Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
-
Upload
anisah-muallifah -
Category
Documents
-
view
258 -
download
0
Transcript of Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
1/21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit katup jantung dahulu di anggap sebagai penyakit yang
hampir pasti di sebabkan oleh reumatik. Demam reumatik hanya timbul bila
terjadi respon anti bodi atau imunologi yang bermakna terhadap infeksi
streptokok sebelumnya. Sekitar 3% infeksi streptokok pada faring dalam
waktu 2-4 minggu akan di ikuti oleh serangan demam reumatik.serangan
awalnya sering di temukan pada masa kanak-kanak dan awal masa remaja.
Insiden infeksi streptokok yang menyebabkan demam reumatik, di anggap
sebagai faktor predisposisi yang memiliki hubungan langsung dengan
perkembangan dan transmisi infeksi; faktor predisposisi utama lainnya
adalah faktor sosio ekonomi, seperti situasi kehidupan dan kemungkinan
untuk mendapatkan perawatan, medis dan antibiotik.
Insiden tertinggi penyakit katup adalah pada katup mitralis di ikuti
katup aorta. Kecenderungan menyerang katup-katup jantung kiri di kaitkan
dengan tekanan hemodinamik yang relatif lebih besar pada katup-katup ini.
Dikatakan bahwa tekanan hemodinamik akan meningkatkan derajat
perubahan bentuk yang dialami oleh katup tersebut. Insiden penyakit
trikuspidalis lebih rendah, penyakit katup pulmonalis jarang terjadi. Penyakit
pada katup trikuspidalis atau pulmonalis biasanya disertai lesi pada katup
lainnya, sedangkan pada katup aorta atau mitralis sering di dapatkan sebagai
lesi tersendiri.
Lesi-lesi katup tertentu dapat menunjukkan keadaan apa yang
menjadi penyebabnya. Misalnya, stenosis mitralis tunggal biasanya karena
reumatik, sedangkan stenosis aorta murni biasanya akibat kalsivikasi
premature dan degenerasi dari katup bikuspid kongenital. Lesi katup
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
2/21
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
3/21
BAB II
KONSEP TEORI
2. 1 Definisi Penyakit Kelainan Katup Jantung
Kelainan katup jantung merupakan keadaan dimana katup jantung
mengalami kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan
maksimal oleh jantung.
Katup jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang
seharusnya tidak bisa kembali masuk ke bagian serambi jantung ketika
berada di bilik jantung membuat jantung memiliki tekanan yang cukup kuat
untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya orang tersebut tidak
bisa melakukan aktifitas dalam tingkat tertentu.
Kelainan katup jantung yang parah membuat penderitanya tidak
dapat beraktifitas dan juga dapat menimbulkan kematian karena jantung
tidak lagu memiliki kemampuan untuk dapat mengalirkan darah. Kelainan
katup jantung biasanya terjadi karena faktor genetika atau keturunan dan
terjadi sejak masih dalam kandungan. Kelainan pada katup jantung juga bisa
terjadi karena kecelakaan ataupun cedera yang mengenai jantung. Operasi
jantung juga dapat menyebabkan kelainan pada katup jantung jika operasi
tersebut gagal atau terjadi kesalahan teknis maupun prosedur dalam
melakukan oeprasi pada jantung.
Penyakit katup jantung menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran
darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat
mengalami dua jenis gangguan fungsional: (1) regurgitasi-daun katup tidak
dapat menutup rapat sehngga darah dapat mengalir balik (sinonim dengan
isufisiensi katup dan inkompetensi katup) ; dan (2) stenosis katup-lubang
katup mengalami penyempitan shingga aliran darah mengalami hambatan.
Isufisiensi dapat dan stenosis dapat terjadi bersamaan pada satu katup,
dikenal sebagai lesi campuran atau terjadi sendiri yang disebut sebagai
lesi murni. Berikut tipe-tipe gangguan katub.
