitas (Nazir, M. 2013).

Langkah - langkah Menentukan Masalah

Menurut Nazir,M 2013 dalam melakukan masalah dapat mempertimbangkan hal-hal dibawah ini :

Dapat DilaksanakanJika kita memilih masalah tertentu, maka pertanyaan-pertanyaan dibawah ini bermanfaat bagi kita untuk mengecek apakah kita dapat atau tidak melakukan penelitian dengan masalah yang kita tentukan : 1) apakah masalah tersebut dalam jangkauan kita ? (2) Apakah kita mempunyai cukup waktu untuk melakukan penelitian dengan persoalan tersebut? (3) Apakah kita akan mendapatkan akses untuk memperoleh sampel yang akan kita gunakan sebagai responden sebagai sarana pemerolehan data dan informasi? (4) Apakah kita mempunyai alasan khusus sehingga kita percaya akan dapat memperoleh jawaban dari masalah yang kita rumuskan? (5) Apakah metode yang kita perlukan sudah kita kuasai?

Jangkauan PenelitiannyaApakah masalahnya cukup memadai untuk diteliti? Apakah jumlah variabelnya sudah cukup? Apakah jumlah datanya cukup untuk dilaporkan secara tertulis?

KeterkaitanApakah kita tertarik dengan masalah tersebut dan cara pemecahannya? Apakah masalah yang kita teliti berkaitan dengan latar belakang pengetahuan atau pekerjaan kita> Jika kita melakukan penelitian dengan masalah tersebut apakah kita akan mendapatkan nilai tambah bagi pengembangan diri kita?

Nilai TeoritisApakah masalah yang akan diteliti akan mengurangi adanya kesenjangan teori yang ada? Apakah pihak-pihak lain seperti pembaca atau pemberi dana akan mengakui kepentingan studi ini? Apakah hasil penelitiannya nanti akan memberikan sumbangan pengetahuan terhadap ilmu yang kita pelajari? Apakah hasil penelitiannya layak dipublikasikan?

Nilai PraktisApakah hasil penelitiannya nantinya akan ada nilai-nilai praktis bagi para praktisi dibidang yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti?

Langkah Konfirmasi AkhirKonsultasikan Rumusan permasalahan penelitian ini pada senior, pembimbing atau ahli-ahli dibidangnya.

Langkah Formulasi Akhir.Bersifat final : disusun lengkap, rapi termasuk tata bahasa dan tata kalimat ( Nazir, M. 2013).

Sumber untuk memperoleh masalah

Sebenarnya banyak sekali masalah yang perlu dipecahkan berada di sekeliling peneliti. Yang menjadi kendala untuk memperoleh masalah adalah kesanggupan peneliti menggali dan mengidentifikasikan masalah serta mengetahui sumber-sumber dimana masalah penelitian diperoleh antara lain, sebagai berikut : ( Nazir, M. 2013).Pengamatan terhadap kegiatan manusiaBacaanAnalisis bidang pengetahuanUlangan serta perluasan penelitianCabang studi yang sedang dipecahkan Pengalaman dan catatan pribadiPraktik serta keinginan masyarakatBidang spesialisasiPelajaran dan mata ajaran yang sedang diikutiPengamatan terhadap alam sekelilingDiskusi-diskusi ilmiah.

Pengamatan terhadap kegiatan manusia

Pengamatan sepintas terhadap kegiatan-kegiatan manusia dapat merupakan sumber dari masalah yang akan diteliti. Seorang ahli ilmu jiwa, dapat menemukan masalah ketika ia melihat tingkah laku pekerja pabrik melakukan kegiatan mereka dalam pabrik. Seorang ahli ekonomi pertanian dapat menemukan masalah ketika ia melihat cara petani bersahaja serta mengerjakan serta menyimpan hasil usaha pertaniannya. Seorang dokter dapat menemukan masalah ketika melihat penduduk mengambil air minuman disungai dan buang air dikali ataupun meihat banyak banyak penduduk mempunyai kaki sebesar kaki gajah ( Nazir, M. 2013).

