makalah kista folikuler

30
MAKALAH KISTA FOLIKULER (KISTA DENTIGEROUS) KELOMPOK 5 : Najma Shofi I1D110031 Aizar Agi Syahrial I1D110032 Dina Fajriati I1D110034 Eka Oktavia Ruswanti I1D110035 Adib Muntasir I1D110036 Noor Hamidah I1D110201 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT TAHUN AKADEMIK 1

Transcript of makalah kista folikuler

Page 1: makalah kista folikuler

MAKALAH

KISTA FOLIKULER (KISTA DENTIGEROUS)

KELOMPOK 5 :

Najma Shofi I1D110031

Aizar Agi Syahrial I1D110032

Dina Fajriati I1D110034

Eka Oktavia Ruswanti I1D110035

Adib Muntasir I1D110036

Noor Hamidah I1D110201

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

TAHUN AKADEMIK

2012/2013

1

Page 2: makalah kista folikuler

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunia yang telah diberikan, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan

judul “KISTA FOLIKULER (KISTA DENTIGEROUS)”.

Penyajian makalah ini menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan mudah

dimengerti. Makalah ini kami lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang

menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah dan pembahasan, serta

penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran yang menjelaskan secara singkat isi

dari makalah kami. Makalah ini juga kami lengkapi dengan daftar pustaka yang

menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam penyusunan.

Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna bagi

pembaca. Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa makalah ini masih

jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini

akan kami terima dengan senang hati. Akhir kata semoga keberadaan makalah ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Banjarmasin, Oktober 2012

Penyusun

2

Page 3: makalah kista folikuler

DAFTAR ISI

Judul ……………………………………………………………………………......1

Kata Pengantar …………………………...…………………………………........... 2

Daftar Isi …………………………………………………………………..…......... 3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 4

1.2 Tujuan …………..…………………………………………………… 5

Bab II Isi

2.1 Definisi kista folikuler (kista dentigerous) .......................…………... 6

2.2 Etiologi kista folikuler (kista dentigerous)........................................... 6

2.3 Patofisiologi kista folikuler (kista dentigerous) ……..…………........ 7

2.4 Gambaran klinis kista folikuler (kista dentigerous)……...……………8

2.5 Gambaran radiografi kista folikuler (kista dentigerous) .................... 10

2.6 Gambaran histopatologi kista folikuler (kista dentigerous)................. 14

2.7 Tempat Predileksi kista folikuler (kista dentigerous) ………………...16

2.8 Klasifikasi kista folikuler (kista dentigerous) ......................................16

2.9 Terapi kista folikuler (kista dentigerous) ..............................................17

2.10 Diagnosa banding …………………………………………………... 18

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ………………………………………………….……..... 19

3.2 Saran ……………………………………………………….……...... 19

Daftar Pustaka ……………………………..………………………………….….. 20

3

Page 4: makalah kista folikuler

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kista adalah rongga patologis yang berisi cairan bahan setengah cair atau gas

biasanya berdinding jaringan ikat dan berisi cairan kental atau semi likuid, dapat berada

dalam jaringan lunak ataupun keras seperti tulang. Rongga kista di dalam rongga mulut

selalu dibatasi oleh lapisan epitel dan dibagian luarnya dilapisi oleh jaringan ikat dan

pembuluh darah.1

Kista folikuler (kista dentigerus) merupakan salah satu kista yang menutupi mahkota

gigi yang belum erupsi dan melekat pada leher gigi. Kista dentigerus merupakan

pembesaran ruangan folikuler di sekitar gigi yang belum erupsi. Lesi ini umumnya

berkaitan dengan gigi molar ketiga bawah atau kaninus atas yang terpendam dan sering

terdiagnosis dengan pemeriksaan rontgen apabila gigi yang terlibat tidak erupsi atau bila

ada erupsi atau bila ada infeksi pada kista tersebut.2

Gambaran klinis dari kista ini adalah:2

a. Biasanya banyak terjadi pada usia dewasa yakni usia 30 tahun pada laki-laki, dan 10-

20 tahun pada perempuan.

b. Banyak melibatkan premolar, molar tiga mandibular, serta pada kaninus, premolar,

molar tiga maksila.

c. Dapat terjadi pembekakan secara perlahan-lahan

d. Nyeri bisa terjadi jika terdapat adanya infeksi.

