Makalah Kelompok 7 - Pembelajaran Dalam Bimbingan.pdf

31
PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN (Pengkajian Model-Model Pembelajaran yang Berorientasi Terhadap Pengembangan Individu ) MAKALAH disusun untuk memenuhi salah satu tugas Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh Bapak Dr. H. Amin Budiamin, M.Pd Oleh Abul Hasan Syazili NIM 1205996 Ditta Audia Roza NIM 1200154 Kusdear Rahmanda NIM 1202254 Neni Kurniasih NIM 1206009 Nikmah Hanani NIM 1202512 Risma Nurmala Sari NIM 1205987 R. Chandra NIM 1206004 Sulastri Oktaviani NIM 1205995 DEPARTEMEN PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2015

Transcript of Makalah Kelompok 7 - Pembelajaran Dalam Bimbingan.pdf

  • PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN

    (Pengkajian Model-Model Pembelajaran yang Berorientasi Terhadap

    Pengembangan Individu )

    MAKALAH

    disusun untuk memenuhi salah satu tugas Bimbingan dan Konseling yang diampu

    oleh Bapak Dr. H. Amin Budiamin, M.Pd

    Oleh

    Abul Hasan Syazili NIM 1205996

    Ditta Audia Roza NIM 1200154

    Kusdear Rahmanda NIM 1202254

    Neni Kurniasih NIM 1206009

    Nikmah Hanani NIM 1202512

    Risma Nurmala Sari NIM 1205987

    R. Chandra NIM 1206004

    Sulastri Oktaviani NIM 1205995

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

    ALAM

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

    BANDUNG

    2015

  • i

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum wr wb.

    Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    karunia dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga makalah yang berjudul

    Pembelajaran dalam Bimbingan ini dapat diselesaikan. Kami yakin tanpa ridha

    dan izin-Nya, makalah ini tidak dapat diselesaikan. Lalu kami sangat berterima

    kasih kepada Dr. H. Amin Budiamin, M.Pd. yang telah memberikan motivasi

    sehingga kami mencari tahu lebih banyak ilmu mengenai Pembelajaran dalam

    bimbingan.

    Didalam makalah ini membahas tentang konsep model pembelajaran

    dalam bimbingan, prinsip-prinsip model Pembelajaran berbasis bimbingan, ciri-

    ciri model pembelajaran berbasis bimbingan, teknis model pembelajaran berbasis

    bimbingan, model-model pembelajaran yang lebih berorientasi dengan

    pengembangan individu.

    Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan

    dan kelemahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang

    bersifat membangun, kami berharap makalah ini mudah-mudahan bisa berguna

    bagi kita semua dan menjadi amal soleh bagi kita semua. Atas perhatiannya, kami

    mengucapkan terima kasih.

    Wassalamualaikum wr wb.

    Bandung, Mei 2015

    Penyusun

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

    C. Tujuan Penulisan Makalah ....................................................................... 2

    D. Manfaat Penulisan Makalah ..................................................................... 2

    E. Sistematika Makalah ................................................................................. 2

    BAB II ISI ............................................................................................................... 4

    A. Konsep Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan .................................. 4

    B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Bimbingan ................................. 7

    C. Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Pembelajaran ........................................ 8

    D. Teknik-Teknik Pembelajaran Berbasis Pembelajaran .............................. 9

    E. Model-Model Pembelajaran yang Berorientasi dengan Pengembangan

    Individu ............................................................................................................. 14

    BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 25

    A. Kesimpulan ............................................................................................. 25

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pembelajaran merupakan sebuah proses belajar yang dilakukan oleh

    manusia dalam perkembangannya, khususnya dalam kegiatan belajar

    mengajar. Setiap individu memiliki keunikan tersendiri, baik itu dari

    psikologi, minat, potensi dan keunikan-keunikan lainnya. Dalam upaya untuk

    mengoptimalkan keunikan ini, maka perlunya bimbingan untuk membantu

    individu mencapai perkembangan optimal.

    Bimbingan adalah usaha sadar secara demokratis dan sungguh-

    sungguh untuk memberikan bantuan dengan menyampaikan arahan, panduan,

    dorongan, dan pertimbangan agar yang diberi bantuan mampu mengelola,

    mewujudkan apa yang menjadi harapannya. Bimbingan ini dilakukan dalam

    proses pembelajaran dan dikenal dengan pembelajaran berbasis bimbingan.

    Dalam pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan

    model pembelajaran yang tepat. Begitu pula pembelajaran berbasis

    bimbingan. Model-model pembelajaran berbasis bimbingan lebih berorientasi

    dalam mengupayakan pengembangan individu.

    Model-model pembelajaran berbasis bimbingan memiliki ciri-ciri dan

    prinsip umum dalam pelaksanaannya. Untuk menerapkan model-model

    pembelajaran berbasis bimbingan ini, haruslah menggunakan teknik yang

    tepat agar pembelajaran berbasis bimbingan ini dilakukan tepat sasaran

    dengan cara yang tepat pula dalam upaya untuk membantu perkembangan

    optimal individu.

    Dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep dasar pembelajaran

    berbasis bimbingan, prinsip-prinsip umum dan ciri-ciri model pembelajran

    berbasis bimbingan, teknis model pembelajran berbasis bimbingan, dan juga

    model-model pembelajaran yang tepat dan berorientasi dengan

    pengembangan individu.

  • 2

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan rumusan

    masalah sebagai berikut.

    1. Bagaimana konsep model pembelajaran dalam bimbingan?

    2. Bagaimana prinsip-prinsip model Pembelajaran berbasis bimbingan?

    3. Bagaimana ciri-ciri model pembelajaran berbasis bimbingan ?

    4. Bagaimana teknis model pembelajaran berbasis bimbingan ?

    5. Bagaimana model-model pembelajaran yang lebih berorientasi dengan

    pengembangan individu?

