Makalah Media Pembelajaran PAI Visual: Menguatkan ... Media Pembelajaran PAI ... Bisa dalam buku,...
-
Upload
truongdang -
Category
Documents
-
view
238 -
download
3
Transcript of Makalah Media Pembelajaran PAI Visual: Menguatkan ... Media Pembelajaran PAI ... Bisa dalam buku,...
Makalah Media Pembelajaran PAI
Visual: Menguatkan Pembelajaran Dengan Media Visual
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu :Saiful Amien, M. Pd.
Oleh Kelompok 3 :
Edi Slamet 201410010311058
Afifudin Kamil 201410010311074
Eka Ismaya Indra 201410010311075
Nurul Aprilia 201410010311066
Anis Syifaul Qolbiyah 201410010311082
Nurjaya Jamil 201410010311081
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang
Tahun 2017
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Belajar merupakan satu hal yang sangat penting bagi seorang individu. Bahkan
agama (Islam) mewajibkan umatnya menuntut ilmu sampai ke negeri Cina yang
notabene merupakan negara maju kala itu. Belajar merupakan upaya dalam rangka
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan karakter dalam rangka
membentuk manusia yang unggul dan paripurna (insan kamil). Belajar merupakan
satu hal yang bisa dilakukan dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun tanpa
mengenal jarak dan waktu, atau hal ini lebih popular disebut long life education.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, tentu dibutuhkan pemilihan
media yang tepat untuk menyampaikan pesan-pesan (materi pelajaran) secara efektif,
efisien dan menyenangkan. Pemilihan media tersebut harus mempertimbangkan
karakteristik peserta didik, situasi dan kondisi lingkungan belajar, karakteristik bidang
studi, serta tujuan yang hendak dicapai dalam belajar. Dengan demikian diharapkan,
dengan pemilihan media pembelajaran yang tepat akan mampu mencapai tujuan
belajar yang diinginkan.
Setiap siswa memang unik dan berbeda. Perbendaan itu akan menciptakan gaya
belajar, kecerdasan, modalitas belajar, bahkan cara pandang terhadap sesuatu. Belajar
dengan media visual tentu erat kaitannya dengan modalitas belajar visual yang
mengutamakan indra penglihatan. Tipe siswa dengan modalitas belajar ini sangat
mengandalkan mata untuk belajar. Mereka akan belajar dengan baik apabila melihat
dan mengalaminya secara langsung. Sehingga dengan penyediaan media visual ini,
akan mampu meningkatkan pemahaman dan keberhasilan belajar mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis media visual non-proyektif?
2. Apa saja kelebihan, kekurangan dan bagaimana integrasi media visual non-
proyektif?
