Makalah Air Limbah Acc

36
AIR LIMBAH Indonesia pada saat ini memiliki masalah mengenai pencemaran lingkungan terutama pencemaran lingkungan perairan antara lain oleh air limbah, baik limbah industri, pertanian maupun limbah rumah tangga. Dari semua sumber pencemar lingkungan, pencemaran yang diakibatkan oleh limbah rumah tangga menempati urutan pertama (40%) diikuti kemudian oleh limbah industri (30%) dan sisanya limbah rumah sakit, pertanian, peternakan, atau limbah lainnya. (Kurniadie,1998) Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Bab I Pasal 1.3) Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan, pertanian, dan sebagainya. Komponen utama limbah cair adalah air (99%) sedangkan komponen lainnya bahan padat yang bergantung asal buangan tersebut. (Rustama et. al, 1998). Air limbah merupakan salah satu hasil dari aktifitas hidup manusia. Hal tersebut keberadaannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial - ekonomi masyarakat itu sendiri dan aktifitas manusia. Sumber air limbah dari aktifitas manusia berkaitan dengan penggunaan air seperti mandi, mencuci, tempat cuci,WC, industri dan lain-lain. Kualitas air limbah yang dihasilkan tersebut sangat beragam, tergantung dari sumber dan sistem pengolahan yang digunakan. Sehingga 1

Transcript of Makalah Air Limbah Acc

Page 1: Makalah Air Limbah Acc

AIR LIMBAH

Indonesia pada saat ini memiliki masalah mengenai pencemaran lingkungan terutama

pencemaran lingkungan perairan antara lain oleh air limbah, baik limbah industri,

pertanian maupun limbah rumah tangga. Dari semua sumber pencemar lingkungan,

pencemaran yang diakibatkan oleh limbah rumah tangga menempati urutan pertama (40%)

diikuti kemudian oleh limbah industri (30%) dan sisanya limbah rumah sakit, pertanian,

peternakan, atau limbah lainnya. (Kurniadie,1998)

Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja

manusia dari lingkungan permukiman. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2005 Bab I Pasal 1.3)

Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak

dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan, pertanian, dan

sebagainya. Komponen utama limbah cair adalah air (99%) sedangkan komponen lainnya

bahan padat yang bergantung asal buangan tersebut. (Rustama et. al, 1998).

Air limbah merupakan salah satu hasil dari aktifitas hidup manusia. Hal tersebut

keberadaannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial - ekonomi masyarakat itu sendiri

dan aktifitas manusia. Sumber air limbah dari aktifitas manusia berkaitan dengan

penggunaan air seperti mandi, mencuci, tempat cuci,WC, industri dan lain-lain. Kualitas

air limbah yang dihasilkan tersebut sangat beragam, tergantung dari sumber dan sistem

pengolahan yang digunakan. Sehingga kualitas air limbah akan semakin baik jika di

tangani atau diolah dengan sistem pengolahan yang tepat.

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi

dan/atau komponen lain ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan

manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukannya. Dengan itu akan menyebabkan terbentuknya air limbah.

I. Pendahuluan

Air limbah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia

sehari-hari, oleh sebab itu air limbah ini akan selalu diupayakan.agar tidak mempengaruhi

kondisi lingkungan dan kesehatan manusia. Karena jika air limbah yang dihasilkan dari

aktifitas manusia tersebut tidak saja memepengaruhi aspek lingkungan dan kesehatan,

1

Page 2: Makalah Air Limbah Acc

bahkan akan mempengaruhi produktifitas kerja manusia yang tinggal di dalam lingkungan

yang tidak sehat.

Pada zaman dahulu orang belum mengolah air limbah yang dihasilkan,karena

kuantitas air limbah belum mempengaruhi kondisi lingkungan dan kualitasnya dapat diolah

sendiri secara alamiah yang dikenal dengan self purifications.

Tetapi sekarang, dimana pertumbuhan manusia cukup tinggi, sedangkan sumber

daya air, baik kuantitas maupun kualitasnya semakin menurun , khsusunya air tanah mulai

tercemar oleh air limbah rumah tangga yang tidak dikendalikan dengan baik.

Berkembangnya teknologi pengolahan air limbah maka instalasi maupun komponen

instalasi yang digunakan saat ini banyak menggunakan teknologi yang modern pula.

Namun demikian adanya keterbatasan khususnya dalam operasi dan pemeliharaan

instalasi pengolahan air limbah, maka kondisi masyarakat indonesia masih memerlukan

teknologi yang sesuai dengan kondisi sosial dan ekonomi Indonesia saat ini.

Pengolahan air limbah mulai dari perdesaan, kota kecamatan hingga kota besar,

penggunaan instalasi pengolahan air limbah dalam bentuk instalasi individual seperti

Tangki Septik atau Cubluk, masih sesuai dengan tingkat pelayanan penyehatan lingkungan

bagi masyarakat yang terdapat di pedesaan. dikota kecil maupun kota di kota besar.

Untuk mengetahui apakah pengolahan air limbah dari sumbernya layak atau tidak, dapat

dilihat dari berbagai kasus pada tiap pembangunan perumahan yang kurang atau bahkan

tidak sama sekali memperhatikan standar yang ada sebagai pedoman ataupun guide line

pembangunan sistem pengolahan air limbah.

Apabila air limbah dari sumber tersebut diketahui tidak memenuhi syarat-syarat

yang ditentukan maka diperlukan pengolahan terlebih dahulu. Teknologi pengolahan air

limbah yang dipilih harus dapat meningkatkan kualitas air efluent dari sistem yang

digunakan baik secara fisik, kimia maupun bakteriologis. Karena kualitas air efluent dari

suatu sistem yang memenuhi persyartan baku mutu air limbah maka kondisi sanitasipun k

akan tercipta dengan baik.

