Makalah Management KESEHATAN

16
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia dalam bidang kesehatan dapat diketahui dari berbagai perkembangan yang telah di alami oleh bangsa kita ini, apalagi sekarang ini dapat kita lihat dan rasakan derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang bermakna. Hal ini ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi (AKB), dari 46 (SDKI 1997) menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003), dan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dari 334 (SDKI 1997) menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003). Meskipun sudah menurun, namun bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga, maka angka-angka tersebut masih belum menggembirakan. Umur Harapan Hidup (UHH) waktu lahir dalam tiga dekade cenderung meningkat dari 41 tahun pada (1960) menjadi 66,2 tahun (Susenas 2003). AKB, AKI, dan UHH tersebut masih terdapat ketimpangan, terutama di wilayah KTI, serta penduduk dengan strata ekonomi dan pendidikan rendah. Prevalensi gizi kurang pada balita juga mengalami penurunan dari 37,5% (1989) menjadi 24,6% (2000) dan meningkat kembali menjadi 31% pada tahun 2001. Saat ini kasus gizi buruk (busung lapar) sedikit merebak, karena lemahnya sistem kewaspadaan pangan dan gizi, serta menurunnya perhatian pemerintah terhadap kesehatan masyarakat. Saat ini di setiap kecamatan telah ada paling sedikit sebuah Puskesmas, data tahun 2000 terdapat 7.237 Puskesmas, 21.267 Puskesmas Pembantu, dan 6.392 Puskesmas Keliling. Hampir di setiap ibu kota provinsi dan kabupaten/kota telah tersedia rumah sakit milik pemerintah. Permasalahan yang dirasakan tentang sarana kesehatan tersebut terutama di daerah-daerah pemekaran. Namun demikian pelayanan kesehatan masih dirasakan belum mencukupi, baik dari segi keterjangkauan, maupun kualitasnya. Pembiayaan kesehatan per kapita di Indonesia masih berada di peringkat terendah bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Selama 10 tahun terakhir, rata-rata pembiayaan kesehatan sebesar 2,21% dari PDB. Meski terjadi peningkatan setiap tahunnya, namun masih jauh dari anjuran WHO, yakni minimal 5% dari PDB. Rata-rata pembiayaan kesehatan di daerah, baru mencapai 9% dari APBD pada tahun 2001 dan 3-4% dari APBD pada 1 ARM K31/09 Makalah Manajement Kesehatan Kelompok 4

Transcript of Makalah Management KESEHATAN

Page 1: Makalah Management KESEHATAN

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Gambaran masyarakat Indonesia dalam bidang kesehatan dapat diketahui dari berbagai perkembangan yang telah di alami oleh bangsa kita ini, apalagi sekarang ini dapat kita lihat dan rasakan derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang bermakna. Hal ini ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi (AKB), dari 46 (SDKI 1997) menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003), dan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dari 334 (SDKI 1997) menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003). Meskipun sudah menurun, namun bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga, maka angka-angka tersebut masih belum menggembirakan. Umur Harapan Hidup (UHH) waktu lahir dalam tiga dekade cenderung meningkat dari 41 tahun pada (1960) menjadi 66,2 tahun (Susenas 2003). AKB, AKI, dan UHH tersebut masih terdapat ketimpangan, terutama di wilayah KTI, serta penduduk dengan strata ekonomi dan pendidikan rendah. Prevalensi gizi kurang pada balita juga mengalami penurunan dari 37,5% (1989) menjadi 24,6% (2000) dan meningkat kembali menjadi 31% pada tahun 2001. Saat ini kasus gizi buruk (busung lapar) sedikit merebak, karena lemahnya sistem kewaspadaan pangan dan gizi, serta menurunnya perhatian pemerintah terhadap kesehatan masyarakat. Saat ini di setiap kecamatan telah ada paling sedikit sebuah Puskesmas, data tahun 2000 terdapat 7.237 Puskesmas, 21.267 Puskesmas Pembantu, dan 6.392 Puskesmas Keliling. Hampir di setiap ibu kota provinsi dan kabupaten/kota telah tersedia rumah sakit milik pemerintah. Permasalahan yang dirasakan tentang sarana kesehatan tersebut terutama di daerah-daerah pemekaran. Namun demikian pelayanan kesehatan masih dirasakan belum mencukupi, baik dari segi keterjangkauan, maupun kualitasnya. Pembiayaan kesehatan per kapita di Indonesia masih berada di peringkat terendah bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Selama 10 tahun terakhir, rata-rata pembiayaan kesehatan sebesar 2,21% dari PDB. Meski terjadi peningkatan setiap tahunnya, namun masih jauh dari anjuran WHO, yakni minimal 5% dari PDB. Rata-rata pembiayaan kesehatan di daerah, baru mencapai 9% dari APBD pada tahun 2001 dan 3-4% dari APBD pada tahun 2002. Kontribusi masyarakat dan swasta dalam pembiayaan kesehatan cukup besar, yakni sekitar 66,3%, sedangkan peran pemerintah hanya 23,7%. Kondisi sumberdaya manusia kesehatan saat ini masih jauh dari kurang, baik kuantitas maupun kualitasnya. Meskipun rasio SDM kesehatan telah meningkat, namun masih jauh dari target Indonesia Sehat 2010 dan variasi antar daerah masih sangat tajam. Permasalahan besar tentang SDM kesehatan yang dirasakan adalah kurang efisien dan kurang efektif dalam menanggulangi permasalahan kesehatan, serta kemampuan dalam perencanaan pada umumnya masih lemah. Distribusi tenaga kesehatan kurang merata, hal ini mengakibatkan terjadinya ketimpangan antara perkotaan dan perdesaan, bahkan sekitar 25-40% Puskesmas tidak mempunyai dokter, khususnya di daerah dengan geografi sulit seperti di Kawasan Timur Indonesia (KTI), dan di daerah rawan konflik.