Ukuran kista folikuler (kista dentigerus) biasanya bisa mencapai ukuran yang

besar, sehingga mengakibatkan pergeseran gigi terpendam yang terlibat. Perpindahan dari

4

Page 5: makalah kista folikuler

gigi yang terlibat bisa suborbital atau ke dalam proccessus coronoideus atau proccessus

condyloideus. Apabila hal ini terjadi pengambilan yang tergeser tersebut dilakukan

bersamaan dengan enukleasi kista. Apabila dikhawatirkan akan terjadi fraktur patologis

maka terkadang dapat diatasi dengan rekonstruksi graff tulang autologis dengan segera.

Marsupialisasi biasanya dipilih untuk kasus kista yang lebih besar dan untuk menangani

kista erupsi sehingga gigi yang terlibat (biasanya gigi molar pertama atau kedua) bisa

erupsi.2

1.2. Tujuan

Tujuan untuk mengetahui tentang kista folikuler (kista dentigerous) dan untuk

memenuhi tugas dari drg Bayu Indra Sukmana.

5

Page 6: makalah kista folikuler

BAB II

ISI

2.1. Definisi Kista Folikuler (Kista Dentigerous)

Kista folikuler biasa juga disebut sebagai kista dentigerous karena berasal dari

organ email atau folikel gigi. Kista folikuler mengelilingi mahkota gigi yang belum

erupsi dan melekat pada gigi sepanjang servikal, keadaan ini yang membedakan antara

kista folikuler dengan kista primordial.2

Kista folikuler biasanya terbentuk pada gigi yang impaksi dan gigi supernumerari

permanen, kemungkinan terjadi pada gigi susu sangat kecil dan biasanya terjadi pada gigi

yang sedang erupsi sehingga disebut juga kista erupsi.2

2.2. Etiologi Kista Folikuler (Kista Dentigerous)

Kista folikular merupakan kista yang paling umum dari kista odontogenik

perkembangan dalam rahang yang mempunyai dinding sel epitel, asal mula kista ini tetap

belum diketahui dengan pasti. Diduga infeksi periapeks pada gigi sulung dapat

menstimulasi respon jaringan folikel gigi permanen yang belum erupsi untuk terlepas dari

mahkota gigi dan mengalami degenerasi kistik.2

Banyak pendapat mengatakan kista berasal dari intrafolikuler yaitu pembesaran

folikel serta mahkota gigi. Ada pula yang berpendapat kista berasal dari ekstra folikular

menginget kista pertama kali berkembangan dari sisa ekstrafolikular yang kemudian

bersatu dengan folikel gigi yang erupsi. Ada yang berpendapat bahwa kista folikular

berkembaang setelah mahkota gigi yang impaksi terbentuk seluruhnya. Ada pula yang

menyatakan bahwa kista folikular dapat muncul dari organ email setelah mahkota gigi

6

Page 7: makalah kista folikuler

terbantuk setengan sempurna. Organ email yang mengelilingi mahkota gigi seutuhnya

atau yang melekat pada mahkota gigi.2

2.3. Patofisiologi Kista Folikuler (Kista Dentigerous)

Beberapa orang peneliti telah menguraikan patogenesis dari kista folikular, namun

asal mula kista ini tetap belum diketahui secara pasti. Kista folikular tumbuh di antara

sisa epithelium email dan mahkota gigi impaksi pada beberapa individu dan tampaknya

faktor genetis juga mempengaruhi.2

Impaksi gigi menghambat aliran vena keluar dari folikel dan kemudian

menyebabkan transudasi cairan yang melintasi dinding kapiler. Tekanan hidrostatik

