MAKALAH KIMFAR
-
Upload
elizabetz-erma -
Category
Documents
-
view
152 -
download
13
Transcript of MAKALAH KIMFAR
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Dalam bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang digunakan
sebagai bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak di lakukan. Yang
banyak dilakukan adalah identifikasi anion dan kation yang merupakan bagian
bahan obat, bahan bantu dan sediaan untuk senyawa an organik maupun senyawa
organik, yang pada analisis kedua senyawa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan
yang penting
Senyawa-senyawa an organik pada umumnya merupakan senyawa ionik
yang dapat ditentukan dengan suatu bagan tertentu, sedangkan senyawa organik
umumnya terikat pada ikata kovalen, dan hingga sekarang belum ada suatu skema
atau bagan yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi suatu senyawa.
Fenol yang disebut sebagai alkohol aromatik mempunyai rumus struktur
R-OH. Dimana pada alkohol (alkohol alifatik) R adalah gugus alkil. Sedangkan
perbedaan nya dengan fenol adalah gugus R nya adalah gugus aril (Benzena yang
kehilangan 1 atom H atau -C6H5) .
Fenol (fenil alkohol) mempunyai substituen pada kedudukan orto, meta
atau para. Fenol berguna dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam
batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai
flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol
adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh
B.PERMASALAHAN
Adapun permasalahan dari makalah ini yaitu :
1. Apa yang di maksud dengan Fenol?
2. Sifat-sifat umum Fenol?
3. Penggolongan Fenol?
4. Kegunaan Fenol?
1
5. Reaksi identifikasi Fenol secara umum?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang di maksud dengan fenol
2. Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat umum fenol
3. Mahasiswa dapat mengetahui penggolongan fenol
4. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaaan Fenol
5. Mahasiswa dapat mengetahui reaksi identifikasi fenol secara
umum
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN FENOL
Fenol atau asam karbolat atau benzenol, Asam fenilat, Hidroksibenzena,
Asam fenat adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus
kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang
berikatan dengan cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang
memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol memiliki
kelarutan terbatas dalam air , yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang
cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.
Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat
dilarutkan dalam air.
Fenol
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini
dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat
melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat
bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-
satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban
negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
3
B.SIFAT UMUM FENOL
Merupakan senyawa yang terbentuk dari ikatan fenil dengan gugus
hidroksil.
Memiliki titik didih yang tinggi karena memiliki ikatan hidrogen.
Semakin banyak gugus hidroksil, maka semakin tinggi titik didihnya,
sehingga fenol monovalen lebih mudah didestilasi daripada fenol
polivalen.
Dapat larut dalam air dengan perbandingan 9 gram fenol dalam 100 gram
air. Fenol lainnya sukar larut.
Mudah larut dalam etanol dan eter.
Fenol yang tidak larut dalam air dapat larut dalam basa kuat
(larutan alkali hidroksida).
Fenol dibagi ke dalam dua golongan : Fenol monovalent, yaitu
fenol yang hanya menigakt satu gugus hidroksil. Contoh: Phenol, o-
Chlorophenol, m-Cresol, p-Hydroxybenzoic acid. Fenol polivalen , yaitu
fenol yang memiliki banyak gugus hidroksil terikat pada inti fenil. Contoh,
catechol, hydroquinone dan resorcinol. Fenol sangat banyak
pemanfaatannya dalam kehidupan sehingga disintesis secara besar-besaran
dalam industri atau diekstrak dari tumbuhan alam.
Secara umum pemeriksaan gugus fenol dibagi menjadi beberapa
tahap:
1. Identifikasi pendahuluan (organoleptis)
2. Identifikasi menggunakan reaksi umum
3. Identifikasi derivat fenol menggunakan reaksi khusus.
C.PENGGOLONGAN FENOL
senyawa golongan fenol adalah golongan senyawa dengan struktur
aromatic dengan mengandung gugus OH pada rantai aromatic. Jadi pada fenol
gugus OH langsung terikat pada inti benzene.
