Makalah Klasifikasi Fungsi Jalan

19
MAKALAH KLASIFIKASI FUNGSI JALAN KECAMATAN BEJI TEKNIK JALAN RAYA 2 KELOMPOK Felix Cahyo Kuncoro Jakti 0906511763 Martinus Armand 0906630361 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

Transcript of Makalah Klasifikasi Fungsi Jalan

MAKALAH KLASIFIKASI FUNGSI JALANKECAMATAN BEJI

TEKNIK JALAN RAYA 2

KELOMPOKFelix Cahyo Kuncoro Jakti0906511763Martinus Armand0906630361

DEPARTEMEN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS INDONESIADEPOK 2012BAB IARTERI PRIMERJALAN RAYA MARGONDAJalan Margonda merupakan salah satu jalan terbesar di kota Depok. Jalan yang memiliki panjang sekitar 4,5 km ini merupakan jalan arteri primer dengan menghubungkan jalan Lenteng Agung dan jalan Citayam. Seperti ciri umum jalan arteri, jalan Margonda Raya berfungsi melayani angkutan utama dengan perjalanan jarak jauh dan kecepatan rata-rata tinggi.

Gambar 1. Jalan Margonda di daerah KoberJalan Margonda merupakan akses utama Kota Depok dimana merupakan jalan masuk ke dalam kota Depok serta memiliki akses ke berbagai pusat kegiatan masyarakat kota Depok. Pusat kegiatan tersebut antara lain: kegiatan pendidikan seperti Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma, dan berbagai sekolah lainnya, pusat perbelanjaan, kantor administrasi pemerintah yaitu Kantor Walikota Depok, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, terminal, dan lain sebagainya.Meski jalan Margonda Raya disebut sebagai jalan utama Kota Depok, masih terdapat banyak sekali kekurangan terhadap jalan ini. Sarana penyebrangan di jalan ini masih sangat minim. Hal ini menyebabkan terjadi rawan kecelakaan karena laju kendaraan yang melalui jalan tersebut tinggi serta jumlah kendaraan yang melalui jalan Margonda sangat padat. Saluran drainase pada jalan Margonda Raya pun kurang baik. Hal ini menyebabkan sering timbulnya genangan pada saat musim penghujan.Rambu dan marka jalan di jalan ini pun masih kurang dimana terdapat banyak sekali marka yang sudah tidak jelas dan perlu diperbaharui serta jumlah rambu jalan yang masih minim. Terlebih lagi tidak terdapat rambu yang menunjukkan batas kecepatan maksimal kendaraan. Tidak terdapatnya tanda batas kecepatan menyebabkan tidak terdapat pengendalian kecepatan kendaraan yang melintasi jalan tersebut. Padahal sangat banyak orang yang menyeberang jalan sehingga sangat berbahaya.Baru-baru ini di daerah Kober dibuat zebra cross dengan lampu lalu lintas untuk membantu menyebrang. Hal ini untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang disebabkan oleh minimnya sarana penyebrangan. Namun sayangnya pelaksanaannya tidak berjalan dengan lancar karena kedisiplinan pengguna jalan masih minim sehingga masih banyak pengendara kendaraan bermotor yang tidak mengindahkannya.

Gambar 2. Sarana Penyebrangan

Gambar 3. Potongan Melintang Dari Jalan Margonda Raya Di Daerah KoberPada jalan bagian kanan tidak terdapat daerah untuk pejalan kaki (tidak terdapat trotoar). Hal ini membuat para pejalan kaki merasa tidak nyaman. Keadaan sekarang ini kurang baik padahal sebelumnya jalan Margonda ini memiliki trotoar pada daerah di sekitar Kober. Tetapi dilakukan pelebaran jalan sehingga trotoar untuk pejalan kaki menjadi menghilang dari bagian jalan Margonda dan menurut kami pelebaran jalan yang dilakukan kurang efektif karena jalan tersebut digunakan sebagai tempat parkir kendaraan.

