Makalah Mesin Listrik II

download Makalah Mesin Listrik II

of 25

Transcript of Makalah Mesin Listrik II

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    1/25

    MAKALAH MESIN LISTRIK II

    MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

    Disusun oleh :

    AMANAH MUKHTORIFAH

    08.6.7008.1107

    TE / S1

    SEKOLAH TINGGI TEKNIK WIWOROTOMO

    PURWOKERTO

    2011

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    2/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Motor Sinkron adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan pada kecepatan sinkron, tanpaslip. Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistem frekuensi

    tertentu. Motor ini memerlukan arus DC untuk pembangkitan daya dan memiliki torsi awal yang

    rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal untuk beban rendah,

    seperti kompresor udara, perubahan frekuensi dan generator motor. Motor sinkron mampu

    memperbaiki faktor daya sistem sehingga sering digunakan pada sistem yang menggunakan

    banyak listrik.

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    3/25

    BAB II

    GENERATOR SINKRON

    (ALTERNATOR)

    Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron.Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk

    mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkrondapat berupa generator sinkron

    tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasatergantung dari kebutuhan.

    1.1 Konstruksi Generator Sinkron

    Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan rotor untuk mengahasilkan mdan

    magnet rotor. Rotor generator diputar oleh prime mover menghasilkan medan magnet berputar

    pada mesin. Medan magnet putar ini menginduksi tegangan tiga fasa pada kumparan stator

    generator. Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet yang besar.

    Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient (kutub sepatu) dan dan non salient (rotor

    silinder). Gambaran bentuk kutup sepatu generator sinkron diperlihatkan pada gambar di bawah

    ini.

    Gambar 1.1 Rotor salient (kutub sepatu) pada generator sinkron

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    4/25

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    5/25

    1.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron

    Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnethomogen,

    maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut. Medan magnet bisa

    dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus DC atau oleh magnet tetap. Pada mesin tipe ini

    medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator kutub eksternal / external pole

    generator) yang mana energi listrik dibangkitkan padakumparan rotor. Hal ini dapat

    menimbulkan kerusakan pada slip ring dan karbon sikat, sehingga menimbulkan permasalahan

    pada pembangkitan daya tinggi. Untuk mengatasi permasalahan ini, digunakan tipe generator

    dengan kutub internal (internal pole generator), yang mana medan magnet dibangkitkan oleh

    kutub rotor dan tegangan AC dibangkitkan pada rangkaian stator. Tegangan yang dihasilkan

    akan sinusoidal jika rapat fluks magnet pada celah udara terdistribusi sinusoidal dan rotor diputar

    pada kecepatan konstan. Tegangan AC tiga fasa dibangkitan pada mesin sinkron kutub internal

    pada tiga kumparan stator yang diset sedemikian rupa sehingga membentuk beda fasa dengan

    sudut 120. Bentuk gambaran sederhana hubungan kumparan 3-fasa dengan tegangan yang

    dibangkitkan diperlilhatkan pada gambar di bawah ini.

    Gambar 1.3 Gambaran sederhana kumparan 3-fasa dan tegangan yang dibangkitkan

    . Pada rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi sinusoidal didapatkan dengan mendesain

    bentuk sepatu kutub. Sedangkan pada rotor silinder, kumparan rotor disusun secara khusus untuk

    mendapatkan fluks terdistribusi secara sinusoidal. Untuk tipe generator dengan kutub internal

    (internal pole generator), suplai DC yang dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan

    sikat untuk menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi daya rendah. Jika rotor

    menggunakan magnet permanen, maka tidak slip ring dan sikat karbon tidak begitu diperlukan.

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    6/25

    1.3 Kecepatan Putar Generator Sinkron

    Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron dengan kecepatan

    putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian elektromagnet dengan suplai arus

    DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar

    medan magnet pada mesin dengan frekuensi elektrik pada stator adalah:

    (1.1)

    yang mana:

    fe = frekuensi listrik (Hz)

    nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet (rpm)

    p = jumlah kutub magnet

    Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan magnet, persamaan

    diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar rotor dengan frekuensi listrik yang

    dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator

    harus berputar pada kecepatan tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai

    contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan kecepatan

    3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub, rotor harus berputar pada

    1500 rpm.