3. Kapan timing penggunaan perangkat lunak presentasi dalam pembelajaran?
4. Apa saja perangkat untuk melihat gambar digital dalam kelas?
5. Apa saja kelebihan, kekurangan dan bagaimana integrasi gambar digital?
6. Bagaimana situasi khusus dalam penggunaan kamera?
Bab II
Pembahasan
1. Jenis-Jenis Media Visual Non-Proyektif
Media visual non proyeksi merupakan media visual yang tidak membutuhkan
perlengkapan khusus untuk ditampilkan. Media ini bisa mengubah gagasan abstrak
menjadi sebuah format yang lebih realistik, yaitu dari tingkat simbol abstrak (verbal)
menuju tingkat konkret (visual). Kita bisa menggunakan media ini untuk merangsang
ekspresi kreatif, seperti menceritakan atau menuliskan kisah dan membuat puisi.1
Jenis-jenis media visual non-proyektif yang umum ditemui ada 6 jenis, antara lain:
a. Gambar
Gambar merupakan bahasa bentuk atau rupa yang umum, yang bisa dimengerti
dan dinikmati dimana-mana. Bisa dalam buku, majalah, koran, katalog, kalender,
dan lain sebagainya. Gambar merupakan media komunikasi visual untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain.2 Beberapa kelebihan gambar antara lain:
1. Berifat konkret
2. Gambar bisa merepresentasikan benda-benda maupun objek-objek yang tidak
mungkin dibawa ke dalam kelas
3. Gambar bisa mengatasi keterbatasan pengamatan kita, khususnya benda-benda
yang berukuran mikro
4. Gambar bisa memperjelas suatu masalah
5. Mudah dibuat atau didapatkan tanpa memerlukan alat khusus.3
Beberapa kelemahan media gambar antara lain:
1. Gambar hanya mengandalkan indra mata saja
2. Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran
3. Ukurannya sangat terbatas bila digunakan untuk kelompok besar.4
b. Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-
bagian pokoknya tanpa detail. Penggunaan sketsa akan mampu menarik perhatian
murid dan menghindari kejenuhan akibat verbalisme. Sketsa mudah dibuat oleh 1 Sharon E. Smaldino, dkk., Intructional Technology and Media for Learning Tejemahan Edisi 9, (Jakarta:
Kencana, 2012), hal 325. 2 Arief F. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 29-30. 3 Ibid., hal. 30-31. 4 Ibid., hal. 31.
guru dan sangat minim biaya, tetapi dalam membuatnya harus mempertimbangkan
keruntutan dan kerapian agar mudah dipahami siswa.5
c. Bagan
Bagan merupakan representasi visual dari hubungan yang abstrak, seperti
kronologi, kuantitas, dan hierarki. Sebuah bagan harus memilki tujuan pengajaran
yang jelas dan terdefinisikan dengan baik. Ia harus mampu menyampaikan hanya
satu konsep utama maupun konfigurasi dari beberapa konsep. Bagan ada beberapa
macam diantaranya bagan organisasi, bagan klasifikasi, bagan kronologi, bagan
tabular dan bagan alir.6
d. Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik, garis, dan gambar.
Untuk melengkapinya bisasanya juga diselipkan simbol-simbol. Fungsi grafik
adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan
perkembangan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa yang saling
berhubungan secara singkat dan jelas. Berbeda dengan bagan, grafik disusun
berdasarkan prinsip matematik, dan menggunakan data-data komparatif. Grafik
ada tiga macam yaitu grafik garis, grafik batang, dan grafik lingkaran.7
e. Poster
Poster merupakan media visual yang menggabungkan antara gambar, garis,
warna, dan kata. Poster ditujukan untuk menarik perhatian orang dan
menyampaikan suatu pesan-pesan persuasif. Poster memiliki beberapa kekurangan
yaitu apabila pesan yang disampaikan sudah biasa dilakukan mereka cenderung
diabaikan, sehingga poster tersebut kurang efektif apabila dipajang terlalu lama.8
f. Kartun
Kartun adalah media komunikasi visual yang menyajikan suatu gambar
interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan
secara cepat dan ringkas atau suatu tanggapan sikap terhadap orang lain, situasi,
maupun kejadian-kejadian tertentu. Kartun memiliki kemampuan yang besar
untuk menarik dan memengaruhi orang lain.9
5 Ibid., hal. 33. 6 Ibid., hal. 35-36. 7 Ibid., hal. 40-41.. 8 Sharon E. Smaldino, dkk., Intructional Technology and Media for Learning Tejemahan Edisi 9, (Jakarta:
Kencana, 2012), hal 329. 9 Arief F. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 45-46.
2. Kelebihan, Kekurangan dan Integrasi Media Visual Non-Proyektif
Setiap media pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Media visual non-proyektif memiliki kelebihan diantaranya:
a. Tersedia dengan mudah, media ini tersedia melimpah yang sering kali kita
melewatkannya. Mereka ada dalam buku cetak, majalah, dan sebagian besar
material pengajaran.
b. Tidak mahal, media ini bisa kita buat sendiri, bahkan bisa kita dapatkan secara
cuma-cuma dari berbagai sumber.
c. Tidak membutuhkan perlengkapan, media ini tidak memerlukan media apapun,
seperti komputer, proyektor, maupun OHP, yang dibutuhkan hanyalah
pencahayaan yang bagus.
