MAKALAH KIMFAR

27
BAB 1 PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Dalam bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak di lakukan. Yang banyak dilakukan adalah identifikasi anion dan kation yang merupakan bagian bahan obat, bahan bantu dan sediaan untuk senyawa an organik maupun senyawa organik, yang pada analisis kedua senyawa tersebut terdapat perbedaan- perbedaan yang penting Senyawa-senyawa an organik pada umumnya merupakan senyawa ionik yang dapat ditentukan dengan suatu bagan tertentu, sedangkan senyawa organik umumnya terikat pada ikata kovalen, dan hingga sekarang belum ada suatu skema atau bagan yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi suatu senyawa. Fenol yang disebut sebagai alkohol aromatik mempunyai rumus struktur R-OH. Dimana pada alkohol (alkohol alifatik) R adalah gugus alkil. Sedangkan perbedaan nya dengan fenol adalah gugus R nya adalah gugus aril (Benzena yang kehilangan 1 atom H atau - C 6 H 5 ) . 1

Transcript of MAKALAH KIMFAR

Page 1: MAKALAH KIMFAR

BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Dalam bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang digunakan

sebagai bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak di lakukan. Yang

banyak dilakukan adalah identifikasi anion dan kation yang merupakan bagian

bahan obat, bahan bantu dan sediaan untuk senyawa an organik maupun senyawa

organik, yang pada analisis kedua senyawa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan

yang penting

Senyawa-senyawa an organik pada umumnya merupakan senyawa ionik

yang dapat ditentukan dengan suatu bagan tertentu, sedangkan senyawa organik

umumnya terikat pada ikata kovalen, dan hingga sekarang belum ada suatu skema

atau bagan yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi suatu senyawa.

Fenol yang disebut sebagai alkohol aromatik mempunyai rumus struktur

R-OH. Dimana pada alkohol (alkohol alifatik) R adalah gugus alkil. Sedangkan

perbedaan nya dengan fenol adalah gugus R nya adalah gugus aril (Benzena yang

kehilangan 1 atom H atau -C6H5) .

Fenol (fenil alkohol) mempunyai substituen pada kedudukan orto, meta

atau para. Fenol berguna dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam

batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai

flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol

adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh

B.PERMASALAHAN

Adapun permasalahan dari makalah ini yaitu :

1. Apa yang di maksud dengan Fenol?

2. Sifat-sifat umum Fenol?

3. Penggolongan Fenol?

4. Kegunaan Fenol?

1

Page 2: MAKALAH KIMFAR

5. Reaksi identifikasi Fenol secara umum?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang di maksud dengan fenol

2. Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat umum fenol

3. Mahasiswa dapat mengetahui penggolongan fenol

4. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaaan Fenol

5. Mahasiswa dapat mengetahui reaksi identifikasi fenol secara

umum

2

Page 3: MAKALAH KIMFAR

BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN FENOL

Fenol atau asam karbolat atau benzenol, Asam fenilat, Hidroksibenzena,

Asam fenat adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus

kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang

berikatan dengan cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang

memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol memiliki

kelarutan terbatas dalam air , yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang

cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.

Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat

dilarutkan dalam air.

Fenol

Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini

dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat

melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat

bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-

satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban

negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.

3

Page 4: MAKALAH KIMFAR

B.SIFAT UMUM FENOL

Merupakan senyawa yang terbentuk dari ikatan fenil dengan gugus

hidroksil.

Memiliki titik didih yang tinggi karena memiliki ikatan hidrogen.

Semakin banyak gugus hidroksil, maka semakin tinggi titik didihnya,

sehingga fenol monovalen lebih mudah didestilasi daripada fenol

polivalen.

Dapat larut dalam air dengan perbandingan 9 gram fenol dalam 100 gram

air. Fenol lainnya sukar larut.

Mudah larut dalam etanol dan eter.

Fenol yang tidak larut dalam air dapat larut dalam basa kuat

(larutan alkali hidroksida).

Fenol dibagi ke dalam dua golongan : Fenol monovalent, yaitu

fenol yang hanya menigakt satu gugus hidroksil. Contoh: Phenol, o-

Chlorophenol, m-Cresol, p-Hydroxybenzoic acid. Fenol polivalen , yaitu

fenol yang memiliki banyak gugus hidroksil terikat pada inti fenil. Contoh,

catechol, hydroquinone dan resorcinol. Fenol sangat banyak

pemanfaatannya dalam kehidupan sehingga disintesis secara besar-besaran

dalam industri atau diekstrak dari tumbuhan alam.

