Makalah manusia, agama dan islam
-
Upload
regina-arifenty -
Category
Documents
-
view
64.551 -
download
13
description
Transcript of Makalah manusia, agama dan islam
MANUSIA, AGAMA, DAN ISLAM
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengajar: Elan Sumarna, M. Ag.
Oleh :
Nurulia Fajriani 1104463
Regina Arifenty 1103999
Tri Ratih Mulyaningsih 1103292
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pengerjaan makalah yang berjudul ” Manusia,
Agama dan Islam”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Bandung, 05 Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan Makalah 2
D. Manfaat Penulisan Makalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori 3
B. Pembahasan 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULIUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia, Agama dan Islam merupakan masalah yang sangat penting , karena ketiganya
mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang tetap
beriman kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan
agama-agama samawi (agama yang datang dari langit atau agama wahyu).
Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan
menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara manusia dari
penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan agama
akan membuat hati manusia menjadi jernih halus dan suci. Di samping itu, agama juga
merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim dalam menghadapi berbagai
aliran sesat.
Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah dan akhlak dan juga
merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang individu-individunya terikat
oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong menolong.
Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang melaksanakan
hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apakah keberagamaan merupakan kebutuhan fitri ?
2. Mengapa manusia perlu memeluk agama ?
3. Mengapa islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan ?
4. Bagaimana islam sebagai agama yang lurus ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
1. Memahami bahwa keberagamaan merupakan kebutuhan fitri
2. Menjelaskan sebab-sebab manusia perlu memeluk agama
3. Menguraikan mengapa Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah
kemanusiaan
4. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang lurus
D. Manfaat Penulisan makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat kepada pembaca tentang
Manusia,Agama dan Islam. Semoga memberikan manfaat bagi penulis sendiri.
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo
sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup.
Menurut agama Islam itu sendiri, manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling
mulia di antara makhluk ciptaan-Nya yang lain, yang dipercaya untuk menjadi khalifah di
muka bumi. Dalam Al-qur’an, ada tiga kata yang digunakan untuk menunjukan kepada
manusia. Kata yang digunakan adalah basyar, insan atau nas dan bani Adam.
Kata basyar diambil dari kata yang berarti `penampakan sesuatu dengan baik dan indah’.
Dari kata basyarah yang artinya `kulit’. Jadi, manusia disebut denagn basyar karena kulitnya
tampak jelas dan berbeda dengan kulit binatang. Manusia secara bahasa disebut juga insan
yang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat
dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena
manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan
keadaan yang baru disekitarnya.
2. Pengertian Agama
Agama menurut bahasa sansekerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama = kacau)
dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari
kekacauan. Didunia barat terdapat suatu istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu :
religi, religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan
atau mati-matian, perbuatan ini berupa usaha atau sejenis peribadatan yang dilakukan
berulang-ulang.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang berarti :
hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan dan pembalasan.
Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa “addiin” merupakan pengabdian dan
penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan
tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut (Moh. Syafaat, 1965).
Dan secara umum, Agama adalah suatu sistem ajaran tentang Tuhan, di mana penganut-
penganutnya melakukan tindakan-tindakan ritual, moral atau sosial atas dasar aturan-aturan-
Nya. Oleh karena itu suatu agama mencakup aspek-aspek sebagai berikut :
a. Aspek kredial, yaitu ajaran tentang doktrin-doktrin ketuhanan yang harus diyakini.
b. Aspek ritual, yaitu tentang tata cara berhubungan dengan Tuhan, untuk minta
perlindungan dan pertolongan-Nya atau untuk menunjukkan kesetiaan dan
penghambaan.
c. Aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan berperilaku dan bertindak yang benar dan
baik bagi individu dalam kehidupan.
d. Aspek sosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup bermasyarakat.
