MAKALAH KERJASAMA

86
MAKALAH KERJA SAMA A. Pendahuluan Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk lain. Dengana akal budinya, manusia dapat berpikir dan menemukan cara-cara yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan sebagai makhluk individual maupun sebagai makhluk sosial. Salah satu cara yang ditemukan oleh manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya tersebut adalah kerja sama. manusia sadar bahwa tanpa kerja sama, mereka tidak mungkin memenuhi kebutuhannya sendiri secara layak. Arti kerjasama itu sendiri adalah interaksi sosial antar individu atau kelompok yang secara bersama-sama mewujudkan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Untuk lebih jelasnya simaklah bahasan berikut ini. B. Pengertian Tentang Arti, Norma dan Masalah Kerja Sama 1) Arti kerja sama dalam berbagia kehidupan Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu manusia ingin diperhatikan, dihormati dan didahulukan kepentingannya. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu ingin berkumpul dengan manusia yang lain. Aristoteles menamakan hal ini sebagai zoon politicon artinya makhluk yang selalu ingin hidup berkelompok dan sesamanya. Berdasarkan konsep tersebut, lahirlah hubungan dan kerja sama manusia satu dengan lainnya. Manusia atau bangsa tidak dapat lepas dari hubungan kerja sama dengan manusia atau bangsa lain. Hal ini membuktikan bahwa kerja sama benar-benar hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Beban suatu negara menjadi sangat berat bila hubungan dengan bangsa lain dihambat atau diputus. 2) Norma kerja sama dalam berbagia kehidupan Pada hakikatnya, manusia diciptakan Tuhan di muka bumi hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Selain itu manusia diciptakan Tuhan agar hidup berkelompok, tolong menolong, dan bekerja sama atas dasar kebajikan. Manusia dilarang

Transcript of MAKALAH KERJASAMA

Page 1: MAKALAH KERJASAMA

MAKALAH KERJA SAMA

A. PendahuluanManusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk lain. Dengana akal budinya, manusia dapat berpikir dan menemukan cara-cara yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan sebagai makhluk individual maupun sebagai makhluk sosial. Salah satu cara yang ditemukan oleh manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya tersebut adalah kerja sama. manusia sadar bahwa tanpa kerja sama, mereka tidak mungkin memenuhi kebutuhannya sendiri secara layak.Arti kerjasama itu sendiri adalah interaksi sosial antar individu atau kelompok yang secara bersama-sama mewujudkan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Untuk lebih jelasnya simaklah bahasan berikut ini.

B. Pengertian Tentang Arti, Norma dan Masalah Kerja Sama1) Arti kerja sama dalam berbagia kehidupanPada hakikatnya, manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu manusia ingin diperhatikan, dihormati dan didahulukan kepentingannya.Sebagai makhluk sosial, manusia selalu ingin berkumpul dengan manusia yang lain. Aristoteles menamakan hal ini sebagai zoon politicon artinya makhluk yang selalu ingin hidup berkelompok dan sesamanya. Berdasarkan konsep tersebut, lahirlah hubungan dan kerja sama manusia satu dengan lainnya.Manusia atau bangsa tidak dapat lepas dari hubungan kerja sama dengan manusia atau bangsa lain. Hal ini membuktikan bahwa kerja sama benar-benar hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Beban suatu negara menjadi sangat berat bila hubungan dengan bangsa lain dihambat atau diputus.

2) Norma kerja sama dalam berbagia kehidupanPada hakikatnya, manusia diciptakan Tuhan di muka bumi hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Selain itu manusia diciptakan Tuhan agar hidup berkelompok, tolong menolong, dan bekerja sama atas dasar kebajikan. Manusia dilarang untuk saling bermusuhan dan berbuat kerusakan.Dalam kehidupannya, manusia mempunyai berbagai kepentingan, kepentingan setiap manusia tentulah berbeda-beda, bahkan terkadang bertentangan. Jika setiap manusia hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan orang lain, maka akan timbul perselisihan, pertengkaran bahkan perkelahian, karena itu untuk mengindari perselisihan dan pertengkaran maka ditentukanlah suatu suatu kepentingan bersama. Kepentingan bersama ini dijadikan kepentingan semua orang atau kepentingan umum. Kepentingan umum ini harus didahulukan atas kepentingan pribadi. Dengan demikian perselisihan, pertengkaran dan perkelahian dapat dihindarkan.Atas dasar tuntutan tersebut bangsa Indonesia yang beraneka ragam suku, bahasa, adat istiadat dan daerah ini harus salaing menghormati dan bekerja sama dalam meningkatkan kesejahteraan hidup. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa kerja sama tersebut :a) Tidak untuk melakukan kejahatan dan kerusakan.b) Bersifat meninggikan derajat dan martabat kemanusiaan.c) Tetap menghargai keberadaan dan keanekaragaman suku, agama, ras dan aliran golongan dalam masyarakat.

Page 2: MAKALAH KERJASAMA

d) Bersifat adil.e) Tidak bertentangan dengan norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Masalah kerja sama dalam berbagai kehidupanSejarah bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa apabila tidak ada kerja sama,maka gagallah semua perjuangan bangsa dalam meraih tujuan. Namun setelah semua bekerja sama dan bersatu kita menjadi berhasil. Perjuangan Thomas Mattulessi (Pattimura) dari Maluku (1817), Pangeran Diponegoro di Jawa (1825-1830) dan Imam Bonjol di Sumatera Barat (1821-1837), dapat dijadikan sebagai contoh pada waktu itu mereka tidak bekerja sama dan bersatu. Seandainya mereka dapat bekerja sama dan bersatu, niscaya Belanda sudah dapat dikalahkan.Kesalahan masa lampau segera disadari oleh para pemimpin bangsa. Mereka kemudian mengambil langkah untuk memperbaikinya dengan membentuk organisasi modern. Sejak tahun 1908 Organisasi Budi Utomo menerapkan perjuangan dengan cara menggalang persatuan, kesatuan dan koordinasi. Budi Utomo membangkitkan semangat nasional melalui usaha-usaha pendidikan dan kebudayaan. 20 tahun setelah berdirinya Budi Utomo, kesadaran berbangsa mulai tumbuh. Organisasi-orgasnisasi permuda yang semula berjuang sendiri-sendiri, akhirnya mempunyai keinginan untuk bersatu. Organisasi-organisasi pemuda itu seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Celebes bersatu dan berkumpul di Jakarta. Mereka mengadakan kongres pemuda I dan II, yang akhirnya menghasilkan sumpah pemuda.Sumpah pemuda diikrarkan pada tahun 1928, sebagai bentuk kebulatan tekad mewujudkan kerja sama dalam perjuangan bangsa. Perjuangan itu dilandasi dengan semangat persatuan dan kesatuan. Perjuangan angkatan 28 ini kemudian dilanjutkan oleh angkatan 45. dari angkatan inilah semangat kerja sama dan persatuan menjadi kukuh. Semangat inilah menjadi modal utama bagi tercapainya tujuan, yakni kemerdekaan.

C. Pola Kerja Sama Dalam Berbagai Kehidupan1) Pola kerja sama antar pemeluk agamaSebagaimana telah kita ketahui, masyarakat Indonesia terbentuk dari berbagai suku yang memeluk agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Keadaan yang demikian merupakan hal yang membanggakan, karena selama ini di lingkungan bangsa Indonesia tetap terjaga persatuan dan kesatuan. Kita bangsa Indonesia harus tetap dapat menjaga dan melestarikan sikap toleransi dan kerja sama.Usaha melestarikan kerukunan itu meliputi 3 macam, yang lebih dikenal dengan Tri Kerukunan umat beragama, yaitu :

a) Kerukunan intern umat beragama.b) Kerukunan antar umat beragama yang berbeda.c) Kerukunan umat beragama dengan pemerintah.

Kerukunan yang menumbuhkan semangat kerja sama yang positif dan produktif sangat diperlukan dalam masa pembangunan sekarang. Agama menuntun agar para pemeluknya hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencapai kebahagiaan itu, maka diperlukan kerja sama dengan orang lain termasuk yang berlainan agamanya.Jadi, dalam kerja sama antar umat beragam atau kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, hendaknya jangan sampai mencampuri adukkan antara ajaran agama atau

Page 3: MAKALAH KERJASAMA

kepercayaan yang satu dengan lainnya. Hal demikian untuk melindungi dan menjamin kemurnian dan pelaksanaan, serta ketinggian dan keluhuran agama itu sendiri.

D. Penerapan Nilai Moral Kerja Sama Dengan Bangsa Lain Dalam Kehidupan Sehari-hariBangsa Indonesia menganut prinsip saling menghormati dan berkerja sama antar bangsa. Hal itu dimaksudkan dalam upaya mencapai dunia yang damai dan sejahtera. Setiap bangsa harus menghormati kedaulatan negara lain dan tidak ikut campur urusan dalam negri negara lain.Kebijaksanaan hubungan luar negri Indonesia didasarkan atas prinsip saling menghormati dan bekerja sama hal ini didasarkan pada nilai moral kerja sama sebagai berikut.

1) Hubungan luar negri dilandasi prinsip politik luar negri bebas aktif.2) Pengembangan hubungan luar negri ditujukan kepada peningkatan persahabatan dan kerja sama internasional dan regional.3) Sesuai dengan semangat Dasa Sila Bandung, Indonesia berperan dalam usaha menyelesaikan berbagai masalah dunia khususnya masalah dunia yang mengancam perdamaian dan bertentangan dengan rasa keadilan dan kemanusiaan.

Bentuk kerja sama Indonesia dengan negara lain, misalnya penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) membentuk / memelopori persatuan negara Asia Tenggara (ASEAN), masuk menjadi anggota OPEC, menyelenggarakan Muktamas Dakwah Islam Internasional / dan lain-lain.

Page 4: MAKALAH KERJASAMA

MAKALAH KOMPUTER

KATA PENGANTAR

Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena penyertaanNya dalam penulisan karya tulis ini hingga akhir.Karya tulis ini mencoba mengenalkan remaja untuk memilih / menggunakan internet. Kita sadari banyak informasi yang tersedia di dalam internet. Namun ada juga rumor atau selentingan yang membingungkan para remaja untuk mengetahui atau mengenal internet secara spesifik. Untuk itu, beberapa hal informative juga disampaikan disini sebagai bahan pengetahuan umum, misalnya biaya dalam internet, istilah dalam internet, dan etiket dalam internet.

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ® iDaftar isi ® iiPendahuluan ® iiiA. Latar Belakang * iiiB. Permasalahan * iiiC. Pembatasan Masalah * ivPengetahuan Remaja Tentang Internet ® vA. Internet Remaja * vB. Menggunakan E-mail Sebagai Jendela Internet * xiiPenutup ® xiiiDaftar Pustaka ® xv

BAB IPENDAHULUANInternet merupakan jaringan computer yang sangat besar yang dirancang untuk digunakan secara interaktif, yang berarti bahwa orang bekerja langsung pada computer yang dikoneksikan langsung ke jaringan.Seberapapun lama menggunakan internet, anda akan tetap tertarik mencari informasi yang Anda perlukan. Sebagian besar pengguna pemula internet telah banyak membuat sumber catalog dan bagan. Tugas mereka semakin kompleks seiring meningkatnya jumlah pengguna dan resource (sumber informasi).

A. LATAR BELAKANGApa internet itu ?Internet adalah jaringan net work internasional yang tersebar luas di tujuh benua dan ratusan Negara.Internet merupakan jaringan bebas dimana pengguna menggunakan protocol dan ketentuan tertentu, bekerja sama, dan semua berjalan tanpa gejolak.

B. PERMASALAHANDewasa ini banyak sarana komunikasi yang dapat digunakan untuk dapat berhubungan dengan jarak yang jauh tanpa mengeluarkan biaya yang besar dan

Page 5: MAKALAH KERJASAMA

memudahkan dalam pengiriman informasi. Salah satunya adalah internet. Namun banyak pengguna pemula yang masih belum mengetahui unsure-unsur dan macam-macam layanan dalam internet, antara lain :? Apa yang diperlukan ?? Bagaimana masuk ke internet ?? Berapa biaya internet ?? Apa bahasa khas internet ?? Etiket dalam internet ?? Sarana apasaja yang ada di internet ?? Bagaimana cara kerjanya ?? Apa manfaat internet bagi remaja ?? Dan lain sebagainya

C. PEMBATASAN MASALAHDalam hal ini, kami membatasi masalah pada penggunaan internet di dalam dunia remaja dan pengetahuan mereka dalam hal internet.Internet bagaikan kota yang terus dibangun. Sumber informasi makin berganti-ganti. Samua informasi tersebut dapat dimuat di dalam internet.Dewasa ini, banyak hal-hal yang diperlukan remaja untuk diri mereka, kemajuan di masa depan mereka, dan kepentingan bersama yang berhubungan dengan diri para remaja, baik secara fisik maupun biologis

BAB IIPENGETAHUAN REMAJA TENTANG INTERNET

A. INTERNET REMAJAInternet merupakan salah satu sarana komunikasi yang populer dan banyak digunakan oleh kalangan remaja. Mereka menggunakan internet untuk menemukan hal-hal baru dan masih hangat dibicarakan oleh masyarakat.

Apa Yang Diperlukan Dalam Internet ?Internet menggunakan beberapa alat yang sering digunakan dalam komunikasi. Salah satunya yaitu saluran telepon. Selain saluran telepon, internet juga memerlukan computer, modem, dan program komunikasi.Modem, singkatan dari Modulator Demodulator; yaitu alat yang mampu mengubah data digital dalam bentuk bilangan biner menjadi sinyal elektrik (modulasi) dan mengirim sinyal elektrik ini melalui saluran telepon, gelombang radio, serat optic, belomnbang mikro (microwave) bahkan melalui kabel listrik biasa.

Bagaimana Masuk Ke Internet ?Ada beberapa cara untuk dapat masuk ke internet, antara lain:1. Akses Langsung2. Akses SLIP/PPP3. Dial-up Account4. Layanan on-line commercial

? Akses LangsungAkses langsung merupakan cara tercepat masuk internet. Di perusahaan-perusahaan, biasanya mengakses internet secara full-fledged dan full-time serta dilengkapi dengan program Client yang memudahkan menggunakan semua resource.

Page 6: MAKALAH KERJASAMA

? Account SLIP/PPPSLIP ( Serial Line Interface Protocol ) dan PPP ( Point of Point Protocol ) langsung mengakses internet dan mengizinkan Anda mengakses semua program client.? Account Dial-upa) Account Dial-up sederhanaCara ini memungkinkan modem mengakses system berbasis Unix, nomor account dan password. Sarana internet yang ada antara lain : e-mail, news, telnet, dan gopher.Telnet adalah fasilitas yang memungkinkan seseorang melakukan log in, masuk dan mengakses sebuah server di tempat yang jauh melalui internet.Gopher merupaka tool cari-dan-ambil yang berbasis menu yang terstruktur seperti catalog kartu perpustakaan, dari topic luas kemidian mempersempit sehingga menemukan sesuatu yang menarik minat.b) Account Dial-up kompleksCara ini diberikan oleh perusahaan besar, seperti Netco, PSI, dan InterCon System, yang mempunyai proprietary client software dan jaringan nomor akses local di berbagai kota atau layanan nomor 800.? Layana On-line KomersialSebagian layanan on-line komersial, seperti Amerika On-line, Compo Serve, dan Prodigy, menambah layanan di internet hamper setiap hari. Namun tariff juga berubah sangat cepat sehingga sulit dibukukan.

Berapa Biaya Internet ?Biaya internet tergantung di mana dan apa path akses. Program yang terdapat di internet bermacam-macam sehingga biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna sarana internet berbeda-beda, sesuai dengan program apa yang digunakan. Tariff berkisar $5 sebulan hingga $10000 atau lebih setahun.

Apa Bahasa Khas Internet ?Ada beberapa bahasa yang digunakan dalam pengiriman surat melalui internet, antara lain :1. Singkatan alfabetis ( FAQ. WAIS )2. Permainan kata (Gopher, archie)3. Simbol (smiley dan emoticons)4. Alamat sumber informasi (URL)5. Tanda Baca (dot)? Dot ; digunakan untuk memisahkan nama user dan nama domain.? Symbol ; menunjukkan media berbasis teks, tanpa infleksi suara.? FAQ ; yaitu dokumen yang dikompilasi dari berbagai pertanyaan di newsgroup, mailing list, dan sebagainya.

Etiket Dalam Internet ?Dalam internet, ada beberapa etiket yang digunakan antara lain :1. Menggunakan bersama.Prinsip “Conserve bandwidth” berlaku untuk semua aktifitas Net. Artinya jangan mengirin pesan panjang ketika pesan pendek sudah cukup, atau cukup mengirim program yang dikompres.2. Perhatian terhadap sumber informasi.“Netiquette”, artinya kerjakan bagian Anda dengan tidak menggunakan sumber informasi pada jam sibuk (memperlamban system ketika pemilik sumbar informasi memerlukan), atau jangan terlalu berlebihan menggunakan sumber informasi.

Page 7: MAKALAH KERJASAMA

3. Bersikaplah mulia.Budaya internet berlandaskan sikap luhur. Internet juga tak luput dari orang yang jahat dan baik. Ketentuan net dalam perilaku umum berkaitan dengan sikap hormat dan sopan kepada orang lain.Misalnya jangan melakukan hal-hal berikut :? Mengirim surat pribadi tanpa peduli, tanpa identitas penulis.? Mengirim banyak surat. Artinya mengirim pesan yang sama ka banyak newsgroup/mailing list. Mengirim banyak informasi bisnis/komersial merupakan pemborosan.? Menimbulkan keresahan di tempat umum.? Mengirim surat berantai yang akan berputar terus di intenet.