    1.4 Alternator tanpa beban

    Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (IF),

    maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk hubungannya

    diperlihatkan pada persamaan berikut.

    Ea = c.n. (1.2)

    yang mana:

    c = konstanta mesin

    n = putaran sinkron

    = fluks yang dihasilkan oleh IF

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    7/25

    Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya tidak

    terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (IF). Apabila arus

    medan (IF) diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga Ea seperti yang terlihat pada kurva

    sebagai berikut.

    gambar 1.4 Karakteristik tanpa beban generator sinkron

    1.5 Alternator Berbeban

    Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan terjadinya

    reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif karena itu dinyatakan sebagai reaktansi, dan disebut

    reaktansi magnetisasi (Xm ). Reaktansi pemagnet (Xm ) ini bersama-sama dengan reaktansi

    fluks bocor (Xa ) dikenal sebagai reaktansi sinkron (Xs) . Persamaan tegangan pada generator

    adalah:

    Ea = V + I.Ra + j I.Xs (1.3)

    Xs = Xm + Xa (1.4)

    yang mana:

    Ea = tegangan induksi pada jangkarV = tegangan terminal output

    Ra = resistansi jangkar

    Xs = reaktansi sinkron

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    8/25

    Karakteristik pembebanan dan diagram vektor dari alternator berbeban induktif (faktor

    kerja terbelakang) dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

    Gambar 1.5 Karakteristik alternator berbeban induktif

    1.6 Rangkaian Ekuivalen Generator Sinkron

    Tegangan induksi Ea dibangkitkan pada fasa generator sinkron. Tegangan ini biasanya

    tidak sama dengan tegangan yang muncul pada terminal generator. Tegangan induksi sama

    dengan tegangan output terminal hanya ketika tidak ada arus jangkar yang mengalir pada mesin.

    Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan antara tegangan induksi dengan tegangan

    terminal adalah:

    1. Distorsi medan magnet pada celah udara oleh mengalirnya arus pada stator, disebut

    reaksi jangkar.

    2. Induktansi sendiri kumparan jangkar.3. Resistansi kumparan jangkar.

    4. Efek permukaan rotor kutub sepatu.

    Rangkaian ekuivalen generator sinkron perfasa ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

    Gambar 1.6 Rangkaian ekuivalen generator sinkron perfasa

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    9/25

    1.7 Menentukan Parameter Generator Sinkron

    Harga s X diperoleh dari dua macam percobaan yaitu percobaan tanpa beban dan

    percobaan hubungan singkat. Pada pengujian tanpa beban, generator diputar pada kecepatan

    ratingnya dan terminal generator tidak dihubungkan ke beban. Arus eksitasi medan mula adalah

    nol. Kemudian arus eksitasi medan dinaikan bertahap dan tegangan terminal generator diukur

    pada tiap tahapan. Dari percobaan tanpa beban arus jangkar adalah nol (Ia = 0) sehingga V sama

    dengan Ea. Sehingga dari pengujian ini diperoleh kurva Ea sebagai fungsi arus medan (If). Dari

    kurva ini harga yang akan dipakai adalah harga liniernya (unsaturated). Pemakaian harga linier

    yang merupakan garis lurus cukup beralasan mengingat kelebihan arus medan pada keadaan

    jenuh sebenarnya dikompensasi oleh adanya reaksi jangkar.

    Gambar 1.7 Karakteristik tanpa beban

    Pengujian yang kedua yaitu pengujian hubung singkat. Pada pengujian ini mula-mula

    arus eksitasi medan dibuat nol, dan terminal generator dihubung singkat melalui ampere meter.

    Kemudian arus jangkar Ia (= arus saluran) diukur dengan mengubah arus eksitasi medan. Dari

    pengujian hubung singkat akan menghasilkan hubungan antara arus jangkar (Ia ) sebagai fungsiarus medan (IF), dan ini merupakan garis lurus. Gambaran karakteristik hubung singkat

    alternator diberikan di bawah ini.