Selain penanganan air limbah rumah tangga yang memenuhi persyaratan kesehatan,

diperlukan pula penyediaan air bersih, sampah dan pembuangan air hujan yang memenuhi

persyaratan kesehatan lingkungan, sehingga akan tercipta kondisi lingkungan yang sehat

dan pada akhirnya akan berdapampak pula pada kesehatan dan produktifitas kerja dari

masyarakat itu sendiri.

Permasalahan sanitasi pemukiman kota yang hingga saat ini masih belum tergarap

dengan baik yaitu pembuangan air limbah rumah tangga dan pembuangan sampah, dimana

2

Page 3: Makalah Air Limbah Acc

sebahagian besar masyarkat masih membuang limbah rumah tangga ke saluran terbuka

yang menimbulkan lingkungan permukiman menjadi kotor dan merupakan salah satu dari

penyebab banjir akibat penyumbatan gorong-gorong oleh sampah yang dibuang ke saluran

air limbah dan ke saluran drainase. Disisi lain saluran drainase lingkungan yang ada kurang

dapat berfungsi sebagaimana mestinya karena pendangkalan dan tidak memperhatikan

aspek lingkungan dan siklus hidrologi serta yang paling utama adalah pemeliharaan.

Industri sesungguhnya menggunakan air jauh labih sedikit apabila dibandingkan

dengan irigasi, namun dampaknya mungkin parah, dipandang dari dua segi. Pertama,

penggunaan air bagi industri sering tidak diatur dalam kebijakan sumber daya air nasional,

maka cenderung berlebihan. Kedua, pembuangan limbah industri yang tidak diolah dapat

menyebabkan air permukaan atau air bawah tanah menjadi terlalu berbahaya untuk

dikonsumsi.

Penggunaan air bagi industri seringkali juga sangat tidak efisien. Karena tidak

dapat memasok kebutuhan industri melalui sistem yang dikelola oleh pemerintah daerah,

dan karena dorongan yang menggebu untuk pertumbuhan ekonomi, perusahaan industri

mengembangkan sendiri jaringan airnya secara swasta. Biaya air semacam ini seringkali

sangat rendah, dan karena biaya tersebut hanya merupakan bagian kecil dari seluruh biaya

manufaktur, maka mereka tidak merasa terdorong untuk mengadakan konservasi. Sebagai

contoh di Bangkok, Thailand, yang sangat menderita akibat penghisapan air bawah tanah

yang berlebihan, biaya yang harus dikeluarkan air dari perusahaan air metropolitan berlipat

delapan kali dari biaya yang diperlukan untuk memompa air tanah secara swasta.

Banyaknya air yang diperlukan untuk manufaktur dapat sangat berbeda-beda,

tergantung pada proses industri yang diterapkan dan ukuran daur ulangnya. Memproduksi

satu ton baja dapat saja menghabiskan sampai 190.000 liter air atau hanya 4.750 liter, dan

satu ton kertas dapat menghabiskan sampai 340.000 liter atau hanya 57.000 liter.

Pengaturan yang tepat untuk penyedotan air dan pengenaan biaya yang benar untuk air

tersebut akan dapat mendorong orang untuk menggunakannya secara lebih efisien tanpa

harus mempengaruhi biaya produksi secara mencolok. Biaya penggunaan air, bahkan di

negara-negara yang tarifnya pun sudah sesuai dengan biaya menyeluruh pemeliharaan

sumber, biasanya hanya merupakan bagian yang sangat kecil (1% sampai 3%) dari biaya

produksi industri.

Tabel 2: Kemungkinan Pembatasan Penyakit Melalui Pasokan Air dan Sanitasi

Jenis penyakit Perkiraan banyaknya kasustiap tahun di negara-

Kemungkinan penyusutan lewat peningkatan pasokan air

3

Page 4: Makalah Air Limbah Acc

negara berkembang (kecuali cina)

dan sanitasi

Diare (murus)875 juta 225 juta (26%)

Cacing gelang (askaris) 900 juta 260 juta (26%)

Cacing guinea4 juta 3 juta (78%)

Cacing tambang800 juta 615 juta (77%)

Trakoma 500 juta 135 juta (27%)

Karena keterbatasan data, semua angka di atas mengacu kepada kasus sakit, bukan kematian. Lagi pula hendaknya dicatat bahwa tindakan yang diambil dapat mengurangi kasus kematian tetapi bukan kasus sakit.

Sumber: Berdasar tulisan Esrey, Steven A., dkk, "Manfaat Kesehatan dari Perbaikan dalam Pasokan Air dan Sanitasi. Laporan Teknik No. 66 Pasokan Air dan Sanitasi Arlington, Virginia: Proyek Air dan Sanitasi untuk Kesehatan, Juli 1990.

Bahkan di industri-industri yang "padat air" jumlah air yang dipakai sangat kecil

biasanya 20% pada industri pengolahan pangan, 25% pada industri kertas, dan 33% pada

tekstil. Sisanya didaur-ulang (kecenderungan ini semakin meningkat di negara-negara

industri) atau dikeluarkan sebagai limbah cair. Penentuan tarif yang lebih realistik,

meskipun penting untuk sektor ini, tetap saja tidak merupakan dorongan untuk penggunaan

yang lebih efisien. Yang lebih penting adalah pengetatan alokasi air dan persyaratan

pengendalian pencemaran yang lebih keras. Contohnya seperti Israel yang memiliki

peraturan standar penggunaan air untuk berbagai macam industri, dan memberi alokasi

pembagian air yang disesuaikan. Sebagai hasilnya, di negara itu rata-rata penggunaan air

per unit produksi industri anjlok hingga 70% selama dua dekade ini.