    C. Tujuan Penulisan Makalah

    Selain dari rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan:

    1. Mengetahui konsep model pembelajaran dalam bimbingan ?

    2. Mengetahui prinsip-prinsup model Pembelajaran berbasis bimbingan ?

    3. Mengetahui ciri-ciri model pembelajaran berbasis bimbingan ?

    4. Mengetahui teknis model pembelajaran berbasis bimbingan ?

    5. Mengetahui model-model pembelajaran yang lebih berorientasi dengan

    pengembangan individu.

    D. Manfaat Penulisan Makalah

    Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat dan kegunaan,

    baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara praktis, makalah ini

    diharapkan bermanfaat bagi :

    1. Penyusun (kami), sebagai wahana penambah pengetahuan tentang

    Pembelajaran berbasis bimbingan .

    2. Pembaca/Dosen, sebagai media informasi tentang Pembelajaran berbasis

    bimbingan .

    E. Sistematika Makalah

    Dalam makalah ini, penulis membuat dengan makalah yang terdiri dari:

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

  • 3

    B. Rumusan dan Batasan Masalah

    C. Tujuan Makalah

    D. Manfaat Penulisan Makalah

    E. Sistematika Makalah

    BAB II ISI

    A. Konsep Model Pembelajaran dalam Bimbingan .

    B. Prinsip-Prinsip umum Model Pembelajaran dalam Bimbingan .

    C. Ciri-Ciri Model Pembelajaran dalam Bimbingan .

    D. Teknis Model Pembelajaran dalam Bimbingan .

    E. Model Model Pembelajaran yang lebih Berorientasi dengan

    Pengembangan Individu

    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan

  • 4

    BAB II

    ISI

    A. Konsep Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan

    1. Konsep Bimbingan

    Bimbingan merupakan terjemahan dari Guidance.Guidance

    berasal dari akar kata Guide yang secara luas bermakna mengarahkan

    (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to manage), menyampaikan

    (to descript), mendorong (to motivate), membantu mewujudkan (helping

    to create), memberi (to giving), bersunguh-sungguh (to commit).

    Sehingga bila dirangkai dalam sebuah kalimat konsep, Bimbingan adalah

    usaha sadar secara demokratis dan sungguh-sungguh untuk memberikan

    bantuan dengan menyampaikan arahan, panduan, dorongan, dan

    pertimbangan agar yang diberi bantuan mampu mengelola, mewujudkan

    apa yang menjadi harapannya.

    Sunaryo Kartadinata (dalam Budiman Nandang 2009)

    mengartikannya sebagai proses membantu individu untuk mencapai

    perkembangan optimal. Sementara Rochman Natawidjaja (dalam

    Budiman Nandang 2009) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses

    pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara

    berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,

    sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara

    wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,

    keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian

    dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya, dan dapat memberi

    sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya.

    Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan optimal

    sebagai makhluk sosial.

    Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan

    adalah suatu proses berkesinambungan sebagai upaya membantu untuk

    memfasilitasi individu agar berkembang secara optimal.

    Membantu merupakan sesuatu yang tidak dirasakan sebagai paksaan,

    dan makna bantuan dalam bimbingan menunjukan bahwa yang aktif

  • 5

    dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau mengambil

    keputusan adalah individu atau peserta didik sendiri, pembimbing hanya

    sebagai fasilitator. Istilah bantuan dalam bimbingan juga dapat dimaknai

    sebagai upaya untuk :

    a. Menciptakan lingkungan (fisik, psikis, sosial dan spiritual) yang

    kondusif bagi perkembangan siswa

    b. Memberikan dorongan dan semangat

    c. Mengembangkan keberanian bertindak dan bertanggung jawab

    d. Mengembangkan kemampuan untuk memperbaiki dan mengubah

    perilakunya sendiri.

    Perkembangan optimal adalah perkembangan yang sesuai dengan

    potensi individu dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.

    Perkembangan optimal merupakan kondisi dinamik, dimana individu

    mampu mengenal dan memahami diri, berani menerima kenyataan diri

    secara subyektif, mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan,

    kesempatan dan sistem nilai dan melakukan pilihan dan mengambil

    keputusan atas tanggung jawab sendiri.

    2. Konsep Pembelajaran dan Pembelajaran Berbasis Bimbingan

    Pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang

    menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan

    pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan

    suatu pengetahuan, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000;

    Ormorod, 1995) dalam Haryanto (2010).

    Menurut Arifin (2012 : 13), dalam arti luas, pembelajaran merupakan

    suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat

    interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik,

    sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang

  • 6

    memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas

    maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk

    menguasai kompetensi yang telah ditentukan.

    Menurut Arif (2012) Pembelajaran adalah penyediaan sistem

    lingkungan yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri siswa.

    Sumber lain menyebutkan pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan

    pendidik agar peserta didik belajar atau membelajarkan diri. Belajar yang

    dimaksud adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari

    pengalaman. Perubahan disini sebagai hasil pembelajaran bersifat positif

    dan normatif.

    Jadi pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan

    pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang saling

    bertukar informasi.

    Menurut Budiman (Najjah, 2015), pembelajaran berbasis bimbingan

    seharusnya berlandaskan pada prinsip-prinsip bimbingan yaitu:

    a. Didasarkan pada Needs assessment (sesuai dengan kebutuhan)

    b. Dikembangkan dalam suasana membantu (helping relationship)

    c. Bersifat memfasilitasi

    d. Berorientasi pada: (1) learning to be (belajar menjadi); (2)learning

    to learn (belajar untuk belajar); (3) learning to work(belajar untuk

    bekerja dan berkarir); (4) learning to live together (belajar untuk

    hidup bersama).

    e. Tujuan utama perkembangan potensi secara optimal.