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    10/25

    Gambar 1.8 Karakteristik hubung singkat alternator

    Ketika terminal generator dihubung singkat maka tegangan terminal adalah nol.

    Impedansi internal mesin adalah:

    (1.5)

    Oleh karena Xs >> Ra, maka persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi:

    (1.6)Jika Ia dan Ea diketahui untuk kondisi tertentu, maka nilai reaktansi sinkron dapat

    diketahui. Tahanan jangkar dapat diukur dengan menerapkan tegangan DC pada kumparan

    jangkar pada kondisi generator diam saat hubungan bintang (Y), kemudian arus yang mengalir

    diukur. Selanjutnya tahanan jangkar perfasa pada kumparan dapat diperoleh dengan

    menggunakan hukum ohm sebagai berikut.

    (1.7)

    Penggunaan tegangan DC ini adalah supaya reaktansi kumparan sama dengan nol pada

    saat pengukuran.

    1.8 Diagram Fasor

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    11/25

    Gambar 1.9 Diagram fasor (a) Faktor daya satu (b) faktor daya tertinggal (c) faktor daya

    mendahului

    Diagram fasor memperlihatkan bahwa terjadinya pebedaan antara tegangan teminal V

    dalam keadaan berbeban dengan tegangan induksi (Ea ) atau tegangan pada saat tidak berbeban.

    Diagram dipengaruhi selain oleh faktor kerja juga oleh besarnya arus jangkar (Ia ) yang

    mengalir. Dengan memperhatikan perubahan tegangan V untuk faktor keja yang berbeda-beda,

    karakteristik tegangan teminal V terhadap arus jangkar Ia diperlihatkan pada gambar 1.9.

    1.9 Pengaturan Tegangan (Regulasi Tegangan)

    Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal alternator antara keadaan

    beban nol (VNL) dengan beban penuh (VFL). Keadaan ini memberikan gambaran batasan drop

    tegangan yang terjadi pada generator, yang dinyatakan sebagai berikut.

    (1.8)

    1.10 Kerja Paralel Alternator

    Untuk melayani beban yang berkembang, maka diperlukan tambahan sumber daya listrik.

    Agar sumber daya listrik yang yang baru (alternator baru) bisa digunakan bersama, maka

    dilakukan penggabungan alternator dengan cara mempararelkan dua atau lebih alternator pada

    sistem tenaga dengan maksud memperbesar kapasitas daya yang dibangkitkan pada sistem.

    Selain untuk tujuan di atas, kerja pararel juga sering dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas

    pelayanan apabila ada mesin (alternator) yang harus dihentikan, misalnya untuk istirahat atau

    reparasi, maka alternator lain masih bisa bekerja untuk mensuplai beban yang lain. Untuk

    maksud mempararelkan ini, ada beberapa pesyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:

    1. Harga sesaat ggl kedua alternator harus sama dalam kebesarannya, dan bertentangan

    dalam arah, atau harga sesaat ggl alternator harus sama dalam kebesarannya dan bertentangan

    dalam arah dengan harga efektif tegangan jalajala.2. Frekuensi kedua alternator atau frekuensi alternator dengan jala harus sama

    3. Fasa kedua alternator harus sama

    4. Urutan fasa kedua alternator harus sama

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    12/25

    Bila sebuah generator G akan diparaelkan dengan jala-jala, maka mula-mula G diputar

    oleh penggerak mula mendekati putaran sinkronnya, lalu penguatan IF diatur hingga tegangan

    terminal generator tersebut sama denga jala-jala. Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa

    kedua tegangan (generator dan jala-jala) digunakan alat pendeteksi yang dapat berupa lampu

    sinkronoskop hubungan terang. Benar tidaknya hubungan pararel tadi, dapat dilihat dari lampu

    tersebut. Bentuk hubungan operasi paralel generator sinkron dengan lampu sinkronoskop

    diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

    Gambar 1.10 Operasi paralel generator sinkron

    Jika rangakaian untuk pararel itu benar (urutan fasa sama) maka lampu L1, L2 dan L3

    akan hidup-mati dengan frekuensi fL - fG cycle. Sehingga apabila ke tiga lampu sedang tidak

    bekedip berarti fL = fG atau frekuensi tegangan generator dan jala-jala sudah sama. Untukmengetahui bahwa fasa kedua tegangan (generator dan jala-jala) sama dapat dilihat dari lampu

