Makalah Jiwa - Depresi

download Makalah Jiwa - Depresi

of 14

Transcript of Makalah Jiwa - Depresi

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    1/14

    MAKALAH ILMU KEDOKTERAN JIWA I

    DEPRESI DAN PENATALAKSANAANYA

    DISUSUN OLEH:

    Diki Alwi W. 07310067

    Istiono Aris 07310127

    Karna Purbayana 07310133

    Metty Zainunah 07310156

    Ali Jahidin 07310013

    Rohadi N 07310241

    Tedy Pratama 07310274

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MALAHAYATI

    BANDAR LAMPUNG

    2011

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    2/14

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat,

    hidayah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini

    dengan lancar dan tepat pada waktunya. Walaupun dengan waktu yang relatif singkat, tetapi

    penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat izin Alloh SWT

    serta bantuan dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Kepada semua yang telah banyak

    membantu pembuatan makalah ini, baik berupa dorongan moril maupun penyediaan bahan

    bacaan. Untuk itu penulis haturkan terima kasih.

    Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi dalam kehidupan sehari-

    hari dan digunakan sebagaimana mestinya. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia yang

    memiliki keterbatasan, tentu makalah yang penulis buat ini tidak luput dari kekurangan dan

    jauh dari kesempurnaan. Baik dalam segi materi maupun cara penulisan. Hal ini karena

    keterbatasan bahan-bahan yang dapat penulis pelajari. Oleh karena itu, penulis mohon maaf

    apabila ada kekurangan dan kesalahan pada makalah ini. Dan pada Alloh SWT penulis mohon

    ampun. Akhirnya, penulis mengucapkan selamat membaca, semoga makalah ini dapat

    bermanfaat bagi penulis khususnya dan pambaca pada umumnya.

    Penulis

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    3/14

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Depresi telah dicatat dan diketahui sudah sejak jaman masa lampau, diskripsi tentang apa yang

    dinamakan gangguan mood dapat ditemukan pada dokumen purbakala. Kira-kira tahun 400

    SM. Hipokrates menggunakan istilah mania dan melankolis untuk menggambarkan gangguan

    mental ini. Di tahun 1854 Gules Folret menggambarkan suatu keadaan yang disebut falic

    circulaine, dimana pasien mengalami perubahan mood. Depresi merupakan salah satu

    gangguan psikiatrik yang sering ditemukan dengan prevalensi seumur hidup adalah kira kira

    15%. Pada pengamatan yang universal terlepas dari kultur atau negara prevalensi gangguan

    depresi berat pada wanita dua kali lebih besar dari pria. Pada umumnya onset untuk gangguan

    depresi berat adalah pada usia 20 sampai 50 tahun, namun yang paling sering adalah pada usia

    40 tahun. Depresi berat juga sering terjadi pada orang yang tidak menikah

    Patogenesis depresi kenyataannya sampai saat ini masih membingungkan dan belumlah pasti

    sehingga banyak teori-teori semuanya timbul dan berkembang seiring dengan kemajuan bidang

    psikofarmakologi.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

    1. Apa yang dimaksud dengan depresi?

    2. Bagaimana penanganannya di kehidupan?

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    4/14

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Depresi

    Menurut Nasional Insitute of Mental Health (dalam Siswanto, 2002), gangguan depresi

    dipahami sebagai suatu penyakit tubuh yang menyeluruh (whole-body), yang meliputi tubuh,

    suasana perasaan dan pikiran. Ini berpengaruh terhadap cara makan dan tidur, cara seseorang

    merasa mengenai dirinya sendiri dan cara orang berpikir mengenai sesuatu. Gangguan depresi

    tidak sama dengan suasana murung (blue mood). Ini juga tidak sama dengan kelemahan pribadi

    atau suatu kondisi yang dapat dikehendaki atau diharapkan berlaku. Orang dengan penyakit

    depresi tidak dapat begitu saja memaksa diri mereka sendiri dan menjadi lebih baik.

    Harrington (1995) membedakan antara kesedihan dan depresi. Perasaan sedih adalah bagian

    pengalaman yang normal. Konsep depresi berbeda dengan kesedihan atau ketidakgembiraan.