Asal-usul terbentuk dan berkembangnya suatu agama dapat dikategorikan ke dalam tiga
jenis, yaitu :
a. Agama yang muncul dan berkembang dari perkembangan budaya suatu masyarakat
disebut dengan Agama Budaya atau Agama Bumi (dalam bahasa Arab disebut Ardli),
seperti Hindu, Shinto, atau agama-agama primitif dan tradisional.
b. Agama yang disampaikan oleh orang-orang yang mengaku mendapat wahyu dari
Tuhan disebut agama wahyu atau agama langit (dalam bahasa Arab langit disebut
samawi), seperti Yahudi, Nasrani dan Islam.
c. Agama yang berkembang dari pemikiran seorang filosof besar. Dia memiliki
pemikiran-pemikiran yang mengaggumkan tentang konsep-konsep kehidupan
sehingga banyak orang yang mengikuti pandangan hidupnya dan kemudian
melembaga sehingga menjadi kepercayaan dan ideologi bersama suatu masyarakat.
Agama semacam ini dinamakan sebagai agama filsafat, seperti Konfusianisme
(Konghucu), Taoisme, Zoroaster atau Budha.
3. Pengertian Islam
Islam secara etimologis (lughawy) berasal dari tiga akar kata salam yang artinya damai
atau kedamaian, salamah yang artinya keselamatan, aslama yang artinya berserah diri atau
tunduk patuh. Sementara agama Islam dapat di definisikan sebagai suatu sistem ajaran
ketuhanan yang berasal dari Allah swt, yang diturunkan kepada ummat manusia dengan
wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Sebagai pedoman hidup manusia di dunia
yang berisi peraturan perintah dan larangan agar manusia memperoleh kebahagaian di dunia
dan di akhirat kelak.
B. Pembahasan
1. Manusia sebagai Kebutuhan Fitri
Manusia terdiri dari dimensi fisik dan non fisik. Dimensi non fisik, yaitu jiwa (psyche),
fikiran (ratio), dan rasa (sense). Rasa yang dimaksud adalah kesadaran manusia akan
kepatuhan (sense of ethic), keindahan (sense of aesthetic), dan kebertuhanan (sense of
theistic).
Rasa kebertuhanan (sense of theistic) adalah perasaan pada diri seseorang yang
menimbulkan keyakinan akan adanya sesuatu yang maha kuasa diluar dirinya (transcendence)
yang menentukan segala nasib yang ada.
Keyakinan akan adanya Tuhan dicapai oleh manusia melalui tiga pendekatan, yaitu :
a. Material experience of humanity. Membuktikan adanya Tuhan melalui kajian
terhadap fenomena alam semesta.
b. Inner experience of humanity. Membuktikan adanya Tuhan melalui kesadaran
bathiniyyah dirinya.
c. Spiritual experience of humanity. Membuktikan Tuhan didasarkan pada wahyu yang
diturunkan oleh Tuhan melalui Rasul-Nya.
2. Sebab-sebab manusia perlu memeluk agama
Manusia perlu memelukan agama sebab disamping manusia memiliki berbagai
kesempurnaan, manusia juga memiliki kekurangan. Hal ini antara lain digunakan oleh kata Al-
Nafs menurut Quraish Shihab. Bahwa dalam pandangan Al-Qur’an Nafs diciptakan Allah
dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat
kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh Al-Qur’an
dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar. Sebagaimana firman Allah swt. Yang berbunyi:
سفنو اهوسامو اهمهالف اهوقتواهروجف
Artinya : “Demi nafs serta demi penyempurna ciptaan, Allah mengilhamkan kepadanya
kefasikan dan ketaqwaan”.(QS.Al-Syams : 78)
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia
dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari luar
maupun yang datang dari dalam. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan
bisikan setan. Sedangkan yang datang dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang
dilakukan manusia yang secara sengaja berupa ingin memalingkan manusia dari Tuhan.
Mereka dengan rela mengeluarka biaya, tenaga dan fikiran yang dimanifestasikan dalam
berbagai bentuk kebudayaan yang didalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari
Tuhan.