    L1, L2, dan L3. Frekuensi tegangan generator diatur oleh penggerak mula, sedang besar

    tegangan diatur oleh penguatan medan. Jika rangkaian untuk mempararelkan itu salah (urutan

    fasa tidak sama) maka lampu L1, L2 dan L3 akan hidup-mati bergantian dengan frekuensi (fL +

    fG ) cycle. Dalam hal ini dua buah fasa (sebarang) pada terminal generator harus kita

    pertukarkan.

    Jika urutan fasa kedua sistem tegangan sama, maka lampu L1, L2, dan L3 akan hidup-

    mati bergantian dengan frekuensi fL - fG cycle. Saat mempararelkan adalah pada keadaan L1

    mati sedangkan L2 dan L3 menyala sama terang, dan keadaan ini berlangsung agak lama (yang

    berarti fL dan fG sudah sangat dekat atau benar-benar sama). Dalam keadaan ini, posisi semua

    fasa sistem tegangan jala-jala berimpit dengan semua fasa sistem tegangan generator.

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    13/25

    BAB III

    MOTOR SINKRON

    Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik

    menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan

    medan pada rotor. Kumparan jangkarnya berbentuk sama dengan mesin induksi, sedangkan

    kumparan medan mesin sinkron dapat berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah

    udara sama rata (rotor silinder). Arus searah (DC) untuk menghasilkan fluks pada kumparan

    medan dialirkan ke rotor melalui cincin dan sikat.

    2.1Prinsip Kerja Motor Sinkron

    Gambar 2.1 Terjadinya torsi pada motor sinkron (a) tanpa beban (b) kondisi berbeban (c) kurva

    karakteristik torsi

    Gambar 2.1 memperlihatkan keadaan terjadinya torsi pada motor sinkron. Keadaan ini

    dapat dijelaskan sebagai berikut: apabila kumparan jangkar (pada stator) dihubungkan dengan

    sumber tegangan tiga fasa maka akan mengalir arus tiga fasa pada kumparan. Arus tiga fasa pada

    kumparan jangkar ini menghasilkan medan putar homogen (BS). Berbeda dengan motor induksi,

    motor sinkron mendapat eksitasi dari sumber DC eksternal yang dihubungkan ke rangkaian rotor

    melalui slip ring dan sikat. Arus DC pada rotor ini menghasilkan medan magnet rotor (BR) yang

    tetap. Kutub medan rotor mendapat tarikan dari kutub medan putar stator hingga turut berputar

    dengan kecepatan yang sama (sinkron). Torsi yang dihasilkan motor sinkron merupakan fungsi

    sudut torsi (). Semakin besar sudut antara kedua medan magnet, maka torsi yang dihasilkan

    akan semakin besar seperti persamaan di bawah ini.

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    14/25

    T = k .BR .Bnet sin (2.1)

    Pada beban nol, sumbu kutub medan putar berimpit dengan sumbu kumparan

    medan stator, berbentuk sudut kopel (); untuk kemudian berputar dengan kecepatan

    lanjut mengakibatkan hilangnya kekuatan torsi dan motor disebut kehilangan

    sinkronisasi. Oleh karena pada motor sinkron terdapat dua sumber pembangkit fluks yaitu

    arus bolak-balik (AC) pada stator dan arus searah (DC) pada rotor, maka ketika arus

    medan pada rotor cukup untuk membangkitkan fluks (ggm) yang diperlukan motor, maka

    stator tidak perlu memberikan arus magnetisasi atau daya reaktif dan motor bekerja pada

    faktor daya = 1,0. Ketika arus medan pada rotor kurang (penguat bekurang), stator akan

    menarik arus magnetisasi dari jala-jala, sehingga motor bekerja pada faktor daya

    terbelakang (lagging). Sebaliknya bila arus pada medan rotor belebih (penguat berlebih),

    kelebihan fluks (ggm) ini harus diimbangi, dan stator akan menarik arus yang bersifat

    kapasitif dari jala-jala, dan karenanya motor bekerja pada faktor daya mendahului