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
4/21
2.2 Klasifikasi Penyakit Kelainan Katup Jantung
2.2.1 Syndrome Prolaps Katup Mitral
Katup Mitral (juga disebut sebagai katup bicuspid / katup
atrioventrikuler kiri) merupakan katup yang ada di dalam jantung yang
terdiri dari dua daun katup. Katup mitral merupakan katup jantung yang
memisahkan anatara serambi kiri dan bilik kiri). Katup mitral dan katup
trikuspid merupakan katup atrioventricular karena terletak diantara
serambi dan bilik jantung, dan keduanya mengendalikan laju aliran
darah.
Sindrom prolaps katup mitral adalah disfungsi bilahbilah katup
mitral yang tidak dapat menutup dengan sempurna dan mengakibatkan
regurgutasi katup, sehingga darah merembes dari ventrikel kiri ke
antrium kiri. Sindrom ini kadang tidak menimbulkan gejala atau dapat
juga atau dapat juga berkembang cepat dan menyebabkan kematian
mendadak. Stenosis Mitral.
2.2.2 Stenosis Mitral
Stenosis mitral adalah penebalan progresif dan pengerutan bilah
bilah katup mitral, yang menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan
progresif aliran darah. Secara normal pembukaan katup mitral adalah
selebar tiga jari. Pada kasus stenosis berat menjadi penyempitan lumen
sampai selebar pensil. Ventrikel kiri tidak terpengaruh, namun antrium
kiri mengalami kesulitan dalam menggosongkan darah melalui lumen
yang sempit ke ventrikel kiri. Akibatnya antrium akan melebar dan
mengalami hipertrofi karena tidak ada katup yang melindungi vena
pulmonal terhadap aliran balik dari antrium, maka sirkulasi pulmonal
mengalami kongesti. Akibatnya ventrikel kanan harus menanggung
beban tekanan arteri pulmonal yang tinggi dan mengalami peregangan
berlebihan yang berakhir gagal jantung.
2.2.3 Insufiensi Mitral
Insufisiensi mitral terjadi bila katup mitral tidak dapat saling
menutup selama systole. Chordate tendineae memendek, sehingga bilah
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
5/21
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
6/21
2.2.5 Insufiensi Aorta
Insufisiensi aorta disebabkan oleh lesi peradangan yang merusak
bentuk bilah katup aorta,sehingga masing masing bilah tidak bisa
menutup lumen aorta dengan rapt selama diastole dan akibatnya
menyebabkan aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri. Defek katup
ini bisa disebabkan oleh endokarditis, kelainan bawaan, atau penyakit
seperti sifilis dan pecahnya aneurisma yang menyebabkan dilatasi atau
sobekan aorta asendens.
Karena kebocoran katup aorta saat diastole , maka sebagaian darah
dalam aorta, yang biasanya bertekanan tinggi, akan mengalir ke ventrikel
kiri, sehingga ventrikel kiri harus mengatasi keduanya yaitu mengirim
darah yang secara normal diterima dari atrium kiri ke ventrikel melalui
lumen ventrikel, maupun darah yang kembali dari aorta. Ventrikel kiri
kemudian melebar dan hipertrofi untuk mengakomodasi peningkatan
volume ini, demikian juga akibat tenaga mendorong yang lebih normal
untuk memompa darah, menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat.
Sistem kardiovaskuler berusaha mengkompesansi melalui refleks dilatasi
pembul;uh darah arteri perifer melemas sehingga tahanan perifer turun
dan tekanan diastolic turun drastis.
2.3 Etiologi
2.3.1 Syndrome Prolaps Katup Mitral
Sindrom prolaps katup mitral adalah disfungsi bilah bilah katup
mitral yang tidak dapat menutup dengan sempurna dan mengakibatkan
regurgutasi katup, sehingga darah merembes dari ventrikel kiri ke
antrium kiri. Sindrom ini kadang tidak menimbulkan gejala atau dapat
juga atau dapat juga berkembang cepat dan menyebabkan kematian
mendadak. Stenosis Mitral.
2.3.2 Stenosis Mitral
Berdasarkan etiologinya stenosis katup mitral terjadi terutama pada
orang tua yang pernah menderita demam rematik pada masa kanak-kanak
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
7/21
dan mereka tidak mendapatkan antibiotik. Di bagian dunia lainnya,
demam rematik sering terjadi dan menyebabkan stenosis katup mitral
pada dewasa, remaja dan kadang pada anak-anak. Yang khas adalah jika
penyebabnya demam rematik, daun katup mitral sebagian bergabung
menjadi satu.Penyakit Jantung Rematik.