    Definisi tentang pembelajaran berbasis bimbingan dikemukakan

    oleh Mariyana (2008, hlm. 2) bahwa pembelajaran berbasis bimbingan

    merupakan sebuah model pembelajaran yang dirancang berdasarkan

    pemahaman terhadap bimbingan, dengan memperhatikan pemahaman

    terhadap anak dan cara belajarnya.

  • 7

    Pembelajaran berbasis bimbingan sangatlah penting untuk

    diterapkan, karena pembelajaran yang baik, tidak hanya berorientasi pada

    pencapaian kognitif saja akan tetapi dapat menghasilkan sesuatu yang

    berupa munculnya perubahan perilaku siswa atau peserta didik yang

    positif dan normatif.

    B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Bimbingan

    Pembelajaran berbasis bimbingan merupakan pembelajaran yang

    berdasarkan pada prinsip-prinsip bimbingan sehingga prinsip-prinsip

    pembelajaran berbasis bimbingan pun tidak terlepas dari prinsip-prinsip

    bimbingan yaitu :

    a. Proses membantu individu

    b. Bertitik tolak pada individu yang dibimbing

    c. Didasarkan pada pemahaman atas keragaman individu yang dibimbing

    d. Pada batas tertentu perlu ada referral

    e. Dimulai dengan identifikasi atas kebutuhan individu

    f. Diselenggarakan secara luwes dan fleksibel

    g. Sejalan dengan visi dan misi lembaga

    h. Dikelola dengan orang yang memiliki keahlian di bidang bimbingan

    i. Ada sistem evaluasi yang digunakan

    Adapun pembelajaran yang berlandaskan pada prinsip-prinsip bimbingan

    menurut Budiman (2008) adalah:

    a. Didasarkan pada Needs Assesment

    b. Dikembangkan dalam Suasana Membantu (Helping Relationship)

    c. Empati

    d. Keterbukaan

    e. Kehangatan psikologis

    f. Realistis

    g. Bersifat Memfasilitasi

    h. Berorientasi pada:

    1) Learning to be (belajar untuk menjadi)

  • 8

    2) Learning to learn (belajar untuk belajar)

    3) Learning to work (belajar untuk bekerja dan berkarier)

    4) Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)

    i. Tujuan utama perkembangan potensi secara optimal.

    C. Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Pembelajaran

    Menurut Kartadinata dan Dantes (dalam Mariyana, 2008, hlm. 2)

    pembelajaran berbasis bimbingan memiliki ciri-ciri berikut:

    a. Diperuntukkan bagi semua siswa.

    b. Memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dan sedang

    berkembang.

    c. Mengakui siswa sebagai individu yang bermartabat dan berkemampuan.

    d. Terarah ke pengembangan segenap aspek perkembangan anak

    secaramenyeluruh dan optimal.

    e. Disertai dengan berbagai sikap guru yang positif dan mendukung

    aktualisasi berbagai minat, potensi, dan kapabilitas siswa sesuai dengan

    norma-norma kehidupan yang dianut.

    Selain itu, adapula ciri-ciri lain dari model pembelajaran berbasis

    bimbingan, yaitu:

    a. Diperuntukkan bagi semua peserta didik dalam arti kata merupakan suatu

    kinerja yang berorientasi sepenuhnya terhadap kebutuhan individual

    siswa.

    b. Sangat memperhatikan keamanan psikologis siswa baik dalam proses

    pembelajaran atau di saat prosesi istirahat.

    c. Memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dan sedang

    berkembang.

    d. Mengakui siswa sebagai individu yang bermartabat dan berkemampuan.

    e. Penuh penghargaan.

    f. Pemberian reward untuk semua prestasi siswa baik itu prestasi yang

    besar ataupun yang kecil sekalipun.

  • 9

    g. Menghindari hukuman fisik agar tidak terjadi kecacatan mental dini

    dalam dunia pendidikan.

    h. Demokratis bahwa di setiap pembelajaran yang berbau bimbingan guru

    wajib mendengarkan suara siswa terlebih dahulu agar terjadi komunikasi

    yang baik dan mendapat pemecahan masalah yang mendalam.

    i. Terarah ke pengembangan segenap aspek perkembangan siswa secara

    menyeluruh dan optimal.

    Disertai dengan berbagai sikap guru yang positif dan mendukung

    aktualisasi berbagai minat, potensi, dan kapabilitas siswa sesuai dengan

    norma-norma kehidupan yang dianut.

    D. Teknik-Teknik Pembelajaran Berbasis Pembelajaran

    Ada beberapa macam teknik bimbingan yang dapat digunakan untuk

    membantu perkembangan individu, yaitu konseling, nasihat, bimbingan

    kelompok, konseling kelompok, dan mengajar bernuansa bimbingan.

    1. Konseling

    Konseling merupakan bantuan yang bersifat terapeutik yang

    diarahkan untuk mengubah sikap dan perilaku individu. Konseling

    dilaksanakan melalui wawancara (konseling) langsung dengan individu.

    Konseling ditujukan kepada individu yang normal, bukan yang

    mengalami kesulitan jiwa, melainkan hanya mengalami kesulitan dalam

    penyesuaian diri dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial.