1 ARM K31/09 Makalah Manajement Kesehatan Kelompok 4

Page 2: Makalah Management KESEHATAN

2. Rumusan Masalah

Untuk membahas tentang Persatuan Indonesia dengan mengangkat tema Kemajemukan Budaya di Indonesia terdapat rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana pembangunan kesehatan di Indonesia?

b. Apa sajakah kebujakan-kebijakan yang ada dalam pembangunan kesehatan tersebut?

c. Apa sajakah masalah yang di alami dalam mewujudkan pembangunan kesehatan di Indonesia?

d. Tujuan di adakannya pembangunan kesehatah.

e. Visi dan Misi pembangunan kesehatan.

3. Tujuan Penyusunan Makalah

Penyusun dan pembaca umumnya bisa mengerti atau paham bagaimana

perkembangan bangsa Indonesia terutama dalam bidang kesehatan, dan dapat

menggambarkan kehidupan masyarakat di Indonesia di masa depan dengan

mengacu pada perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam bidang

kesehatan tentu saja. Dan dalam makalah ini penyusun juga bertujuan untuk

menjelaskan bagai mana perbedaan perkembangan kesehatan di lingkungan

pedesaan dan perkotaan, dan apasaja hal yang dapat menghambat dalam

mengembangkat derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.

2 ARM K31/09 Makalah Manajement Kesehatan Kelompok 4

Page 3: Makalah Management KESEHATAN

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di tengah beban dan permasalahan kesehatan yang semakin pelik, dibutuhkan strategi jitu untuk menghadapinya. Dalam mengatasi masalah kesehatan, Departemen Kesehatan memilki lima strategi utama. Hal tersebut mengemuka dalam pidato Menteri Kesehatan pada upacara bendera pada tanggal 17 Januari 2006.

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat baik dalam bidangpromotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental dan sosial serta harapan berumur panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut Winslow menetapkan suatu syarat yang sangat penting, yaitu harus ada pengertian, bantuan dan partisipasi masyarakat secara teratur dan terus menerus (Effendy, 1998).

Menteri Kesehatan mengatakan bahwa kunci sukses dalam pembangunan kesehatan ke depan, sangat ditentukan oleh adanya komitmen politis dari semua pihak, baik dari lingkungan eksekutif, legislatif, maupun dari masyarakat termasuk swasta. Kunci sukses lainnya ditengah keterbatasan sumber daya dalam hal pembiayaan dan tenaga adalah memprioritaskan bidang-bidang pembangunan kesehatan, seperti Kesehatan Ibu dan Anak. Oleh karena itu, Depkes akan menempuh 4 strategi utama, yaitu :

1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.Sasaran utama strategi ini adalah seluruh desa menjadi desa siaga, seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat serta seluruh keluarga sadar gizi.

