Makalah Jiwa - Depresi
Transcript of Makalah Jiwa - Depresi
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
1/14
MAKALAH ILMU KEDOKTERAN JIWA I
DEPRESI DAN PENATALAKSANAANYA
DISUSUN OLEH:
Diki Alwi W. 07310067
Istiono Aris 07310127
Karna Purbayana 07310133
Metty Zainunah 07310156
Ali Jahidin 07310013
Rohadi N 07310241
Tedy Pratama 07310274
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2011
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
2/14
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan lancar dan tepat pada waktunya. Walaupun dengan waktu yang relatif singkat, tetapi
penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat izin Alloh SWT
serta bantuan dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Kepada semua yang telah banyak
membantu pembuatan makalah ini, baik berupa dorongan moril maupun penyediaan bahan
bacaan. Untuk itu penulis haturkan terima kasih.
Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi dalam kehidupan sehari-
hari dan digunakan sebagaimana mestinya. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia yang
memiliki keterbatasan, tentu makalah yang penulis buat ini tidak luput dari kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Baik dalam segi materi maupun cara penulisan. Hal ini karena
keterbatasan bahan-bahan yang dapat penulis pelajari. Oleh karena itu, penulis mohon maaf
apabila ada kekurangan dan kesalahan pada makalah ini. Dan pada Alloh SWT penulis mohon
ampun. Akhirnya, penulis mengucapkan selamat membaca, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pambaca pada umumnya.
Penulis
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
3/14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Depresi telah dicatat dan diketahui sudah sejak jaman masa lampau, diskripsi tentang apa yang
dinamakan gangguan mood dapat ditemukan pada dokumen purbakala. Kira-kira tahun 400
SM. Hipokrates menggunakan istilah mania dan melankolis untuk menggambarkan gangguan
mental ini. Di tahun 1854 Gules Folret menggambarkan suatu keadaan yang disebut falic
circulaine, dimana pasien mengalami perubahan mood. Depresi merupakan salah satu
gangguan psikiatrik yang sering ditemukan dengan prevalensi seumur hidup adalah kira kira
15%. Pada pengamatan yang universal terlepas dari kultur atau negara prevalensi gangguan
depresi berat pada wanita dua kali lebih besar dari pria. Pada umumnya onset untuk gangguan
depresi berat adalah pada usia 20 sampai 50 tahun, namun yang paling sering adalah pada usia
40 tahun. Depresi berat juga sering terjadi pada orang yang tidak menikah
Patogenesis depresi kenyataannya sampai saat ini masih membingungkan dan belumlah pasti
sehingga banyak teori-teori semuanya timbul dan berkembang seiring dengan kemajuan bidang
psikofarmakologi.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan depresi?
2. Bagaimana penanganannya di kehidupan?
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
4/14
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Depresi
Menurut Nasional Insitute of Mental Health (dalam Siswanto, 2002), gangguan depresi
dipahami sebagai suatu penyakit tubuh yang menyeluruh (whole-body), yang meliputi tubuh,
suasana perasaan dan pikiran. Ini berpengaruh terhadap cara makan dan tidur, cara seseorang
merasa mengenai dirinya sendiri dan cara orang berpikir mengenai sesuatu. Gangguan depresi
tidak sama dengan suasana murung (blue mood). Ini juga tidak sama dengan kelemahan pribadi
atau suatu kondisi yang dapat dikehendaki atau diharapkan berlaku. Orang dengan penyakit
depresi tidak dapat begitu saja memaksa diri mereka sendiri dan menjadi lebih baik.
Harrington (1995) membedakan antara kesedihan dan depresi. Perasaan sedih adalah bagian
pengalaman yang normal. Konsep depresi berbeda dengan kesedihan atau ketidakgembiraan.
Ketidakgembiraan adalah komponen yang umum pada suasana perasaan depresif yang
berkaitan dengan depresi, suasana depresif pada depresi direpresentasikan oleh gambaran
seperti kekosongan emosi atau suatu perasaan datar atau tumpul. Perasaan ini mungkin
bervariasi dalam tingkat keparahan dan menunjukkan variasi harian, memburuk pada suatu
waktu pada hari itu atau pada waktu yang lainnya. Gejala lain yang berkaitan dengan suasana
perasaan depresi adalah gejala anhedonia yaitu suatu ketidakmampuan untuk mendapatkan
kenikmatan dari sesuatu yang sebelumnya telah disenangi.