Air buangan industri sering dibuang tanpa melalui proses pengolahan apapun. Air

tersebut dibuang langsung ke sungai dan saluran-saluran, mencemarinya, dan pada

akhirnya juga mencemari lingkungan laut, atau kadang-kadang buangan tersebut dibiarkan

saja meresap ke dalam sumber air tanah. Kerusakan yang diakibatkan oleh buangan ini

sudah melewati proporsi volumenya. Banyak bahan kimia modern begitu kuat sehingga

sedikit kontaminasi saja sudah cukup membuat air dalam volume yang sangat besar tidak

dapat digunakan untuk minum tanpa proses pengolahan khusus.

Cara menolongnya adalah pencegahan bukan penyembuhan. Seperti laporan dari

Bank Dunia dan Bank Investasi Eropa berjudul Pencemaran Industri di Kawasan Laut

4

Page 5: Makalah Air Limbah Acc

Tengah: "Perbaikan pada efisiensi dalam pengoperasian dan pemulihan sumber air jauh

lebih baik dan kemungkinan besar akan memberikan hasil yang lebih banyak daripada

pengolahan pada akhir proses yang mahal, sebab banyak masalah pencemaran berkaitan

langsung dengan masalah-masalah pengoperasian dan pemeliharaan, serta rendahnya niat

untuk konservasi dan pemulihan sumber air".

Kiranya pantas dicatat bahwa statistik yang dipaparkan pada Tabel 1 tersebut

hampir dapat dipastikan terlalu optimistik. Misalnya, statistik tersebut tidak

mengungkapkan mutu layanan yang mungkin saja rendah dan dapat mengancam

lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sangat sering statistik itu mengasumsikan bahwa

sekali dibentuk, sebuah sistem akan terus bekerja dengan baik, padahal keadaan

sesungguhnya tidak selalu demikian.

Masalahnya bukan hanya karena tidak cukup persediaan air; air yang ada itu pun

tidak dikelola secara layak atau dibagikan secara merata.

Dari cuplikan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa air tercemar adalah air

yang mengandung bahan-bahan asing dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapkan

sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu, misalnya untuk air

minum, pertanian, perikanan, dll.

1. Sumber-sumber Pencemaran Air

Pencemaran air akibat kegiatan manusia tidak hanya disebabkan oleh limbah rumah

tangga, tetapi juga oleh limbah pertanian dan limbah industri. Semakin meningkatnya

perkembangan industri, dan pertanian saat ini, ternyata semakin memperparah tingkat

pencemaran air, udara, dan tanah. Pencemaran itu disebabkan oleh hasil buangan dari

kegiatan tersebut.

Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung dibuang ke badan

air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dulu, atau proses

pengolahan yang dilakukan belum memadai. Pengolahan limbah bertujuan

memperkecil tingkat pencemaran yang ada agar tidak membahayakan lingkungan

hidup.

Sumber-sumber Pencemaran Air Meliputi:

1. Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga merupakan pencemar air terbesar selain limbah-limbah

industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya. Limbah rumah tangga akan

5

Page 6: Makalah Air Limbah Acc

mencemari selokan, sumur, sungai, dan lingkungan sekitarnya. Semakin besar

populasi manusia, semakin tinggi tingkat pencemarannya.

Limbah rumah tangga dapat berupa padatan (kertas, plastik dll.) maupun cairan (air

cucian, minyak goreng bekas, dll.). Di antara limbah tersebut ada yang mudah

terurai yaitu sampah organik dan ada pula yang tidak dapat terurai è Sampah dan

Pengelolaannya.

Limbah rumah tangga ada juga yang memiliki daya racun tinggi, misalnya sisa

obat, baterai bekas, air aki. Limbahlimbah tersebut tergolong bahan berbahaya dan

beracun (B3).

Tinja, air cucian, limbah kamar mandi dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau

pencemar biologis (seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya) yang akan

mengikuti aliran air.

2. Limbah Lalu Lintas

Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari kapal

tangker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil-mobil tangki minyak dapat

mengotori air tanah. Selain terjadi di darat, pencemaran lalu lintas juga sering

terjadi di lautan. Semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan.

Gambar (18). Limbah dari Kegiatan Rumah Tangga

6

Page 7: Makalah Air Limbah Acc

Gambar (19). Limbah dari Kegiatan Lalu Lintas

3. Limbah Pertanian

Limbah pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan

misalnya dari pestisida dan herbisida. Begitu juga pemupukan yang berlebihan.

Limbah pestisida dan herbisida mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak

terurai di alam sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar sungai,

danau serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme-organisme yang

hidup di dalamnya. Pada pemakaian pupuk buatan yang berlebihan akan

menyebabkan eutrofikasi pada badan air/perairan terbuka Ô Hubungan Timbal

Balik.

Gambar (20). Limbah dari Kegiatan Pertanian

4. Limbah Industri / Pertambangan

Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan organik maupun

anorganik. Secara umum zat-zat tersebut digolongkan menjadi:

Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium klorida yang berasal

dari kegiatan pertambangan, pabrik pupuk, pabrik kertas, dll.

Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolah bijih logam

dan bahan bakar fosil yang mengandung kotoran berupa ikatan belerang.

Senyawa organik seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri

penyamakan kulit dan industri cat.

7

Page 8: Makalah Air Limbah Acc

Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang berasal dari

industri pertambangan, cat, zat warna, baterai, penyepuhan logam, dll.

Zat-zat tersebut di atas jika masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran yang

dapat membahayakan makhluk hidup pengguna air tersebut, termasuk manusia.

Kegiatan pertambangan selain menghasilkan bahan-bahan kimia seperti di atas juga

menghasilkan endapan lumpur dalam jumlah besar. Jika turun hujan, lumpur ini

bisa terbawa aliran air hujan sampai ke sungai. Hal ini akan meningkatkan

kekeruhan air.

