MAKALAH LIMBAH

6
BAB I PENDAHULUAN Ber bag ai kas us pen cemaran lingkung an dan membur ukn ya kes ehat an masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari  berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini diseb abkan ka ren a pena nganan dan pe ngolahan li mbah tersebut belum mendapatkan perhatian yang serius. Sebenarnya, keberadaan limbah cair dapat memberikan nilai negatif bagi suatu kegiatan industri. Namun, penanganan dan  pengolahannya membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga kurang mendapatkan perhatian dari kalangan pelaku industri, terutama kalangan industri kecil dan menengah. Ked elai dan pro duk mak ana n yang dih asil kannya mer upa kan sumber makanan yang dapat di peroleh de ngan mudah dan murah serta me mil iki kandungan gizi yang tinggi. Industri tempe dan tahu menghasilkan limbah organik  baik dalam bentuk cair maupun padat, namun kebanyakan industri tersebut membuang limbahnya secara langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga mencemari lingkungan. Teknologi pengolahan limbah baik cair maupun padat merupakan kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan limbah cair dan limbah padat baik domestik maupun industri yang dibangun harus dap at dio per asikan dan dipeli hara mas yar akat sete mpa t. Jadi teknol ogi yan g dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Indu stri tahu mengandu ng banya k bahan organ ik dan padatan terlarut. Untuk memproduksi 1 ton tahu dihasilkan limbah sebanyak 3.000 - 5.000 liter. Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu. Pada umumnya penang anan limbah cair dari industri ini cuku p ditan gani dengan system bilogis, hal ini karena polutannya merupakan bahan organic seperti karbohidrat, vitamin, protein sehingga akan dapat didegradasi oleh pengolahan secara biologis. Tujuan dasar pengolahan limbah cair adalah untuk menghilangkan

Transcript of MAKALAH LIMBAH

7/16/2019 MAKALAH LIMBAH

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-limbah-563386255d560 1/6

BAB I

PENDAHULUAN

Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan

masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari

 berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal

ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut belum

mendapatkan perhatian yang serius. Sebenarnya, keberadaan limbah cair dapat

memberikan nilai negatif bagi suatu kegiatan industri. Namun, penanganan dan

 pengolahannya membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga kurang

mendapatkan perhatian dari kalangan pelaku industri, terutama kalangan industri

kecil dan menengah.

Kedelai dan produk makanan yang dihasilkannya merupakan sumber 

makanan yang dapat diperoleh dengan mudah dan murah serta memiliki

kandungan gizi yang tinggi. Industri tempe dan tahu menghasilkan limbah organik 

 baik dalam bentuk cair maupun padat, namun kebanyakan industri tersebut

membuang limbahnya secara langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih

dahulu sehingga mencemari lingkungan.

Teknologi pengolahan limbah baik cair maupun padat merupakan kunci

dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan

limbah cair dan limbah padat baik domestik maupun industri yang dibangun harus

dapat dioperasikan dan dipelihara masyarakat setempat. Jadi teknologi yang

dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.

Industri tahu mengandung banyak bahan organik dan padatan terlarut.

Untuk memproduksi 1 ton tahu dihasilkan limbah sebanyak 3.000 - 5.000 liter.

Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari proses merendam kedelai serta proses

akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu.

Pada umumnya penanganan limbah cair dari industri ini cukup ditangani

dengan system bilogis, hal ini karena polutannya merupakan bahan organic seperti

karbohidrat, vitamin, protein sehingga akan dapat didegradasi oleh pengolahan

secara biologis. Tujuan dasar pengolahan limbah cair adalah untuk menghilangkan

7/16/2019 MAKALAH LIMBAH

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-limbah-563386255d560 2/6

sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut, kadang-kadang juga untuk 

 penyisihan unsur hara (nutrien) berupa nitrogen dan fosfor.

