Makalah Material Teknik 2

33
MAKALAH MATERIAL TEKNIK 2 BAJA Nama : Akhlis Nur F (MS-1A/01) Oksi Alfarisy (MS-1A/12) Usyi Diana R (MS-1A/19) POLITEKNIK NEGERI SEMARANG TAHUN 2015-2016 i

description

baja

Transcript of Makalah Material Teknik 2

MAKALAH MATERIAL TEKNIK 2BAJA

Nama :Akhlis Nur F (MS-1A/01)Oksi Alfarisy (MS-1A/12)Usyi Diana R (MS-1A/19)

POLITEKNIK NEGERI SEMARANGTAHUN 2015-2016JL. Prof. H. Soedarto, SH. Tembalang Kotak Pos 6199/SMS Semarang 50275

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kepada Allah subhanahu wataala yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta ridho-NYA sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Baja dengan baik.Penulisan makalah merupakan salah satu tugas material teknik, yang bertujuan agar pembaca mengetahui dan memahami tentang Baja.Dalam kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Pengajar/Pembimbing Bapak Sri Harmanto, ST, MT kami selama proses pembelajaran, Orang Tua ,serta teman teman yang telah memberikan dukungan sepenuhnya kepada kami hingga terselesaikannya penyusunan makalah ini.Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh kurang dari sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Allah taala. Oleh karena itu, Kami mengharapkan kritik beserta saran yang bersifat membangun dari para Pembaca untuk perbaikan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan kita semua.

10 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman JuduliKata PengantariiDaftar isi ............................................................................................................. iiiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Pelaksanaan11.2 Rumusan masalah.....11.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................ 1BAB 2 ISI2.1 Pengertian & klasifikasi Baja........................................................................... 2 2.2 Pengaruh unsur paduan.................................................................................... 72.3 Standarisasi dan pengkodean......................................................................... 102.4 Pengaruh terhadap Ferrit................................................................................. 112.5 Pengaruh terhadap tempering.......................................................................... 132.6 Pengaruh terhadap diagram fase.......................................................................142.7 Pengaruh Terhadap Diagram Transformasi.................................................... 152.8 Sifat Dan pemakaian Baja paduan ..................................................................16BAB 3PENUTUP3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 173.2 Saran............................................................................................................... 17DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 18

18

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang MasalahDalam materi kali ini kami akan membahas tentang Baja. Baja adalah adalahlogampaduan, logambesisebagai unsur dasar dengan beberapa elemen lainnya, termasukkarbon.Oleh karena itu dengan di buatnya makalah kali ini dapat di manfaatkan untuk mengetahui lebih mendalam tentang Baja serta bahan untuk pembuatan baja dan penulis juga berharap bisa memberikan manfaaat bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini.1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dituliskan di atas maka rumusan masalah pada makalah ini adalah : a. Apa pengertian Baja itu ?b. Apa struktur dari Baja itu ?c. Apa Manfaat dalam menggunakan baja itu ?1.3. Tujuan dan ManfaatBerdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan materi atau makalah tentang baja agar para pembaca menjadi lebih mengerti tentang baja.

BAB 2ISI

2.1 Pengertian dan Klasifikasi BajaBaja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel, krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam, banyak digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul.Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi selama ribuan tahun, penggunaannya menjadi semakin bertambah ketika metode produksi yang lebih efisien ditemukan pada abad ke-17. Dengan penemuan proses Bessemer di pertengahan abad ke-19, baja menjadi material produksi massal yang membuat harga produksinya menjadi lebih murah. Saat ini, baja merupakan salah satu material paling umum di dunia, dengan produksi lebih dari 1,3 miliar ton tiap tahunnya. Baja merupakan komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan senjata. Baja modern secara umum diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya oleh beberapa lembaga-lembaga standar.