Ada 3 golongan Fenol berdasarkan atom H yang digantikan oleh gugus OH yaitu
4
1.Fenol Monovalent adalah Suatu senyawa fenol yang jika satu atom H
pada inti aromatik diganti oleh 1 gugus OH
2. Fenol Divalent adalah Suatu senyawa fenol yang jika dua atom H pada
inti aromatic diganti oleh 2 gugus OH dan merupakan fenol bermatabat
dua
3. Fenol Trivalent adalah suatu senyawa fenol yang jika tiga atom H pada
inti aromatic diganti oleh 3 gugus OH
D.KEGUNAAN FENOL
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir
Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan
komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP
(trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika
oral, misalnya semprotan kloraseptik.
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi
aspirin pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam
sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol
(fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa
fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan
minyak pada cengkeh.Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan
pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.
Fenol :
a. Mengandung gugus OH, terikat pada sp2-hibrida
b. Mempunyai titik didih yang tinggi
c. Mempunyai rumus molekul R-OH, dimana R adalah gugus aril
d. Larut dalam pelarut organik
e. Berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna
f. Mempunyai massa molar 94,110C
5
g. Mempunyai titik didih 181,9oC
h. Mempunyai titik lebur 40,9oC
Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan
ini sering digunakan pada masa Nazi Perang Dunia II Suntikan fenol diberikan
pada ribuan orang di kamp-kamp konsentrasi, terutama di Auschwitz-Birkenau
Penyuntikan ini dilakukan oleh dokte ke vena (intravena) di lengan dan jantung.
Penyuntikan ke jantung dapat mengakibatkan kematian langsung. Dalam bidang
kimia, fenol juga sering dipakai sebagai reagendalam analisis kimia.Senyawa
fenol seringkali digunakan untuk pengukuran konsentrasi karbohidratdan protein
dalam metode asam sulfur percobaan uji sensitifitas biomarker pada ikan medaka.
E. REAKSI IDENTIFIKASI SECARA UMUM
1. Identifikasi Pendahuluan (Organoleptis)
• Bentuk
Cairan, contohnya kresol dan karvakol.
Padatan, contohnya timol dan naftol.
• Warna
Putih, contohnya nipagin dan nipasol.
Tidak berwarna, contohnya kresol.
• Bau
Beraroma khas.
• Rasa
Asam, contohnya asam galat.
Manis, contohnya floroglusin.
Pahit, contohnya nipasol.
• Kelarutan
Fenol monovalent umumnya larut dalam pelarut organic.
Fenol polivalen umumnya larut dalam air.
2. Reaksi Menggunakan Reaksi Umum
6
• Reaksi warna Azo
Pereaksi : Diazo A dan Diazo B
Diazo A: 1 gram asam sulfaniat + 60 ml HCl 4N
Diazo B: NaNO2 0,7% dalam air
Zat ditambahkan pereaksi dengan perbandingan Diazo A : Diazo B (4:1),
kemudian ditambah NaOH 2N sampai alkalis, maka akan terbentuk warna
merah yang dapat ditarik eter atau amil alkohol.
• Reaksi Marquis
Pereaksi: 1 tetes formalin + 1 ml H2SO4 pekat.
Prosedur:
Zat dalam plat tetes ditambahkan pereaksi Marquis sehingga terbentuk
cincin warna (merah, coklat, jingga, ungu, hijau) dari difrenol atau trifenol
metana.
• Reaksi dengan CHCl3
Jika diteteskan dengan beberapa tetes CHCl3, ditambah 3 tetes air,
kemudian ditambah NaOH atau KOH padat, lalu dipanaskan sebentar,
akan menghasilkan warna yang stabil.
• Reaksi Loco Millon
Jika zat direaksikan dengan HNO3 kemudian ditambahkan Hg(NO3)2
akan menghasilkan warna merah, endapan kuning.
4. Reaksi untuk Mengidentifikasi Fenol Monovalen
• Reaksi Landolt
Larutan zat diteteskan aqua brom, maka akan terbentuk endapan putih
yang tidak larut dalam air.
• Reaksi Indofenol
Zat ditambah anilin encer 0,01% dan Natrium Hipoklorit ( sebagai
oksidator) , akan berwarna biru. Larutan akan berubah warna menjadi
merah apabila ditambahkan larutan asam.
