Makalah Keperawatan Gawat Darurat Tentang Keracunan Singkong
-
Upload
leliilillolollii -
Category
Documents
-
view
440 -
download
9
Transcript of Makalah Keperawatan Gawat Darurat Tentang Keracunan Singkong
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai
bahan makanan yang mengandung zat gizi berguna untuk memelihara proses tubuh dalam
pertumbuhan dan perkembangan yaitu pergantian sel- sel yang rusak dan sebagai zat
pelindung dalam tubuh. Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang
terpelihara dengan baik akan menunjukkan baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang.
Nilai yang sangat penting dari bahan makanan atau zat makanan bagi pertumbuhan
dan perkembangan fisik serta perolehan energi guna melakukan kegiatan sehari- hari seperi
dikemukakan di atas tergantung dari keadaan dan macam-macam bahan makanannya.
Makanan merupakan sumber nutrisi, tetapi apabila kita tidak hati-hati dalam memilih
dan mengolahnya maka sumber makanan akan menjadi sumber petaka bagi manusia.
Seringkali kita mendengar adanya kasus keracunan akibat mengkonsumsi suatu makanan
seperti kasus yang terjadi di Jepang, sedikitnya ada 52 orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah tercemar oleh merkuri, kemudian kasus keracunan makanan
yang terjadi di Banyumas, Jawa Tengah dalam tempo dua hari saja 40 orang meninggal
hanya karena mengkonsumsi tempe bongkrek. karenanya sejak saat itu Pemerintah Daerah
Banyumas memberlakukan larangan memproduksi“tempe maut”dari bungkil kelapa.
Belum lama berselang kita kembali dikejutkan oleh peristiwa yang sama, kali ini
penyebabnya adalah sayur daun singkong. Kejadian yang terjadi di Bogor, pada pertengahan
tahun 2002, sungguh sangat memilukan, bagaimana tidak peristiwa tragis ini terjadi hanya
beberapa saat setelah masyarakat merayakan pesta Agustusan. Suasana riang warga desa
Jambu Rt 001/04 Sukaraja, berubah menjadi suasana pilu dan penuh duka. Tidak ada yang
menyangka, acara makan bersama dengan lauk sayur daun singkong, ikan asin, urapan, telur
dan tempe goreng menjadikan 36 warga muntah-muntah dan dilarikan ke rumah sakit.
Contoh kasus di atas menjadikan kita tersadar, bahwa makanan tidak selalu aman
untuk dikonsumsi, dalam kondisi tertentu makanan bisa menjadi musuh kita yang sangat
berbahaya. Sebuah dilema memang, makanan adalah sumber gizi bagi tubuh agar bisa
bertahan hidup. Di sisi lain, jika tidak berhati-hati memilihnya, jenis makanan tertentu bisa
bersifat toksik atau beracun bagi tubuh.
Faktor penyebab keracunan adalah kontaminasi mikroba dan pencemaran senyawa-
senyawa beracun diantaranya mercuri dan logam-logam berat dari besi, timah, dan tembaga.
1
Namun ada kalanya bahan pangan, baik itu hewani maupun nabati secara alamiah sudah
mengandung racun seperti asam sianida(HCN) pada singkong
Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai racun alamiah yang terdapat
pada singkong yaitu asam sianida (HCN) mengingat singkong merupakan salah satu bahan
pangan sumber karbohidrat sehingga singkong sangat potensial sebagai alternatif lain sumber
kalori bagi tubuh. Dengan pemahaman dan pengolahan yang benar, maka akan dapat
meminimalkan terjadinya resiko keracunan makanan akibat mengkonsumsi singkong.
B. Rumusan Masalah
1. apa saja kandungan gizi dan manfaat singkong?
2. racun apa yang terdapat di dalam singkong?
3. Bagaimana dampaknya terhadap tubuh?
4. bagaimana penegakan diagnosa keracunan singkong?
