Makalah Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

download Makalah Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

of 6

description

akkknnnoquqdhabdoo

Transcript of Makalah Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)PADA BANGUNAN TINGGI (HIGH RISE BUILDING)Kevin ChristianProdi Manajemen Rekayasa Konstruksi Jurusan Teknik SipilPoliteknik Negeri Malange-mail [email protected]

ABSTRAKDalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi saat ini, terutama di Indonesia banyak dijumpai Manajemen K3 dianggap belum berperan secara maksimal sebagaimana fungsinya, sehingga masih banyak ditemui berbagai kecelakaan kerja pada suatu proyek konstruksi. Berdasarkan data dari Jamsostek (2012), kecelakaan kerja mencapai 103.000 kasus dengan rata-rata pekerja meninggal sebanyak 9 orang per hari. Maka dari pada itu, dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi diperlukan suatu sistem yang dapat mengatur, menjalankan, serta mengawasi pekerjaan konstruksi yang menyangkut didalamnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sehingga resiko terjadinya kecelakaan kerja dapat ditekan dan diminimalisir sekecil mungkin terutama pada pekerjaan konstruksi bangunan tinggi (high rise building).

Kata kunci : Manajemen K3, bangunan tinggiTEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG

1. PendahuluanManajemen K3 merupakan suatu bidang yang berperan dalam mengatur, menjalankan, dan mengawasi setiap kegiatan yang mempunyai resiko kecelakaan kerja dalam suatu proses pekerjaan konstruksi. Manajemen K3 ada untuk memastikan bahwa segala aktivitas proyek dilakukan dengan cara yang benar, sehat, dan aman. Dengan tuntutan kerja yang efisien dalam proses konstruksi, penerapan keselamatan dan kesehatan kerja wajib diperhatikan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya resiko kecelakaan kerja dalam proses kegiatan konstruksi.

2. Tujuan Penerapan Manajemen K3Tujuan dari penerapan K3 ini adalah :a. Perlindungan dan menjamin terhadap para pekerja atau sumber daya manusia pada suatu pekerjaan konstruksib. Agar tingkat produktivitas sesuai jadwal dan tidak tergangguc. Agar lingkungan kesehatan dan keselamatan kerja di area dan sekitar proyek tetap terjagad. Menuju Zero Accident

3. Sistem Manajemen K3 Pekerjaan konstruksi terutama pada bangunan tinggi (high rise building) sedang berkembang pesat, sehingga kebutuhan akan K3 juga ikut mengalami perkembangan. Dalam hal ini, kontraktor sebagai pelaksana juga menetapkan sistem manajemen K3 dalam organisasinya untuk mengatasi kebutuhan akan K3. Dengan menetapkan sistem manajemen K3 diharapkan akan menghasilkan suatu kebijakan yang diperlukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan mengaplikasian K3 secara nyata. Pendekatan sistem manajamen K3 dengan mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik, dan peralatan yang akan diguanakan dalam proses pekerjaannya. Berdasarkan Permenaker 05/MEN/1996, Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

4. Penerapan Manajemen K3Untuk mencapai tujuan keselamatan kerja, suatu perusahaan yang terutama bergerak pada bidang jasa konstruksi harus menunjuk suatu personel yang memiliki klasifikasi sesuai dengan sistem yang telah diterapakan oleh perusahaan tersebut. Penerapan manajemen K3 yang telah diatur dalam Permenaker. 05/MEN/1996 Lampiran 1 tanggal 12 Desember 1996 yang mencakup, yaitu:a. Komitmen dan kebijakan yang disesuaikan dengan masing-masing perusahaan bidang jasa konstruksib. Perencanaan yang dibuat secara efisien oleh perusahaan dalam mencapai keberhasilan manajemen K3c. Penerapan secara langsung K3 dengan personel yang telah ditunjukd. Pengukuran, pemantuan, dan evaluasi dari manajemen K3 untuk menentukan keberhasilan atau untuk melakukan identifikasi tindakan perbaikane. Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak terkait selaku manajemen K3Dalam pekerjaan konstruksi bangunan tinggi, K3 sangat diperlukan untuk menekan angka kecelakaan kerja. Resiko yang timbul dari kegiatan tersebut sangat beragam, mulai dari bekerja pada ketinggian tertentu, tertimpa material dan alat, lengahnya pengawasan dan pengetahuan akan bahaya bekerja pada bangunan bertingkat, dan resiko-resiko lainnya. Sehingga dengan penerapan manajemen K3 yang baik, benar, dan aman akan menimbulkan dampak yang besar terhadap keberlangsungan dan keberhasilan suatu pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