membuat folikel terpisah dari mahkota sehingga menyebabkan perluasan kista. Pada

dasarnya kista ini terjadi akibat dilatasi ruang folikular normal di sekitar mahkota gigi

yang sedang erupsi yang disebabkan akumulasi cairan jaringan atau darah.2

Kebanyakan kista folikular menunjukkan perkembangan lebih lanjut dari

beberapa elemen epitel yang terletak tepat diatas permukaan email. Pada keadaan seperti

ini, kista dapat terbnentuk secara baik mengikuti pola yang telah ada dan melibatkan

proliferasi epitel.2

Epitel yang membentuk sebagian besar dari kista folikular diduga berasal dari sisa

epithelium email, yang pada keadaan normal menyelubungi mahkota gigi yang belum

erupsi. Konsep ini didukung dengan kenyataan susunan epithel kebanyakan kista

folikular melekat pada daerah pertautan semento-email.2

Kista folikular relatif umum dijumpai karena kista jenis ini dapat terjadi pada 11%

anak selama erupsi insisif dan 30% pada anak yang sedang erupsi caninus dan molar.

Letak dari gigi memiliki peranan penting dalam terjadinya kista ini. Hal ini dibuktikan

7

Page 8: makalah kista folikuler

dengan tingkat kejaian lebih tinggi pada molar ketiga rahang atas yang impaksi

dibandingkan dengan kaninus rahang atas yang impaksi. Molar ketiga mandibula dan

kaninus maksila merupakan gigi yang paling sering terkena kista ini.2

Perkembangan kista folikular mengikuti akumulasi cairan yang terdapat diantara

sisa organ email dan mahkota gigi. Sisa epithelium email akan membentuk suatu batasan

permukaan kista dan mahkota gigi yang telah terbentuk sempurna membentuk bagian

lainnya. Akumlasi cairan terdapat diantara sisa epithelium email dan mahkota gigi.

Biasanya ruang sekitar mahkota dengan ukuran 2,5 mm atau lebih merupakan suatu

ukuran minimal memungkinkan mendiagnosis sebagi kista folikular.2

Dinding epitel kisat folikular mempunyai potensi luas. Kista folikular berpotensi

menjadi ameloblastoma. Akibat yang ditimbulkan dari perubahan neoplastik adalah

pelebaran tulang wajah yang diikuti asimetris wajah, pergeseran gigi yang jelas, resorpsi

akar, dan rasa sakit. Bila kista folikular terjadi pada rahang bawah dapat menyebabkan

pergeseran molar tiga pada jarak tertentu sehingga tampak tertekan ke arah inferior

mandibula.2

2.4. Gambaran Klinis Kista Folikuler (Kista Dentigerous)

Seperti halnya dengan jenis kista lainnya, gejala kista folikuler tidak terlihat bila

masih pada tahap awal. Kista folikuler yang belum mengalami komplikasi seperti kista

lainnya tidak akan menyebabkan gejala sampai pembesarannya nyata terlihat. Meski

gejala biasa tidak ada, dengan terlambatnya erupsi gigi semakin besar pula indikasi

terjadinya kista folikuler. Kista folikuler dapat dideteksi melalui pemeriksaan radiografis

atau pada saat dilakukan pemeriksaan gigi yang tidak erupsi. Infeksi dapat menyebabkan

gejala umum seperti bengkak yang membesar dan rasa sakit.2

8

Page 9: makalah kista folikuler

Kista folikuler biasanya terdeteksi pada anak-anak, remaja atau dewasa, walaupun

terkadang dapat ditemukan pada orang yang lebih tua. Jenis kista folikuler yang

berhubungan dengan erupsi gigi sulung dan tetap pada anak dinamakan kista erupsi atau

kista hematoma. Secara klinis, lesi tampak sebagai pembengkakan lingir alveolar diatas

tempat gigi yang sedang erupsi. Saat rongga kista sirkumkoronal berisi darah,

pembengkakan tampak ungu atau sangat biru sehingga dinamakan erupsi hematoma.2

Kista folikuler biasanya lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibanding wanita

dan hampir 60% dari kista ini terjadi pada dekade dua hingga dekade tiga kehidupan.

