Makalah Material
-
Upload
puthe-manda -
Category
Documents
-
view
82 -
download
10
description
Transcript of Makalah Material
TUGAS MATERIAL
PROSES PEMUTUSAN RANTAI POLIMER
Oleh
KELOMPOK 8
1. PUTRI AMANDA ( 1010412041)2. INTAN SURYANI ( 1010413003)3. IRMA SURYANI ( 1010413021)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
PROSES PEMUTUSAN RANTAI POLIMER
Berbagai reaksi polimer dapat terjadi,dalam hal ini merupakan transformasi kimia
dari polimer itu sendiri,beberapa jenis reaksi yang terjadi pada polimer yang
terbentuk pada proses polimerisasi antara lain degradasi, pembentukan ikatan
silang, reaksi antara gugus fungsi dan susunan ulang intramolekul.
Mekanisme yang mungkin terjadi yaitu pembentukan radikal, ionik dan
radikal ionorganik. Sebagai contoh yaitu pembentukan radikal pada pemutusan
ikatan rantai utama polietilen.
.... CH2- CH2------CH2- CH2- CH2- CH2--......
..... CH2- CH2-. + . CH2- CH2- CH2--......
Pemutusan rantai utama akan menyebabkan polimer terbagi dua dan masing
masing ujung mengandung radikal.
Degradasi adalah suatu reaksi perubahan kimia atau penguraian suatu
senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul yang lebih sederhana secara
bertahap. Misalnya, pengurangan panjang polimer makromolekul atau perubahan
gula menjadi glukosa dan akhirnya membentuk alcohol. Degradasi polimer
dasarnya berkaitan dengan terjadinya perubahan sifat karena ikatan rantai utama
makromolekul. Pada polimer linear, reaksi tersebut mengurangi massa molekul
atau panjang rantainya. Degradasi ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam
sifat - kekuatan tarik, warna, bentuk, dll - dari suatu polimer atau produk berbasis
polimer di bawah pengaruh dari satu atau lebih faktor-faktor lingkungan seperti
panas, cahaya atau bahan kimia.
Perubahan-perubahan ini biasanya tidak diinginkan, seperti perubahan selama
penggunaan, cracking dan depolymerisation produk,Namun kadang kadang proses
diinginkan, seperti dalam biodegradasi atau sengaja menurunkan berat molekul
suatu polimer untuk daur ulang.
Dasar reaksi degradasi polimer mencakup pemutusan ikatan kimia rantai
utama makromolekul tersebut. Jika pemutusan ikatan kimia dalam rantai utama
polimer itu tidak terjadi, maka polimer tersebut belum dapat dikatakan mengalami
degradasi. Pada reaksi degradasi pemutusan ikatan, pemutusan ikatan terjadi pada
ikatan kovalen dan ion.
Degradasi berdasarkan penyebab terjadinya pemutusan ikatan dikenal menjadi :
1. degradasi kimia
yaitu degradasi yang disebabkan oleh pengaruh zat kimia terhadap
polimer,contoh degraasi kimia ini yaitu degradasi akibat oksidasi, reduksi,
hidrolisis, alkoholis,asidolisis dan aminolisis
2. degradasi fisika
yaitu degradasi yang disebabkan oleh pengaru panas,mekanik, fotokimia
dan radiasi
3. gabungan degradi kimia dan fisika
contoh ya yaitu degradasi karena pengaruh oksidasi dan panas atau yang lebih dikenal dengan termo oksidasi, sedangkan pengaruh cahaya dan reaksi oksidasi dikenal dengan foto-oksidasi
Dasar terjadinya degradasi adalah dihasilkannya polimer dengan massa
molekul relatif ( Mr ) yang lebih kecil. Jika (Mr) turun dari 600000 menjadi
30000 belum tentu terjadi perubahan fisika, namun jika Mr turun menjadi 10x
lipat dibawahnya (60000), maka polimer hasil degradasi tersebut telah berbeda
sifat dibandingkan dengan polimer awal.
JENIS-JENIS PROSES PEMOTONGAN RANTAI POLIMER
a. Secara termal
Polimer yang dipanaskan pada suhu tinggi dapat mnegalami perubahan
fisika dan kimia. Perubahan fisika meliputi perubahan Fasa menjadi cair atau
gas.perubahan fisika berupa perubahan warna juga mungkin terjadi. Contoh
nya yaitu pada pilivinil kloroda yang jika dipanaskan akan menghasilkan gas
klor.
