Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

22
LAPORAN PRATIKUM PENCAPAN II PENGARUH KONSENTRASI GLISERIN PADA PENCAPAN TRANSFER ZAT WARNA DISPERSI PADA KAIN POLYESTER Nama Anggota : Abdul Rohman H (08.K40059) Diyah Mardiyah (08.K40065) Lina Marlina (08.K40078) Maringan Sitohang (08.K40080) Novi Roliani (08.K40082) Kelompok : 5 Grup : K-3 Dosen : Sasmaya, S.Teks, Asisten : Sukirman, SST

Transcript of Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

Page 1: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

LAPORAN PRATIKUM PENCAPAN II

PENGARUH KONSENTRASI GLISERIN PADA PENCAPAN TRANSFER

ZAT WARNA DISPERSI PADA KAIN POLYESTER

Nama Anggota : Abdul Rohman H (08.K40059)

Diyah Mardiyah (08.K40065)

Lina Marlina (08.K40078)

Maringan Sitohang (08.K40080)

Novi Roliani (08.K40082)

Kelompok : 5

Grup : K-3

Dosen : Sasmaya, S.Teks,

Asisten : Sukirman, SST

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG

Page 2: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

PENCAPAN ALIH KERTAS

I. MAKSUD DAN TUJUAN

Mewarnai bahan tekstil dari serat poliester dengan zat

warna dispersi dengan metode pencapan alih panas sehingga

diperoleh hasil cap dengan warna yang tajam dan tahan luntur.

II. TEORI DASAR

Serat poliester adalah serat sintetik yang sangat sedikit

sekali menyerap air sehingga disebut serat hidrofob. Untuk

mewarnai serat ini hanya bisa digunakan satu jenis zat warna

yaitu zat warna dispersi.

Zat warna dispersi merupakan zat warna yang tidak

larut dalam air. Zat warna ini bisa mewarnai serat – serat

hidrofob seperti poliester.

Fiksasi zat warna ini apabila digunakan untuk proses pencapan

dilakukan dengan menggunakan suhu tinggi. Penggolongan zat

warna ini berdasar pada sifat sublimasi yang terjadi.

SERAT POLYESTER

Poliester terbentuk secara kondensasi menghasilkan

polietilen tereftalat yang merupakan suatu ester dari komponen

dasar asam dan alkohol yaitu asam tereftalat dan etilena glikol.

nHOOC COOH + nHO(CH2)2OH

( Asam Tereftalat ) ( Etilena Glikol )

OH OC COO(CH2)2O H + (2n1)H2O

N

Sifat-sifat polyester :

Page 3: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

1. Kekuatan dan mulur 4.5 gram/denier dan 25% sampai

7.5 gram/denier dan 7.5% tergantung pada jenisnya.

2. Elastisitas baik sehingga kain polyester tahan kusut

3. Moisture regain 0.4% (keadaan standar) dan 0.6 – 0.8 %

dalam RH

4. Berat jenis polyester 1.38

5. Morfologi polyester berbentuk silinder dengan

penampang lintang bulat

6. Tahan asam lemah pada suhu didih dan tahan asam kuat

dingin

7. Tahan basa lemah tetapi kurang tahan basa kuat

8. Tahan serangga, jamur, dan bakteri

9. Titik leleh 250 C di udara dan tidak menguning pada

suhu tinggi

10.Kekuatan berkurang dalam penyinaran yang lama.

11.Tahan terhadap zat oksidasi, alkohol, keton, sabun dan

zat – zat untuk pencucian kering.

ZAT WARNA DISPERSI

Zat warna dispersi adalah zat warna organik yang

dibuat secara sintetik. Kelarutaanyya dalam air kecil sekali dan

larutan yang terjadi merupakan terdispersi atau partikel-partikel

zat warna yang melayang dalam air.

Sifat-sifat umum zat warna dispersi :

Zat warna dispersi mempunyai berat molekul yang relatif

kecil ( partikel 0,5-2 )

Bersifat non ionik walaupun terdapat gugus-gugus

fungsionl seperti –NH2, -NHR, dan –OH. Gugus-gugus

tersebut bersifat agak polar sehingga menyebabkan zat

warna sedikit larut dalam air

Kelarutan zat warna dispersi sangat kecil yaitu 0,1 mg/l

pada suhu 80 0C

Page 4: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

Tidak mengalami perubahn kimia selama proses

pencelupan berlangsung

Berdasarkan ketahaan sublimasinya, zat warna dispersi

dikelompokan menjadi empat golongan yaitu :

Golongan A

Zat warna dispersi golongan ini mempunyai berat

molekul kecil sehingga sifat pencelupannya baik karena

mudah terdispersi dan mudah masuk kedalam serat.