    Ketidakgembiraan adalah komponen yang umum pada suasana perasaan depresif yang

    berkaitan dengan depresi, suasana depresif pada depresi direpresentasikan oleh gambaran

    seperti kekosongan emosi atau suatu perasaan datar atau tumpul. Perasaan ini mungkin

    bervariasi dalam tingkat keparahan dan menunjukkan variasi harian, memburuk pada suatu

    waktu pada hari itu atau pada waktu yang lainnya. Gejala lain yang berkaitan dengan suasana

    perasaan depresi adalah gejala anhedonia yaitu suatu ketidakmampuan untuk mendapatkan

    kenikmatan dari sesuatu yang sebelumnya telah disenangi.

    Hawari (1997) memberikan definisi depresi sebagai sebuah gangguan pada alam perasaan

    (mood) yang ditandai dengan kemurungan, sedih, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan

    tidak berguna, putus asa, hilangnya rasa senang, merasa tidak berdaya, dan lemah.

    Sue dkk (1986) mendefinisikan depresi sebagai suatu keadaan emosi yang mempunyai

    karakteristik seperti perasaan sedih, perasaan gagal dan tidak berharga, dan menarik diri dari

    orang lain ataupun lingkungan. Depresi menganggu suasana hati atau semangat, cara berpikir,

    fungsi tubuh dan menganggu perilaku. Davison & Neale (2002) menjelaskan depresi adalah

    suatu keadaan emosi yang ditandai dengan kesedihan yang sangat, perasaan tidak berharga dan

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    5/14

    perasaan bersalah, menarik diri dari orang lain, susah tidur, kehilangan nafsu makan dan

    kesenangan terhadap aktivitas sehari-hari.

    Leitenberg & Wilson (1986) menyatakan bahwa mereka yang depresi menunjukkan kontrol diri

    rendah, yaitu evaluasi diri yang negatif, harapan terhadap performance rendah, suka

    menghukum diri dan sedikit memberikan hadiah terhadap diri sendiri. Hal ini sesuai dengan

    pendapat Beck (1985) yang menyatakan bahwa individu yang mengalami depresi karena pada

    awal perkembangannya ia memperoleh skema kognitif dengan karakteristik berupa rendahnya

    penilaian terhadap diri sendiri dan tidak adanya keyakinan mengenai masa depannya.

    Burns (1988) lebih lanjut membedakan antara kesedihan dan depresi. Kesedihan adalah suatu

    emosi normal yang diciptakan oleh persepsi realistik yang menggambarkan suatu peristiwanegatif yang berhubungan dengan kehilangan atau kekecewaan, dengan cara yang tidak

    terdistorsi. Depresi adalah suatu penyakit yang selalu merupakan akibat dari pemikiran yang

    terdistorsi. Kesedihan melibatkan suatu luapan perasan dan oleh karenanya mempunyai batas

    waktu tertentu. Kesedihan juga tidak berhubungan dengan menurunnya harga diri. Depresi

    membeku, cenderung bertahan atau terjadi berulangkali dan selalu melibatkan kehilangan

    harga diri.

    2.2 Kriteria Diagnosis

    Akhir-akhir ini depresi dimasukkan ke dalam gangguan suasana perasaan (gangguan

    afektif/mood). Kerlainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana

    perasaan ( mood ) atau afek dan biasanya ke arah depresi dengan atau tanpa ansietas yang

    menyertai atau dapat juga sebaliknya yaitu ke arah elasi (suasana pertasaan yang meningkat).

    Perubahan afek ini biasanya disertai dengn suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktifitas

    dan kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu atau mudah dipahami

    hubungannya dengan perubahan tersebut.

    GANGGUAN AFEKTIF EPISODE DEPRESI

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    6/14

    Gejala utama :

    Baik pada derajat ringan, sedang dan beraat adalah : afek depresi kehilangn minat dan

    kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah

    yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas

    Gejala lainnya:

    Konsentrasi dan perhatian kurang, harga diri dan kepercayaan diri kurang, gagasan tentang rasa

    bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, gagasan atau

    perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, nafsu makan berkurang atau

    berlebihan.

    1. Episode depresi ringan

    Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut diatas ,

    ditambah sekurang-kurangnya dua dari gejala lainnya, tidak boleh ada gejala yang berat

    diantaranya, lamanya seluruh episod berlangsung sekurang-kurangnya sekitar dua

    m,inggu, hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasanya

    dilakukannya, dengan atau tanpa gejala somatik.

    2. Episod depresi sedang

    Sekurang-kurangnya harus ada dua atau tiga gejela utama depresi seperti pada episod

    depresi ringan, ditambah sekurang-kurangnya tiga (dan sebaiknya empat) dari gejala

    lainnya, lamanya seluruh episode berlangsung minimem sekitar dua minggu, menghadapi

    kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga,

    dengan atau tanpa gejala somatik.