Sekitar 70% dari lesi terjadi pada mandibula dan 30% terjadi pada maksila. Hampir 62%

terjadi pada gigi molar, 12% terjadi pada premolar, dan 12% terjadi pada gigi kaninus

dan sisa 14% muncul pada tempat lain dalam tulang rahang. Prevalensi kista dentigerous

pada populasi kulit putih lebih tinggi dibandingkan dengan populasi kulit hitam.2

Kadang-kadang mahkota gigi dapat masuk ke dalam lumen kista. Kista dapat

memiliki berbagai macam ukuran, dari yang pembesarannya berlangsung lambat pada

kantong perikoronal hingga yang meliputi seluruh badan dan ramus mandibula serta

sebagian tulang rahang. Mungkin karena pengarug faktor anatomi rahang atas dan rahang

bawah, kista yang dijumpai dirahang bawah biasanya lebih besar. Kista sebagian besar

mengenai mandibula, mungkin karena perbedaan anatomi rahang atas dan rahang bawah.

Kista umumnya berkembang pada satu gigi tetapi dapat juga meliputi beberapa gigi yang

berdekatan bila kista tersebut membesar. Selanjutnya akan menyebabkan pergeseran gigi

jauh dari posisinya yang normal terutama pada kista yang mengenai gigi-geligi dirahang

atas sehingga tidak mungkin menentukan gigi asal kista. Gigi yang “tidak bersalah”

biasanya tetap ada dalam folikel.2

9

Page 10: makalah kista folikuler

Kista folikuler biasanya soliter, bila multipel mungkin terjadi bersamaan dengan

sindrom karsinoma sel basal nevoid. Infeksi sekunder sering terjadi. Kista dapat juga

ditemukan bersamaan dengan disostosis kleidokranial dan kadang-kadang bersamaan

dengan amelogenesis imperfekta tipe hipoplastik dan menyebabkan beberapa atau bahkan

banyak gigi menjadi nonvital. Umumnya tidak menyebabkan rasa sakit.2

Bila terjadi pada daerah sinus maksilaris, sulit didiagnosis, diperlukan teknik

radiografi yang stereoskopik. Meskipun demikian, konveksitas dinding lateral kista yang

kontras dengan dinding lateral sinus yang konkaf dapat membantu diagnosis.2

2.5. Gambaran Radiografi Kista Folikuler (Kista Dentigerous)

Kista dentigerous dapat diidentifikasikan secara radiologis dengan mudah karena

gambaran radiografisnya sangat khas. Biasanya kista dentigerous tampak berupa

gambaran radiolusen simetris, unilokular, berbatas tegas, dan mengelilingi mahkota gigi

yang tidak erupsi (impaksi). Kecuali terinfeksi sehingga tepinya berbatas buruk,

pertumbuhan kista yang lambat dan teratur, membuat kista dentigerous mempunyai tepi

sklerotik yang berbatas tegas, dengan korteks yang jelas, dan ditandai dengan garis batas

radiopak yang tipis. Gambaran radiografis kista ini perlu dibedakan dengan gambaran

keadaan normal dari sirkum koronal atau ruang folikular. Pada kasus lain daerah

radiolusen dapat muncul menyusup kearah lateral dari mahkota gigi, terutama jika kista

relative besar ukurannya atau jika telah terjadi perubahan posisi gigi dari tempatnya.2

Pergerakan atau pepindahan dari gigi yang tidak erupsi dengan segala macam

posisi sering terjadi dan dapat ditemukan pada rahang atas atau rahang bawah. Pda daerah

mandubula, gambaran radiolusen terkait dapat meluas kesuperior dari region molar tiga

kedalam ramus atau secara anterior-inferior sepanjang badan mandibula. pada kista

