MAKALAH MESIN SINKRON
-
Upload
muiz-ashar-dinata -
Category
Documents
-
view
976 -
download
320
description
Transcript of MAKALAH MESIN SINKRON
MAKALAH MESIN LISTRIK I
“Mesin Sinkron”
Diajukan untuk melengkapi tugas pembuatan makalah Mesin Listrik
Dosen pengampu : Drs.Teguh HM, M.T.
KELAS KE 2B
Disusun oleh :
1. M. Rafli Alfanani NIM : 32213113
2. Moch Syifa Wildan C. NIM : 32213114
3. Mu’iz Ashar Dinata NIM : 32213115
4. Muhammad Hasyim NIM : 32213116
5. Puji Hastuti NIM : 32213117
6. Rahardiyan Anggoro NIM : 32213118
PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2014
MAKALAH MESIN LISTRIK I
“Mesin Sinkron”
Diajukan untuk melengkapi tugas pembuatan makalah Mesin Listrik
Dosen pengampu : Drs.Teguh HM, M.T.
KELAS KE 2B
Disusun oleh :
7. M. Rafli Alfanani NIM : 32213113
8. Moch Syifa Wildan C. NIM : 32213114
9. Mu’iz Ashar Dinata NIM : 32213115
10. Muhammad Hasyim NIM : 32213116
11. Puji Hastuti NIM : 32213117
12. Rahardiyan Anggoro NIM : 32213118
PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2014
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK I
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan makalah mesin listrik yang
berjudul “Mesin Sinkron”
Dalam hal ini kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami dengan senang hati akan menerima segala masukan dan saran yang
bersifat konstruktif untuk lebih mempertajam dan meluaskan pandangan sehingga tugas ini
dapat memberi persfektif yang benar dan bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Kami sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membimbing,
mengarahkan, mengoreksi dan memberi saran kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Diantaranya :
· Bapak Teguh, selaku dosen mata kuliah mesin listrik.
· Rekan-rekan mahasiswa kelas KE 2B yang telah membantu tersusunya tugas ini.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Semarang, September 2014
Tim Penyusun
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK II
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN DALAM...........................................................................................................I
KATA PENGANTAR........................................................................................................II
DAFTAR ISI....................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Pengertian Genarator AC.................................................................................3
2.1.1 Konstruksi dan Fungsi Bagian Mesin Sinkron.......................................3
2.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron.......................................................................7
2.3 Karakteristik Generator Sinkron.......................................................................8
2.4 Motor Sinkron.................................................................................................11
BAB III PENUTUP.........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motor AC menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur
pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah bagian dasar listrik: “stator”
dan “rotor”. Stator merupakan komponen listrik statis.
Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor.Jenis rotor
ada dua yaitu jenis Squirrel Cage Rotor(rotor sangkar tupai) dan Wound Rotor(rotor
belitan).
1.2 Tujuan
Setelah dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mengetahui dan memahami konstruksi dan bagian-bagia generator AC
b. Mengetahui dan memahami fungsi dari bagian-bagian generator AC.
c. Mengetahui dan memahami prinsip kerja generator AC.
d. Mengatahui dan memahami karakteristik generator AC.
e. Memahami apa itu motor sinkron.
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 1
1.3 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan generator AC?
b. Bagaimana konstruksi dan bagian dari generator AC?
c. Apa fungsi dari bagian-bagian generator AC?
d. Bagaimana prinsip kerja generator AC?
e. Apakah yang dimaksud dengan motor sinkron?
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Genarator AC
Generator merupakan sebuah alat yang mampu menghasilkan arus listrik.
salah satu jenis generator adalah generator arus bolak balik yang akan dibahas saat
ini. Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga
listrik arus bolak-balik.
Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga sebagai alternator atau
generator AC (alternating current) atau juga generator singkron. Alat ini sering
dimanfaatkan di industri untuk mengerakkan beberapa mesin yang menggunakan
arus listrik sebagai sumber penggerak.
Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Generator arus bolak-balik 1 fasa
b. Generator arus bolak-balik 3 fasa
2.1.1 Konstruksi dan Fungsi Bagian Mesin Sinkron
Ada dua struktur medan magnit pada mesin sinkron yang merupakan dasar
kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC dan
sebuah jangkar tempat dibangkitkannya ggl arus bola-balik. Hampir semua mesin
sinkron mempunyai belitan ggl berupa stator yang diam dan struktur medan magnit
berputar sebagai rotor. Kumparan DC pada struktur medan yang berputar
dihubungkan pada sumber luar melaui slipring dan sikat arang, tetapi ada juga yang
tidak mempergunakan sikat arang yaitu sistem brushless excitation. Konstruksi dari
sebuah Mesin Sinkron secara garis besar sebagai berikut.
a. Bentuk Penguatan
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa untuk membangkitkan flux magnetik
diperlukan penguatan DC. Penguatan DC ini bisa diperoleh dari generator DC
penguatan sendiri yang seporos dengan rotor mesin sinkron.
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 3
Pada mesin sinkron dengan kecepatan rendah, tetapi rating daya yang besar,
seperti generator hydroelectric, maka generator DC yang digunakan tidak dengan
penguatan sendiri, tetapi dengan pilot exciter sebagai penguatan atau menggunakan
magnet permanen.
Gambar Generator sinkron tiga phasa dengan penguatan generator DC Pilot Exciter.
Alternatif lainnya untuk penguatan eksitasi adalah menggunakan Diode silikon
dan Thyristor. Dua tipe sistem penguatan ”Solid state” sebagai berikut.
• Sistem statis yang menggunakan Diode atau Thyristor statis, dan arus
dialirkan ke rotor melalui Slipring.
• Brushless system, pada sistem ini penyearah dipasangkan di poros yang
berputar dengan rotor, sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan slipring.
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 4
Gambar Generator sinkron tiga phasa dengan sistem penguatan brushless exciter system
b. Bentuk Rotor
Untuk medan rotor yang digunakan tergantung pada kecepatan mesin, mesin
dengan kecepatan tinggi seperti turbo generator mempunyai bentuk silinder
Gambar Rotor kutub silinder
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 5
Sedangkan mesin dengan kecepatan rendah seperti hydroelectric atau
generator listrik diesel mempunyai rotor kutub menonjol
Gambar Rotor kutub menonjol
c. Bentuk Stator
Stator dari mesin sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik yang berbentuk
laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang
bagus berarti permebilitasdan resistivitas dari bahan tinggi
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 6
Gambar Inti stator dan alur pada stator
Gambar diatas memperlihatkan alur stator tempat kumparan jangkar. Belitan
jangkar (stator) yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga phasa, ada dua tipe
yaitu:
a. Belitan satu lapis (Single Layer Winding).
b. Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding)
2.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron
Kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan berbanding
secara langsung memperlihatkan prinsip kerja dari sebuah generator AC dengan dua
kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu lilitan yang terbuat dari dua penghantar
secara seri, yaitu penghantar a dan a’.
Lilitan seperti ini disebut Lilitan terpusat, dalam generator sebenarnya terdiri dari
banyak lilitan dalam masing-masing Phasa yang terdistribusi pada masing-masing
alur stator dan disebut Lilitan terdistribusi.
Diasumsikan rotor berputar searah jarum jam, maka flux medan rotor bergerak
sesuai lilitan jangkar. Satu putaran rotor dalam satu detik menghasilkan satu siklus
per ditik atau 1 Hertz (Hz). Bila kecepatannya 60 revolution per menit (Rpm),
frekuensi 1 Hz.