• Reaksi Spiro
7
Zat ditambah hidrogen peroksida 5% dan FeSO4 0,25% akan berwarna
hijau, apabila ditambah NH4OH maka warna berubah menjadi ungu.
5. Reaksi untuk Mengidentifikasi Fenol Polivalen
• Reaksi dengan Fehling
Fehling A : CuSO4.5H2O 34,46 g + H2SO4 pekat 0,5 ml + aqua ad 500
ml.
Fehling B : K-Na-tartrat 176 g + NaOH 77 g +aqua ad 500 ml.
Prosedur:
Larutan zat ditambah Fehling A : Fehling B (1:1) ditambah NaOH sampai
suasana basa, bila perlu dipanaskan, akan menghasilkan endapan Cu2O
yang berwarna merah bata / kuning.
• Reaksi dengan Asam Oksalat
Zat ditambahkan asam oksalat kemudian dipanaskan 160oC terjadi
perubahan warna sebagai berikut:
o Pirogalol akan berwarna abu-abu
o Fluoroglusin akan berwarna merah
o Pirokatekol akan berwarna merah rose
o Resorsin akan berwarna kuning coklat
• Reaksi dengan Aqua Bromata
Larutan zat diteteskan aqua brom, maka akan terbentuk endapan putih
yang tidak larut dalam air. Reaksi ini umumnya memberi hasil negatif
pada fenol polivalen. Hanya fenol polivalen tertentu yang memberi hasil
positif.
• Penggerusan dengan CaO
Hasil oksidasi dari penggerusan ini akan memberikan warna.
DERIVAT FENOL MONOVALEN
1. ASAM PIKRAT
Asam pikrat memiliki nama lain trinitrofenol, carbazotis acid, dan
picrinic acid.
8
Identifikasi :
• Pemerian: zat ini berbentuk kristal kuning jernih, bersifat higroskopis,
dan memiliki rasa pahit. Titik lebur 121,5 ºC - 122,5 ºC.
• Kelarutan: larut dalam air 15 ºC (1:90), air 100 ºC (1:30), Spiritus (1:1),
Benzene (1:20), Eter (1:75), CHCl3 (1:52).
Reaksi :
• Larutan asam pikrat dalam air akan menghasilkan warna kuning dan
menandakan adanya reaksi asam.
• Larutan asam pikrat dalam alkohol ditambahkan dengan glukosa akan
menghasilkan cairan dengan warna merah darah.
• Larutan pikrat dalam air ditambahkan NH4OH dan CuSO¬4 akan
menghasilkan cairan berwarna biru.
• Jika asam pikrat direduksi dengan Zn dan HCl dan kemudian disaring,
filtrate yang dihasilkan ditambahkan dengan FeCl3 akan menghasilkan
warna biru hijau.
• Jika asam pikrat direaksikan dengan garam alkaloid, seperti strychin
NO3 akan terjadi pengendapan dan terbentuk kristal zamrut.
2. NIPAGIN
Nipagin memiliki nama lain metil parabenzoat.
Identifikasi :
• Pemberian: Zat ini berbentuk serbuk halus, berwarna pitih. Zat ini
hamper tidak berbau, tidak mempunyai rasa, agak membakar, diikuti rasa
tebal. Zat ini bersifat anastetik.
• Kelarutan: Larut dalam air, air mendidih, etanol, dan aseton. Mudah larut
dalam eter dan larutan alkali hidroksida.
Reaksi:
• Jika 10 mg zat ditambahkan 10 ml H2O, kemudian dididihkan setelah itu
didinginkan, dan tambahkan 0,05 ml FeCl3, maka akan berwarna ungu
kemerahan.
• Jika 100 mg zat dilarutkan dalam 2 ml etanol, kemudian dididihkan,
9
setelah itu didinginkan, dan ditambahkan 0,5 ml Hg(NO3)2 maka akan
terbentuk endapan dengan cairan di atas berwarna merah.
• Jika di reaksikan dengan pereaksi Molisch maka akan berwarna kuning
kehijauan.
• Jika zat ditambahkan HNO3 maka akan berwarna kekuningan.
• Akan terjadi rekristalisasi dengan Aceton-Air.