    Ciri-ciri pokok konseling adalah sebagai barikut :

    a. Dilakukan oleh seorang konselor yang kompeten dan ahli dalam menangani konflik atau masalah.

    b. Melibatkan dua orang yang saling berinteraksi

    c. Menggunakan berbagai model interaksi multi dimensional, tidak terbatas pada dimensi verbal saja.

    d. Interaksi antara konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan terarah pada pencapaian tujuan

  • 10

    e. Terjadi perubahan tingkah laku klien kearah yang lebih baik

    f. Konseling merupakan proses yang dinamis, dimana individu klien dibantu untuk dapat mengembangkan dirinya.

    g. Konseling bersifat pribadi (privacy) dan bersifat rahasia (confidential).

    h. Konseling bersifat formal, professional dan terarah antara konselor dengan konseli.

    2. Nasihat

    Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan

    oleh konselor ataupun pembimbing. Pemberian nasihat hendaknya

    memerhatikan hal-hal sebagai berikut.

    a. Berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh klien (individu)

    b. Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi

    c. Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat dipilih oleh individu, disertai kemungkinan keberhasilan dan kegagalan

    d. Penentuan keputusan diserahkan kepada individu, alternatif mana yang akan diambil, serta

    e. Hendaknya, individu mau dan mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang diambilnya

    3. Bimbingan Kelompok

    Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang

    dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat beruapa

    penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-

    masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial.

    Menurut Amti (1992: 108) bahwa tujuan bimbingan kelompok terdiri

    dari tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum bimbingan kelompok

  • 11

    betujuan untuk membantu para siswa yang mengalami masalah melalui

    prosedur kelompok. Selain itu juga menembangkan pribadi masing-masing

    anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan

    itu, baik suasana yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Secara

    khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:

    1. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan

    teman-temannya.

    2. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok.

    3. Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama temanteman

    dalam kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada

    umumnya.

    4. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan

    kelompok.

    5. Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan oran lain.

    6. Melatih siswa memperoleh keterampilan social.

    7. Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam

    hubungannya dengan orang lain.

    Tujuan bimbingan kelompok seperti yang dikemukakan oleh

    (Prayitno, 1995: 178) adalah:

    1. Mampu berbicara di depan orang banyak,

    2. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan

    lain sebagainya kepada orang banyak

    3. Belajar menghargai pendapat orang lain,

    4. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya,

    5. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan

    yang bersifat negatif),

    6. Dapat bertenggang rasa,

    7. Menjadi akrab satu sama lainnya,

    8. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau

    menjadi kepentingan bersama

  • 12

    Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan

    siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber

    (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari

    baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan

    masyarakat. (Sukardi, 2003: 48). Layanan bimbingan kelompok

    merupakan media pengembangan diri untuk dapat berlatih berbicara,

    menanggapi, memberi menerima pendapat orang lain, membina sikap dan

    perilaku yang normatif serta aspek-aspek positif lainnya yang pada

    gilirannya individu dapat mengembangkan potensi diri serta dapat

    meningkatkan perilaku komunikasi antarpribadi yang dimiliki.

    4. Konseling Kelompok

    Koseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam situasi

    kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan

    pada pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya.

    Konseling kelompok merupakan bersifat pencegahan dalam arti, bahwa

    individu yang bersangkutan mempunyai kemampuan normal atau

    berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi, memiliki beberapa

    kelemahan dalam kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran

    berkomunikasi dengan orang lain. Konseling kelompok bersifat memberi

    kemudahan bagi pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti

    memberikan kesempatan, dorongan, juga pengarahan kepada individu-

    individu yang bersangkutan untuk mengubah sikap dan perilakunya selaras

    dengan lingkungannya.

    Teknik bimbingan ini Konselor memberikan layanan bimbingan

    kepada siswa melalui kelompok-kelompok kecil (5 sampai dengan 10

    orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat

    para siswa. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini,

    adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia,

    seperti: cara - cara belajar yang efektif, kiat - kiat menghadapi ujian, dan

    mengelola stress. Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk

  • 13

    mengembangkan keterampilan atau perilaku baru yang lebih efektif dan

    produktif.

    5. Belajar Bernuansa Bimbingan

    Individu akan lebih berhasil dalam belajar apabila guru/dosen

    menerapkan prinsip-prinsip dan memberikan bimbingan waktu belajar.

    Secara umum bimbingan yang dapat diberikan guru/dosen sambil

    mengajar adalah: (1) mengenal dan memahami individu secara mendalam,

    (2) memberikan perlakuan dengan memerhatikan perbedaan individual, (3)

    memperlakukan individu secara manusiawi, (4) member kemudahan untuk

    mengembangkan diri secara optimal, dan (5) menciptakan suasana kelas

    yang menyenangkan.

    Suasana kelas dan proses belajar-mengajar yang menerapkan prinsip-

    prinsip bernuansa bernuansa bimbingan tampak sebagai berikut.

    1. Tercipta iklim kelas yang permisif, bebas dari ketegangan dan

    menempatkan individu sebagai subjek pengajaran.

    2. Adanya arahan/orientasi agar terselenggaranya belajar yang efektif,

    baik dalam bidang studi yang diajarkannya, maupun dalam

    keseluruhanperkuliahan.

    3. Menerima dan memperlakukan individu sebagai individu yang

    mempunyai harga diri dengan memahami kekurangan, kelebihan, dan

    masalah-masalahnya.

    4. Mempersiapkan serta menyelenggarakan perkuliahan sesuai dengan

    kebutuhan dan kemampuan individu.

    5. Membina hubungan yang dekat dengan individu, menerima individu

    yang akan berkonsultasi dan meminta bantuan

    6. Dosen/guru berusaha mempelajari dan memahami individu untuk

    menemukan kekuatan, kelamahan, kebiasaan, dan kesulitan yang

    dihadapinya, terutama dalam hubungannya dengan bidang studi yang

    diajarkannya.

  • 14

    7. Memberikan bentuan kepada individu yang menghadapi kesulitan,

    terutama yang berhubungan dengan bidang studi yang diajarkannya.