Gambar (21). Limbah dari Kegiatan Industri/ Pertambangan

5. Kegiatan Penebangan Hutan

Penebangan hutan secara besar-besaran dan berkelanjutan akan menyebabkan hutan

gundul dan mengakibatkan erosi pada musim hujan, sehingga terjadi pengikisan

humus dan pengikisan tanah. Pengikisan humus ini selain menyebabkan lahan kritis

juga akan menyebabkan pencemaran air. Air hujan yang jatuh akan langsung

mengalir di permukaan dengan membawa tanah dalam alirannya. Akibatnya

kualitas air permukaan menurun (menjadi keruh) karena terlalu banyak partikel-

partikel tanah di dalamnya.

 

Gambar (22). Penebangan Hutan

2. Akibat Pencemaran Air

8

Page 9: Makalah Air Limbah Acc

Pencemaran air dapat mengganggu peredaran air dan memungkinkan kualitas air

menurun sehingga tidak dapat dipakai sebagai air minum. Air yang bercampur zat-zat

pencemar dapat membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. 

Akibat yang dapat ditimbulkan oleh jenis pencemar tertentu antara lain: 

Pencemaran secara fisik, misalnya oleh limbah panas dari buangan pabrik yang

dapat menyebabkan peningkatan temperatur perairan. Temperatur air yang terlalu

tinggi, mengakibatkan matinya ikan dan hewan air lain, baik karena suhu air

menjadi tidak sesuai untuk hidup maupun karena rendahnya kadar oksigen terlarut.

Pencemaran secara kimia, misalnya oleh logam berat air raksa (merkuri). Air raksa

yang masuk ke perairan dan dikonsumsi, dapat mengganggu kesehatan manusia

karena dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel.

Pencemaran secara biologi, misalnya oleh bakteri-bakteri patogen. Bakteri patogen

di air bisanya penyebab infeksi saluran pencernaan seperti Vibro cholerae penyebab

kolera; Shigella dysenteriae penyebab disenteri basiler; Salmonella typhosa

penyebab tifus; dan Salmonella paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan

hepatitis.

Contoh-contoh lain : percobaan dan petunjuk didaktik è Hubungan Timbal Balik

Antara Manusia dan Lingkungan.

 

II. Pengolahanan Air Limbah

Air Limbah Rumah tangga

1. Sumber Air Limbah Rumah tangga

Sumber air limbah rumah tangga umumnya dari kamar mandi, tempat cuci, dapur dan

toilet/kakus. Air limbah dari kakus umumnya Pengolahan air imbah, sangat berkaitan

dengan karakteristik air limbah. Air limbah rumah tangga jika dilihat dari sumbernya

ada dua macam:

1) Air limbah rumah tangga yang bersumber dari toilet/kakus (black water)

2) Air limbah rumah tangga non kakus (grey water)

2. Karakteristik Air Limbah

Karakteristik air limbah rumah tangga non kakus berdasarkan hasil penelitian

Puslitbang Permukiman seperti pada tabel 1.

9

Page 10: Makalah Air Limbah Acc

Tabel 1 Kualitas air limbah non kakus (Grey Water) di Indonesia

No Parameter Satuan Konsentrasi1 pH - 8,52 Temperatur °C 243 Amonium Mg/L 104 Nitrat Mg/L 05 Nitrit Mg/L 0,0056 Sulfat Mg/L 1507 Phospat Mg/L 6,78 CO2 Mg/L 449 HCO3- Mg/L 107

10 DO Mg/L 4,0111 BOD5 Mg/L 18912 COD Mg/L 31713 Khlorida Mg/L 4714 Zat Organik mg/L KMnO4 55415 Detergen mg/L MBAS 2,716 Minyak Mg/L <0,05

Sumber: Laboratorium TL ITB tahun 1994

Karakterikstik air limbah rumah tangga dari WC/kakus seperti terlihat pada tabel 2

Tabel 2 Kualitas air limbah rumah tangga dari WC/Kakus di Indonesia

No Parameter Satuan Konsentrasi1 pH - 6,5 – 7,02 Temperatur °C 373 Amonium Mg/L 254 Nitrat Mg/L 05 Nitrit Mg/L 06 Sulfat Mg/L 207 Phospat Mg/L 308 CO2 Mg/L9 HCO3- Mg/L 120

10 BOD5 Mg/L 22011 COD Mg/L 61012 Khlorida Mg/L 4513 Total Coli MPN 3 X 10 5

Sumber: Laboratorium Balai Lingkungan Permukiman, 1994

Tinggi rendahnya mutu air limbah disuatu tempat dipengaruhi oleh karakteristik air

limbah secara fisik, kimia maupun biologi dengan parameter seperti berikut :

Fisik : Temperatur, Kekeruhan, Warna, dan Bau

10

Page 11: Makalah Air Limbah Acc

Kimia : pH, organik (karbohidrat, protein, lemak, fenol), anorganik (zat mineral

yang mengurangi O2, zat beracun dan logam berat).

Biologi : terdiri dari golongan mikroorganisma yang terdapat dalam air (golongan

koli)

Karakteristik fisik, kimia dan biologi terdapat hubungan yang saling bergantung

dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.

Sebagai contoh , temperatur air limbah berhubungan langsung dengan keaktifan

mikroorganisme, sehingga air limbah dapat membusuk dan bau, contoh lainnya

adalah adanya hubungan tak langsung antara mikroorganisma dengan karakteristik

kimia.

Untuk mengukur sampai berapa jauh tingkat pengotor air, maka dapat digunakan

beberapa parameter antara lain :

BOD (Biochemical Oxigen Demand), COD (Chemical Oxigen Demand), SS

(Suspended Solid), bakteri koli, dan golongan amoniak.

Parameter-parameter ini dipakai pula untuk mengukur kemampuan pengolahan air

limbah. Berdasarkan kekuatannya, air limbah digolongkan dalam 3 jenis yaitu :

kuat, sedang dan lemah.

