Mesin Listrik Isi
Transcript of Mesin Listrik Isi
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Laporan Kerja Pelatihan ini berdasarkan pada Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai
pendekatan untuk mendapatkan ketrampilan yang sesuai di tempat kerja. Pelatihan kerja
berbasis kompetensi berfokus pada ketrampilan seseorang yang harus dimiliki di tempat kerja.
Fokusnya adalah pada pencapaian ketrampilan dan bukan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan.Pada Pelatihan ini disusun berdasarkan pada Standar
Kompetensi Nasional . Standar Kompetensi adalah pernyataan Pengetahuan, Ketrampilan
dan Sikap yang diakui secara nasional. Laporan pelatihan ini terdiri dari satu unit kompetensi
yaitu Mesin Listrik. Buku Kerja pelatihan ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta
pelatihan. Informasi yang dibutuhkan peserta pelatihan pada waktu melaksanakan praktek
kerja Memasang Rangkaian kontrol dan rangkaian utama.Buku Kerja Pelatihan ini digunakan
sebagai Kriteria atau langkah-langkah pelaksanaan pelatihan terhadap standar kompetensi di
bidang Mesin Listrik.
1.2 Latar Belakang Masalah
Dari masa ke masa seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
kemajuan teknologi, manusia menghendaki kehidupan yang lebih nyaman. Oleh sebab itu
keberadaan ilmu strategi pengajaran dalam system pendidikan memerlukan upaya serius
untuk tercapainya perkembangan yang optimal dari setiap mahasiswa teknik elektro. Dengan
demikian kita dapat bersaing di kancah industri yang semakin pesat perkembangannya.
Dewasa ini ilmu strategi pengajaran sudah berkembang seiring dengan berkembangnya
teknologi dan industri-industri yang ada. Maka sebagai seorang mahasiswa teknik elektro kita
harus dapat memenuhi permintaan yang telah dintentukan oleh masing-masing imdustri.
Maka dari itu latihan merancang, tugas dan evaluasi merupakan salah satu bhasan dan ilmu
strategi pelajaran.Keberhasilan pengajar atau dosen merancang materi pengajaran termasuk
merancang latihan,tugas dan evaluasi yang merupakan alat untuk menunjang mahasiswanya
untuk dapat menguasai Mesin Listrik agar dapat bersaing di dunia industry namun yang di
titik beratkan bukan hanya menguasai tetapi memahami keseluruhan dari Mesin Listrik.
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
2
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan laporan ini merupakan sebagai pernyataan bahwa mahasiswa Politeknik
Negri Jakarta telah melaksanakan mata kuliah Mesin Listrik.sesuai silabus semester
empat.Penulisan laporan ini juga merupakan indikasi mahasiswa di dalam melaksanakan
tugas yang diberikan.Dengan demikian tugas yang sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa
sudah terbukti dengan adanya makalah ini dan oleh karena itu tidak ada lagi kata yang
menyatakan bahwa penulis belum menyelesaikan tugas yang terdapat pada silabus
pendidikan.
1.4 Pembatasan Penulisan
Dalam setiap langkah sudah tentu ada batasannya begitu juga di setiap penulisan
terdapat batasan-batasan. Batasan ini merupakan keterbatasan suatu laporan di dalam
penulisannya. Untuk laporan ini di batasi dengan teori yang hanya menerangkan spesifikasi
keseluruhan dari Mesin Listrik. Walaupun ada pembahasan itu,merupakan sedikit dari kutipan.
1.5 Mata Kuliah Penunjang
Sebelum menyelesaikan laporan ini diperlukan teori-teori yang dapat mendukung
selesainya laporan ini.Untuk menunjang selesainya laporan ini ,ada mata kuliah yang saling
terkait satu sama lain.Dan hal ini sangat bersinergi untuk melengkapi pembahasan yang ada.
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
3
BAB 2 PEMBAHASAN
A. GENERATOR DC
I. DEFINISI GENERATOR DC
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi
mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah.
Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian
belitan
magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC
yaitu:
1. Generator penguat terpisah
2. Generator shunt
3. Generator kompon
1. Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan
4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter
eksitasi,
penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar 1
menunjuk-kan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.
Gambar 1.
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
4
Gambar 1. Konstruksi Generator DC
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian
rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan
stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator,
belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.Bagian yang harus menjadi perhatian untuk
perawatan secara rutin adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara
periodic / berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel
dan serbuk arang yang mengisi
celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.
II. PRINSIP KERJA GENERATOR DC
1. Prinsip kerja suatu generator arus searah berdasarkan hukum Faraday :
Dimana : N = Jumlah Lilitan
= Fluksi Magnet
e = Tegangan Imbas, GGL (Gaya Gerak Listrik)
Dengan lain perkataan, apabila suatu konduktor memotong garis-garis fluksi magnetik
yang berubah-ubah, maka GGL akan dibangkitkan dalam konduktor itu.
Jadi syarat untuk dapat dibangkitkan GGL adalah :
• harus ada konduktor ( hantaran kawat )
• harus ada medan magnetik
• harus ada gerak atau perputaran dari konduktor dalam medan, atau ada fluksi yang
berubah yang memotong konduktor itu
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
5
Gambar 3. Prinsip kerja Generator DC
Keterangan gambar :
• Pada gambar Generator DC Sederhana dengan sebuah penghantar kutub
tersebut, dengan memutar rotor ( penghantar ) maka pada penghantar akan timbul
EMF.
• Kumparan ABCD terletak dalam medan magnet sedemikian rupa sehingga sisi AB dan C-D
terletak tegak lurus pada arah fluks magnet.
• Kumparan ABCD diputar dengan kecepatan sudut yang tetap terhadap sumbu putarnya
yang sejajar dengan sisi A-B dan C-D.