    (leading). Dengan demikian, faktor daya motor sinkron dapat diatur dengan mengubah-

    ubah harga arus medan (IF)

    2.2 Rangkaian Ekuivalen Motor Sinkron

    Motor sinkron pada dasarnya adalah sama dengan generator sinkron, kecuali arah

    aliran daya pada motor sinkron merupakan kebalikan dari generator sinkron. Oleh karena

    arah aliran daya pada motor sinkron dibalik, maka arah aliran arus pada stator motor

    sinkron juga dapat dianggap dibalik. Maka rangkaianekuivalen motor sinkron adalah

    sama dengan rangkaian ekuivalen generator sinkron, kecuali arah arus Ia dibalik. Bentuk

    rangkaian ekuivalen motor sinkron diperlihatkan pada gambar 2.2.

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    15/25

    Gambar 2.2 Rangkaian ekuivalen motor sinkron

    Dari gambar 2.2 dapat dibuatkan persamaan tegangan rangkaian ekuivalen motor

    sinkron sebagai berikut.

    V + jIa.XS (2.2)

    atau :

    Ea = V - Ia.RajIa.XS (2.3)

    2.3 Kurva Karakteristik Torsi-Kecepatan Motor Sinkron

    Motor sinkron pada dasarnya merupakan alat yang menyuplai tenaga ke beban pada

    kecepatan konstan. Kecepatan putaran motor adalah terkunci pada frekuensi listrik yang

    diterapkan, oleh karena itu kecepatan motor adalah konstan pada beban bagaimanapun.

    Kecepatan motor yang tetap ini dari kondisi tanpa beban sampai torsi maksimum yang bisa

    disuplai motor disebut torsi pullout. Bentuk karakteristik torsi terhadap kecepatan ini

    diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

    Gambar 2.3 Karakteristik torsikecepatan

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    16/25

    Dengan mengacu kebali ke persamaan (2.3) dapat dibuatkan kembali persamaan torsi

    motor sinkron sebagai berikut.

    Torsi maksimum motor terjadi ketika = 90. Umumnya torsi maksimum motor sinkron

    adalah tiga kali torsi beban penuhnya. Ketika torsi pada motor sinkron melebihi torsi maksimum

    maka motor akan kehilangan sinkronisasi. Dengan mengacu kembali ke persamaan (2.1) dan

    (2.4), maka persamaan Torsi maksimum (pullout) motor sinkron dapat dibuatkan sebagai berikut.

    Tind=k.Br.Bnet (2.5)

    Dari persamaan di atas menunjukkan bahwa semakin besar arus medan, maka torsi maksimum

    motor akan semakin besar.

    2.4 Pengaruh Perubahan Beban Pada Motor Sinkron

    Gambar 2.4 Pengaruh perubahan beban pada motor sinkron

    Gambar 2.4 memberikan gambaran bentuk pengaruh perubahan beban pada motor

    sinkron. Jika beban dihubungkan pada motor sinkron, maka motor akan membangkitkan

    torsi yang cukup untuk menjaga motor dan bebannya berputar pada kecepatan sinkron.

    Misal mula-mula motor sinkron beroperasi pada faktor daya mendahului (leading). Jika

    beban pada motor dinaikkan, putaran rotor pada asalnya akan melambat. Ketika hal ini

    torsi induksi akan menambah kecepatan rotor, dan motor akan kembali berputar pada