PVC Cl2
Mekanisme degradasi akibat pemanasan, juga dapat dilihat pada degradasi
polietilen beriktu, dimana pada degradasi ini disertai dengan migrasi atom H.
.... CH2- CH2- CH2- CH2- CH2--...... CH2- CH3 + CH2=CH2- CH3
Dari contoh diatas dapat terlihat bahwa kestabilan termal rantai karbon
dipengaruhi oleh derajat percabangan dan adanya subtituen. Derajat
percabangan dan subtituen akan meyebabkan rantai carbon menjadi tidak
stabil. Contoh lain dapat dilihat paa pemanasan polipropilen dan
poliisobutilen,dimana porlipropilen akan menunjukan perubahan jika
dipanankan pada suhu 3870C.
Dalam perubahan kimia dengan pemutusan rantai ada dua jenis
mekanisme degradasinya, ikatan C-C sangat kuat terhadap pengaruh termal,
tetapi adanya atom H akan menurunkan kekuatan ikatannya sehingga
hidrokarbon kurang stabil terhadap pemanasan.
Mekanisme lain adalah tanpa adanya pemutusan rantai utama , polimer
akan mengalami perubahan fisika dan kimia tapi tanpa adanya pemutusan
ikatan kimia.
Polimer dipanaskan pada temperatur yang sangat tinggi akan menyebabkan
kelarutan semakin kecil dan terbentuk jaringan 3 dimensi.
Contohnya pada dekomposisi polivinilasetat dengan mekanisme
perubahan intramolekul dan eliminasi etil asetat.
.... CH2- CH2- CH2- CH2--...... ....-CH3=CH- CH=CH-.... +
CH3-C=O CH3-C=O
CH3-C=O
OH
b. Hidrolisis
Pemutusan ikatan akibat hidrolisis ini disebabkan oleh adanya air atau
larutan berair.Polimer yang memilki rabtai hetero akan peka terhadap
hidrolisis.
Urutan kepekaan dari gugus hetero yaitu:
Asetal >amida >ester>eter
contoh reaksi hidrolisis polimer :
hidrolisis propilen oksida yang dikatalis dengan senyawa asam atau basa untuk
menghasilkan propilen glikol.
c. Penguraian polimer karena pengaruh cahaya dan radiasi ionik
Perubahan kimia juga dapat terjadi akibat pengaruh cahaya dn radiasi
ionik, derajat degradasi fotokimia tergantung pada panjang gelombang sinar
UV, intensitas radiasi, kondisi dan struktur polimer.
Sinar γ dan sinar-X serta radiasi ionik dapat menyebabkan terbentuknya
ikatan silang dalam polimer. Pengaruh sinar γ dan sinar-X biasanya terjadi
pada polimer padat atau dalam larutan padat. Sedangkan pengaruh radiasi
ionik terjadi jika polimer dalam keadaan encer.
d. Solvolisis
Kerusakan ikatan-X ( X = halogen ) oleh asam, dimana atom hidrogen
akan mengikat atom halogen dari polimer molekul, ( misal contoh halogen :
Klor ), membentuk asam klorida (HCl). HCl dihasilkan dapat mengakibatkan
dechlorination atom Karbon yang berdekatan. The dechlorinated Karbon
atom kemudian cenderung untuk membentuk ikatan ganda, yang dapat
diserang dan dirusak oleh ozon,ikatan yang dirusak oleh ozon ini akan
meyebabkan ikatan polimer putus dan meyebabkan perubahan bentuk
polimer.
e. Asidolisis dan aminolisis
Proses asidolisis dan aminolisis juga dapat menyebabkan terjadinya
perubahan kimia pada polimer.Reaksi pembentukan silang sering terjadi antar
makromolekul dan menghasilkan struktur tiga dimensi. Ikatan silang
terbentuk pada saat sintesisi polimer ataupun selama pemprosesan polimer
linear.
Produk pembentukan ikatan silang akan memilki sifat yang sukar larut dan
meleleh, sehingga tergolong polimer termoset. Sebagai contoh yaitu
vulkanisasi karet alam.
Karet alam bereaksi dengan bahan vulkanisasi sulfur dan terbentuk
jaringan tiga dimensi, dan sulfur berperan sebagai pengikat silang.