5. Bagaimana cara pengolahan yang benar untuk mengurangi terjadinya keracunan?
C. Tujuan
1. Mengetahui kandungan yang terdapat dalam singkong
2. Mengetahui racun yang terdapat dalam singkong
3. Mengetahui dampaknya terhadap tubuh
4. Mengetahui penegakan diagnosa keracunan singkong
5. Mengetahui cara pengolahan yang benar untuk mengurangi terjadinya keracuanan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi
Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, dalam bahasa
Inggris bernama cassava, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari famili
Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan
daunnya sebagai sayuran. Singkong merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika yang
dapat ditanam sepanjang tahun. Bagian yang dimakan dari tanaman singkong selain bagian
umbi atau akarnya juga daunnya, biasanya dimanfaatkan untuk ragam masakan.
Singkong merupakan tanaman umbi-umbian atau akar pohon yang tumbuh di seluruh
Indonesia. Di beberapa daerah di pulau Jawa singkong bahkan merupakan makanan utama
penduduk yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm,
tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-
kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin.
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin
protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung
asam amino metionin.
3
2.2 Kandungan Gizi dan Manfaat Singkong
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat
miskin akan protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena
mengandung asam amino metionin. Selain umbi akar singkong banyak mengandung glukosa
dan dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada
kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam sianida.
Umumnya daging umbi singkong berwarna putih atau kekuning - kuningan, untuk
rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih
segar dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang
pahit, proses pemasakan sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya.
Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Dalam
hal ini umbi singkong mudah sekali rusak, ditandai dengan keluarnya warna biru gelap
akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
Singkong banyak digunakan pada berbagai macam penganan, mulai dari kripik, kudapan,
sayuran hingga tape. Bahkan bisa juga dibuat tepung singkong yaitu tepung tapioka yang
dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, tepung ini baik untuk pengidap alergi.
2.3 Kandungan Racun Dalam Singkong
Di dalam singkong, terutama varietas Sao Pedro Petro, baik pada umbi maupun
daunnya mengandung glikosida cayanogenik. Zat ini dapat menghasilkan asam sianida
(HCN) atau senyawa asam biru yang bersifat sangat toksik (beracun).Umbi dan daun
singkong yang mengandung racun biasanya ditandai dengan rasa pahit dan baunya langu.
Bagian yang dimakan dari tumbuhan singkong atau cassava ialah umbi akarnya dan
daunnya. Baik daun maupun umbinya, mengandung suatu glikosida cyanogenik, artinya
suatu ikatan organik yang dapat menghasilkan racun biru atau HCN (cyanida) yang bersifat
sangat toksik. Zat glikosida ini diberi nama Linamarin. Penyebab keracunan singkong adalah
asam cyanida yang terkandung didalamnya. Bergantung pada jenis singkong kadar asam
cyanida berbeda-beda. Namun tidak semua orang yang makan singkong menderita
keracunan. Hal ini disebabkan selain kadar asam cyanida yang terdapat dalam singkong itu
sendiri, juga dipengaruhi oleh cara pengolahannya sampai di makan. Diketahui bahwa
dengan merendam singkong terlebih dahulu di dalam air dalam jangka waktu tertentu, kadar
asam cyanida (HCN) dalam singkong akan berkurang oleh karena HCN akan larut dalam air.
4
2.4. Dampak HCN terhadap tubuh
HCN
HCN adalah suatu racun kuat yang menyebabkan asfiksia. Asam ini akan
mengganggu oksidasi (pengakutan O2) ke jaringan dengan jalan mengikat enzym
sitokrom oksidasi. Akibatnya oksigen tidak dapat dipergunakan oleh jaringan dan tetap
tinggal dalam pembuluh darah vena yang berwarna merah cerah oleh adanya
oksihemoglobin. Ikatan antara sitokrom oksidasi dengan HCN bersifat treversibel.