Sarana Apasaja Yang Ada Di Internet ?Salah satu sarana dalam internet yang sering digunakan remaja saat ini adalah elektronik mail (e-mail).E-mail adalah fasilitas internet yang sangat terkenal dan digunakan oleh semua jasa internet, merupakan fasilitas internet yang memungkinkan kita menulis, mengirim, dan menerima surat dari manapun dan dimanapun di dunia dalam waktu yang sangat singkat, yaitu min 4 menit.Terdapat banyak layanan internet yang dapat Anda gunakam lewat e-mail, termasuk layanan untuk pengiriman e-mail ke seseorang yang berada pada system surat elektronik lainnya, berpartisipasi pada diskusi dengan sejumlah besar topic, dan untuk mengambil informasi dari komputer-komputer di seluruh dunia.Bagian berikut ini akan memberitahu apa yang dapat Anda lakukan bila menggunakan internet via e-mail.

1. Meraih informasi dengan e-mail.E-mail merupakan bentuk komunikasi elektronik yang terdistribusi paling luas di dunia. Anda dapat mengirim e-mail ke internet, dan Anda juga dapat mengirim surat ke layanan e-mail lain lewat internet. Jumlah orang yang memiliki alamat e-mail di internet diperkirakan bertambah 15 juta. Dengan menggunakan alamat e-mail, Anda dapat menghubungi orang-orang tidak hanya pada layanan on-line Anda, tetapi orang-orang di seluruh dunia.2. Berlangganan ke Mailing ListsMailing list merupakan mekanisme diskusi public lewat alamat e-mail sentral yang mengirim mail (surat/pesan) yang datang balik ke setiap orang pada daftar.3. Berlangganan majalah elektronis.Di internet terdapat pula majalah dan jurnal elektronis, seperti media cetak, bebagai topic dapat Anda tamui, tingkat formalitas dan jadwal penerbitannya juga bervariasi.4. Newsgroups.Newsgroup merupakan forum public untuk diskusi berbagai jenis topic. Sumber newsgroup paling besar adalah jaringan yang disebut USENET.5. Mengambil file.Salah satu manfaat internet adalah Anda dapat mengambil file-file yang disimpan computer yang jauh letaknya dengan menggunakan ftp-mail (file transfer protocol via e-mail)File transfer protocol (ftp) adalah fasilitas yang memungkinkan kita mengirim dan menerima file dari dan ke server di seluruh dunia yang terhubung dengan internet.6. Mencari file dan sumberdaya.

Page 8: MAKALAH KERJASAMA

Archie merupakan software tool untuk mencari database dari file yang dapat diskses public yang tersedia lewat fasilitas ftp.

Bagaimana Cara E-Mail Bekerja ?E-mail bekerja seperti pengiriman surat biasa. Surat yang dilengkapi dengan alamat e-mail secara elektronis dikirim ke computer dengan alamat e-mail yang dituju, dan dapat juga menuju ke computer lain dengan alamat yang berbeda.

Apa Manfaat Internet Bagi Remaja ?Internet merupakan sarana komunikasi yang sangat diperlukan. Apalagi oleh para remaja yang sangat memerlukan informasi yang diperlukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan diri remaja. Misalnya informasi tentang mode, pengetahuan umum, dan sebagainya. Namun di dalam internet juga terdapat ha-hal yang dapat merusak diri dan pikiran remaja, yang tidak seharusnya diperlihatkan kepada remaja.Adapun beberapa manfaat yang dapat diambil dari penggunaan internet bagi remaja antara lain :1. Bertambah luasnya pengetahuan dan wawasan remaja tentang hal-hal- yang memang seharusnya mereka ketahui sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kagiatan apapun.2. Dapat menambah teman dan mempererat silaturahmi antar sesama.3. Dapat saling bertukar pikiran atau berdiskusi dengan orang-orang yang ada di berbagai penjuru di dunia.4. Mengenal berbagai technology dari berbagai bidang kehidupan, yang telah dan akan beredar dalam kehidupan masyarakat.5. Dapat merasakan kemajuan yang ada di dunia dengan saling berhubungan dengan orang-orang dari berbagai Negara di dunia.6. Mempercepat remaja dalam menerima informasi yang dapat memajukan pembangunan nasional bangsanya.7. Mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing individu melalui informasi yang ada dalam internet.8. Dan sebagainya.

B. MENGGUNAKAN E-MAIL SEBAGAI JENDELA INTERNETSebagian besar layanan internet memungkinkan Anda menggunakan e-mail untuk memformulasikan satu set perintah, kemudian Anda mengirimkannya ke computer diseberang yang terkoneksi ke internet. Computer tersebut mengambil surat Anda, melaksanakan perintah-perintah Anda, dan mengembalikan hasilnya ke Anda. Inilah yang disebut memiliki jendela internet.Ada beberapa keuntungan menggunakan koneksi langsung dalam mengakses internet, antara lain :1. Dapat berpartisipasi pada diskusi, melakukan riset, dan mengambil file dari internet tanpa melanggan ke layanan on-line lain.2. Dapat menghemat biaya.3. Mudah digunakan dan dipahami.4. Memungkinkan pekerjaan terus diproses walaupun Anda sedang tidak terkoneksi.

BAB IIIPENUTUP

Page 9: MAKALAH KERJASAMA

A. KESIMPULANDalam dunia remaja, informasi sangat diperlukan untuk pertimbangan dalam melakukan semua kegiatan. Salah satu sarana informasi dan komunikasi yang banyak digunakan oleh kalangan remaja adalah internet, yang merupakan fasilitas elektronik yang sangat bermanfaat.Bagi remaja yang sudah kerap kali berhadapan dengan computer, khususnya internet, memang menganggap penggunaanya sangat mudah. Namun bagi para remaja yang awam, penggunaan internet merupakan hal yang asing. Oleh karena itu, mereka harus mengetahui berbagai fasilitas yang diberikan internet.Dengan mengetahui kegunaan yang ada setelah menggunakan internet, maka mereka akan dengan mudah mendapatkan informasi dari dalam dan luar negeri, bahkan di seluruh penjuru di dunia.

B. SARANUntuk para pengguna yang masih belum mengetahui cara, fasilitas, dan manfaat dari penggunaan internet, harus mencari informasinya dari berbagai sumber. Salah satunya yaitu sumber bacaan yang juga sangat berguna untuk pengetahuan.Di dalam internet banyak terdapat informasi yang tidak seharusnya diketahui oleh remaja, bahkan dapat merusak hidup mereka. Oleh karena itu, sebaiknya informasi yang seperti itu tidak diikuti, dan ambillah segi positif dari penggunaan internet yang sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Nogroho, Yanuar. 1998. Memilih Dan Menggunakan Komputer. Jakarta: Puspaswara.Ryer, Jeanne C. 1996. Buku Saku Kesegaran Dan Kesehatan Dalam Internet. Jakarta: Gramedia.Shirky, Clay. 1995. Teknologi Komputer. Jakarta. Gramedia.

KARYA TULIS KOMPUTERREMAJA DAN INTERNET

Page 10: MAKALAH KERJASAMA

IM PENULIS :1) DWI NUR IHSAN2) DILLA MARSELLA3) ERWIN SETIAWAN4) FEBI INGGA SARI5) FITRIANDI

KELAS : 2CSMU NEGERI 3 PONTIANAKJL. WR SUPRATMAN NO.1

Page 11: MAKALAH KERJASAMA

Memperingati Hari Kemerdekaan RI Ke-65 Merdeka, Merdeka, Merdeka!

administrator

1 2 3 4 5

( 7 Votes ) User Rating:  / 7

Poor Best Share

Sambil mengacungkan kepalan tangan ke atas, teriakan “merdeka” berkumandang di segenap penjuru Indonesia. Kalau Jenderal Douglas MacArthur menggelorakan menang perangnya dengan tekad: “in war there is no substitute for victory”. Rakyat Indonesia di bawah naungan Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, Bung Tomo, Jenderal Soedirman dan para pemimpin freedom fighters lainnya semangat rakyat tidak kalah menggelora: “Merdeka atau mati!”.

Kebersamaan 

Pada Sidang BPUPKI 15 Juli 1945, Soekarno-Hatta sama-sama menyatakan bahwa Negara Indonesia didirikan berdasar “rasa bersama”. Dari situlah paham bernegara berdasarkan “kebersamaan dan asas kekeluargaan” digariskan dalam Konstitusi. 

Hatta, pada edisi pertama majalah perjuangan Daulat Ra’jat (20 September 1931) menyatakan: “…Bagi kita, ra’jat itoe jang oetama, ra’jat oemoem jang mempoenjai kedaoelatan, ...ra’jat itoelah jang mendjadi oekoeran tinggi rendah deradjat kita. Dengan ra’jat itoe kita akan naik dan dengan ra’jat kita akan toeroen… Pengandjoer-pengandjoer dan golongan kaoem terpeladjar baroe ada berarti, kalaoe dibelakangnja ada ra’jat jang sadar dan insjaf akan kedaoelatan dirinja…” 

Artinya Hatta memposisikan rakyat sebagai “sentral-substansial” (primus), “tahta adalah milik rakyat”. Dari paham kebersamaan dan asas kekeluargaan ini lahirlah konsepsi Hatta tentang “demokrasi ekonomi” dengan makna utama “kemakmuran masyarakat lebih utama dari kemakmuran orang-seorang”. Namun tokoh ekonomi di Jakarta (1992) sempat mencemooh istilah “demokrasi ekonomi” yang dikatakannya sebagai istilah yang hanya ada di UUD 1945 saja, di literatur Barat tidak ditemukan dan tidak dikenal. Inilah kegenitan ilmiah akademis kaum ekonom liberal kita. Di Barat pun dikenal, bahkan pada awal millennium ini J.W. Smith meluncurkan buku monumentalnya dengan judul Economic Democracy: the Political Struggle of the Twenty-First Century (2000), yang substansinya selaras benar demokrasi ekonomi kita. Istilah dan arti “demokrasi ekonomi” tersurat dalam Penjelasan UUD 1945 (asli).

Penjelasan UUD 1945 ini kemudian dihilangkan melalui Amandemen UUD 1945. Namun Penjelasan untuk Pasal 33 UUD 1945 (Demokrasi Ekonomi) sebagai referensi historik dan interpretasi otentik, tetap berlaku.Para founding fathers menempatkan paham kolonial liberalistik yang “berasas” perorangan” (individualism) pada posisi temporer, dan menggantinya dengan “paham kebersamaan” (mutualism) dan asas kekeluargaan (brotherhood) yang diberi posisi permanen melalui Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 asli. Artinya, pembangunan haruslah demi kemakmuran rakyat, untuk mencapai societal welfare and happiness, di dalam melaksanakan pembangunan tidak boleh terjadi proses dehumanisasi kapitalistik terhadap rakyat.

Pembicaraan mengenai liberalism-individualisme versus kebersamaan dan asas kekeluargaan mungkin tidak lagi menarik bagi kalangan ekonom yang tercemar neoliberalisme kita saat ini,

Page 12: MAKALAH KERJASAMA

namun telah muncul gerakan baru untuk kembali ke ekonomi konstitusi (yang bernaung dalam Pancasila, UUD 1945) sebagai protes akademis patriotik terhadap penyelenggaraan ekonomi Negara yang sangat neoliberalistik. Neoliberalisme adalah pengganasan (augmentation) liberalisme oleh globalisasi predatorik.

UUD 1945 yang mendudukkan posisi rakyat sebagai “sentral-substansial” ini hendaknya tidak direduksi menjadi “marginal-residual”, sehingga “daulat rakyat” tersisih oleh “daulat pasar” (baca: daulat kapital), tetap berorientasi kepentingan rakyat (people-centered) tidak memposisikan kapital sebagai yang primus. Kita menyaksikan bahwa ekonomi pasar telah gagal mengurangi kemiskinan rakyat dan gagal mengakhiri pengangguran berkelanjutan. Berkat daulat pasar, pembangunan makin terlihat menggusur orang miskin dan tidak menggusur kemiskinan. Pembangunan makin nampak merupakan sekadar pembangunan di Indonesia, bukan pembangunan Indonesia, jauh dari cita-cita menjadi Tuan di Negeri Sendiri, bisa-bisa rakyat hanya menjadi penonton dan kembali menjadi kuli di negeri sendiri. 

Presiden SBY pun dalam Pidato Kenegaraan 14 Agustus 2009 di DPR telah menegaskan: “kita tidak boleh terjerat, menyerah dan tersandera oleh kapitalisme global yang fundamental”. Di depan DPD 19 Agustus 2009 Presiden SBY menyatakan pula: “trickle-down effect (yang kapitalistik) telah gagal menciptakan kemakmuran untuk semua”. Ini berarti Presiden memberi harapan datangnya masa besar atau “der grosse Moment” sebagaimana saya tulis di harian ini (SP, 31/8/2009). 

“Back-to-Basics”

Para founding fathers kita sejak pra-kemerdekaan telah menegaskan penolakannya terhadap liberalisme dan individualisme yang menjadi ruh kapitalisme. Selanjutnya kapitalisme berkembang menjadi imperialisme. Sejak awal pengajaran ilmu ekonomi mahasiswa kita hanya terekspos oleh ekonomi persaingan (competitive economics), yang menjadi dasar dari liberalisme ekonomi dan kapitalisme sesuai buku-buku induk yang merambah kampus-kampus kita. Ini adalah proses hegemoni akademis terhadap kita. Ekonomi kerjasama (cooperative economics) tidak dikenal dalam buku-buku induk ilmu ekonomi yang diajarkan di kampus-kampus kita. Akibatnya mindset mahasiswa kita terkapsul oleh ekonomi persaingan, diasingkan dari ekonomi kerjasama dan kebersamaan. Hal ini memudahkan para lulusan menerima liberalisme dan kapitalisme, mewajarkan free-fight dan saling berebut yang menjauhkan kerukunan dalam berekonomi.

Mari kita perhatikan secarik catatan perjuangan dua pemuda patriotik Indonesia dalam menentang penjajahan: Soekarno “menggugat” di Pengadilan Bandung (1930), pleidooi-nya berjudul “Indonesi¸ Klaagt-Aan” (“Indonesia Menggugat”), menegaskan: “…imperialisme berbuahkan ‘negeri-negeri mandat’, ‘daerah pengaruh’… yang di dalam sifatnya ‘menaklukkan’ negeri orang lain, membuahkan negeri jajahan… syarat yang amat penting untuk pembaikan kembali semua susunan pergaulan hidup Indonesia itu ialah Kemerdekaan Nasional…”. Dua tahun sebelumnya Hatta menuding Pengadilan Den Haag (1928), dalam pleidooi-nya berjudul “Indonesi¸ Vrij” (“Indonesia Merdeka”), Hatta menegaskan: “…lebih baik Indonesia tenggelam ke dasar lautan daripada menjadi embel-embel bangsa lain…”.

Saya ikut membenarkan kesimpulam “Saresehan Ekonomi” di Kompas baru-baru ini bahwa “ruh pembangunan untuk rakyat telah hilang”. Bahkan ditegaskan Michael Hudson (2003) imperialisme berkembang menjadi superimperialisme seperti sekarang dengan segala model hegemoni ekonomi serba canggih. Jangan sampai kita “kepatèn obor”. 

Saya mengharap der grosse Moment (masa besar) sebagaimana dicemaskan oleh filsuf Jerman Friedrich von Schiller, tidak menemui ein kleines Geschlecht (manusia kerdil), tetapi dapat menemukan einen grossen Helden (pahlawan besar).

Dengan artikel ini penulis mengharap Presiden SBY berkenan memegang kendali, back-to-basics dalam melanjutkan reformasi ekonomi nasional.

Oleh: Sri-Edi Swasono, guru besar Fakultas Ekonomi UI

Sumber: http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=23142

Page 13: MAKALAH KERJASAMA

MENJAGA SEKOLAH AGAR TETAP UNGGUL (Belajar dari Musibah Kebakaran di Labschool dan Film Laskar Pelangi)

A. Pendahuluan Tulisan ini diilhami dari hasil perenungan yang mendalam. Juga mengambil

hikmah dari terjadinya musibah kebakaran di Labschool Jakarta, Rabu 30 Juli 2008. Si jago merah itu telah melumat habis beberapa fasilitas Labschool yang bernilai sekitar 12 milyar lebih. Hanya dalam hitungan menit fasilitas yang megah itu hilang ditelan bumi. Padahal, baru sehari sebelumnya kami bangga karena akan terpilih menjadi sekolah sehat di DKI Jakarta. Melalui Lomba Sekolah Sehat (LSS) kami berharap mendapatkan juara pertama dan mengungguli sekolah favorit lainnya. Dengan keragaman fasilitas lengkap yang dimiliki, kami yakin akan menjadi sang juara.

Tulisan ini juga diilhami oleh film Laskar Pelangi yang begitu menyulut hati dan perasaan penulis bahwa sekolah dengan fasilitas apa adanya mampu bersaing dan melahirkan peserta didik yang sangat luar biasa. Suatu kisah nyata dari sebuah sekolah yang mampu memberikan pemahaman kepada siswa tentang keanekaragaman budaya Indonesia, dan juga dunia International. Menjaga sekolah agar tetap unggul di masyarakat walaupun ketiadaan fasilitas dan keterbatasan dana. Bahkan, saking larut dan terpesonanya dengan film ini penulis sampai 3 kali menonton film Laskar Pelangi di bioskop yang berbeda dengan sebuah perenungan mengambil hikmah dari pemutaran film itu dan menghubungkannya dengan musibah kebakaran di Labschool Jakarta.

Musibah kebakaran di sekolah membuat kami menjadi lebih bijaksana dan lebih bersemangat dalam mengajar walaupun dengan fasilitas apa adanya. Kalau dulu menggunakan media pembelajaran dengan teknologi canggih, sekarang kita menggunakan media pembelajaran dengan teknologi yang sangat sederhana.