Untuk frekuensi f = 60 Hz, maka rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk
kecepatan rotor n rpm, rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik
(rps). Bila rotor mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 7
masing-masing revolution dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam
lilitan stator. Frekuensi dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan
rotor.
f = P n Hertz
2 60
Untuk generator sinkron tiga phasa, harus ada tiga bbelitan yang masing-masing
terpisah sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti
diperlihatkan pada kumparan a – a’, b – b’ dan c – c’
Masing-masing lilitan akan menghasilkan gelombang Fluksi sinus satu dengan
lainnya berbeda 120 derajat listrik. Dalam keadaan seimbang besarnya fluksi sesaat:
ΦA = Φ m · Sin ωt
ΦB = Φ m · Sin (ωt – 120°)
ΦC = Φ m · Sin (ωt – 240°)
.
2.3 Karakteristik Generator Sinkron
Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnet
homogen, maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut.
Medan magnet bisa dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus DC atau oleh magnet
tetap. Pada mesin tipe ini medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator
kutub eksternal / external pole generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada
kumparan rotor. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon
sikat, sehingga menimbulkan permasalahan pada pembangkitan daya tinggi. Untuk
mengatasi permasalahan ini, digunakan tipe generator dengan kutub internal
(internal pole generator), yang mana medan magnet dibangkitkan oleh kutub rotor
dan tegangan AC dibangkitkan pada rangkaian stator. Tegangan yang dihasilkan
akan sinusoidal jika rapat fluks magnet pada celah udara terdistribusi sinusoidal dan
rotor diputar pada kecepatan konstan. Tegangan AC tiga fasa dibangkitan pada
mesin sinkron kutub internal pada tiga kumparan stator yang diset sedemikian rupa
sehingga membentuk beda fasa dengan sudut 120°.
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 8
Pada rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi sinusoidal didapatkan dengan
mendesain bentuk sepatu kutub. Sedangkan pada rotor silinder, kumparan rotor
disusun secara khusus untuk mendapatkan fluks terdistribusi secara sinusoidal.
Untuk tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator), suplai DC yang
dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan sikat untuk menghasilkan
medan magnet merupakan eksitasi daya rendah. Jika rotor menggunakan magnet
permanen, maka tidak slip ring dan sikat karbon tidak begitu diperlukan.
a. Kecepatan Putar Generator Sinkron
Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron dengan
kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian
elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah
putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin dengan
frekuensi elektrik pada stator adalah:
f = frekuensi listrik (Hz)
nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet (rpm)
p = jumlah kutub magnet
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan magnet,
persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar rotor dengan
frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada frekuensi
50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada kecepatan tetapdengan
jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk membangkitkan 60
Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk
membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub, rotor harus berputar pada 1500
rpm
b. Alternator tanpa beban
Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan
(If), maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk
hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut:
Ea = c.n.fluks
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 9
yang mana:
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
f = fluks yang dihasilkan oleh If
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If).
c. Alternator Berbeban
Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan
terjadinya reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif karena itu dinyatakan sebagai
reaktansi, dan disebut reaktansi magnetisasi (Xm ). Reaktansi pemagnet (Xm ) ini
bersama-sama dengan reaktansi fluks bocor (Xa ) dikenal sebagai reaktansi sinkron
(Xs) .
Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan
terminal V akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan
pada:
Resistansi Jangkar (Ra)
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa
(tegangan jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.
Reaktansi Bocor Jangkar (X)
Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi
tidak mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut
Fluks Bocor
Reaksi Jangkar (Xa)
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani
akan menimbulkan fluksi jangkar (ΦA ) yang berintegrasi dengan fluksi yang
dihasilkan pada kumparan medan rotor(ΦF), sehingga akan dihasilkan suatu
fluksi resultan sebesar :
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 10
Persamaan tegangan pada generator adalah:
Ea = V + I.Ra + j I.Xs
Xs = Xm + Xa
yang mana:
Ea = tegangan induksi pada jangkar
V = tegangan terminal output
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron
2.4 Motor Sinkron
Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada
stator dan kumparan medan pada rotor. Kumparan jangkarnya berbentuk sama dengan
mesin induksi, sedangkan kumparan medan mesin sinkron dapat berbentuk kutub
sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder). Arus searah
(DC) untuk menghasilkan fluks pada kumparan medan dialirkan ke rotor melalui
cincin dan sikat.