d. Mudah digunakan, media ini bisa digunakan tanpa perlu kemampuan khusus
untuk menginterpretasikannya, bahkan anak-anak pun bisa menggunakannya.
e. Tersedia dan bisa digunakan untuk semua jenjang usia, bahkan dalam membahas
suatu permasalahan bisa menggabungkan visual secara efektif untuk mendorong
belajar.
f. Penyederhanaan gagasan yang rumit, seperti kata pepatah, “sebuah gambar
sebanding dengan seribu kata.” Artinya, sebuah gagasan yang sulit dipahami bisa
kita sampaikan dengan media visual sehingga mudah dipahami.10
Media visual non-proyektif memiliki kekuranganan, diantaranya:
a. Ketahanan, sebagian besar media ini dicetak dengan kertas, sehingga mudah rusak
saat dibawa kemana-mana.
b. Penyimpanan, karena sifatnya yang mudah rusak, maka diperlukan perlakuan
khusus untuk menyimpannya agar bertahan lama dan layak untuk digunakan
kembali.
c. Ukuran yang relatif kecil, sehingga kadang kurang terlihat jelas dari jarak yang
relatif jauh, sehingga pesan sulit tersampaikan.
d. Bersifat 2 dimensi, media ini hanya bisa dilihat oleh satu arah pandangan saja,
misalnya dari depan, sehingga siswa yang berada di sisi kanan maupun kiri gambar
melihatnya kurang jelas atau tidak enak dipandang.11
10 Ibid. hal. 46-47
Dalam menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran, seorang guru harus
memenuhi enam syarat berikut, antara lain:
1. Autentik, artinya gambar tersebut harus asli atau semirip mungkin dengan objek
aslinya
2. Sederhana, artinya komposisinya harus dibuat secara sederhan6a agar mudah
dipahami
3. Ukuran relatif, artinya gambar tersebut harus disesuaikan besar kecilnya benda dalam
keadaan nyata, apakah perlu dibesarkan untuk melihat detailnya ataupun juga harus
dibesarkan karena jumlah siswa yang banyak.
4. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau suatu aktivitas.
5. Memilih gambar yang bagus dan menarik perhatian siswa.
6. Memilih gambar yang sesuai dengan materi yang diajarkan.12
Integrasi media visual non-proyeksi, antara lain:
a. Bisa digunakan untuk semua pelajaran yang membutuhkan komunikasi visual untuk
menyederhanakan materi pelajaran, misalnya foto atau gambar yang ada dalam buku
pelajaran.
b. Bisa digunakan untuk mengkaji suatu fakta dari berbagai sudut pandang keilmuan,
misalnya bencana tanh longsor yang bisa dikaji dari disiplin ilmu alam dan ilmu
sosial.
c. Menggambarkan fluktuasi suatu keadaan, misalnya data hasil panen di suatu daerah
antara rentang waktu sekian sampai sekian.13
3. Timing Penggunaan Perangkat Lunak Presentasi dalam Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan secara efektif meningkatkan
pemahaman dan tingkat keberhasilan belajar siswa. Timing penggunaan perangkat
lunak presentasi dalam pembelajaran tepat digunakan ketika:
a. Hendak menyederhanakan konsep-konsep yang kompleks, misalnya para siswa
SMA menyisipkan beberapa gambar yang mewakili konsep mereka tentang
kerukunan beragama.