• GGL induksi yang terbentuk pada sisi A-B dan sisi C-D besarnya sesuai dengan perubahan
fluks magnet yang dipotong kumparan ABCD tiap detik sebesar :
Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku pada kaidah tangan kanan :
• ibu jari : gerak perputaran
• jari telunjuk : medan magnetik kutub utara dan selatan
• jari tengah : besaran galvanis tegangan U dan arus I
Untuk perolehan arus searah dari tegangan bolak-balik, meskipun tujuan utamanya adalah
pembangkitan tegangan searah, tampak bahwa tegangan kecepatan yang
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
6
dibangkitkan pada kumparan jangkar merupakan tegangan bolak-balik. Bentuk gelombang
yang berubah-ubah tersebut karenanya harus disearahkan. Untuk mendapatkan arus searah
dari arus bolak balik dengan menggunakan
• Saklar
• Komutator
• Dioda
2. Sistem Saklar
Saklar berfungsi untuk menghubungsingkatkan ujung-ujung kumparan. Prinsip kerjanya
adalah sebagai berikut :
Bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung kumparan akan timbul tegangan
yang sinusoida. Bila setengah periode tegangan positif saklar di hubungkan, maka tegangan
menjadi nol. Dan bila saklar dibuka lagi akan timbul lagi tegangan. Begitu seterusnya setiap
setengah periode tegangan saklar dihubungkan, maka akan di hasilkan tegangan searah
gelombang penuh.
3. Sistem Komutator
Komutator berfungsi sebagai saklar, yaitu untuk menghubungsingkatkan kumparan jangkar.
Komutator berupa cincin belah yang dipasang pada ujung kumparan jangkar.Bila kumparan
jangkar berputar, maka cincin belah ikut berputar. Karena kumparan berada dalam medan
magnet, akan timbul tegangan bolak balik sinusoidal. Bila kumparan telah berputar setengah
putaran, sikat akan menutup celah cincin sehingga tegangan menjadi nol. Karena cincin
berputar terus, maka celah akan terbuka lagi dan timbul tegangan lagi. Bila perioda tegangan
sama dengan perioda perputaran cincin, tegangan yang timbul adalah tegangan arus searah
gelombang penuh.
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
7
Gambar 4. Efek Komutasi
4. Sistem Dioda
Dioda adalah komponen pasif yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
• Bila diberi prasikap maju (forward bias) bisa dialiri arus.
• Bila diberi prasikap balik (reverse bias) dioda tidak akan dialiri arus.
Berdasarkan bentuk gelombang yang dihasilkan, dioda dibagi dalam:
• Half Wave Rectifier (penyearah setengah gelombang)
• Full Wave Rectifier (penyearah satu gelombang penuh)
III. KARAKTERISTIK GENERATOR ARUS SEARAH
Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan dua cara yaitu :
• dengan magnet permanen
• dengan magnet remanen
Generator listrik dengan magnet permanen sering juga disebut magneto dynamo. Karena
banyak kekurangannya, maka sekarang jarang digunakan. Sedangkan generator dengan
magnet remanen menggunakan medan magnet listrik, mempunyai kelebihan-kelebihan
yaitu :
• Medan magnet yang dibangkitkan dapat diatur
Pada generator arus searah berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :
Dimana : Ea = GGL yang dibangkitkan pada jangkar generator
= Fluks per kutub
z = Jumlah penghantar total
n = Kecepatan putar
e = Jumlah hubungan parallel
Bila(Konstanta), maka :
Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah
dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Generator berpenguatan bebas
Generator tipe penguat beba
dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung dari mesin.
yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai
arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub.
generator.
Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam
hubungan yang dapat dinyatakan adalah:
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ
Ea = GGL yang dibangkitkan pada jangkar generator
z = Jumlah penghantar total
parallel
Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah
dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Generator berpenguatan bebas
Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator yang lilitan medannya
dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung dari mesin.
yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan Rf akan menghasilkan
fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan pada
Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam
hubungan yang dapat dinyatakan adalah:
PNJ - CEVEST
8
Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah
yang lilitan medannya dapat
dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung dari mesin. Tegangan searah
tahanan Rf akan menghasilkan
Tegangan induksi akan dibangkitkan pada
Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam generator, maka
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
9
Besaran yang mempengaruhi kerja dari generator :
• Tegangan jepit (V)
• Arus eksitasi (penguatan)
• Arus jangkar (Ia)
• Kecepatan putar (n)
2. Generator berpenguatan sendiri a. Generator searah seri
b. Generator Shunt
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
10
Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan :
• Adanya sisa magnetik pada sistem penguat
• Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian, hingga arah medan
yang terjadi, memperkuat medan yang sudah ada. Mesin shunt akan gagal
membangkitkan tegangannya kalau:
• Sisa magnetik tidak ada.
Misal: Pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa magnetik
adalah pada generator shunt dirubah menjadi generator berpenguatan bebas atau pada
generator dipasang pada sumber arus searah, dan dijalankan sebagai motor shunt dengan
polaritas sikat-sikat dan perputarannominal
• Hubungan medan terbalik,
Karena generator diputar oleh arah yang salah dan dijalankan, sehingga
arus medan tidak memperbesar nilai fluksi. Untuk memperbaikinya denganhubungan-
hubungan perlu diubah dan diberi kembali sisa
magnetik, seperti carauntuk memberikan sisa magnetik
• Tahanan rangkaian penguat terlalu besar.
Hal ini terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam rangkaian medan,
hingga Rf tidak berhingga atau tahanan kontak sikat terlalu besar atau
komutator kotor.
c. Generator Kompon
Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator seri, yang
dilengkapi dengan kumparan shunt dan serI dengan sifat yangdimiliki merupakan gabungan
dari keduanya. Generator kompon bisadihubungkan sebagai kompon pendek atau dalam
kompon panjang.
Perbedaandari kedua hubungan ini hampir tidak ada, karena tahanan kumparan seri kecil,
sehingga tegangan drop pada kumparan ini ditinjau daritegangan terminal kecil sekali dan
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
11
terpengaruh. Biasanya kumparan seri dihubungkan sedemikian rupa, sehingga kumparan seri
ini membantu kumparan shunt, yakni MMF nya searah. Bila generator ini dihubungkan seperti
itu, maka dikatakan generator itu mempunyai kumparankompon bantu.
Mesin yang mempunyai kumparan seri melawan medan shunt disebut kompon lawan dan ini
biasanya digunakan untuk motor atau generatorgenerator khusus seperti untuk mesin las.
