makalah komkep

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konseling sebagai cabang ilmu dan praktik pemberian bantuan kepada individu pada dasarnya memiliki pengertian yang spesifik sejalan dengan konsep yang dikembangkan dalam ilmu pengetahuan dan profesinya. Konseling (counseling) kita kenal dengan istilah bimbingan atau konsultasi, yang secara awam dimaknakan sebagai pemberian penerangan, informasi atau nasehat kepada pihak lain. Konseling sebagai proses, berarti konseling tidak dapat dilakukan sesaat. Dalam beberapa hal konseling tidak hanya dilakukan sekali pertemuan untuk membantu klien yang memiliki masalah cukup berat dan komplek. Jadi konseling dapat dilakukan beberapa kali pertemuan secara berkelanjutan. Konseling sebagai Hubungan Spesifik, berarti hubungan antara konselor dengan klien merupakan unsur penting dalam konseling, hubungan yang dibangun konselor selama proses konseling dapat menuju keberhasilan konseling, meningkatkan keberhasilan konseling dan di lain pihak dapat pula membuat konseling gagal. namun demikian, hubungan konseling harus dibangun secara spesifik dan berbeda dengan pola hubungan sosial biasa, karena konseling membutuhkan hubungan yang diantaranya perlu 1

description

makalah gajadi

Transcript of makalah komkep

Page 1: makalah komkep

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konseling sebagai cabang ilmu dan praktik pemberian bantuan kepada

individu pada dasarnya memiliki pengertian yang spesifik sejalan dengan konsep

yang dikembangkan dalam ilmu pengetahuan dan profesinya. Konseling

(counseling) kita kenal dengan istilah bimbingan atau konsultasi, yang secara

awam dimaknakan sebagai pemberian penerangan, informasi atau nasehat kepada

pihak lain. Konseling sebagai proses, berarti konseling tidak dapat dilakukan

sesaat. Dalam beberapa hal konseling tidak hanya dilakukan sekali pertemuan

untuk membantu klien yang memiliki masalah cukup berat dan komplek. Jadi

konseling dapat dilakukan beberapa kali pertemuan secara berkelanjutan.

Konseling sebagai Hubungan Spesifik, berarti hubungan antara konselor dengan

klien merupakan unsur penting dalam konseling, hubungan yang dibangun

konselor selama proses konseling dapat menuju keberhasilan konseling,

meningkatkan keberhasilan konseling dan di lain pihak dapat pula membuat

konseling gagal. namun demikian, hubungan konseling harus dibangun secara

spesifik dan berbeda dengan pola hubungan sosial biasa, karena konseling

membutuhkan hubungan yang diantaranya perlu adanya keterbukaan,

pemahaman, penghargaan secara positif, tanpa syarat dan empati. Konseling

adalah membantu klien, berarti bahwa hubungan konseling tidak bermaksud

mengalihkan pekerjaan klien kepada konselor, tetapi memotivasi klien untuk lebih

bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalahnya.

Konseling untuk mencapai tujuan hidup, berarti bahwa konseling diselenggarakan

untuk mencapai pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar dari berperilaku

tidak adaptif menjadi adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang lebih luas

tentang dirinya sesuai dengan kualitas dan kuantitas. Tujuan akhir konseling

adalah aktualisasi diri klien. Batasan konseling sebagai penegasan atas batasan

konseling, Blacher (2005) mengemukakan 5 asumsi dasar yang secara umum

dapat membedakan konseling dengan psikoterapi yaitu: dalam konseling, klien

tidak dianggap sebagai orang yang sakit mental, tetapi dipandang sebagai orang 1

Page 2: makalah komkep

yang memiliki kemampuan untuk memilih tujuan, membuat keputusan dan secara

umum menerima tangguang jawab dari tingkah laku dan perkembangannya

dikemudian hari. Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak berfokus

pada pengalaman masa lalunya. Klien adalah klien, bukan pasien. Dan konselor

bukan figur yang memiliki otoritas tetapi secara esensial sebagai guru dan partner

klien sebagimana mereka bergerak secara mutual dalam mendefinisikan tujuan.

