Makalah Kerusakan Zat Warna Dispersi

9
MAKALAH KIMIA ZAT WARNA “Kerusakan Zat Warna Dispersi” Disusun oleh : Nama : Annis Annisa H.N (07.K40009) Digit Hardjo Y (07.K40018) Feniaty (07.K40023) Imas Siti F (07.K40039) Imroatun A (07.K40040) Group : K-2 JURUSAN KIMIA TEKSTIL SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG 2009

Transcript of Makalah Kerusakan Zat Warna Dispersi

Page 1: Makalah Kerusakan Zat Warna Dispersi

MAKALAH KIMIA ZAT WARNA

“Kerusakan Zat Warna Dispersi”

Disusun oleh :

Nama : Annis Annisa H.N (07.K40009)

Digit Hardjo Y (07.K40018) Feniaty (07.K40023)

Imas Siti F (07.K40039)

Imroatun A (07.K40040)

Group : K-2

JURUSAN KIMIA TEKSTIL

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

2009

Page 2: Makalah Kerusakan Zat Warna Dispersi

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrohmanirrohim,

Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia kepada hambanya yang senantiasa mengharapkan ridho-

Nya serta limpahan anugerah kepada penyusun sehingga mampu menyelesikan

tugas Makalah Kimia Zat Warna dengan judul Kerusakan Zat Warna Dispersi

dalam Proses Pencelupan.

Makalah ini betujuan untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah Kimia

Zat Warna.

Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati, penyusun

menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu penyusun senantiasa mengharapkan kritik, dan saran, serta

tegur sapa yang membangun dari semua pihak dan teman-teman sekalian,

sehingga pada akhirnya akan membuat tulisan ini bisa lebih disempurnakan

lagi di masa yang akan datang.

Akhir kata, penyusun berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak terutama bagi perkembangan dunia pertekstilan Indonesia.

Bandung, April 2009

Penyusun

Page 3: Makalah Kerusakan Zat Warna Dispersi

PENDAHULUAN

Zat Warna Dispersi

Zat warna dispersi adalah zat warna organik yang dibuat secara

sinteteik. Kelarutannya dalam air kecil sekali dan larutan yang terjadi

merupakan larutan dispersi atau partikel-partikel zat warna yang

hanya melayang dalam air. Zat warna dirpersi merupakan senyawa

aromatik yang mengandung gugus-gugus hidroksi atau amina yang

berfungsi sebagai donor atom hidrogen untuk mengadakan ikatan

dengan gugus karbonil dalam serat

Zat warna ini dipakai untuk mewarnai serat-serat tekstil sintetik

yang bersifat termoplastik atau hidrofob. Absorbsi dalam serat “solid

solution” yaitu zat padat larut dalam zat padat. Dalam hal ini zat warna

merupakan zat terlarut dan serat merupakan zat pelarut.

Kejenuhannya dalam serat berkisar antara 30 - 200 mg per gram serat.

Sifat Umum Zat Warna Dispersi

Zat warna dispersi meripakan zat warna yang terdispersi dalam air

dengan bantuan zat pendispersi. Adapun sifat-sifat umum zat warna

dispersi adalah sebagai berikut :

1. Zat warna dispersi mempunyai berat molekul yang relatif kecil

(partikel 0.5 – 2 )

2. Bersifat non-ionik walaupun terdapat gugus-gugus fungsional

seperti –NH2, -NHR, dan –OH. Gugus-gugus tersebut bersifat agak

polar sehingga menyebabkan zat warna sedikit larut dalam air.

3. Kelarutan zat warna dispersi sangat kecil, yaitu 0.1 mg/l pada

suhu 80 oC.

4. Hampir tidak mengalami perubahan kimia selama proses

pencelupan berlangsung.

Penggolongan Zat Warna Dispersi

Berdasarkan struktur kimianya, zat warna dispersi terbagi menjadi

tiga golongan yaitu

Page 4: Makalah Kerusakan Zat Warna Dispersi

1) Golongan Azo

2) Golongan Antrakinon

3) Golongan Difenil Amina

Berdasarkan ketahanan sublimasinya, zat warna dispersi terbagi

menjadi empat golongan yaitu :

1) Golongan A

Zat warna dispersi golongan A mempunyai berat molekul kecil,

sifat pencelupannya baik kaena mudah terdispersi dan mudah

masuk kedalam serat. Tersublim penuh pada suhu 120 oC. Pada

umumnya dipergunakan pada pencelupan dengan metode carier

dan HT/HP.

2) Golongan B

Ukuran molekul sedang, tersublim penuh pada suhu 180 oC.

Sangat baik untuk pencelupan polyester dengan metode carrier

maupun metode HT/HP (130 oC).

3) Golongan C

Ukuran molekulnya besar, tersublim penuh pada suhu 200 oC.

Dapat dipergunakan untuk pencelupan dengan metode carrier,

suhu tinggi, maupun metode thermosol dengan hasil yang baik.

OH O NHCH

H CHN O OH

Duranol Blue B

NH SO NH

O N

Dispersol Yellow T

N=N NHH N

Dispersol Diazo Black AS

Page 5: Makalah Kerusakan Zat Warna Dispersi

4) Golongan D

Zat warna golongan D mempunyai berat molekul yang paling

besar, sehingga mempunyai sifat pencelupan yang paling jelek

karena sukar terdispersi dalm larutan dan sukar masuk ke dalam

serat.Tersublim penuh pada suhu 220 oC, Zat warna ini sangat

baik untuk penceluapn dengan metode suhu tinggi dan termosol.