Baja merupakan salah satu jenis logam ferro dengan unsur carbon (C) 1,7%. Di samping itu baja juga mengandung unsur-unsur lain seperti sulfur (S), fosfor (P), silikon (Si), mangan (Mn), dan sebagainya yang jumlahnya dibatasi. Sifat baja pada umumnya sangat dipengaruhi oleh prosentase karbon dan struktur mikro. Struktur mikro pada baja karbon dipengaruhi oleh perlakuan panas dan komposisi baja. Karbon dengan unsur campuran lain dalam baja membentuk karbid yang dapat menambah kekerasan, tahan gores dan tahan suhu baja. Perbedaan prosentase karbon dalam campuran logam baja karbon menjadi salah satu cara mengklasifikasikan baja. Berdasarkan kandungan karbon, baja dibagi menjadi tiga macam, yaitu : 1.Baja karbon rendah (low carbon steel)mengandung karbon dalam campuran baja karbon kurang dari 0,3%. Baja ini bukan baja yang keras karena kandungan karbonnya yang rendah kurang dari 0,3%C. Baja karbon rendah tidak dapat dikeraskan karena kandungan karbonnya tidak cukup untuk membentuk struktur martensit (Amanto, 1999) 0,05 % 0,30% C. Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya: 0,05 % 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails. 0,20 % 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.

2.Baja karbon menengah Baja karbon sedang mengandung karbon 0,3%C 0,6%C(medium carbon steel)dan dengan kandungan karbonnya memungkinkan baja untuk dikeraskan sebagian dengan perlakuan panas (heat treatment) yang sesuai. Baja karbon sedang lebih keras serta lebih lebih kuat dibandingkan dengan baja karbon rendah (Amanto, 1999). Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah. Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan: 0,30 % 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles. 0,40 % 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers. 0,50 % 0,60 % C : hammers dan sledges.3.Baja karbon tinggi Baja karbon tinggi mengandung 0,6%C 1,5%C dan memiliki kekerasan tinggi namun keuletannya lebih rendah, hampir tidak dapat diketahui jarak tegangan lumernya terhadap tegangan proporsional pada grafik tegangan regangan. Berkebalikan dengan baja karbon rendah, pengerasan dengan perlakuan panas pada baja karbon tinggi tidak memberikan hasil yang optimal dikarenakan terlalu banyaknya martensit sehingga membuat baja menjadi getas. Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % 1,50 % C Penggunaan : screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.Baja paduan (alloy steel)Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:1. Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya)2. Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah3. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)4. Untuk membuat sifat-sifat spesialBaja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:1. Low alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 %2. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 10 %3. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %Selain itu baja paduan dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special alloy steel) dan high speed steel. Baja Paduan Khusus (special alloy steel)Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel). High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel Kandungan karbon : 0,70 % 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel.Baja Paduan dengan Sifat Khusus1. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)Sifatnya antara lain: Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan Tahan temperature rendah maupun tinggi Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus Tahan terhadap oksidasi Kuat dan dapat ditempa Mudah dibersihkan Mengkilat dan tampak menarik2. High Strength Low Alloy Steel (HSLS)Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor, tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin yang baik dan sifat mampu las yang tinggi (weldability). Untuk mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini diproses secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.3. Baja Perkakas (Tool Steel)Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai, tajam atau mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet.Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan panas yang diberikan antara lain:1. Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI), Shock resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan terhadap beban kejut dan repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan pisau.2. Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan pendinginan yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan pada minyak sedangkan tipe A dan D didinginkan di udara3. Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 500) C dan didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten dan molybdenum sehingga sifatnya keras.4. High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak mudah tumpul dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.5. Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan aus dan tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada temperatur tinggi.Klasifikasi lain antara lain :a. Menurut penggunaannya: Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon kurang dari 0,7 % C. Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari 0,7 % C.b. Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus: Baja tahan garam (acid-resisting steel) Baja tahan panas (heat resistant steel) Baja tanpa sisik (non scaling steel) Electric steel Magnetic steel Non magnetic steel Baja tahan pakai (wear resisting steel) Baja tahan karat/korosiDengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:1. Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)2. Baja karbon perkakas (carbon tool steel)3. Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)4. Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)5. Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)Selain itu baja juga diklasifisikan menurut kualitas:1. Baja kualitas biasa2. Baja kualitas baik3. Baja kualitas tinggi