• Jika zat direaksikan dengan NaOH, ditambahkan asam pekat, lalu
ditambahkan aq. Brom maka akan terbentuk endapan putih.
• Jika zat direaksikan dengan NaOH, ditambahkan asam pekat, lalu
ditambahkan NH4OH berlebih, kemudian diuapkan, sisa dalam air
ditambahakn CuSO4, maka bila dilihat di bawah mikroskop akan
terbentuk jarum-jarum berwarna biru.
3. NIPASOL
Nipasol memiliki nama lain p-oxybenzoas propylicus, propil hidroksi
benzoate, propel paraben, propagin
Identifikasi:
• Pemerian: Kristal putih, titik didih 270 ºC, titik lebur 96-97 ºC
• Kelarutan: Larut dalam air, alkohol, eter, dan air panas.
Reaksi:
kuning jingga.kuning + K2Cr2O7
•Jika direaksikan dengan FeCl3 merah intensif
• Jika direaksikan dengan pereaksi Millon
• Zat dibasakan dengan NaOh , diasamkan, ditambahkan NH4¬OH
berlebih, dipanaskan diatas penangas air, ditambahkan CuSO4
menghasilkan endapan biru muda berbentuk jarum.
• Jika direaksikan dengan air, dipanaskan menghasilkan tetesan minyak.
• Jika direaksikan dengan HNO3 encer dan dipanaskan, maka akan
menghasilkan cairan kuning.
4. α-NAPTHOL dan β-NAPTHOL α-napthol memiliki nama lain Napth-
ol.
10
Identifikasi:
• Pemerian: Zat ini berbentuk serbuk hablur putih, memiliki bau yang
khas. Titik lebur 93-96 ºC.
• Kelarutan: Larut dalam etanol.
• Sisa pemijaran: tidak lebih dari 0,005 %
Reaksi:
• Jika direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna hijau kemudian
akan terjadi endapan violet.
• Fluorescensi: biru muda, dalam NaOH tidak terjadi reaksi.
• Jika direaksikan dengan pereaksi Marquis akan menghasilkan warna
coklat.
• Jika direaksikan dengan pereaksi Loco Millon akan menghasilkan warna
merah terang.
• Dalam NaOH dan laritan Iod akan enghasilkan larutan keruh berwarna
violet.
• Jika larutan zat ditambah dengan NaHCO3 jenuh, KCN 10%, dan cupri
sulfat 1% akan menghasilkan warna violet.
• Jika direaksikan dengan pereaksi Aqua Brom berlebih akan
menghasilkan warna violet.
• Jika direaksikan dengan pereaksi Aqua Brom berlebih akan
menghasilkan endapan putih.
• Jika direaksikan dengan pereaksi Molisch: zat direaksikan dengan sedikit
alkohol dan 1 cc larutan encer gula tebu, lalu ditambah dengan H2SO4
pekat, bila dilihat lapisan bawahnya akan menghasilkan cincin ungu.
• Jika ditambah dengan KOH 50% berlebih, lalu ditambah CHCl3 berlebih
akan menghasilkan warna biru. β-naphtol memiliki nama lain Napht-2-ol.
Identifikasi:
• Pemerian: Zat ini berbentuk lempeng hablur atau serbuk berwarna putih,
memiliki bau yang lemah, mirip fenol. Titik lebur 121-123 ºC.
11
• Kelarutan: Larut dalam etanol dan larutan alkalihidroksida.
• Sisa pemijaran: tidak lebih dari 0,05%
Reaksi:
• Jika direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan larutan panas warna
hijau dan gumpalan putih.
• Fluorescensi: ungu, dalam NaOH akan berwarna ungu kuat.
• Jika direaksikan dengan pereaksi Marquis akan menghasilkan warna
hijau.
• Jika direaksikan dengan pereaksi Loco Millon akan menghasilkan warna
kuning jingga.
• Dalam NaOH dan larutan Iod akan menghasilkan larutan tidak berwarna.
• Jika larutan zat ditambah dengan NaHCO3 jenuh, KCN 10%, dan cupri
sulfat 1% akan menghasilkan warna kuning lemah, fl. Hijau.