Hawari (1997) memberikan definisi depresi sebagai sebuah gangguan pada alam perasaan
(mood) yang ditandai dengan kemurungan, sedih, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan
tidak berguna, putus asa, hilangnya rasa senang, merasa tidak berdaya, dan lemah.
Sue dkk (1986) mendefinisikan depresi sebagai suatu keadaan emosi yang mempunyai
karakteristik seperti perasaan sedih, perasaan gagal dan tidak berharga, dan menarik diri dari
orang lain ataupun lingkungan. Depresi menganggu suasana hati atau semangat, cara berpikir,
fungsi tubuh dan menganggu perilaku. Davison & Neale (2002) menjelaskan depresi adalah
suatu keadaan emosi yang ditandai dengan kesedihan yang sangat, perasaan tidak berharga dan
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
5/14
perasaan bersalah, menarik diri dari orang lain, susah tidur, kehilangan nafsu makan dan
kesenangan terhadap aktivitas sehari-hari.
Leitenberg & Wilson (1986) menyatakan bahwa mereka yang depresi menunjukkan kontrol diri
rendah, yaitu evaluasi diri yang negatif, harapan terhadap performance rendah, suka
menghukum diri dan sedikit memberikan hadiah terhadap diri sendiri. Hal ini sesuai dengan
pendapat Beck (1985) yang menyatakan bahwa individu yang mengalami depresi karena pada
awal perkembangannya ia memperoleh skema kognitif dengan karakteristik berupa rendahnya
penilaian terhadap diri sendiri dan tidak adanya keyakinan mengenai masa depannya.
Burns (1988) lebih lanjut membedakan antara kesedihan dan depresi. Kesedihan adalah suatu
emosi normal yang diciptakan oleh persepsi realistik yang menggambarkan suatu peristiwanegatif yang berhubungan dengan kehilangan atau kekecewaan, dengan cara yang tidak
terdistorsi. Depresi adalah suatu penyakit yang selalu merupakan akibat dari pemikiran yang
terdistorsi. Kesedihan melibatkan suatu luapan perasan dan oleh karenanya mempunyai batas
waktu tertentu. Kesedihan juga tidak berhubungan dengan menurunnya harga diri. Depresi
membeku, cenderung bertahan atau terjadi berulangkali dan selalu melibatkan kehilangan
harga diri.
2.2 Kriteria Diagnosis
Akhir-akhir ini depresi dimasukkan ke dalam gangguan suasana perasaan (gangguan
afektif/mood). Kerlainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana
perasaan ( mood ) atau afek dan biasanya ke arah depresi dengan atau tanpa ansietas yang
menyertai atau dapat juga sebaliknya yaitu ke arah elasi (suasana pertasaan yang meningkat).
Perubahan afek ini biasanya disertai dengn suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktifitas
dan kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu atau mudah dipahami
hubungannya dengan perubahan tersebut.
GANGGUAN AFEKTIF EPISODE DEPRESI
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
6/14
Gejala utama :
Baik pada derajat ringan, sedang dan beraat adalah : afek depresi kehilangn minat dan
kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas
Gejala lainnya:
Konsentrasi dan perhatian kurang, harga diri dan kepercayaan diri kurang, gagasan tentang rasa
bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, gagasan atau
perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, nafsu makan berkurang atau
berlebihan.
1. Episode depresi ringan
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut diatas ,
ditambah sekurang-kurangnya dua dari gejala lainnya, tidak boleh ada gejala yang berat
diantaranya, lamanya seluruh episod berlangsung sekurang-kurangnya sekitar dua
m,inggu, hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasanya
dilakukannya, dengan atau tanpa gejala somatik.
2. Episod depresi sedang
Sekurang-kurangnya harus ada dua atau tiga gejela utama depresi seperti pada episod
depresi ringan, ditambah sekurang-kurangnya tiga (dan sebaiknya empat) dari gejala
lainnya, lamanya seluruh episode berlangsung minimem sekitar dua minggu, menghadapi
kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga,
dengan atau tanpa gejala somatik.