2.2 Pengaruh unsur paduanUnsur paduan ditambahkan pada baja untuk berbagai tujuan, diantaranya adalah untuk :1. meningkatkan sifat mekanis baja dengan cara meningkatkan sifat hardenability2. meningkatkan suhu temper dengan tetap mempertahankan kekuatan dan keuletan3. meningkatkan sifat mekanis pada suhu rendah dan tinggi4. meningkatkan ketahanan korosi dan oksidasi pada suhu tinggi5. meningkatkan sifat-sifat khusus seperti ketahanan aus dan kelelahanUnsur-unsur paduan berpengaruh pada persentase C dan suhu eutectoid. Unsur unsur seperti Ni, Cr, Si, Mn, W, Mo dan Ti cenderung mengurangi C pada baja eutectoid. Suhu transformasi eutectoid dipengaruhi oleh unsur paduan, tergantungpada sifatnya sebagai penstabil austenit atau ferit. Unsur penstabil austenit seperti Mn dan Ni memperluas daerah austenit dan menurunkan suhu eutectoid sedangkanunsur penstabil ferit menaikkan suhu eutectoid seperti W, Mo, Si dan Ti. Unsur-unsur ini reaktif terhadap C sehingga dinamakan unsur pembentuk karbid. Menurut AISI-SAE, baja paduan dapat dikelompokkan dengan menggunakan 4 digit dengan 2 digit pertama menunjukkan unsur paduan utama sedangkan 2 digit terakhir menunjukkan kandungan karbon seperti terlihat pada tabel di bawah.

Tabel Baja paduan menurut standard AISI-SAEhttps://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&c

Baja karbon dapat menacpai kekuatan tinggi dengan menaikan kandungan pada karbon, tetapi keuletan dan ketangguhan menjadi rendah. Baja karbon mempunyai hardenability pada umumnya agak rendah dan setelah meengalami laku panas mudah menjadi lunak dengan menambah satu atau lebih unsur paduan tertentu maka dapat meningkatkan sifat mekanikya Efek utama elemen paduan utama untuk baja

Elemen Persentase Fungsi utama

Aluminium 0.951. Paduan unsur dalam nitriding baja

Bismut - -- Meningkatkan mesin

Boron 0.0010.003 Powerfull agen kemampukerasan

Kromium 0.52 Naik kemampukerasan

418 Tahan Korosi

Tembaga 0.10.4 Tahan Korosi

Molybdenum 0.25 Stabil karbida; menghambat pertumbuhan butir

Nikel 25 Toughener Toughener

1220 Tahan terhadap Korosi

Silicon 0.20.7 Meningkatkan kekuatan

2 Spring Baja

Persentase tinggi Memperbaiki sifat-sifat magnetik

Belerang 0.080.15 mesin bebas properti

Titanium - Perbaikan karbon dalam partikel inert; mengurangi kekerasan di krom martensit baja