• Jika direaksikan dengan pereaksi Aqua Brom berlebih akan
menghasilkan endapan putih.
• Jika direaksikan dengan pereaksi Molisch: zat direaksikan dengan sedikit
alkohol dan 1 cc larutan encer gula tebu, lalu ditambah dengan H2SO4
pekat tidak terjadi reaksi (-).
• Jika ditambah dengan KOH 50% berlebih, lalu ditambah CHCl3 berlebih
akan menghasilkan warna biru.
5. KRESOL
Identifikasi:
• Kresol adalah campuran tiga isomer yaitu p-kresol, m-kresol, dan o-
kresol, dimana jumlah terbanyak adalah m-kresol (50%)
• Kresol diperoleh dari ter batubara
• Khasiat: Antiseptikum eksternal, desinfektan (untuk oembersih lantai)
• Organoleptis: cairan, hampir tidak berwarna sampai kuning kecoklatan
pucat, lama kelamaan atau karena pengaruh udara warna menjadi tua; bau
seperti fenol atau ter, rasa larutan dalam air getir.
12
• Kelarutan: sangat mudah larut dalam lebih kurang 50 bagian air; mudah
larut dalam etanol (95%) P, dalam klorofom P, dalam eter P, dalam
gliserol P, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri.
Reaksi:
• Reaksi warna azo:
Pereaksi : Diazo A: asam sulfanilat, HCl, NaOH
Diazo B: NaNO2 dalam air
Reaksi:
larutan warna merah Zat + diazo A : diazo B (4:1), merah tertarik (larut
dalam amil alcohol) Larutan warna merah + amil alkonol
Zat + FeCl3 biru violet (campur)
o-kresol : ungu, biru keruh
m-kresol : ungu keruh
p-kresol : biru keruh, putih
• Reaksi Fehling :
tidak terbentuk endapan merah bata.Larutan zat dalam spiritus + Fehling
A : Fehling B (1:1) + NaOH, panaskan
Fehling A : CuSO4.5H2O , H2SO4(p)
Fehling B : K-Na Tartrat , NaOH
• Zat + aqua brom:
o-kresol: endapan putih
m-kresol: larutan kuning
p-kresol: endapan putih
• Reaksi Marquis (inti aromatis) :
Pereaksi: Formalin 3 tetes + H2SO4 pekat 3ml
merah Reaksi: zat + pereaksi Marquis
III. FENOL POLIVALEN
1. HYDROCHINON
13
Hydrochinon memiliki nama lain p-dioxybenzena. Hydrochinon
memiliki titik lebur 172 ºC dan BM sebesar 110,1.
Identifikasi:
• Pemerian: Padatan berwarna putih.
• Kelarutan: larut dalam air, etanol, eter
• Titik leleh: 172 ºC, titik didih: 287 ºC.
Reaksi:
• Hydrochinon bisa mereduksi larutan Ag-ammoniakal yang akan
menghasilkan warna hijau bila direaksikan selama 2 jam, dan jika
direaksikan lebih lama lagi akan berubah warna hitam.
• Bila direndam dalam larutan aqua calcis selama satu malam akan
menghasilkan warna kuning kecoklatan.
• Bila direaksikan dengan PbAc dan NH4OH akan menghasilkan endapan
berwarna abu-abu hijau.
1,4-benzokinon + 2HCl + FeCl2 (biru).
• Bila dimasak dengan FeCl3
• Bila direaksikan dengan FeCl3 berlebih akan menghasilkan jarum-jarum
chinon. chinhydron metal glans yaitu Hydrochinon
• Jika dilakukan spot test dengan FeCl3 akanmenghasilkan warna hijau
yang akan segera berubah menjadi warna kuning kecoklatan.
• Saat direaksikan dengan Aq Br akan menghasilkan warna kuning
kecoklatan.
• Bila direaksikan dengan NH4OH akan menghasilkan warna merah
kecoklatan.
2. PYROGALLOL
Pyrogallol memiliki nama lain 1,2,3-Trihidroksilbenzen, 1,2,3-
Tryhydrobenzen atau 1,2,3-Benzenotriol. Memiliki BM: 126,1.