PENANGANAN AIR LIMBAH TAHU MELALUIPENGEMBANGAN MODEL USAHA INDUSTRI NATA DE SOYA

DI KOTAMADYA BENGKULU 

I. P. Handayani, P. Prawito dan H. Bustamam 

Fakultas Pertanian, UNIB 

 Di Kodya Bengkulu, pencemaran akibat air limbah tahu merupakan masalah

utama yang mengganggu kesehatan lingkungan. khususnya pada musim kemarau.

Selama ini air limbah tahu tersebut belum pernah dimanfaatkan, padahal limbahtersebut mempunyai peluang ekonomis dan potensi gizi yang baik bila diolah

menjadi produk pangan nato de soya. Oleh karena itu, pengembangan model 

usaha nata de soya perlu dilakukan guna mengatasi pencemaran lingkungan di

wilayah pemukiman sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat. Kegiatan

ini bertujuan untuk membina pengusaha tahu dalam masyarakat di sekitar 

industri tahu dalam hubungannya dengan proses produksi, pengemasan dan

 pemasaran nata de soya. Pelatihan dan pendampingan bertujuan untuk 

membimbing peserta supaya dapat melakukan keseluruhan proses produksi dan

 pemasaran nata de soya dan memotivasi masyarakat sekitar industri tahu agar 

dapat mengembangkan wirausaha tersebut secara mandiri. Bahan baku yang 

digunakan dalam pembuatan nata de soya berasal dari limbah cair asal industri

7/16/2019 MAKALAH LIMBAH

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-limbah-563386255d560 3/6

tahu "Azis". Khalayak sasaran yang dipilih adalah seluruh pegawai industri tahu

"Azis", kelompok PKKI kelompok Remaja Putri dan kelompok Arisan Keluarga

desa Kebun Beler, Kecamatan Gading Cempaka Kotamadya Bengkulu. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa air limbah tahu mempunyai potensi dan peluang 

untuk dikembangkan menjadi produk , nata de soya secara massal apabila limbah

 yang dihasilkan lebih dari 15 liter per hari. Produk nata de soya yang dipasarkan

lebih disukai konsumen dalam bentuk siap saji dengan berbagai kemasan dan

rasa. Hasil uji coba dan pendampingan juga membuktikan bahwa model usaha

nata de soya di Kodya Bengkulu dapat memberikan peluang bisnis akrab

lingkungan yang dapat berdampak positif terhadap perekonomian dan gizi

masyarakat. khususnya masyarakat sekitar industri tahu.

Senin, 25 Februari 2008

Sumber : http://www.w3.org 

BAB II

PEMBAHASAN

II. 1 Limbah Cair Industri Pengolahan Tahu

Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu

adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih.

Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai.

Limbah cair ini sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu

sehingga menghasilkan bau busuk dan mencemari sungai. Sumber limbah cair 

lainnya berasal dari pencucian kedelai, pencucian peralatan proses, pencucian

lantai dan pemasakan serta larutan bekas rendaman kedelai. Jumlah limbah cair 

yang dihasilkan oleh industri pembuat tahu kira-kira 15-20 l/kg bahan baku

kedelai, sedangkan bahan pencemarnya kira-kira untuk TSS sebesar 30 kg/kg

 bahan baku kedelai, BOD 65 g/kg bahan baku kedelai dan COD 130 g/kg bahan

 baku kedelai (EMDI & BAPEDAL, 1994).

Industri pembuatan tahu harus berhati-hati dalam program kebersihan

 pabrik dan pemeliharaan peralatan yang baik karena secara langsung hal tersebut

dapat mengurangi kandungan bahan protein dan organik yang terbawa dalam

limbah cair. Kunci untuk mengurangi pencemaran adalah mencegah bahan-bahan

yang masih bermanfaat terbawa limbah cair. Larutan bekas pemasakan dan

 perendaman dapat didaur ulang kembali dan digunakan sebagai air pencucian

7/16/2019 MAKALAH LIMBAH

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-limbah-563386255d560 4/6

awal kedelai. Perlakuan hati-hati juga dilakukan pada gumpalan tahu yang

terbentuk dilakukan seefisien mungkin untuk mencegah protein yang terbawa

dalam air dadih (EMDI & BAPEDAL, 1994).