10

Page 11: makalah kista folikuler

dentigerous rahang atas yang melibatkan daerah kaninus, perluasan kedalam sinus

maksilaris atau kearah dinding orbita dapat ditemukan dan juga perluasan ke dalam fosa

nasalis. Kista dentigerous pada molar tiga rahang atas dapat meluas ke distal dan

superior, kadangkala berhubungan dengan ruang sinus maksilaris.2

Rongga kista dentigerous berbentuk bulat dan unilokular namun terkadang

ditemukan trabekula dari dinding tulang sebagai pseudoloculation. Pada kasus ini gigi

yang tidak erupsi biasanya tidak berada pada tempatnya. Trabekulasi ini dapat member

kesan yang salah tentang bahwa kista ini multilokular. Berbagai pvariasi dari kita

dentigerous disatukan oleh membrane kista yang bersambungan. Kista dentigerous yang

multiple harus dirawat secara adekuat untuk menghindari komplikasi seperti sidrom

odontogenic keratocyst cell nevus-bifid rib.2

Kista dentigerous memiliki potensi untuk membesar, menyebabkan kerusakan

medulla tula ng dan ekspansi rahang. Kista dentigerous juga dapat meluas ke prosesus

koronoideus dan leher kondil. Gigi yang terkena kista biasanya sering berpindah tempat

dengan jarak tertentu. Pada mandibula, molar tiga dapat tertekan ke inferiornya. Kista

juga dapat meresorbsi akar gigi didekatnya yan g sudah erupsi. Kista yang besar

ukurannya mungkin mungkin berhubungan denagan perluasan kista dalam tulang. Kista

dentogerous berukuran besar jarang terjadi, kebanyakan lesi yang secara raiografis

diduga sebagai kista dentigerous yang besar, sering kali terbukti merupakan suatu kista

keratosis odontogenik atau ameloblastoma.2

Kista dentigerous yang berukuran kecil biasanya secara klinis tidak terdeteksi

sama sekali dan hanya akan ditemukan pada pemeriksaan rdiografis rutin atau pada

11

Page 12: makalah kista folikuler

pemerikasaan radiografis yang digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan pada gigi

yang akan erupsi.2

Perlu diingat bahwa gambaran radiologis bukan merupakan alat diagnosis

mengingat kista odontogenik lain seperti kista keratosis odontogenik, ameloblastam

unikistik dan lesi lainnya dapat memberikan gambaran radiologis yang menyerupai kista

dentierous. Di antra 37% gigi molar tiga yang impsksi pda mandibula dan 15% gigi

molar tiga yang impaksi pada maksila yang memperlihatkan radiolusen pada daerah

perikoronal, hanya 11% yang keungkinan besar diduga sebagai kista dentigerous.

Biasanya ruangan perikoronal yang mencapai 2,5 mm atau lebih dapat dipertimbangkan

sebagai jarak minimal untuk dapat didiagnosis sebagai kemungkinan kista dentigerous.

Kista dentigerous harus dapat dibedakan denngan pembesaran kantong folikel. Tidak ada

perbedaan nyata antara sebuah folikel gigi dan kista dentigerous yang berukuran kecil.

Namun gambaran radiolusensi berukuran 3-4 mm atau lebih mengindikasikan adanya

pembentukan suatu kista.2

Gambar 1 : Kista folikuler

sebelum dilakukan pengobatan3

12

Page 13: makalah kista folikuler

Gambar 2 : Kista folikuler dalam poros

mandibula setelah dekompresi-proyeksi

aksial.3

Gambar 3 : Folikular sebelum kista

kistektomi.3

Gambar 4 : setelah

ekstirpasi kista folikuler,

ekstraksi bedah gigi 48.