Secara umum pemeriksaan gugus fenol dibagi menjadi beberapa

tahap:

1. Identifikasi pendahuluan (organoleptis)

2. Identifikasi menggunakan reaksi umum

3. Identifikasi derivat fenol menggunakan reaksi khusus.

C.PENGGOLONGAN FENOL

senyawa golongan fenol adalah golongan senyawa dengan struktur

aromatic dengan mengandung gugus OH pada rantai aromatic. Jadi pada fenol

gugus OH langsung terikat pada inti benzene.

Ada 3 golongan Fenol berdasarkan atom H yang digantikan oleh gugus OH yaitu

4

Page 5: MAKALAH KIMFAR

1.Fenol Monovalent adalah Suatu senyawa fenol yang jika satu atom H

pada inti aromatik diganti oleh 1 gugus OH

2. Fenol Divalent adalah Suatu senyawa fenol yang jika dua atom H pada

inti aromatic diganti oleh 2 gugus OH dan merupakan fenol bermatabat

dua

3. Fenol Trivalent adalah suatu senyawa fenol yang jika tiga atom H pada

inti aromatic diganti oleh 3 gugus OH

D.KEGUNAAN FENOL

Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir

Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan

komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP

(trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika

oral, misalnya semprotan kloraseptik.

Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi

aspirin pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam

sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol

(fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa

fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan

minyak pada cengkeh.Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan

pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.

Fenol :

a. Mengandung gugus OH, terikat pada sp2-hibrida

b. Mempunyai titik didih yang tinggi

c. Mempunyai rumus molekul R-OH, dimana R adalah gugus aril

d. Larut dalam pelarut organik

e. Berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna

f. Mempunyai massa molar 94,110C

5

Page 6: MAKALAH KIMFAR

g. Mempunyai titik didih 181,9oC

h. Mempunyai titik lebur 40,9oC

Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan

ini sering digunakan pada masa Nazi Perang Dunia II Suntikan fenol diberikan

pada ribuan orang di kamp-kamp konsentrasi, terutama di Auschwitz-Birkenau

Penyuntikan ini dilakukan oleh dokte ke vena (intravena) di lengan dan jantung.

Penyuntikan ke jantung dapat mengakibatkan kematian langsung. Dalam bidang

kimia, fenol juga sering dipakai sebagai reagendalam analisis kimia.Senyawa

fenol seringkali digunakan untuk pengukuran konsentrasi karbohidratdan protein

dalam metode asam sulfur percobaan uji sensitifitas biomarker pada ikan medaka.

E. REAKSI IDENTIFIKASI SECARA UMUM

1. Identifikasi Pendahuluan (Organoleptis)

• Bentuk

Cairan, contohnya kresol dan karvakol.

Padatan, contohnya timol dan naftol.

• Warna

Putih, contohnya nipagin dan nipasol.

Tidak berwarna, contohnya kresol.

• Bau

Beraroma khas.

• Rasa

Asam, contohnya asam galat.

Manis, contohnya floroglusin.

Pahit, contohnya nipasol.

• Kelarutan

Fenol monovalent umumnya larut dalam pelarut organic.

Fenol polivalen umumnya larut dalam air.

2. Reaksi Menggunakan Reaksi Umum

6

Page 7: MAKALAH KIMFAR

• Reaksi warna Azo

Pereaksi : Diazo A dan Diazo B

Diazo A: 1 gram asam sulfaniat + 60 ml HCl 4N

Diazo B: NaNO2 0,7% dalam air

Zat ditambahkan pereaksi dengan perbandingan Diazo A : Diazo B (4:1),

kemudian ditambah NaOH 2N sampai alkalis, maka akan terbentuk warna

merah yang dapat ditarik eter atau amil alkohol.

• Reaksi Marquis

Pereaksi: 1 tetes formalin + 1 ml H2SO4 pekat.

Prosedur:

Zat dalam plat tetes ditambahkan pereaksi Marquis sehingga terbentuk

cincin warna (merah, coklat, jingga, ungu, hijau) dari difrenol atau trifenol

metana.

• Reaksi dengan CHCl3

Jika diteteskan dengan beberapa tetes CHCl3, ditambah 3 tetes air,

kemudian ditambah NaOH atau KOH padat, lalu dipanaskan sebentar,

akan menghasilkan warna yang stabil.