    3. Episode depresi berat tanpa gejala psikotik

    Semua 3 gejala utama depresi harus ada ditambah sekurang kurangnya 4 dari gejala

    lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat, bila ada gejala penting

    (misalnya agitasi atau retardasi psiko motor) yang mencolok, maka pasien mungkin tiudak

    mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    7/14

    Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresi berat masih

    dapat dibenarkan.

    - Episode depresi biasanya harus berlangsung sekurang kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika

    gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan

    diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.

    - Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan

    rumah tangga kecuali pada tarap yang sangat terbatas.

    4. Episode depresi berat dengan gejala psikotik

    - Episode depresi berat yang memenuhi kriteria depresi berat.

    - Dengan disertai waham, halusinasi atau stupor depresif, waham biasanya melibatkan ide

    tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam diri pasien, merasa bertanggung

    jawab atas hal tersebut. Halusinasi auditorikatau olfaktorikbiasanya berupa suara menghina

    atau menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat

    menuju pada stupor.

    - Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi

    dengan afek

    5. Distimia

    Adalah suatu keadaan depresi kronis dari suasana perasaan dengan ciri utama adanya

    depresi suasana perasaan yang berlangsung sangat lama tetapi tidak pernah atau jarang

    sekali mengalami ke tingkat yang parah. Biasanya terjadi dalam masa kehidupan dewasa

    dini dan berlangsung sekurang-kurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka

    waktu yang tidak terbatas.

    2.3 Depresi Dan Aktifitas Aksis HPA

    Sampai saat ini hubungan antara etiologi, gejala, proses biokimia yang mendasarinya, respon

    terhadap terapi masih belum cukup dipahami dengan baik dan bahkan masih membingungkan.

    Banyak teori-teori yang mencoba mengungkapkan masalah gangguan suasana perasaan inidiantaranya adalah teori aktifitas aksis HPA.

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    8/14

    Dalam kehidupan sehari hari orang tidak pernah bebas dari stres baik pisik maupun piskis.

    Persepsi orang terhadap stres yang sama bisa berbeda, hal ini dipengharuhi faktor bawaan dan

    lingkungan serta pengalaman hidup setiap individu. Oleh karena itu respon terhadap suatu stres

    juga beda. Dengan mekanisme aktifitas aksis HPA (Hipotalamus-Pituitari-Adrenal) keadaan

    stres sampai keadaan depresi dapat dipaparkan. Dengan adanya stres akan merangsang

    timbulnya respon aksis HPA. Respon aksis HPA ini akan segera hilang dan normal berkat

    adanya mekanisme umpan balik negatif lewat kortisol yang mencapai reseptornya di

    hipotalamus dan atau hipokampus. Bagaimanapun besarnya atau lamanya stres berlangsung

    tidak akan mengganggu homeostatis apabila mekanisme umpan balik tersebut masih berfungsi

    normal. Peningkatan sekresi CRF sebagai respon terhadap stres akan memacu kegiatan neuron

    LC yang selanjutnya akan mengaktifkan sistem adrenergik ini akan memberikan umpan balik

    negatif dari reaksi aksis HPA sehingga akibatnya kegiatan aksis ini akan menurun kembali.

    Disamping itu peningkatan sistem adrenergik akan meningkatkan reflek simpati adrenal untuk

    melepaskan adrenalin dan non adrenalin yang akan membangkitkan orang untuk bersiaga

    menghadapi segala kemungkinan-kemungkinan yang mengancam homeostatisnya. Pada tingkat

    ini gejala pskiatri yang muncul adalah reaksi cemas atau anxietas dan ditandai dengan

    penurunan kegiatan sistem saraf GABANERGIK dan sebaliknya peningkatan sistem saraf

    adrenergik dan sertonergik daan aksis HPA. Stres yang berlangsung terus menerus dan

    berkepanjangan pada suatu ketika tidak lagi mampu di kompensasi oleh mekanisme umpan

    balik negatif dari aksis HPA ini dan akibatnya degenerasi neuron-neuron yang rentan terhadap

    peningkatan kadar korsitol secara berlebihan. Neuron-neuron yang rentan terhadap kortisol

    justru neuron yang mengandung reseptor kortisol, serabut serotin dan noradrenalin dengan

    sendirinya akan mengakibatkan rusaknya mekanisme umpan balik aksis HPA ini.