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    17/25

    2.5 Pengaruh Pengubahan Arus Medan pada Motor Sinkron

    Kenaikan arus medan IF menyebabkan kenaikan besar Ea tetapi tidak mempengaruhi

    daya real yang disuplai motor. Daya yang disuplai motor berubah hanya ketika torsi beban

    berubah. Oleh karena perubahan arus medan tidak mempengaruhi kecepatan dan beban yang

    dipasang pada motor tidak berubah sehingga daya real yang disuplai motor tidak berubah, dan

    tegangan fasa sumber juga

    juga harus konstan. Ketika arus medan dinaikan, maka Ea naik, tetapi ia hanya bergeser di

    sepanjang garis dengan daya konstan. Gambaran hubungan pengaruh kenaikan arus medan pada

    motor sinkron diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

    Gambar 2.5 Pengaruh kenaikan arus medan pada motor sinkron

    Ketika nilai Ea naik, besar arus Ia mula-mula turun dan kemudian naik lagi. Pada nila Ea

    rendah, arus jangkar Ia adalah lagging dan motor bersifat induktif. Ia bertindak seperti kombinasi

    resitor-induktor dan menyerap daya reaktif Q. Ketika arus medan dinaikkan, arus jangkar

    menjadi kecil dan pada akhirnya menjadi segaris (sefasa) dengan tegangan. Pada kondisi ini

    motor bersifat resistif murni. Ketika arus medan dinaikkan lebih jauh, maka arus jangkar akan

    menjadi mendahului (leading) dan motor menjadi beban kapasitif. Ia bertindak seperti kombinasi

    resistor-kapasitor menyerap daya reaktif negatifQ (menyuplai daya reaktif Q ke sistem).

    Hubungan antara arus jangkar Ia dengan arus medan IF untuk satu beban (P) yang tetap akan

    merupakan kurva yang berbentuk V seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    18/25

    Gambar 2.6 Kurva V hubungan antara arus jangkar Ia dengan arus medan IF untuk satu

    beban (P) yang tetap pada motor sinkron

    Beberapa kurva V digambarkan untuk level daya yang berbeda. Arus jangkar minimum

    terjadi pada faktor daya satu dimana hanya daya real yang disuplai ke motor. Pada titik lain, daya

    reaktif disuplai ke atau dari motor. Untuk arus medan lebih rendah dari nilai yang menyebabkan

    Ia minimum, maka arus jangkar akan tertinggal (lagging) dan menyerap Q. Oleh karena arus

    medan pada kondisi ini adalah kecil, maka motor dikatakan under excitation. Untuk arus medanlebih besar dari nilai yang menyebabkan Ia minimum, maka arus jangkar akan mendahului

    (leading) dan menyuplai Q. Kondisi ini disebut over excitation.

    2.6 Kondensor Sinkron

    Telah diterangkan sebelumnya bahwa apabila motor sinkron diberi penguatan berlebih,

    maka untuk mengkompensasi kelebihan fluks, dari jala-jala akan ditarik arus kapasitif. Karena

    itu motor sinkron (tanpa beban) yang diberi penguat berlebih akan berfungsi sebagai kapasitor

    dan mempunyai kemampuan untuk memperbaiki faktor daya. Motor sinkron demikian disebut

    kondensor sinkron.

    2.7 Daya Reaktif

    Motor sinkron tanpa beban dalam keadaan penguatan tertentu dapat menimbulkan daya

    reaktif. Perhatikan diagram vektor motor sinkron tanpa beban pada gambar di bawah ini.

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    19/25

    Gambar 2.7 Diagram vektor daya reaktif motor sinkron tanpa beban

    Pada gambar (a), penguatan normal, sehingga V = E. Motor dalam keadaan mengambang

    karena tidak memberikan ataupun menarik arus. V berimpit dengan E karena dalam keadaan

    tanpa beban sudut day

    kapasitif (leading current) ditarik dari jala-

    berfungsi sebagai pembangkit daya reaktif yang bersifat kapasitif (kapasitor). Pada gambar (c),

    penguatan berkurang, sehingga E < V. Arus magnetisasi (lagging current) ditarik dari jala-jala.

    Jadi, motor berfungsi sebagai pembangkit daya reaktif yang bersifat induktif (induktor).

    2.8 Starting Motor Sinkron

    Pada saat start ( tegangan dihubungkan ke kumparan stator) kondisi motor adalah diam

    dan medan rotor BR juga stasioner, medan magnet stator mulai berputar pada kecepatan sinkron.