Dalam hubungan kompon bantu yang mempunyai peranan utama ialah kumparan shunt dan
kumparan seri dirancang untuk kompensasi MMF akibat reaksi jangkar dan juga tegangan
drop di jangkar pada range beban tertentu. Ini mengakibatkan tegangan generator akan diatur
secara otomatis pasa satu range beban tertentu
i. Kompon Panjang
ii. Kompon Pendek
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
12
3. Pembangkitan Tegangan Induksi Pada Generator Berpenguatan Sendiri
Disini akan diterangkan pembangkitan tegangan induksi generator shunt dalam keadaan
tanpa beban. Pada saat mesin dihidupkan (S tutup), timbul suatu fluks residu
yang memang sudah terdapat pada kutub. Dengan memutarkan rotor, akan dibangkitkan
tegangan induksi yang kecil pada sikat. Akibat adanya tegangan induksi ini mengalirlah
arus pada kumparan medan. Arus ini akan menimbulkan fluks yang memperkuat fluks yang
telah ada sebelumnya. Proses terus berlangsung hingga dicapai tegangan yang
stabil. Jika tahanan medan diperbesar, tegangan induksi yang dibangkitkan menjadi lebih
kecil. Berarti makin besar tahanan kumparan medan, makin buruk generator tersebut.
IV. REAKSI JANGKAR PADA GENERATOR DC Fluks yang menembus konduktor jangkar pada keadaan generator tak berbeban
merupakan fluks utama. Jika generator dibebani, timbullah arus jangkar. Adanya arus jangkar
ini menyebabkan timbulnya fluks pada konduktor tersebut. Dengan mengnggap tidak ada
arus medan yang mengalir dalam kumparan medan, fluks ini seperti digambarkan pada
gambar dibawah ini.
Perhatian pada konduktor yang terletak pada daerah ac, ternyata fluks yang ditimbulkan arus
jangkar dengan fluks utamanya saling memperkecil, sehingga fluks yang terjadi disini menjadi
berkurang. Perhatikanlah kemudian konduktor pada daerah bd, ternyata fluks yang
ditimbulkan oleh arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkuat, sehingga fluks
yang terjadi disini bertambah. Fluks total saat generator dalam keadaan berbeban adalah
penjumlahan vector kedua fluks. Pengaruh adanya interaksi ini disebut reaksi jangkar.
Interaksi kedua fluks tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Karena operasi suatu
generator arus searah selalu pada daerah jenuh, pengurangan suatu fluks pada konduktor
dibandingkan dengan pertambahan fluks pada konduktor lain lebih besar. ditimbulkan arus
jangkar dengan fluks utamanya saling memperkecil, sehingga fluks yang terjadi disini menjadi
berkurang. Perhatikanlah kemudian konduktor pada daerah bd, ternyata fluks yang
ditimbulkan oleh arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkuat, sehingga fluks
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
13
yang terjadi disini bertambah. Fluks total saat generator dalam keadaan berbeban adalah
penjumlahan vector kedua fluks. Pengaruh adanya interaksi ini disebut reaksi jangkar.
Interaksi kedua fluks tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Karena operasi suatu
generator arus searah selalu pada daerah jenuh, pengurangan suatu fluks pada konduktor
dibandingkan dengan pertambahan fluks pada konduktor
V.JENIS – JENIS GENERATOR DC
Seperti telah disebutkan diawal, bahwa generator DC berdasarkan dari rangkaian belitan
magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker) dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Generator penguat terpisah
2. Generator shunt
3. Generator kompon
1. Generator Penguat Terpisah
Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung menjadi
satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat terpisah, yaitu:
1. Penguat elektromagnetik (Gambar 8.a)
2. Magnet permanent / magnet tetap (Gambar 8.b)
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
14
Gambar 8. Generator Penguat Terpisah.
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui
pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik atau magnetik.
Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2.
Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan
dariterminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan menurun
sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya.
a. Karakteristik Generator Penguat Terpisah
Gambar 9. Karakteristik Generator Penguat Terpisah
• karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat eksitasi
setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah arus eksitasi, I adalah arus beban.Tegangan output
generator akan sedikit turun jika arus beban semakin besar.
• Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar.
• Perurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan reaksi jangkar, selanjutnya
mengakibatkan turunnya pasokan arus penguat ke medan magnet, sehinggategangan induksi
menjadi kecil.
2. Generator Shunt
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
15
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2).
Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet
stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan
memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus
eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus
eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal
meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat
dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Diagram Rangkaian Generator Shunt
Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak akan ada,
atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran terbalik, atau
rotorterhubungsingkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi listrik yan dihasilkanoleh
generator tersebut.
a. Karakteristik Generator Shunt
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
16
Gambar 11. Karakteristik Generator Shunt.
Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Tegangan
output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus beban yang sama, dibandingkan dengan
tegangan output pada generator penguat terpisah.Sebagai sumber tegangan, karakteristik
dari generator penguat terpisah dan generator shunt tentu kurang baik, karena seharusnya
sebuah generator mempunyai tegangan output yang konstan, namun hal ini dapat diperbaiki
pada generator kompon.
3. Generator Kompon
Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama.
Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan penguat seri.
Diagram rangkaian generator kompon ditunjukkan pada Gambar 12. Pengatur medan magnet
(D1-D2) terletak di depan belitan shunt.
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
17
Gambar 12. Diagram Rangkaian Generator Kompon
a. Karakteristik Generator Kompon
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
18
Gambar 13. Karakteristik Generator Kompon
Gambar 13 menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan output generator
terlihat konstan dengan pertambahan arus beban, baik pada arus eksitasi penuh maupun
eksitasi 50%.
Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan lilitan seri, yang cenderung naik tegangannya jika
arus beban bertambah besar. Jadi ini merupakan kompensasi dari generator shunt, yang
cenderung tegangannya akan turun jika arus bebannya naik.