5. Standart Operating Procedure (SOP) K3Pada setiap pekerjaan konstruksi yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang besar, seperti pada bangunan tinggi harus dilakukan upaya pencegahan atau pengurangan resiko yang nantinya akan berdampak pada sumber daya yang ada pada proyek tersebut. SOP K3 adalah suatu standart prosedur bagi keselatan dan kesehatan kerja dalam menjalani suatu pekerjaan. Dengan adanya SOP ini, diharapakan agar dapat menangani bahaya atau resiko dalam menggunakan bahan dan peralatan dengan baik, benar, dan aman. Dengan seiring berjalannya waktu pekerjaan, SOP ini akan mengalami penyesuaian-penyesuaian yang berada di lapangan.Fungsi dan tujuan SOP adalah mendefenisikan semua konsep dan teknik yang penting sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari. SOP dibuat agar pekerja melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan agar memberikan kemudahan dalam memahami dan mengerti setiap kegiatan.Manfaat yang ada dengan diberlakukannya SOP, antara lain : a. Menjelaskan secara lebih detail dan terperinci setiap kegiatan yang akan, sedang, dan telah dikerjakanb. Dapat meningkatkan konsistensi dan keefisienan pekerjaanc. Meningkatkan komunikasi antar berbagai pihak yang ikut berperan dalam kegiatan K3d. Membantu pola berpikir dalam mengambil suatu keputusan sesuai dengan syarat dan prosedur kerjae. Menganalisan proses yang sedang berlangsung sesuai dengan syarat dan prosedur kerjaPelaksanaan SOP yang baik dan memaksimalkan semua elemen yang ada, antara lain :a. Menentukan tujuan yang ingin dicapaib. Membuat rancangan awalc. Melakukan evaluasi secara internal dan eksternald. Melakukan uji coba prosedur yang telah dibuate. Menempatkan prosedur sesuai dengan unit yang terkaitf. Menjalankan syarat dan prosedur yang telah dibuat

6. K3 Pada Konstruksi Bangunan TinggiPada bidang konstruksi bangunan tinggi, penggunanaan alat berat membutuhkan perhatian lebih, dalam upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja ketika proses pengoperasian sedang berlangsung. Pengawasan dan perhatian juga diberikan kepada sumber daya manusia. Dengan memperhatikan penggunaan alat pelindung diri (APD) sebagai penunjang alat keselamatan kerja untuk meminimalkan resiko kemungkinan terjadi kecelakaan kerja.Selain daripada itu, penggunaan alat-alat baik manual dan mesin yang digunakan selama proses pekerjaan konstruksi juga sangat diperhatikan. Pemberian pelatihan mulai dasar-dasar penggunaan mesin yang baik dan benar sampai kepada tindakan pertama ketika terjadi kecelakaan kerja sesuai dengan instruksi yang diberikan dari para personel K3 itu sendiri.Dari ketiga hal tersebut, mulai dari sumber daya manusia, peralatan, dan penggunaan alat berat harus melalui tahapan identifikasi resiko penggunaan sesuai dengan tahapan kerja, dokumen intruksi kerja peralatan dengan aman, pemeliharaan dan pemerikasaan peralataan dan alat berat secara berkala, dan kesiapan tenaga kerja dan operator. Pemasangan rambu dan spanduk, ketersediaan dan penataan APD, kontrol dan penggunaan APD, pemasangan safety protect, dan hard barricade terhadap K3 bangunan tinggi.