Sedangkan ketahanan sublimasinya rendah,yattu tersublim

penuh pada suhu 100 0C. Pada umumnya zat warna

dispersi golongan ini digunakan untuk pencelupan serat

rayon asetat dan poliamida, tetapi dapat juga digunakan

untuk pencelupan poliester pada suhu 100 0C tanpa

penambahan zat pengemban.

Golongan B

Zat warna dispersi golongan ini memiliki sifat

pencelupan yang baik dengan ketahanan sublimasi cukup,

yaitu tersublim penuh pada suhu 1900C. Sangat baik untuk

pencelupan poliester, baik pencelupan dengan cara carrier

zat pengemban pada suhu didih (1000C) maupun cara

pencelupan suhu tinggi (130 0C).

Golongan C

Zat warna dispersi golongan ini mempunyai sifat

pencelupan cukup dengan ketahanan sublimasi tinggi, yaitu

tersublim penuh pada suhu 200 0C. Bisa digunakan untuk

pencelupan dengan cara carrier, suhu tinggi maupun

termosol dengan hasil yang baik.

Golongan D

Zat warna golongan ini mempunyai berat molekul yang

paling besar diantara keempat golongan lainnya sehingga

Page 5: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

mempunyai sifat pencelupan paling jelek karena sukar

terdispersi dalam larutan dan sukar masuk ke dalam serat.

Akan tetapi memiliki ketahanan sublimasi paling tinggi, yaitu

tersublim penuh pada suhu 220 0C. Sangat baik untuk

dipergunakan untuk cara pencelupan suhu tinggii dan cara

termosol.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. kasa yang bermotif

2. Meja untuk pencapan

3. Rakel

4. Setrika

5. gelas plastik

6. pipet volume

7. neraca

Bahan :

1. Pasta cap

2. Zat warna dispersi

IV. RESEP

Resep yang digunakan untuk proses pencapan alih ini

adalah :

Page 6: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

Zat warna dispersi : 20 g

Gliserin : 30; 40; 50; 60; 70 g

Pendispersi : 30 g

Manutex F 10 % : 500 g

Balance : - g

1000 g

Perhitungan

Past Cap Zat Warna Dispanil Red C

ZW Dispersi : 20/1000 x 50 = 1 g

Pendispersi : 30/1000 x 50 = 1,5 g

Berat Cangkir Kosong = 21,3 g

Pasta Sisa : pasta sesudah – berat cangkir

Gliserin I : 31,77/1000 x 30 = 0,9 g

: 31,77/1000 x 40 = 1,2 g

II : 1,2 – 0,9 = 0,3 g

: 30/1000 x 40 = 1,2 g

: 30/1000 x 50 = 1,5 g

III : 1,5 - 1,2 = 0,3 g

: 28,76/1000 x 50 = 1,4 g

: 28,76/1000 x 60 = 1,7 g

IV : 1,7 – 1,4 = 0,3 g

: 27,28/1000 x 60 = 1,6 g

: 27,28/1000 x 70 = 1,9 g

V : 1,9 – 1,6 = 0,3 g

Pasta Cap Zat Warna Dispanil Yellow C-6G

ZW Dispersi : 20/1000 x 50 = 1 g

Pendispersi : 30/1000 x 50 = 1,5 g

Page 7: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

Berat Cangkir Kosong = 21,5 g

Gliserin I : 27,84/1000 x 30 = 0,83 g

: 27,84/1000 x 40 = 1,11 g

II : 1,11 – 0,83 = 0,27 g

: 31,23/1000 x 40 = 1,2 g

: 31,23/1000 x 50 = 1,5 g

III : 1,5 – 1,2 = 0,3 g

: 30,55/1000 x 50 = 1,5 g

: 30,55/1000 x 60 = 1,8 g

IV : 1,8 – 1,5 = 0,3 g

: 29,57/1000 x 60 = 1,7 g

: 29,57/1000 x 60 = 2,0 g

V : 2,0 – 1,7 = 0,3 g

V. DIAGRAM ALIR

Pencapan pada kertas

Pengeringan

Pencapan alih pada bahan

VI. LANGKAH KERJA

1. Pembuatan Pasta cap

Page 8: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

- Manutex F ditimbang 10 gram kemudian ditambahkan air

sampai 100 g sambil diaduk hingga kental.