Pengamatan terhadap alam sekelilingPeneliti - peneliti ilmu natural sering kali memperoleh masalah dari alam sekelilingnya. Seorang ahli ilmu bintang banyak memperoleh masalah ketika ia mengamati cakrawala. Seorang peneliti ilmu tanah akan menemukan masalah ketika ia secara sepintas mengamati tanah di sekelilingnya ataupun dalam suatu perjalanan jauh. Seorang ahli penyakit tanaman ataupun ahli lama banyak menemukan masalah ketika mengamati tanaman. Seorang peneliti yang bangun pagi untuk melakukan kegiatan olahraga aerobic, tersandung kakinya dengan sebuah batu dan batu tersebut menyentuh keingintahuannya, maka peneliti ahli batu - batuan tersebut telah menemukan masalah yang ingin diteliti ( Nazir, M. 2013).

BacaanBacaan-bacaan dapat merupakan sumber dari masalah yang dipilih untuk diteliti,. Lebih - lebih jika bacaan tersebut merupakan karya ilmiah ataupun makalah, maka banyak sekali rekomendasi didalamnya yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Bukan saja dari bacaan tersebut ditemukan masalah yang ingin mengungkapkan hubungan, tetapi bacaan dapat juga memberikan teknik dan metode yang ingin dikembangkan lebih lanjut. Membaca hasil-hasil penelitian terdahulu akan memberikan banyak sekali masalah-masalah yang belum sanggup dipecahkan. Hal ini merupakan masalah yang perlu dipecahkan dalam penelitian selanjutnya ( Nazir, M. 2013).

Ulangan serta perluasan penelitianMasalah juga diperoleh dengan mengulang percobaan-percobaan yang pernah dilakukan, di mana percobaan yang telah dikerjakan tersebut belum memuaskan. Perluasan analisis maupun metode dan teknik dengan equipment yang lebih modern akan membuat masalah dapat dipecahkan secara lebih memuaskan. Misalnya, kerja Steinhauser telah menemukan minyak colliver untu menyembuhkan penyakit criket ditahun 1840 belum dapat dijelaskan secara terperinci sampai dengan penelitian selanjutnya bertahun-tahun kemudian. Ataupun penemuan penisilin oleh Fleming di tahun 1929 telah terhenti beberapa lama, sampai kemudian Flarey meneliti kembali sifat-sifat penisilin sebagai alat penyembuh penyakit ( Nazir, M. 2013).

Cabang studi yang sedang dikembangkanKadangkala masalah ditemukan, bukan dari bidang studi itu sendiri, tetapi dari cabang yang timbul kemudian, yang mula-mula dipikirkan tidak berapa penting sifatnya. Misalnya, ketika Pasteur meneliti penyakit kolera dengan menyuntik ayam-ayam percobaannya dengan mikroba kolera, pada suatu hari ia kehabisan ayam-ayam sehat. Ia kemudian terpaksa menggunakan ayam - ayam yang pernah kena kolera. Dilihatnya, ayam-ayam tersebut tidak mati akibat suntikan mikroba kolera. Dari percobaan ini ia tertarik akan ketahanan ayam-ayam tersebut dari ia menemukan masalah yang mendorongnya meneliti tentang prinsip-prinsip kekebalan atau imunisasi. Ketika William Perkisn mencoba mengubah aniline menjadi quinine dalam percobaannya. Ia menemukan suatu masalah lain yang menghasilkan alat pencelup aniline yang ungu. Begitu juga W.R. Whitney meneliti penggunaan ion air raksa sebagai sumber cahaya, ia menemukan fakta-fakta yang telah menggiring ia merumuskan masalah yang menghasilkan alternathing current rectifier ( Nazir, M. 2013).

Catatan dan pengalaman pribadiCatatan pribadi serta pengalaman pribadi sering merupakan sumber dari masalah penelitian. Dalam penelitian ilmu social, pengalaman serta catatan pribadi tentang sejarah sendiri, baik kegiatan pribadi ataupun kegiatan professional dapat merupakan sumber masalah untuk penelitian ( Nazir, M. 2013).