11 Sharon E. Smaldino, dkk., Intructional Technology and Media for Learning Tejemahan Edisi 9, (Jakarta:
Kencana, 2012), hal 331. 12 Arief F. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 31-33 . 13 Sharon E. Smaldino, dkk., hal. 332.
b. Melihat hubungan-hubungan, misalnya seorang guru SMP membahas materi
perubahan sosial dan menghubungkannya dengan contoh-contoh perubahan sosial
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan menjelaskan dampaknya bagi
kehidupan.
c. Menggambarkan suatu proses, misalnya seorang guru Biologi menjelaskan
bagaimana proses perkawinan silang pada tumbuhan jagung.
d. Merangsang minat, misalnya seorang guru bahasa Indonesia pada awal pelajaran
menampilkan gambar-gambar pemimpin dunia yang hebat, kemudia ia
menjelaskan sebab mengapa tokoh tersebut menjadi seberpengaruh itu.
e. Mendorong kreatifitas, misalnya seorang guru menampilkan gambar sebuah botol
bekas, kemudian ia menyuruh siswanya untuk membuat suatu kerajinan tangan
dari botol tersebut sesuai dengan kreatifitas dan imajinasinya.14
4. Perangkat untuk Melihat Gambar Digital dalam Kelas
Adapun beberapa alat yang digunakan dalam menampilkan gambar digital dalam
kelas diantaranya adalah kamera dokumen, proyektor digital dan OHP (Overhead
Projection). Berikut penjelasan mengenai 3 perangkat menampilkan gambar digital
dalam kelas:
1. Kamera Dokumen
Kamera dokumen merupakan kamera video yang dilekatkan pada sebuah
penyangga, digunakan untuk menangkap gambar yang kemudian dipancarkan dari
proyektor digital ataupun tempat yang jauh melalui media telekomunikasi.
Kemudian gambar dari media telekomunikasi yang direkam oleh kamera
dokumen dapat ditampilkan secara serentak pada proyektor digital ataupun media
telekomunikasi. 15
Contoh:
2. Proyektor Digital
Proyektor digital merupakan alat yang biasa terlihat di dalam kelas-kelas
perkuliahan, ruang kantor, ruang rapat ataupun aula. Proyektor biasanya berbentuk
persegi atau kotak meskipun ada yang berbentuk bulat, dan memiliki beberapa
14 Sharon E. Smaldino, dkk., hal. 347. 15 Ibid, hal.340
kabel penghubung ke perangkat lainnya. Pada umumnya proyektor memiliki
merek-merek tertentu dan pancaran sinar yang diteruskan ke LCD sehingga
Kemampuan yang dimiliki proyektor adalah kemampuan dalam menampilkan
gambar bergerak dan gambar yang diam melalui peranti lunak seperti halnya
presentasi tradisional. 16
3. OHP (Overhead Projection)
OHP (Overhead Projection) sebuah kotak dengan kaca yang besar di
permukaan atasnya. Dalam OHP terdapat beberapa istilah umum yaitu :
transpansi, asetat, dan lapisan penutup. Transparansi memiliki arti yang spesifik
dari film transfaran berukuran 8 × 10 𝑖𝑛chi yang digunakan dengan OHP,
transparansi terbuat dari asetat atau plastik jernih dimana gambar bisa dicetak di
atasnya.
Lapisan penutup (over lay ) merupakan lembaran-lembaran film transparan
yang masing-masing berisi informasi yang dihamparkan di atas transparansi
dasar.17
16 Ibid. hal.338 17 Ibid. hal.343
5. Gambar Digital
Visual bisa dibidik dan disimpan dalam format digital. Gambar bisa dibidik
menggunakan kamera digital atau alat pindai. Penyimpan digital meliputi CD, DVD,
perangkat simpan bisa dipindah, dan hard drive komputer. Individual atau kelompok
kecil bisa melihat gambar digital di layar komputer. Untuk menampilkan gambar
digital ke sebuah kelompok, anda bisa menggunakan monitor televisi yang besar atau
proyektor.
Proyektor digital dan dirancang untuk menampilkan gambar digital dan
merupakan unit yang berdiri-sendiri dan terpisah. Sumber cahaya dibangun di dalam
proyektor. Dengan sebuah proyektor digital, gambar bisa diproyeksikan dari
komputer, pemutar video (apakah perekam video atau DVD), atau sinyal televisi.
Kemampuan yang dimiliki proyektor adalah kemampuan untuk menampilkan sinyal
video bergerak selain gambar diam dari paket peranti lunak presentasi tradisional.