2.3.3 Insufiensi Mitral
Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dapat
dibagi atas reumatik dan non reumatik (degenaratif, endokarditis,
penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, trauma dan
sebagainya). Di negara berkembang seperti Indonesia, penyebab
terbanyak insufisiensi mitral adalah demam reumatik.
2.3.4Stenosis Katup Aorta
Berdasarkan etiologinya stenosis katup aorta merupakan penyakit
utama pada orang tua, yang merupakan akibat dari pembentukan jaringan
parut dan penimbunan kalsium di dalam daun katup. Stenosis katup aorta
seperti ini timbul setelah usia 60 tahun, tetapi biasanya gejalanya baru
muncul setelah usia 70-80 tahun.
Stenosis katup aorta juga bisa disebabkan oleh demam rematik
pada masa kanak-kanak. Pada keadaan ini biasanya disertai dengan
kelainan pada katup mitral baik berupa stenosis, regurgitasi maupun
keduanya.
Pada orang yang lebih muda, penyebab yang paling sering adalah
kelainan bawaan. Pada masa bayi, katup aorta yang menyempit mungkin
tidak menyebabkan masalah, masalah baru muncul pada masa
pertumbuhan anak. Ukuran katup tidak berubah, sementara jantung
melebar dan mencoba untuk memompa sejumlah besar darah melalui
katup yang kecil.
Katup mungkin hanya memiliki dua daun yang seharusnya tiga,
atau memiliki bentuk abnormal seperti corong. Lama-lama,
lubang/pembukaan katup tersebut, sering menjadi kaku dan menyempit
karena terkumpulnya endapan kalsium.
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
8/21
2.3.5 Insufiensi Aorta
Penyebab terbanyak adalah demam reumatik dan sifilis. Kelainan
katub dan kanker aorta juga biasa menimbulkan isufisiensi aorta. Pada
isufisiensi aorta kronik terlihat fibrosis dan retraksi daun-daun katub,
dengan atau tanpa kalsifikasi, yang umumnya merupakan skuele dari
demam reumatik.
2.4 Manifestasi klinis
1. Angina pektoris
Dapat terjadi karena beberapa mekanisme. Pertama, sekitar separuh
dari semua pasien dengan stenosis aorta juga mengidap penyakit arteri
koroner yang signifikan. Bahkan tanpa penyakit arteri koroner yang
signifikan, kombinasi peningkatan kebutuhan oksigen akibat hipertrofi
ventrikel dan penurunan pasokan akibat penekanan yang berlebihan
terhadap pembuluh darah dapat menyebabkan iskemia relative miosit.
Akhirnya, obstryksi arteria coroneria akibat embolus kalsium yang
berasal dari klasifikasi aorta stenotik pernah dilaporkan, meskipun
jarang, sebagai penyebabangina.
2. Sinkop
Sinkop pada stenosis aorta biasanya disebabkan oleh penurunan
perfusi otak akibat obstruksi tetap tetapi juga dapat disebabkan oleh
aritmia atrium sesaat disertai hilangnya kontribusi atrium yang efektif
pada pengisian ventrikel. Selain itu, aritmia yang berasal dari jaringan
ventrikel lebih sering terjadi pada pasien dengan stenosis aorta dan dapat
menyebabkan sinkop.
3.
Sesak Nafas
Edema paru, peningkatan cepat tekanan kapiler paru pada
regurgitasi mitral akut menyebabkan pembentukan akut edema paru,
yang bermanifestasi sebagai sesak nafas, ortopnea dan dipsnea nocturnal
paroksismal. Pada regurgitasi mitral krinik, gejala muncul secara
berlahan, tetapi pda suatu titik mekanisme kompensasi mengalami
kegagalan dan timbul edema paru, terutama saat beraktifitas.
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
9/21
4.
Rasa lelah
Rasa lelah dapat timbul karena menurunya alira darah kejaringan
perifer.
5.