CH3
....CH2-C=CH-CH2.....
+ 2S ------------> CH3
CH3 ....CH2-C - CH-CH2.....
....CH2-C=CH-CH2..... S S
....CH2-C - CH-CH2.....
CH3
Bahan vulkanisasi lain yang dapat digunakan antara lain, selenium,
telerium dan oksigen.Karet alam jika di vulkanisasi dengan sulfur pada
konsentrasi anra 2-3% akan menghasilakan karet yang lunak atau fleksibel.
Sedangkan jika divulkanisasi dengan sulfur dengan konsenyrasi 32% akan
dihasilkan karet yang kakau atau ebonit.contoh vulkanisasi yang lain yaitu
vukanisasi karet sintetik dan karet silikon.
f. Biodegradasi
Organisme hidup tak hanya sanggup membuat biopolimer seperti protein,
asam nukleat, polisakarida termasuk selulosa, tetapi juga mampu
menghancurkannya. Mereka menghasilkan enzima khas yang dapat
menyerang polimer alamiah. Hal tersebut berbeda dengan polimer sintetik.
Polimer sintetik yang lama, memang nyaris tidak termakan mikroba. Sampah
plastik produk yang lama akan tetap terus tertanam di tanah dalam jangka
waktu sangat lama. Namun saat ini polimer-polimer biodegradabel telah
dapat dibuat, sehingga tidak merusak lingkungan.
Berbagai mikroorganisme di bumi, juga di dalam tanah mampu
menguraikan zat-zat mati demi perlu pertumbuhannya. pertumbuhan itu
berfaktor pH (keasaman), suhu, zat hara mineral, kadar oksigen, dan
kelembaban. Banyak diantara mikroorganisme itu menghasilkan enzima
pengkatalisis reaksi hidrolisis misalnya polyester alifalik, polieter, polimetana
dan poliamida yang dapat diserang oleh mikroba.
CONTOH CONTOH DEGRADASI POLIMER
a. Hidrolisis nilon
Nilon peka terhadap degradasi oleh asam, nilon cetakan akan retak ketika
diserang oleh asam kuat. Sebagai contoh, permukaan fraktur konektor bahan
bakar menunjukkan pertumbuhan progresif retak dari serangan asam (Ch) ke
titik puncak terakhir (C) dari polimer. Masalah ini dikenal sebagai stres korosi
retak, dan dalam hal ini disebabkan oleh hidrolisis dari polimer. Itu adalah
reaksi sebaliknya sintesis polimer.
b. Degradasi Polipropilena Tsucia dan Summil telah meneliti hasil dari dekomposisi termal polipropilena
isotaktil pada suhu 360°C, 380°C dan 400oc dalam ruang hampa. Kiran dan
Gillham juga telah mempelajari degradasi termal polipropilena isotaktik. Hasil
yang diperoleh oleh Kiran clan Gillhan1 ternyata~ sanla seperti yang
cliperoleh Tsucia clan Summi.
Kiran dan Gillham menyarankan mekanisme degradasi termal Polipropilena
sebagai berikut :
Radikal primer dan sekunder selanjutnya akan terpolimerisasi sehingga akan
menjadi monomer-monomer.
Reaksi perpindahan radikal intra molekular akan menghasilkan radikal tersier.
lersier (III).
Radikal tersier dapat dihasilkan dari perpindahan intra molekular dari, radikal
primer dan sekunder yang selanjutnya akan mengalami pemecahan- B untuk
menghasilkan alkena dan alkana.
Bila terdapat oksigen, degradasi polipropilena pada suhu tinggi akan
menghasilkan polipropilena hidroparoksida, yang selanjutnya akan
terbiodegradasi dengan mudah. Reaksinya adalah sebagai berikut :
c. Degradasi Polipropilena dengan Benzoil Peroksida.
Polipropilena adalah suatu polimer atau makromolekul rantai panjang
yang mempunyai derajat polimer tinggi . Polipropilena termasuk polimer
termoplastik yang akan lunak bila dipanaskan dan kembali mengeras bila
dingin. Pada pemanasan pada suhu pengolahannya dengan adanya suatu
initsiator peroksida, seperti benzoil peroksida polimer ini akan mengalami
degradasi , yaitu terjadi pemutusan pandai rantai utama. Pada penelitian ini
degradasi polipropilena dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
polipropilena yang mempunyai bobot molekul lebih rendah dan rantai lebih
pendek. Polipropilena bobot molekul rendah dan rantai lebih pendek ini
diharapkan setelah digrafting dengan anhidrida maleat lebih mudah bereaksi
dengan gugus hidroksil selulosa dan masuk keantara serat-serat selulosa dalam
papan partikel.