Allah berfirman dalam Al-Qr’an Surat Al-Anfal : 36
Yang artinya : “sesungguhya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk
menghalangi (orang) dari jalan Allah”.(QS.Al-Anfal:36)
Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mereka
gunakan agar orang-orang mengikuti keinginannya. Barbagai bentuk budaya, hiburan, obat-
obat terlarang dan lain sebaginya dibuat dengan sengaja. Untuk itu, upaya membatasi dan
membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat menjalankan agama.
Godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat ini meningkat, sehingga uapaya
mengagamakan masyarakat menjadi penting.
3. Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah kemanusian
Islam adalah suatu sistem ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah SWT, diturunkan
kepada ummat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Sebagai
agama yang datang dari Tuhan yang menciptakan manusia sudah tentu ajaran Islam akan
selaras dengan fitrah kejadian manusia. Fitrah dalam arti pembawaan asal manusia secara
umum sejak kelahiran (bahkan sejak awal penciptaan) dengan segala karakteristiknya yang
masih bersifat potensial atau masih berupa kekuatan tersembunyi yang masih perlu
dikembangkan dan diarahkan oleh ikhtiar manusia baik fitrah yang berkaitan dengan dimensi
fisik atau nonfisik, yaitu akal, nafsu , perasaan dan kesadaran (qalb) dan ruh.
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama kali
ditegaskan dalam ajaran Islam. Yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitrah manusia
sebelumnya. Manusia belum mengenal kenyataaan ini. Baru masa ini, muncul beberapa
orang yang menyerukan dan mempopulerkannya dalam keagamaan yang ada dalam diri
manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia memeluk agama. Sebagaimana
firman Allah yang berbunyi :
اهيلعسانلارطفىتلاهللاةرطفاينحنيدللكهجومقأف
Artinya : “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dngan fitrah itu”. (QS.Ar-Rum : 30).
Adanya potensi fitrah agama yang terdapat pada manusia tersebut dapat pula dianalisis
melalui istilah Ihsan yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjukan manusia. Mengacu kepada
informasi yang diberikan Al-Qur’an, Musa Asy’ari sampai pada suatu kesimpulan, bahwa
manusia Ihsan adalah manusia yang menerima pelajaran dari tuhan tentang apa yang tidak
diketahuinya. Melalui uraian tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam diri manusia
sudah terdapat potensi untuk beragama. Potensi beragama ini memerlukan pembinaan,
pengarahan, dan seterusnya dengan mengenal agama kepadanya.
Dengan arahan ajaran Islam, fitrah kemanusiaan akan membawa manusia ke arah
kebaikan dan keselamatan baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
4. Islam Sebagai Agama yang Lurus
Islam merupakan agama yang lurus karena islam sebagai hidayah (petunjuk) dalam
kehidupan umat manusia sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 38)
“Nanti akan Aku berikan kepadamu petunjuk (dalam menempuh kehidupan). Barang
siapa yang mengikuti petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak akan ditimpa rasa khawatir
dan takut (dalam kehidupan) dan tidak akan bersedih hati”. (Q.S Al-Baqarah : 38).
a. Hidayah Allah untuk manusia
Hidayah secara istilah Islam berarti ‘Petunjuk yang diberikan oleh Allah pada makhluk
hidup agar mereka sanggup menghadapi tantangan kehidupan dan menemukan solusi
(pemecahan) ‘bagi persoalan hidup yang dihadapinya’. Oleh karena itu hidayah merupakan
alat bantu yang diberikan oleh Allah kepada makhluk hidup untuk mempermudah menjalani
kehidupannya.
Ada 4 tingkat hidayah yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia, yaitu :
1) Hidayah ghariziyah (bersifat instinktif), yaitu petunjuk untuk kehidupan yang diberikan
oleh Allah swt. bersamaan dengan kelahiran berupa kemampuan untuk menghadapi
kehidupan, sehingga sanggup untuk bertahapan hidup (fungsi survival).