Praktik serta keinginan masyarakatPraktik - praktik yang timbul dan keinginan - keinginan yang menonjol dalam masyarakat dapat merupakan sumber dari masalah. Praktik-praktik tersebut dalam merupakan tunjuk perasaan, pernyataan-pernyataan pemimpin, otorita ilmu pengetahuan baik bersifat lokal, daerah, maupun nasional. Adanya gejolak rasial misalnya, dapat merupakan sumber masalah. Adanya ketimpangan antara input dan produktivitas sekolah dapat merupakan suatu masalah penelitian. Ataupun ucapan Ketua ISEI ( Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia ), ataupun Prof. Dr. Sumitro dapat merupakan sumber masalah, karenanya otoritanya dalam ilmu pengetahuan ( Nazir, M. 2013).

Bidang SpesialisasiBidang spesialisasi seseorang dapat merupakan sumber masalah. Seorang spesialisasi dalam bidangnya, telah menguasai ilmu yang dalam-dalam bidang spesialisasinya. Dari itu, akan banyak masalah yang akan memerlukan pemecahan dalam bidang spesialisasi tersebut. Dalam membuat masalah berdasarkan bidang spesialisasi, perlu dijaga supaya masalah yang digali jangan menjurus kepada non-spesialisasi. Hal tersebut dapat menghilangkan unitas yang fundamental ( Nazir, M. 2013).

Pelajaran yang sering diikutiPelajaran yang sedang diikuti dapat merupakan sumber dari masalah penelitian. Diskusi kelas, hubungan antara dosen dengan mahasiswa banyak mempengaruhi mahasiswa dalam memilih masalah untuk penelitian. Pengaruh staf senior serta ajarannya dapat merupakan sumber masalah bagi mahasiswa yang ingin membuat thesis ( Nazir, M. 2013).

Diskusi-diskusi IlmiahMasalah penelitian bersumber dari diskusi - diskusi ilmiah, seminar, serta pertemuan pertemuan ilmiah. Dalam diskusi tersebut seseorang dapat menangkap banyak analisis-analisis ilmiah, serta argumentasi-argumentasi professional, yang dapat menjurus pada suatu permasalahan baru ( Nazir, M. 2013).

Perasaan IntuisiKadangkala suatu perasaaan intuisi dapat timbul tanpa disangka, dan kesulitan tersebut dapat merupakan masalah penelitian. Tidak jarang, seseorang yang baru bangun dari tidurnya, dihadapkan pada suatu kesulitan secara intuisi, ataupun seseorang yang sedang buang air di kakus, dapat menghasilkan suatu masalah yang dapat dipecahkan, yang muncul secara tiba-tiba ( Nazir, M. 2013).