VI. KERJA PARALEL GENERATOR DC
Untuk memberi tenaga pada suatu beban kadang-kadang diperlukan kerja pararel dari
dua atau lebih generator. Pada penggunaan beberapa buah mesin perlu dihindari terjadinya
beban lebih pada salah satu mesin. Kerja pararel generator juga diperlukan untuk
meningkatkan efisiensi yang besar pada perusahaan listrik umum yang senantiasa
memerlukan tegangan yang konstan. Untuk hal-hal yang khusus sering dynamodikerrjakan
pararel dengan aki, sehingga secara teratur dapat mengisi aki tesebut.
Tujuan kerja pararel dari generator adalah :
• Untuk membantu mengatasi beban untuk manjaga jangan sampai mesin dibebani lebih.
• Jika satu mesin dihentikan akan diperbaiki karena ada kerusakan, maka harus ada mesin
lain yang meueruskan pekerjaan. Jadi untuk menjamin kontinuitas dari penyediaan tenaga
listrik.
syarat-syarat pengoperasian paralel generator :
• Terminal-terminal generator harus dihubungkan dengan kutu kutub yang sama polaritasnya.
• Tegangan kerja generator sama. Jika 2 generator / lebih diparalel maka arusnya
menjadi ; Ig1 + Ig2 = Itotal
B. Motor AC Asinkron 3 fasa
Motor AC asikron 3 fasa banyak digunakan pada mesin-mesin penggerak di Industri karena
daya keluaran mesin – mesin tersebut lebih besar dari 1. Adapun kelebihan dan kekurangan
motor induksi bila dibandingkan dengan jenis motor lainnya, adalah :
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
19
Kelebihan Motor Induksi
Mempunyai konstruksi yang sederhana.
Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis motor yanglainnya.
Menghasilkan putaran yang konstan.
Mudah perawatannya.
Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula.
Tidak membutuhkan sikat-sikat, sehingga rugi gesekan bisa dikurangi.
Kekurangan Motor Induksi
Putarannya sulit diatur.
Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal
Prinsip kerja
Bila pada ke-3 fasa belitan stator diberikan tegangan 3-fasa seimbang maka pada
inti stator akan terjadi medan putar, yang berputar sesuai dengan kecepatan sinkron.
p
fNs
×=
120
Ns : kecepatan putaran sinkron F : frekuensi tegangan stator p : jumlah kutub motor
Fluksi yang berputar di sepanjang inti stator itu akan memotong batang-batang
konduktor rotor, sehingga terimbas suatu tegangan imbas di rotor. Karena batang rotor
terhubung singkat maka akan mengalir arus rotor pada batang-batang rotor tersebut, yang
merupakan gaya putar rotor. Motor berputar dengan kopel putar sebesar gaya tersebut
kali jari-jari (jarak batang konduktor - as).
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
20
Gambar 1. Medan Putar Pada Motor 3 Fasa
Jumlah putaran stator motor Asinkron dapat dihitung dengan rumus :
p
fns
×=
60
n = Jumlah putaran / menit f = Frekuensi p = Jumlah pasang kutub
Bila salah satu fasa masukan terputus, jadi motor hanya mendapat masukan 2-fasa
maka tak akan terjadi medan putar sehingga kopel motor tidak terbangkitkan dan motor
gagal start. Pada kondisi motor tanpa beban maka putaran motor mendekati Ns.
Slip = s
s
N
NNS
−=
S akan selalu ada pada operasi motor asinkron.
Pada beban mekanis motor makin besar, S akan makin besar pula. Saat itu kopel
motor akan mengimbangi kopel beban. Beban yang besar akan menarik arus motor yang
besar pula sehingga kopel motor = kopel beban dan terjadi pada putaran kerja sistem
motor-beban.
Torsi dan Daya
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
21
Seperti telah dibahas pada sub bab mengenai konstruksi dan prinsip kerja motor induksi,
tidak ada suplai listrik yang dihubungkan secara langsung ke bagian rotor motor, daya yang
dilewatkan senjang udara adalah dalam bentuk magnetik dan selanjutnya diinduksikan ke
rotor sehingga menjadi energi listrik. Rata-rata daya yang melewati senjang udara harus
sama dengan jumlah rugi daya yang terjadi pada rotor dan daya yang dikonversi menjadi
energi mekanis.
Daya yang ada pada bagian rotor menghasilkan torsi mekanik, tetapi besarnya torsi yang
terjadi pada poros motor dimana tempat diletakkannya beban, tidak sama dengan besarnya
torsi mekanik, hal ini disebabkan adanya torsi yang hilang akibat gesekan dan angin.
a. Torsi motor
- Torsi Asut (Starting Torque)
Torsi yang dihasilkan oleh sebuah motor pada saat mulai diasut disebut Torsi
Asut, nilainya bisa lebih besar atau lebih kecil dari Torsi putar dalam keadaan normal.
Atau
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
22
- Torsi saat Rotor (Motor) Berputar
Pada saat motor berputar, maka :
dimana : Er2 = Tegangan rotor / fasa saat berputar
Ir2 = Arus rotor/fasa saat berputar
k = konstanta, nilainya = Ns..2
3
π
- Torsi Maksimum saat Motor Berputar
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
23
Kondisi Torsi Maksimum pada saat motor berputar bisa diperoleh dengan
mendeferentialkan persamaan Torsi terhadap Slip S.
Torsi maksimum 0=dS
dT
Berdasarkan hasil diferensial ini akan diperoleh ;
Gambar 2. Karakteristik Slip vs Torsi
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
24
- Torsi Beban Penuh dan Torsi Maksimum
- Torsi Asut dan Torsi Maksimum
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
25
- Torsi pada rotor lilit
Untuk menentukan Arus, daya, dan Torsi pada Motor Induksi rotor lilit tidak
berbeda dengan rotor sangkar, hanya pada rotor lilit kita bisa menambahkan tahanan
luar terhadap bagian rotor tersebut.
Gambar 3. Rangkaian Ekuifalen Motor induksi Rotor Lilit
Saat pengasutan S =1
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
26
Saat berputar
Daya motor 3 Fasa
Diagram aliran daya dari sebuah Motor Induksi Tiga Fasa seperti diperlihatkan
pada gambar 5.106
Daya Masuk Stator = Daya Keluar Stator + Rugi Tembaga Stator
Daya Masuk Rotor = Daya Keluar Stator
Daya Keluar Rotor Kotor = Daya Masuk Rotor - Rugi Tembaga Rotor
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
27
Gambar 4. Diagram Alir daya motor 3 Fasa
Keterangan :
Daya Keluar Rotor kotor = Pout rotor
Daya Masuk Rotor = Pin rotor
Rugi Tembaga Rotor = Pcu rotor
Pout rotor = Tg .2. π .Nr
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
28
Rugi Tembaga Rotor untuk Sistem Tiga Fasa, adalah :
Daya Mekanik (Pm) atau
Pout rotor =(1 - S) Pin rotor
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
29
Gambar 5. Rangkaian Ekuivalent Motor AC 3 fasa
Kontruksi dan tipe
a. Bagian bagian Motor
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
30
Gambar 6. Bagian – bagian motor 3 Fase.
b. Konstruksi
Stator dibuat dari besi plat berlapis, berfungsi untuk mengurangi eddy current. Belitan
stator dan pembagi medan magnit dihubungkan Y atau ∆.
Rotor dililit dihubung Y dan ujung yang lain disambung slip ring dengan sikat arang,
berfungsi sebagai penghubung singkat kumparan, jika motor sudah berjalan normal
dengan mengatur tahanan asut
Karakteristik
Gambar 7. Operasi motor asinkron. a) Karakteristik T-N motor dan beban
b) Diagram kerja motor
Pada gambar tersebut terlihat bahwa keseimbangan putaran terjadi pada n = N di
mana pada saat itu kopel beban = kopel putar motor.
Daya mekanis keluar motor saat itu :
5250
NTP L
O
×=
Po [Hp] ; 1 lb = 0,45 kg
TL (ft - lb) ; 1 ft = 0,33 m
N (Rpm)
Bila saat itu motor mendapat tegangan catu 3-fasa V dan arus jala-jala I dengan
faktor kerja = cos maka daya masuk motor
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
31
ϕcos3 IVPin ××=
sehingga efisiensi motor = in
O
P
P=η
Kembali ke Gambar 2:
Pada saat start, motor mendapat momen/ kopel percepatan sebesar :
SBSa TTT −=
Ta : Kopel percepatan motor saat start
TS : Kopel start motor
TSB : Kopel lawan dari beban saat start
Dari hubungan (6) itu terlihat bahwa kecepatan start motor adalah tergantung pada
tegangan masuknya. Untuk motor yang sama,
2VkT ×≈
Selanjutnya diagram pada Gambar 3 memperlihatkan karakteristik motor asinkron
dalam melayani beban.
Pada beban yang lebih besar, waktu start motor akan lebih panjang, arus kerja
motor lebih tinggi dan putaran kerja motor lebih rendah. Sementara itu oleh besarnya arus
motor, temperatur kerja motor akan lebih tinggi pula. Batas pembebanan motor ditentukan
oleh batas kenaikan temperatur yang terjadi yang masih dapat ditolerir oleh isolasi belian
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
32
motor. Tiap jenis isolasi beliatan motor mempunyai batas temperatur kerja maksimum
sendiri-sendiri yang tak boleh terlewati. Bila terlewati maka isolasi belitan tersebut akan
rusak hingga terjadi hubung singkat yang kemudian membakar isolasi belitan motor.
Gambar 8. Diagram perjalanan waktu dari arus dan putaran motor untuk dua macam pembebanan
Start motor unsinkron
Masalah kopel motor ini erat hubungannya dengan cara-cara start motor asinkron.
Pada cara start wye - delta misalnya, kopel start motor:
3
3
2
2
1
=
=
Vk
kV
T
T
Di mana T1 = kopel motor pada cara kerja wye-delta = 13 kopel start motor pada start
langsung hubungan delta.
Namun sementara itu, latar belakang penggunaan start semacam itu adalah untuk
menurunkan arus start motor. Istart sebesar itu (lihat persamaan 8) akan terus mengalir
sebelum motor berputar.
m
p
startZ
VI =
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
33
Vp : Tegangan masuk motor / fasa
Zm : Impedansi motor / fasa
Oleh Zm motor yang rendah maka Istart akan tinggi sekali yang selain
mengakibatkan jatuh tegangan sesaat yang besar dijaringkan (antara sumber - motor)
juga dapat mengganggu frekuensi pembangkit serta pengamanan pengaman arus
gangguan, terutama pada motor besar.
Dengan start wye-delta, m
p
startZ
VI
3/= , arus diperkecil 3 kali semula.
Dengan start melalui R depan atau X depan,
dm
p
startXZ
VI
+=
Setelah motor berputar barulah Istart turun, sesuai :
m
sZ
EVI
−=
dimana E adalah ggl lawan motor.
Besarnya Xm ataupun Vstart adalah tergantung pada batas arus start minimum yang
masih dapat diterima oleh sistem motor - beban di mana motor pada kondisi start tersebut
masih sanggup membawa beban ke putaran nominal yang ditujunya.
Pengereman Motor Asinkron
Untuk mesin putaran cepat , cara mematikan harus melalui sistem pengereman. Ada
beberapa cara sistem pengereman :
Sistem Mekanis.
Konstruksi : rotor dan stator berbentuk kerucut
Prinsip Kerja :
Posisi mati : rotor tak bergerak (direm) Saat start : rotor digeser oleh daya
magnetis ke dalam ki
berputar.
Saat off pegas ( F ) me
Rangkaian ekivalen motor asinkron
Sebagaimana juga dengan mesin listrik tak berputar: transformator, motor asinkron
mempunyai pula suatu rangkaian ekivalen. Rangkaian ekivalen motor asinkron diciptakan
untuk mempermudah pekerjaan analisa atas motor.
Gambar 9. Rangkaian ekivalen motor asinkron per fasa.
di mana :
Vm / fasa : tegangan masuk motor / fasa
R1 : tahanan stator
X2 : reaktansi
a2 R2 : tahanan rotor dilihat dari stator
a2 X2 : reaktansi
Rc : tahanan rangkaian magnetisasi motor
Xc : reaktansi
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ
ira-kira 1 mm ( v ) sehingga rem (B) lepas
enekan rotor keluar sehingga motor te
Rangkaian ekivalen motor asinkron
Sebagaimana juga dengan mesin listrik tak berputar: transformator, motor asinkron
mempunyai pula suatu rangkaian ekivalen. Rangkaian ekivalen motor asinkron diciptakan
untuk mempermudah pekerjaan analisa atas motor. Lihat gambar 4.