Page 6: Makalah Kerusakan Zat Warna Dispersi

PEMBAHASAN

Mekanisme Kerusakan Zat Warna Dispersi

Didalam serat dengan keadaan struktur serat kristal zat warna

disperse akan stabil namun dapat terjadi kerusakan akibat radiasi

cahaya ataupun reaksi kimia. Kerusakan ini dapat mengakibatkan arah

warna berubah sehingga tidak sesuai lagi dengan warna aslinya.

Kerusakan zat warna disperse berdasarkan reaksi kimia adalah sebagai

berikut :

A. Oksidasi

Reaksi oksidasi dapat terjadi di dalam larutan celup yang banyak

mengandung klor aktif atau On. Sebagai contoh dapat dilihat sbb :

Peristiwa oksidasi tersebut dapat merusak zat warna sehingga arah warna

berubah.

B. Reduksi

Terkadang zat warna disperse dapat rusak oleh zat reduksi karena

faktor-faktor tertentu antara lain :

Larutan reduktor tercampur kedalam larutan celup

Zat pembantu atau perata mempunyai daya reduksi yang tinggi

Dibawah ini beberapa contoh reaksi reduksi :

N = N N(CH CH OH)

Oksidasi

Cl aktif/ On

(Merah)

N = N N(CH CH OH)

Cl

(Merah Kekuningan)

Page 7: Makalah Kerusakan Zat Warna Dispersi

Zat warna disperse azo setelah tereduksi

(warna tampak lebih muda)

Zat warna Dispersi Azo

zat warna disperse azo

zat warna disperse azo setelah tereduksi

(tidak berwarna)

Dimana : R1, R2 = gugus alifatik

Reaksi pertama dapat menyebabkan warna berubah menjadi

kekuning-kuningan dan kecerahan menjadi turun sedangkan reaksi

kedua akan menyebabkan warna menjadi hilang. Zat pereduksi akan

bereaksi dengan gugus kromofor dari zat warna dispersi dapat merubah

struktur zat warna dispersi dan reaksi-reaksi yang terjadi dapat

CN

N = N N

R

R

H N (1)

CN

O N N = N N

R

R

Reduksi

H

CN

H N NH + NH N

R

R

(2)

CN

N = N N

R

Reduksi

H

R

O N

Page 8: Makalah Kerusakan Zat Warna Dispersi

menimbulkan kerusakan-kerusakan pada gugus kromofor pada zat

warna dispersi.

Dan dapat menimbulkan peristiwa dekomposisi zat warna dispersi,

yaitu mengubah gugus azo yang mempunyai ikatan rangkap menjadi

gugus amida yang memiliki ikatan tunggal. Proses lebih lanjut akan

memutuskan ikatan tunggal gugus amida menjadi gugus amina yang

dapat menimbulkan pergeseran hipokromis dari zat warna itu sendiri.

Selain terjadinya pemutusan gugus azo, kemungkinan terjadi juga

perubahan dalam konfigurasi electron dari struktur molekul zat warna,

yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam absorpsi cahaya

maksimum, sehingga terjadi perubahan dalam tua muda warna.

C. Hidrolisa

Penyebab kerusakan lain adalah hidrolisa akibat pH dan suhu

yang tinggi dalam larutan celup. Sebagai contoh adalah reaksi sbb :

Zat warna disperse azo

Zat warna disperse azo setelah proses hidrolisa (warna tampak lebih muda)

Keterangan :

R1, R2, R3 = gugus alifatik

Pada reaksi tersebut diatas proses hidrolisa lebih mudah

menyerang zat warna disperse azo yang mengandung NHCOCH3 dan –

CN.

N = N N

R

R

O N

Br

NO R

NHCOCH

H O

Alkali

N = N N

R

R

NO

Br

O N

R

NH

+ CH COOH

Page 9: Makalah Kerusakan Zat Warna Dispersi

KESIMPULAN

Jenis kerusakan zat warna disperse adalah :

1. Oksidasi akibat dari klor aktif atau On. 2. Reduksi akibat dari Larutan reduktor tercampur kedalam larutan

celup dan Zat pembantu atau perata mempunyai daya reduksi

yang tinggi

3. Hidrolisa akibat dari pH dan suhu yang terlalu tinggi dalam

larutan celup.

DAFTAR PUSTAKA

Dyeing & finishing of Vonnel V 17, Chori Company, ltd. Osaka. Jepang : 1974

Soeprojo.P, S.Teks. Serat-serat Tekstil. Institut Teknologi Tekstil.

Bandung:1973

Shore, John. Colorant and Auxiliaries, volume 1 & 2. Society of Dyers and

Colourists. Manchester, England : 1990.

Isminingsih, S.Teks., M.Sc. dan Djufri, Rasjid, Ir., M.Sc.. 1982. Pengantar

Kimia Zat Warna. Institut Teknologi Tekstil, Bandung : 1982

Sumikaron Colors Basic, Sumitomo Chemical Co., Ltd., hal 162

Sumikaron Red SGG 200 % (C.I. Dispersi Red 135)

CN

N = N N

R

Reduksi

H

R

O N