Gambar 4. Polisi Tidur dan Pita PenggaduhJalan Margonda dilengkapi dengan pita penggaduh setiap kira-kira 200 meter serta dilengkapi polisi tidur. Tujuannya adalah untuk menjaga kecepatan kendaraan yang melalui jalan Margonda agar tidak terlalu kencang. Untuk instalasi pemasangan polisi tidur seperti pada gambar di atas baru-baru ini dilaksanakan mengingat laju kendaran yang melalui jalan ini relatif sangat cepat.

Gambar 5. Gorong-gorong Jalan Margonda Di Sekitar Margo CityBaru dapat ditemui gorong-gorong atau saluran drainase di Jalan Margonda aya di sekitar Margo City. Kondisi jalan lebih baik dibandingkan dengan jalan Margonda di daerah Kober.

Gambar 6. Potongan Melintang Dari Jalan Margonda Raya Di Sekitar Margo City

BAB IIKOLEKTOR PRIMERJALAN ARIF RAHMAN HAKIMJalan Arif Rahman Hakim termasuk jenis jalan kolektor primer. Dengan panjang jalan 1,29 km, Jalan Arif Rahman Hakim ini menghubungkan berbagai tempat kegiatan masyarakat. Jalan ini terhubung dengan fly over dimana jalur kereta Stasiun Depok Baru serta Pasar Kemiri dilalui dibagian bawah fly over tersebut. Disana pun terdapat sebagian besar tempat administrasi pemerintahan Depok. Selain itu, Jalan Arief Rahman Hakim juga menghubungkan jalan Margonda Raya sebagai jalan arteri primer dan jalan Nusantara yang merupakan jalan kolektor primer. Gambar 7. Jalan Arif Rahman HakimJalan ini memiliki marka jalan dan rambu lalu lintas yang jelas dan kondisinya baik. Namun seperti permasalahan yang umum terjadi di jalan Kota Depok, Jalan Arif Rahman Hakim tidak memiliki saluran drainase yang baik. Selain itu sarana penyebrangan pun terbilang kurang padahal jalan ini merupakan salah satu jalan yang padat kendaraan.

JALAN NUSANTARAJalan Nusantara termasuk jalan kolektor primer. Jalan ini mengumpulkan cukup banyak jalan lokal, seperti Jalan Irian Jaya, Jalan Mangga, Jalan Nangka dan lain-lain. Di jalan ini terdapat banyak pertokoan, perumahan, dan kawasan pasar.

Gambar 8. Jalan NusantaraPermasalah pada jalan ini adalah, masih banyak kendaraan yang menggunakan bahu jalan untuk parkir kendaraan sehingga Jalan Nusantara yang sebenarnya terdiri dari 4 lajur, 2 arah karena di beberapa titik terdapat mobil parkir atau pedagang di trotoar dan badan jalan, terkadang lajur yang terpakai secara efektif hanya 2 saja untuk 2 arah.Selain itu tidak terdapat saluran drainase yang memadai sehingga dapat memicu terjadinya genangan saat hujan. Pada pagi hari, jalan ini akan menjadi sangat ramai. Hal ini disebabkan oleh masuknya anak sekolah yang sekolahnya berada di pinggir jalan.

Gambar 9. Potongan Melintang Jalan Nusantara

BAB IIILOKAL PRIMER

JALAN KOBER

Gambar 10. Lokasi Jalan Kober

Berdasarkan klasifikasi yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Daerah Kota Depok, Jalan Kober merupakan jalan dengan klasifikasi Lokal Primer. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan Kober berhubungan langsung dengan Jalan Margonda Raya dan merupakan akses langsung ke pemukiman, khususnya kos-kosan mahasiswa. Jalan Kober mempunyai lebar kurang-lebih 4 meter. Berdasarkan bentuk muka buminya, Jalan Kober masih termasuk jalan datar karena kemiringannya tidak lebih dari 3%.Setelah dibetonisasi, keberadaan drainase di Jalan Kober agak terabaikan, padahal drainase merupakan salah satu utilitas penting untuk antisipasi banjir.Di beberapa ruas jalan, terdapat selokan/saluran air sedalam kurang-lebih 30 cm.