Tungsten - Kekerasan pada temperatur tinggi

Di bawah ini akan di jelaskan beberapa pengaruh unsur paduan terhadap baja :1. Silisium (Si) Meningkatkan : Kekuatan, kekerasan, kemampuan diperkeras, tahan aus, ketahanan terhadap panas dan korosi. Menurunkan : Regangan, kemampuan ditempa dan di las.2. Mangan (Mn) Meningkatkan : Kekuatan, kekerasan, kemampuan ditemper, ketahanan terhadap aus. Menurunkan : Kemampuan dikerjakan dengan mesin-mesin perkakas.3. Krom (cr) Meningkatkan: Kekerasan, kekuatan, ketahanan aus, kemampuan diperkeras, ketahanan panas, kerak, karat dan asam, kemudahan dipoles. Menurunkan Regangan4. Nikel (Ni) > Baja dengan paduan ini dapat dimagnetasikan. (magnet permanen : 15-28% Ni) Meningkatkan : Keuletan, kekuatan, ketahanan karat, tahanan listrik. Menurunkan : Kecepatan pendinginan dan regangan panas.5. Molibdenum (Mo)> Biasanya dipadu dengan baja dalam ikatan bersama-sama Cr, Ni dan V. Meningkatkan : Kekuatan tarik, ketahanan panas, batas lelah. Menurunkan : Regangan6. Vanadium (V) > Mempunyai dampak mirip Mo dalam baja, namun tanpa mengurangi regangan Meningkatkan : Kekuatan, keuletan, ketahanan lelah Menurunkan : Kepekaan terhadap sengatan panas yang melewati batas pada perlakuan panas7. Wolfram (W) > titik lebur tinggi sehingga digunakan untuk kawat pijar Meningkatkan : Kekerasan, kekuatan pada suhu tinggi Menurunkan : Regangan8. Kobalt(Co) > magnet permanen mengandung unsur ini juga Meningkatkan : Kekerasan, ketahanan aus, ketahanan karat dan panas, daya hantar listrik.9. Titanium ( Ti ) Tahan sampai suhu 400 C, oleh karena itu digunakan untuk paduan kawat las10. Tantalum (Ta) Sangat tahan karat ( hanya diserang oleh asam flour). Baja krom anti karat menjadi dapat dilas baik dengan Ta. Titik lebur 3150C11. Silicon (Si) Menaikkan kekerasan dan elastisitas Menurunkan kekuatan tarik dan keuletan Si dan Mn unsur yang selalu ada pada baja2.3 Standarisasi dan Pengkodean Baja memilki standar dan pengkodean yang bermacam-maca dari "merika hingga 8epang pun mengkodekan jenis baja. jenis-jenis kode tersebut adalah " ;S;(American Iron Steel Institute), SAE(Society for Automotive Engineering), UNS (Unified Numbering System), ASTM (American Standard for Testing and Material),JIS (Japanese Industrial Standard), DIN (Deutsches Institut fur Normung), ASME(American Society of Mechanical Engineers), CEN(Committee European de Normalization), ISO (International Standardization Organization), dan Association francaise de normalization (AFNOR).Standarisasi untuk pengkodean (SAE) memiliki cara penulisan sebagai berikut:

http://www.academia.edu/4942900/baja_panduan

Untuk dua angka pertama dalam sebutan ini menandakan paduan utama (S) dari baja. Dua angka berikutnya dalam penunjukan menandakan jumlah karbon dalam baja. Masing-masing unsur logam lainnya memilki angka kode yang mengisi digit pertama, yaitu: Baja Karbon: Digit pertama adalah "1" seperti dalam 10xx, 11xx, dan 12xx Digit kedua menjelaskan proses: "1" adalah resulfurized dan "2" adalah resulfurized dan rephosphorized. Baja Mangan: Digit pertama adalah "1" seperti dalam 13xx dan, memang, baja karbon. Namun, karena mangan adalah normal produk baja karbon membuat AISI / SAE telah memutuskan untuk tidak mengklasifikasikan sebagai baja paduan. Digit kedua selalu "3" Baja Molybdenum: Digit pertama adalah "4" seperti dalam 40xx dan 44xx. Angka kedua menunjuk persentase molibdenum dalam baja. Baja Kromium: Digit pertama adalah "5" seperti dalam 51xx dan 52xx Angka kedua menunjuk persentase kromium dalam baja. Baja paduan lebih satu unsur: Baja ini mengandung tiga paduan Digit pertama dapat "4", "8", atau "9" tergantung pada paduan dominan Angka kedua menunjuk persentase reaming dua paduan.