Gigi 47 diperlakukan

endodontik.3

13

Page 14: makalah kista folikuler

2.6. Gambaran Histopatologi Kista Folikuler (Kista Dentigerous)

Tidak ada gambaran histopatologi yang khas dari kista dentigerous yang dapat

membedakannya dari kista odontogenik lainnya. Faktanya, dinding epitelnya merupakan

sisa epithelium email terdiri atas 2-3 lapisan sel gepeng atau kuboid. Permukaan epitel

dan jaringan penghubung berbentuk datar. Jaringan penghubung berupa jaringan fibrosa

tipis yang berasal dari folikel gigi, terdiri atas sel fibroblast muda yang terpisah lebar oleh

stroma yang senyawa dasarnya kaya akan asam mukopolisakarida.2

Gambaran histopatologi kista dentigerous bervariasi, umumnya terdiri atas lapisan

dinding jaringan ikat tipis, dilapisi epitel gepeng berlapis tak berkeratin yang bersatu

dengan sisa epithelium email, meliputi atau melekat pada bagian leher mahkota gigi.2

Bila dinding epitel terlihat berkeratinisasi biasanya merupakan kista primordial.

Kista dentigerous terlihat jelas membentuk keratin oleh karena metaplasia. Dapat

ditemukan sejumlah variasi lapisan epitel odontogenik pada kista dentigerous, misalnya

transformasi neoplastik menjadi ameloblastoma.2

Pada kista dentigerous yang tidak meradang, lapisan epitelnya terdiri atas 2

sampai 4 lapisan sel epithelium tak berkeratin serta jaringan ikat dibawahnya menjadi

rata. Dinding jaringan ikat subepitel ini tidak tersusun dengan baik dan mengandung

bahan dasar glikosaminoglikan yang cukup banyak. Dinding jaringan ikat subepitel

berbentuk kapsul yang biasanya tersusun oleh jaringan kolagen yang agak padat, dengan

kadang-kadang ada sel datia benda asing. Biasanya sel radang kronis dapat dijumpai,

tetapi bila ada ulserasi, dapat dijumpai campuran sel radang kronis dan akut. Dinding

jaringan ikat kista ini kadang-kadang menebal dan terdiri atas jaringan penghubung rapuh

14

Page 15: makalah kista folikuler

yang banyak mengandung jaringan kolagen yang menyebar sehingga banyak yang

mendiagnosa kista ini sebagai tumor odontogenik fibroma atau odontogenik miksoma.2

Pada kista dentigerous yang mengalami peradangan atau mengalami infeksi

sekunder, lapisan epitel mengalami hyperplasia, terjadi akatosis dengan perkembangan

rete peg dari epitel skuamosa. Pada kista dentigerous yang terinflamasi, dinding fibrosa

lebih padat kolagen sehingga lebih kenyal, dengan bermacam-macam infiltrasi dari sel

radang kronis. Pada lapisan epithelial juga terlihat bermacam-macam ukuran hyperplasia

dengan perkembangan dari rete ridges.2

Pada beberapa kasus ditemukan kista dentigerous yang mengandung pigmen

melanin dan melanosit pada lapisan dinding epitel. Gambaran permukaan epitel yang

berkeratin kadang dapat terlihat dan harus dibedakan dengan kista keratosis odontogenik.

Kadang-kadang tampak dinding epitel dengan atau tanpa permukaan keratinisasi yang

halus dan banyak granular dari pigmen melanin yang terdistribusi di sel basal pada

lapisan epitel. Sel mukus dapat tersebar dalam epitel kista dentigerous.2

Gambar A Gambar B

Keterangan :