Oleh karena adanya ikatan ini, O2 tidak dapat digunakan oleh jaringan sehingga organ
yang sensitif terhadap kekurangan O2 akan sangat menderita terutama jaringan otak.
Akibatnya akan terlihat pada permukaan suatu tingkat stimulasi daripada susunan saraf pusat
yang disusul oleh tingkat depresi dan akhirnya timbul kejang oleh hypoxia dan kematian oleh
kegagalan pernafasan. Kadang-kadang dapat timbul detak jantung yang ireguler.
HCN ialah suatu racun yang bekerja sangat cepat, kematian dapat ditimbulkan dalam
beberapa menit . Apabila HCN murni ditelan dalam keadaan lambung kosong dalam kadar
asam yang tinggi, maka kerja racun ini sangat cepat sekali. HCN dalam bentuk cair dapat
diserap oleh kulit dan mukosa, tetapi garam sianida hanya berbahaya bila termakan. Dosis
letal daripada HCN ialah 60-90 mg. Sebenarnya tubuh sendiri mempunyai daya proteksi
terhadap HCN ini dengan cara detoksikasi HCN menjadi ion tiosianat yang relatif
kurang toksik. Detoksikasi ini beriangsung dengan perantaraan enzim rodanase
(transulfurase). Enzim ini terdapat di dalam jaringan, terutama hati. Tubuh sebenamya
mempunyai kemampuan mendetokstkasi HCN tetapi sistem enzim rodanase ini bekerja
sangat lambat sehingga keracunan masih dapat timbul. Kerja enzim ini dapat dipercepat
dengan memasukkan sulfur ke dalam tubuh. Secara klinis hal inilah yang dipakai sebagai
dasar menyuntikkan natrium tiosulfat pada pengobatan keracunan oleh singkong; HCN
pada umumnya
5
2.5 Gejala
Biasanya gejala akan timbul beberapa jam setelah makan singkong.
1. Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare.
2. Sesak nafas dan cyanosis.
3. Perasaan pusing, lemah, kesadaran menurun dari apatis sampai koma.
4. Renjatan.
2.6 Diagnosa
Diagnosa keracunan singkong ditegakkan berdasarkan gejala-gejala klinik dan
anamnese makanan, ditopang oleh data laboratorik hasil pemeriksaan contoh muntahan dan
bahan makanan yang tersisa.
2.7 Terapi
Pengobatan harus dilakukan secepatnya. Bila makanan diperkirakan masih ada di
dalam lambung (kurang dari 4 jam setelah makan singkong), dilakukan pencucian lambung
atau membuat penderita muntah.
Diberikan natrium tiosulfat 30% (antidotum) sebanyak 10-30 ml secara intravena
perlahan. Bila sukar menemukan pembuluh darah vena dapat dilakukan venoklisis atau
pemberian dapat dilakukan secara intramuskular. Sebelum pemberian natrium tiosulfat
(selama mempersiapkan obat tersebut), pada penderita dapat diberikan amil nitrit secara
inhalasi. Cam pemberian natrium tiosulfat ialah mula-mula dengan menyuntikkan obat
tersebut sebanyak 10 ml intra vena, kemudian anak dicubit untuk mengetahui apakah
kesadaran sudah pulih. Bila penderita belum sadar dapat diberikan lagi 10 ml natrium
tiosulfat. Bila timbul sianosis, dapat diberikan O2.
Untuk penanganan gawat darurat yang pertama harus dilakukan adalah
mempertahankan jalan nafas,O2 dan bila bila perlu lakukan bantuan nafas. Atasi
koma,hipotensi atau kejang bila ada. Pasang infus,monitor tanda vital dan EKG dengan ketat.
2.8 Memilih dan Mengolah Singkong
Penganan singkong seakan tak pernah habis. Ada saja kue - kue yang bisa dibuat dari
singkong. Untuk membuat penganan dari singkong kita harus pandai memilih dan
mengolahnya. Anda bisa memilih dan mengolah singkong yang bisa dilakukan dengan
beberapa cara ini :
6
Kupas kulit singkong dengan kuku Anda. Lihat warnanya, konon yang warnanya
kekuningan lebih baik daripada yang putih.