    8. Pemberian informasi tentang masalah pendidikan, pengajaran, dan

    jabatan/karier

    9. Memberikan bimbingan kelompok di kelas

    10. Membimbing individu agar mengembangkan kebiasaan belajar yang

    baik

    11. Memberikan layanan perbaikan bagi individu yang memerlukannya

    12. Bekerja sama dengan dosen, wali kelas,konselor, dan tenaga pendidik

    lainnya dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh individu.

    13. Memberikan umpan balik atas hasil evaluasi

    14. Memberikan pelayanan rujukan (referal)bagi individu yang memiliki

    kesulitan yang tidak dapat diselesaikan oleh dosen sendiri.

    E. Model-Model Pembelajaran yang Berorientasi dengan Pengembangan

    Individu

    1. Model Contextual Teaching Learning

    Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses

    pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk

    memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks

    kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural),

    sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan

    fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

    Proses belajar anak dalam belajar dari mengalami sendiri,

    mengkonstruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada

    pengetahuan itu. Transfer belajar; anak harus tahu makna belajar dan

    menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang diperolehnya untuk

    memecahkan masalah dalam kehidupannya. Siswa sebagai pembelajar;

    tugas guru mengatur strategi belajar dan membantu menghubungkan

    pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, kemudian memfasilitasi

    kegiatan belajar. Pentingnya lingkungan belajar; siswa bekerja dan

    belajar secara di panggung guru mengarahkan dari dekat.

  • 15

    Beberapa komponen pembelajaran CTL adalah

    a. Konstruktivisme

    Merupakan salah satu komponen Pembelajaran Kontekstual (CTL).

    Hal-hal yang perlu diperhatikan:

    - Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru

    berdasar pada pengetahuan awal

    - Pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi

    bukan menerima pengetahuan

    - Siswa belajar sedikit-demi sedikit dari konteks terbatas.

    b. Siswa mengkonstruk sendiri pemahamannya.

    - Pemahaman yang mendalam diperoleh melalui pengalaman

    belajar bermakna.

    2. Model Problem Based Learning

    Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan

    salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat membuat siswa lebih

    aktif dalam proses pembelajaran (Jogiyanto dalam fauzan,2012).

    Adapun karakteristik dari model pembelajaran Problem Based

    Learning yang dipaparkan oleh Sumarji dalam fauzan(2012) yaitu:

    a. Pembelajaran bersifat student centered (berpusat pada siswa).

    b. Pembelajaran dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil.

    c. Pendidik berperan sebagai fasilitator dan moderator.

    d. Permasalahan menjadi fokus dari model Problem Based Learning dan

    merupakan sarana dalam mengembangkan keterampilan problem

    solving.

  • 16

    e. Informasi baru (pengetahuan baru) diperoleh dari belajar mandiri.

    Kemudian Heller (1992) dalam (Sumarji, 2009) juga mengemukakan

    tentang keberhasilan penerapan model Problem Based Learning yang

    bergantung pada dua faktor:

    a. Masalah yang di konfrontasikan kepada siswa, menuntut diperlukan

    pemecahan berdasarkan Problem Based Learning.

    b. Pemanfaatan kelompok kooperatif untuk memaksimalkan aktivitas

    dan partisipasi peserta didik secara keseluruhan.

    3. Model Cooperative

    Abdurrahman dan Bintoro memberi batasan model pembelajaran

    kooperatif sebagai pembelajaran yang secara sadar dan sistematis

    mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar

    sesama siswa sebagai latihan hidup dalam masyarakat nyata (Nurhadi

    dan Senduk, 2003: 60). Menurut Esti (2012 :9 8) yang dinamakan

    pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang berfokus pada

    pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil siswa untuk bekerja

    sama agar memaksimalkan tercapainya tujuan belajar.

    Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

    diupayakan untuk dapat meningkatkan peran serta siswa, memfasilitasi

    siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan

    dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada para siswa untuk

    berinteraksi dan belajar secara bersama meskipun mereka berasal dari

    berbagai latar belakang yang berbeda.

    Ada 4 unsur pokok model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1.

    adanya peserta dalam kelompok, 2. adanya aturan kelompok, 3. adanya

    upaya belajar setiap anggota kelompok, dan 4. adanya tujuan yang akan

    dicapai (Sanjaya, 2009: 241).

    1. Adanya Peserta dalam Kelompok

    Peserta pembelajaran kooperatif adalah para siswa yang

    melakukan kegiatan belajar secara berkelompok. Pengelompokan

    siswa bisa dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, misalnya

  • 17

    minat, bakat kemampuan akademis, dst. Pertimbangan apapun yang

    dipilih dalam mengelompokkan siswa, tujuan pembelajaran harus

    yang diutamakan.

    2. Adanya Aturan Kelompok

    Aturan kelompok merupakan sesuatu yang telah disepakati oleh

    pihak-pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik maupun

    siswa sebagai anggota kelompok.

    3. Adanya Upaya Belajar Setiap Anggota Kelompok

    Upaya belajar merupakan segala aktivitas siswa untuk

    meningkatkan kemampuan, baik kemampuan yang telah dimiliki,

    maupun kemampuan yang baru. Aktivitas belajar siswa dilakukan

    secara berkelompok, sehingga diantara mereka terjadi saling

    membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalaman, maupun gagasan.

    4. Adanya Tujuan yang Akan Dicapai

    Aspek tujuan dalam model pembelajaran ini dimaksudkan untuk

    memberikanb arah pada perencanaan, pelaksanaan, dan juga evaluasi.

    Dengan adanya tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat

    memahami sasaran setiap aktivitas belajar.