3. Episode depresi berat tanpa gejala psikotik
Semua 3 gejala utama depresi harus ada ditambah sekurang kurangnya 4 dari gejala
lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat, bila ada gejala penting
(misalnya agitasi atau retardasi psiko motor) yang mencolok, maka pasien mungkin tiudak
mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
7/14
Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresi berat masih
dapat dibenarkan.
- Episode depresi biasanya harus berlangsung sekurang kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika
gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan
diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.
- Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan
rumah tangga kecuali pada tarap yang sangat terbatas.
4. Episode depresi berat dengan gejala psikotik
- Episode depresi berat yang memenuhi kriteria depresi berat.
- Dengan disertai waham, halusinasi atau stupor depresif, waham biasanya melibatkan ide
tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam diri pasien, merasa bertanggung
jawab atas hal tersebut. Halusinasi auditorikatau olfaktorikbiasanya berupa suara menghina
atau menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat
menuju pada stupor.
- Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi
dengan afek
5. Distimia
Adalah suatu keadaan depresi kronis dari suasana perasaan dengan ciri utama adanya
depresi suasana perasaan yang berlangsung sangat lama tetapi tidak pernah atau jarang
sekali mengalami ke tingkat yang parah. Biasanya terjadi dalam masa kehidupan dewasa
dini dan berlangsung sekurang-kurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka
waktu yang tidak terbatas.
2.3 Depresi Dan Aktifitas Aksis HPA
Sampai saat ini hubungan antara etiologi, gejala, proses biokimia yang mendasarinya, respon
terhadap terapi masih belum cukup dipahami dengan baik dan bahkan masih membingungkan.
Banyak teori-teori yang mencoba mengungkapkan masalah gangguan suasana perasaan inidiantaranya adalah teori aktifitas aksis HPA.
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
8/14
Dalam kehidupan sehari hari orang tidak pernah bebas dari stres baik pisik maupun piskis.
Persepsi orang terhadap stres yang sama bisa berbeda, hal ini dipengharuhi faktor bawaan dan
lingkungan serta pengalaman hidup setiap individu. Oleh karena itu respon terhadap suatu stres
juga beda. Dengan mekanisme aktifitas aksis HPA (Hipotalamus-Pituitari-Adrenal) keadaan
stres sampai keadaan depresi dapat dipaparkan. Dengan adanya stres akan merangsang
timbulnya respon aksis HPA. Respon aksis HPA ini akan segera hilang dan normal berkat
adanya mekanisme umpan balik negatif lewat kortisol yang mencapai reseptornya di
hipotalamus dan atau hipokampus. Bagaimanapun besarnya atau lamanya stres berlangsung
tidak akan mengganggu homeostatis apabila mekanisme umpan balik tersebut masih berfungsi
normal. Peningkatan sekresi CRF sebagai respon terhadap stres akan memacu kegiatan neuron
LC yang selanjutnya akan mengaktifkan sistem adrenergik ini akan memberikan umpan balik
negatif dari reaksi aksis HPA sehingga akibatnya kegiatan aksis ini akan menurun kembali.
Disamping itu peningkatan sistem adrenergik akan meningkatkan reflek simpati adrenal untuk
melepaskan adrenalin dan non adrenalin yang akan membangkitkan orang untuk bersiaga
menghadapi segala kemungkinan-kemungkinan yang mengancam homeostatisnya. Pada tingkat
ini gejala pskiatri yang muncul adalah reaksi cemas atau anxietas dan ditandai dengan
penurunan kegiatan sistem saraf GABANERGIK dan sebaliknya peningkatan sistem saraf
adrenergik dan sertonergik daan aksis HPA. Stres yang berlangsung terus menerus dan
berkepanjangan pada suatu ketika tidak lagi mampu di kompensasi oleh mekanisme umpan
balik negatif dari aksis HPA ini dan akibatnya degenerasi neuron-neuron yang rentan terhadap
peningkatan kadar korsitol secara berlebihan. Neuron-neuron yang rentan terhadap kortisol
justru neuron yang mengandung reseptor kortisol, serabut serotin dan noradrenalin dengan
sendirinya akan mengakibatkan rusaknya mekanisme umpan balik aksis HPA ini.
2.4 Sejarah Anti Depresan
Dengan ditemukannya sifat anti depresan dari imipramin pada tahun 1957 merupakan sejarah
baru awal berkembangnya psikofarmaka. Untuk depresi imipramin, amitriptilin dan
clompramin kemudian di masukkan kedalam golongan antidepresan trisiklik. Kemudian tidak
beberapa lama sesudah itu ditemukan anti depresanMono Amine Oxidase Inhibitors (MAOIs).