B. Permasalahan Harapan terkadang berbeda dengan kenyataan. Kebakaran di Labschool telah

membuat suasana sekolah berubah. Berubah menjadi kecemasan, apakah setelah beberapa fasilitas terbakar kami mampu menjaga sekolah Labschool agar 1

Page 14: MAKALAH KERJASAMA

tetap unggul? Apakah fasilitas yang lengkap merupakan segalanya untuk mencapai keunggulan di masyarakat?. Lalu bagaimanakah kita dapat berpikir global dan bertindak lokal dengan fasilitas sekolah apa adanya?. Benarkah keunggulan fasilitas yang lengkap merupakan syarat mutlak agar sekolah kita tetap unggul? Apa sajakah yang harus dperhatikan untuk menjaga sekolah agar tetap unggul? Bisakah kita belajar dari Labschool dan Laskar Pelangi?

C. Cerita tentang Labchool dan Laskar Pelangi. Penulis mencoba menerawang ke masa lampau. Masa di mana pada saat itu

sekolah Labschool lahir di tahun 1968, persis 40 tahun yang lalu. Tentu para pendiri sekolah ini berpengharapan agar kelak sekolah yang mereka dirikan menjadi sebuah sekolah yang bermutu dan diperhitungkan keberadaannya pada masa yang akan datang. Sekolah Labschool yang berlokasi di Jalan Pemuda Komplek Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun Jakarta Timur ini memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang. Nama Labschool yang melekat pada TK, SD, SMP, dan SMA yang bernaung di bawah Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta (dulu IKIP Jakarta) mengandung makna sejarah yang unik sehingga menjadi favorit dan unggul di masyarakat. (Sejarah Labschool dapat dilihat di internet dengan url http://id.wikipedia.org/wiki/labschool).

Kini memasuki usianya yang ke-40, Labschool diharapkan tetap menjadi sekolah unggul. Unggul dalam berbagai bidang. Bidang akademis maupun non akademis yang tercerminkan dari berjalannya berbagai program intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Mampu bersaing di dunia global yang terus berkembang dan tak kenal berhenti. Mempertahankan budaya lokal dan mengembangkannya menjadi sebuah kultur yang unik (school culture) sehingga menarik orang luar untuk belajar dan melakukan studi banding.

Melalui motto matang dalam berpikir dan bijak dalam bertindak diharapkan sekolah Labschool seperti seorang manusia yang semakin dewasa. Tidak menua, melupa, dan melemah kemudian dilupakan orang. Tetapi justru harus semakin hebat, kuat, dan menarik. Sehingga keberadaannya memiliki keunggulan yang tetap terjaga. Semua itu terjadi bila berbagai komponen yang berada di dalamnya menyatu dalam sebuah kebersamaan. Saling asah, saling 2

Page 15: MAKALAH KERJASAMA

asih, dan saling asuh. Mampu memadukan tata rasa, tata pikir dan tata tindakan menjadi sebuah tata krama yang mencerminkan keteladanan. Adanya keteladanan dari semua komunitas atau stake holder yang ada di dalam sekolah merupakan salah satu syarat dari sekolah unggul. Karena itu tidaklah berlebihan apabila sekolah Labschool mempunyai motto Iman, Ilmu, dan Amal.

Di tengah-tengah sibuknya kami mempersiapkan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), datanglah musibah kebakaran yang melumat habis beberapa fasilitas. Mulai dari fasilitas ruang internet, ruang perpustakaan digital, 6 buah ruang kelas lengkap dengan komputer multimedia, dan lab IPA yang lengkap dengan fasilitas audio dan videonya, dan juga ruangan guru yang berisi dokumen-dokumen penting pembelajaran yang sudah siap dilaporkan kepada pengawas untuk akreditasi sekolah. Belum lagi ruangan teater kecil tempat kami berekspresi di bidang seni dan kegiatan lainnya juga ikut hangus terbakar api. Semua ruangan itu kini hilang di telan bumi. Tak berbekas dilumat habis oleh ganasnya si jago merah. Kejadian itu begitu cepat sekali terjadinya, sehingga kami tak sanggup mengantisipasinya. Tetapi untunglah Tuhan Maha Kuasa, kebakaran itu terjadi di saat libur sekolah (maulid nabi) sehingga tidak menelan korban jiwa.

Dalam film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel Best Seller Laskar Pelangi dikisahkan tentang sekolah SD Muhammadiyah Gantong di Pulau Belitong tempat sang penulis novel Andrea Hirata bersekolah pada waktu itu. Dengan seorang kepala sekolah yang sudah tua dan berwajah sabar, yang bernama Pak Harfan. Sekolah itu juga memiliki guru yang bernama Pak Bakri yang jarang tersenyum, dan guru muda cantik bernama Ibu Muslimah. Sekolah yang mau roboh dan hampir saja ditutup karena kurangnya murid. Namun, siapa yang akan mengira kalau sekolah miskin itu telah berhasil mendidik anak didiknya menjadi anak didik yang berbeda dengan sekolah lainnya, dimana sekolah itu lebih mengedepankan akhlaqul karimah daripada nilai-nilai pelajaran yang harus dikuasai siswa. Sekolah itu telah mampu mengajarkan bagaimana berpikir global dan bertindak lokal (Think Global Act Local) dengan cara-cara tradisional yang memikat hati dan merambat pelan ke dunia internasional dalam memberikan pengajaran yang berkualitas. Hal ini dapat dibuktikan dari alumni sekolah itu yang berhasil sekolah dan mendapatkan gelar di luar negeri. Di mana pun kita berada, 3

Page 16: MAKALAH KERJASAMA

baik di kutub utara maupun di kutub selatan, atau belahan dunia barat dan timur akhlaqul karimah harus tetap ditegakkan karena mengajarkan cinta kepada sesama. Kekuatan cinta adalah salah satu kunci keberhasilan dalam dunia pendidikan kita. ”Tidak pernah ada yang bisa mengalahkan kekuatan cinta yang murni dan tulus. Cinta yang mendalam menebarkan energi positif yang tidak hanya mengubah hidup seseorang, tetapi juga menerangi hidup orang banyak.” (Kompas dalam cover novel Andrea Hirata ”Laskar Pelangi”).

Lihatlah para tokoh di film ini (Pak Harfan, Ibu Muslimah, Lintang si genius, Mahar sang seniman, Ikal sang penulis, dan lain-lain yang bisa dibaca di url http://wijayalabs.blogspot.com ). Kesederhanaan, kemiskinan, dan ketiadaan fasilitas justru mampu memompa semangat mereka untuk memenangkan karnaval HUT RI dan Lomba Cerdas Cermat. Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota Laskar Pelangi. Sebelas orang anak melayu Belitong yang luar biasa ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Tengoklah Lintang, seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, dan kreatif yang mampu mengangkat citra sekolahnya dalam karnaval 17 Agustus dengan tarian budaya nasional tanpa dana.

Inilah film yang sangat mengharukan tentang dunia pendidikan dengan tokoh-tokoh manusia sederhana, jujur, tulus, gigih, penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa dan mengajar dengan hati yang diperlihatkan kepada penonton film ini secara indah dan cerdas lewat arahan sutradara Riri Riza yang begitu piawai mengemas film ini. Sebuah film untuk semua umur yang sangat menggugah. Siapa pun yang menontonnya akan termotivasi dan merasa berdosa jika tidak mensyukuri hidup. Inilah realita pendidikan Indonesia di tengah berbagai berita dan hiburan televisi tentang sekolah yang tak cukup memberi inspirasi dan spirit. Karena itu, harus ada keinginan dan kerja keras dari para guru sebagai agen pembelajaran untuk menjaga sekolahnya agar tetap unggul dan favorit di masyarakat meskipun tak memiliki dana dan fasilitas cukup. Memandang sebuah kemiskinan dengan cara lain bukan menangisinya. Kita harus belajar dari dua orang guru dalam Laskar Pelangi (Pak Harfan dan Ibu Muslimah) 4

Page 17: MAKALAH KERJASAMA

yang memiliki dedikasi tinggi luar biasa dalam dunia pendidikan dan mampu mengembangkan potensi unggul yang ada dalam diri setiap anak menjadi prestasi cemerlang pada masa depan. Mereka mampu memberikan keteladanan dan memberikan kesempatan kepada anak didiknya untuk unggul sesuai bakat dan minatnya. Inilah guru yang mengerti akan makna pendidikan yang sesungguhnya.

D. Menjaga Sekolah Agar Tetap Unggul Dari uraian cerita tentang Labschool dan Laskar Pelangi di atas, ada suatu hikmah

atau pelajaran yang dapat ditarik benang merahnya untuk kita pelajari. Pelajaran itu adalah bagaimanakah menjaga sekolah kita agar tetap unggul dan favorit di masyarakat? Berikut ini beberapa kekuatan yang patut kita perhatikan dalam menjaga sekolah agar tetap unggul dan mampu bersaing di dunia global tanpa kehilangan budaya lokal. Beberapa kekuatan itu adalah sebagai berikut : 1. Memiliki guru (tenaga pendidik) yang mempunyai kompetensi, dedikasi dan

komitmen yang tinggi terhadap kemajuan dunia pendidikan. Peran guru sangat menentukan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di

sekolah. Untuk itu, guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil proses pembelajaran.

Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan di bidang pendidikan, dan oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Pasal 4 UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menegaskan bahwa, guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi.

Kompetensi diartikan oleh Cowell (Depdikbud, 1988) sebagai suatu keterampilan/kemahiran yang bersifat aktif. Kompetensi merupakan satu kesatuan utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai; yang terkait dengan profesi guru. Kompetensi inilah yang menjadi syarat dalam kelulusan sertifikasi guru yang terangkum dalam Portofolio.

5

Page 18: MAKALAH KERJASAMA

Portofolio adalah bukti dokumen yang menggambarkan pengalaman berkarya yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. Dokumen ini terkait dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama guru yang bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran (kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial). Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan memiliki komponen portofolio yang meliputi: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Namun demikian, memiliki kompetensi saja tidak cukup bagi seorang guru. Harus ada komitmen dan dedikasi yang tinggi dalam menjaga sekolah agar tetap unggul. Komitmen dan dedikasi itu terlihat dari perilaku guru yang senantiasa meningkatkan kemampuannya untuk terus belajar sepanjang hayat. Konsisten dan tak pernah berhenti untuk belajar dalam rangka mengembangkan potensinya menjadi guru ideal dan profesional.

Guru ideal adalah dambaan peserta didik. Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan keteladanan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin diambil semakin jernih airnya. Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang meminum-nya. Dia laksana obat penawar yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Guru ideal adalah guru yang mengusai ilmunya dengan baik. Mampu menjelaskan dengan benar apa yang diajarkannya. Disukai oleh peserta didiknya karena cara mengajarnya yang enak didengar dan mudah dipahami. Ilmunya mengalir deras dan terus bersemi di hati para anak didiknya. Sehingga menimbulkan minat siswa untuk terus belajar dan menggali ”IPTEK”.

Guru ideal dan profesional yang diperlukan Indonesia saat ini adalah: pertama, guru yang memahami benar akan profesinya. Profesi guru adalah profesi yang mulia. Dia adalah sosok yang selalu memberi dengan tulus dan tak mengharapkan imbalan apapun, kecuali ridho dari Tuhan pemilik bumi. Falsafah

6

Page 19: MAKALAH KERJASAMA

hidupnya adalah tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Hanya memberi tak harap kembali. Hidupnya hanya untuk memberi sebanyak-banyaknya bukan menerima sebanyak-banyaknya. Dia selalu memiliki semangat baru yang tak ternilai untuk mengajar siswa meskipun dia dirundung kesusahan. Dia mendidik dengan hatinya. Dia tidak sekedar memberikan instruksi atau komando melainkan mampu mengembangkan potensi unggul yang dimiliki siswa. Kehadirannya dirindukan oleh peserta didiknya. Wajahnya selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S dalam kesehariannya (Salam, Sapa, Senyum, Syukur, dan Sabar).

Kedua, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki sifat kemulian yaitu, Sidiq, Tabliq, Amanah, dan Fathonah (STAF). Guru yang memiliki sifat STAF adalah guru yang mampu memberikan keteladanan dalam hidupnya karena memiliki akhlak yang mulia. Selalu berkata benar, jujur, mengajarkan kebaikan, dapat dipercaya, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Memiliki iman yang kuat, menguasai ilmunya, dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Sifat STAF harus dimiliki oleh seorang guru dalam mengajar anak didiknya.

Ketiga, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki terpancar jelas dari karakter dan prilakunya sehari-hari. Baik ketika mengajar, ataupun dalam hidup ditengah-tengah masyarakat. Kelima kecerdasan itu adalah: kecerdasan intelektual, moral, sosial, emosional, dan motorik. Kecerdasan intelektual harus diimbangi dengan kecerdasan moral, Mengapa? Bila kecerdasan intelektual tidak diimbangi dengan kecerdasan moral akan menghasilkan peserta didik yang hanya mementingkan keberhasilan ketimbang proses, segala cara dianggap halal, yang penting target tercapai semaksimal mungkin. Inilah yang terjadi pada masyarakat kita saat ini sehingga kasus korupsi merajalela di kalangan orang terdidik. Karena itu kecerdasan moral akan mengawal kecerdasan intelektual sehingga akan mampu berlaku jujur dalam situasi apapun. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan.

Selain kecerdasan intelektual dan moral, kecerdasan sosial juga harus dimiliki oleh guru ideal agar tidak egois, dan selalu memperdulikan orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Dia pun harus mampu bekerjasama dengan karakter orang lain yang berbeda. Kecerdasan emosional harus ditumbuhkan agar 7

Page 20: MAKALAH KERJASAMA

guru tidak mudah marah, tersinggung, dan melecehkan orang lain. Sedangkan kecerdasan motorik diperlukan agar guru mampu melakukan mobilitas tinggi sehingga mampu bersaing dalam memperoleh hasil yang maksimal. Kecerdasan motorik harus senantiasa dilatih agar guru dapat menjadi kreatif dan berprestasi. Karena itu sudah sewajarnya bila kita sebagai guru berlomba-lomba untuk menjadi sosok guru yang ideal. Ideal di mata peserta didik, ideal di mata masyarakat, dan ideal di mata Tuhan yang Maha Pemberi. Bila semakin banyak guru ideal yang tersebar di sekolah-sekolah kita, maka sudah dapat dipastikan akan banyak pula sekolah-sekolah berkualitas yang mampu membentuk karakter siswa memiliki akhlak mulia (akhlaqul karimah).

Menjadi guru ideal dan profesional adalah harapan dari semua pendidik. Tak dapat dipungkiri, sebagai garda terdepan dalam membangun sekolah unggul guru mempunyai peran yang sangat tinggi. Dari guru yang memiliki kompetensi, dedikasi dan komitmenlah sekolah unggul dapat terjaga. Baik mutu maupun kualitasnya. Guru ideal itu telah diperankan dengan baik oleh Pak Harfan dan Ibu Muslimah dalam film Laskar Pelangi yang membumi itu.

Mereka mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Fasilitas yang kurang memadai dan ketiadaan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran bukanlah penghalang mereka untuk mewujudkan mutu pendidikan yang berkualitas. Pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Mereka kreatif membuat media pembelajarannya sendiri dengan dana yang terbatas. Mampu menyusun bahan ajar berbasis kompetensi meski dengan peralatan teknologi yang sangat sederhana. Mereka mampu menterjemahkan empat pilar pendidikan dari UNESCO, yaitu Learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu), learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama), dan learning to be (belajar untuk menjadi sesuatu/seseorang). Empat pilar pendidikan tersebut di pandang sebagai pendekatan belajar yang harus diterapkan untuk menyiapkan anak didik agar mampu bersaing dalam pertarungan dunia global saat ini yang memasuki abad ke-21 dengan komunikasi bebas tanpa batas. Oleh karena itu guru harus mampu menguasai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang begitu cepat dan pesat perkembangannya di abad ini. 8

Page 21: MAKALAH KERJASAMA

2. Memiliki siswa yang mempunyai prestasi yang membanggakan sekolah. Siswa berprestasi dilahirkan dari penanganan guru yang profesional. Siswa

berprestasi lahir dari proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif. Sekolah unggul harus semakin banyak mencetak siswa berprestasi dari berbagai bidang keilmuan yang sesuai dengan visi dan misi sekolah yang telah ditetapkan bersama. Mampu menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan visi dan misi sekolahnya kearah proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Adapun contoh visi dan misi sekolah dapat dibaca dan dilihat di url: http://www.labschool-unj.sch.id/info.php?info=visi.

Sekolah harus terus menciptakan siswa berprestasi yang dapat membawa nama baik sekolah ditingkat nasional maupun internasional. Karena itu adanya sebuah pembinaan jelas menjadi sebuah keharusan. Sekolah unggul harus dapat mengembangkan otak kiri dan kanan siswa yang tercerminkan dari berjalannya kegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikuler. Mampu menerapkan empat pilar pendidikan dalam proses pembelajarannya sehingga memungkinkan siswa atau peserta didik dapat menguasai cara memperoleh pengetahuan, berkesempatan memperoleh pengetahuan, berkesempatan menerapkan pengetahuan yang dipelajarinya, berkesempatan untuk berinteraksi secara aktif dengan sesama peserta didik sehingga dapat menemukan dirinya sendiri untuk mencapai prestasi gemilang. Proses itu harus terjadi dalam proses pembelajaran yang ada di sekolah.

Sekolah juga harus unggul dalam berbagai event olympiade. Baik bidang keolahragaan, kesenian, sains, IPA, IPS, matematika, TIK ataupun yang lainnya. Hal ini akan dapat dibuktikan dengan adanya berbagai prestasi siswa dan berbagai piala kejuaraan yang diraih oleh siswa dan dipajang di sekolah.