    Saat t = 0, BR dan BS adalah segaris, maka torsi induksi pada rotor adalah nol. Kemudian saat t

    = siklus rotor belum bergerak dan medan magnet stator ke arah kiri menghasilkan torsi induksi

    pada rotor berlawanan arah jarum jam. Selanjutnya pada t = siklus BR dan BS berlawanan

    arah dan torsi induksi pada kondisi ini adalah nol. Pada t = siklus medan magnet stator ke arah

    kanan menghasilkan torsi searah jarum jam. Demikian seterusnya pada t = 1 siklus medan

    magnet stator kembali segaris dengan medan magnet rotor. Bentuk hubungan Torsi motor

    sinkron pada kondisi start ini diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    20/25

    Gambar 2.8 Torsi motor sinkron pada kondisi start

    Selama satu siklus elektrik dihasilkan torsi pertama berlawanan jarum jam kemudian

    searah jarum jam, sehingga torsi rata-rata pada satu siklus adalah nol. Ini menyebabkan motor

    bergetar pada setiap siklus dan mengalami pemanasan lebih. Tiga pendekatan dasar yang dapat

    digunakan untuk menstart motor sinkron dengan aman adalah.

    1. Mengurangi kecepatan medan magnet stator pada nilai yang rendah sehingga rotor dapat

    mengikuti dan menguncinya pada setengah siklus putaran medan magnet. Hal ini dapat

    dilakukan dengan mengurangi frekuensi tegangan yang diterapkan.

    2. Menggunakan penggerak mula eksternal untuk mengakselarasikan motor sinkron hingga

    mencapai kecepatan sinkron, kemudian penggerak mula dimatikan (dilepaskan).

    3. Menggunakan kumparan peredam (damper winding) atau dengan membuat kumparan rotor

    motor sinkron seperti kumparan rotor belitan pada motor induksi (hanya saat start).

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    21/25

    BAB IV

    METODE PARALEL GENERATOR SINKRON

    Bila suatu generator mendapatkan pembebanan yang melebihi dari kapasitasnya, maka

    dapat mengakibatkan generator tersebut tidak bekerja atau bahkan akan mengalami kerusakan.

    Untuk mengatasi kebutuhan listrik atau beban yang terus meningkat tersebut, bisa diatasi dengan

    menjalankan generator lain yang kemudian dioperasikan secara paralel dengan generator yang

    telah bekerja sebelumnya, pada satu jaringan listrik yang sama. Keuntungan dari

    menggabungkan 2 generator atau lebih dalam suatu jaringan listrik adalah bila salah satu

    generator tiba-tiba mengalami gangguan, maka generator tersebut dapat dihentikan serta beban

    dialihkan pada generator lain, sehingga pemutusan listrik secara total bisa dihindari.

    A. Cara Memparalel Generator

    Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memparalel dua buah generator atau lebih ialah:

    Polaritas dari generator harus sama dan tidak bertentangan setiap saat terhadap satu sama

    lainnya.

    Nilai efektif tegangan harus sama.

    Tegangan Generator yang diparalelkan mempunyai bentukgelombang yang sama.

    Frekuensi kedua generator atau frekuensi generator dengan jala-jala harus sama.

    Urutan fasa dari kedua generator harus sama.

    Ada beberapa cara untuk memparalelkan generator dengan mengacu pada syarat-syarat diatas,

    yaitu :

    a. Lampu Cahaya berputar dan Volt-meter

    b. Voltmeter, Frekuensi Meter, dan Synchroscope.

    c. Cara Otomatis

  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    22/25

    B.Lampu Cahaya Berputar dan Volt-meter

    Dengan rangkaian pada gambar 1, pilih lampu dengan tegangan kerja dua kali tegangan

    fasa-netral generator atau gunakan dua lampu yang dihubungkan secara seri. Dalam keadaan

    saklar S terbuka operasikan generator, kemudian lihat urutan nyala lampu. Urutan lampu akan

    berubah menurut urutan L1 - L2 - L3 - L1 - L2 - L3.

    Gambar 1. Rangkaian Paralel Generator.