Jenis kekuatan tersebut biasanya dinyatakan dengan tingkat BOD yaitu: Kuat, bila

nilai BOD > 300 mg/L Sedang, bila nilai BOD 100 -300 mg/L lemah, bila nilai

BOD < 100 mg/L

3. Pengolahan air limbah

Bentuk usaha di bidang prasarana dan sarana perumahan dan permukiman (air bersih,

sampah dan air limbah) dapat berupa:

a. Usaha patungan/kerjasama antara swasta dan Pemerintah Daerah sesuai dengan

Keputusan Presiden No. 7 Tahun 1998;

b. Diusahakan oleh swasta sendiri dengan pengawasan/izin Pemerintah Daerah

setempat.

Adapun penanganan pengolahan air limbah teridiri dari dua sistem:

1) Pengolahan sistem terpusat (off site)

2) Pengolahan sistem di tempat (on site)

11

Page 12: Makalah Air Limbah Acc

Pengolahan air limbah yang dilakukan ditempat yaitu pengolahan air limbah dari suatu

unit rumah dengan sistem cubluk atau tangki septik yang ditempatkan pada kapling

rumah itu sendri.

Pengolahan air limbah yang dilakukan secara terpusat, misalnya dari setiap rumahj

buangan dari kakus disalurkan melalui sistem perpipaan ke suatu tangki septik,

sehingga tiap rumah tidak perlu membangun masing-masing tangki septik.

4. Teknologi Pengolahan air limbah rumah tangga

Ada berbagai macam teknologi pengolahan air limbah, diantaranya:

1) Cubluk

2) Tangki septik

3) Tangki Biokontaktor

4) Tangki UASB

4.1 Sistem Cubluk

Sistem Cubluk merupakan sistem pengolahan air limbah yang sangat konvensional

dan masyarakat sekarang cenderung menggunakan sistem cubluk yang dilengkapi

dengan kloset leher angsa.

Kloset leher angsa merupakan merupakan kloset yang dilengkapi dengan peralatan

penampung air perapaat yang dapat mencegah bau dan mencegah berkembang

biaknya lalat dan serangga lainnya didalam perpipaan atauapun ruang cubluk itu

sendiri .

Sistem Cubluk dapat langsung dibangun dibawah kloset jika lokasi untuk

penempatan cubluk tersebut sangat terbatas atau penempatan kloset dengan cubluk

dilakukan pada lokasi yang terpisah Jarak maksimum letak cubluk terhadap kloset

adalah 8,0 m. Diameter pipa penyalur sekurang-kurangnnya 90 mm dengan

kemiringan sekurang-kurangnnya 1:40 . pengaturan perencanaan dan pembuatan

sistem pengolahan limbah dengan cubluk ini dapat dilihat pada Petunjuk teknis atau

standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai pembuangan air limbah rumah

tanggga.

Guna memperjelas penempatan sistem cubluk dengan kloset leher angsa dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

12

Page 13: Makalah Air Limbah Acc

Gambar. Potongan dan tampak atas Cubluk Kembar

4.2 Sistem Tangki Septik

Sistem Tangki septik merupakan tangki berbentuk empat persegi panjang atau

bulat, umumnya terletak dibawah tanah dimana air bekas dari kakus, kamar mandi,

kamar cuci, dapur dan air bekas lainnya dialirkan ke dalam tangki tersebut. Air

yang keluar dari tangki septic (effluen) masih mengandung kuman-kuman penyakit

dan zat-at organic, karena itu masih perlu diolah lebih lanjut dalam suatu bidang

resapan atau media penyaring.

Tangki septik harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air dan

tahan lama, misalnya: pasangan batu bata, batu kali, beton atau fiber gelas.

Konstruksi harus cukup kuat menahan gaya-gaya yang timbul akibat tekanan air

dan tanah maupun bebaban lainya.

Bahan yang dapat dipergunakan untuk bangunan Tangki septik berupa : batu, bata

merah dan beton, sedangkan bahan untuk plesteran dapat dipergunakan mortar dari

semen dan pasir. Plat penutup tangki:dapat berupa beton bertulang atau plat besi.

Saluran pembuuaangan aair limbah : pipa tanah liat, pipa beton, pipa asbes semen,

dan pipa PVC.

Perbandingan panjang dan lebar untuk tangki septik bertulang empat persegi

panjang adalah 2 : 1 sampai dengan 3 : 1

13

Page 14: Makalah Air Limbah Acc

Gambar 2 Tangki Septik konvensional

Tangki septik ukuran kecil yang hanya melayani satu keluarga dapat berbentuk

bulat dengan diameter sekurang-kurangnya 1,20 m dan dalam sekurang-kurangnya

1,20 m. Tinggi air dalam tangki sekurang-kurangnya 1,20 m dan kedalaman

maksimum, 2,10 m. Tinggi tangki septik adalah tinggi air dalam tangki, ditambah

dengan ruang bebas air (free boaaar) sebesar 20 – 40 cm dan ruang penyimpanan

lumpur. Lebar tangki sekurang-kurangnyaa 0,75 m dan panjang tangki sekurang-

kurangnya 1,50 m. Dasar tangki dapat dibuat horizontal atau dengan kemiringan

tertentu untuk memudahkan pengurasan lumpur. Jarak dari bidang resapan tangki

septik ke sumur gali atau sumur pantek sekurang-kurangnya 11,0 meter. Tangki

septik harus diletakkan sedimikian rupa sehingga memungkinkan lancarnya

pengaliran air buangan dari bangunan dan lancarnya pengaliran efluen ke bidang

resapan.

Untuk membuat tangki septik yang baik sehingga tidak mencemari air dan tanah di

sekitarnya, maka beberapa hal perlu diperhatikan antara lain:

1. Dinding tangki septik hendaknya dibuat dari bahan yang rapat air.

2. Untuk membuang ai rkeluaran (effluent) dari tangki septik perlu dibuatkan

daerah peresapan.