Patahkan sedikit ujungnya, perhatikan baik - baik, kalau ada bagian yang membiru
sebaiknya jangan dipilih. Singkong yang telah lama disimpan memang cenderung
mengeluarkan noda biru atau hitam yang diakibatkan enzim poliphenolase yang
bersifat racun.
Banyak orang memilih singkong dari tanah yang membungkusnya. Kalau tanahnya
belum kering berarti singkongnya masih baru, pasti belum ada noda.
Saat diolah singkong harus dicuci bersih untuk menghilangkan tanah yang menempel
di umbi singkong.
Setelah itu singkong bisa dikupas. Cara mengupasnya cukup mudah, kerat saja bagian
tengahnya singkong secara memanjang, lalu tarik bagian yang terkelupas hingga lepas
sama sekali dari singkong.
Cuci kembali singkong supaya bersih pada air yang mengalir. Apabila belum diolah,
rendam singkong terlebih dahulu agar warnanya tidak berubah. Yang mesti diingat,
singkong adalah umbi akar yang teksturnya cukup keras, sehingga apabila akan
diubah menjadi penganan harus diolah terlebih dahulu seperti dikukus atau diparut.
Apabila singkong hendak dihaluskan seperti untuk membuat getuk, sebaiknya
pengukusan singkong harus dilakukan hingga benar - benar empuk. Untuk
menghaluskannya bisa menggunakan garpu atau ditumbuk dalam cobek (batu
lumpang). Yang harus diingat, singkong sebaiknya dihaluskan selagi masih panas.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Singkong mengandung suatu glikosida cyanogenik, artinya suatu ikatan organik yang
dapat menghasilkan racun biru atau HCN (cyanida) yang bersifat sangat toksik. Zat glikosida
ini diberi nama Linamarin. Penyebab keracunan singkong adalah asam cyanida yang
terkandung didalamnya. Asam ini akan mengganggu oksidasi (pengakutan O2) ke jaringan
dengan jalan mengikat enzym sitokrom oksidasi.HCN adalah suatu racun kuat yang
menyebabkan asfiksia. Umbi dan daun singkong yang mengandung racun biasanya ditandai
dengan rasa pahit dan baunya langu.
Gejala yang timbul akibat mengkonsumsi singkong yaitu gangguan saluran
pencernaan seperti mual, muntah dan diare, sesak nafas dan cyanosis, perasaan pusing,
lemah, kesadaran menurun dari apatis sampai koma, renjatan.
3.2 SARAN
1. Perlu dilakukan evaluasi pada pasien yang mengalami keracunan singkong untuk
mengetahui dampak dalam tubuh manusia.
2. Perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai tanaman singkong agar diketahui
data insidensi keracunan singkong di Indonesia.
3. Pembuatan makalah ini ditujukan untuk menambah nilai-nilai khususnya seorang
perawat untuk menjalankan tugasnya secara lebih profesional
8
DAFTAR PUSTAKA
Almatsir, Sunita. Prinsip dasar ilmu gizi. 2003. gramedia pustaka utama. jakarta
Cooper Lenna F,B.S.,M.A,M.H.E,Sc.D, dkk. Nutrition in Health and Disease,
Thirteenth Edition.
Hasan Rusepno, dr, dkk, 1985. Ilmu Kesehatan Anak, Edisi Ketiga, Fakultas
Sediaoetama Achrnad Djaeni Prof.Dr, 1989. Ilmu gizi, Jilid II, Dian Rakyat: Jakarta
Kedokteran Universitas Indonesia.
Soemirat, Juli. Toksikologi Lingkungan. 2005. gajah mada university press: Yogyakarta
http//www.library.usu.co.id
9