- Zat warna dilarutkan, masukkan dalam pengental dengan

zat pembantu lainnya.

2. Pertama pasta dicapkan pada kertas HVS, dipasang pada meja

cap dengan posisi terbuka sempurna dan konstan pada meja

cap.

3. Screen diletakkan tepat berada pada kertas yang akan dicap

4. Dengan bantuan rakel, pasta cap ditaburkan pada screen pada

bagian pinggir kasa (tidak mengenai motif) secara merata pada

seluruh permukaan.

5. Frame ditahan agar mengepres pada kertas, kemudian

dilakukan proses pencapan dengan cara memoles screen

dengan pasta cap menggunakan rakel.

6. Pada proses pencapan, penarikan rakel harus kuat dan

menekan ke bawah agar dapat mendorong zat warna masuk ke

motif.

7. screen dilepaskan ke atas.

8. Setelah selesai, biarkan pasta pada kain sedikit mengering

kemudian angkat secara hati-hati

9. Setelah itu motif dipindahkan ke kain dengan cara kertas

dengan motif menghadap ke kain ditumpuk,kemudian di atas

permukaan kertas di setrika sampai beberapa menit hingga

gambar dari kertas pindah ke kain.

VII. DISKUSI

Pengamatan terhadap hasil pencapan rata-rata hasilnya

warnanya kurang tua dan zat warna yang menempel pada

Page 9: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

kertas masih relatif lebih banyak dibandingkan zat warna yang

bermigrasi ke dalam kain. Berikut adalah identifikasi kesalahan

pencapan dengan variasi penambahan gliserin:

1. Ketuaan warna pada hasil pencapan berbeda bahkan ada

bagian motif pencapan yang tidak menempel pada kain

(penggunaan gliserin 40 g dan gliserin 70 g). Kesalahan ini

terjadi karena pada proses fiksasi keadaan proses pada

setiap percobaan tidak sama. Pada percobaan fiksasi

dilakukan masing-masing praktikan dengan menggunakan

setrika di tempat masing-masing dimana variable proses

seperti suhu fiksasi dan lamanya waktu pemfiksasian tidak

sama (seharusnya 220OC waktu 40 detik) sehingga hasil

pencapan pada setiap konsentrasi gliserin yang digunakan

jauh perbedaannya. Untuk itu pada hasil pencapan yang

sebagian motifnya hilang dimungkinkan tidak tercapainya

suhu fiksasi sehingga zat warna tidak bermigrasi ke dalam

bahan.

2. Adanya hasil pencapan yang motifnya kabur atau tidak tajam

(pemakaian gliserin 70 g). Kurangnya ketajaman motif pada

hasil pencapan transfer printing ini dikarenakan bergesernya

kertas cap saat proses pemfiksasian dengan setrika,

sehingga karena luas area setrika lebih kecil daripada motif

pencapan maka proses fiksasi dilakukan dengan

menempelkan setrika pada sebagian motif lalu dipindahkan

ke bagian motif yang lain yang belum terfiksasi atau fiksasi

tidak menyeluruh padda permukaan motif tetapi sebagian-

sebagian. Pada pemindahan setrika inilah terjadi pergeseran

posisi kertas pencapan sehingga pada saat ditempelkan

kembali daerah yang akan difiksasi terjadi perubahan. Ketika

difiksasi karena bagian motif bergeser maka ada yang

tertimpah ulang dan ada bagian motif yang terfiksasi ke

Page 10: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

daerah yang tidak seharusnya sehingga gambar pencapan

menjadi kabur.

3. Warna yang belang pada hasil pencapan (penggunaan

gliserin 50 dan 60). Terjadi belang pada warna motif ini

diakibatkan terlalu lamanya waktu pemiksasian pada daerah

yang sama. Ketika waktu fiksasi berlebihan maka akan

menyebabkan zat warna yang sudah menempel pada kain

menjadi bermigrasi dan terjadi belang sehingga timbul motif

warna muda dan kumpulan warna tua yang tidak merata.