Cara merumuskan malasah

Setelah masalah di identifikasi dan dipilih, maka tibalah saatnya masalah tersebut dirumuskan. Perumusan maslah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotensi nantinya dan dari rumusan masalah dapat menghasilkan topic penelitian, atau judul dari penelitian. Umumnya perumusan masalah harus dilakukan dengan kondisi berikut: ( Nazir, M. 2013). Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan Rumusan hendaklah jelas dan padat. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Menurut Nazir, M. 2013, misalnya masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:Apakah hasil padi lading akan bertambah jika dipupuk dengan pupuk K?Apakah ada hubungan antara konsumsi rumah tangga petani dengan pendapatan dan kekayaan petani? Dari rumusan masalah diatas; maka dapat dibuat judul penelitian sebagai berikut :Pemupukan padi lading dengan pupuk KHubungan antara konsumsi rumah tangga dengan pendapatan dan pendidikan petani AcehPerlu juga diperingatkan bahwa dalam memilih masalah, perlu dihindarkan masalah serta rumusan masalah yang terlalu umum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal ataupun terlalu argumentative. Variabel - variabel penting dalam rumusan masalah harus diperhatikan benar-benar.Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam merumuskan masalah. Masalah ilmiah tidak boleh merupakan pertanyaan-pertanyaan etika atau moral. Menanyakan hal-hal diatas adalah pertanyaan tentang nilai dan value judgement yang tidak bisa dijawab secara ilmiah. Misalnya masalah yang dipilih adalah Perlukan kepemimpinan organisasi secara demokrasi?, atau Bagaimanakah sebaiknya mengajar mahasiswa di perguruan tinggi? untuk menghindarkan hal tersebut diatas maka janganlah menggunakan kata Mestikah atau Lebih baik, atau perkataan-perkataan lain yang menunjukkan referensi. Ganti perkataan lebih baik dengan perkataan Lebih besar, misalnya. Contoh lain, Apakah metode belajar secara otorita menuju ke cara belajar yang buruk? pertanyaan ini bukan lah suatu pertanyaan ilmiah. Belajar yang buruk adalah value judgement. Mengajar secara otorita tidak dapat didefenisikan. Supaya tidak ada value judgement, maka sebaiknya belajar yang buruk dapat diganti dengan mengurangi perilaku memecahkan soal.Hindarkan masalah yang merupakan metedologi. Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan metode sampling, atau pengukuran dan lain-lain, supaya jangan digunakan dalam memformulasikan masalah.Sebagai kesimpulan, sudah dijelaskan bahwa ada dua jalan untuk memformulasikan masalah. Pertama, dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian eksperimental. Cara lain adalah dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sudah dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan, maka sebaiknya menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teor yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut di formulasikan. Ini bukan berarti bahwa penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna sama sekali. Karena, ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori.Masalah sebenarnya adalah hal yang pertama dipikirkan oleh peneliti-penilti ketika merencanakan proyek penelitiannya. Walaupun diatas kertas, yang pertama-tama muncul adalah judul dan pendahuluan, tetapi yang lebih dahulu timbul pada penelitian adalah masalah penelitian.

Membuat masalah penelitian merupakan hal yang sukar, antara lain karena: Tidak semua masalah dilapangan dapat di uji secara emperis; Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sebelum atau tempat mencari masalah-masalah; Kadang kala si peniliti dihadapkan kepada banyak sekali masalah penelitian dasar peneliti tidak dapat memilih masalah mana yang lebih baik untuk dipecahkan; Adakalanya maslah cukup menarik, tapi data yang diperlukan untuk memecahkan masalah sukar diperoleh; serta Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang ada di kepalanya dalam memilih masalah.

Sesudah kita formulasikan masalah, maka langkah selanjutnya adalah membangun tujuan penelitian. Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan atau statement tentang apa yang ingin kita cari atau yang ingin kita tentukan. Kalau masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan (bentuk interogatif), maka tujuan penelitian diberikan dalam kalimat pernyataan (bentuk deklaratif). Tujuan penelitian biasanya dimulai dengan kalimat :Untuk menentukan apakah, atau untuk mencari, dan sebagainya. Tujuan penelitian haruslah dinyatakan secara spesifik dibandingkan dengan perumusan masalah. Jika masalah merupakan konsep yang masih abstrak, maka tujuan penelitian haruslah konstrak yang lebih kongkrit.

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

Masalah dalam penelitian timbul karena adanya kesenjangan. Realitas yaitu antara SEHARUSNYA dengan KENYATAAN yang terjadi. Kesenjangan hasil studi terdahulu yang disebabkan oleh informasi belum ada, informasi belum lengkap dan adanya pertentangan pendapat teoritis (Sibagariang, Eva Ellya, et al. 2010).Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian, sangat berguna untuk membersihkan kebingungan kita akan sesuatu hal, untuk memisahkan kemenduaan, untuk mengatasi rintangan ataupun untu menutup celah antar kegiatan atau fenomena.

DAFTAR PUSTAKA

Imron, Moch. 2010. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta: Sagung SetoNazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia IndonesiaSaepudin, malik. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Masyarakat. Pontianak: STAIN Pontianak PressSibagariang, Eva Ellya, et al. 2010. Metodelogi PenelitianUntuk Mahasiswa Diploma Kesehatan. Jakarta Timur: Trans Info Media.Subana, H.M dkk. 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia.