Dasar Teori mESIN lISTRIK

32
BAB II ISI 2.1. Dasar Teori Sistim tenaga listrik yang terdapat di PLN dibagi menjadi Sistim Pembangkitan, system Penyaluran dan Sistim Distribusi. Dengan adanya keperluan untuk pengembangan sistim yang akan datang, maka pembagian system distribusi dapat dikembangkan menjadi beberapa bagian ; a) Gardu Induk b) Gardu induk sistim distribusi, c) Jaringan primer 20 KV. d) Gardu Distribusi. e) Jaringan distribusi Skunder dan Saluran Pelayanan. Bagian-bagian tersebut diatas berlaku bagi semua Distribusi dan berlaku sesuai konstruksi, misalnya : Saluran Udara (Overhead line) dan Saluran bawah tanah (Under Gruond Cable). Sistim tegangan yang digunakan pada sistim Transmisi saat ini menggunakan tegangan 70 KV, 150 KV dan 500 KV disalurkan ke gardu induk dan selanjutnya disalurkan melalui jaring Distribusi Primair pada sistim tegangan 20 KV kemudian disalurkan kekonsumen melalui Distribusi Skunder dengan tegangan 380/ 220 Volt. Dari jaringan distribusi tersebut yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Jarak Antar konduktor. Pada formasi horisontal menggunakan Pin Isolator antar fasa 800 mm. Pada formasi vertikal menggunakan

description

MAU CEOAR

Transcript of Dasar Teori mESIN lISTRIK

MATERIAL & KONSTROKSI JARING DISTRIBUSI

BAB II

ISI

1.1. Dasar Teori

Sistim tenaga listrik yang terdapat di PLN dibagi menjadi Sistim Pembangkitan, system Penyaluran dan Sistim Distribusi. Dengan adanya keperluan untuk pengembangan sistim yang akan datang, maka pembagian system distribusi dapat dikembangkan menjadi beberapa bagian ;

a) Gardu Indukb) Gardu induk sistim distribusi,c) Jaringan primer 20 KV.d) Gardu Distribusi.e) Jaringan distribusi Skunder dan Saluran Pelayanan.Bagian-bagian tersebut diatas berlaku bagi semua Distribusi dan berlaku sesuai konstruksi, misalnya : Saluran Udara (Overhead line) dan Saluran bawah tanah (Under Gruond Cable).Sistim tegangan yang digunakan pada sistim Transmisi saat ini menggunakan tegangan 70 KV, 150 KV dan 500 KV disalurkan ke gardu induk dan selanjutnya disalurkan melalui jaring Distribusi Primair pada sistim tegangan 20 KV kemudian disalurkan kekonsumen melalui Distribusi Skunder dengan tegangan 380/ 220 Volt. Dari jaringan distribusi tersebut yang perlu diperhatikan yaitu:1. Jarak Antar konduktor.Pada formasi horisontal menggunakan Pin Isolator antar fasa 800 mm. Pada formasi vertikal menggunakan suspension./String isolator berjarak 950 mm. Untuk formasi horisontal dead and menggunakan suspension isolator berjarak 1100 mm.2. Jarak aman terhadap tanah.Jarak antara konduktor TM 20 KV terhadap tanah minimal 7 meter. Jarak antara konduktor TR 380/ 220 V terhadap tanah minimal 6 meter.

3. Jarak antara Konduktor sejajar/double sirkit SUTM.Jarak saluran pada tiang yang sama/sejajar pada tiang yang sama 1 meter, sedang jarak saluran TM pada tiang terpisah adalah 2 meter.

4. Isolator.Isolator tumpu pada SUTM menggunakan Pin-Isolator/Pin-Post/Post saluran. Isolator Dead-and menggunakan Isolator penegang/Suspesion isolator/string isolator.5. Pengikat konduktor.Sebagai pengikat konduktor pada isolator Pin type menggunakan Prefomed Top Ties atau Side Ties serta menggunakan allumunium bending wire. Sedang untuk Dead-and menggunakan Dead-and clamp/strain clamp dan Preformed grip spiral.

6. Sambungan konduktor.Sambungan pada konduktor menggunakan Tension Joint-Sleve. Sambungan jembatan menggunakan Line tap conector/parallel Group.

7. Jarak rata-rata gawang maxsimum.Jarak antar gawang maksimum 60 meter menggunakan konstruksi Pin type sedangkan untuk konstruksi Dead-and jarak maksimum 100-200 meter menggunakan konstruksi khusus (Konstruksi tiang double).

1.1.1. Definisi Jaringan Distribusi

Sistem jaringan distribusi merupakan suatu sistem yang berfungsi menyalurkan energi listrik dari tegangan 20 KV menuju konsumen. Jaringan distribusi meliputi jaringan tegangan menengah, gardu distribusi, jaringan tegangan rendah, dan sambungan pelanggan serta alat pengukur dan pembatas.

1.1.2. Pemeliharaan Jaringan Distribusi

Ini merupakan kegiatan yang meliputi tahapan kerja mulai dari perencanaan , pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem distribusi yang dilakukan secara terjadwal atau pun tanpa jadwal.

Pemeliharaan bertujuan untuk menciptakan keamanan bagi manusia dan lingkungannya , menciptakan sistem jaringan yang handal dengan performansi yang tinggi sehingga dapat mengefektifkan life time peralatan sesuai design kriteria dan mengefektifkan waktu serta cost karena dapat mencegah terjadinya gangguan.

Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan inspeksi jaringan distribusi, yakni mencakup perencanaan yang baik, membangun material yang memadai dan sesuai standar, petugas yang kompeten, SOP serta evaluasi yang kontinue.1.1.3. Standar konstruksi

Hasil inspeksi distribusi dievaluasi untuk diambil langkah-langkah perbaikan sistem distribusi yang mengacu pada standar atau ketentuan peraturan yang berlaku sehingga diperoleh sistem yang handal dan berkualitas dengan tetap mempertimbangkan efisiensi.

Standar ruang bebas ( clearence ) SUTR minimum yakni :

NoRuang bebas udaraMeter

1.Hantaran udara menyeberang jalan KA8,23

2.Hantaran udara menyeberang jalan raya5,48

3.Hantaran udara ke tanah / lapangan4,56

4.Hantaran udara ke ujung pohon1

5.Hantaran udara sepanjang jalan kota5,48

6.Hantaran ke kabel0,6

7Hantaran ke JTR0,6

8.Hantaran ke scoor0,6

Standar ruang bebas ( Clearence ) minimum SUTM yakni :

NoRuang bebas udaraMeter

1.Hantaran udara menyeberang jalan KA8,54

2.Hantaran udara menyeberang jalan raya6,09

3.Hantaran udara ke tanah / lapangan6,09

4.Hantaran udara ke ujung pohon2,5

5.Hantaran udara sepanjang jalan kota6,09

6.Hantaran ke kabel1,2

7Hantaran ke JTR1,2

8.Hantaran ke scoor1,2