Konselor secara moral, tidak netral, tetapi memiliki nilai, perasan yang standar

untuk dirinya. Konselor tidak seharusnya menjauhkan nilai, perasaan dan standar

itu dari klien, dan dia tidak mencoba menyembunyikannya pada klien. Sebagai

pekerjaan profesional dalam layanan keperawatan, konseling tentu memiliki

fungsi dan cara kerja yang khas sesuai dengan bidang keilmuannya. Konseling

keperawatan merupakan pekerjaan yang sama pentingnya dengan bidang

pekerjaan profesional lainnya, seperti kedokteran, kerja sosial, pendidikan dan

lain-lain. Konseling keperawatan dikatakan pekerjaan profesional karena memiliki

ciri khusus sebagai ciri keprofesian dalam bidang keperawatan. Sebagai pekerjaan

professional, seorang Konselor Keperawatan mempunyai kriteria essensial: dapat

mendefinisikan perannya secara jelas, menawarkan layanan yang unik, memiliki

pengetahuan dan ketrampilan khusus, memiliki kode etik yang jelas, memiliki hak

untuk menawarkan layanan kepada masyarakat sesuai dengan deskripsi

profesinya. Memiliki kemampuan untuk memonitor praktik profesinya konseling

di bidang institusi dan sasaran Konseling Pendidikan Keperawatan, adalah untuk

mencapai maksud dan tujuan pendidikan, masalah yang dihadapi beragam

diantaranya: masalah pribadi, sosial, ekonomi, agama dan moral, belajar dan

vokasional dalam proses pendidikan keperawatan. Konseling keluarga, adalah

bermaksud membantu menyelesaikan masalah-masalah psikologis (konteks

keperawatan jiwa ) dan pentingnya keperawatan mandiri (self care) yang dihadapi

keluarga. Konseling Agama (spiritual), membantu klien yang mengalami masalah

yang berhubungan dengan spiritualnya (agamanya). Konseling Rehabilitasi,

konseling yang dilakukan terhadap orang-orang yang saling berhubungan dalam

proses rehabilitasi, misalnya: rehabilitasi setelah bertahun-tahun mengalami

perawatan dan layanan medis. Konseling rehabilitasi juga dimaksudkan untuk

2

Page 3: makalah komkep

membantu klien yang cacat secara fisik untuk mengembalikan persepsi dan emosi,

menandakan dirinya secara positif serta berbuat lebih tepat sesuai potensi diri.

1.2 Rumusan Masalah

a. Definisi Konseling ?

b. Tujuan dan Fungsi Konseling ?

c. Syarat Seorang Konselor ?

d. Ciri dan Langkah dalam Konseling ?

e. Kendala dalam Pemberian Konseling ?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah

a. Mengetahui Definisi Konseling

b. Mengetahui Tujuan dan Fungsi Konseling

c. Mengetahui syarat menjadi seorang Konselor

d. Mengetahui Ciri dan Langkah dalam Konseling

e. Mengetahui Kendala dalam Pemberian Konseling

1.4 Manfaat Pembuatan Makalah

Makalah Konseling dengan Pasien ini dibuat untuk memberikan informasi

kepada pembaca tentang pelayanan konseling pada pasien, diharapkan dengan

melakukan pelayanan konseling secara benar dan konsisten akan meningkatkan

peran dan citra tenaga perawat di masyarakat luas.

3

Page 4: makalah komkep

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Konseling

Konseling berasal dari kata counsel yang artinya saran, melakukan diskusi

dan pertukaran pendapat. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan

berdiskusinya seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang

memberikan (konselor) dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien

memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan masalah.

Pelayanan konseling pasien adalah suatu pelayanan keperawatan yang mempunyai

tanggung jawab etika serta medikasi legal untuk memberikan informasi dan

edukasi mengenai masalah pada pasien. Perawat memiliki posisi yang startegis

dalam memberikan pendidikan kesehatan/ konseling terhadap klien/konseli.

Konseling dalam bidang pelayanan kesehatan sangatlah penting, sesuai dengan

penilaian Notoatmodjo bahwa, para praktisi konselor kesehatan telah bekerja

keras untuk memberikan informasi kesehatan melalui berbagai media dan

teknologi pendidikan kepada masyarakat dengan harapan masyarakat mau

melakukan hidup sehat seperti yang diharapkan. Tetapi pada kenyataanya

perubahan perilaku hidup sehat tersebut sangat lamban, sehingga dampaknya

terhadap perbaikan kesehatan sangatlah kecil.

2.2 Tujuan dan Fungsi Konseling

Tujuan dari dilakukannya konseling adalah :

Untuk membantu seseorang dalam memecagkan masalah.

Membantu untuk meningkatkan kemampuan dan keefektifan individu

dalam mengambil keputusan.

Membantu seseorang untuk mengurangi dan mengendalikan perasaan

takut, tertekan demi mencapai kesehatan mental.

Mengubah perilaku negatif menjadi positif dan segala perilaku yang

merugikan seseorang dan lingkungannya.