Kedua golongan ini adalah anti depresan yang sangat efektif tetapi memiliki efek samping yang
tidak menguntungkan. Antidepresan trisiklik memiliki insiden kordiotoksis dan efek samping
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
9/14
kolinergik dan dosis letal yang rendah. Sedangkan MAOIs dapat menyebabkan krisis hipertensi
jika dikombinasi dengan agen-agen simpatomimetik baik dari obat-obatan lain ataupun
makanan yang mengandung tiramin.
Pada dekade 80 an ditemukan antidepresan golongan selektif Serotonin Reuptake Inhibitors
(SSRIs) danReversible Inhibitors Of Monoamine Oksidase tipe A (RIMAs) yang memberikan
efek samping anti kolinergik dan toksisitas yang lebih minimal di bandingkan anti depresan
terdahulu. Meskipun begitu masih ditemukan adanya efek samping lain pada golongan SSRIs
ini seperti terganggunya libido, akumulasi pada paru-paru dan interaksi dengan Cytocromer
P450.
Sekarang ini ditemukan tianeptin antidepresan baru yang mekanisme kerjanya mempercepatreuptake dari serotonin (SSREs). Golongan ini mekanisme kerjanya mempercepat
pengembalian kembali serotonin celah sinap. Dengan demikian akan memacu umpan balik
aksis HPA dan pada akhirnya meningkatkan serotonin baru pada celah sinap. Disamping itu
tianeptin tidak di metabolisme melalui sitokrom P450 dan tidak memberi efek akumulasi pada
paru-paru.
2.5 Pemilihan Obat Anti Depresan
TCAS atau trisikilk mempunyai efek samping dan kardiologik yang besar. Oleh karena itu
sebaiknya di berikan pada pasien usia muda yang lebih dapat mentolerir efek samping tersebut.
Sampai sekarang golongan ini masih banyak dipakai psikiater untuk mengatasi depresi yang
disertai agitasi. Tetrasiklik mempunyai efek samping otonomik dan kardiologik yang relatif
kecil tetapi memiliki efek sedasi yang kuat. Oleh karena itu obat golongan ini dapat diberikan
pada pasien yang kondisinya kurang tahan terhadap efek otonomik dan kardiologik atau pasien-
pasien usia lanjut dan sindrome depresi dengan disertai anxietas dan insomnia. MAOIs
memiliki efek samping hipotensis ortostatik yang relatif sering. Oleh karena itu jika diberikan
pada pasien usia lanjut yang sering terbangun pada malam hari, kemungkinanan resiko jatuh
yang menyebabkan trauma sangat besar sangat besar demikian juga kemungkinan jatuh pada
perubahan posisi tubuh yang mendadak. Pemberian MAOIs sebaiknya dihindari pada usia
lanjut.
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
10/14
SSRIs memiliki efek samping sedasi, otonomik dan hipotensi ortostatik yang minimal. Oleh
karena itu dapat di anjurkan penggunaannya untuk semua pasien dari semua golongan umur
dan untuk bermacam-macam tipe depresi, dapat dikatakan tidak ada kontra indikasi untuk
pemberian SSRIs. Disamping itu obat ini mempunyai waktu paruh yang panjang sehingga
pemberiannya cukup sehari sekali.
SSREs (Tioneptine) golongan ini tekah terbukti bebas dari efek samping kolinergik dibanding
dengan antidepresan trisiklik lainnya dan bersifat non sedatif karena lemahnya ikatan dengan
reseptor alfa adrenergik dan histaminilo. Kesemuanya itu membuat obat golongan ini
mempunyai kepatuhan lebih baik. Oleh karena Tianeptin tidak di metabolisme melalui
sitokrom P450 sehingga dapat memberikan keamanan yang tinggi bila dikombinasi dengan
obat-obatan lainnya dan dapat diberikan pada pasien dengan serosi hepatis ataupun dengan
insufisiensi fungsi hepar lainnya.