Perombakan (degradasi) limbah cair organik akan menghasilkan gas

metana, karbondioksida dan gas-gas lain serta air. Perombakan tersebut dapat

 berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Pada proses aerobik limbah cair 

kontak dengan udara, sebaliknya pada kondisi anaerobik limbah cair tidak kontak 

dengan udara luar (Sugiharto, 1987).

II. 2 Penanganan Limbah Air Tahu Menjadi Nata de Soya

Salah satu tujuan dari penanganan limbah dalam industri pangan adalah

agar limbah dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan mentah baru atau produk 

 baru.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menangani limbah air tahu ini,

misalnya dengan teknik bio-prosess, metode kayu apu, atau dengan cara

fermentasi. Dalam makalah ini, kami akan membahas penanganan limbah tahu

dengan cara fermentasi, yaitu dengan di buatnya Nata de Soya dari air limbah

tahu. Pembutan Nata de Soya ini tidak hanya akan mengurangi pencemaran

terhadap lingkungan dan masyarakat tetapi juga memiliki peluang ekonomis dan

 potensi gizi yang baik.

Menurut Kepala Balai Pengembangan Makanan, Balai Besar Penelitian

dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian (BBIHP) Bogor, Ir Basrah, yang

 bersama Ir Dadang Supriatna telah meneliti hal tersebut, nata adalah sejenis

makanan penyegar yang bahan bakunya kini dari air kelapa dan biasa dikenal

dengan sebutan nata de coco.

Sebagai makanan atau lauk pauk yang realtif murah dan bergizi, tahu juga

dikenal berprotein tinggi. Jika ditinjau dari komposisi kimianya, ternyata air 

limbah tahu mengandung nutrien-nutrien (protein, karbihidrat, dan bahan-bahan

lainnya) yang jika dibiarkan dibuang begitu saja ke sungai justru dapat

menimbulkan pencemaran.

7/16/2019 MAKALAH LIMBAH

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-limbah-563386255d560 5/6

Whey tahu selain mengandung protein juga mengandung vitamin B

terlarut dalam air, lesitin dan oligosakarida. Whey tahu mempunyai prospek unutk 

dimanfaatkan sebagai media fermentasi bakteri, diantaranya bakteri asam asetat

 Asetobacter sp termasuk bakteri Asetobacter xylinum.  Asetobacter xylinum dapat

mengubah gula subtat menjadi gel selulosa yang biasa dikenal dengan nata.

Teknologi pembuatan nata de soya cukup sederhana karena semua bahan

 baku baik limbah tahu maupun enzimnya yaitu Asetobacter xylinum semuanya

dapat diperoleh dengan mudah.

Dengan pertolongan bakteri tersebut (Asetobacter xylinum) maka

komponen gula yang ditambahkan ke dalam subtrat air limbah tahu dapat diubah

menjadi suatu bahan yang menyerupai gel dan terbentuk di permukaan media.

Pembuatan nata de soya adalah limbah cair tahu yang masihsegar disaring dan dipanaskan kemudian ditambahkan gulapasir, pupuk urea, fosfat dengan cara dilarutkan dalam limbahtahu yang panas dan dimasukkan ke dalam panci melalui

saringan kain lalu dimasak sampai mendidih selama 5-10 menit.

Setelah itu ditambahkan asam asetat glasial sehingga mencapai pH sekitar 4 dalam larutan yang masih hangat sambil diaduk.Selanjutnya larutan tadi dimasukkan ke dalam tempat fermentasidan ditutup dengan wadah kertas dan diikat dengan karet,dibiarkan hingga dingin.

Setelah campuran dingin ditambahkan starter dan disimpan ditempat datar selama 8-12 hari, selama penyimpanan wadah tidak boleh digoyang atau diganggu.

7/16/2019 MAKALAH LIMBAH

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-limbah-563386255d560 6/6

Lalu setelah 8-12 hari nata yang terbentuk diambil, dicuci dandirendam dengan air berulang kali hingga rasa asam asetat  

hilang. Kemudian nata dapat disimpan dalam kulkas ataudipasarkan.