Gambar 11. Jalan Kober

Gambar 12. Jalan Kober dan Drainasenya

JALAN H. YAHYA NUIH

Gambar 13. Lokasi Jalan H. Yahya NuihJalan H. Yahya Nuih merupakan jalan lokal primer berdasarkan klasifikasi yang dikeluarkan oleh Bappeda Depok. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan ini memiliki akses langsung ke Jalan Margonda Raya Jalan ini tergolong jalan perbukitan, karena kemiringannya 3-25%. Lebar jalan kurang-lebih 4 meter dengan adanya tanjakan yang cukup curam di depan sebuah sekolah dasar. Tidak adanya lampu penerangan yang memadai akan menyulitkan pengguna kendaraan, padahal terdapat tikungan pula pada tanjakan tersebut. Sudah terdapat superelevasi, namun tidak diukur dengan pasti apakah superelevasi maksimum pada tikungan tersebut sudah memenuhi standar atau tidak. Jalan ini tidak memiliki pembagian lajur yang jelas, sehingga akses kendaraan dari kedua arah berada pada jalan yang sama. Kemudian, di sepanjang jalan juga sudah terdapat drainase, namun belum memadai.

Gambar 14. Jalan H. Yahya Nuih

Gambar 15. Jalan H. Yahya Nuih dan drainasenya

JALAN KARET

Jalan Karet merupakan jalan lokal primer berdasarkan klasifikasi yang dikeluarkan oleh Bappeda Depok. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan Karet memiliki akses langsung ke Jalan Margonda Raya. Jalan ini memiliki lebar kurang-lebih 4-5 meter. Jalan ini terletak di antara Gramedia Depok dengan Margo City. Hal yang mencolok terlihat ialah terdapat kerusakan jalan di sepanjang jalan ini, yaitu dengan ditemuinya berbagai lubang yang mengganggu laju kendaraan. Selain itu, tidak ada rambu apapun yang memberikan peringatan, imbauan, maupun panduan bagi pengguna kendaraan. Tidak ada pembagian jalur yang jelas untuk penanda arah. Drainase tidak memadai, ditemui adanya saluran yang terputus dan tidak ada jalur pengalirannya lagi. Padahal jalan ini sering dilewati pejalan kaki dan terdapat banyak warung penjual makanan di sekitar jalan, sehingga bila hujan, akan timbul genangan yang akan mengganggu aktivitas. Selain itu, tidak ditemui adanya konsep rumaja, rumija, dan ruwasja yang jelas di jalan ini, dengan tidak adanya batas sempadan jalan dan bangunan yang eksplisit.

Gambar 16. Jalan Karet

Gambar 17. Kondisi Jalan Karet

Gambar 18. Lokasi Jalan Karet

JALAN MASUK PESONA KHAYANGAN DEPOK

Gambar 19. Lokasi Jalan Masuk Pesona Khayangan DepokJalan Masuk Pesona Khayangan Depok merupakan jalan lokal primer berdasarkan klasifikasi yang dikeluarkan oleh Bappeda Depok. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan Masuk Pesona Khayangan Depok memiliki akses langsung ke Jalan Margonda Raya. Jalan ini merupakan akses masuk ke dalam perumahan Pesona Khayangan Depok dan dilihat dari kecuramannya, termasuk jalan perbukitan karena memiliki kemiringan 3-25%. Jalan ini memiliki lebar kurang-lebih 4-5 meter, yang terdiri dari 2 lajur dan 4 jalur. Pada jalan Masuk Pesona Khayangan Depok, ditemui beberapa kerusakan jalan, yaitu lubang-lubang. Penempatan marka jalan sudah cukup baik. Namun, pada saat survei, ditemui adanya kendaraan yang melaju di jalan yang berlawanan arah. Hal ini berarti perlu adanya penempatan penunjuk jalan yang lebih efisien. Kemudian, bila dilihat, tidak ada drainase yang cukup memadai di tepi jalan.

Gambar 20. Jalan Masuk Pesona Khayangan Depok