Rangkaian ekivalen motor asinkron per fasa.
: tegangan masuk motor / fasa
: tahanan stator
: reaktansi
: tahanan rotor dilihat dari stator
: reaktansi
: tahanan rangkaian magnetisasi motor
: reaktansi rangkaian magnetisasi motor
PNJ - CEVEST
34
lepas dan motor mulai
tererem kembali.
Sebagaimana juga dengan mesin listrik tak berputar: transformator, motor asinkron
mempunyai pula suatu rangkaian ekivalen. Rangkaian ekivalen motor asinkron diciptakan
Lihat gambar 4.
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
35
2
21Ra
S
S××
−:menggambarkan tahanan yang mewakili beban yang merupakan
fungsi dari S
A : perbandingan lilitan stator dan rotor
Nilai parameter rangkaian ekivalen motor diperoleh dari hasil pengukuran
laboratorium. Contoh penggunaan rangkaian ekivalen ini misalnya untuk menhitung
efisiensi, daya keluaran dan lain-lain. Untuk putaran motor tertntu maka nilai I1 dapat
dicari. Demikian pula nilai I2 dan keluaran motor adalah :
2
22
20
13 Ra
s
sIP ××
−××=
rugi-rugi motor adalah :
2
22
20
2
1
2
1RaIRIRIP RCloss ++=
Cos ϕ motor adalah dicari setelah nilai 2
21Ra
S
S××
− diperoleh, dilanjutkan cara
perhitungan menurut teori rangkaian listrik untuk jaringan R dan XL.
Masukan motor adalah :
ϕcos311
×××= VIPin
Dengan demikian efisiensi motor dapat dicari.
Kesalahan pada Motor 3 Fase
Kesalahan atau kerusakan yang terjadi pada motor 3 fase ini di tandai motor tidak
dapat berputar saat dijatu dengan tegangan. Kesalahan atau kerusakan ini antara lain :
Kesalahan :
- Tidak ada sumber
- Sumber tidak cocok
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
36
- Pengereman mekanis
Kerusakan :
− Pada pengaman motor
− Pada saklar motor
− Pada belitan motor ( pada terminal motor )
a. Cara pencarian kesalahan / kerusakan pada motor
- Memutar poros/as motor dengan tangan.
Petunjuk : Motor kecil, beban kecil → Pengereman kecil
Motor besar, beban besar → Pengereman besar
Jika As motor tidak mau berputar maka terjadi “ gangguan mekanis yaitu :
− Kerusakan/penjepitan dari lacker (bearing)
− Gear rusak
- Mengukur tegangan dengan voltmeter
Untuk mengetahui apakah motor hubung singkat atau terjadi kebocoran arus
atau ada kerusakan lain, maka dilakukan pengukuran tegangan dengan
voltmeter.
Mengukur diatas saklar
Pengukuran R-S, S-T, R-T
V1 = V2 = V3 Kondisi sekering baik
V1 = V2 = V3 Pengaman putus atau
hantaran bocor.
Mengukur dibawah saklar
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
37
V1 = V2 = V3 sama pengukuran dengan b.1
kondisi saklar baik Jika tidak sama kondisi
saklar rusak
Mengukur pada terminal motor
a. Jika V1, V 2, V3, tidak ada tegangan’
maka thermorelay putus
b. Jika V1 ≠ V2 ≠ V3 atau antara fase dengan
HP tidak sama besarnya Kerusakan dalam hantaran
atau terminal baut kurang keras.
c. Mengukur antara HP dengan titik bintang
Jika besar tegangan 0-10 V ( pada U = 380 V )
Kumparan masih baik, tapi jika tegangan
lebih dari 10 V, maka bisa dikarenakan Sumber
tegangan kurang simetris
Jika tegangan sumber sudah simetris, tapi pengukuran tegangan lebih dari 10 V
( pada U = 380 V ), berarti Kumparan kontak dengan badan motor Ada kegagalan
isolasi dengan U = 380 V
Mengukur arus motor
Mengukur arus motor tujuannya adalah untuk mengetahui dan membandingkan
dengan /arus nominal motor. Cara yang baik adalah dengan menggunakan tang
amper, karena bisa mengetahui arus start motor ( 5 - 7 × Ιn ).
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
38
Jika Semua hasil pengukuran sama atau dibawah In arus motor baik.
Hasil pengukuran sama, kadang-kadang / terus menerus semakin besar dari In,
berarti beban terlalu besar, tetapi jika dalam waktu pendek, agar aman perlu diukur
suhunya. Jika arus dari semua fase tidak sama/melebihi In maka terjadi hubung
singkat atau kumparan bocor.
Pengukuran Tahanan
Awas : motor harus dimatikan dan terminal motor harus bebas tegangan.
Mengukur masing-masing tahanan, Titik Y atau ∆ harus dilepas, Jika besar tahanan
dari
masing-masing belitan sama belitan baik ( Untuk daya motor simetris )
Pengukuran tahanan isolasi
Cara pengukurannya dilakukan : Masing-masing kumparan diukur dengan badan
motor menggunakan megger.
Jika tahanan isolasi besarnya ± 1 K Ω/Volt motor baik
Jika dibawah harga tersebut : Terjadi kegagalan isolasi
Pengukuran putaran
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
39
Jika putaran motor dibawah putaran nominal hal ini disebabkan oleh :
Beban motor terlalu besar
Motor salah sambung biasanya terjadi pada motor 2 kecepatan / dahlander
Pengukuran Suhu
Hal ini jarang dilakukan, karena biasanya pengukuran langsung didalam motor
dan tidak boleh dibenarkan diatas body.
Suhu motor akan menentukan klas isolasi, berikut tabel klas isolasi
A
E
B
F
H
1050
C
1200
C
1300
C
Toleransi harga nominal :
Tegangan Pada hubungan Y/∆
Arus
± 10 %
± 10 % ( Dari beban penuh 100 %
s/d 10 % ) ( tanpa beban )
tergantung besarnya motor.