• Reaksi Loco Millon

Jika zat direaksikan dengan HNO3 kemudian ditambahkan Hg(NO3)2

akan menghasilkan warna merah, endapan kuning.

4. Reaksi untuk Mengidentifikasi Fenol Monovalen

• Reaksi Landolt

Larutan zat diteteskan aqua brom, maka akan terbentuk endapan putih

yang tidak larut dalam air.

• Reaksi Indofenol

Zat ditambah anilin encer 0,01% dan Natrium Hipoklorit ( sebagai

oksidator) , akan berwarna biru. Larutan akan berubah warna menjadi

merah apabila ditambahkan larutan asam.

• Reaksi Spiro

7

Page 8: MAKALAH KIMFAR

Zat ditambah hidrogen peroksida 5% dan FeSO4 0,25% akan berwarna

hijau, apabila ditambah NH4OH maka warna berubah menjadi ungu.

5. Reaksi untuk Mengidentifikasi Fenol Polivalen

• Reaksi dengan Fehling

Fehling A : CuSO4.5H2O 34,46 g + H2SO4 pekat 0,5 ml + aqua ad 500

ml.

Fehling B : K-Na-tartrat 176 g + NaOH 77 g +aqua ad 500 ml.

Prosedur:

Larutan zat ditambah Fehling A : Fehling B (1:1) ditambah NaOH sampai

suasana basa, bila perlu dipanaskan, akan menghasilkan endapan Cu2O

yang berwarna merah bata / kuning.

• Reaksi dengan Asam Oksalat

Zat ditambahkan asam oksalat kemudian dipanaskan 160oC terjadi

perubahan warna sebagai berikut:

o Pirogalol akan berwarna abu-abu

o Fluoroglusin akan berwarna merah

o Pirokatekol akan berwarna merah rose

o Resorsin akan berwarna kuning coklat

• Reaksi dengan Aqua Bromata

Larutan zat diteteskan aqua brom, maka akan terbentuk endapan putih

yang tidak larut dalam air. Reaksi ini umumnya memberi hasil negatif

pada fenol polivalen. Hanya fenol polivalen tertentu yang memberi hasil

positif.

• Penggerusan dengan CaO

Hasil oksidasi dari penggerusan ini akan memberikan warna.

DERIVAT FENOL MONOVALEN

1. ASAM PIKRAT

Asam pikrat memiliki nama lain trinitrofenol, carbazotis acid, dan

picrinic acid.

8

Page 9: MAKALAH KIMFAR

Identifikasi :

• Pemerian: zat ini berbentuk kristal kuning jernih, bersifat higroskopis,

dan memiliki rasa pahit. Titik lebur 121,5 ºC - 122,5 ºC.

• Kelarutan: larut dalam air 15 ºC (1:90), air 100 ºC (1:30), Spiritus (1:1),

Benzene (1:20), Eter (1:75), CHCl3 (1:52).

Reaksi :

• Larutan asam pikrat dalam air akan menghasilkan warna kuning dan

menandakan adanya reaksi asam.

• Larutan asam pikrat dalam alkohol ditambahkan dengan glukosa akan

menghasilkan cairan dengan warna merah darah.

• Larutan pikrat dalam air ditambahkan NH4OH dan CuSO¬4 akan

menghasilkan cairan berwarna biru.

• Jika asam pikrat direduksi dengan Zn dan HCl dan kemudian disaring,

filtrate yang dihasilkan ditambahkan dengan FeCl3 akan menghasilkan

warna biru hijau.

• Jika asam pikrat direaksikan dengan garam alkaloid, seperti strychin

NO3 akan terjadi pengendapan dan terbentuk kristal zamrut.

2. NIPAGIN

Nipagin memiliki nama lain metil parabenzoat.

Identifikasi :

• Pemberian: Zat ini berbentuk serbuk halus, berwarna pitih. Zat ini

hamper tidak berbau, tidak mempunyai rasa, agak membakar, diikuti rasa

tebal. Zat ini bersifat anastetik.

• Kelarutan: Larut dalam air, air mendidih, etanol, dan aseton. Mudah larut

dalam eter dan larutan alkali hidroksida.

Reaksi:

• Jika 10 mg zat ditambahkan 10 ml H2O, kemudian dididihkan setelah itu

didinginkan, dan tambahkan 0,05 ml FeCl3, maka akan berwarna ungu

kemerahan.