Identifikasi:
• Pemerian: Merupakan senyawa kristal tak berwarna dan mengkilap.
• Titilk leleh: 133 ºC
14
Reaksi:
• Jika direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna merah
kecoklatan.
• Jika direaksikan dengan NaOh akan menghasilkan warna merah
kecoklatan.
• Bila direndam dalam larutan dalam larutan aqua calcis akan
menghasilkan warna ungu yang lama kelamaan berubah warna menjadi
coklat.
• Jika direndam dalam larutan Fehling pada suhu kamar akan terjadi proses
reduksi.
• Direndam dalam larutan marquis akan menghasilkan warna merah, dan
jika dipanaskan kemudian didiamkan akan menghasilkan warna merah tua.
• Jka direaksikan dengan Pb-acetat akan menghasilkan warna merah rosa
(basis).
• Jika dilakukan spot test dengan cara melarutkan 50 mg pyrogalol dalam
25 cc air dan ditambahkan 1 tetes phloroglucin selama 30 menit akan
menghasilkan warna pink keunguan.
• Bila terkena udara akan menjadikan suasana basa dan selanjutnya
menghasilkan warna biru tua terkdang hitam.
• Mereduksi Ag ammoniakal dalam kondisi dingin.
• Bila pyrogallol ditambahkan dengan formalin dan H2SO4 akan
menghasilkan warna merah.
3. RESORCIN
Resorcin memiliki nama lain 1,3- dihydroxybenzena.
Identifikasi:
• Pemerian: Kristal putih tidak berwarna, berjarum-jarum, memiliki rasa
manis diikuti rasa pahit, oleh pengaruh sinar matahari/udara dapat berubah
warna menjadi merah muda.
15
• Kelarutan: mudah larut dalam air, etanol, eter, gliserol, sukar larut dalam
kloroform.
• Titik lebur: 110 ºC-113 ºC.
Reaksi:
• Jika direaksikan dengan FeCl3 akanmenghasilkan warna ungu.
• Jika direaksikan dengan Ag-amoniakal akan berwarna hijau-kuning yang
lama kelamaan akan berubah menjadi coklat.
• Identifikasi dengan reaksi marquis akan menghasilkan larutan berwarna
merah keunguan dengan bagian ats berwarna putih seperti susu.
• Jika Resorcin dilarutkan dalam air ditambahkan dengan NaOh 2N dan 1
tetes CHCl3 kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna merah muda
dan jika ditambahkan dengan suatu larutan asam encer lama kelamaan
akan hilang.
• Jika 50 mg resorcin direaksikan dengan 100 mg asam tartarat ditambah
dengan 10 tetes H2SO4 pekat kemudian dipanaskan akan berubah warna
menjadi merah tua.
• Jika dipanaskan dengan Formalin dan H2SO4 kemudian dipanaskan akan
meghasilkan warna merah.
Fenol dapat larut dalam basa kuat. Ada beberapa reaksi yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi fenol, diantaranya adalah:
1. Reaksi warna Azo
2. FeCl3
3. Reaksi Marquis
4. CHCl¬3 + alkali (dipanaskan)
5. Loco Millon.
Ada beberapa reaksi yang baik secara umum maupun khusus dapat
membedakan Fenol monovalent dan polivalen, diantaranya adalah:
1. FeCl3
2. Aqua brom
16
3. Aqua calcis
4. Reaksi Landolt
5. Reaksi Indofenol
6. Reaksi Spir
7. Fehling
8. Asam Oksalat
17
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Fenol yang disebut sebagai alkohol aromatik mempunyai rumus
struktur R-OH. Dimana pada alkohol (alkohol alifatik) R adalah gugus alkil.
Sedangkan perbedaan nya dengan fenol adalah gugus R nya adalah gugus aril
(Benzena yang kehilangan 1 atom H atau -C6H5). Fenol dapat digunakan sebagai
antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan
pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik
dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga
merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan
kloraseptik.
B.SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
(http://id.wikipedia.org/wiki/fenol)
Abbas, R. 1980. Analisis Kimia Farmasi. Lembaga Penerbitan Universitas
Hasanuddin : Makassar
Herman, J. R. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta
19