    4. Model Personal

    Model pembelajaran personal, merupakan rumpun model

    pembelajaran yang menekankan kepada proses mengembangkan

    kepribadian individu peserta didik dengan memperhatian kehidupan

    emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan

    seseorang dapat memahami dirinya sendiri dengan baik, memikul

    tanggungjawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang

    lebih baik. Menurut Siregar dan Nara (2010), berpendapat bahwa model

    ini memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusah

    menggalakkan kemandirian yang produktif, sehingga manusia menjadi

    semakin sadar diri dan bertanggungjawab atas tujuannya.

    Model pembelajaran personal memiliki beberapa tujuan:

  • 18

    a. Menuntun siswa untuk memiliki kekuatan mental yang lebih baik

    dan kesehatan emosi yang lebih memadai dengan cara

    mengembangkan kepercayaan diri dan perasaan realistis serta

    menumbuhkan empati pada orang lain.

    b. Meningkatkan proporsi pendidikan yang berasal dari kebutuhan dan

    aspirasi siswa sendiri, melibatkan semua siswa dalam proses

    menentukkan apa yang akan dikerjakannya atau bagaimana cara ia

    mempelajarinya.

    c. Mengembangkan jenis-jenis pemikiran kualitatif tertentu, seperti

    kreativitas dan eksperimen pribadi

    Berdasarkan beberapa tujuan ini, model pembelajaran personal

    dapat diterapkan dalam empat cara :

    a. Model pengajaran personal bisa digunakan sebagai model

    pengajaran umum, bahkan untuk merancang sebuah sekolah yang

    mengadopsi filosofi tidak terarah sebagai intisari pendekatan dalam

    pengajaran

    b. Model ini bisa digunakan untuk membumbui (menambah rasa) suatu

    lingkungan pembelajaran yang dirancang di tengah beberapa model

    lain. Dengan kata lain, kita bisa menggunakan model ini untuk

    membangun kualitas serta perasaan pribadi siswa serta mencari

    kesempatan untuk melibatkan mereka dalam komunikasi yang

    sifatnya positif.

    c. Kita bisa menggunakan hal-hal yang unik dalam model pengajaran

    personal untuk menasihati siswa saat kita ingin membantu mereka

    belajar menjangkau dunia secara utuh, dan dengan jalan positif.

    d. kita bisa membuat sebuah kurikulum akademik untuk para siswa.

    Metode-metode pengalaman dalam pengajaran membaca,

    Digabungkan dengan model lain, model pengajaran personal dapat

    digunakan untuk merancang kursus pembelajaran mandiri, termasuk

    juga program yang berbasis sumber daya.

  • 19

    5. Model Interaksi Sosial

    Model interaksi sosial terbentuk berdasarkan teori belajar Gestalt

    Dan teori belajar area/ Field-Theory. Model pembelajaran ini

    menitikberatkan pada suatu hubungan yang harmonis antara individu

    dengan masyarakat atau learning to life together. Model tersebut

    berfokus pada peningkatan kemampuan peserta didik. untuk

    berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses-proses yang

    demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat.

    Strategi Pembelajaran Model Interaksi Sosial diantaranya

    a. Kerja kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilanberperan

    serta dalam proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan

    hubungan interpersonal dan discovery skills dalam bidang akademik.

    b. Pertemuan kelas, bertujuan mengembangkan pemehaman mengenai

    diri sendiri dan rasa tanggung jawab. Baik terhadap mengenai diri

    sendiri dan rasa tanggung jawab. Baik terhadap diri sendiri maupun

    terhadap kelompok.

    c. Pemecahan masalah kelompok atau incuiry social, bertujuan untuk

    mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial

    dengan cara berpikir logis.

    d. Model laboratorium, bertujuan untuk mengambangkan kesadaran

    pribadi dan keluwesan dalam kelompok.

    e. Bermain peranan, bertujuan untuk memberikan kesempatankepada

    peserta didik menemukan nila-nilai sosial dan pribadi melalui situasi

    tiruan.

    f. Simulasi sosial, bertujuan untuk membantu siswa mengalami

    Simulasi sosial, bertujuan untuk membantu siswa mengalami

    berbagai kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.

  • 20

    6. Model Direct Learning

    Model Direct Learning merupakan suatu pendekatan mengajar

    yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan

    memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

    Pendekatan mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung

    (Kardi dan Nur,2000a :2). Arends (2001:264) juga mengatakan hal yang

    sama yaitu :A teaching model that is aimed at helping student learn

    basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step fashion.

    For our purposes here, the model is labeled the direct instruction model.

    Apabila guru menggunakan model pengajaran langsung ini, guru

    mempunyai tanggung jawab untuk mengudentifikasi tujuan pembelajaran

    dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/materi atau

    keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan/mendemonstrasikan

    yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada

    siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah

    dipelajari serta memberikan umpan balik.

    Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang

    proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan

    pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat

    diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi

    selangkah. Hal yang sama dikemukakan oleh Arends (1997:66) bahwa:

    The direct instruction model was specifically designed to promote

    student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that

    is well structured and can be taught in a step-by-step fashion.

    Lebih lanjut Arends (2001:265) menyatakan bahwa: Direct

    instruction is a teacher-centered model that has five steps:establishing

    set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and

    extended practiceA direct instruction lesson requires careful orchestration

    by the teacher and a learning environment that businesslike and task-

    oriented. Hal yang sama dikemukakan oleh Kardi dan Nur (2000a : 27),

    bahwa suatu pelajaran dengan model pengajaran langsung berjalan

  • 21

    melalui lima fase: (1) penjelasan tentang tujuan dan mempersiapkan

    siswa, (2) pemahaman/presentasi materi ajar yang akan diajarkan atau

    demonstrasi tentang keterampilan tertentu, (3) memberikan latihan

    terbimbing, (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, (5)

    memberikan latiham mandiri.