• Jika 100 mg zat dilarutkan dalam 2 ml etanol, kemudian dididihkan,

9

Page 10: MAKALAH KIMFAR

setelah itu didinginkan, dan ditambahkan 0,5 ml Hg(NO3)2 maka akan

terbentuk endapan dengan cairan di atas berwarna merah.

• Jika di reaksikan dengan pereaksi Molisch maka akan berwarna kuning

kehijauan.

• Jika zat ditambahkan HNO3 maka akan berwarna kekuningan.

• Akan terjadi rekristalisasi dengan Aceton-Air.

• Jika zat direaksikan dengan NaOH, ditambahkan asam pekat, lalu

ditambahkan aq. Brom maka akan terbentuk endapan putih.

• Jika zat direaksikan dengan NaOH, ditambahkan asam pekat, lalu

ditambahkan NH4OH berlebih, kemudian diuapkan, sisa dalam air

ditambahakn CuSO4, maka bila dilihat di bawah mikroskop akan

terbentuk jarum-jarum berwarna biru.

3. NIPASOL

Nipasol memiliki nama lain p-oxybenzoas propylicus, propil hidroksi

benzoate, propel paraben, propagin

Identifikasi:

• Pemerian: Kristal putih, titik didih 270 ºC, titik lebur 96-97 ºC

• Kelarutan: Larut dalam air, alkohol, eter, dan air panas.

Reaksi:

kuning jingga.kuning + K2Cr2O7

•Jika direaksikan dengan FeCl3 merah intensif

• Jika direaksikan dengan pereaksi Millon

• Zat dibasakan dengan NaOh , diasamkan, ditambahkan NH4¬OH

berlebih, dipanaskan diatas penangas air, ditambahkan CuSO4

menghasilkan endapan biru muda berbentuk jarum.

• Jika direaksikan dengan air, dipanaskan menghasilkan tetesan minyak.

• Jika direaksikan dengan HNO3 encer dan dipanaskan, maka akan

menghasilkan cairan kuning.

4. α-NAPTHOL dan β-NAPTHOL α-napthol memiliki nama lain Napth-

ol.

10

Page 11: MAKALAH KIMFAR

Identifikasi:

• Pemerian: Zat ini berbentuk serbuk hablur putih, memiliki bau yang

khas. Titik lebur 93-96 ºC.

• Kelarutan: Larut dalam etanol.

• Sisa pemijaran: tidak lebih dari 0,005 %

Reaksi:

• Jika direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna hijau kemudian

akan terjadi endapan violet.

• Fluorescensi: biru muda, dalam NaOH tidak terjadi reaksi.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Marquis akan menghasilkan warna

coklat.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Loco Millon akan menghasilkan warna

merah terang.

• Dalam NaOH dan laritan Iod akan enghasilkan larutan keruh berwarna

violet.

• Jika larutan zat ditambah dengan NaHCO3 jenuh, KCN 10%, dan cupri

sulfat 1% akan menghasilkan warna violet.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Aqua Brom berlebih akan

menghasilkan warna violet.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Aqua Brom berlebih akan

menghasilkan endapan putih.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Molisch: zat direaksikan dengan sedikit

alkohol dan 1 cc larutan encer gula tebu, lalu ditambah dengan H2SO4

pekat, bila dilihat lapisan bawahnya akan menghasilkan cincin ungu.

• Jika ditambah dengan KOH 50% berlebih, lalu ditambah CHCl3 berlebih

akan menghasilkan warna biru. β-naphtol memiliki nama lain Napht-2-ol.

Identifikasi:

• Pemerian: Zat ini berbentuk lempeng hablur atau serbuk berwarna putih,

memiliki bau yang lemah, mirip fenol. Titik lebur 121-123 ºC.

11

Page 12: MAKALAH KIMFAR

• Kelarutan: Larut dalam etanol dan larutan alkalihidroksida.

• Sisa pemijaran: tidak lebih dari 0,05%

Reaksi:

• Jika direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan larutan panas warna

hijau dan gumpalan putih.

• Fluorescensi: ungu, dalam NaOH akan berwarna ungu kuat.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Marquis akan menghasilkan warna

hijau.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Loco Millon akan menghasilkan warna

kuning jingga.

• Dalam NaOH dan larutan Iod akan menghasilkan larutan tidak berwarna.