2. Meningkatkan akses masyarakat tehadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.Sasaran utama strategi ini adalah ; Setiap orang miskin mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu; setipa bayi, anak, dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dari penyakit; di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten; di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar; setiap Puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh masyarakat di wilayah kerjanya; pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit, Puskesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu.

3. Meningkatkan sistem surveillans, monitoring dan informasi kesehatan.Sasaran utama dari strategi ini adalah : setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat; setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan masyarakat; semua ketersediaan farmasi, makanan dan perbekalan

3 ARM K31/09 Makalah Manajement Kesehatan Kelompok 4

Page 4: Makalah Management KESEHATAN

kesehatan memenuhi syarat; terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai dengan standar kesehatan; dan berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia.

4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.Sasaran utama dari strategi ini adalah : pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan daerah; anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan; dan terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin.

B. Pengembangan Pembangunan Kesehatan

Dalam pengembangan pembangunan kesehatan, Departemen Kesehatan melakukan penyusunan berbagai pedoman dan standar, penelitian dan pengembangan kesehatan, pengembangan sistem informasi kesehatan, memfasilitasi daerah dalam memenuhi komitmen nasional dan global, serta mendorong peran aktif masyarakat.

Dengan makin kompleksnya pembangunan kesehatan, sangat diperlukan berbagai standar dan pedoman pembangunan kesehatan dari Departemen Kesehatan. Di era desentralisasi, standar dan pedoman pembangunan kesehatan dalam lingkup nasional tersebut semakin diperlukan sebagai acuan penting dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan daerah. Selama ini di lingkungan Departemen Kesehatan berbagai jenis sistem informasi kesehatan telah berhasil dikembangkan, yakni dengan telah dikembangkannya Sistem Informasi Kesehatan Nasional. Tetapi dengan berlakunya asas desentralisasi, berbagai sistem informasi tersebut menjadi tidak berjalan lancar. Dengan kurang lancarnya sistem informasi kesehatan tersebut berakibat pada sistem perencanaan dan pengembangan kebijakan yang kurang berbasis pada data dan kenyataan di lapangan. Dalam tahun 2003, penelitian dan pengembangan kesehatan secara nasional telah mulai digerakkan secara lebih terarah, terutama dalam kaitannya dengan desentralisasi pembangunan kesehatan, dan dalam menghadapi tantangan globalisasi. Saat ini masih dirasakan adanya kesenjangan antara produk litbangkes dengan pemanfaataanya untuk pembangunan kesehatan. Selain itu perlu adanya kajian-kajian terhadap fenomena yang ada saat ini serta prediksi untuk perkembangan masa depan. Di masa mendatang peran penelitian dan pengembangan kesehatan serta kajian kebijakan pembangunan kesehatan, semakin diperlukan dalam mendukung pembangunan kesehatan. Keberadaan dan kiprah Badan Pertimbangan Kesehatan sangat ditunggu-tunggu, terutama untuk memenuhi konsekwensi terhadap komitmen nasional dan global, serta sebagai penghubung pembangunan kesehatan antar Daerah dan Pusat, serta antar Daerah yang satu dan lainnya. Pemberdayaan masyarakat sebagai isu sentral dalam pembangunan kesehatan perlu mendapat perhatian dan penanganan secara serius, terutama dalam melibatkan masyarakat untuk ikut serta dalam melakukan pelayanan kesehatan (to serve), dalam melakukan advokasi kepada stakeholder (to advocate), dan aktif dalam mengkritisi pelaksanaan upaya kesehatan (to watch). Peranserta masyarakat di bidang kesehatan telah banyak berkembang antara lain dimulai dengan terbentuknya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) yang sekarang menjadi Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM). Departemen Kesehatan telah mengembangan Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

4 ARM K31/09 Makalah Manajement Kesehatan Kelompok 4

Page 5: Makalah Management KESEHATAN

(PHBS) dan telah disosialisasikan dan dilaksanakan secara nasional. Mengingat kecenderungan semakin banyaknya penyakit akibat perilaku dan gaya hidup yang tidak sehat, maka pengembangan dan penyebarluasan sistem surveilan untuk perilaku yang berisiko (Behavioral Risk Factors Surveilance System) sangat mendesak untuk dilaksanakan dan disebarluaskan.

C. Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan

Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, Departemen Kesehatan melakukan pengelolaan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, sebagai rujukan regional dan nasional bagi fasilitas kesehatan lainnya di daerah. Sampai dewasa ini sebenarnya cukup banyak pembangunan kesehatan yang dilaksanakan berdasarkan asas dekonsentrasi dan asas pembantuan. Pemahaman dan pengutamaan konteks, proses, dan penyelenggara dari pelaksanaan kedua asas tersebut perlu lebih jelas dan fokus lagi. Selain itu perlu digarisbawahi bahwa pelaksanaan pembanguna kesehatan secara nasional akan gagal jika pusat tidak atau kurang memperhatikan kenyataan kemampuan keuangan berbagai daerah yang terbatas. Dari pengalaman beberapa tahun terakhir, kejadian berbagai keadaan darurat/life saving yang berskala nasional di berbagai daerah, memerlukan pelayanan kesehatan yang bersifat khusus dan langsung dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan.

Dalam pelayanan kesehatan pada keadaan darurat/life saving yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan tersebut, masih perlu ditingkatkan. Penajaman sasaran pembangunan kesehatan selama ini perlu ditingkatkan terutama untuk pemberian subsidi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi penduduk miskin. Departemen Kesehatan telah menetapkan kebijakan yang mendasar, yakni membebaskan pembiayaan bagi keluarga miskin yang berobat ke Puskesmas dan rumah sakit klas tiga. Upaya kesehatan yang bersifat public goods perlu lebih diutamakan. Di masa depan Departemen Kesehatan perlu lebih memberikan prioritas dalam upaya ini, untuk menekan terjadinya masalah kesehatan masyarakat, terutama yang akan menimpa masyarakat miskin. Bantuan fasilitas dari Pusat untuk mendukung pemberantasan penyakit menular (antara lain vaksin) masih perlu dibenahi, karena apabila hal ini dibebankan kepada daerah, maka sudah bisa dipastikan bahwa upaya pemberantasan ini akan kurang berhasil. Upaya kesehatan yang bersifat public goods ini harus berkualitas tinggi dan bisa dipertanggungjawabkan serta dipertanggunggugatkan kepada masyarakat. Disamping itu penyelenggaraan promosi kesehatan masih terbatas, dan perlu ditingkatkan baik intensitas maupun teknologinya yang sesuai dengan perkembangan sosial budaya masyarakat.

Dasar-dasar pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal agar dapat bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat manusia.

2. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat.

3. Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan dilakukan secara serasi dan seimbang oleh pemerintah dan masyarakat.

5 ARM K31/09 Makalah Manajement Kesehatan Kelompok 4

Page 6: Makalah Management KESEHATAN

Tujuan Pembangunan Kesehatan

Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk tercapainya tujuan utama sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.

3. Peningkatan status gizi masyarakat.

4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).

5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

D. Dasar Kebijakan Strategis Dalam Pembangunan Kesehatan

Memahami dasar-dasar pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan upaya mewujudkan nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk berpikir dan bertindak dalam pembangunan kesehatan. Nilai tersebut merupakan landasan dalam menghayati isu strategis, melaksanakan visi, dan misi sebagai petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan secara nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, yang meliputi: perikemanusiaan, adil dan merata, pemberdayaan dan kemandirian, pengutamaan dan manfaat.

VisiDinas Kesehatan sebagai pelaku dan penanggung jawab pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten Tangerang, dalam upaya mencapai visi pembangunan Kesehatan "Menuju Indonesia Sehata 2010" serta dengan memperhatikan Isu Strategi dan dasar pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 tersebut yaitu : 1) Perikemanusiaan, 2) Pemberdayaan dan Kemandirian, 3) Adil dan Merata dan 4) Pengutamaan dan Manfaat, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan yaitu : "Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat"

Dinas Kesehatan harus mampu sebagai penggerak dalam pembangunan kesehatan menuju masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat yaitu suatu kondisi dimana masyarakat Kabupaten Tangerang menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat rencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

MisiUntuk mewujudkan visi tersebut diatas, ditetapkan 3 (tiga) misi pembangunan kesehatan sebagai berikut :

6 ARM K31/09 Makalah Manajement Kesehatan Kelompok 4

Page 7: Makalah Management KESEHATAN

1. Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat.

2. Mendorong kemandirian masyarakat melalui peningkatan Pemberdayaan Kesehatan Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya.