Disamping itu belang warna terjadi karena area penempelan

kertas saat fiksasi pada bahan tidak sama, ketika kertas

terkena panas dari setrika maka kertas menjadi tidak datar

dan mengkerut sehingga luas area penempelan pada bahan

menjadi bertambah akibatnya kerataan permukaannya tidak

sam. Dengan tidak samanya area penempelan kertas pada

permukaan bahan maka, luas celah udara antara

permukaan pasta dengan bahan yang menjadi area

perantara perpindahan zat warna pada bahan tidak sama

dan akibatnya warna motif menjadi belang seiring dengan

migrasi zat warna pada bahan yang tidak merata

4. Timbulnya ketidakrataan warna pada motiv pencapan yang

berwarna merah sedangkan pada warna kuning rata

(penggunaan gliserin 50 g dan 60 g). Ketidak rataan pada

warna merah ini kemungkinan diakibatkan besarnya molekul

zat warna dispersi warna merah dan kuning tidak sama.

Molekul zat warna yang lebih kecil akan cenderung lebih

mudah bermigrasi dan akan menghasilkan warna yang

mudah rata sedangkan pada molekul zat warna yang besar

cenderung sukar untuk bermigrasi dan lebih besar

kemungkinan menghasilkan pewarnaan yang belang pada

bahan. Baiknya pada pencapan menggunakan jenis zat

warna dispersi yang memiliki daya sublimasi yang sama

Page 11: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

karena jika tidak sama maka ketuaan warna yang dihasilkan

akan berbeda pula disamping akan terjadi migrasi yang

menyebabkan ketidakrataan pada hasil cap. Kedua,

kekentalan pasta cap pada kedua jenis zat warna yang

digunakan tidak sama. Semakin encer pasta cap yang dalam

hal ini pengaturannya dilakukan dengan penggunaan variasi

gliserin, maka kondisi pasta cap pada kertas akan semakin

encer dan konsdisinya akan lebih lembab sehingga zat

warna akan lebih mudah bermigrasi akan tetapi, jika

kecepatan migrasi zat warna dari kertas ke bahan tidak

sesuai dengan molekul zat warna maka hasil pencapan

warnanya tidak akan sama. Semakin encer pasta cap juga

lebih mudah menimbulkan melubernya motif gambar dengan

warna yang relatif akan lebih muda.

5. Hasil pencapan rata-rata cenderung berwarna muda dan

transparan. Sedikitnya zat warna yang dapat dipindahkan ke

bahan juga dipengaruhi oleh jenis media yang menjadi

transfer zat warna ke dalam bahan. Selain harus tahan suhu

fiksasi juga tidak bereaksi dengan zat-zat kimia yang

digunakan dalam pasta cap sehingga tidak mengganggu

proses transfer zat warna. Selain itu kelembapan pasta cap

juga akan berpengaruh terhadap proses migrasi zat warna.

Semakin lembab artinya disini penambahan gliserin ke

dalam pasta cap semakin banyak maka pergerakan zat

warna akan semakin mudah. Adapun untuk pengental dipilih

pengental yang mudah melepaskan zat warna.

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan;

Page 12: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

1. Kesalahan pada proses pencapan transfer printing

Ketidak sesuaian suhu dan waktu fiksasi tiap variasi

Pergeseran kertas transfer pada waktu proses fiksasi

Perbedaan viskositas pasta cap pada kedua jenis zat

warna

2. Urutan hasil pencapan yang paling baik dilihat dari ketuaan

warna dan ketajaman motif pada penggunaan gliserin 60 g

VIX. DAFTAR PUSTAKA

Suprapto, Agus. 2009. Penyebab Kesalahan Pencapan. Paper,

Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil: Bandung.

Sbastian, Ani. Dkk. 2002. Pencapan Zat Warna Dispersi metode

Transfer Printing. Laporan Praktikum Pencapan II: Bandung.

_ . 2007. Pencapaan Transfer Printing. Makalah Pencapan II. XI :

Bandung.

Lampiran 1

Hasil Pencapan dengan Penggunaan Gliserin 30 g

Page 13: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

Lampiran 2

Hasil Pencapan dengan Penggunaan Gliserin 40 g

Page 14: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

Lampiran 3

Hasil Pencapan dengan Penggunaan Gliserin 50 g

Page 15: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

Lampiran 4

Hasil Pencapan dengan Penggunaan Gliserin 60 g

Page 16: Pengaruh Konsentrasi Gliserin pada Pencapan Alih Kertas Zat Warna Dispersi

Lampiran 5

Hasil Pencapan dengan Penggunaan Gliserin 70 g