Prinsip Kerja Motor Sinkron
Gambar diatas memperlihatkan keadaan terjadinya torsi pada motor sinkron.
Keadaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: apabila kumparan jangkar (pada stator)
dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa maka akan mengalir arus tiga fasa
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 11
pada kumparan. Arus tiga fasa pada kumparan jangkar ini menghasilkan medan putar
homogen (BS). Berbeda dengan motor induksi, motor sinkron mendapat eksitasi dari
sumber DC eksternal yang dihubungkan ke rangkaian rotor melalui slip ring dan sikat.
Arus DC pada rotor ini menghasilkan medan magnet rotor (BR) yang tetap. Kutub
medan rotor mendapat tarikan dari kutub medan putar stator hingga turut berputar
dengan kecepatan yang sama (sinkron). Torsi yang dihasilkan motor sinkron
merupakan fungsi sudut torsi (). Semakin besar sudut antara kedua medan magnet,
maka torsi yang dihasilkan akan semakin besar seperti persamaan di bawah ini.
T = k .BR .Bnet sin
Pada beban nol, sumbu kutub medan putar berimpit dengan sumbu kumparan
medan . Setiap penambahan beban membuat medan motor “tertinggal” dari medan
stator, berbentuk sudut kopel (); untuk kemudian berputar dengan kecepatan yang
sama lagi. Beban maksimum tercapai ketika = . Penambahan beban lebih lanjut
mengakibatkan hilangnya kekuatan torsi dan motor disebut kehilangan sinkronisasi.
Oleh karena pada motor sinkron terdapat dua sumber pembangkit fluks yaitu arus
bolak-balik (AC) pada stator dan arus searah (DC) pada rotor, maka ketika arus
medan pada rotor cukup untuk membangkitkan fluks (ggm) yang diperlukan motor,
maka stator tidak perlu memberikan arus magnetisasi atau daya reaktif dan motor
bekerja pada faktor daya = 1,0. Ketika arus medan pada rotor kurang (penguat
bekurang), stator akan menarik arus magnetisasi dari jala-jala, sehingga motor bekerja
pada faktor daya terbelakang (lagging). Sebaliknya bila arus pada medan rotor belebih
(penguat berlebih), kelebihan fluks (ggm) ini harus diimbangi, dan stator akan
menarik arus yang bersifat kapasitif dari jala-jala, dan karenanya motor bekerja pada
faktor daya mendahului (leading). Dengan demikian, faktor daya motor sinkron dapat
diatur dengan mengubah-ubah harga arus medan (IF)
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan
konstruksi motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron. Ada dua
struktur kumparan pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja dari mesin
tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC (membangkitkan medan
magnet, biasa disebut sistem eksitasi) dan sebuah kumparan (biasa disebut jangkar)
tempat dibangkitkannya GGL arus bola-balik.
Motor arus bolak-balik (Motor AC) menggunakan arus listrik yang membalikkan
arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah
bagian dasar listrik: “stator” dan “rotor” seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah.
Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik
berputar untuk memutar as motor.
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 13
DAFTAR PUSTAKA
(1) Arismunandar, W dan Tsuda, Koichi. (1983). Motor Diesel Putaran Tinggi. Pradnya
Paramitha. Jakarta
(2) Hayt, William H. dkk.2005.Rangkaian Listrik.Jakarta : Erlangga.
(3) Karyanto, E (2000). Panduan Reparasi Mesin Diesel. Penerbit Pedoman Ilmu Jaya.
Jakarta.
(4) Pantur Silaban.2000.Rangkaian Listrik.Jakarta : Penerbit Erlangga.
(5) Sumanto. (1996). Mesin Sinkron. Andi Yogyakarta. Yogyakarta.
(6) http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/generator-sinkron.html
TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Kelompok III/KE-2B 2014
MESIN LISTRIK 14