Daya yang dihasilkan
Antara beban penuh s/d tanpa
beban bisa lebih 10 % waktu
singkat
± 10 %
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
40
Tabel Prosedure pencarian kiesalahan pada motor Asynchron 3 fase
Isyarat Pengujian Pengukuran Kesimpulan
• Motor
tidak berputar
• Motor tidak
ada reaksi
Pada peralatan
pengaman
( Zekering, MCB,
thermo relay ).
Tegangan motor
tidak ada
Ada tegangan
Pengukuran tahanan
Pengaman
putus/rusak Jika
pengaman baik
Kesalahan pada
kontaktor
dan saklar hantaran
(putus)
Kumparan motor
putus pada
sambungan (Y atau
∆)
Untuk mengetahui
kumparan yang
putus/normal
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
41
• Motor
tidak
berputar
• Putaran
kurang baik
• ( berbunyi )
• Peralatan
pengaman
• langsung jatuh
• Peralatan
pengaman
• putus terus
jika k• terminal
dibuka
Memutar As motor
Peralatan pengaman
Tegangan pada
motor dengan
jembatan Y/∆
Yang dibuka
Tidak ada/kurang
Ada tegangan
mengukur tahanan
( tergantung
besarnya ) Isolasi motor
Gangguan
mekanis Rusak
atau putus
Hubung singkat /
putus pada
hantaran
Kumparan rusak
Kumparan putus
Hubungan singkat
Hubungan singkat
sumber
/
kumparan
Kebocoran antara
belitan dengan body
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
42
• Motor
berputar
thermorelay
putus dalam
waktu singkat
• Motor panas
• Motor
berputar lambat
• Daya
motor kurang
• Putaran
lambat dan
berbunyi
• Suara dari lackr
Penyetelan / setting
arus pada thermorelay
dibawah Ι nominal
Pengukuran suhu motor
Arus asut (sampai 10 ×
Ιn )
Mengukur putaran
Melepas bagian
motor dan
kontrol besi dan lacker
Mendengarkan lacker.
Setelan harus sama In
Ventilator rusak /
kotor udara
tertutup kotoran
Beban motor > dari
daya motor .
Momen beban >
momen daya
Celah udara antara
rotor dan
stator terlalu
besar. Ada
bagian besi rusak
C. Motor Induksi
1. Magnit
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu
medan magnet.Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos
yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani
pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di
mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah
tersebut.
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
43
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu
medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap
atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya
adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan
(south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil
tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat
dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya
tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang
mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah
contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
a. Penggolongan Benda Berdasarkan Sifat Magnetnya.
Berdasarkan sifat magnetnya benda dibagi menjadi 2 macam yaitu
ferromagnetik (benda yang dapat diterik kuat oleh magnet), parramagnetik
(denda yang dapat ditarik magnet dengan lemah) dan diamagnetik (benda
yang tidak dapat ditarik oleh magnet).
Contoh ferromagnetik adalah besi, baja, nikel dan kobalt.
Contoh parramagnetik adalah platina dan aluminium.
Contoh diamagnetik adalah seng, dan bismut.
Setiap magnet mempunyai sifat (ciri) sebagai berikut :
(1) dapat menarik benda logam tertentu.
(2) gaya tarik terbesar berada di kutubnya.
(3) selalu menunjukkan arah utara dan selatan bila digantung bebas.
(4) memiliki dua kutub.
(5) tarik menarik bila tak sejenis.
(6) tolak menolak bila sejenis.
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
44
b. Cara Membuat Magnet
Untuk membuat magnet dapat dilakukan dengan menggunakan 3 cara yaitu
penggosokan, mengaliri dengan arus, dan cara induksi.
Saat membuat magnet dengan cara menggosok maka hal yang perlu
diperhatikan adalah penggosokan harus searah (teratur) tidak boleh bolak-balik.
Perhatikan gambar di bawah ini
Untuk cara Induksi dapat ditunjukkan seperti gambar dibawah ini Magnet dapat
menarik benda logam tertentu karena susunan magnet elementer
didalam magnet itu tersusun teratur. Bila kita bisa membuat
susunan magnet elementer teratur maka kita bisa membuat magnet.
c. Teori Kemagnitan Bumi
Kutub utara magnet bumi berada di sekitar kutub selatan bumi, sedangkan kutub
selatan magnet bumi berada disekitar kutub utara bumi. Antara kutub
utara magnet bumi dengan kutub selatan bumi tidak berimpit, ini juga terjadi
pada kutub selatan magnet bumi. Akibat hal tersebut maka bila kita
melihat kompas menunjukka arah selatan ini berarti tidak menunjukkan persis
arah selatan tetapi mengalami penyimpangan sedikit dari kutub selatan bumi.
Penyimpangan ini membentuk sudut yang disebut dengan sudut deklinasi.
Apabila kita membawa kompas dari katulistiwa menuju kutub bumi
maka kompas itu akan condong ke bawah atau ke atas. Kecondongan ini karena
tertatik oleh kutub magnet bumi. Sudut yang dibentuk dari
kecondongan kompas terhadap arah horisontal disebut dengan sudut inklinasi
2. Hukum Faraday
Faraday mengamati peristiwa elektrolisis melalui berbagai percobaan yang dia
lakukan. Dalam pengamatannya jika arus listrik searah dialirkan ke dalam suatu
larutan elektrolit, mengakibatkan perubahan kimia dalam larutan tersebut.
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
45
Sehingga Faraday menemukan hubungan antara massa yang dibebaskan atau
diendapkan dengan arus listrik. Hubungan ini dikenal dengan Hukum Faraday.
Menurut Faraday
1. Jumlah berat (massa) zat yang dihasilkan (diendapkan) pada elektroda sebanding
dengan jumlah muatan listrik (Coulumb) yang dialirkan melalui larutan elektrolit
tersebut.
2. Masa zat yang dibebaskan atau diendapkan oleh arus listrik sebanding dengan
bobot ekivalen zat-zat
tersebut.