3. Tangki septik ini direncanakan untuk membuang kotoran rumah tangga dengan

jumlah air limbah antara 70 – 90 % dari volume penggunaan air bersih.

4. Waktu tinggal air limbah di dalam tangki diperkirakan minimal selama 24 jam.

5. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk menampung lumpur yang dihasilkan

dari proses pengolahan dengan banyaknya lumpur sebesar 30 - 45

14

Page 15: Makalah Air Limbah Acc

liter/orang/tahun, sedangkan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan

minimal selama 2 - 4 tahun.

6. Lantai dasar tangki septik harus dibuat miring ke arah ruang lujmpur.

7. Pipa air masuk ke dalam tangki septik hendaknya selalu lebih tinggi lebih

kurang 2,5 cm dari pipa air keluar.

8. Tangki septik hendaknya dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang

penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.

9. Untuk menjamin terpakainya bidang peresapan, maka diperlukan pipa udara dan

pelepas tekanan agar pengaliran ke bidang resapan dapat mengalir secara terus-

menerus.

4.3 Tangki Biokontaktor

Sistem Tangki Biokontaktor merupakan pengembangan dari sistem Tangki septik

yang terdiri dari dua atau lebih kompartemen yang dilengkapi dengan media kontak

guna mempercepat proses perkembang biakan bakteri. Teknologi semacam ini telah

lama dikembangkan pula di Jepang yang diberi nama Johkaso.

Persyaratan teknis sistem tangki biokontaktor sebagai berikut:

1) Tangki harus dibuat dari bahan yang kedap air

2) Media kontak harus dipilih dari bahan yang tahan air limbah(yang telah

diujicobakan berupa tempurung kelapa, potongan bambu dan bekas botol

yakul).

3) Pengaliran air limbah melalui pipa inlet dan out let harus kontunyu

4) Media kotak ditempatkan pada ruangan/kompartemen khusus setelah

pengendapan

5) Waktu kontak (Detention time) yang diperlukan 12 – 36 jam

6) Perlu dilakukan pembibitan dari lumpur tinja/sampah yang sudah matang

15

Page 16: Makalah Air Limbah Acc

Gambar. Tangki Biokontaktor

4.4 Sistem UASB

Pengolahan air limbah dengan sistem Upflow Anaerobic Sludge Balanket

merupakan pengembangan sistem tangki septik. Sistem UASB selain dapat

menurunkan parameter-parameter air limbah, juga dapat mengasil gas matan

sebagai ciri khas dari sistem ini yang dapat dipergunakan sebagai bahan bakar.

Kriteria teknis sistem UASB sebagai berikut:

1) Air limbah yang di olah berupa air limbah rumah tangga yang tercampur

2) Sistem UASB harus di dahului oleh sistem equalizer guna penstabil aliran air

selama 24 jam kapasitas aliran equalizer 20 – 25 % dari kapasitas pengolahan

3) Penempatan dan pengaliran air di dalam tangki secara vertikal

4) Waktu kontak (detention time) yang diperlukan (6- 36 ) jam

5) Beban permukaan tangki 0,5 –0,7 m/jam

6) Beban organik 0,2 – 0,5 kg/m3/hari sebagai BOD removal.

4.5 Instalasi pengolahan air limbah non kakus (grey water)

Instalasi pengolahan terdiri dari dua bak yakni, bak pertama berfungsi sebagai

perangkap sampah, pasir dan lemak dan bak kedua berfungsi sebagai bak anaerobik

.Efluen yang keluar dari instalasi dialirkan ke bak penampung, dari bak penampung

ini dengan tenaga pompa dialirkan ke atas menara yang dilengkapi dengan tabung

air. Proses selanjutnya adalah mengalirkan air secara gravitasi ke tabung fiiter yang

telah dilengkapi dengan unit desinfeksi dibagian sisinya terbuat dari dua buah : Tee

Y”, setelah itu air masuk dalam saringan pasir dan karbon.

16

Page 17: Makalah Air Limbah Acc

Air yang telah melalui tabung filter ini sudah dapat dimanfaatkan untuk keperluan

non konsumsi.

Dengan konsep daur ulang ini diharapkan terjadi keseimbangan pemakaian air

dengan cadangan air yang ada, Seperti telah diketahui saat ini umumnya kota kota

besar telah mengalami defisit air tanah. Untuk hal tersebut instalasi pengolahan

seperti ini dapat membatasi pemakaian air serta menjaga kualitas air permukaan

dari unsur pencemar yang diakibatkan oleh limbah rumah tangga.

Gbr.Bagian Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus

4.6 Instalasi pengolahan lumpur tinja

Pengolahan lumpur tinja berupaa pengolahan biologis dengan sistem oksidation

Ditch (parit atau kolam oksidasi). Proses pengolahan biologis memanfaatkan sinar

matahari, mikroorganisma dengan penambahan oksigen yang diperoleh melalui

proses aerasi.

Operasional dilaksanaikan secara kontinyu 24 jam dengan tingkat operasional dan

pemeliharaan yang cukup baik. IPLT mengolah khusus air limbah rumah tangga

berupa lumpur tinja dari tangki septik.r

Hasil pengolahan lumpur tinja (IPLT) berupa effluen yang aman dibuang ke

lingkungan badan air, sedangkan lumpur dari pengeringan lumpur dapat

dimanfaatkan untuk kompos. Efisiensi pengolahan seperti pada tabel dibawah ini:

Parameter Inlet Outlet Efisiensi

BOD 8.250 80 99 %

COD 17.250 200 98 %

TSS 2.000 100 95 %

pH - 6-8

Sumber : Laboratorium Balai Lingkungan Permukiman, 1996

17

Page 18: Makalah Air Limbah Acc

Gbr. Instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT)

5 Pembahasan Sistem pengolahan Air

Sistem pengolahan air limbah rumah tangga untuk suatu permukiman ataupun

perumahan, dalam hal ini sistem pengolahan air limbah dengan menggunakan Cubluk

ataupun Tangki Septik yang sering menjadi permaslahan di lapangan yaitu :

1. Adanya kesalahan pengertian anatara tangki septik dengan sistem Cubluk. Dimana

semua tangki penapungan dan pengaolahan air limbah dianggap sistem tangki

septik, sedangakan tangki septik harus kedap air dan diikuti dengan sistem

peresapan atau pengolahan lanjutan lainnya.