Semakin banyak piala dari kejuaraan yang diperoleh, akan semakin mengibarkan nama sekolah itu ke seluruh penjuru dunia. Sehingga sekolah itu benar-benar sekolah yang unggul dan sangat memperhatikan siswa yang berprestasi di berbagai bidang untuk terus mengembangkan dan mempertahankan-nya dengan memberikan penghargaan berupa beasiswa atau penghargaan lainnya.

Siswa berprestasi akan terlihat apabila mereka diberikan kesempatan untuk berkompetisi dengan sekolah lainnya melalui berbagai event kejuaran, baik nasional maupun internasional. Karena itu, sudah sewajarnya apabila setiap

9

Page 22: MAKALAH KERJASAMA

sekolah mempersiapkan anak didiknya untuk mampu bersaing dan berkompetisi sesuai dengan minat dan bakat siswa di sekolahnya masing-masing.

Dalam film Laskar Pelangi digambarkan secara sederhana bagaimana sekolah itu mampu untuk mengembangkan kreativitas siswa dan mencapai prestasi yang gemilang. Si Mahar sang seniman alam itu mampu membuat sebuah kreativitas seni yang indah, dimana dia mampu untuk membuat sebuah kreasi seni budaya bangsa yang berupa tarian suku Asmat begitu hidup dan menarik perhatian bagi yang menontonnya. Lewat ide gila si Mahar, sekolah yang apa adanya dan tak memiliki dana mampu bersaing dengan sekolah-sekolah unggulan papan atas yang memiliki banyak dana. Bandingkan dengan SD PN Timah dengan fasilitas Marching Band yang mewah itu dan seragam barunya yang mahal. Mereka mampu dikalahkan oleh sebuah kesederhanaan alat musik tradisional dan pakaian adat yang dibuat dari daun yang didapat dari alam dan kalung antik dari buah yang mudah didapatkan walaupun gatalnya masih terasa dalam seminggu.

Bapak presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono (SBY) berpesan, agar sekolah-sekolah unggul lebih memperhatikan para siswa berprestasi yang telah berhasil dalam berbagai ajang kejuaraan. Bahkan tersedia beasiswa bagi siswa yang berprestasi sampai dengan jenjang S3. Pesan presiden SBY ini dapat dibaca di http://www.detiknews.com/read/2008/08/05/212856/983509/10/sby-siswa-berprestasi-harus-bisa!.

3. Mengembangkan sumber belajar yang tidak hanya berpusat pada guru. Film Laskar Pelangi mengajarkan pada kita bahwa sumber belajar bukan lagi berpusat pada guru, melainkan dari berbagai sumber. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Guru merupakan salah satu (bukan satu-satunya) sumber belajar bagi siswa. Selain guru, masih banyak lagi sumber belajar yang lain. Lalu, apa sebenarnya sumber belajar itu? Pada hakekatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi manusia sepanjang massa. Jika Anda sependapat dengan asumsi ini, maka pengertian sumber belajar merupakan konsep yang sangat luas meliputi segala yang ada di jagad raya ini. Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT), sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau 10

Page 23: MAKALAH KERJASAMA

benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan lingkungan/latar. Sumber belajar memiliki fungsi : 1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar

dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.

2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.

Bila ditinjau dari asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah : buku pelajaran, modul, program audio, transparansi (OHT). Jenis sumber belajar yang kedua adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan ( learning resources by utilization), yaitu sumber belajar 11

Page 24: MAKALAH KERJASAMA

yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain. Jadi, begitu banyaknya sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar. Sekali lagi, guru hanya merupakan salah satu dari sekian banyak sumber belajar yang ada. Oleh karena setiap anak merupakan individu yang unik (berbeda satu sama lain), maka sedapat mungkin guru memberikan perlakuan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa. Dengan begitu maka diharapkan kegiatan mengajar benar-benar membuahkan kegiatan belajar pada diri setiap siswa. Hal ini dapat dilakukan kalau guru berusaha menggunakan berbagai sumber belajar secara bervariasi dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk berinteraksi dengan sumber-sumber belajar yang ada di alam ini. Hal yang perlu diperhatian adalah, agar bisa terjadi kegiatan belajar pada siswa, maka siswa harus secara aktif melakukan interaksi dengan berbagai sumber belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar hanya mungkin terjadi jika ada interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar. Dan inilah yang seharusnya diusahakan oleh setiap pembelajar (instructor, guru) dalam kegiatan pembelajaran. Semua sumber belajar itu dapat kita temukan, kita pilih dan kita manfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa kita.

Wujud interaksi antara siswa dengan sumber belajar dapat bermacam-macam. Cara belajar dengan mendengarkan ceramah dari guru memang merupakan salah satu wujud interaksi tersebut. Namun belajar hanya dengan mendengarkan saja, patut diragukan efektifitasnya. Belajar hanya akan efektif jika siswa diberikan banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu, melalui multi-metode dan multi-media. Melalui berbagai metode dan media pembelajaran, siswa akan dapat banyak berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki siswa. Bila potensi muncul, maka akan melahirkan prestasi. Prestasi lahir dari perbuatan yang kita lakukan terus menerus dengan banyak berlatih. Barang kali perlu kita renungkan kembali ungkapan China : Saya mendengar saya lupa, Saya melihat saya ingat, Saya berbuat maka saya bisa. 12

Page 25: MAKALAH KERJASAMA

4. Memiliki budaya sekolah yang kokoh dan tetap eksis ditengah merambahnya budaya global yang begitu cepat.

Dalam tulisan penulis di makalah Konferensi Guru Indonesia (KGI) pada bulan September 2007 yang diselenggarakan oleh Sampoerna Foundation Institut dan dihadiri oleh lebih dari 1500 orang guru dari seluruh Indonesia, penulis menuliskan bagaimana menciptakan budaya sekolah yang tetap eksis yang dapat dibaca dan dilihat di url: http://wijayalabs.wordpress.com. Dalam tulisan itu, penulis membeberkan panjang lebar tentang keunggulan Labschool yang terletak pada budaya sekolahnya yang tetap eksis dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kuncinya perpaduan semua unsur di sekolah itu dari mulai peran guru, siswa, dan orang tua siswa menjadi three in one dalam merajut kebersamaan.

Bayangkan bila Anda memasuki sebuah sekolah, hal apa kira-kira yang akan Anda lihat dan dengar? Sulit atau mudahkah memasuki lingkungan sekolah tersebut. Bagaimana cara guru dan siswa menyapa Anda. Bagaimana dengan pengaturan ruang administrasi dan papan demo keterampilan siswa ditata dan ditampilkan, serta ruang kelas dibentuk. Bagaimana suasana belajar-mengajar berlangsung, dan yang tidak kalah pentingnya, bagaimana kondisi kamar kecil (toilet) sekolah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan budaya. Sebab, sekolah sedang berusaha memberikan impresi terhadap tamu dan pengunjung lainnya bahwa inilah kami, inilah budaya sekolah kami. Berpadunya tiga kekuatan, yaitu guru, siswa, dan orang tua siswa. Jika budaya kita definisikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, dan tradisi yang berlangsung dari waktu ke waktu, budaya sekolah adalah satu set ekspektasi dan asumsi dari norma, nilai, dan tradisi yang secara diam-diam mengarahkan seluruh aktivitas personel sekolah (Peterson, 1998). Karena budaya sekolah bukan suatu entitas statis, maka proses pembentukan norma, nilai, dan tradisi sekolah akan terus berlangsung melalui interaksi dan refleksi terhadap kehidupan dan dunia secara umum (Finnan, 2000). Dalam bahasa Hollins (1996), sebagai agen perubahan, 'sekolah dibentuk oleh praktik dan nilai budaya serta merefleksikan norma-norma dari masyarakat saat mereka masih sedang dikembangkan'. Atau, seperti hidrogen yang merupakan elemen utama air, maka nilai-nilai dalam masyarakat juga merupakan bagian utama dari

13

Page 26: MAKALAH KERJASAMA

budaya sekolah. Nilai-nilai itu akan membentuk watak dan perilaku menjadi karakter seseorang yang mempengaruhinya selama bersekolah di tempat itu.

Sekolah yang favorit pasti memiliki sistem pengembangan budaya sekolah yang terintegrasi dan terimplementasi dalam proses pembelajaran. Sekolah unggul dapat dipastikan telah melakukan inovasi-inovasi kegiatan budaya sekolah dan terinventarisasikannya budaya sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai lokal, nasional, dan internasional. Semuanya itu telah menyatu ke dalam kegiatan akademik dan non akademik. Melalui kegiatan yang bersifat intrakurikuler dan ekstrakurikuler sekolah itu diharapkan tidak hanya memiliki Standar Sekolah Nasional (SSN) akan tetapi juga menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).

Budaya sekolah yang harus diciptakan agar tetap eksis menurut penulis adalah mengembangkan budaya keagamaan (religius), budaya kerjasama (team work), budaya kepemimpinan (leadership) dan budaya kedisiplinan (dicipline). a Budaya keagamaan (religius) yaitu:

Menanamkan perilaku atau tatakrama yang tersistematis dalam pengamalan ajaran agamanya masing-masing sehingga terbentuk kepribadian dan sikap yang baik (Akhlaqul Karimah) dalam berbagai hal yang terjadi di masyarakat. Karena itu, nuansa religius di sekolah dengan pelaksanaan tadarus atau kebaktian sebelum pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah harus dijadikan aktivitas rutin. Membudayakan salam dan saling menegur dengan bahasa yang ramah dan penuh kasih sayang harus menjadi fenomena yang biasa. Sekolah harus mengembangkan budaya keagamaan, karena terbatasnya waktu belajar agama dengan menyisipkan ke dalam pelajaran yang bermuatan “IMTAK”. Contoh Bentuk Kegiatan : Budaya Salam (saling menegur dengan mengucapkan salam dan berjabat tangan), Doa bersama sebelum/sesudah belajar di kelas, Doa bersama (guru, siswa, dan orang tua) menyambut ujian nasional/ujian sekolah, Tadarus dan Kebaktian, Sholat berjamaah, LOKETA (Lomba Keterampilan Agama), Studi Amaliah Ramadhan (SALAM), RETRET (bagi yang beragama nasrani), Hafalan Juz Amma, Budaya Bersih yang merupakan cermin keimanan, Kegiatan Praktek Ibadah, Buka Puasa Bersama, Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Sodaqoh (ZIS), serta Peringatan Hari Besar Agama (PHBA).

14

Page 27: MAKALAH KERJASAMA

b Budaya kerjasama (team work) yaitu: Budaya kerjasama harus ditumbuhkan untuk menanamkan rasa kebersamaan dan rasa sosial melalui kegiatan yang dilakukan bersama. Pengelola sekolah harus membangun sebuah sistem yang di dalamnya mengutamakan kerjasama atau team work. Kesuksesan dibangun atas dasar kebersamaan dan bukan kerja satu orang kepala sekolah atau one man show. Contoh Bentuk Kegiatan : Masa Orientasi Siswa (MOS), Kunjungan Industri ke pabrik, Parents Day, Bakti Sosial, Teman Asuh, Sport And Art, Kunjungan Museum, Karnaval, Pentas Seni, Studi banding, Ekskul, Labs Channel, Labs TV, Labs Care, Majalah Sekolah, Potency Mapping, Buku Tahunan, Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN), dan PORSENI.

c Budaya kepemimpinan (leadhership) yaitu: Menanamkan jiwa kepemimpinan dan keteladanan dari sejak dini kepada siswa dengan memasukkannya dalam berbagai bentuk kegiatan. Siswa harus diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam keorganisasian atau kepanitiaan kegiatan sekolah. Contoh Bentuk Kegiatan : Career Day; Study dan Apresiasi Kepemimpinan Siswa Indonesia (SAKSI), Lintas Juang OSIS, Ceramah Umum, Upacara Bendera, Lari pagi Jumat, Studi Kepemimpinan Siswa, Latihan Keterampilan Manajemen Siswa (LKMS), Majelis Perwakilan Kelas (MPK), dan terbentuknya kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

d. Budaya kedisiplinan (dicipline) yaitu: Menanamkan kedisiplinan kepada siswa untuk selalu tepat waktu dan mentaati peraturan yang berlaku di sekolah sesuai dengan tata tertib yang telah disepakati bersama dan dikeluarkan oleh pihak sekolah dan diketahui oleh orang tua siswa. Contoh Bentuk Kegiatan: Tim Penegak Disiplin Sekolah (TPDS), budaya tepat waktu dalam belajar, pemakaian seragam sekolah, Pemberian hukuman atau sangsi bagi mereka yang melanggar tata tertib, dan upacara bendera (PBB).

15

Page 28: MAKALAH KERJASAMA

Keempat hal penting budaya sekolah di atas harus terus dikembangkan oleh setiap sekolah agar tetap unggul. Hal ini akan dapat dibuktikan pada saat awal tahun ajaran baru dimana masih banyaknya orang tua siswa yang mendaftarkan anaknya untuk belajar ke sekolah itu sebagai sekolah favorit di masyarakat. Atau banyaknya kunjungan dari sekolah lainnya untuk belajar dan melakukan studi banding.

5. Memiliki seorang tokoh panutan di sekolah dan mampu menjadi contoh pemimpin sekolah masa depan.

Ketika penulis mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional pada tahun 2005, pertanyaan yang lebih dulu ditanyakan oleh dewan juri pada saat itu adalah bagaimana kabar pak Arief di Labschool. Begitu pula untuk kedua kalinya mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional di tahun 2006. Lagi-lagi yang ditanya oleh dewan juri adalah bagaimana kabar pak Arief di Labschool.

Nama Pak Arief Rachman seakan telah menyatu dengan Labschool. Seperti dua sisi mata uang logam. Bahkan Rektor UNJ sendiri Pak Bedjo mengatakan bahwa Pak Arief sangat identik dengan Labschool. Arief Rachman, yang lahir di Malang, Jawa Timur, 19 Juni 1942 adalah seorang guru yang pernah mengajar dan menjadi kepala sekolah di SMA Labschool, Rawamangun, Jakarta Timur. Selain itu ia juga pernah menjadi dosen luar biasa di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, dan sekarang beliau diangkat menjadi guru besar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) serta dosen pascasarjana UNJ. Saat ini beliau sudah tidak mengajar lagi (pensiun), namun masih aktif di dunia pendidikan dengan bergabung di sekolah Dipenogoro.

Beliau dapat dikatakan sebagai salah satu tokoh pendidikan Indonesia, dan sempat ditanya pendapatnya ketika Presiden Amerika Serikat George Walker Bush berkunjung ke Indonesia pada tanggal 20 November 2006. Saat ini ia juga masih menjabat duta UNESCO dari Indonesia dan menjabat sebagai Ketua Harian UNESCO yang berpusat di kota Paris, Perancis.

Prof. Dr. Arief Rachman sendiri lebih dikenal sebagai seorang Pakar Pendidikan. Walaupun sudah tua dan rambutnya juga sudah banyak yang memutih, ia tidak ragu-ragu melakukan ekspresi mimik selucu apapun untuk menghidupkan materinya. Sedangkan dari segi materinya sendiri, ia banyak

16

Page 29: MAKALAH KERJASAMA

menggunakan ilmu psikologi pendidikan. Lengkap dengan contoh-contohnya. Sangat ilmiah. Namun karena ia banyak menggunakan contoh-contoh yang membumi, seringkali unsur kerumitan ilmiahnya ini tetap bisa dimengerti oleh audience dari berbagai kalangan. Penulis banyak belajar dari beliau, apalagi bila diberi kesempatan oleh beliau untuk membuat slide presentasinya.

Prof. Dr. Arief Rachman selain memberikan keteladanan pada kami di Labschool, juga pernah mengatakan bahwa seorang guru itu harus memiliki 5 kompetensi, yaitu idealisme, akademis, profesionalisme, kepribadian, dan sosial. Kelima kompetensi inilah yang harus menyatu dan dimiliki oleh para guru dalam menjaga sekolah seperti Labschool agar tetap unggul.

Dalam film Laskar Pelangi, tokoh terkenal itu diperankan dengan baik oleh pak Harfan seorang kepala sekolah yang berwajah sabar dan berhati mulia. Dia selalu menekankan pada anak didiknya bahwa ”hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya”. Pak Harfan adalah tokoh yang dikenal oleh masyarakat karena kesederhanaannya. Sudahkah tokoh ini ada dalam sekolah-sekolah kita? Seorang guru yang ikhlas mengabdi untuk kemajuan negeri. Kalau jawabannya belum, maka kita sendirilah yang harus menjadi tokoh itu. Sebuah sekolah unggul pasti di dalamnya ada tokoh yang menjadi panutan, pemimpin dan idola para siswanya.

6. Memiliki motivasi yang tinggi untuk mampu bersaing dalam dunia global. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.

Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc.Donald ini mengandung tiga elemen pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan. 17

Page 30: MAKALAH KERJASAMA

Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi intrinsik adalah jenis motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah jenis motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

Peran guru adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang, melainkan juga sumber-sumber belajar yang lain. Bukan hanya sumber belajar yang sengaja dirancang khusus, melainkan juga sumber belajar yang tinggal dimanfaatkan. Peran guru sudah beralih menjadi seorang motivator bagi para anak didiknya.

Guru di sekolah juga harus dapat memotivasi siswa agar memiliki daya juang yang tinggi, tanpa kehilangan jati diri suatu bangsa, dan tak mengenal kata ’putus asa’. Sekolah harus dapat melestarikan budaya lokal dengan tetap mengikuti trend budaya global yang berkembang di dunia internasional, misalnya bahasa daerah, alat musik gamelan atau angklung, dan tarian tradisional perlu dilestarikan sebagai warisan budaya bangsa. Tetapi tidak dapat kita pungkiri pula bahwa penguasaan bahasa asing, band, dan modern dance harus juga perlu dipelajari sebagai budaya global yang disukai remaja saat ini.