Gambar A : Dinding kista yang menempel pada cervical gigi4

15

Page 16: makalah kista folikuler

Gambar B : Terlihat lapisan epitel lining dengan dinding fibrous connective tissue tanpa

adanya infiltrasi sel-sel radang.4

2.7. Tempat Predilekdi Kista Folikuler (Kista Dentigerous)

Kista dentigerous adalah kista yang menyelubungi mahkota dari gigi yang

umumnya belum mengalami erupsi atau pada gigi supernumerari. Kista dentigerous dapat

terjadi baik dirahang atas maupun di rahang bawah. Paling banyak ditemukan pada

daerah prosesus alveolaris, ramus asendens, molar tiga bawah, sudut mandibula, kaninus

atas, molar tiga atas dan premolar bawah serta daerah sinus maksilaris.2

Molar tiga merupakan tempat predileksi utama dari kista dentigerous, disusul oleh

kaninus tetap atas. Secara umum, tempat predileksi kista adalah pada : molar tiga bawah,

kaninus atas, molar tiga atas dan premolar dua bawah. Meskipun demikian, kista

dentigerous dapat terjadi pada setiap gigi yang tidak bererupsi, mahkota gigi tersebut

terdapat dalam lumen kista.2

Pada kasus yang sangat jarang, kista dentigerous dapat berkembang pada mahkota

gigi sulung yang belum erupsi. Juga pada gigi berlebih (supernumerari) yang tidak erupsi

dan odontoma. Seseorang dapat memiliki beberapa kista dentigerous dan paling sering

deteksi awal ditemukan pada usia remaja dan dewasa muda.2

2.8. Klasifikasi Kista Folikuler (Kista Dentigerous)

Kista dentigerous adalah kista yang menyelubungi mahkota dari gigi yang

umumnya belum mengalami erupsi atau pada gigi supernumerari. Kista dentigerous dapat

terjadi baik dirahang atas maupun di rahang bawah. Paling banyak ditemukan pada

16

Page 17: makalah kista folikuler

daerah prosesus alveolaris, ramus asendens, molar tiga bawah, sudut mandibula, kaninus

atas, molar tiga atas dan premolar bawah serta daerah sinus maksilaris.2

Molar tiga merupakan tempat predileksi utama dari kista dentigerous, disusul oleh

kaninus tetap atas. Secara umum, tempat predileksi kista adalah pada : molar tiga bawah,

kaninus atas, molar tiga atas dan premolar dua bawah. Meskipun demikian, kista

dentigerous dapat terjadi pada setiap gigi yang tidak bererupsi, mahkota gigi tersebut

terdapat dalam lumen kista.2

Pada kasus yang sangat jarang, kista dentigerous dapat berkembang pada mahkota

gigi sulung yang belum erupsi. Juga pada gigi berlebih (supernumerari) yang tidak erupsi

dan odontoma. Seseorang dapat memiliki beberapa kista dentigerous dan paling sering

deteksi awal ditemukan pada usia remaja dan dewasa muda.2

2.9. Terapi Kista Folikuler (Kista Dentigerous)

Mayoritas kista yang dibatasi epithelium pada rahang dapat dirawat dengan cara

yang serupa. Enukleasi terhadap keseluruhan kista, termasuk lapisan epithelial maupun

kapsul dengan penanganan yang sukses dari ruang yang mati adalah suatu usaha kuratif.

Drainase bebas dari cairan isi dari kista ini sedemikian rupa sehingga rongga kista kosong

dan dalam hubungan bebas dengan mulut, adalah juga suatu usaha kuratif. Kantung kista

akan menyusut ukurannya dan akan terbentuk tulang baru pada aspek kapsularnya.

Mekanisme yang mendasari penyembuhannya masih belum jelas diketahui. Dahulu

dianggap sebagai dekompresi dan pengangkatan dari isi kista yang memiliki osmolaritas

yang lebih besar dari pada jaringan di sekelilingnya dan yang kemudian menimbulkan

tekanan hidrostatik internal yang positif.5

17

Page 18: makalah kista folikuler

2.10. Diagnosa Banding Kista Folikuler (Kista Dentigerous)

Kista folikular sering ditemukan secra kebetulan pada pemeriksaan radiografi dan

tidak jarang kista ini salah terdiagnosis. Gambaran lesi yang hampir mirip sering kali