    Tahapan-tahapan yang dimiliki model pengajaran langsung :

    g. Fase Orientasi

    Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi

    terhadap materi pelajaran yang meliputi:

    Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang

    relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

    Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran

    Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan

    dilakukan

    Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan

    kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran

    Menginformasikan kerangka pelajaran

    Memotivasi siswa

    h. Fase Presentasi/Demonstrasi

    Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa

    konsep atau keterampilan yang meliputi:

    Penyajian materi

    Pemberian contoh konsep

    Pemodelan/peragaan keterampilan

    Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang

    dimengerti oleh siswa

    c. Fase Latihan Terstruktur

  • 22

    Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan

    bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-latihan awal.

    Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar

    dan mengoreksi yang salah.

    d. Fase Latihan Terbimbing

    Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep

    dan keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan

    tersebut ke situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat

    digunakan guru untuk mengakses kemampuan siswa dalam

    melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan

    tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan umpan balik. Guru

    memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.

    e. Fase Latihan Mandiri

    Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru

    memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa.

    7. Model Problem Solving

    Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan

    metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa

    menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan

    maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-

    sama. Ada beberapa para ahli memiliki pengertian dari Problem Solving

    diantaranya :

    Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan

    dan usaha usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan

    penyelesaiannya. Menurut Syaiful Bahri Djamara (2006 : 103) bahwa:

    Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya

    sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir,

    sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang

    dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

  • 23

    Menurut N.Sudirman (1987:146) metode problem solving adalah

    cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik

    tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk

    mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Sedangkan menurut

    Gulo (2002:111) menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang

    mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada

    terselesaikannya suatu masalah secara menalar.

    Langkah langkah yang harus diperhatikan oleh guru dalam

    memberikan pembelajaran problem solving sebagai berikut:

    a. Merumuskan masalah

    Dalam merumuskan masalah kemampuan yang diperlukan adalah

    kemampuan mengetahui dan merumuskan suatu masalah.

    b. Menelaah masalah

    Dalam menelaah masalah kemampuan yang diperlukan adalah

    menganalisis dan merinci masalah yang diteliti dari berbagai sudut.

    c. Menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian

    hipotesis

    Menghimpun dan mengelompokkan data adalah memperagakan data

    dalam bentuk bagan, gambar, dan lain-lain sebagai bahan

    pembuktian hipotesis.

    d. Pembuktian hipotesis

    Dalam pembuktian hipotesis kemampuan yang diperlukan adalah

    kecakapan menelaah dan membahas data yang telah terkumpul.

    e. Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan

    Dalam menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan

    kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan membuat alternatif

    pemecahan, memilih alternatif pemecahan dan keterampilan mengambil

    keputusan.

    Manfaat dari penggunaan metode problem solving pada proses

    belajar mengajar untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih

  • 24

    menarik. Menurut Djahiri (1983:133) metode problem solving

    memberikan beberapa manfaat antara lain :

    a. Mengembangkan sikap keterampilan siswa dalam memecahkan

    permasalahan, serta dalam mengambil kepuutusan secara objektif

    dan mandiri

    b. Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang

    menyatakan bahwa kemampuan berpikir akan lahir bila

    pengetahuan makin bertambah

    c. Melalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi

    diproses dalam situasi atau keadaan yang bener bener dihayati,

    diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam altenatif

    d. Membina pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan

    cara berpikir objektif mandiri, krisis analisis baik secara

    individual maupun kelompok

  • 25

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pembahasan makalah, dapat disimpulkan:

    Pembelajaran berbasis bimbingan dilakukan dalam upaya untuk

    membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal sebagai

    makhluk sosial. Bantuan dalam bimbingan dilakukan dalam

    pembelajaran dan tidak memiliki unsur paksaan sebagai upaya untuk

    mengupayakan perkembangan optimal individu yang dinamis, sesuai

    dengan potensi individu dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik

    dan benar.

    Model pembelajaran berbasis bimbingan tidak terlepas dari prinsip-

    prinsip bimbingan itu sendiri:

    Proses membantu individu

    Bertitik tolak pada individu yang dibimbing

    Didasarkan pada pemahaman atas keragaman individu yang

    dibimbing

    Pada batas tertentu perlu ada referral

    Dimulai dengan identifikasiatas kebutuhan individu

    Diselenggarakan secara luwes dan fleksibel

    Sejalan dengan visi dan misi lembaga

    Dikelola dengan orang yang memiliki keahlian di bidang bimbingan

    Ada sistem evaluasi yang digunakan

    Pembelajaran berbasis bimbingan memiliki ciri-ciri berikut:

    Diperuntukkan bagi semua siswa, memperlakukan siswa sebagai individu

    yang unik dan sedang berkembang, mengakui siswa sebagai individu

    yang bermartabat dan berkemampuan, terarah ke pengembangan segenap

    aspek perkembangan anak secaramenyeluruh dan optimal, dan disertai

    dengan berbagai sikap guru yang positif dan mendukung aktualisasi

  • 26

    berbagai minat, potensi, dan kapabilitas siswa sesuai dengan norma-

    norma kehidupan yang dianut.

    Ada beberapa macam teknik bimbingan yang dapat digunakan untuk

    membantu perkembangan individu, yaitu konseling, nasihat, bimbingan

    kelompok, konseling kelompok, dan mengajar bernuansa bimbingan.

    Teknik-teknik ini digunakan sesuai dengan sasaran dari bimbingan dan

    kondisinya. Dengan teknik yang tepat, diharapkan bimbingan dapat lebih

    optimal.