Karena itu diperlukan suatu standarisasi belajar mengajar, kinerja guru, dan kesetaraan standar pengajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui pembelajaran yang mengundang siswa untuk aktif. Sehingga mereka termotivasi dan mampu untuk bersaing di dunia internasional. 18

Page 31: MAKALAH KERJASAMA

Di banyak negara, standarisasi menjadi jargon utama yang diusung guna meningkatkan mutu pendidikan dan persaingan dalam dunia global. Tuntutan akuntabilitas pendidikan melalui standardisasi kian menguat dengan adanya deklarasi global, seperti Millennium Developmental Goals (MDGs) dan Education for All, yang memiliki tujuan utama dalam menyediakan pendidikan bermutu dan akses pendidikan dasar bagi semua. Persaingan global membuat banyak negara termotivasi dan berusaha meningkatkan kinerja pendidikan sehingga mereka mampu memperkaya kualitas sumber daya manusiawi yang dianggap sebagai modal sosial dan budaya. E. Penutup

Berdasarkan pengalaman Labschool yang sudah 40 tahun mengelola pendidikan, dan kisah nyata dari film Laskar Pelangi dapat dibuktikan bahwa keunggulan sebuah sekolah bukan terletak pada fasilitasnya, melainkan pada komunitas yang ada di sekolah itu. Jadi tidaklah benar kalau keunggulan suatu sekolah terletak pada fasilitas gedung yang serba lengkap, kecanggihan produk teknologi, dan dukungan dana yang melimpah.

Guru di Labschool telah membuktikan bahwa dengan fasilitas apa adanya juga mampu membuat sekolah tetap unggul di masyarakat. Mampu berpikir Global, dengan bertindak lokal (Think Global Act Local) dalam mengembangkan potensi siswa dan menjadikan sekolah tetap unggul di tingkat nasional maupun internasional. Semua itu dapat terlihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa.

Kecanggihan teknologi memang membantu guru dalam membuat sekolah menjadi unggul. Tetapi, kecanggihan teknologi bukan menjadi jaminan sekolah itu unggul. Karena teknologi hanyalah alat bantu pengajaran. Teknologi yang sebenarnya adalah cara-cara atau metode baru yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajarannya sehingga sampai ke otak siswa.

Mari kita belajar dari Musibah kebakaran di Labschool Jakarta dan film Laskar Pelangi yang fenomenal ini. Akhirnya, di penghujung tulisan ini penulis menyimpulkan bahwa untuk menjaga agar sekolah tetap unggul diperlukan persatuan atau kebersamaan yang kokoh dari berbagai komponen yang ada di di dalam komunitas sekolah. Semua harus saling melengkapi dan bekerjasama 19

Page 32: MAKALAH KERJASAMA

dalam membangun sekolah ke arah yang lebih baik dari hari ini. Diperlukan suatu sistem yang utuh dan menyeluruh atau sistemik agar sekolah tetap unggul.

Sistem yang dibangun harus juga mencerminkan enam kekuatan yang telah diuraikan di atas yang harus dimiliki oleh sekolah. Enam kekuatan itu adalah (1) memiliki guru yang mempunyai kompetensi, komitmen, dan dedikasi yang tinggi terhadap kemajuan dunia pendidikan, (2) memiliki siswa yang berprestasi dan membanggakan sekolah, (3) mampu mengembangkan sumber belajar yang tidak hanya berpusat pada guru, (4) Memiliki budaya sekolah yang kokoh dan tetap eksis ditengah merambahnya budaya global yang begitu cepat, (5) Memiliki seorang tokoh panutan di sekolah dan mampu menjadi contoh pemimpin sekolah masa depan, (6) Memiliki motivasi yang tinggi untuk mampu bersaing dalam dunia global. Penulis: Wijaya Kusumah, S.Pd. (Guru TIK SMP Labschool Jakarta). Hp. 0815 915 55 15 Telp. 021 8482225 Blog di internet: http://wijayalabs.blogspot.comhttp://wijayalabs.wordpress.comhttp://wijayalabs.multiply.com 20

Page 33: MAKALAH KERJASAMA

Daftar Acuan: Bell Gredler. Margaret E. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: Rajawali. Hamzah, Uno, 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hamzah, Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Hirata, Andrea. 2006. Laskar Pelangi, Yogyakarta: Bentang Hernowo. 2005. Mengubah Sekolah. Bandung: MLC Johnson, LouAnne. 2008. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik. Jakarta: PT. Indeks Kusumah, Wijaya. 2007. Kenapa Guru Takut PTK?. Koran Republika. [Rabu, 28 Mei 2008]. Kusumah, Wijaya. 2007. Menciptakan Budaya Sekolah yang Tetap Eksis. Jakarta: KGI

2007 Kusumah, Wijaya, dkk. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk SMP Kelass

VII. Jakarta: Rajagrafindo. Maliki, Imam. 2006. Fun Teaching Kiat Sukses Belajar dan Mengajar yang

Menyenangkan. Jakarta: Duha Khasanah. Oemar Hamalik. 2002. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Petersen, Lindy, 2004. Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?. Jakarta: Grasindo Prayitno, Joko. Motivasi dalam Belajar. Koran Republika. [Rabu, 18 Juni 2008]. Salma, Dewi Prawiradilaga. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Sarwono, Sarlito W. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana. Susilana, Rudi. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: FIP UPI Widodo, Chomsin. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta:

Gramedia 21

Page 34: MAKALAH KERJASAMA

1PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIALANAK PRASEKOLAHOleh : Ernawulan SyaodihPendahuluanMemasuki era milenium ke-3, kita dihadapkan pada tuntutan mampumenghadapi persaingan bebas yang menuntut manusia-manusia unggul untukmampu menghadapinya. Untuk menghadapi masa itu, kita membutuhkan generasigenerasipenerus yang tangguh, yang berkepribadian utuh dan mampu bersosialisasisecara baik.Kemampuan berperilaku sosial perlu dimiliki sejak anak masih kecil sebagaisuatu fundasi bagi perkembangan kemampuan anak berinteraksi denganlingkungannya secara lebih luas. Ketidakmampuan anak berperilaku sosial yangdiharapkan lingkungannya, dapat berakibat anak terkucil dari lingkungan, tidakterbentuknya kepercayaan pada diri sendiri, menarik diri dari lingkungan, dansebagainya. Akibatnya anak akan mengalami hambatan dalam perkembanganselanjutnya.Pada dasarnya anak khususnya anak usia TK memiliki keinginan yang kuatuntuk dapat diterima oleh kelompoknya. Ia akan terus berusaha untuk dapatbergabung dan diakui oleh kelompok sebayanya. Bila anak itu tidak diakui olehkelompoknya, maka ia akan mencari cara lain untuk dapat diterima dalam kelompoksebaya tersebut. Keinginan yang kuat pada anak untuk diakui menuntut sejumlahkemampuan sosial yang perlu dimilikinya.Tidak semua anak mampu menunjukkan perilaku sosial seperti yang diharapkan,dan tidak semua anak mampu berinteraksi dengan kelompoknya secara baik.Ada anak yang menunjukkan sikap membangkang, ingin menang sendiri, tidak mauberbagi dengan teman lain, licik, cepat marah dan sebagainya. Untuk membantumengurangi ketidakmampuan anak berperilaku sosial yang baik, dan membantumenyiapkan anak memasuki lingkungan pergaulan yang lebih luas, dibutuhkanupaya bantuan baik dari orang tua maupun guru di sekolah.2Karakteristik Anak TKBeberapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang periodeusia TK merupakan periode yang penting yang perlu mendapat penanganan sedinimungkin. Maria Montessori (Elizabeth B. Hurlock, 1978 : 13) berpendapat bahwausia 3 - 6 tahun sebagai periode sensitive atau masa peka yaitu suatu periode dimanasuatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambatperkembangannya. Misalnya masa peka untuk berbicara pada periode ini tidakterlewati maka anak akan mengalami kesukaran dalam kemampuan berbahasa untukperiode selanjutnya. Demikian pula pembinaan karakter anak. Pada periode tersebutkarakter anak harus dapat dibangun melalui kegiatan dan pekerjaan. Jika padaperiode ini anak tidak didorong aktivitasnya, perkembangan kepribadiannya akanmenjadi terhambat. Masa-masa sensitif mencakup sensitivitas terhadap keteraturanlingkungan, sensitivitas untuk mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan tangan,sensitivitas untuk berjalan, sensitivitas terhadap obyek-obyek kecil dan detail, sertasensitivitas terhadap aspek-aspek sosial kehidupan.Erikson (Helms & Turner, 1994 : 64) memandang periode ini sebagai fasesense of initiative. Pada periode ini anak harus didorong untuk mengembangkan

Page 35: MAKALAH KERJASAMA

inisiatifnya, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat,didengar dan dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari lingkungannya,maka anak akan mampu mengembangkan inisiatif, dan daya kreatifnya, dan hal-halyang produktif dalam bidang yang disenanginya. Guru yang selalu menolong,memberi nasehat, mengerjakan sesuatu di mana anak dapat melakukan sendiri makaanak tidak mendapat kesempatan untuk berbuat kesalahan atau belajar dari kesalahanitu. Pada fase ini terjamin tidaknya kesempatan untuk berprakarsa (dengan adanyakepercayaan dan kemandirian yang memungkinkannya untuk berprakarsa), akanmenumbuhkan inisiatif. Sebaliknya kalau terlalu banyak dilarang dan ditegur, anakakan diliputi perasaan serba salah dan berdosa (guilty).Kartini Kartono (1986:113) mengemukakan bahwa ciri khas anak masakanak-kanak adalah sebagai berikut :(1) bersifat egosentris naif, (2) mempunyai relasi sosial dengan benda-bendadan manusia yang sifatnya sederhana dan primitif, (3) kesatuan jasmani danrohani yang hampir-hampir tidak terpisahkan sebagai satu totalitas, dan (4)sikap hidup yang fisiognomis.3Kartini Kartono menjelaskan bahwa seorang anak yang egosentris memandangdunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannyasendiri. Sikap egosentris yang naif ini bersifat temporer, dan senantiasadialami oleh setiap anak dalam proses perkembangannya.Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat egosentris yang naiftersebut. Ciri ini ditandai oleh kehidupan individual dan sosialnya masih belumterpisahkan. Anak hanya memiliki minat terhadap benda-benda dan peristiwa yangsesuai dengan daya fantasinya. Dengan kata lain anak membangun dunianya dengankhayalan dan keinginannya.Kesatuan jasmani dan rohani yang tidak terpisahkan, maksudnya adalah anakbelum dapat membedakan dunia batiniah dengan lahiriah. Isi lahiriah dan batiniahmerupakan suatu kesatuan yang bulat, sehingga penghayatan anak diekspresikansecara spontan.Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara langsung anakmemberikan atribut pada setiap penghayatannya. Anak tidak bisa membedakanbenda hidup dengan benda mati. Setiap benda dianggapnya berjiwa seperti dirinya,oleh karena itu anak sering bercakap-cakap dengan bonekanya, dengan kucing,dengan kelinci dan sebagainya.Rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatumerupakan ciri lain yang menonjol pada anak usia 4-5 tahun. Anak memiliki sikapberpetualang (adventurousness) yang kuat. Anak akan banyak memperhatikan,membicarakan atau bertanya tentang berbagai hal yang sempat dilihat ataudidengarnya.Minatnya yang kuat untuk mengobservasi lingkungan dan benda-benda disekitarnya membuat anak usia 4-5 tahun senang ikut bepergian ke daerah-daerah. Iaakan sangat mengamati bila diminta untuk mencari sesuatu.Pertumbuhan fisik anak usia 4-5 masih memerlukan aktivitas yang banyak.Kebutuhan anak untuk melakukan berbagai aktivitas sangat diperlukan, baik untukpengembangan otot-otot kecil maupun otot-otot besar. Gerakan-gerak fisik ini tidaksekedar penting untuk mengembangkan keterampilan fisik saja, tetapi juga dapatberpengaruh positif terhadap penumbuhan rasa harga diri anak dan bahkan4

Page 36: MAKALAH KERJASAMA

perkembangan kognisi. Keberhasilan anak dalam menguasai keterampilanketerampilanmotorik dapat membuat anak bangga akan dirinya.Sejalan dengan perkembangan keterampilan fisiknya, anak usia sekitar limatahun ini semakin berminat pada teman-temannya. Ia akan mulai menunjukkanhubungan dan kemampuan bekerja sama yang lebih intens dengan teman-temannya.Anak memilih teman berdasarkan kesamaan aktivitas dan kesenangan.Kualitas lain dari anak usia ini adalah abilitas untuk memahami pembicaraandan pandangan orang lain semakin meningkat sehingga keterampilan komunikasinyajuga meningkat. Penguasaan akan keterampilan berkomunikasi ini membuat anaksemakin senang bergaul dan berhubungan dengan orang lain.Anak usia TK adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu prosesperkembangan dengan sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupanselanjutnya. Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda daridunia dan karakteristik orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias danhampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya serta seolah-olahtak pernah berhenti untuk belajar.Perilaku Sosial Anak TKPengertian Perilaku SosialPerilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain, baikdengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Di dalamhubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermaknadalam kehidupannya yang membentuk kepribadiannya, yang membantuperkembangannya menjadi manusia sebagaimana adanya.Sejak kecil anak telah belajar cara berperilaku sosial sesuai dengan harapanorang-orang yang paling dekat dengan dia, yaitu : ibunya, ayahnya, saudarasaudaranya,dan anggota keluarga yang lain. Apa yang telah dipelajari anak darilingkungan keluarganya sangat mempengaruhi perilaku sosialnya.Perasaan terhadap orang lain, juga merupakan hasil dari pengalaman yanglampau dan mempengaruhi hubungan sosial, seperti yang dapat diobservasi dalamsituasi kehidupan sehari-hari. Hasil observasi di kelas sebagaimana yangdiungkapkan oleh Johnson (1975 : 82) menunjukan bahwa anak berperilaku dalam5suatu kelompok berbeda dengan perilakunya dalam kelompok lain. Perilaku anakdalam kelompok juga berbeda dengan pada waktu dia sendirian.Kehadiran orang lain dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada tiap-tiapanak. Menurut Johnson , perbedaan ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu :persepsi individu yang menjadi anggota kelompok, lingkungan tempat terjadinyainteraksi dan pola kepemimpinan yang dipakai guru di kelas.Keterampilan sosial anak TKKeterampilan-keterampilan sosial yang perlu dimiliki anak TK adalah :a). Kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lainPada awal masa bayi (kira-kira usia tiga bulan), anak sudah mulai menunjukkankeinginannya untuk berhubungan dengan orang lain, dengan “senyum sosial” yangditunjukkannya bila ada orang yang mendekatinya. Pada saat itu sifat hubungannyadengan orang lain masih sangat terbatas, karena kemampuan reaksi dankomunikasinya yang juga masih amat terbatas. Kemudian pada akhir masa bayi(kira-kira usia dua tahun) anak sudah mulai dapat berbicara dan memiliki beberapapuluh kosa kata, keinginan untuk menjalin hubungan antar manusia sudah lebih

Page 37: MAKALAH KERJASAMA

nyata, hal ini ditampakkan melalui sikap dan perilakunya terhadap orang-orang yangditemuinya, terutama dengan anak-anak sebaya.Masuknya anak ke TK memberikan kesempatan bergaul dengan anak lain yangsebaya semakin besar. Hal ini memberikan peluang pada anak untuk lebihmelancarkan dan meningkaan kemampuan berkomunikasinya. Pada usia TK anakdiharapkan telah dapat menyatakan perasaan-perasaannya melalui kata-kata, bilamarah pada temannya ia akan mengatakan “kamu nakal atau kamu jahat”, kalau takutsesuatu ia akan mengatakan “saya takut itu” atau kalau ia senang ia juga akanmengatakan “saya senang”.Selain dari itu, anak juga sudah mulai mampu membaca situasi yang dihadapi.Bila merebut mainan temannya, kemudian temannya cemberut dan gurumemelototinya, ia tahu bahwa perilakunya itu tidak disukai oleh teman dan gurunya.Anak juga mulai dapat memilih teman yang dianggap sesuai dengan keinginannya,mulai mempunyai teman yang dianggap sesuai dengan keinginannya, mulaimempunyai teman dekat, dan menghindari teman-teman yang tidak disukainya. Pada6usia ini anak juga sudah mulai dapat bermain dalam kelompok kecil yang menuntutkebersamaan dan kerjasama, mulai belajar berbagai hal dengan orang lain, belajarmenunggu giliran dan lain-lain.Pengalaman berhubungan (bersosialisasi) dengan orang lain ini memberikanpelajaran pada anak bahwa ada perilaku-perilaku yang disukai oleh teman-temanatau gurunya yang menyebabkan ia diterima di lingkungan mereka, dan ia tahu pulabahwa ada perilaku-perilaku yang tidak disukai temannya. Dengan pengetahuannyaitu anak mulai mengubah perilaku yang negatif dan mengembangkan perilakuperilakuyang positif agar hubungan dengan orang lain dapat tetap berlangsungdengan baik. Anak semakin mampu mengendalikan perasaan-perasaannya danmengikuti aturan-aturan yang ditentukan oleh lingkungannya, untuk dapatmempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain.Bila pengalaman awal seorang anak dalam bersosialisasi lebih banyak memberikesenangan dan kepuasan, maka dapat diperkirakan proses sosialisasinyaberkembang ke arah yang positif, tetapi sebaliknya bila tidak, hambatan dankesulitan dalam bersosialisasi akan banyak ditemui anak.b) Kemampuan melakukan kegiatan bermain dan menggunakan waktu luangDunia anak adalah dunia bermain, khususnya pada anak prasekolah bermainmerupakan kebutuhan dasar mereka. Dengan demikian wajarlah bila sebagian besarwaktu anak diisi dengan kegiatan bermain.Elizabeth B. Hurlock (1978: 234) memberikan batasan tentang bermain sebagaikegiatan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, semata-mata untukmenimbulkan kesenangan dan kegembiraan saja. Biasanya anak melakukannyasecara suka rela, tanpa paksaan dan tanpa ada aturan main tertentu, kecuali biladitentukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam permainan tersebut.Anak usia prasekolah pada umumnya senang melakukan permainan yangmengandung aktivitas gerak, seperti berlari, meloncat, memanjat dan bersepeda,tetapi ada pula anak yang tidak begitu menyukai kegiatan bermain aktif, anakdemikian lebih memilih bentuk kegiatan bermain pasif yang kurang banyakmerangsang aspek fisik motoriknya tetapi lebih merangsang aspek perkembanganlainnya, terutama perkembangan kognitifnya.7Kedua jenis kegiatan bermain ini baik bermain aktif maupun bermain pasifsama-sama bermanfaat bagi perkembangan anak, namun untuk memberi manfaat