Fungsi dari dilakukannya konseling adalah :

4

Page 5: makalah komkep

Pelayanan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui

pelaksanaan kegiatannya untuk semua klien atau pengguna. Fungsi-fungsi

tersebut adalah:

1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi konseling yang menghasilkan

pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan

kepentingan individu dan/atau kelompok yang mendapat pelayanan;

pemahaman itu meliputi pemahaman tentang diri sendiri, lingkungan dan

berbagai informasi yang diperlukan.

2. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi konseling yang menghasilkan kondisi

bagi tercegahnya atau terhindarnya individu dan/atau kelompok yang

mendapat pelayanan dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul,

yang akan dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan

dan kerugian-kerugian tertentu dalam kehidupan dan proses

perkembangannya.

3. Fungsi pengentasan, yaitu fungsi konseling yang menghasilkan kondisi

bagi terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan dalam

kehidupan dan/atau perkembangannya yang dialami oleh individu dan/atau

kelompok yang mendapat pelayanan.

4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi konseling yang

menghasilkan terpelihara dan terkembangannya berbagai potensi dan

kondisi positif individu dan/atau kelompok yang mendapat pelayanan

dalam rangka perkembangan diri/kelompok secara mantap dan

berkelanjutan.

5. Fungsi advokasi, yaitu fungsi konseling yang menghasilkan kondisi

pembelaan terhadap pengingkaran atas hak-hak dan/atau kepentingan

pendidikan/ perkembangan yang dialami klien atau pengguna pelayanan

konseling.

Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui terselenggarakannya berbagai jenis

layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mencapai hasil sebagaimana

terkandung di dalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan dan kegiatan

5

Page 6: makalah komkep

pendukung konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada

satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut di atas agar hasil-hasil yang hendak

dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.

2.3 Syarat Seorang Konselor

Perawat konselor perlu memiliki dan memenuhi persyaratan antara lain :

1. Mempunyai minat dan sikap positif terhadap penyakit yang diderita.

2. Memiliki pengetahuan teknis mengenai perjalanan suatu penyakit.

3. Menguasai dasar – dasar teknis konseling.

4. Memiliki keterampilan.

Keperibadian serta sikap yang kondesif untuk terciptanya interaksi yang

adekuat antara konselor dengan klien sangat diperlukan didalam mempermudah

melakukan proses pelayanan keperawatan secara profesional.

Sikap Yang Diperlukan Konselor

Sikap seorang konselor didalam melakukan pelayanan terhadap kilen

diwaktu terjadinya komseling anrata lain : sabar, ramah, empati dan terbuka,

menghargai pendapat klien, duduk sejajar dan memposisikan dirinya sejajar

dengan klien, menggunakan behasa yang sederhana dan mudah mengerti, tidak

menilai dan bisa menerima klien apa adanya, mempu membina hubungan antara

konselor dengan klien, dapat menemukan kepercayaan dari klien yang dibantunya,

memberikan informasi yang lengkap dan rasional kepada klien, menghindari

pemberian info yang berlebihan, hanya memberikan informasi yang dibutuhkan

oleh klien, membantu klien untuk mengerti dan mengingat.

6

Page 7: makalah komkep

2.4 Ciri dan Langkah-Langkah dalam Konseling

Ciri dari konseling:

Suatu bentuk wawancara berbentuk rahasia atau confidential, maksudnya

hal-hal yang bersifat pribadi yang dibicarakan dalam konseling tidak dapat

dijadikan bahan informasi untuk orang lain dan menjaga kerahasiaan ini

penting untuk memelihara kepercayaan konseli terhadap konselor.

Konseling biasanya dilakukan di tempat tersendiri artinya bukan di tempat

ramai.

Adanya komunikasi yang mendalam antara konselor dan konseling, jadi

bukan sekedar berbicara.

Bukan hanya pemberian nasihat, informasi atau saran walaupun hal itu

kadang diperlukan.

Tanpa paksaan karena ini akan mengakibatkan perlawanan dan rasa

terpaksa dari konseling yang menjadi hambatan dalam proses konseling

karena konseling tidak akan terbuka.

Mendengarkan dengan penuh perhatian diperlukan dalam proses

konseling. Konseling yang efektif tidak akan terjadi apabila konselor

menerima konseling sambil mengerjakan sesuatu.

Keputusan terakhir yang mengambil adalah konseling. Karena konseling

harus merasa bahwa yang dihadapi adalah masalahnya bukan masalah

konselor karena itu dialah yang bertanggungjawab untuk mengatasinya.

Ada kepercayaan antara konseling pada konselor.

Ada sikap yang tulus dalam membantu dan kerjasama antara konselor dan

konseling.