7. Program Kerja K3 Pada Proyek Program kerja manajemen K3, sebagai berikut :a. Safety Induction, dilakukan rutin kepada setiap tamu atau pekerja baru dengan mensosialisasikan kewajiban penggunaan APD dan tata tertib proyek, informasi area-area penting diproyekb. Q-SHE Morning Talk, pembelajaran kecelakaan kerja dan penataan APDc. Toolbox Meeting, teknis pekerjaan dan target, resiko identifikasi, dan metode kerjad. Q-SHE Meeting, target pekerjaan, kontrol pekerjaan, dan kesiapan tenaga kerja, alat, dan materiale. Safety Patrol, inspeksi terhadap mutu pekerjaan, sdm, alat, material, dan penempatan materialf. House Keeping, yang dilakukan setiap harig. Daily Meeting, evaluasi pekerjaan, target dan rencana kerja, komunikasi dan koordinasi setiap bagian

8. Fasilitas di Lingkungan ProyekDalam suatu proyek sebaiknya memperhatikan ketersediaan fasilitas, antara lain : a. Tersedianya denah lokasi fasilitas umum dan ditempatkan pada tempat yang mudah dibaca oleh pengunjungb. Terdapat rambu dan simbol bahaya kecelakaan, titik kumpul darurat, dan jalur evakuasic. Tempat istirahat dan tempat makan, serta toilet yang memadai bagi pekerja dan staff.d. Tempat beribadah yang dilengkapi dengan sarana penunjange. Ketersediaan air bersihf. Ketersediaan smoking areag. Ketersediaan lahar parkir bagi kendaraan para pekerja, staff, dan tamu yang berkunjung ke proyekh. Tempat sampah untuk sampah organik, anorganik, dan sampah B3 (oli mesin genset, solar)i. Ketersediaan ruang kesehatan

9. Aspek Lingkungan Pada Area ProyekPengendalian lingkungan juga termasuk di dalam manajemen K3. Menambahkan aspek lingkungan juga penting terhadap keberlangsungan manajemen K3. Dengan memperhatikan lingkungan didalam area proyek dan juga lingkungan diluar area proyek. Untuk kegiatan pembangunan yang berlangsung dengan waktu yang cukup lama dijadwalkan dengan fogging pada area proyek. Pemantauan lingkungan yang merujuk kepada dokumen AMDAL, RKL/RPL, dan UKL/UPL, sehingga dapat mengendalikan dan memantau secara periodik terhadap lingkungan kerja. Pengecekan area proyek untuk mengetahui ambang batas dari suatu kegiatan sehingga tingkat kenyamanan tercapai sesua dengan yang dianjurkan. Kegiatan lain yang mendukung manajemen K3 adalah kontribusi dan kepedulian terhadap area diluar lingkungan proyek, pembagian jalan akses, dan pengaturan lalu lintas pada kondisi tertentu.

10. Kesimpulan dan Saran10.1 KesimpulanSesuai dengan peraturan-peraturan yang telah tertulis, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan satu aspek yang harus berfungsi secara maksimal, sehingga resiko terjadinya kecelakaan kerja bisa berkurang dengan adanya manajemen K3 yang baik. Agar, keberlangsungan dan keberhasilan suatu proyek dapat sesuai dengan yang telah direncanakan.10.2 SaranManajemen K3 perlu diberikan perhatian lebih, dengan terus berinovasi dalam kegiatan K3 agar kinerja setiap aspek yang berada dalam lingkungan kegiatan konstruksi dapat diterapkan secara langsung dan nyata, berjalan dengan baik, sehat, dan aman dengan resiko sekecil mungkin.

11. ReferensiPresentasi K3 Bangunan Tinggi Wika. Pada 19 September 2015

Per. 1/MEN/1980 K3 Pada Konstruksi Bangunan

Kep. 174/Men/1986 K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi

Per. 05/MEN/1996 Sistem Manajemen K3

http://manajemenproyekindonesia.com. Diakses pada tanggal 26 September 2015.

Infografik Data dan Fakta Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia. http://katigaku.com. Diakses pada tanggal 27 September 2015.

http://cyahlul.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 27 September 2015.

http://www.bangunindah.com. Diakses pada tanggal 27 September 2015.

http://k3-community.blogspot.co.id. Diakses pada 28 September 2015