Page 38: MAKALAH KERJASAMA

yang optimal dan bersifat menyeluruh bagi perkembangan anak, kedua jenis kegiatanbermain ini perlu dilakukan oleh anak secara seimbang.c) Kemampuan anak mengatasi situasi sosial yang dihadapiKemampuan anak dalam mengatasi situasi sosial yang dihadapi erat kaitannyadengan kemampuan anak dalam menjalin hubugan antar manusia. Hal ini disebabkankarena situasi sosial yang dihadapi anak, mau tidak mau melibaan orang lainsehingga pada dasarnya tidak dapat lepas dari hubungannya dengan orang lain. Salahsatu yang berkaitan dengan kemampuan mengatasi situasi sosial ini, anak tidakselalu harus berhubungan secara langsung dengan orang lain. Masalah yangdihadapinya tidak berhubungan langsung dengan orang lain, tetapi berhubungandengan situasi sosial, yaitu situasi yang diciptakan oleh orang lain. Misalnya, seoranganak TK sedang mengikuti kegiatan menggambar di kelas, yang sebenarnya tidakdisukainya. Keadaan ini menimbulkan perasaan dan pengalaman yang tidak enakpada dirinya. Bila ia tidak mau melakukan kegiatan itu ia takut dihukum gurunya,tetapi bila ia mengikuti terus ia merasa sangat bosan. Mengatasi situasi semacam inidiperlukan kemampuan anak untuk mencari pemecahan masalah yang sebaikbaiknyasesuai dengan perkembangan yang telah dicapainya. Pada usia inidiharapkan anak telah menyadari tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Ia sudahharus dapat mengikuti aturan main yang ada, mengikuti tokoh otoritas yang dihadapidan mencoba untuk mengendalikan perasaan-perasaanya dengan cara yang lebihpositif.Menurut Dini P. Daeng S (1996: 114) ada empat faktor yang berpengaruh padakemampuan bersosialisasi anak, yaitu :1. Adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya dariberbagai usia dan latar belakang.2. Banyak dan bervariasinya pengalaman dalam bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.3. Adanya minat dan motivasi untuk bergaul84. Banyaknya pengalaman yang menyenangkan yang diperoleh melalui pergaulandan aktivitas sosialnya.5. Adanya bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang biasanya menjadi“model” bagi anak.6. Adanya bimbingan dan pengajaran yang secara sengaja diberikan oleh orangyang dapat dijadikan “model” bergaul yang baik bagi anak.7. Adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki anak.8. Adanya kemampuan berkomunikasi yang dapat membicarakan topik yang dapatdimengerti dan menarik bagi orang lain yang menjadi lawan bicaranya.Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978 : 228) untuk menjadi orang yang mampubersosialisasi memerlukan tiga proses. Masing-masing proses terpisah dan sangatberbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan. Kegagalan dalam satu proses akanmenurunkan kadar sosialisasinya. Ketiga proses sosialisasi tersebut adalah :1. Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial.Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentangperilaku yang dapat diterima. Untuk dapat besosialisasi anak tidak hanya harusmengetahui perilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikanperilakunya dengan patokan yang dapat diterima.2. Memainkan peran sosial yang dapat diterima. Setiap kelompok sosial mempuyaipola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotannya dandituntut untuk dipatuhi. Sebagai contoh, ada peran yang telah disetujui bersama

Page 39: MAKALAH KERJASAMA

bagi orang tua dan anak serta ada pula peran yang telah disetujui bersama bagiguru dan murid. Anak dituntut untuk mampu memainkan peran-peran sosialyang diterimanya.3. Perkembangan sikap sosial. Untuk bersosialisasi dengan baik anak-anak harusmenyenangi orang dan kegiatan sosial. Jika mereka dapat melakukannya,mereka akan berhasil dalam penyesuaian sosial dan diterima sebagai anggotakelompok sosial tempat mereka bergaul.Pola Perilaku SosialSebagian dari bentuk perilaku sosial yang berkembang pada masa kanak-kanakawal, merupakan perilaku yang terbentuk atas dasar landasan yang diletakkan pada9masa bayi. Sebagian lainnya merupakan bentuk perilaku sosial baru yangmempunyai landasan baru. Banyak di antara landasan baru ini dibina oleh hubungansosial dengan teman sebaya di luar rumah dan hal-hal yang diamati anak daritontonan televisi atau buku komik.Pola perilaku dalam situasi sosial banyak yang nampak tidak sosial atau bahkananti sosial, tetapi masing-masing tetap penting bagi proses sosialisasi. Landasan yangdiletakkan pada masa kanak-kanak awal akan menentukan cara anak menyesuaikandiri dengan orang lain.Pola perilaku sosial menurut Elizabeth. B. Hurlock (1978 : 239) terbagi atasdua kelompok, yaitu pola perilaku yang sosial dan pola perilaku yang tidak sosial.Pola perilaku yang termasuk dalam perilaku sosial adalah :1. Kerja sama. Sekelompok anak belajar bermain atau bekerja bersama dengan anaklain. Semakin banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu bersama-sama,semakin cepat mereka belajar melakukannya dengan bekerja sama.2. Persaingan. Persaingan merupakan dorongan bagi anak-anak untuk berusahasebaik-baiknya, hal itu akan menambah sosialisasi mereka. Jika hal itudiekspresikan dalam pertengkaran dan kesombongan, dapat mengakibaantimbulnya sosialisasi yang buruk yang dialami anak.3. Kemurahan hati. Kemurahan hati, terlihat pada kesediaan untuk berbagi sesuatudengan anak lain meningkat dan sikap mementingkan diri sendiri semakinberkurang setelah anak belajar bahwa kemurahan hati menghasilkan penerimaansosial.4. Hasrat akan penerimaan sosial. Jika hasrat pada diri anak untuk diterima kuat, halitu mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial. Hasratuntuk diterima oleh orang dewasa biasanya timbul lebih awal dibandingkandengan hasrat untuk diterima oleh teman sebaya.5. Simpati. Anak kecil tidak mampu berperilaku simpati sampai mereka pernahmengalami situasi yang mirip dengan dukacita. Anak mengekspresikan simpatidengan berusaha menolong atau menghibur seseorang yang sedang bersedih.6. Empati. Empati adalah kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi oranglain dan menghayati pengalaman orang tersebut. Hal ini dapat berkembang pada10anak jika anak dapat memahami ekspresi wajah atau maksud pembicaraan oranglain.7. Ketergantungan. Ketergantungan terhadap orang lain dalam hal bantuan,perhatian, dan kasih sayang mendorong anak untuk berperilaku dalam cara yangditerima secara sosial. Anak akan berusaha menunjukkan perilaku sosial yangdapat diterima agar dapat memenuhi keinginannya.8. Sikap ramah. Anak kecil memperlihaan sikap ramah melalui kesediaannya

Page 40: MAKALAH KERJASAMA

melakukan sesuatu untuk orang lain atau anak lain dan dengan mengekspresikankasih sayang kepada mereka.9. Sikap tidak mementingkan diri sendiri. Anak perlu mendapat kesempatan dandorongan untuk membagi apa yang mereka miliki. Belajar memikirkan orang laindan berbuat untuk orang lain.10. Meniru. Dengan meniru orang yang diterima baik oleh kelompok sosial, anakanakmemperoleh kesempatan untuk mengembangkan sifat dan meningkatlampenerimaan kelompok terhadap diri mereka.11. Perilaku kelekatan (attachment behavior). Dari landasan yang diberikan padamasa bayi, yaitu ketika bayi mengembangkan kelekatan yang hangat dan penuhcinta kasih kepada ibu atau pengganti ibu, anak kecil mengalihkan pola perilakuini kepada anak atau orang lain dan belajar membina persahabatan denganmereka.Adapun pola perilaku yang tidak sosial adalah perilaku yang menunjukkan:1. Negativisme. Negativisme adalah perlawanan terhadap tekanan dari pihak lainuntuk berperilaku tertentu. Biasanya hal itu dinulai pada usia dua tahun danmencapai puncaknya antara umur 3 dan 6 tahun. Ekspresi fisiknya mirip denganledakan kemarahan, tetapi secara setahap demi setahap diganti dengan penolakanlisan untuk menuruti perintah.2. Agresi. Agresi adalah tindakan permusuhan yang nyata atau ancamanpermusuhan. Biasanya tidak ditimbulkan oleh orang lain. Anak-anakmengekspresikan sikap agresif mereka berupa penyerangan secara fisik atau lisanterhadap pihak lain, dan biasanya terhadap anak yang lebih kecil.3. Pertengkaran. Pertengkaran merupakan perselisihan pendapat yang mengandungkemarahan yang umumnya dimulai apabila seseorang melakukan penyerangan11yang tidak beralasan. Pertengkaran berbeda dari agresi. Pertengkaran melibaandua orang atau lebih sedangkan agresi merupakan tindakan dirinya sendiri.Dalam pertengkaran salah seorang yang terlibat memainkan peran bertahansedangkan dalam agresi peran dirinya yang selalu agresif.4. Mengejek dan menggretak. Mengejek merupakan serangan secara lisan terhadaporang lain, sedangkan menggretak merupakan serangan yang bersifat fisik.Dalam kedua hal tersebut si penyerang memperoleh keputusan denganmenyaksikan ketidakenakan (ketidak senangan) korban dan usahanya untuk balasdendam.5. Perilaku yang sok kuasa. Perilaku ini adalah kecenderungan untuk mendominasiorang lain atau menjadi “majikan”. Jika diarahakan secara tepat hal ini dapatmenjadi sifat kepemimpinan, tetapi umumnya tidak demikian, dan biasanya halini mengakibaan timbulnya penolakan dari kelompok sosial.6. Egosentrisme. Hampir semua anak kecil bersifat egosentrik, dalam arti bahwamereka cenderung berpikir dan berbicara tentang diri mereka sendiri. Apakahkecenderungan ini akan hilang, menetap atau akan berkembang semakin kuat,sebagian bergantung pada kesadaran anak bahwa hal itu membuat mereka tidakpopuler dan sebagian lagi bergantung pada kuat lemahnya keinginan merekauntuk menjadi populer.7. Prasangka. Landasan prasangka terbentuk pada masa kanak-kanak awal yaituketika anak menyadari bahwa sebagian orang berbeda dari mereka dalam halpeampilan dan perilaku dan bahwa perbedaan ini oleh kelompok sosial dianggapsebagai tanda kerendahan. Bagi anak kecil tidaklah umum mengekspresikanprasangka dengan bersikap membedakan orang-orang yang mereka kenal.

Page 41: MAKALAH KERJASAMA

8. Antagonisme jenis kelamin. Ketika masa kanak-kanak berakhir, banyak anaklaki-laki ditekan oleh keluarga laki-laki dan teman sebaya untuk menghindaripergaulan dengan anak perempuan atau memainkan “permainan anakperempuan”. Mereka juga mengetahui bahwa kelompok sosial memandang lakilakilebih tinggi derajatnya daripada anak perempuan. Walaupun demikian, padaumur ini anak laki-laki tidak melakukan pembedaan terhadap anak perempuan,tetapi menghindari mereka dan menghindari aktivitas yang dianggap sebagaiaktivitas anak perempuan.12Selain dari itu, menurut Helms & Turner (1984 : 225) pola perilaku sosial anakdapat dilihat dari empat dimensi, yaitu : (1) anak dapat bekerjasama (cooperating)dengan teman, (2) anak mampu menghargai (altruism) teman, baik dalam halmenghargai milik, pendapat, hasil karya teman atau kondisi-kondisi yang ada padateman, (3) anak mampu berbagi (sharing) kepada teman. Apakah anak mampuberbagi sesuatu yang dimilikinya kepada teman, mau mengalah pada teman dansebagainya, dan (4) anak mampu membantu (helping others) orang lain. Hal ini tidakhanya ditunjukkan dalam hubungannya dengan teman sebaya tetapi juga denganorang dewasa lainnya.Pengaruh Kelompok SosialPada semua tingkatan usia, orang dipengaruhi oleh kelompok sosial dengansiapa mereka mempunyai hubungan tetap, dan merupakan tempat merekamengidentifikasi diri. Pengaruh ini paling kuat terjadi pada masa kanak-kanak dansebagian masa remaja akhir. Menurut Elizabeth. B. Hurlock (1978, 231), keluargamerupakan agen sosialisasi yang paling penting. Ketika anak-anak memasukisekolah, guru mulai memasukkan pengaruh terhadap sosialisasi mereka, meskipunpengaruh teman sebaya biasanya lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh guru danorang tua. Studi tentang perbedaan antara pengaruh teman sebaya dan pengaruhorang tua terhadap keputusan anak pada berbagai tingkatan umur menemukan bahwadengan meningkatnya umur anak, jika nasihat yang diberikan oleh keduanya (orangtua dan teman sebaya) berbeda maka anak cenderung lebih terpengaruh oleh temansebaya.Interaksi Sosial Anak dengan Teman SebayaHubungan antara anak dengan teman sebaya merupakan bagian dari interaksisosial yang dilakukan anak dengan lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakatnya.Bonner merumuskan interaksi sosial sebagai hubungan antara dua ataulebih individu di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, ataumemperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Berdasarkan rumusantersebut, terlihat bahwa dalam interaksi sosial terjadi hubungan timbal balik antaraindividu yang satu dengan individu lainnya. Teman sebaya menurut Havighurst13(1978:45) dipandang sebagai suatu “kumpulan orang yang kurang lebih berusiasama yang berpikir dan bertindak bersama-sama”.Pada usia sekolah, anak-anak mulai keluar dari lingkungan keluarga danmemasuki dunia teman sebaya. Peristiwa ini merupakan perubahan situasi darisuasana emosional yang aman yang dalam hal ini hubungan yang erat dengan ibu dananggota keluarga lainnya ke kehidupan dunia baru. Dalam dunia baru yang dimasukianak, ia harus pandai menempaan diri di antara teman sebaya yang sedikit banyakakan berlomba dalam menarik perhatian guru.Anak-anak hendaknya belajar memperoleh kepuasan yang lebih banyak dari

Page 42: MAKALAH KERJASAMA

kehidupan sosial bersama teman sebayanya. Melalui kehidupan sosial kelompoksebaya anak belajar memberi dan menerima., belajar berteman dan bekerja yangsemuanya itu dapat mengembangkan kepribadian sosial anak.Vygotsky (Berk, L.E., & Winsler, A., 1995) menekankan pentingnya kontekssosial dalam proses belajar anak. Pengalaman interaksi sosial ini sangat berperandalam mengembangkan kemampuan berpikir anak. Lebih lanjut, bahkan iamenjelaskan bahwa bentuk-bentuk aktivitas mental yang tinggi diperoleh darikonteks sosial dan budaya tempat anak berinteraksi dengan teman-temannya atauorang lain. Mengingat betapa pentingnya peran konteks sosial ini, Vygotskymenyarankan untuk memahami perkembangan anak, kita dituntut untuk memahamirelasi-relasi sosial yang terjadi pada lingkungan tempat anak itu bergaul.Proses pembelajaran dalam kelompok sebaya merupakan proses pembelajaran“kepribadian sosial” yang sesungguhnya. Anak-anak belajar cara-cara mendekatiorang asing, malu-malu atau berani, menjauhkan diri atau bersahabat. Ia belajarbagaimana memperlakukan teman-temannya, ia belajar apa yang disebut denganbermain jujur. Seseorang yang telah mempelajari kebiasaan-kebiasaan sosialtersebut, cenderung akan melanjutkannya dalam seluruh kehidupannya.Pengalaman anak berinteraksi sosial dengan anak lain dan bahkan denganorang dewasa tidak saja memfasilitasi keterampilan anak dalam berkomunikasi dansosialnya, tetapi juga turut mengembangkan aspek-aspek perkembangan lainnya,seperti perkembangan kognisi, emosi dan moralnya. Pergaulan sosial ini merupakanpengalaman hidup yang kaya dan alami bagi anak sehingga dapat mendorongsegenap aspek perkembangan anak secara lebih terintegrasi dan menyeluruh. Melalui14interaksi sosial, anak dapat berlatih mengekspresikan emosinya dan mengujiperilaku-perilaku moralnya secara tepat. Begitu pula pengenalan anak terhadap polapikir orang lain dapat memperkaya pengalaman kognisinya.Dalam berinteraksi dengan teman sebaya, anak akan memilih anak lain yangusianya hampir sama, dan di dalam berinteraksi dengan teman sebaya lainnya, anakdituntut untuk dapat menerima teman sebayanya. Dalam penerimaan temansebayanya anak harus mampu menerima persamaan usia, menunjukkan minatterhadap permainan, dapat menerima teman lain dari kelompok yang lain, dapatmenerima jenis kelamin lain, dapat menerima keadaan fisik anak yang lain, mandiriatau dapat lepas dari orang tua atau orang dewasa lain, dan dapat menerima kelassosial yang berbedaFaktor penting lainnya yang mempengaruhi perkembangan kelompok sosial iniadanya kepemimpinan sebaya (peer leadership). Dalam kelompok sosial ini seoranganak dianggap mampu memimpin apabila memiliki karakteristik-karakteristikkemampuan (intelektual) lebih, memiliki kemampuan berkuasa (uthoritarian) dankemampuan mengendalikan (assertive) teman yang lain.KesimpulanPermasalahan sosial banyak ditemukan pada anak usia TK dan sedinimungkin anak perlu dibantu untuk dapat mengatasinya. Terhambatnyaperkembangan sosial anak sejak kecil akan menimbulkan kesulitan bagi anak dalammengembangkan dirinya di kemudian hari. Upaya untuk mengatasi permasalahansosial pada anak selayaknya dilakukan bersama antara orang tua dan guru, karenamelalui merekalah perkembangan sosial anak dapat terbentuk secara baik. Selain dariitu dalam perkembangan sosial anak TK, faktor teman sebaya memiliki pengaruhyang kuat sekali bagi pembentukan perilaku-perilaku sosial yang diharapkan padaanak TK. Oleh karena itu peran aktif orang tua dan guru yang senantiasa

Page 43: MAKALAH KERJASAMA

memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak TK serta tidak terlepas daripemahaman pengaruh teman sebaya bagi perkembangan sosial anak dapatmemberikan upaya bantuan dan bimbingan bagi anak agar memiliki perilakuperilakusosial yang diharapkan yang dapat bermanfaat bagi perkembangan anak dikemudian hari.1516Daftar RujukanDepdikbud. (1994) Kurikulum Taman Kanak-kanak. Jakarta.Daeng, S, Dini P. (1996). Metode Mengajar di Taman Kanak-kanak, Bagian 2.Jakarta : Depdikbud.Gerungan, W. A.. (1986). Psikologi Sosial. Jakarta : Eresco.Harianti, Diah. (1994). Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak. Jakarta :Depdikbud.Havighurst, Robert J. (1978). Human Development and Education. New York :Longmans Green and Co.Helms, D. B & Turner, J.S. (1983) Exploring Child Behavior. New York : HoltRinehartand Winston.Hurlock, Elizabeth, B. (1978). Child Development, Sixth Edition. New York : Mc.Graw Hill, Inc.Jersild, Arthur. T. (1978). The Psychology of Adolescence. New York : MacmillanPublishing Co.Kartono, Kartini. (1986). Psikologi Anak. Bandung : Alumni.Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990. Tentang Pendidikan Prasekolah.Roopnaire, J. L & Johnson, J.E. (1993). Approaches to Early Childhood, Education,2nd Edition. New York : Merril.Solehuddin, M. (1997). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung : FIP UPI.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, Sistem PendidikanNasional.