Pada tahap awal reaksi karena pengaruh panas, inisiator benzoil peroksida
terdekomposisi secara homolitik membentuk radikal, RO•. Selanjutnya radikal
ini akan menarik sebuah atom hidrogen dari molekul polipropilena sehingga
terbentuk makromolekul radikal tertier, 3P•. Kemudian makromolekul radikal
tertier ini mengalami pemutusan rantai pada posisi ß sehingga rantai
polipropilena makin pendek, bobot molekul turun dan viskositas intrinsik
turun dan proses ini akan terus berlanjut bila tidak ada terminasi rantai sesuai
dengan mekanisme reaksi berikut (Bettini, S.H, 1999)
d. Fluoroelastomer
Degradasi kimia dari fluoroelastomer, FKM (Viton ® A), dalam situasi
alkaline (10% NaOH, 80 ° C). Optical microscope dan analisis SEM
mengungkapkan bahwa degradasi dimulai dengan kekasaran permukaan sejak
tahap awal paparan (misalnya, 1 minggu) dan akhirnya menyebabkan
keretakan pada permukaan setelah kontak yang terlalu lama. Pada awalnya
tingkat degradasi terutama terbatas pada daerah permukaan (beberapa
nanometer) tapi dengan pencahayaan lebih lama (misalnya, 12 minggu) itu
meluas sampai ke bawah daerah bawah permukaan fluoroelastomer. Tingkat
degradasi permukaan ini ditemukan untuk menjadi cukup kuat untuk
mempengaruhi sifat mekanik massal. Mekanisme molekuler dari degradasi
kimia permukaan yang ditentukan menggunakan analisis permukaan (XPS dan
ATR-FTIR) di mana degradasi awal ditemukan untuk melanjutkan melalui
dehydrofluorination. Ini mengarah pada pembentukan ikatan ganda pada
tulang punggung karet yang mempercepat degradasi lebih jauh dengan
pencahayaan lebih lama. Selain itu, salib-link situs dari sampel karet yang
terbuka juga ditemukan untuk rentan terhadap serangan hidrolitik kimia di
bawah lingkungan yang diteliti terbukti dengan penurunan kepadatan lintas
link dan fraksi gel (%).
e. Klor-Induced Cracking
Klorin merupakan gas yang sangat reaktif, gas ini akan rentan menyerang
polimer seperti resin asetal dan polybutylene pipa. Ada banyak contoh akibat
klorin-induced cracking yang terjadi seperti yang terjadi pipa paralon.
f. Degradasi Karet oleh Ozon
Salah satu contoh umum dari degradasi dibantu kimia adalah degradasi karet
oleh partikel ozon. Ozon adalah molekul atmosfer alami yang dihasilkan oleh
pengeluaran muatan listrik atau melalui reaksi oksigen dengan radiasi
matahari. Ozon juga diproduksi dengan polutan atmosfer bereaksi dengan
ultraviolet Radiasi.
Molekul ozon bereaksi tidak hanya bereaksi dengan karet yang
mengandung ikatan rangkap, namun reaksi juga tetap akan tetap terjadi dalam
polimer jenuh (yang hanya mengandung ikatan tunggal). Ketika reaksi
terjadi,akan terjadi pemotongan dari rantai polimer (memutus ikatan kovalen
ganda) sehingga terjadi membentuk pembusukan produk.
Pemotongan rantai meningkat dengan adanya hidrogen serta asam dan
alkohol. Ozon akan bereaksi dengan ikatan rangkap pada karet dan akan
merusak ikatan ini sehingga membuat bahan karet lebih rapuh.
g. Degradasi Poli Vinil Chloride (PVC)
Pada degradasi PVC ini akan terjadi proses Solvolysis, dimana atom
hidrogen akan mengikat atom Klor dari polimer molekul, membentuk asam
klorida (HCl). HCl dihasilkan dapat mengakibatkan dechlorination atom
Karbon yang berdekatan. The dechlorinated Karbon atom kemudian
cenderung untuk membentuk ikatan ganda, yang dapat diserang dan dirusak
oleh ozon,sehingga menyebabkan terjadinya pemotongan rantai polimer yang
menyebabkan perubahan sifat dan bentuk PVC sehingga PVC menjadi rapuh.
h. Degradasi Polyester
Pada degradasi poliester ini, pada proses hidrolisis yang bertindak sebagai
katalis reaktif bukanlah asam namun suhu dan tekanan selama proses
hidrolisis.