    Pembelajaran berbasis bimbingan ini dilakukan dengan menggunakan

    model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran berbasis bimbingan.

    Model-model pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran berbasis

    bimbingan antara lain: Problem Base Learning (PBL), Problem Solving

    (Pemecahan Masalah), Model Personal, Direct Learning (Pembelajaran

    Langsung), Model Interaksi sosial, Cooperative Learning (Kooperatif),

    dan Contextual Teaching and Learning(CTL). Model-model tersebut

    memiliki prinsip-prinsip dalam untuk menciptakan suasana pembelajaran

    berbasis bimbingan yang menyenangkan dalam memahami setiap

    individu dalam proses pembelajaran.

  • 27

    DAFTAR PUSTAKA

    Amti, Erman. (1992). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka

    Cipta

    Arends, R.I. 2001. Learning to Teach. New York:Mc graw Hill Companies, Inc

    Arif, Fauzan. [2012]. Model Pembelajaran Berbasis Bimbingan dan Konseling.

    [Online], Tersedia: https://fingeridea.wordpress.com/2012/05/23/model-

    pembelajaran-berbasis-bimbingan-dan-konseling/ [05 Mei 2015]

    Arifin, Zainal. [2012]. Evaluasi Pembelajaran. [Online], Tersedia:

    http://dualmode.kemenag.go.id/file/dokumen/34evaluasipembelajaran.pdf [04

    Mei 2015]

    Dhajiri, Ahmad Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral-VCT

    dan Games dalam VTC. Bandung : Jurusa PMPKn IKIP

    Eggen, paul dan Kauchak, Don (2012). Strategi dan Model Pembelajaran :

    mengajarkan konten dan keterampilan berpikir Edisi Keenam. Jakarta :

    Penerbit Indeks

    Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo

    Haryanto. (2010). Macam-macam Teori Belajar. [Online], Tersedia:

    http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ [04 April 2015]

    Ismayati, Esti (2012). Perencanaan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta : Penerbit

    Ombak

    Kardi, S. dan Nur M. 2000a . Pengajaran Langsung. Surabaya : Universitas

    Negeri Surabaya University Press.

    Mariyana, R. (2008). Kompetensi Guru dalam Pembelajran Berbasis Bimbingan

    di Taman Kanak-kanak (studi Deskriptif terhadap Guru TK di Kota

    Bandung). [Online]. Tersedia :

    http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122RITA_MARI

    YANA/JURNAL_kompetensi_guru_dalam_PBB.pdf [Diakses : 5 Mei 2015]

    Mulyadiprana, Ahmad(). Model Interaksi Sosial Direktori File UPI [Online].

    Tersedia :

    http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986

    https://fingeridea.wordpress.com/2012/05/23/model-pembelajaran-berbasis-bimbingan-dan-konseling/https://fingeridea.wordpress.com/2012/05/23/model-pembelajaran-berbasis-bimbingan-dan-konseling/http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122RITA_MARIYANA/JURNAL_kompetensi_guru_dalam_PBB.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122RITA_MARIYANA/JURNAL_kompetensi_guru_dalam_PBB.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011-AHMAD_MULYADIPRANA/POWER_POINT/MODEL_INTERAKSI_SOSIAL_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf
  • 28

    011-

    AHMAD_MULYADIPRANA/POWER_POINT/MODEL_INTERAKSI_SO

    SIAL_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf

    Najjah, S. (2015). Pembelajaran Berbasis Bimbingan (Mengkaji Model-Model

    Pembelajaran yang Lebih Berorientasi Pengembangan Individu). [Online].

    Tersedia : http://suroyyalailatunnajjah.blogspot.com/2015/04/pembelajaran-

    berbasis-bimbingan.html [Diakses : 5 Mei 2015]

    Nandang, Budiman. (2009). Pembelajaran Berbasis Bimbingan. [Online]

    Tersedia :

    http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBIN

    GAN/197102191998021-

    NANDANG_BUDIMAN/pembelajaran_berbasis_bimbingan_%5BCompatibi

    lity_Mode%5D.pdf [Diakses : 3 Mei 2015]

    Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. (2003) Pembelajaran Kontekstual dan

    Penerapannya dalam KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

    Permatasari, Indah. (2015). Pembelajaran Berbasis Bimbingan. [Online]. Tersedia

    : http://indhprmtsri.blogspot.com/2015/04/pembelajaran-berbasis-

    bimbingan.html.[Diakses : 5 Mei 2015]

    Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan

    Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia.

    Sanjaya, Wina. (2009) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

    Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

    Sardiman. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.

    Grafindo.

    Sudirman,dkk.(1987.)Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya

    Sukardi. (2003). Layanan Bimbingan Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta

    Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain . (2006) Strategi Belajar Mengajar,

    Jakarta : Rineka Cipta

    http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011-AHMAD_MULYADIPRANA/POWER_POINT/MODEL_INTERAKSI_SOSIAL_%5BCompatibility_Mode%5D.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011-AHMAD_MULYADIPRANA/POWER_POINT/MODEL_INTERAKSI_SOSIAL_%5BCompatibility_Mode%5D.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011-AHMAD_MULYADIPRANA/POWER_POINT/MODEL_INTERAKSI_SOSIAL_%5BCompatibility_Mode%5D.pdfhttp://suroyyalailatunnajjah.blogspot.com/2015/04/pembelajaran-berbasis-bimbingan.htmlhttp://suroyyalailatunnajjah.blogspot.com/2015/04/pembelajaran-berbasis-bimbingan.htmlhttp://indhprmtsri.blogspot.com/2015/04/pembelajaran-berbasis-bimbingan.htmlhttp://indhprmtsri.blogspot.com/2015/04/pembelajaran-berbasis-bimbingan.html