Sehingga, perlu pula mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

proses konseling:

1. Membangun hubungan antara konselor dengan konseling.

2. Mengingat bahwa seluruh proses konseling itu ditujukan bukan untuk

sekedar melayani dan pemberian nasihat, tetapi lebih lagi untuk

membimbing ke arah keutuhan manusiawi, maka proses konseling demi

7

Page 8: makalah komkep

pertumbuhan itu tidak sesederhana seperti yang diduga. Maka, untuk

memberikan pelayanan yang lebih efektif, haruslah diketahui antara lain:

Jangan terburu-buru dengan tidak mengikuti prosedur konseling yang

bertanggung jawab.

Jangan mengadakan diagnosa dan analisa berdasarkan intuisi semata-mata.

Jangan memaksakan seorang konseling untuk mengikuti apa yang

disarankan seorang konselor.

Jangan terlalu banyak melibatkan diri dengan perasaannya sendiri dalam

masalah atau persoalan konseling sehingga dapat menjadi ‘dewa atau ilah’

bagi seorang konseling. Selalu harus mengenal dan memegang rahasia

jabatan.

Jangan mencoba menangani semua persoalan dengan tidak menghargai

profesional-profesional yang lain.

2.5 Kendala dalam Pemberian Konseling

Berbagai kendala dalam memberikan konseling dapat terjadi pada proses

pengobatan dan pemberian konseling. Kendala yang berasal dari pasien antara lain

adalah perasaan marah, malu, sedih, takut, ragu-ragu. Hal ini dapat diatasi dengan

bersikap empathy, mencari sumber timbulnya masalah tersebut, tetap bersikap

terbuka dan siap membantu. Untuk kendala yang berasal dari Latar belakang

pendidikan, budaya dan bahasa, kendala dapat diatasi dengan menggunakan istilah

sederhana dan dapat dipahami. Berhati-hati dalam menyampaikan hal yang

sensitif, atau menggunakan penterjemah. Untuk kendala yang berasal dari fisik

dan mental dapat diatasi dengan upaya menggunakan alat bantu yang sesuai atau

melibatkan orang yang merawatnya. Bila ini terjadi pada upaya mengatasinya

adalah dengan memberikan pasien kesempatan untuk menyampaikan masalahnya

dengan bebas, menunjukan kepada pasien bahwa apa yang disampaikannya

didengarkan dan diperhatikan melalui sesekali anggukan kepala, kata ya dan sikap

badan yang cenderung ke arah pasien.

8

Page 9: makalah komkep

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Berhasilnya suatu terapi tidak hanya ditentukan oleh diagnosis dan

pemilihan obat yang tepat, tetapi juga oleh kepatuhan ( compliance) pasien untuk

mengikuti terapi yang telah di tentukan. Kapatuhan pasien ditentukan oleh

beberapa hal antara lain persepsi tentang kesehatan, pengalaman mengobati

sendiri, pengalaman dari terapi sebelumnya, lingkungan (teman dan keluarga ),

adanya efek samping obat, keadaan ekonomi, interaksi dengan tenaga kesehatan

(dokter, apoteker dan perawat). Akibat dari ketidak patuhan pasien pada terapi

obat yang diberikan adalah kegagalan terapi, terjadinya resistensi antibiotika, dan

yang lebih berbahaya adalah terjadinya toksistas. Adapun penyebab dari

ketidakpatuhan pasien adalah : usia lanjut, regimen yang kompleks, lamanya

terapi, hilangnya gejala (symptom), takut akan efek samping, takut

ketergantungan obat, rasa obat yang tidak enak, masalah ekonomi, kurangnya

pengetahuan tentang penyakit, pentingnya terapi dan petunjuk penggunaan obat.

Faktor tersebut akibat dari kurangnya informasi dan komunikasi antara tenaga

kesehatan dengan pasien . Biasanya karena kurangnya informasi mengenai hal -

hal di atas, pasien melaukan self - regulation terhadap terapi obat yang

diterimanya.

3.2 Saran

Pelayanan keperawatan berupa bantuan, diberikan karena adanya

kelamahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya

kemampuan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari –

hari secara mandiri. Pada hakikarnya kegiatan/tindakan keperawatan bersifat

membantu (assistive in nature). Maka dari itu perlu adanya konseling dengan

pasien.

9

Page 10: makalah komkep

DAFTAR PUSTAKA

http://intannursingcenter.wordpress.com/2009/04/30/konseling-bagi-perawat/

http://super-andi.blogspot.com/2008/01/perawat-sebagai-konselor.html

http://jakarta-bahagia.blogspot.com/

http://indobeta.com/tujuan-dan-fungsi-konseling/10546/

10