Page 44: MAKALAH KERJASAMA

1PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIALANAK PRASEKOLAHOleh : Ernawulan SyaodihPendahuluanMemasuki era milenium ke-3, kita dihadapkan pada tuntutan mampumenghadapi persaingan bebas yang menuntut manusia-manusia unggul untukmampu menghadapinya. Untuk menghadapi masa itu, kita membutuhkan generasigenerasipenerus yang tangguh, yang berkepribadian utuh dan mampu bersosialisasisecara baik.Kemampuan berperilaku sosial perlu dimiliki sejak anak masih kecil sebagaisuatu fundasi bagi perkembangan kemampuan anak berinteraksi denganlingkungannya secara lebih luas. Ketidakmampuan anak berperilaku sosial yangdiharapkan lingkungannya, dapat berakibat anak terkucil dari lingkungan, tidakterbentuknya kepercayaan pada diri sendiri, menarik diri dari lingkungan, dansebagainya. Akibatnya anak akan mengalami hambatan dalam perkembanganselanjutnya.Pada dasarnya anak khususnya anak usia TK memiliki keinginan yang kuatuntuk dapat diterima oleh kelompoknya. Ia akan terus berusaha untuk dapatbergabung dan diakui oleh kelompok sebayanya. Bila anak itu tidak diakui olehkelompoknya, maka ia akan mencari cara lain untuk dapat diterima dalam kelompoksebaya tersebut. Keinginan yang kuat pada anak untuk diakui menuntut sejumlahkemampuan sosial yang perlu dimilikinya.Tidak semua anak mampu menunjukkan perilaku sosial seperti yang diharapkan,dan tidak semua anak mampu berinteraksi dengan kelompoknya secara baik.Ada anak yang menunjukkan sikap membangkang, ingin menang sendiri, tidak mauberbagi dengan teman lain, licik, cepat marah dan sebagainya. Untuk membantumengurangi ketidakmampuan anak berperilaku sosial yang baik, dan membantumenyiapkan anak memasuki lingkungan pergaulan yang lebih luas, dibutuhkanupaya bantuan baik dari orang tua maupun guru di sekolah.2Karakteristik Anak TKBeberapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang periodeusia TK merupakan periode yang penting yang perlu mendapat penanganan sedinimungkin. Maria Montessori (Elizabeth B. Hurlock, 1978 : 13) berpendapat bahwausia 3 - 6 tahun sebagai periode sensitive atau masa peka yaitu suatu periode dimanasuatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambatperkembangannya. Misalnya masa peka untuk berbicara pada periode ini tidakterlewati maka anak akan mengalami kesukaran dalam kemampuan berbahasa untukperiode selanjutnya. Demikian pula pembinaan karakter anak. Pada periode tersebutkarakter anak harus dapat dibangun melalui kegiatan dan pekerjaan. Jika padaperiode ini anak tidak didorong aktivitasnya, perkembangan kepribadiannya akanmenjadi terhambat. Masa-masa sensitif mencakup sensitivitas terhadap keteraturanlingkungan, sensitivitas untuk mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan tangan,sensitivitas untuk berjalan, sensitivitas terhadap obyek-obyek kecil dan detail, sertasensitivitas terhadap aspek-aspek sosial kehidupan.Erikson (Helms & Turner, 1994 : 64) memandang periode ini sebagai fasesense of initiative. Pada periode ini anak harus didorong untuk mengembangkaninisiatifnya, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat,

Page 45: MAKALAH KERJASAMA

didengar dan dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari lingkungannya,maka anak akan mampu mengembangkan inisiatif, dan daya kreatifnya, dan hal-halyang produktif dalam bidang yang disenanginya. Guru yang selalu menolong,memberi nasehat, mengerjakan sesuatu di mana anak dapat melakukan sendiri makaanak tidak mendapat kesempatan untuk berbuat kesalahan atau belajar dari kesalahanitu. Pada fase ini terjamin tidaknya kesempatan untuk berprakarsa (dengan adanyakepercayaan dan kemandirian yang memungkinkannya untuk berprakarsa), akanmenumbuhkan inisiatif. Sebaliknya kalau terlalu banyak dilarang dan ditegur, anakakan diliputi perasaan serba salah dan berdosa (guilty).Kartini Kartono (1986:113) mengemukakan bahwa ciri khas anak masakanak-kanak adalah sebagai berikut :(1) bersifat egosentris naif, (2) mempunyai relasi sosial dengan benda-bendadan manusia yang sifatnya sederhana dan primitif, (3) kesatuan jasmani danrohani yang hampir-hampir tidak terpisahkan sebagai satu totalitas, dan (4)sikap hidup yang fisiognomis.3Kartini Kartono menjelaskan bahwa seorang anak yang egosentris memandangdunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannyasendiri. Sikap egosentris yang naif ini bersifat temporer, dan senantiasadialami oleh setiap anak dalam proses perkembangannya.Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat egosentris yang naiftersebut. Ciri ini ditandai oleh kehidupan individual dan sosialnya masih belumterpisahkan. Anak hanya memiliki minat terhadap benda-benda dan peristiwa yangsesuai dengan daya fantasinya. Dengan kata lain anak membangun dunianya dengankhayalan dan keinginannya.Kesatuan jasmani dan rohani yang tidak terpisahkan, maksudnya adalah anakbelum dapat membedakan dunia batiniah dengan lahiriah. Isi lahiriah dan batiniahmerupakan suatu kesatuan yang bulat, sehingga penghayatan anak diekspresikansecara spontan.Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara langsung anakmemberikan atribut pada setiap penghayatannya. Anak tidak bisa membedakanbenda hidup dengan benda mati. Setiap benda dianggapnya berjiwa seperti dirinya,oleh karena itu anak sering bercakap-cakap dengan bonekanya, dengan kucing,dengan kelinci dan sebagainya.Rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatumerupakan ciri lain yang menonjol pada anak usia 4-5 tahun. Anak memiliki sikapberpetualang (adventurousness) yang kuat. Anak akan banyak memperhatikan,membicarakan atau bertanya tentang berbagai hal yang sempat dilihat ataudidengarnya.Minatnya yang kuat untuk mengobservasi lingkungan dan benda-benda disekitarnya membuat anak usia 4-5 tahun senang ikut bepergian ke daerah-daerah. Iaakan sangat mengamati bila diminta untuk mencari sesuatu.Pertumbuhan fisik anak usia 4-5 masih memerlukan aktivitas yang banyak.Kebutuhan anak untuk melakukan berbagai aktivitas sangat diperlukan, baik untukpengembangan otot-otot kecil maupun otot-otot besar. Gerakan-gerak fisik ini tidaksekedar penting untuk mengembangkan keterampilan fisik saja, tetapi juga dapatberpengaruh positif terhadap penumbuhan rasa harga diri anak dan bahkan4perkembangan kognisi. Keberhasilan anak dalam menguasai keterampilanketerampilan

Page 46: MAKALAH KERJASAMA

motorik dapat membuat anak bangga akan dirinya.Sejalan dengan perkembangan keterampilan fisiknya, anak usia sekitar limatahun ini semakin berminat pada teman-temannya. Ia akan mulai menunjukkanhubungan dan kemampuan bekerja sama yang lebih intens dengan teman-temannya.Anak memilih teman berdasarkan kesamaan aktivitas dan kesenangan.Kualitas lain dari anak usia ini adalah abilitas untuk memahami pembicaraandan pandangan orang lain semakin meningkat sehingga keterampilan komunikasinyajuga meningkat. Penguasaan akan keterampilan berkomunikasi ini membuat anaksemakin senang bergaul dan berhubungan dengan orang lain.Anak usia TK adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu prosesperkembangan dengan sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupanselanjutnya. Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda daridunia dan karakteristik orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias danhampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya serta seolah-olahtak pernah berhenti untuk belajar.Perilaku Sosial Anak TKPengertian Perilaku SosialPerilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain, baikdengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Di dalamhubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermaknadalam kehidupannya yang membentuk kepribadiannya, yang membantuperkembangannya menjadi manusia sebagaimana adanya.Sejak kecil anak telah belajar cara berperilaku sosial sesuai dengan harapanorang-orang yang paling dekat dengan dia, yaitu : ibunya, ayahnya, saudarasaudaranya,dan anggota keluarga yang lain. Apa yang telah dipelajari anak darilingkungan keluarganya sangat mempengaruhi perilaku sosialnya.Perasaan terhadap orang lain, juga merupakan hasil dari pengalaman yanglampau dan mempengaruhi hubungan sosial, seperti yang dapat diobservasi dalamsituasi kehidupan sehari-hari. Hasil observasi di kelas sebagaimana yangdiungkapkan oleh Johnson (1975 : 82) menunjukan bahwa anak berperilaku dalam5suatu kelompok berbeda dengan perilakunya dalam kelompok lain. Perilaku anakdalam kelompok juga berbeda dengan pada waktu dia sendirian.Kehadiran orang lain dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada tiap-tiapanak. Menurut Johnson , perbedaan ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu :persepsi individu yang menjadi anggota kelompok, lingkungan tempat terjadinyainteraksi dan pola kepemimpinan yang dipakai guru di kelas.Keterampilan sosial anak TKKeterampilan-keterampilan sosial yang perlu dimiliki anak TK adalah :a). Kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lainPada awal masa bayi (kira-kira usia tiga bulan), anak sudah mulai menunjukkankeinginannya untuk berhubungan dengan orang lain, dengan “senyum sosial” yangditunjukkannya bila ada orang yang mendekatinya. Pada saat itu sifat hubungannyadengan orang lain masih sangat terbatas, karena kemampuan reaksi dankomunikasinya yang juga masih amat terbatas. Kemudian pada akhir masa bayi(kira-kira usia dua tahun) anak sudah mulai dapat berbicara dan memiliki beberapapuluh kosa kata, keinginan untuk menjalin hubungan antar manusia sudah lebihnyata, hal ini ditampakkan melalui sikap dan perilakunya terhadap orang-orang yangditemuinya, terutama dengan anak-anak sebaya.

Page 47: MAKALAH KERJASAMA

Masuknya anak ke TK memberikan kesempatan bergaul dengan anak lain yangsebaya semakin besar. Hal ini memberikan peluang pada anak untuk lebihmelancarkan dan meningkaan kemampuan berkomunikasinya. Pada usia TK anakdiharapkan telah dapat menyatakan perasaan-perasaannya melalui kata-kata, bilamarah pada temannya ia akan mengatakan “kamu nakal atau kamu jahat”, kalau takutsesuatu ia akan mengatakan “saya takut itu” atau kalau ia senang ia juga akanmengatakan “saya senang”.Selain dari itu, anak juga sudah mulai mampu membaca situasi yang dihadapi.Bila merebut mainan temannya, kemudian temannya cemberut dan gurumemelototinya, ia tahu bahwa perilakunya itu tidak disukai oleh teman dan gurunya.Anak juga mulai dapat memilih teman yang dianggap sesuai dengan keinginannya,mulai mempunyai teman yang dianggap sesuai dengan keinginannya, mulaimempunyai teman dekat, dan menghindari teman-teman yang tidak disukainya. Pada6usia ini anak juga sudah mulai dapat bermain dalam kelompok kecil yang menuntutkebersamaan dan kerjasama, mulai belajar berbagai hal dengan orang lain, belajarmenunggu giliran dan lain-lain.Pengalaman berhubungan (bersosialisasi) dengan orang lain ini memberikanpelajaran pada anak bahwa ada perilaku-perilaku yang disukai oleh teman-temanatau gurunya yang menyebabkan ia diterima di lingkungan mereka, dan ia tahu pulabahwa ada perilaku-perilaku yang tidak disukai temannya. Dengan pengetahuannyaitu anak mulai mengubah perilaku yang negatif dan mengembangkan perilakuperilakuyang positif agar hubungan dengan orang lain dapat tetap berlangsungdengan baik. Anak semakin mampu mengendalikan perasaan-perasaannya danmengikuti aturan-aturan yang ditentukan oleh lingkungannya, untuk dapatmempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain.Bila pengalaman awal seorang anak dalam bersosialisasi lebih banyak memberikesenangan dan kepuasan, maka dapat diperkirakan proses sosialisasinyaberkembang ke arah yang positif, tetapi sebaliknya bila tidak, hambatan dankesulitan dalam bersosialisasi akan banyak ditemui anak.b) Kemampuan melakukan kegiatan bermain dan menggunakan waktu luangDunia anak adalah dunia bermain, khususnya pada anak prasekolah bermainmerupakan kebutuhan dasar mereka. Dengan demikian wajarlah bila sebagian besarwaktu anak diisi dengan kegiatan bermain.Elizabeth B. Hurlock (1978: 234) memberikan batasan tentang bermain sebagaikegiatan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, semata-mata untukmenimbulkan kesenangan dan kegembiraan saja. Biasanya anak melakukannyasecara suka rela, tanpa paksaan dan tanpa ada aturan main tertentu, kecuali biladitentukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam permainan tersebut.Anak usia prasekolah pada umumnya senang melakukan permainan yangmengandung aktivitas gerak, seperti berlari, meloncat, memanjat dan bersepeda,tetapi ada pula anak yang tidak begitu menyukai kegiatan bermain aktif, anakdemikian lebih memilih bentuk kegiatan bermain pasif yang kurang banyakmerangsang aspek fisik motoriknya tetapi lebih merangsang aspek perkembanganlainnya, terutama perkembangan kognitifnya.7Kedua jenis kegiatan bermain ini baik bermain aktif maupun bermain pasifsama-sama bermanfaat bagi perkembangan anak, namun untuk memberi manfaatyang optimal dan bersifat menyeluruh bagi perkembangan anak, kedua jenis kegiatanbermain ini perlu dilakukan oleh anak secara seimbang.