Keuntungan:
Tampilan yang instan. Kamera digital memungkinkan anda untuk secara
instan menampilkan setiap foto setelah dibidik. Kalau gambarnya bagus, anda
dapat menyimpannya, kalau tidak anda dapat meghapusnya dan mebidik
gambar lainnya.
Akses acak. Gambar digital bisa dengan cepat dan acak diakses, sering kali
dalam hitungan sepersekian detik. Anda bisa menentukan terlebih dahulu
sebuah urutan visual sebelum sebuah presentasi atau memilih visual yang
didasarkan pada pertanyaan siswa.
Mudah digunakan. Sebagian besar kamera digital dan proyektor digital mudah
digunakan. Bahkan anak yang belia bisa mengambil gambar dengan kamera
digital.
Kemampuan simpan. CD dan DVD bisa menyimpan sejumlah besar visual
digital.
Visual berkualitas terbaik. Kualitas visual digital sering kali lebih baik
daripada gambar fotografis yang dicetak atau pada slide dan tidak memudar
seiring berjalannya waktu seperti yang terjadi pada gambar fotografis.
Ketahanan. Perangkat simpan portable sangat tahan lama. Gambar digital yang
disimpan tetap awet kualitasnya sejalan dengan waktu.
Portabel. Cakram digital sangat portabel. Meski anda boleh membawa cakram
digital tanpa perlindungan, yang terbaik adalah memasukkan CD dan DVD ke
dalam sampulnya.
Pilihan gambar. Keuntungan terbesar dari visual digital adalah anda bisa
memproyeksikan apa saja yang muncul di layar computer anda teks, data, atau
gambar ke layar yang besar.
Interaktivitas. Anda bisa mengubah tampilan sesaat sebelum atau bahkan
selama penayangan. Visual digital sangat ideal bagi penayangan “what if” dari
data atau grafik spreadsheet atau kegiatan curah gagasan (brain storming)
menggunakan peranti lunak seperti inspiration. Ini menjadi sarana interaktif
ketika keputusan atau gagasan pemirsa disertakan kedalam program dan
hasilnya ditampilkan di layar.
Kekurangan
Mahal. Kamera digital, alat pindai, dan proyektor berkualitas terbaik sangatlah
mahal untuk dibeli. Anda mungkin tidak puas dengan perangkat berkualitas
rendah. Ia mungkin kekurangan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
pengajaran anda.
Ringkih. Kamera digital bisa sedikit lebih ringkih saat dioperasikan ketimbang
kamera tradisional. Beberapa tombol control lebih kecil daripada kamera
tradisonal.
Membutuhkan proyektor atau monitor digital. Menayangkan visual digital
membutuhkan proyektor atau monitor digital.
Integrasi
Visual digital terproyeksi cocok untuk seluruh pemelajar dan mata pelajaran. Visual
digital menyedian presentasi yang dinamis atau interaktif, seperti yang berikut ini:
Seni. Siswa menggambarkan presentasi mereka tentang hubungan sejarah seni
dengan teknik seni.
Biologi. Seorang guru biologi meiliki ribuan visual dari sebuah DVD, yang
bisa ia gunakan untuk menggambarkan topik pelajaran.
Kimia. Guru menampilkan proses tahap demi tahap dengan foto close up
untuk percobaan yang akan datang.
Ilmu konsumen. Siswa SD membuat jurnal digital dengan menggambil foto
digital dari setiap jam makan selama seminggu untuk mempelajari kebiasaan
makan personal mereka.
Ekologi. Siswa kelas 3 melihat binatang dari berbagai dunia dari CD saat
mereka bersiap menyajikan permainan untuk PTA yang menggambarkan
satwa terancam punah.
Sastra. Kelas sastra tingkat sepuluh melihat sebuah versi DVD dari sebuah
buku yang baru saja mereka selesai baca. Guru menghentikan tayangan video
tersebut pada momen penting dan mempertahankan gambar di monitor untuk
diskusi dalam kelas.