menjadi kendala bagi seorang dokter gigi untuk dapat menentukan diagnosis secara

tepat.2

Salah satu diagnosis banding dari kista folikular adalah ameloblastoma pada gigi

impaksi yaitu ameloblastoma unikistik. Kista folikular memiliki gambaran lesi yang

mirip dengan ameloblastoma unikistik.2

Ameloblastoma unikistik digambarkan suatu rongga kistik tunggal yang

memperlihatkan suatu transformasi sel ameloblastik pada lapisan dinding kista. Pada

kista unilokular, ditemukan lapisan yang rata serta adanya sel ameloblastik pada lapisan

basal di beberapa area dan tidak terdapat infiltrasi sel neoplasma pada dinding penyokong

kista. Ada juga kemungkinan terdapat proliferasi intraluminal tanpa infiltrasi dari sel

neoplasma pada dinding kista. Akan tetapi pada beberapa kasus, terdapat ameloblastoma

pleksiform atau folikular yang menginfiltrasi dinding kista.2

Secara histopatologis, pada ameloblastoma unikistik terlihat ruang kistik yang

besar atau ruang yang dibatasi lapisan epitel tipis dengan sel-sel basal yang berjejer. Juga

terdapat invaginasi epitel ke jaringan ikat penyokong dan kadang-kadang terlihat pulau-

pulau mural yang berisi sael ameloblastoma. Selain itu, terjadi perubahan karakteristik

spongiosa pada lapisan epitel dan kadang-kadang hialinisasi epitel. Beberapa lesi

menunjukkan adanya komponen intraluminal, biasanya pada tipe pleksiform.2

18

Page 19: makalah kista folikuler

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kista folikuler biasa juga disebut sebagai kista dentigerous karena berasal dari

organ email atau folikel gigi. Kista folikuler mengelilingi mahkota gigi yang belum

erupsi dan melekat pada gigi sepanjang servikal, keadaan ini yang membedakan antara

kista folikuler dengan kista primordial. Kista folikuler biasanya terbentuk pada gigi yang

impaksi dan gigi supernumerari permanen, kemungkinan terjadi pada gigi susu sangat

kecil dan biasanya terjadi pada gigi yang sedang erupsi sehingga disebut juga kista

erupsi.

Gambaran klinis dari kista ini adalah biasanya banyak terjadi pada usia dewasa yakni

usia 30 tahun pada laki-laki, dan 10-20 tahun pada perempuan, banyak melibatkan

premolar, molar tiga mandibular, serta pada kaninus, premolar, molar tiga maksila, dapat

terjadi pembekakan secara perlahan-lahan dan nyeri bisa terjadi jika terdapat adanya

infeksi. Terapi pada kista folikuler adalah dengan enukleasi terhadap keseluruhan kista.

Salah satu diagnosis banding dari kista folikular adalah ameloblastoma pada gigi impaksi

yaitu ameloblastoma unikistik.

3.2. Saran

Kami harap mahasiswa PSKG dapat memahami sepenuhnya isi dari makalah ini.

19

Page 20: makalah kista folikuler

DAFTAR PUSTAKA

1. Birnbaum W, Stephen M. Dunne. Diagnosis Kelainan dalam Mulut. EGC. Jakarta.

2009. Hal. 218.

2. Sudiono, Janti. Kista Odontogenik. EGC. Jakarta. 2011. Hal. 22-37

3. Anna Gadewa, Ewa Jach, Tomasz Tomaszewski, Jolanta Wojciechowicz. Treatment

of the follicular cyst of the mandible in a pregnant woman. Journal of Pre-Clinical

and Clinical Research, 2011, Vol 5, No 1, 38-40

4. Syafriadi, Mei. Patologi Mulut. Penerbit Andi. Yogyakarta. 2008. Hal 14

5. Shear, Mervyn. Kista Rongga Mulut edisi 3. EGC. Jakarta. 2012. Hal. 298

20