2) Hidayah hissiyyah (bersifat indrawi), yaitu petunjuk berupa kemampuan indera dalam
menangkap citra lingkungan hidup, sehingga ia dapat menentukan lingkungan mana yang
sesuai dengannya sehingga menemukan kenyamanan dalam menjalani kehidupan secara
fisikal (fungsi adaptif).
3) Hidayah aqliyyah (bersifat intelektual), yaitu petunjuk yang diberikan oleh Allah swt.
berupa kemampuan berfikir dan menalar, yaitu mengolah segala informasi yang
ditangkap melalui indera. Dengan kemampuan ini manusia memiliki kemampuan
mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga dapat memanipulasi dan merekayasa
lingkungan untuk menciptakan kemudahan, kesejahteraan dan kenyamanan hidupnya
(fungsi developmental atau pengembangan hidup).
4) Hidayah diniyyah (berupa ajaran agama), yaitu petunjuk yang diberikan Allah swt.
Kepada manusia berupa ajaran-ajaran praktis untuk diterapkan dalam meniti kehidupan
secara individual dan menata kehidupan secara komunal, bersama-sama orang lain,
sehingga manusia mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan hakiki dan ketenangan
batin dalam menjalani kehidupannya.
Hidayah ketiga dan keempat ini hanya diberikan kepada umat manusia dengan kedua
jenis hidayah inilah manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Dengan hidayah
aqliyyah (kemampuan intelektual), manusia menjadi berbeda secara signifikan bila
dibandingkan dengan binatang (demikian juga dengan jin dan malaikat). Dan dengan hidayah
diniyyah (petunjuk agama), manusia dapat meningkatkan spiritualitasnya dan mencapai
ketingkat yang lebih tinggi dari malaikat sekalipun.
b. ISLAM, Satu-satunya hidayah diniyyah
Untuk membimbing manusia dalam meniti dan menata kehidupan, Allah menurunkan
agamanya sebagai pedoman yang harus dijadikan referensi dalam menetapkan setiap
keputusan, dengan jaminan ia akan terbebas dari segala kebingungan dan kesesatan.
Firman Allah yang terjemahannya :
“Nanti akan Aku berikan kepadamu petunjuk (dalam menempuh kehidupan). Barang
siapa yang mengikuti petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak akan ditimpa rasa
khawatir dan takut (dalam kehidupan) dan tidak akan bersedih hati”. (Q.S Al-Baqarah :
38).
Dan Allah swt. Menegaskan bahwa satu-satunya hidayah yang benar yang Ia ridhoi itu
adalah agama islam.
“Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah ISLAM”.
“Pada hari ini Aku lengkapkan bagimu agamamu dan Aku sempurnakan nikmat-Ku
kepada mu. Dan Aku ridhoi Islam sebagai agamu”.
Agama islam, dapat berperan dan berfungsi bagi manusia yang dapat dikembangkan oleh
setiap individu, sebagai berikut :
1. Pemberi makna bagi perbuatan manusia.
2. Alat kontrol bagi perasaan dan emosi.
3. Pengendali bagi hawa nafsu yang terus berkembang.
4. Pemberi reinforcement (dotongan penguat) terhadap kecenderungan berbuat baik
pada manusia.
5. Penyeimbang bagi kondisi psikis yang berkembang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sehingga dapat disimpulkan bahwa agama sangat diperlukan oleh manusia sebagai pegangan
hidup sehingga ilmu dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Agama Islam
adalah agama yang selalu mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya memahami ayat-ayat
kauniyah (Sunnatullah) yang terbentang di alam semesta dan ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat
dalam Al-Qur’an, menyeimbangkan antara dunia dan akherat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan
bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan
manusia akan sempurna dan bahagia.
B. SARAN
Kita sebagai manusia hendaknya berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan. sehigga
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UPI, 2009, Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup, Value
Press, Bandung
Website :
http: www.google.com
http: www.anakciremai.com
http: www.sarjoni.wordpress.com