3. Meningkatkan kemitraan dengan seluruh perilaku di bidang kesehatan.

Untuk mewujudkan Visi Dinas Kesehatan pada tahun 2013 dan sesuai dengan Misi yang telah ditetapkan, maka dalam periode 2008 – 2013 pembangunan kesehatan dilaksanakan strategi sebagai berikut :

1. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pelayanan kesehatanSesuai dengan fungsi Dinas Kesehatan sebagai pemberi pelayana kesehatan kepada masyarakat, maka Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) harus diutamakan, disamping peningkatan kualitas Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).

Dalam memfasilitasi upaya revitalisasi sistem pelayanan kesehaatan dasar dan rujukannya, dilakukan dengan :

Setiap orang miskin mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu.

1. Setiap bayi, anak, ibu hamil dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dari penyakit.

2. Optimalisasi Pengolaan Administrasi Kesehatan.

3. Optimalisasi Puskesmas/Puskesmas Pembantu, PKM Poned dan PKM DTP.

4. Peningkatan Jejaring Pelayanan Kesehatan dan Sistem Rujukan.

5. Peningkatan perlindungan terhadap pemberi dan penerima pelayan kesehatan.

2. Meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan Sistem Informasi KesehatanSistem Informasi Kesehatan merupakan pendukung tercapainya kualitas pelayanan kesehatan yang perlu dibangun dan dikembangkan melalui :

1. Peningkatan Sarana dan Kapasitas Sumber Daya Manusia.

2. Peningkatan Jejaring Sistem Informasi Kesehatan

3. Meningkatkan mutu dan pendayagunaan sumber daya kesehatan yang optimal1. Optiomalisasi pendayagunaan dan prasarana,

2. Di setiap desa tersedia Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang kompeten dan sarana pelayanan kesehatan.

4. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan pengendalian penyakitPeningkatan surveilans dan monitoring dilaksanakan dengan meningkatkan peran

7 ARM K31/09 Makalah Manajement Kesehatan Kelompok 4

Page 8: Makalah Management KESEHATAN

aktif masyarakat dalam pelaporan masalah kesehatan di wilayahnya disertai dengan peningkatan jejaring surveilans.

Disamping itu dikembangkan dan ditingkatkan pula sistem peringatan dini (early warning system) dan penunjang kedaruratan kesehatan untuk mengantisipasi terjadinya KLB. Pengendalian penyakit melalui perbaikan lingkungan dan pengendalian vektorm dilaksanakan dengan upayan pemenuhan sarana sanitasi dasar Rumah Tangga dan pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan kebersihan lingkungan.

5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehatDalam upaya pembangunan kesehatan, maka peran aktif dari masyarakat sangat diperlukan, Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan mendorong masyarakat agar mampu secara mandiri menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan kesinambungan pelayanan kesehatan, yang dapat dilaksanakan melalui :

1. Peningkatan Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).

2. Peningkatan keluarga sadar gizi.

3. Peningkatan dan Pembangunan UKBM.

4. Pengembangan kemitraan dengan organisasi non pemerintah dan institusi lain.

6. Membentuk dan mengoptimalkan desa siaga diseluruh kecamatanDalam pemberadayaan masyarakat perlu terus dikembangkan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) serta Upaya Kesejatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dalam rangka mewujudkan “Desa Siaga” menuju Desa Sehat. Pengembangan Desa Siaga harus melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terutama PKK, organisasi keagamaan dan sektor swasta. Keberhasilan Desa Siaga ditandai antara lain dengan berkembangnya perilaku hidup bersih dan sehat serta dikembangkannya UKBM yang mampu memberikan pelayanan prmotif, preventif, kuratif, keluarga berencanam perawatan kehamilan, pertolongan persalinan, gizi dan penanganan darurat kesehatan.

7. Meningkatkan pembiayaan kesehatanUntuk menjamin ketersediaan sumberdaya pembiayaan kesehatan, maka dilakukan advokasi dan sosialisasi kepada semua penyandang dana, baik pemerintah daerah, DPRD maupun masyarakat termasuk swasta.

Dalam upaya pengelolaan sumberdaya pembiayaan yang efektif dan efisien, dilaksanakan melalui :

1. Penyusunan perencanaan anggaran kesehatan berbasis kinerja.

2. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat ditingkatkan dengan penglolaan hasil pendapatan dari pelayanan kesehatan dengan efektif dan efisien.