Matematika. Guru menampilkan rumus metematika seperti yang digambarkan
dalam bagan spreadsheet yang dalam sekejap berubah begitu variable input
diubah.
Penelitian. Speasialis media menampilkan bagaimana mencari ensiklopedia
elektronik di CD yang bisa diikuti seluruh siswa di kelas.
Kajian sosial. Guru kajian sosial SMP melaksanakan sesi curah gagasan, dan
kemudian mencetaknya untuk seluruh kelas.
Kejuruan atau teknik. Pembicara tamu dari sebuah perusahaan komersial
setempat menyediakan sebuah tur fotografis kepada para siswa tanpa
mengunjungi dan berjalan di pabrik. 18
6. Situasi Khusus Pemanfaatan Kamera
Kamera dokumen merupakan kamera video yang dilekatkan pada sebuah
penyangga salin. yang diarahkan ke bawah ke dokumen, gambar rata, grafik, atas
benda-benda kecil. Pemanfaatan kamera dokumen dalam sebuah pembelajaran sangat
cocok digunakan untuk skala siswa kelompok kecil, kelompok seukuran kelas, atau
kelompok yang posisinya berada sangat jauh dari materi visual dan harus melihatnya
secara bersamaan.19
Kamera dokumen ini digunakan pada saat situasi tertentu ketika pembelajaran
di kelas. Kamera ini cocok digunakan ketika sedang menjelaskan seluruh materi
dalam mata pelajaran yang memungkinkan materi tersebut di tayangkan guna
memperjelas dan mendukung penjelasan yang diberikan guru kepada peserta didikya.
18 Ibid. hal.338-340 19 Sharon E. Smaldino, dkk., Intructional Technology and Media for Learning Tejemahan Edisi 9, (Jakarta:
Kencana, 2012), hal 340
Materi visual yang berukuran kecil dan tidak memungkinkan oleh seorang
guru untuk menjelaskan di depan kelas karena keterbatasan penglihatan siswa, maka
guru menggunakan kamera dokumen untuk memperlihatkan materi visual tersebut
agar seluruh siswa dari segala penjuru dapat melihat dengan seksama materi tersebut
secara bersamaan, maka dapat disimpulkan situasi khusus pemanfaatan kamera,
diantaranya yakni:
Situasi pembelajaran dalam skala kecil, ukuran kelas, bahkan dalam skala
besar.
Menjelaskan materi visual yang tidak memungkinkan untuk dijelaskan di
depan kelas, karena faktor penglihatan siswa.
Situasi pembelajaran yang harus memperlihatkan kerincian materi visual yang
akan disampaikan.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Media visual merupakan salah satu dari sekian macam media pembelajaran
yang umum digunakan. Media ini mampu meningkatkan pemahaman siswa dengan
sifatnya yang sederhana, mudah dipahami, dan serta mampu menarik perhatian siswa.
Media sangat diperlukan oleh seorang guru untuk menyampaikan materi dengan jelas
dan menggunakan media sebagai alat pendukung suatu proses pembelajaran di
sekolah.
Media ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, tetapi dalam
penggunaan media visual ini tentu seorang guru harus memperhatikan syarat-syarat
penggunaan dan integrasi dengan pelajaran lain yang mempertimbangkan
karakteristik siswa, situasi dan kondisi lingkungan belajar, serta karakteristik materi,
guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dan diinginkan. Sehingga
seorang guru dituntut untuk menjadi seseorang yang kreatif dan inovatif dalam
menggunakan dan mengkombinasikan media ini untuk mengatasi kekurangannya.
Daftar Pustaka
https://sc01.alicdn.com/kf/HTB1N6yQNpXXXXbfXFXXq6xXFXXXu/A2-book-scanner-OCR-document-
camera-paper.jpg. (n.d.). Retrieved April Senin, 2017, from Alibaba.com.
Sadiman S. Arif, .. (2010). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Smaldino E. Sharon., d. (2012). Intructional Technology and Media for Learning Tejemahan Edisi 9.
Jakarta: Kencana.