2.4 Pengaruh terhadap ferrit Semua unsur paduan yang membentuk larutan padat akan naik sifat mekaniknya(kekuatan,kekerasan). Paduan yang larut pada ferrit akan naik kekuatan dan kekerasan pada ferrit. Pengaruh masing-masing unsur tidak sama seperti grafik dibawah dari unsur-unsur paduan Si dan Mn paling sering ditemui yang berpengaruh cukup besar, sedangkan Cr berpengaruh paling kecil. Semua pembentuk karbida juga nitrida pembentuk. Nitrogen dapat diperkenalkan ke dalam permukaan baja oleh nitriding. Dengan mengukur kekerasan baja paduan berbagai Nitrided adalah mungkin untuk menyelidiki kecenderungan dari berbagai elemen paduan untuk membentuk nitrida sulit atau untuk meningkatkan kekerasan baja oleh suatu mekanisme yang dikenal sebagai pengerasan presipitasi. Hasil yang diperoleh oleh penyelidikan seperti ditunjukkan dalam Gambar dibawah, dari yang dapat dilihat bahwa hasil hardnesses sangat tinggi dari baja paduan dengan Al atau Ti dalam jumlah sekitar 1,5%.

http://blogkeoliel.blogspot.com/2010/02/pengaruh-unsur-paduan.html

Gambar diatas Efek dari penambahan unsur paduan pada kekerasan setelah nitriding komposisi: 0,25% C, 0,30% Si, 0,70% Mn 0,25% C, 0,30% Si, 0,70% Mn Pada nitriding bahan dasar dalam Gambar 4, kekerasan sekitar 400 HV diperoleh dan menurut diagram kekerasan tidak berubah jika baja paduan dengan unsur Ni karena ini bukan merupakan mantan nitrida dan karenanya tidak memberikan sumbangan terhadap kekerasan pun meningkat.

2.5 Pengaruh terhadap TemperingPerlakuan untuk menghilangkan tegangan dalam dan menguatkan baja dari kerapuhan disebut dengan memudakan (tempering). Tempering didefinisikan sebagai proses pemanasan logam setelah dikeraskan pada temperatur tempering (di bawah suhu kritis), yang dilanjutkan dengan proses pendinginan (Koswara,1999:134). Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk digunakan, melalui prosestempering kekerasan dan kerapuhan dapat diturunkan sampai memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan turun, kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat. Meskipun proses ini menghasilkan baja yang lebih lunak, proses ini berbeda dengan proses anil (annealing)karena di sini sifat-sifat fisis dapat dikendalikan dengan cermat (Amstead, 1997 : 148). Padasuhu 200C sampai 300C laju difusi lambat hanya sebagian kecil karbon dibebaskan, hasilnya sebagian struktur tetap keras tetapi mulai kehilangan kerapuhannya. Di antara suhu 500C dan 600C difusi berlangsung lebih cepat, dan atom karbon yang berdifusi di antara atom besi dapat membentuk sementit .Perubahan sifat mekanis akibat temper martensit baja karbon 0,452 %C. Prosesnya adalah memanaskan kembali berkisar antara suhu 150C 650C dan didinginkan secara perlahan-lahan terganutng sifat akhir baja tersebut, menurut tujuannya proses tempering dibedakan sebagai berikut : 1.Tempering pada suhu rendah ( 150 300C )Tempering ini hanya untuk mengurangi tegangan-tegangan kerut dan kerapuhan dari baja, biasanya untuk alat-alat potong, mata bor dan sebagainya. 2. Tempering pada suhu menengah ( 300 - 550C )Tempering pada suhu sedang bertujuan untuk menambah keuletan dan kekerasannya sedikit berkurang. Proses ini digunakan pada alat-alat kerja yang mengalami beban berat, misalnya palu, pahat, pegas. 3.Tempering pada suhu tinggi (550 - 650C )Tempering suhu tinggi bertujuan memberikan daya keuletan yang besar dan sekaligus kekerasannya menjadi agak rendah misalnya pada roda gigi, poros batang pengggerak dan sebagainya. Suhu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6000C pada proses tempering dengan tujuan untuk mendapatkan keuletan spesimen yang maksimal.