3. Peningkatan akuntabilitas dalam pelayanan.

8 ARM K31/09 Makalah Manajement Kesehatan Kelompok 4

Page 9: Makalah Management KESEHATAN

8. Meningkatkan jejaring pembangunan kesehatan dan sistem kesehatan daerahDinas Kesehatan Kabupaten Tangerang bertanggung jawab untuk perencanaan dan pengembangan Sistem Kesehatan di wilayahnya dan pelaksanaan program kesehatan.

E. Isu Strategis

Dari uraian perkembangan dan permasalahan tersebut, maka isu strategis yang dihadapi oleh masyarakat di inonesia dalam waktu jangka panjang adalah:

1. Dari lingkup pembangunan kesehatan secara keseluruhan, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal. Derajat kesehatan masyarakat Indonesia pada umumnya masih rendah dan berbagai lingkungan strategis, termasuk globalisasi, masih kurang mendukung pembangunan kesehatan.

2. Sistem perencanaan dan penganggaran Departemen Kesehatan belum optimal, salah satu sebabnya adalah kurangnya dukungan informasi yang memadai. Disamping itu sistem pengendalian, pengawasan, dan pertanggung-jawaban kinerja Departemen Kesehatan belum berjalan lancar, karena dukungan dan kepastian hukum yang belum jelas.

3. Standar dan pedoman pelaksanaan pembangunan kesehatan dirasakan masih kurang memadai, baik jumlah maupun kualitasnya. Penelitian dan pengembangan kesehatan belum optimal termasuk pemanfaatan hasil-hasil penelitian. Pengembangan pemberdayaan masyarakat dan sumberdaya kesehatan, juga masih belum merata dan belum sesuai seperti yang diharapkan.

4. Dukungan Departemen Kesehatan untuk melaksanakan pembangunan kesehatan masih terbatas, terutama dalam penanganan penduduk miskin, promosi kesehatan, gizi buruk, penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, surveilans, imunisasi, pelayanan kesehatan di daerah terpencil, dan perbatasan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan.

9 ARM K31/09 Makalah Manajement Kesehatan Kelompok 4

Page 10: Makalah Management KESEHATAN

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa pembangunan kesehatan sangat berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakt Indonesia, hal tersebut dapat dilihat dari tujuan, kebijakan, dan visi, misi nya juga. Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan yang telah dicanangkan sejak tahun 1999, sebagai paradigma baru dan merupakan salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional menuju Indonesia Sehat 2010, yang kelangsungannya mutlak memerlukan dukungan dan kerjasama lintas sektor. Pembangunan berwawasan kesehatan ini juga diperkuat dengan adanya perubahan amandemen UUD 1945, TAP MPR no. 3 Tahun 2000, dan TAP MPR no. VI Tahun 2002. Namun komitmen politik ini, belum dapat direalisasikan sebagaimana yang diharapkan. Dan dari berbagai permasalahan yang ada dalam mewujudkan Indonesia sehat dapat di tarik berbagai isu strategis yang harus di hadapi oleh masyarakat Indonesia sekarang ini, yang juga merupakan tanggung jawab dai department kesehatan seperti pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal, kurangnya dukungan informasi yang memadai sehingga sistem perencanaan dan penganggaran Departemen Kesehatan belum optimal, standar dan pedoman pelaksanaan pembangunan kesehatan dirasakan masih kurang memadai, baik jumlah maupun kualitasnya dan dukungan Departemen Kesehatan untuk melaksanakan pembangunan kesehatan masih terbatas.

2. Saran

Menurut kami, kita sebagai warga Negara dan masyarakat Indonesia sudah seperlunya kita turut serta dalam pembangunana kesehatan ini, dan kita jangan lah selalu hanya bias memprotes dan mengeluh akan pemerintahan yang kurang perhatian, atau apa saja. Tapi kita harus ikut bejuang, misalnya saja dari yang paling kecil seperti memperhatikan kebersihan diri kita sendiri, kemudian ke keluarga, lingkungan sekitar dan seterusnya sampai tercapainya derajat kesehatan yang tertinggi.

10 ARM K31/09 Makalah Manajement Kesehatan Kelompok 4

Page 11: Makalah Management KESEHATAN

DAFTAR PUSTAKA

Renstra DEPKES 2005-2009, www.depkes.go.id

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembangunan_nasional&action=edit&redlink=1

http://www.puskel.com/author/puskel/

11 ARM K31/09 Makalah Manajement Kesehatan Kelompok 4