Palpitasi
Pembesaran atrium kiri dapat menyebabkan timbulnya fibrinasi
atroium kiri dapat menyebabkan timbulnya fibrilasi atrium disertai
palpitasi . pasien dengan fibrilasi atrium dan regurgitasi mitral
memperlihatkan insiden kejadian kardio embolus sebesar 20% stadium
2.5 Patofisilogi
Jika katup mitral tidak dapat menutup dengan benar, regurgitasi
darah dari ventrikel kedalam atrium kiri terjadi suatu sistol. Pada regurgitasi
mitral kronik, mekanisme kompensasi terdapat beban volume ini serupa
dengan perubahan yanga dijumpai dapat regurgitasi aorta. Atrium dan
ventrikel kiri mengalami dilatasi, dan menormalkan stress didinding
ventrikel, terjadi juga hipertrofi di dinding ventrikel. Pengisian distolik
ventrikel meningkat karena pengisian ini sekarang merupakan jumlah curah
ventrikel kanan dan volume yang kembali dari denyut sebelumnya. Pada
regurgitasi mitral akut, penambahan mendadak volume pada atrium dan
ventrikel tidak dikompensasi oleh pembesaran dan hipertrofi rongga jantung.
Peningkatan mendadak volume atrium menghasilkan gelombang V atrium
yang mencolok disertai penyaluran penigkatan tekanan ini. Kapiler paru dan
terjadinya edema paru.
Luas katub aorta normal adalah sekitar 3,5-4 cm2. Stenosis aorta
biasanya muncul jika luasnya menjadi kurang dari 0,8 cm2 . pada Titik ini,
gardien sistolik antara ventrikel kiri dan aorta dapat melebihi 150 mm Hg.
Obstruksi aliran keluar yang tetap ini memberi beban besar pada ventrikel.
Mekanisme kompensasi jantung dapat dipahami dengan memeriksa hokum
leplace untuk suatu bola, ketika stress dinding (T) sebanding dengan hasil
kali tekanan transmural (P) dan jari-jari rongga (r) sebanding terbalik dengan
ketebalan dinding (W).
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
10/21
Terhadap respon sebagai beban tekanan (peningkatan P), ketebalan
dinding ventrikel kiri meningkat pesat-sementara radius rongga relative tidak
berunah-melalui replikasi parallel sarkomer. Perubahan mengurangi
peningkatan tegangan pada dinding yang dijumpai pada stenosis aorta (lihat
regurgitasi aorta). Analisis lengkung tekanan-volume mengungkapkan
bahwa, untuk mempertahankan isi sekuncup dan akibat penurunan
compliance ventrikel, tekanan diastolik-akhirmeningkat secara bermakna.
Ventrikel yang tebal menyebabkan gelombang a menonjol pada perekaman
tekanan atrium kiri karena ventrikel menjadi semakin bergantung pada
kontraksi atrium untuk mengisi ventrikel.
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
11/21
2.6 Pathway
2.7 Penatalaksanaan Medis
2.7.1 Terapi Medikamentosa
1.
Digoxin
Digoxin amat berguna terhadap penanganan fibrilasi
atrium. Ia adalah kelompok obat digitalis yang bersifat inotropik
positif. Ia meningkatkan kekuatan denyut jantung dan menjadikan
denytan jantung kuat dan sekata.
2. Antikoagulanoral
Antikoagulan di berikan kepada pasien untuk mengelakkan
terjadinya pembekuan darah yang bisa menyebabkan emboli
sistemik. Emboli bisa terjadi akibat regurgitasi dan turbulensi aliran
darah.
3. Antibiotikprofilaksis
Administrasi antibiotic dilakukan untuk mengelakkan
infeksi bacteria yang bisa menyebabkan endokarditis
2.7.2
Terapi surgical
Dalam kasus insufisiensi mitralis kronik, terapi surgical
adalah penting untuk memastikan survival pasien. Untuk itu katu
prostetik digunakan untuk menggantikan katup yang rosak
2.7.3 Prognosis
Prognosis untuk penderita insufisiensi mitral adalah
tergantung pada penyebab berlakunya masalah ini. Dalam kasus yang
disebabkan oleh panyakit arteri koronari, prognosisnya agak jelek jika
dibanding dengan yang disebabkan oleh perubahan myxomatous.