Dalam proses ini molekul air akan menyerang CO-ikatan ester, memecah
polimer menjadi dua bagian. Molekul air akan terdisosiasi, dengan satu atom
hidrogen membentuk kelompok asam karboksilat pada atom karbon dengan
oksigen berikatan ganda, sedangkan sisanya membentuk atom alkohol di
ujung rantai yang lain. Produk reaktif ini dapat juga menyebabkan degradasi
lebih lanjut dari rantai polimer. Pemotongan rantai ini rata-rata menurunkan
berat molekul dari polimer, menurunnya jumlah dan kekuatan ikatan
antarmolekul serta tingkat keterlibatan. Ini akan meningkatkan mobilitas
rantai, menurunnya kekuatan polimer dan meningkatkan deformasi pada
tegangan rendah.
i. Solvolisis atau daur ulang PET secara kimia (Sintesis dibenzil tereftalat
melalui depolimerisasi plastik poli(etilena tereftalate) sebagai alternatif daur
ulang plastik bekas).
j. Degradasi Nylon
Nylon merupakan salah satu polimer yang banyak ditemukan. Selain jelas
digunakan dalam industri tekstil untuk pakaian dan karpet, banyak nilon
digunakan untuk membuat ban tali - struktur bagian dalam ban kendaraan di
bawah karet.
Perusahaan kimia raksasa dari Amerika Serikat, Du Pont, berhasil
mengembangkan teknologi baru daur ulang untuk Nylon, yakni dengan
menggunakan teknologi ammonolysisMetoda ammonolysis ini adalah metoda
yang murni hasil riset milik Du Pont sendiri. Nylon yang beredar di pasaran
adalah Nylon PA6 dan Nylon PA66. Namun kenyataannya selama ini, metoda
daur ulang kimiawi untuk masing-masing jenis Nylon adalah saling berlainan.
Sehingga sebelum masing-masing didaur ulang, diperlukan proses pemisahan
di antara kedua jenis Nylon tersebut. Apalagi untuk jenis bahan seperti karpet
Nylon (yang biasanya terbuat dari campuran Nylon PA6 dan PA66), tidak ada
metoda kimiawi yang bisa dipakai untuk mendaur-ulangnya. Dan biasanya,
bahan-bahan Nylon yang tidak bisa dipisahkan seperti ini, tidak didaur-ulang,
bahkan sebagian besar ditimbun di dalam tanah begitu saja.
Proses ammonolysis yang ditemukan Du Pont, adalah teknologi degradasi
polimer yang berlaku untuk kedua jenis Nylon, PA6 dan PA66. Disinilah letak
perbedaannya. Jadi ketika Nylon yang akan didaur ulang dikumpulkan, tidak
diperlukan lagi proses pemisahan Nylon PA6 dan PA66. Metoda kimiawi daur
ulang seperti ini adalah metoda pertama di dunia, yang sangat dinanti-nantikan
kehadirannya, terutama pada ‘era ISO 14000′ seperti sekarang ini. Hasil daur
ulang Nylon dengan proses ammonolysis terbukti menunjukkan kualitas yang
serupa. Kualitas bahan yang homogen ini memungkinkan dan memudahkan
pemasaran kembali hasil daur ulang Nylon. Ini penting artinya dari sudut
pandang ekonomis. Namun yang jauh lebih penting lagi, proses daur ulang ini
sangat besar artinya bagi pelestarian lingkungan hidup, karena tidak perlu lagi
penimbunan berbagai jenis Nylon ke dalam tanah.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Pasaribu,Nuraida.2007.BERBAGAI RAGAM PEMANFAATAN
POLIMER.USU.
Anonim .2010.degradasi polipropilena.USU
Anonim. 2009. Degradasi polimer.
http://en.wikipedia.org/wiki/Polymer_degradation
Anonym. 2000. du-pont-temukan-metoda-baru-daur-ulang-nylon.
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita/du-pont-temukan-metoda-
baru-daur-ulang-nylon