• Jika larutan zat ditambah dengan NaHCO3 jenuh, KCN 10%, dan cupri

sulfat 1% akan menghasilkan warna kuning lemah, fl. Hijau.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Aqua Brom berlebih akan

menghasilkan endapan putih.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Molisch: zat direaksikan dengan sedikit

alkohol dan 1 cc larutan encer gula tebu, lalu ditambah dengan H2SO4

pekat tidak terjadi reaksi (-).

• Jika ditambah dengan KOH 50% berlebih, lalu ditambah CHCl3 berlebih

akan menghasilkan warna biru.

5. KRESOL

Identifikasi:

• Kresol adalah campuran tiga isomer yaitu p-kresol, m-kresol, dan o-

kresol, dimana jumlah terbanyak adalah m-kresol (50%)

• Kresol diperoleh dari ter batubara

• Khasiat: Antiseptikum eksternal, desinfektan (untuk oembersih lantai)

• Organoleptis: cairan, hampir tidak berwarna sampai kuning kecoklatan

pucat, lama kelamaan atau karena pengaruh udara warna menjadi tua; bau

seperti fenol atau ter, rasa larutan dalam air getir.

12

Page 13: MAKALAH KIMFAR

• Kelarutan: sangat mudah larut dalam lebih kurang 50 bagian air; mudah

larut dalam etanol (95%) P, dalam klorofom P, dalam eter P, dalam

gliserol P, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri.

Reaksi:

• Reaksi warna azo:

Pereaksi : Diazo A: asam sulfanilat, HCl, NaOH

Diazo B: NaNO2 dalam air

Reaksi:

larutan warna merah Zat + diazo A : diazo B (4:1), merah tertarik (larut

dalam amil alcohol) Larutan warna merah + amil alkonol

Zat + FeCl3 biru violet (campur)

o-kresol : ungu, biru keruh

m-kresol : ungu keruh

p-kresol : biru keruh, putih

• Reaksi Fehling :

tidak terbentuk endapan merah bata.Larutan zat dalam spiritus + Fehling

A : Fehling B (1:1) + NaOH, panaskan

Fehling A : CuSO4.5H2O , H2SO4(p)

Fehling B : K-Na Tartrat , NaOH

• Zat + aqua brom:

o-kresol: endapan putih

m-kresol: larutan kuning

p-kresol: endapan putih

• Reaksi Marquis (inti aromatis) :

Pereaksi: Formalin 3 tetes + H2SO4 pekat 3ml

merah Reaksi: zat + pereaksi Marquis

III. FENOL POLIVALEN

1. HYDROCHINON

13

Page 14: MAKALAH KIMFAR

Hydrochinon memiliki nama lain p-dioxybenzena. Hydrochinon

memiliki titik lebur 172 ºC dan BM sebesar 110,1.

Identifikasi:

• Pemerian: Padatan berwarna putih.

• Kelarutan: larut dalam air, etanol, eter

• Titik leleh: 172 ºC, titik didih: 287 ºC.

Reaksi:

• Hydrochinon bisa mereduksi larutan Ag-ammoniakal yang akan

menghasilkan warna hijau bila direaksikan selama 2 jam, dan jika

direaksikan lebih lama lagi akan berubah warna hitam.

• Bila direndam dalam larutan aqua calcis selama satu malam akan

menghasilkan warna kuning kecoklatan.

• Bila direaksikan dengan PbAc dan NH4OH akan menghasilkan endapan

berwarna abu-abu hijau.

1,4-benzokinon + 2HCl + FeCl2 (biru).

• Bila dimasak dengan FeCl3

• Bila direaksikan dengan FeCl3 berlebih akan menghasilkan jarum-jarum

chinon. chinhydron metal glans yaitu Hydrochinon

• Jika dilakukan spot test dengan FeCl3 akanmenghasilkan warna hijau

yang akan segera berubah menjadi warna kuning kecoklatan.

• Saat direaksikan dengan Aq Br akan menghasilkan warna kuning

kecoklatan.

• Bila direaksikan dengan NH4OH akan menghasilkan warna merah

kecoklatan.

2. PYROGALLOL

Pyrogallol memiliki nama lain 1,2,3-Trihidroksilbenzen, 1,2,3-

Tryhydrobenzen atau 1,2,3-Benzenotriol. Memiliki BM: 126,1.

Identifikasi:

• Pemerian: Merupakan senyawa kristal tak berwarna dan mengkilap.