Manakala yang disebabkan oleh demam reumatik prognosisnya
sederhana lantaran kebanyakan dari kasus ini akan berulang.
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
12/21
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KELAINAN
KATUP JANTUNG
3.1 PENGKAJIAN
1)
Identitas Pasien
Nama : Untuk membedakan pasien satu dengan yang lain
karena banyak orang yang namanya sama
Umur : Pada Usia Neonatus lebih eresiko terjadi kelainan
katup karena disebabkan oleh faktor ibu dan faktor
genetik
Jenis kelamin : Tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Alamat : Untuk mengetahui linkungan dan tempat tinggal
pasien, berhubungan dengan penyakitnya
Pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan
Pendidikan : bagi yang berpendidikan rendah / minim mendapatkanpengetahuan tentang penyakit kelainan katup jantung,
maka akan menganggap remeh rasa nyeri yang
dirasakan, bahkan menganggap penyakit ini hanya
penyakit biasa yang mudah untuk sembuh dengan
sendirinya dan akan memakan makanan yang akan
memperparah penyakit ini.
Suku/bangsa : untuk mengetahui dari mana asal dan letak geografis
tempat tinggal pasien.
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : Adanya keluhan rasa nyeri pada bagian dada,
adanya sesak nafas yang berlebihan, anak sianosis jika menangis
b. Riwayat Kesehatan sekaranng :Merupakan informasi sejak
timbulnya keluhan sampai klien dirawat di RS menggambarkan utama
klien, kaji tentang proses perjalanan penyakit sampai timbulnya
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
13/21
keluhan, faktor apa saja memperberat dan meringankan keluhan dan
bagaimana cara klien menggambarkan apa yang dirasakan, dan daerah
terasanya keluhan.
c. Riwayat Kesehatan dahulu :Dalam hal ini yang dimaksudkan ialah
dengan melihat riwayat kesehatan keluarga baik dengan cara
anamnesan atau wawancara maupun melihat data kesehatan keluarga
apabila ada.
d. Riwayat kesehatan keluarga : Tanyakan apakah ada anggota
keluarga pasien yang mempunyai penyakit keturunan yang umumnya
menyerang. Anggota keluarga yang terkena alergi, asma, TBC,
hipertensi, penyakit jantung, stroke, anemia, hemopilia, arthritis,
migrain, DM, kanker dan gangguan emosional, Buat bagan dengan
genogram.
e. Riwayat psikososial dan spiritual: kaji kemampuan interaksi sosial ,
ketaatan beribadah , kepercayaan.
3)
Pemeriksaan Fisik
TTV :
TD : Abnormal yaitu 100/90mmHg karena jantung gagal memompa
N : Nadi perifer berkurang karena kekuatan denyutan jantung
melemah
T : 38 0C
RR :
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
14/21
4)
Hidung : Hidung simetris, tidak terdapat secret, tidak deviasi,
tidak ada nyeri tekan sinus.
5) Mulut : Lembab, kering, pecah-pecah, labio skizis pucat,
cyanosis
6) Telinga : simetris antara kanan dan kiri, lubang telinga bersih
dan tidak ada cairan yang keluar, serta pendengaran
baik/ tidak tuli.
7) Leher : Nadi pada vena jugularis dan karotis melemah
karena jantung gagal memompa.
8)
Thorax/ dada :
1) Pemeriksaanparu-paru:
1. Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat tanda sulit bernafas
karena jantung gagal memompa sehingga darah
yang menuju jantung dari paru paru
terhambat mengakibatkan pertukaran O2 dan
CO2 di paru paru terganggu dan terjadi
kesulitan bernafas.
2.
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.
3. Auskultasi : Terdapat bunyi nafas tambahan, ronci (-),
wheezing (+)karena terdapat penyempitan
bronkus
2) Pemeriksaan jantung :
1.
Inspeksi : Ictus cordis terlihat.
2.
Palpasi : Ictus cordis teraba.
3. Perkusi : tidak normal karena jantung bergeser
4. Auskultasi : S3dan S4terdapat bunyi tambahan, dan ada
murmur karena adanya stenosis katup.