    2.4 Sejarah Anti Depresan

    Dengan ditemukannya sifat anti depresan dari imipramin pada tahun 1957 merupakan sejarah

    baru awal berkembangnya psikofarmaka. Untuk depresi imipramin, amitriptilin dan

    clompramin kemudian di masukkan kedalam golongan antidepresan trisiklik. Kemudian tidak

    beberapa lama sesudah itu ditemukan anti depresanMono Amine Oxidase Inhibitors (MAOIs).

    Kedua golongan ini adalah anti depresan yang sangat efektif tetapi memiliki efek samping yang

    tidak menguntungkan. Antidepresan trisiklik memiliki insiden kordiotoksis dan efek samping

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    9/14

    kolinergik dan dosis letal yang rendah. Sedangkan MAOIs dapat menyebabkan krisis hipertensi

    jika dikombinasi dengan agen-agen simpatomimetik baik dari obat-obatan lain ataupun

    makanan yang mengandung tiramin.

    Pada dekade 80 an ditemukan antidepresan golongan selektif Serotonin Reuptake Inhibitors

    (SSRIs) danReversible Inhibitors Of Monoamine Oksidase tipe A (RIMAs) yang memberikan

    efek samping anti kolinergik dan toksisitas yang lebih minimal di bandingkan anti depresan

    terdahulu. Meskipun begitu masih ditemukan adanya efek samping lain pada golongan SSRIs

    ini seperti terganggunya libido, akumulasi pada paru-paru dan interaksi dengan Cytocromer

    P450.

    Sekarang ini ditemukan tianeptin antidepresan baru yang mekanisme kerjanya mempercepatreuptake dari serotonin (SSREs). Golongan ini mekanisme kerjanya mempercepat

    pengembalian kembali serotonin celah sinap. Dengan demikian akan memacu umpan balik

    aksis HPA dan pada akhirnya meningkatkan serotonin baru pada celah sinap. Disamping itu

    tianeptin tidak di metabolisme melalui sitokrom P450 dan tidak memberi efek akumulasi pada

    paru-paru.

    2.5 Pemilihan Obat Anti Depresan

    TCAS atau trisikilk mempunyai efek samping dan kardiologik yang besar. Oleh karena itu

    sebaiknya di berikan pada pasien usia muda yang lebih dapat mentolerir efek samping tersebut.

    Sampai sekarang golongan ini masih banyak dipakai psikiater untuk mengatasi depresi yang

    disertai agitasi. Tetrasiklik mempunyai efek samping otonomik dan kardiologik yang relatif

    kecil tetapi memiliki efek sedasi yang kuat. Oleh karena itu obat golongan ini dapat diberikan

    pada pasien yang kondisinya kurang tahan terhadap efek otonomik dan kardiologik atau pasien-

    pasien usia lanjut dan sindrome depresi dengan disertai anxietas dan insomnia. MAOIs

    memiliki efek samping hipotensis ortostatik yang relatif sering. Oleh karena itu jika diberikan

    pada pasien usia lanjut yang sering terbangun pada malam hari, kemungkinanan resiko jatuh

    yang menyebabkan trauma sangat besar sangat besar demikian juga kemungkinan jatuh pada

    perubahan posisi tubuh yang mendadak. Pemberian MAOIs sebaiknya dihindari pada usia

    lanjut.

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    10/14

    SSRIs memiliki efek samping sedasi, otonomik dan hipotensi ortostatik yang minimal. Oleh

    karena itu dapat di anjurkan penggunaannya untuk semua pasien dari semua golongan umur

    dan untuk bermacam-macam tipe depresi, dapat dikatakan tidak ada kontra indikasi untuk

    pemberian SSRIs. Disamping itu obat ini mempunyai waktu paruh yang panjang sehingga

    pemberiannya cukup sehari sekali.

    SSREs (Tioneptine) golongan ini tekah terbukti bebas dari efek samping kolinergik dibanding

    dengan antidepresan trisiklik lainnya dan bersifat non sedatif karena lemahnya ikatan dengan

    reseptor alfa adrenergik dan histaminilo. Kesemuanya itu membuat obat golongan ini

    mempunyai kepatuhan lebih baik. Oleh karena Tianeptin tidak di metabolisme melalui

    sitokrom P450 sehingga dapat memberikan keamanan yang tinggi bila dikombinasi dengan

    obat-obatan lainnya dan dapat diberikan pada pasien dengan serosi hepatis ataupun dengan

    insufisiensi fungsi hepar lainnya.