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
11/14
OBAT-OBATAN ANTI DEPRESAN
Golongan Zat Aktif dan Dosis Anjuran
Trisiklik (TCAs)
Amitriptilin 75-150 mg / hari
Imipramin 75-150 mg / hari
Clomipramin 75-150 mg / hari
Amineptin 100- 200 mg / hari Opipramol 50-150 mg / hari
Tetrasiklik
Maprotilin 75-150 mg / hari
Amoxopin 200-300 mg / hari
Mainserin 30-60 mg / hari
Penghambat Mono Amine Okside (MAOIs)
Maclobemid 200-600 mg / hari
Selektive Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)
Elvatelin 20-40 mg / hari
Protetin 20-40 mg / hari
Setralin 50-100 mg / hari
Fluvotamin 50-100 mg / hari
Fluoxetin 10-20 mg/hari
Selektive Serotonin Reuptake Enhancer (SSREs) Tianeptine 20-40 mg / hari
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
12/14
2.6 Terapi Depresi
Penderita depresi perlu melakukan terapi secara tepat. Hal ini untuk
menghindari konsekuensi bila tidak mencapai kesembuhan. Konsekuensi yang dimaksud yaitu:
kendala psikososial berkepanjangan, memperburuk prognosis, menambah beban pelayanan
medis, meningkatnya risiko bunuh diri dan penyalahgunaan zat, serta meningkatnya risiko
kekambuhan. Adapun tujuan terapi depresi adalah meningkatkan kualitas hidup, mengurangi
atau menghilangkan gejala, mengembalikan peran dan fungsi, mengurangi risiko kekambuhan,
serta mengurangi risiko kecacatan atau kematian. Namun, ada faktor yang memengaruhi hasil
terapi, yakni pasien, masyarakat, dokter, dan obat. Pada pasien biasanya berupa ketidakpatuhan
karena berbagai sebab satunya tidak peduli. Pada masyarakat atau lingkungan adalah karena
mitos, kepercayaan, dan stigma. Dokter juga bisa memberi pengaruh yang tidak baik pada hasil
terapi, misalnya jika dokter kurang mengenali gejala depresi. Sedangkan pada obat, biasanya
menyangkut efektivitas, efek samping, kemudahan, dan harga. Khusus mengenai obat,
penderita depresi sebaiknya menggunakan obat antidepresan yang sesuai dengan kondisi.
Antidepresan pada umumnya diberikan selama hingga 6 bulan. Pada beberapa kasus pasien dan
dokternya memutuskan untuk menggunakan antidepresan lebih lama. Pemberian anti depresan
pada minggu pertama dan ke dua pengobatan kadang tampak bertambah parah atau tampak
memburuk yaitu timbul kecemasan atau bahkan sampai insomnia. Untuk mengatasi hal ini
dapat ditambahkan obat golongan benzodiazepin misalnya alprazolam. Bila gejala-gejala
psikotik muncul pemberian antipsikotik perlu dipertimbangkan misalnya
haloperidol,olonzapine,dll.
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
13/14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas penulis menyimpulkan :
1. Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi
seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu
disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaansedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat,
malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Parahnya, depresi merupakan salah satu penyebab
utama kejadian bunuh diri.
2. Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya
merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orang-
orang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan.
-
7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi
14/14
DAFTAR PUSTAKA
http://pojokperawatanjiwa.blogspot.com/2009/06/depresi-dan-penanganannya.html
http://mediaanakindonesia.wordpress.com/2011/08/16/gepresi-gejala-dan-cara-penanganannya/
http://www.google.co.id/search?q=DEPRESI+DAN+PENANGANANNYA&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a
http://pojokperawatanjiwa.blogspot.com/2009/06/depresi-dan-penanganannya.htmlhttp://mediaanakindonesia.wordpress.com/2011/08/16/gepresi-gejala-dan-cara-penanganannya/http://www.google.co.id/search?q=DEPRESI+DAN+PENANGANANNYA&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-ahttp://www.google.co.id/search?q=DEPRESI+DAN+PENANGANANNYA&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-ahttp://pojokperawatanjiwa.blogspot.com/2009/06/depresi-dan-penanganannya.htmlhttp://mediaanakindonesia.wordpress.com/2011/08/16/gepresi-gejala-dan-cara-penanganannya/http://www.google.co.id/search?q=DEPRESI+DAN+PENANGANANNYA&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-ahttp://www.google.co.id/search?q=DEPRESI+DAN+PENANGANANNYA&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a