2.6 Pengaruh terhadap diagram FaseUnsur paduan dalam baja akan merubah diagram fasenya, titik eutectoid akan bergeser ke kiri , sehingga kadar karbon di dalam pearlite akan berkuran 0,8%C. Unsur paduan yang berfungsi sebagai Austerinite Stabilizer yaitu Ni dan Mn akan menurunkan temperatur eutektoid, sedangkan unsur paduan yang berfungsi sebagai ferrite stabillizer yaitu semua unsur paduan kecuali Ni dan Mn dan akan menaikan temperatur eutektoid. Jadi semua unsur paduan (kecuali Ni dan Mn) akan bergeser ke titik eutectoid ke arah kiri atas sedangkan Ni dan Mn menggeser titik eutektoid ke arah kiri bawah.

Gambar pengaruh unsur paduan terhadap eutectoid dan kadar karbon dalam eutektoid2.7 Pengaruh Terhadap Diagram TransformasiSemua unsur paduan akan berpengaruh terhadap diagram transformasi kecuali Cobalt, karena akan menghambat pembentukan ferrit dan sementit pada saat pendinginan. Pada diagram I-T akan menggeser kurva transformasi ke kana, juga semua unsur paduan kecuali Cobalt menurunkan temperatur pembentukan martensit Ms juga Mf. Maka semuanya akan menyebabkan martensit lebih mudah terbentuk, sehingga unsur paduan yang menjadikan sifat baja hardenability menjadi naik. Perlu diperhatikan bahwa dengan makin rendahnya Ms dan Mf sering kali menyebabkan timbulnya banyak retained austenid, karena rendahnya Mf daripada temperatur kamar. Pada temperatur kamar masih banyak austenit, sehingga tidak mencapai yang di harapkan. Beberapa unsur paduan dapat membentuk karbida atau nitrida berupa partikel yang halus yang terdispersi secara merata dan akan mencegah terjadinya pertumbuhan butir. Dengan demikian akan memberikan pengaruh terhadap sifat mekanik, kekuatan dan ketangguhan yang tinggi. Unsur paduan yang mencegah terjadinya pertumbuhan butir diantaranya fanadium, titanium, niobium, dan juga aluminium. Unsur-unsur i yang di gunakan untuk membuat fine-geained steel dalam hal casehardening. Untuk melarutkan karbida dan nitrida diperlukan temperatur yang tinggiatau holding time lebih lama. Dalam melakukan proses pengerasan di harapkan seluruh carbon larut kedalam austernit, supaya memperoleh kekerasan yang lebih tinggi, carbon pada baja yang berupa karbida belum larutinggi, di dalam austenit mengakibatkan trunnya hardenability. Untuk melarutkan diperlukan temperatur yang lebih tinggi, tetapi terlalu tinggi akan terjadi pertumbuhan butir berlebih yang menjadikan kurang baik pada baja.Karbida komplek sangat dilarutkan pada pemanasan, karena unsur-unsur paduan akan menghambat pertumbuhan butir dan membentuk karbida komplek yang menaikkan hardenability jika pada pemanasan dapat larut dalam austenit.