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    11/14

    OBAT-OBATAN ANTI DEPRESAN

    Golongan Zat Aktif dan Dosis Anjuran

    Trisiklik (TCAs)

    Amitriptilin 75-150 mg / hari

    Imipramin 75-150 mg / hari

    Clomipramin 75-150 mg / hari

    Amineptin 100- 200 mg / hari Opipramol 50-150 mg / hari

    Tetrasiklik

    Maprotilin 75-150 mg / hari

    Amoxopin 200-300 mg / hari

    Mainserin 30-60 mg / hari

    Penghambat Mono Amine Okside (MAOIs)

    Maclobemid 200-600 mg / hari

    Selektive Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)

    Elvatelin 20-40 mg / hari

    Protetin 20-40 mg / hari

    Setralin 50-100 mg / hari

    Fluvotamin 50-100 mg / hari

    Fluoxetin 10-20 mg/hari

    Selektive Serotonin Reuptake Enhancer (SSREs) Tianeptine 20-40 mg / hari

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    12/14

    2.6 Terapi Depresi

    Penderita depresi perlu melakukan terapi secara tepat. Hal ini untuk

    menghindari konsekuensi bila tidak mencapai kesembuhan. Konsekuensi yang dimaksud yaitu:

    kendala psikososial berkepanjangan, memperburuk prognosis, menambah beban pelayanan

    medis, meningkatnya risiko bunuh diri dan penyalahgunaan zat, serta meningkatnya risiko

    kekambuhan. Adapun tujuan terapi depresi adalah meningkatkan kualitas hidup, mengurangi

    atau menghilangkan gejala, mengembalikan peran dan fungsi, mengurangi risiko kekambuhan,

    serta mengurangi risiko kecacatan atau kematian. Namun, ada faktor yang memengaruhi hasil

    terapi, yakni pasien, masyarakat, dokter, dan obat. Pada pasien biasanya berupa ketidakpatuhan

    karena berbagai sebab satunya tidak peduli. Pada masyarakat atau lingkungan adalah karena

    mitos, kepercayaan, dan stigma. Dokter juga bisa memberi pengaruh yang tidak baik pada hasil

    terapi, misalnya jika dokter kurang mengenali gejala depresi. Sedangkan pada obat, biasanya

    menyangkut efektivitas, efek samping, kemudahan, dan harga. Khusus mengenai obat,

    penderita depresi sebaiknya menggunakan obat antidepresan yang sesuai dengan kondisi.

    Antidepresan pada umumnya diberikan selama hingga 6 bulan. Pada beberapa kasus pasien dan

    dokternya memutuskan untuk menggunakan antidepresan lebih lama. Pemberian anti depresan

    pada minggu pertama dan ke dua pengobatan kadang tampak bertambah parah atau tampak

    memburuk yaitu timbul kecemasan atau bahkan sampai insomnia. Untuk mengatasi hal ini

    dapat ditambahkan obat golongan benzodiazepin misalnya alprazolam. Bila gejala-gejala

    psikotik muncul pemberian antipsikotik perlu dipertimbangkan misalnya

    haloperidol,olonzapine,dll.

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    13/14

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Dari pembahasan diatas penulis menyimpulkan :

    1. Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi

    seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu

    disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaansedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat,

    malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Parahnya, depresi merupakan salah satu penyebab

    utama kejadian bunuh diri.

    2. Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya

    merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orang-

    orang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan.

  • 7/31/2019 Makalah Jiwa - Depresi

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    http://pojokperawatanjiwa.blogspot.com/2009/06/depresi-dan-penanganannya.html

    http://mediaanakindonesia.wordpress.com/2011/08/16/gepresi-gejala-dan-cara-penanganannya/

    http://www.google.co.id/search?q=DEPRESI+DAN+PENANGANANNYA&ie=utf-8&oe=utf-

    8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a

    http://pojokperawatanjiwa.blogspot.com/2009/06/depresi-dan-penanganannya.htmlhttp://mediaanakindonesia.wordpress.com/2011/08/16/gepresi-gejala-dan-cara-penanganannya/http://www.google.co.id/search?q=DEPRESI+DAN+PENANGANANNYA&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-ahttp://www.google.co.id/search?q=DEPRESI+DAN+PENANGANANNYA&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-ahttp://pojokperawatanjiwa.blogspot.com/2009/06/depresi-dan-penanganannya.htmlhttp://mediaanakindonesia.wordpress.com/2011/08/16/gepresi-gejala-dan-cara-penanganannya/http://www.google.co.id/search?q=DEPRESI+DAN+PENANGANANNYA&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-ahttp://www.google.co.id/search?q=DEPRESI+DAN+PENANGANANNYA&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a