• Titilk leleh: 133 ºC

14

Page 15: MAKALAH KIMFAR

Reaksi:

• Jika direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna merah

kecoklatan.

• Jika direaksikan dengan NaOh akan menghasilkan warna merah

kecoklatan.

• Bila direndam dalam larutan dalam larutan aqua calcis akan

menghasilkan warna ungu yang lama kelamaan berubah warna menjadi

coklat.

• Jika direndam dalam larutan Fehling pada suhu kamar akan terjadi proses

reduksi.

• Direndam dalam larutan marquis akan menghasilkan warna merah, dan

jika dipanaskan kemudian didiamkan akan menghasilkan warna merah tua.

• Jka direaksikan dengan Pb-acetat akan menghasilkan warna merah rosa

(basis).

• Jika dilakukan spot test dengan cara melarutkan 50 mg pyrogalol dalam

25 cc air dan ditambahkan 1 tetes phloroglucin selama 30 menit akan

menghasilkan warna pink keunguan.

• Bila terkena udara akan menjadikan suasana basa dan selanjutnya

menghasilkan warna biru tua terkdang hitam.

• Mereduksi Ag ammoniakal dalam kondisi dingin.

• Bila pyrogallol ditambahkan dengan formalin dan H2SO4 akan

menghasilkan warna merah.

3. RESORCIN

Resorcin memiliki nama lain 1,3- dihydroxybenzena.

Identifikasi:

• Pemerian: Kristal putih tidak berwarna, berjarum-jarum, memiliki rasa

manis diikuti rasa pahit, oleh pengaruh sinar matahari/udara dapat berubah

warna menjadi merah muda.

15

Page 16: MAKALAH KIMFAR

• Kelarutan: mudah larut dalam air, etanol, eter, gliserol, sukar larut dalam

kloroform.

• Titik lebur: 110 ºC-113 ºC.

Reaksi:

• Jika direaksikan dengan FeCl3 akanmenghasilkan warna ungu.

• Jika direaksikan dengan Ag-amoniakal akan berwarna hijau-kuning yang

lama kelamaan akan berubah menjadi coklat.

• Identifikasi dengan reaksi marquis akan menghasilkan larutan berwarna

merah keunguan dengan bagian ats berwarna putih seperti susu.

• Jika Resorcin dilarutkan dalam air ditambahkan dengan NaOh 2N dan 1

tetes CHCl3 kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna merah muda

dan jika ditambahkan dengan suatu larutan asam encer lama kelamaan

akan hilang.

• Jika 50 mg resorcin direaksikan dengan 100 mg asam tartarat ditambah

dengan 10 tetes H2SO4 pekat kemudian dipanaskan akan berubah warna

menjadi merah tua.

• Jika dipanaskan dengan Formalin dan H2SO4 kemudian dipanaskan akan

meghasilkan warna merah.

Fenol dapat larut dalam basa kuat. Ada beberapa reaksi yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasi fenol, diantaranya adalah:

1. Reaksi warna Azo

2. FeCl3

3. Reaksi Marquis

4. CHCl¬3 + alkali (dipanaskan)

5. Loco Millon.

Ada beberapa reaksi yang baik secara umum maupun khusus dapat

membedakan Fenol monovalent dan polivalen, diantaranya adalah:

1. FeCl3

2. Aqua brom

16

Page 17: MAKALAH KIMFAR

3. Aqua calcis

4. Reaksi Landolt

5. Reaksi Indofenol

6. Reaksi Spir

7. Fehling

8. Asam Oksalat

17

Page 18: MAKALAH KIMFAR

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Fenol yang disebut sebagai alkohol aromatik mempunyai rumus

struktur R-OH. Dimana pada alkohol (alkohol alifatik) R adalah gugus alkil.

Sedangkan perbedaan nya dengan fenol adalah gugus R nya adalah gugus aril

(Benzena yang kehilangan 1 atom H atau -C6H5). Fenol dapat digunakan sebagai

antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan

pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik

dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga

merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan

kloraseptik.

B.SARAN

18

Page 19: MAKALAH KIMFAR

DAFTAR PUSTAKA

(http://id.wikipedia.org/wiki/fenol)

Abbas, R. 1980. Analisis Kimia Farmasi. Lembaga Penerbitan Universitas

Hasanuddin : Makassar

Herman, J. R. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press :

Yogyakarta

19