9) Pemeriksaan abdomen :
a) Inspeksi : Bentuk flat dan simetris, adanya distensi
Abdominal karena kelebihan cairan.
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
15/21
b)
Auskultasi : Tidak ada peningkatan bising usus.
c) Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada massa
terutama pada abdomen kuadran kanan bawah
teraba agak kaku, tidak ada pembesaran hepar
dll.
d) Perkusi : bunyi abdomen timpani.
10)Pemeriksaan Genetalia : Tidak ada lesi, dan bersih.
11)Pemeriksaan musculoskeletal : Tonus otot buruk karena terdapat
odem.
12)
Pemeriksaan integument : Tampak bersih, tidak terdapat lesi,
teraba dingin karena kegagalan jantung memompa ke daerah
perifer, turgor kulit baik ( kembali < 1 dtk), kulit basah.
4)
Kebutuhan Dasar
Kebutuhan dasar manusia ada 11 pola Gordon :
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Kebiasaan merokok sejak muda ( sekitar 40 tahun ) dengan
konsumsi 3 bungkus/hari, jamu (-), Olah raga/gerak badan (-).
2) Pola nutrisi
- Sebelum sakit: Pasien makan 3 x sehari dengan porsi cukup
dan suka makan di luar rumah. saat MRS
- Selama sakit : pemenuhan nutrisi bubur kasar satu porsi
habis setiap kali makan, kesulitan menelan tidak ada, keadaan
yang mengganggu nutrisi tidak ada, status gizi yang
berhubungan dengan keadaan tubuh: postur tubuh tinggi besar,
keadaan rambut bersih.
3) Pola eliminasi
- Sebelum sakit :pasien BAB dan BAK normal
- Selama sakit : pasien BAB dan BAK berkurang tidak seperti
biasanya
4) Pola aktivitas dan latihan
aktivitas sehari-hari, termasuk kerja, rekreasi, dan acara santai
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
16/21
- Sebelum sakit: Pasien biasanya duduk seharian untuk
membuat pola rancangan baju dari pemesanan. Oleh raga
kadang-kadang seminggu sekali jalan-jalan pagi ke TMII.
- Selama sakit:Pasien lebih banyak berbaring di tempat tidur.
5) Pola tidur dan istirahat
- Sebelum sakit: pasien tidur malam mulai pukul 21.00 dan
bangun pukul 04.00 WIB
- Selama sakit : pasien tidur malam mulai pukul 20.00, kalau
malam sering terbangun karena dadanya sakit dan bangun pukul
05.30 WIB
6) Pola persepsual
Persepsi tentang identitas diri, kemampuan, gambaran diri, dan harga
diri/ nilai diri.
- Sebelum sakit: Kemampuan panca indera pasien berfungsi
normal
- Selama sakit : Kemampuan panca indera pasien tidak mengalami
gangguan
7) Pola persepsi diri
- Sebelum sakit: pasien selalu tampak ceria, dapat memenuhi
kebutuhannya dengan mandiri dan pasien banyak bicara
- Selama sakit :pasien lebih banyak diam dan malas makan.
8)
Pola seksual dan reproduksi
Fungsi, kebutuhan, dan tingkat kebahagiaan seksual
9)
Pola peran hubungan
- Sebelum sakit: pasien bertingkah laku biasa/ normal dengan
keluarganya
- Selama sakit :pasien terlihat sensitive dan pasif.
10) Pola nilai kepercayaan
- Sebelum Sakit:Pasien selalu melaksanakan ibadah tepat waktu
- Selama sakit:Pasien tetap melaksanakan ibadah dengan keadaan
terbatas.
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
17/21
11)
Pola penanganan masalah- stress- toleransi
- Sebelum sakit: Pasien dapat memecahkan semua masalah
dengan tenang dan penuh pertimbangan untung rugi
- Selama sakit:Pasien tidak bisa mengontrol emosinya.