Dari dua pernyataan diatas, disederhanakan menjadi persamaan :
dimana,
M = massa zat dalam gram
e = berat ekivalen dalam gram = berat atom: valensi
i = kuat arus dalam Ampere
t = waktu dalam detik
F = Faraday
Dalam peristiwa elektrolisis terjadi reduksi pada katoda untuk mengambil elektron
yang mengalir dan oksidasi pada anoda yang memberikan eliran elektron tersebut.
Dalam hal ini elektron yang dilepas dan yang diambil dalam jumlah yang sama.
Bobot zat yang dipindahkan atau yang tereduksi setara dengan elektron, sehingga
masa yang dipindahkan merupakan gram ekivalen dan sama dengan mol elektron.
Faraday menyimpulkan bahwa Satu faraday adalah jumlah listrik yang diperlukan
untuk menghasilkan satu ekivalen zat pada elektroda.
Muatan 1 elektron = 1,6 x 10-19 Coulomb
1 mol elektron = 6,023 x 1023 elektron
Muatan untuk 1 mol elektron = 6,023 . 1023 x 1,6 . 10-19
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
46
= 96.500 Coulomb
= 1 Faraday
3. Kaidah Tangan Kanan
a. Kutub utara dan selatan sebuah magnet.
Jika sebuah magnet batang kita gantung, maka kedua ujungnya selalu menunjuk
arah utara selatan. Ujung yang menunjuk arah utara disebut kutub utara dan
ujung yang menunjuk arah selatan disebut kutub selatan. Jika dua buah magnet
kita dekatkan maka kutub-kutub sejenis tolak menolak dan kutub-kutub tidak
sejenis tarik menarik.
b. Bentuk medan magnetik di sekitar magnet batang.
Bentuk medan magnetik di sekitar magnet batang dapat dilukiskan dengan garis-
garis khayal yang kita sebut garis-garis gaya. Garis-garis gaya dengan tanda
anak panah menampilkan medan magnetik dari magnet batang. Kita definisikan
arah medan magnetik ini pada titik mana saja sebagai arah gaya yang akan
dialami oleh sebuah kutub utara yang diletakkan pada titik tersebut.
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
47
Jika kita amati garis-garis gaya pada gambar di atas kita akan mendapatkan tiga
buah aturan tentang garis=garis gaya magnetik : (1). garis-garis gaya magnetik
tidak pernah berpotongan (2). garis-garis gaya magnetik selalu keluar dari kutub
utara dan masuk ke kutub selatan (3). tempat dengan garis-garis gaya rapat
menyatakan medan magnetik kuat, sebaliknya tempat dengan garis-garis gaya
renggang menyatakan medan magnetik lemah.
c. Medan Magnetik di sekitar penghantar berarus listrik.
Dari percobaan Oersted diperoleh dua kesimpulan : (1). di sekitar penghantar
berarus listrik terdapat medan magnetik (2). arah gaya magnetik bergantung
pada arah arus listrik yang mengalir dalam
penghantar. Keterangan : (a) Kawat ketika belum dialiri arus listrik, jarum
kompas berimpit dengan kawat. (b) Kawat dialiri arus listrik ke arah selatan maka
jarum kompas akan menyimpang ke arah timur (c) Kawat dialiri arus listrik ke
arah utara maka jarum kompas akan menyimpang ke arah barat. Percobaan di
atas membuktikan bahwa ketika kawat dialiri arus maka akan ada medan magnet
yang timbul di sekitar kawat, hal ini bisa dibuktikan dengan menyimpangnya
jarum kompas. Arah medan magnet yang ditimbulkan dapat ditentukan dengan
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
48
menggunakan aturan tangan kanan. Ibu jari menunjukkan arah arus listrik (I) dan
keempat jari menunjukkan arah medan magnet (B).Menentukan arah medan
magnetik di sekitar penghantar lurus berarus. Arah medan magnetik dapat
dengan mudah divisualkan oleh kaidah tangan kanan : Bila kita menggenggam
penghantar lurus dengan tangan kanan sedemikian sehingga ibu jari
menunjukkan arah arus listrik, maka lipatan keempat jari lainnya menyatakan
arah putaran garis-garis gaya magnetik.
d. Bentuk Medan magnetik di sekitar penghantar melingkar.
Bentuk medan magnetik di sekitar penghantar melingkar berarus
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
49
e. Medan Magnetik di sekitar kumparan berarus
Yang dapat kita anggap sebagai sejumlah kawat melingkar (loo) yang terbentang
sepanjang sumbu loop. Perhatikan setiap bagian dari setiap loop menyumbang
ke medan magnetik melalui pusat kumparan. Karena itu, medan magnetik di
dalam sebuah kumparan jauh lebih kuat daripada medan magnetik di dekat
seutas kawat lurus panjang atau di dekat sebuah loop kawat. Dari gambar di
bawah ini juga tampak bahwa medan magnetik di luar kumparan mirip dengan
medan magnetik yang dihasilkan oleh sebuah magnet batang. Dengan demikian
ujung-ujung kumparan akan berlaku sebagai kutub utara selatan. Kutub utara
sebuah kumparan dengan mudah ditentukan dengan menggunakan kaidah
tangan
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
50
BAB 3
PENUTUP
Penutup
Demikian makalah ini kami selesaikan dalam keadaan yang sebaik-baiknya
dengan harapan makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Karena maksud dan tujuan
kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan tujuan dapat mengerjakan tugas yang
telah diberikan oleh kami.Dan sebagai bukti bahwa kami Mahasiswa Teknik Listrik
yang memiliki loyalitas dalam segala bentuk pekerjaan atau tugas yang telah diberikan.
Serta agar kami dapat mengetahui apa maksud dan tujuan dosen memberikan tugas
kepada kami yaitu agar saya mengerti dalam mata kuliah Mesin Listrik bila bekerja di
dunia industri.Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada instansi-instansi terkait
dalam menyelesaikan tugas ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Dengan
ini kami ucapkan terima kasih.
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
51
DAFTAR PUSTAKA
Djoekardi, Djuhana:”Mesin-Mesin Listrik Motor Induksi”, Penerbit Universitas. Trisakti,
Jakarta, 1996
[MAKALAH MESIN LISTRIK] PNJ - CEVEST
52