    Perhatikan Gambar 2a, pada keadaan ini L1 paling terang, L2 terang, dan L3 redup. Perhatikan

    Gambar 2b, pada keadaan ini:

    L2 paling terang

    L1 terang

    L3 terang

    Perhatikan gambar 2c, pada keadaan ini,

    L1 dan L2 sama terang L3 Gelap dan Voltmeter=0 V

    http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sfh_cXhmI8I/AAAAAAAAA7E/54XY2CavF6Q/s1600-h/gb+1.png
  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    23/25

    Pada saat kondisi ini maka generator dapat diparalelkan dengan jala-jala (generator lain).

    Gambar 2a,b dan c. Rangkaian Lampu Berputar.

    http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sfh_c-eawnI/AAAAAAAAA7c/vxGdRieUAgA/s1600-h/gb+2c.pnghttp://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sfh_cuB0IzI/AAAAAAAAA7U/UHSw7Jfd5jM/s1600-h/gb+2b.pnghttp://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sfh_ciDfLGI/AAAAAAAAA7M/DvZ-oTWcptA/s1600-h/gb+2a.pnghttp://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sfh_c-eawnI/AAAAAAAAA7c/vxGdRieUAgA/s1600-h/gb+2c.pnghttp://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sfh_cuB0IzI/AAAAAAAAA7U/UHSw7Jfd5jM/s1600-h/gb+2b.pnghttp://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sfh_ciDfLGI/AAAAAAAAA7M/DvZ-oTWcptA/s1600-h/gb+2a.pnghttp://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sfh_c-eawnI/AAAAAAAAA7c/vxGdRieUAgA/s1600-h/gb+2c.pnghttp://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sfh_cuB0IzI/AAAAAAAAA7U/UHSw7Jfd5jM/s1600-h/gb+2b.pnghttp://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sfh_ciDfLGI/AAAAAAAAA7M/DvZ-oTWcptA/s1600-h/gb+2a.png
  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    24/25

    B. Voltmeter, Frekuensi Meter dan Synchroscope

    Pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik, untuk indikator paralel generator banyak

    yang menggunakan alat Synchroscope, gambar 3. Penggunaan alat ini dilengkapi dengan

    Voltmeter untuk memonitor kesamaan tegangan dan Frekuensi meter untuk kesamaan frekuensi.

    Ketepatan sudut fasa dapat dilihat dari synchroscope. Bila jarum penunjuk berputar berlawanan

    arah jarum jam, berarti frekuensi generator lebih rendah dan bila searah jarum jam berarti

    frekuensi generator lebih tinggi. Pada saat jarum telah diam dan menunjuk pada kedudukan

    vertikal, berarti beda fasa generator dan jala-jala telah 0 (Nol) dan selisih frekuensi telah 0 (Nol),

    maka pada kondisi ini saklar dimasukkan (ON). Alat synchroscope tidak bisa menunjukkan

    urutan fasa jala-jala, sehingga untuk memparalelkan perlu dipakai indikator urutan fasa jala-jala.

    Paralel Otomatis

    Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara otomatis

    memonitor perbedaan fasa, tegangan, frekuensi, dan urutan fasa. Apabila semua kondisi telah

    tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa saklar untuk paralel dapat dimasukkan.

    Gambar 3. Synchroscope.

    http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sfh_c3_BCcI/AAAAAAAAA7k/l8kZQEqWkys/s1600-h/gb+3.png
  • 7/31/2019 Makalah Mesin Listrik II

    25/25

    Daftar Pustaka

    http://dunia-listrik.logspot.com

    http://www.kilowattclassroom.com/Archive/SyncMotors.pdf

    http://www.tpub.com/content/neets/14177/css/14177_92.htm

    http://dunia-listrik.logspot.com/http://dunia-listrik.logspot.com/http://www.kilowattclassroom.com/Archive/SyncMotors.pdfhttp://www.kilowattclassroom.com/Archive/SyncMotors.pdfhttp://www.tpub.com/content/neets/14177/css/14177_92.htmhttp://www.tpub.com/content/neets/14177/css/14177_92.htmhttp://www.tpub.com/content/neets/14177/css/14177_92.htmhttp://www.kilowattclassroom.com/Archive/SyncMotors.pdfhttp://dunia-listrik.logspot.com/