5)Pemeriksaan Lab dan Diagnostic Spesifik
1. Foto Polos Dada
Foto polos dada dapat menunjukan adanya hipertensi vena paru,
sembab paru atau kardiomegali. Sembab paru dan hipertensi vena
pulmonal ialah adanya peningkatan aliran darah kedaerah paru atas dan
peningkatan kaliber vena. Jika tekanan paru makin tinggi, maka sembab
paru makin timbul. Akhirnya sembab alveolar timbul dan tampak berupa
perkabutan didaerah hilus. Efusi pluera sering kali terjadi terutama
disebelah kanan. Kardiomegali dapat ditunjukan dengan peningkatan
diameter transversal lebih dari 15,5 cm pada pria dan lebih 14,5 cm pada
wanita.
2.
Elektrokardiografi
Adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang
merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Analisis
sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi
menghasilkan informasi diagnostik yang penting. Perpanjangan interval
P-R, disritmia, dan block jantung berhubungan dengan toksisitas digitalis.
Perubahan lain (gelombang T dan depresi segment ST ) secara khas
dihasilkan oleh efek terapeutik digitalis pada jantung dapat menunjukan
perubahan iskemik.
3. Analisi Gas Darah
Gambaran analisis gas darah berupa penurunan tekanan oksigen
arterial dengan tekanan CO2 arterial normal atau menurun. Pada gagal
jantung akut, tampak penurunan hebat tekanan oksigen arterial, asidosis
metabolik dan tekanan CO2arterial menurun.
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratory ringan
(dini) atau hipoksekmia dengan peningkatan PCO2
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelistrikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jantunghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Depolarisasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Repolarisasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Repolarisasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Depolarisasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Jantunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelistrikan -
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
18/21
3.2 ANALISA DATA
3.3 PERENCANAAN
3.4 IMPLEMENTASI
3.5 EVALUASI
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
19/21
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Penyakit katup jantung merupakan penyakit jantung yang masih
cukup tinggi insidennya, terutama dinegara-negara berkembang. Disfungsi
katup di bagi menjadi 2 jenis yaitu : Insufisiensi katup dan Stenosis katup.
Disfungsi katup akan meningkatkan kerja jantung. Insufisiensi
katup memaksa jantung memompa darah lebih banyak untuk menggantikan
jumlah darah yang mengalami regurgitasi atau mengalir balik sehingga
meningkatkan volume kerja jantung. Stenosis katup memaksa jantung
meningkatkan tekanannya agar dapat mengatasi resistensi terhadap aliran
yang meningkat, karena itu akan meningkatkan tekanan kerja miokardium .
Respon miokardium yang khas terhadap peningkatan volume kerja dan
tekanan kerja adalah dilatasi ruang dan hipertrofi otot. Dilatasi miokardium
dan hipertrofi merupakan mekanisme kompensasi yang bertujuan
meningkatakan kemampuan pemompa jantung.
Dalam pengkajian klien dengan disfungsi katup jantung, data dasar
yang harus di kaji adalah :Aktivitas istirahat, Sirkulasi,Integritas Ego,
Makanan/ Cairan, Neurosensori, Nyeri/ Kenyamanan, Pernapasan,
Keamanan, Penyuluhan/ Pembelajaran.
Dalam kelainan ini Prioritas keperawatn adalah : Mempertahankan
curah jantung adekuat, Mempertahankan dan meningkatkan toleransi
aktivitas, Menghilangkan nyeri serta memberikan informasi tentang proses
penyakit, manajemen, dan pencegahan komplikasi.
1.2 Saran
Dalam pembuatan makalah asuhan keperawatan ini mungkin ada
banyak kekurangan sehingga diperlukan banyak perbaikan. Oleh sebab itu
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
20/21
saran dari pembaca sangat kami butuhkan dalam usaha pemberian asuhan
keperawatan terhadap penderita kelainan katup jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E. 1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Ed.3. Jakarta: EGC.
Gray, H. Huon Dawkins, Dkeith, dkk. 2003. Lecture NotesKardiologi. Jakarta.
Erlangga
Guyton dan Hall. 1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC.
Suzanne, C. Smeltzer. 2001.Buku Ajar Medical Bedah, Ed.8 Vol.2. Jakarta: EGC.
-
8/10/2019 Makalah Kardiovaskuler II Kelainan Katup Anisah Saja
21/21