2. Faktor penempatan sistem peresapan dengan sumber air tanah yang digunakan

sebagai sumber air minum yang terlalu dekat.

3. Faktor pengaturan luas kapling tanah yang terlalu sempit sehinggga jarak aman dari

pencemaran air tanah tidak diperhatikan dalam penentuan kapling tanah

4. Pemilihan sistem pengolahan air limbah tidak terpadu dengan sistem penyediaan air

bersih yang ada.

Berdasarkan aspek tersebut diatas hendaknya sistem pengolahan air limbah memenuhi

kriteria sebagai berikut:

a. Sistem pengolahan air limbah hendaknya sederhana bentuknya, mudah dalam

pengoperasian dan perawatannya.

b. Tidak menggunakan atau sesedikit mungkin menggunakan peralatan mekanik yang

memerlukan pengoperasian dan dan perawatan khusus.

c. Hendaknya menggunakan energi potensial yang ada pada air limbah itu sendiri,

seperti pengaliran secara gravitasi.

d. Sistem pengolah air limbah harus mempunyai kinerja yang memadai.

18

Page 19: Makalah Air Limbah Acc

e. Bahan dan konstruksi harus diupayakan semaksimal mungkin menggunakan bahan

setempat.

f. Pemilihan dan penggunaan sistem harus diupayakan menggunakn standar

pengolahan air limbah yang berlaku

Air Limbah Industri

Irigasi Air Limbah

Pembenahan dan pembuangan air limbah di atas tanah merupakan salah satu cara

yang tertua ; di sini pembuangan air limbah dapat digabungkan dengan bercocok tanam.

lrigasi air limbah atau pertanian limbah berbeda dengan penggunaan saringan pasir

berselang-seling atau (bersusun) dalam penggunaan air limbah dengan giat, maka metode

penyiapan daerah-daerah di mana air limbah itu akan disebarkan dan menurut

kenyataannya, dalam pertanian air limbah. Bercocok tanam yang berhasil merupakan

pertimbangan tambahan.

Lepas dari perbedaan - bedaan ini, perubahan-perubahan yang dihasilkan karena

adanya penyaringan air limbah oleh proses penyaringan pasir berselang-seling atau karena

perjalanannya melalui lubang-lubang tanah, sebagaimana halnya pada pertanian air limbah,

adalah sama. Pada irigasi air limbah, pembenahan sampah dan pembuangan akhirnya

digabungkan di dalam satu operasi. Air limbah yang mengalir di atas daerah-daerah tanah

luas dengan penyaringannya melalui tanah secara bertahap mengalami oksidasi oleh

bakteri tanah menjadi hasil-hasil akhir yang tidak berbahaya dalam kehadiran udara tanah.

Pembenahan pendahuluan air limbah secara seksama pada umumnya tidak diadakan;

pembenahan demikian terbatas pada penyaringan sederhana dan sedimentasi sebagian-

sebagian.

Air limbah yang masih baru (kasar) mengandung nilai penyubur yang cukup;

pembenahan tambahan pada air limbah dapat mengurangi nilai ini sampai suatu tingkat

namun tidak ditentukan. Tanah yang berpori-pori, lempung dan lempung berpasir sangat

cocok untuk cara ini dan haruslah didahulukan bila saja keadaan memungkinkannya,

meskipun tidak terdapat tanah-tanah pertanian normal yang seluruhnya tidak cocok untuk

irigasi air limbah. Areal tanah yang dibutuhkan untuk cara pembenahan yang disertai

pembuangan air limbah tergantung pada sejumlah faktor seperti sifat tanah, jenis tanaman

yang ditanam, musim dan iklim.

3. Penanggulangan Air Limbah

19

Page 20: Makalah Air Limbah Acc

Penanggulangan air limbah dapat dilakukan melalui:

Perubahan perilaku masyarakat

Pembuatan kolam/bak pengolahan limbah cair

a. Perubahan Perilaku Masyarakat

Secara alami, ekosistem air dapat melakukan “rehabilitasi” apabila terjadi pencemaran

terhadap badan air. Kemampuan ini ada batasnya. Oleh karena itu perlu diupayakan

untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air

dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah

industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan di sembarang tempat

hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan-peraturan yang diterapkan di

lingkungan masing-masing secara konsekuen. Sampah-sampah hendaknya dibuang

pada tempat yang telah ditentukan.

Masyarakat di sekitar sungai perlu merubah perilaku tentang pemanfaatan sungai agar

sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan tempat mandi-

cuci-kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipantau

pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman. Limbah industri hendaknya

diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku

mutu air buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau sungai. Dengan demikian

akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis. 

Tindakan yang perlu dilakukan masyarakat adalah :

Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.

2.  Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan

sepeda motor

3.  Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan

sebagai tempat kakus

4.  Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu

b. Pembuatan Kolam Pengolah Limbah Cair

Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic tank di

daerah/lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh

rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikian sangat bersahabat dengan

lingkungan, murah dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur / air

tanah.

20

Page 21: Makalah Air Limbah Acc

Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air buangan (air

cucian, air kamar mandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak

langsung dialirkan ke selokan atau sungai.

Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam

beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan), kimiawi

(diberi zat kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air

lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dari polutan

yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti. Dengan

demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah air yang tidak

tercemar.

Salah satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai berikut:

Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan

padatan yang mengendap atau mengapung.

Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan

secara biologis

Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor

dan padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan bau. Untuk itu bisa

menggunakan beberapa metode bergantung pada komponen yang ingin

dihilangkan.

Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk

mengendapkan fosfor.

Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau bau.

Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan

menggunakan tenaga listrik

Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun mineral dari air

Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit

Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas, tetapi

bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak tercemar yang

siap dialirkan ke badan air dan lumpur yang siap dikelola lebih lanjut.

Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat dimanfaatkan untuk

menyerap bahan pencemar di dalam air.

 

21

Page 22: Makalah Air Limbah Acc

Gambar (26). Kolam Pengolah Limbah Cair

III. Kesimpulan

Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak

dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan, pertanian, dan

sebagainya. Komponen utama limbah cair adalah air (99%) sedangkan komponen lainnya

bahan padat yang bergantung asal buangan tersebut. (Rustama et. al, 1998).

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi

dan/atau komponen lain ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan

manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukannya. Dengan itu akan menyebabkan terbentuknya air limbah.

Sumber-sumber pencemaran air meliputi :

1. Limbah Rumah Tangga

2. Limbah Lalu Lintas

3. Limbah Pertanian

4. Limbah Industri / Pertambangan

5. Kegiatan Penebangan Hutan

Sistem pengolahan air limbah untuk perumahan dan permukiman yang relatif

jarang/sedikit atau rumah sederhana, dengan memperhatikan aspek pencemaran yang

ditimbulkan oleh sistem yaitu;

1. Penempatan sistem cubluk ataupun bidang resapan dengan sumber air tanah yang

digunakan sebagai sumber air bersih harus mempunyai jarak lebih dari 11 meter.

22

Page 23: Makalah Air Limbah Acc

2. Unit hunian/perumahan yang berkelompok dengan kapling sempit seperti rumah

sederhana dengan sistem pebuangan air limbahnya berupa sistem cubluk individual dan

persyaratan minimal jarak 11 meter terhadap sumber air tanah yang digunakan sebagai

sumber air bersih tidak dapat diterapkan maka sistem penyediaan air bersihnya harus

menggunakan sistem terpusat.

3. Sistem pengolahan air limbah dengan sistem cubluk individual ataupun komunal tidak

direkomendasikan pada unit hunian yang padat yang menggunakan sistem penyediaan

air bersihnya setempat.

4. Sistem pengolahan air limbah harus terpadu dengan sistem penyediaan air bersih yang

digunakan.

5. Sistem pengolahan dapat dipilih dan disesuaikan dengan aspek lingkungan dan

peraturan/standar yang berlaku.

6. Sistem pengolahan yang dipilih dapat disesuaikan dengan bahan bangunan lokal yang

tersedia.

IV. Daftar Pustaka

1. Kurniadie, D. 1998. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga dengan Menggunakan

Tumbuhan Air. Institut f_r Pflanzenökologie der Justus Liebig Universitat. Giessen.

2. Rustama, M. M., R. Safitri, I. Indrawati. 1998. Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik

Tahu Sebagai Media Pertumbuhan Phytoplankton. Laporan Penelitian Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Padjajaran. Bandung

3. Sugiharto, Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah, UI-Press, 1987.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air DAN Pengendalian Pencemaran Air

6. SNI 19-6466-2000, Tata cara evaluasi lapangan untuk sistem peresapan pembuangan

air limbah rumah tangga.

23

Page 24: Makalah Air Limbah Acc

Lampiran

Daftar Petunjuk Teknis Bidang Penyehatan Lingkungan Permukiman

No. Judul Nomor Standar Ruang Lingkup

1 Tata Cara Perencanaan Tangki Sseptik Dengan Sistem Resapan

SNI03-2398-2001 Tata cara ini memuat istilah dan definisi, persyaratan tangki septic dan sistem resapan yang berlaku bagi pembuangan air limbah rumah tangga untuk daerah air tanah rendah dan jumlah pemakai maksimal 10 kepala keluarga (1KK=5 jw)

2 Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum

SNI03-2399-2001 Tata cara ini meliputi istilah dan definisi, persyaratan yang berlaku untuk sarana ruangan MCK yang terletak di lokasi permukiman padat, dengan beban pemakai maksimum 200 orang. MCK umum dapat merupakan satu kesatuan bangunan atau terpisah-pisah untuk mandi, cuci dan kakus.

3 Metode Pengujian Kenerja Pengolah Lumpur Aktif SNI19-

6447-2000 Metode ini digunakan untuk memisahkan benda tersuspensi dan benda terlarut yang sukar mengendap menjadi hasil olahan Lumpur yang mudah mengendap, dengan pencampuran air buangan

4 Tatacara evaluasi lapangan untuk sistem peresapan pembuangan air limbah RT SNI19-

6466-2000 Tata cara ini mengatur tentang cara evaluasi lapangan untuk sistem peeresapan pembuangan limbah air rumah tangga

5 Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap Bau

SNI 03-6379-2000 Spesifikasi ini mengatur mengenai bahan dan pemasangan dari unit perangkap pencegat dan pemisah

6 Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap Bau

SNI 03-6368-2000 Spesifikasi ini mengatur tentang cara evaluasi lapangan untuk sistem peresapan pembuangan limbah rumah tangga

7 Pengelolaan air limbah non kakus (Grey Water)

Pt T-16-2002-C Tata cara ini memuat persyaratan umum dan persyaratan teknis mengenai tata cara pengoperasian dan pemeliharaan instalasi pengolahan air limbah non kakus yang berkapasitas 2 m3/hari atau cakupan pelayanan 4 KK (16-20 jiwa

8 Penerapan pengelolaan air limbah secara komunal pada kawasan penghijauan

Pt T-17-2002-C Petunjuk teknis ini mencakup kebutuhan air, timbulan sampah, penentuan teknolgi di Pondok Pesantren yang meliputi : air bersih, persampahan, drainase, aaair limbah, dan MCK

24