Page 48: MAKALAH KERJASAMA

c) Kemampuan anak mengatasi situasi sosial yang dihadapiKemampuan anak dalam mengatasi situasi sosial yang dihadapi erat kaitannyadengan kemampuan anak dalam menjalin hubugan antar manusia. Hal ini disebabkankarena situasi sosial yang dihadapi anak, mau tidak mau melibaan orang lainsehingga pada dasarnya tidak dapat lepas dari hubungannya dengan orang lain. Salahsatu yang berkaitan dengan kemampuan mengatasi situasi sosial ini, anak tidakselalu harus berhubungan secara langsung dengan orang lain. Masalah yangdihadapinya tidak berhubungan langsung dengan orang lain, tetapi berhubungandengan situasi sosial, yaitu situasi yang diciptakan oleh orang lain. Misalnya, seoranganak TK sedang mengikuti kegiatan menggambar di kelas, yang sebenarnya tidakdisukainya. Keadaan ini menimbulkan perasaan dan pengalaman yang tidak enakpada dirinya. Bila ia tidak mau melakukan kegiatan itu ia takut dihukum gurunya,tetapi bila ia mengikuti terus ia merasa sangat bosan. Mengatasi situasi semacam inidiperlukan kemampuan anak untuk mencari pemecahan masalah yang sebaikbaiknyasesuai dengan perkembangan yang telah dicapainya. Pada usia inidiharapkan anak telah menyadari tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Ia sudahharus dapat mengikuti aturan main yang ada, mengikuti tokoh otoritas yang dihadapidan mencoba untuk mengendalikan perasaan-perasaanya dengan cara yang lebihpositif.Menurut Dini P. Daeng S (1996: 114) ada empat faktor yang berpengaruh padakemampuan bersosialisasi anak, yaitu :1. Adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya dariberbagai usia dan latar belakang.2. Banyak dan bervariasinya pengalaman dalam bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.3. Adanya minat dan motivasi untuk bergaul84. Banyaknya pengalaman yang menyenangkan yang diperoleh melalui pergaulandan aktivitas sosialnya.5. Adanya bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang biasanya menjadi“model” bagi anak.6. Adanya bimbingan dan pengajaran yang secara sengaja diberikan oleh orangyang dapat dijadikan “model” bergaul yang baik bagi anak.7. Adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki anak.8. Adanya kemampuan berkomunikasi yang dapat membicarakan topik yang dapatdimengerti dan menarik bagi orang lain yang menjadi lawan bicaranya.Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978 : 228) untuk menjadi orang yang mampubersosialisasi memerlukan tiga proses. Masing-masing proses terpisah dan sangatberbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan. Kegagalan dalam satu proses akanmenurunkan kadar sosialisasinya. Ketiga proses sosialisasi tersebut adalah :1. Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial.Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentangperilaku yang dapat diterima. Untuk dapat besosialisasi anak tidak hanya harusmengetahui perilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikanperilakunya dengan patokan yang dapat diterima.2. Memainkan peran sosial yang dapat diterima. Setiap kelompok sosial mempuyaipola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotannya dandituntut untuk dipatuhi. Sebagai contoh, ada peran yang telah disetujui bersamabagi orang tua dan anak serta ada pula peran yang telah disetujui bersama bagiguru dan murid. Anak dituntut untuk mampu memainkan peran-peran sosial

Page 49: MAKALAH KERJASAMA

yang diterimanya.3. Perkembangan sikap sosial. Untuk bersosialisasi dengan baik anak-anak harusmenyenangi orang dan kegiatan sosial. Jika mereka dapat melakukannya,mereka akan berhasil dalam penyesuaian sosial dan diterima sebagai anggotakelompok sosial tempat mereka bergaul.Pola Perilaku SosialSebagian dari bentuk perilaku sosial yang berkembang pada masa kanak-kanakawal, merupakan perilaku yang terbentuk atas dasar landasan yang diletakkan pada9masa bayi. Sebagian lainnya merupakan bentuk perilaku sosial baru yangmempunyai landasan baru. Banyak di antara landasan baru ini dibina oleh hubungansosial dengan teman sebaya di luar rumah dan hal-hal yang diamati anak daritontonan televisi atau buku komik.Pola perilaku dalam situasi sosial banyak yang nampak tidak sosial atau bahkananti sosial, tetapi masing-masing tetap penting bagi proses sosialisasi. Landasan yangdiletakkan pada masa kanak-kanak awal akan menentukan cara anak menyesuaikandiri dengan orang lain.Pola perilaku sosial menurut Elizabeth. B. Hurlock (1978 : 239) terbagi atasdua kelompok, yaitu pola perilaku yang sosial dan pola perilaku yang tidak sosial.Pola perilaku yang termasuk dalam perilaku sosial adalah :1. Kerja sama. Sekelompok anak belajar bermain atau bekerja bersama dengan anaklain. Semakin banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu bersama-sama,semakin cepat mereka belajar melakukannya dengan bekerja sama.2. Persaingan. Persaingan merupakan dorongan bagi anak-anak untuk berusahasebaik-baiknya, hal itu akan menambah sosialisasi mereka. Jika hal itudiekspresikan dalam pertengkaran dan kesombongan, dapat mengakibaantimbulnya sosialisasi yang buruk yang dialami anak.3. Kemurahan hati. Kemurahan hati, terlihat pada kesediaan untuk berbagi sesuatudengan anak lain meningkat dan sikap mementingkan diri sendiri semakinberkurang setelah anak belajar bahwa kemurahan hati menghasilkan penerimaansosial.4. Hasrat akan penerimaan sosial. Jika hasrat pada diri anak untuk diterima kuat, halitu mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial. Hasratuntuk diterima oleh orang dewasa biasanya timbul lebih awal dibandingkandengan hasrat untuk diterima oleh teman sebaya.5. Simpati. Anak kecil tidak mampu berperilaku simpati sampai mereka pernahmengalami situasi yang mirip dengan dukacita. Anak mengekspresikan simpatidengan berusaha menolong atau menghibur seseorang yang sedang bersedih.6. Empati. Empati adalah kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi oranglain dan menghayati pengalaman orang tersebut. Hal ini dapat berkembang pada10anak jika anak dapat memahami ekspresi wajah atau maksud pembicaraan oranglain.7. Ketergantungan. Ketergantungan terhadap orang lain dalam hal bantuan,perhatian, dan kasih sayang mendorong anak untuk berperilaku dalam cara yangditerima secara sosial. Anak akan berusaha menunjukkan perilaku sosial yangdapat diterima agar dapat memenuhi keinginannya.8. Sikap ramah. Anak kecil memperlihaan sikap ramah melalui kesediaannyamelakukan sesuatu untuk orang lain atau anak lain dan dengan mengekspresikankasih sayang kepada mereka.

Page 50: MAKALAH KERJASAMA

9. Sikap tidak mementingkan diri sendiri. Anak perlu mendapat kesempatan dandorongan untuk membagi apa yang mereka miliki. Belajar memikirkan orang laindan berbuat untuk orang lain.10. Meniru. Dengan meniru orang yang diterima baik oleh kelompok sosial, anakanakmemperoleh kesempatan untuk mengembangkan sifat dan meningkatlampenerimaan kelompok terhadap diri mereka.11. Perilaku kelekatan (attachment behavior). Dari landasan yang diberikan padamasa bayi, yaitu ketika bayi mengembangkan kelekatan yang hangat dan penuhcinta kasih kepada ibu atau pengganti ibu, anak kecil mengalihkan pola perilakuini kepada anak atau orang lain dan belajar membina persahabatan denganmereka.Adapun pola perilaku yang tidak sosial adalah perilaku yang menunjukkan:1. Negativisme. Negativisme adalah perlawanan terhadap tekanan dari pihak lainuntuk berperilaku tertentu. Biasanya hal itu dinulai pada usia dua tahun danmencapai puncaknya antara umur 3 dan 6 tahun. Ekspresi fisiknya mirip denganledakan kemarahan, tetapi secara setahap demi setahap diganti dengan penolakanlisan untuk menuruti perintah.2. Agresi. Agresi adalah tindakan permusuhan yang nyata atau ancamanpermusuhan. Biasanya tidak ditimbulkan oleh orang lain. Anak-anakmengekspresikan sikap agresif mereka berupa penyerangan secara fisik atau lisanterhadap pihak lain, dan biasanya terhadap anak yang lebih kecil.3. Pertengkaran. Pertengkaran merupakan perselisihan pendapat yang mengandungkemarahan yang umumnya dimulai apabila seseorang melakukan penyerangan11yang tidak beralasan. Pertengkaran berbeda dari agresi. Pertengkaran melibaandua orang atau lebih sedangkan agresi merupakan tindakan dirinya sendiri.Dalam pertengkaran salah seorang yang terlibat memainkan peran bertahansedangkan dalam agresi peran dirinya yang selalu agresif.4. Mengejek dan menggretak. Mengejek merupakan serangan secara lisan terhadaporang lain, sedangkan menggretak merupakan serangan yang bersifat fisik.Dalam kedua hal tersebut si penyerang memperoleh keputusan denganmenyaksikan ketidakenakan (ketidak senangan) korban dan usahanya untuk balasdendam.5. Perilaku yang sok kuasa. Perilaku ini adalah kecenderungan untuk mendominasiorang lain atau menjadi “majikan”. Jika diarahakan secara tepat hal ini dapatmenjadi sifat kepemimpinan, tetapi umumnya tidak demikian, dan biasanya halini mengakibaan timbulnya penolakan dari kelompok sosial.6. Egosentrisme. Hampir semua anak kecil bersifat egosentrik, dalam arti bahwamereka cenderung berpikir dan berbicara tentang diri mereka sendiri. Apakahkecenderungan ini akan hilang, menetap atau akan berkembang semakin kuat,sebagian bergantung pada kesadaran anak bahwa hal itu membuat mereka tidakpopuler dan sebagian lagi bergantung pada kuat lemahnya keinginan merekauntuk menjadi populer.7. Prasangka. Landasan prasangka terbentuk pada masa kanak-kanak awal yaituketika anak menyadari bahwa sebagian orang berbeda dari mereka dalam halpeampilan dan perilaku dan bahwa perbedaan ini oleh kelompok sosial dianggapsebagai tanda kerendahan. Bagi anak kecil tidaklah umum mengekspresikanprasangka dengan bersikap membedakan orang-orang yang mereka kenal.8. Antagonisme jenis kelamin. Ketika masa kanak-kanak berakhir, banyak anaklaki-laki ditekan oleh keluarga laki-laki dan teman sebaya untuk menghindari

Page 51: MAKALAH KERJASAMA

pergaulan dengan anak perempuan atau memainkan “permainan anakperempuan”. Mereka juga mengetahui bahwa kelompok sosial memandang lakilakilebih tinggi derajatnya daripada anak perempuan. Walaupun demikian, padaumur ini anak laki-laki tidak melakukan pembedaan terhadap anak perempuan,tetapi menghindari mereka dan menghindari aktivitas yang dianggap sebagaiaktivitas anak perempuan.12Selain dari itu, menurut Helms & Turner (1984 : 225) pola perilaku sosial anakdapat dilihat dari empat dimensi, yaitu : (1) anak dapat bekerjasama (cooperating)dengan teman, (2) anak mampu menghargai (altruism) teman, baik dalam halmenghargai milik, pendapat, hasil karya teman atau kondisi-kondisi yang ada padateman, (3) anak mampu berbagi (sharing) kepada teman. Apakah anak mampuberbagi sesuatu yang dimilikinya kepada teman, mau mengalah pada teman dansebagainya, dan (4) anak mampu membantu (helping others) orang lain. Hal ini tidakhanya ditunjukkan dalam hubungannya dengan teman sebaya tetapi juga denganorang dewasa lainnya.Pengaruh Kelompok SosialPada semua tingkatan usia, orang dipengaruhi oleh kelompok sosial dengansiapa mereka mempunyai hubungan tetap, dan merupakan tempat merekamengidentifikasi diri. Pengaruh ini paling kuat terjadi pada masa kanak-kanak dansebagian masa remaja akhir. Menurut Elizabeth. B. Hurlock (1978, 231), keluargamerupakan agen sosialisasi yang paling penting. Ketika anak-anak memasukisekolah, guru mulai memasukkan pengaruh terhadap sosialisasi mereka, meskipunpengaruh teman sebaya biasanya lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh guru danorang tua. Studi tentang perbedaan antara pengaruh teman sebaya dan pengaruhorang tua terhadap keputusan anak pada berbagai tingkatan umur menemukan bahwadengan meningkatnya umur anak, jika nasihat yang diberikan oleh keduanya (orangtua dan teman sebaya) berbeda maka anak cenderung lebih terpengaruh oleh temansebaya.Interaksi Sosial Anak dengan Teman SebayaHubungan antara anak dengan teman sebaya merupakan bagian dari interaksisosial yang dilakukan anak dengan lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakatnya.Bonner merumuskan interaksi sosial sebagai hubungan antara dua ataulebih individu di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, ataumemperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Berdasarkan rumusantersebut, terlihat bahwa dalam interaksi sosial terjadi hubungan timbal balik antaraindividu yang satu dengan individu lainnya. Teman sebaya menurut Havighurst13(1978:45) dipandang sebagai suatu “kumpulan orang yang kurang lebih berusiasama yang berpikir dan bertindak bersama-sama”.Pada usia sekolah, anak-anak mulai keluar dari lingkungan keluarga danmemasuki dunia teman sebaya. Peristiwa ini merupakan perubahan situasi darisuasana emosional yang aman yang dalam hal ini hubungan yang erat dengan ibu dananggota keluarga lainnya ke kehidupan dunia baru. Dalam dunia baru yang dimasukianak, ia harus pandai menempaan diri di antara teman sebaya yang sedikit banyakakan berlomba dalam menarik perhatian guru.Anak-anak hendaknya belajar memperoleh kepuasan yang lebih banyak darikehidupan sosial bersama teman sebayanya. Melalui kehidupan sosial kelompoksebaya anak belajar memberi dan menerima., belajar berteman dan bekerja yang

Page 52: MAKALAH KERJASAMA

semuanya itu dapat mengembangkan kepribadian sosial anak.Vygotsky (Berk, L.E., & Winsler, A., 1995) menekankan pentingnya kontekssosial dalam proses belajar anak. Pengalaman interaksi sosial ini sangat berperandalam mengembangkan kemampuan berpikir anak. Lebih lanjut, bahkan iamenjelaskan bahwa bentuk-bentuk aktivitas mental yang tinggi diperoleh darikonteks sosial dan budaya tempat anak berinteraksi dengan teman-temannya atauorang lain. Mengingat betapa pentingnya peran konteks sosial ini, Vygotskymenyarankan untuk memahami perkembangan anak, kita dituntut untuk memahamirelasi-relasi sosial yang terjadi pada lingkungan tempat anak itu bergaul.Proses pembelajaran dalam kelompok sebaya merupakan proses pembelajaran“kepribadian sosial” yang sesungguhnya. Anak-anak belajar cara-cara mendekatiorang asing, malu-malu atau berani, menjauhkan diri atau bersahabat. Ia belajarbagaimana memperlakukan teman-temannya, ia belajar apa yang disebut denganbermain jujur. Seseorang yang telah mempelajari kebiasaan-kebiasaan sosialtersebut, cenderung akan melanjutkannya dalam seluruh kehidupannya.Pengalaman anak berinteraksi sosial dengan anak lain dan bahkan denganorang dewasa tidak saja memfasilitasi keterampilan anak dalam berkomunikasi dansosialnya, tetapi juga turut mengembangkan aspek-aspek perkembangan lainnya,seperti perkembangan kognisi, emosi dan moralnya. Pergaulan sosial ini merupakanpengalaman hidup yang kaya dan alami bagi anak sehingga dapat mendorongsegenap aspek perkembangan anak secara lebih terintegrasi dan menyeluruh. Melalui14interaksi sosial, anak dapat berlatih mengekspresikan emosinya dan mengujiperilaku-perilaku moralnya secara tepat. Begitu pula pengenalan anak terhadap polapikir orang lain dapat memperkaya pengalaman kognisinya.Dalam berinteraksi dengan teman sebaya, anak akan memilih anak lain yangusianya hampir sama, dan di dalam berinteraksi dengan teman sebaya lainnya, anakdituntut untuk dapat menerima teman sebayanya. Dalam penerimaan temansebayanya anak harus mampu menerima persamaan usia, menunjukkan minatterhadap permainan, dapat menerima teman lain dari kelompok yang lain, dapatmenerima jenis kelamin lain, dapat menerima keadaan fisik anak yang lain, mandiriatau dapat lepas dari orang tua atau orang dewasa lain, dan dapat menerima kelassosial yang berbedaFaktor penting lainnya yang mempengaruhi perkembangan kelompok sosial iniadanya kepemimpinan sebaya (peer leadership). Dalam kelompok sosial ini seoranganak dianggap mampu memimpin apabila memiliki karakteristik-karakteristikkemampuan (intelektual) lebih, memiliki kemampuan berkuasa (uthoritarian) dankemampuan mengendalikan (assertive) teman yang lain.KesimpulanPermasalahan sosial banyak ditemukan pada anak usia TK dan sedinimungkin anak perlu dibantu untuk dapat mengatasinya. Terhambatnyaperkembangan sosial anak sejak kecil akan menimbulkan kesulitan bagi anak dalammengembangkan dirinya di kemudian hari. Upaya untuk mengatasi permasalahansosial pada anak selayaknya dilakukan bersama antara orang tua dan guru, karenamelalui merekalah perkembangan sosial anak dapat terbentuk secara baik. Selain dariitu dalam perkembangan sosial anak TK, faktor teman sebaya memiliki pengaruhyang kuat sekali bagi pembentukan perilaku-perilaku sosial yang diharapkan padaanak TK. Oleh karena itu peran aktif orang tua dan guru yang senantiasamemperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak TK serta tidak terlepas daripemahaman pengaruh teman sebaya bagi perkembangan sosial anak dapat

Page 53: MAKALAH KERJASAMA

memberikan upaya bantuan dan bimbingan bagi anak agar memiliki perilakuperilakusosial yang diharapkan yang dapat bermanfaat bagi perkembangan anak dikemudian hari.1516Daftar RujukanDepdikbud. (1994) Kurikulum Taman Kanak-kanak. Jakarta.Daeng, S, Dini P. (1996). Metode Mengajar di Taman Kanak-kanak, Bagian 2.Jakarta : Depdikbud.Gerungan, W. A.. (1986). Psikologi Sosial. Jakarta : Eresco.Harianti, Diah. (1994). Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak. Jakarta :Depdikbud.Havighurst, Robert J. (1978). Human Development and Education. New York :Longmans Green and Co.Helms, D. B & Turner, J.S. (1983) Exploring Child Behavior. New York : HoltRinehartand Winston.Hurlock, Elizabeth, B. (1978). Child Development, Sixth Edition. New York : Mc.Graw Hill, Inc.Jersild, Arthur. T. (1978). The Psychology of Adolescence. New York : MacmillanPublishing Co.Kartono, Kartini. (1986). Psikologi Anak. Bandung : Alumni.Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990. Tentang Pendidikan Prasekolah.Roopnaire, J. L & Johnson, J.E. (1993). Approaches to Early Childhood, Education,2nd Edition. New York : Merril.Solehuddin, M. (1997). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung : FIP UPI.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, Sistem PendidikanNasional.