2.8 Sifat dan pemakaian baja paduanBaja yang hanya mengandung unsur karbon tidak akan memiliki sifat seperti yang diinginkan. Penambahan unsur-unsur paduan lain seperti Si, Mn, Ni, Cr, V, W, dan lain sebagainya dapat menghasilkan sifat-sifat baja yang diinginkan. Pengaruh penambahan beberapa unsur paduan terhadap sifat baja adalah:1. Silisium (Si), terkandung dalam jumlah kecil di dalam semua bahan besi dan dibubuhkan dalam jumlah yang lebih besar pada jenis-jenis istimewa. Meningkatkan kekuatan, kekerasan, kekenyalan, ketahanan aus, ketahanan terhadap panas dan karat, dan ketahanan terhadap keras. Tetapi menurunkan regangan, kemampuan untuk dapat ditempa dan dilas. 2. Mangan (Mn), meningkatkan kekuatan, kekerasan, kemampuan untuk dapat di temper menyeluruh, ketahanan aus, penguatan pada pembentukan dingin, tetapi menurunkan kemampuan serpih. 3. Nikel (Ni), meningkatkan keuletan, kekuatan, pengerasan menyeluruh, ketahanan karat, tahanan listrik (kawat pemanas), tetapi menurunkan kecepatan pendinginan regangan panas. 4. Krom (Cr), meningkatkan kekerasan, kekuatan, batas rentang ketahanan aus, kemampuan diperkeras, kemampuan untuk dapat ditemper menyeluruh, ketahanan panas, kerak, karat dan asam, pemudahan pemolesan, tetapi menurunkan regangan (dalam tingkat kecil). 5. Molibdenum (Mo), meningkatkan kekuatan tarik, batas rentang, kemampuan untuk dapat ditemper menyeluruh, batas rentang panas, ketahanan panas dan batas kelelahan, suhu pijar pada perlakuan panas, tetapi menurunkan regangan, kerapuhan pelunakan. 7. Vanadium (V), meningkatkan kekuatan, batas rentang, kekuatan panas, dan ketahanan lelah, suhu pijar pada perlakuan panas, tetapi menurunkan kepekaan terhadap sengatan panas yang melewati batas pada perlakuan panas.8. Silicon ,Tujuan penambahan unsur paduan silicon adalah untuk meningkatkan sifat elastisitas material baja karbon, sehingga baja karbon yang mendapat penambahan unsur paduan silicon baik digunakan untuk material pegas.

BAB 3PENUTUP

3.1 KesimpulanBajaadalahlogampaduan,logambesisebagai unsur dasar dengankarbonsebagai unsur paduan utamanya.Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegahdislokasibergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.Baja pada dasarnya adalah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C) sampai dengan 1,67 % (maksimal). Jenis-jenis baja dibagi menjadi beberapa macam, yaitu baja karbon, baja paduan dan baja tahan karat (Stainless Steel). Proses pembuatan baja terbagi menjadi tiga, yaitu : proses konvertor, proses terbuka (Open Hearth Furnace) dan proses dapur listrik (Electric Arc Furnace).

3.2 Saran Sebaiknya pembaca terlebih dahulu memahami difinisi baja dan klasifikasinya

Daftar Pustaka

https://www.google.co.id/search?hl=id&as_q=jurnal+tentang+baja&as_epq=&as_oq=&as_eq=&as_nlo=&as_nhi=&lr=&cr=&as_qdr=all&as_sitesearch=&as_occt=any&safe=images&as_filetype=doc&as_rights=https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB0QFjAA&url=https%3A%2F%2Fteknikseruyan.files.wordpress.com%2F2012%2F07%2F2-kuat-lentur-balok-komposit-baja-beton-pasca-bakar1.doc&ei=NGxtVYOODcG6uATlh4KAAw&usg=AFQjCNFdm2oWbPVuh5SUUe78F7EyQB5zyw&sig2=JuF1sH28wyc0dTI-5eFKCA&bvm=bv.94455598,d.c2Ehttp://blogkeoliel.blogspot.com/2010/02/pengaruh-unsur-paduan.htmlhttp://www.academia.edu/6546485/PENGARUH_TEMPER_DENGAN_QUENCHING_MEDIA_PENDINGIN_OLI_MESRAN_SAE_40_TERHADAP_SIFAT_FISIS_DAN_MEKANIS_BAJA_ST_60http://www.academia.edu/4942900/baja_panduanhttps://trisrhmd.wordpress.com/2013/02/07/klasifikasi-baja/https://catatanabimanyu.wordpress.com/2011/05/07/pengaruh-beberapa-unsur-paduan-dalam-baja/