Makalah depresi (4)

38
Mata Kuliah : keperawatan Jiwa II Dosen : Haruddin S.kep. Ns ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.A DENGAN KASUS DEPRESI O L E H Kelompok IV Susi herlina Futrah wahyuni Zaenal Mustafa Osri daya ningsih Citra novayanti fitriawaty SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA KENDARI 2010

Transcript of Makalah depresi (4)

Mata Kuliah : keperawatan Jiwa II

Dosen : Haruddin S.kep. Ns

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.A

DENGAN KASUS DEPRESI

O L E H

Kelompok IV

Susi herlina

Futrah wahyuni

Zaenal Mustafa

Osri daya ningsih

Citra novayanti

fitriawaty SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA

KENDARI

2010

K A T A P E N G A N T A R

Alhamdulillahi Rabbil Alamin . . .

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat, Taufik dan hidayahnya sehingga

makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN KASUS DEPRESI “

dapat diselesaikan dengan lancar.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan

Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada pihak yang telah ikut berpartisipasi

didalam penyelesaian makalah ini.

Kendari, Juni 2010

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………!

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………..!!

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………….1

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………..1B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………………….2C. TUJUAN………………………………………………………………………………………………………..…………2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………….3

A. DEFINISI……………………………..…………………………………………………………………………….……3B. FAKTOR PREDISPOSISI……………………………………………………………………………………………5C. FAKTOR PRESIPITASI…….………………………………………………………………………………………..7D. PERILAKU DAN MEKANISME KOPING………………………………………………………………..…..7E. PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI……………………………..………………8F. KRITERIA EPISODE DEPRESI BERAT……………………………………………………………………….8G. KRITERIA UNTUK PENENTU KEPARAHAN DEPRESI BERAT SEKARANG…………………..10H. TERAPI OBAT……………………………………………………………………….……………………………….11I. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN ……………………………………………………..12J. POHON MASALAH………………………………………………………………………………………………..21

BAB III PENGKAJIAN KASUS KEPERAWATAN JIWA DEPRESI PADA TN A ……………………22

A. IDENTITAS KLIEN……………………………………………………………………………………………………22B. ALASAN MASUK……………………………………………………………………………………………………..22C. FAKTOR PREDISPOSISI……………………………………………………………………………………………22D. PEMERIKSAAN FISIK……………………………………………………………………………………………….23E. PSIKOSOSIAL………………………………………………………………………………………………………….23F. STATUS MENTAL……………………………………………………………………………………………………24G. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG……………………………………………………………………27H. MEKANISME KOPING……………………………………………………………………………………………..29I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN……………………………………………………………30J. PENGETAHUAN………………………………………………………………………………………………………30K. ASPEK MEDIK…………………………………………………………………………………………………………30L. DAFTAR MASALAH KESEHATAN……………………………………………………………………………..30M. POHON MASALAH…………………………………………………………………………………………………31N. DAFTAR DIAGNOSAKEPERAWATAN……………………………………………………………………...31O. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN………………………………………………………………….32

BAB IV P E N U T U P

A. KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………….37B. SARAN……………………………………………………………………………………………………………………38

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………39

B A B I

P E N D A H U L U A N

A. Latar belakang

Alam perasaan merujuk pada perpanjangan keadaan emosional yang

mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang . Alam perasaan ini

meliputi perlakuan dan penyerapan emosi seseorang dan mempunyai arti yang sama

dengan afek, keadaan perasaan dan emosi. Emosi atau alam perasaan memberikan suatu

peran adaptif terhadap individu. Terdapat dua pola gejala dasar pada gangguan mood

yaitu depresi dan mania.

Jika memandang ekspresi emosi dalam suatu rentang sehat sakit, maka akan

timbul beberapa parameter yang relevan:

1. Respon emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal

dan eksternal seseorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan

perasaannya sendiri.

2. Reaksi berduka tak terkomplikasi terjadi sebagai respon terhadap kehilangan dan

tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata serta

terbenam dalam proses berduka

3. Supresi emosi mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan

sendiri, pelepasan dari keterikatan dengan emosi, atau penalaran terhadap semua

aspek dari dunia afektif seseorang.

4. Penundaan reaksi berkabung adalah ketidakadaan yang persisten respon emosional

terhadap kehilangan. Ini dapat terjadi pada awal proses berkabung, dan menjadi nyata

pada kemunduran proses, mulai terjadi atau keduanya. Pendundaan dan penolakan

proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun

5. Depresi, atau malankolia, suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan.

Dapat digunakan untuk menunjukan berbagai fenomena--- tanda , gejala, sindrom,

keadaan emosional, reaksi, penyakit atau klinik

6. Mania ditandai dengan elevasi alam perasaan, berkepanjangan atau mudah

tersinggung.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang di maksud dengan depresi?

2. Factor – factor predisposisi terjadinya depresi ?

3. Factor – factor presipitasi terjadinya depresi ?

4. Bagaimana perilaku dan mekanisme koping depresi?

5. Perilaku apa yang berhubungan dengan depresi

6. Bagaimana criteria episode berat depresi ?

7. Bagaimana criteria untuk penentu keparahan episode depresi berat sekarang?

8. Bagaiaman terapi obat untuk depresi ?

9. Bagaimana diagnose dan intervensi depresi ?

10. Bagaimana pengkajian keperawatan kesehatan jiwa pada Tn. A dengan kasus depresi?

11. Bagaimana diagnose dan intervensi gangguan jiwa pada Tn A dengan kasus depresi ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui depresi

2. Untuk mengetahui Factor – factor predisposisi terjadinya depresi

3. Untuk mengetahui Factor – factor presipitasi terjadinya depresi

4. Untuk mengetahui perilaku dan mekanisme koping depresi

5. Untuk mengetahui Perilaku yang berhubungan dengan depresi

6. Untuk mengetahui criteria episode berat depresi

7. Untuk mengetahui criteria untuk penentu keparahan episode depresi berat sekarang

8. Untuk mengetahui terapi obat untuk depresi

9. Untuk mengetahui diagnose dan intervensi depresi

10. Untuk mengetahuipengkajian keperawatan kesehatan jiwa pada Tn. A dengan kasus depresi

11. Untuk mengetahui diagnose dan intervensi gangguan jiwa pada Tn A dengan kasus depresi

D E P R E S I

A. Definisi

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik :

rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik:

anoreksia,konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.

Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan

gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang

bersangkutan.

Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor

konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik,

faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.

Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan,

kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau

harga diri dan akibat kerja keras.

Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek dengan

adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya.

Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan

realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi

seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut

sebagai suatu Gangguan Depresi.

Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang

biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Depresi

merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri .

Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan

berduka yang berlebihan dan berkepanjangan

B. Kepekaan Reaksi berduka supresi Penundaan Depresi/Emosional Takterkomplikasi

emosi reaksi berduka mania

Diperkirakan 2/3 pasien terdepresi merenungkan bunuh diri, 10-15 % melakukan bunuh diri.

Tetapi pasien terdepresi kadang-kadang tampak tidak menyadari depresinya dan tidak mengeluh

suatu gangguan mood, walaupun mereka menunjukan penarikan diri dari keluarga, teman, dan

aktifitas sebelumnya menarik diri mereka.

97 % mengeluh penurunan energi yang menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan tugas,

sekolah dan pekerjaan dan penurunan motifasi. 80 % mengeluh susah tidur, khususnya

terbanguna pada dini hari (insomia terminal) dan sering terbangun pada malam hari .

Pada kenyataannya kecemasan merupakan gejala yang sering pada depresi (90 % ).

Kecemasan termasuk serangan panik, penyalahgunaan alcohol, dan keluhan somatic (konstipasi,

dan nyeri kepala) sering kali mempersulit pengobatan depresi. Gejala kognetif adalah laporan

subyektif yang berupa ketidak mampuan berkosentrasi (84 %), dan gangguan dalam berfikir (67

%)

C. Faktor Predisposisi

Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan gangguan alam perasaan yang parah. Teori

ini menunjukan tentang factor-faktor penyebab yang mungkin bekerja sendiri atau dalam

kombinas

a) Teori biologis

1. Faktor Genetik mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui

garis keturunan. Frekwensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar monizigot

di dizigot.

Dari sejumlah penyelidikan yang telah dilakukan ditemukan bahwa terdapat dukungan

keterlibatan herediter dalam penyakit depresi.luasnya akibat pada pokoknya tampakakan

menjadi lebih tinggi diantara individu – individu yang memiliki hubungan keluarga

dalam kelainan tersebut daripada di antara populasi umum (DSM – III-R, 1987 )

2. Biokimia. Ketidakseimbangn elektrolit tampak memainkan peranan dalam penyakit

depresif. Suatu kesalahan hasil metabolism dalam perubahan natrium dn kalium di dalam

neuron ( Gibbons, 1960 )

Teori biokimia yang lainnya menyangkut biogenic amin neropinefrin, dopamine dan

serotonin. Tingkatan zat – zat kimia ini mengalami defisiensi dalam individu dengan

penyakit depresif ( Janowsky et al, 1998 )

b) Teori psikososial

1. Psikoanalisa. Teori ini melibatkan suatu ketidakpuasan dalam hubungan awal ibu bayi

sebagai suatu predisposisi untukpenyakit depresif. Kebutuhan bayi tidak terpenuhi, suatu

kondi yang digambarkan sebagai suatu kehilangan. Respon berduka belum terpecahkan,

kemarahan dan permusuhan ditunjukan pada diri sendiri. Ego tetaplemah, sementara

superego meluas dan menjadi menghukum.

2. Teori agresi berbalik pada diri sendiri mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh

perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri. Frued mengatakan bahwa kehilangan

obyek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat terbalik menjadi perasaan

yang menyalahkan diri sendiri

3. Teori kehilangan, Berhubungan dengan factor perkembangan , misalanya kehilangan

orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang yang sangat

dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.

3. Teori kepribadian, mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan

seseorang mengalami depresi atau mania.

4. Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi

oleh penilaian negative seseorang terhadap diri sendiri lingkungan dan masa depan.

5. Model belajar ketidakberdayaan mengemukakan bahwa depresi dimulai dari kehilangan

kendali diri, lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah . Kemudian

individu timbul keyakinan akan ketidak mampuannya mengendalikan kehidupan

sehingga ia tidak berupaya mengembangan respon yang adaptif

6. Model perilaku mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya pujian

(reinforcement) positif selama berinteraksi dengan lingkungan

D. Faktor presipetasi

1. Stres yang dapat menimbulkan gangguan alam perasaan meliputi factor, biologis,

psikologis, sosiala budaya

2. Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obat-obatan atau

berbagai penyakit fisik seperti infeksi,neoplasma , dan ketidakseimbangan metabolisme.

3. Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta

seseorang, dan kehilangan harga diri.

4. Faktor sosial budaya kehilangan peran, perceraiam, kehilangan pekerjaan.

E. Perilaku dan mekanisme koping

Perilaku yang berhubungan dengan depresi bervariasi. Pada keadaan depresi kesedihan dan

kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi

Depresi yaitu perasaan berduka yang belum terselesaikan , mekanisme koping yang

digunakan adalah represi, supresi, denael dan disosiasi. Tingkah laku mania merupakan

mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan dari kurang efektifnya koping dalam

menghadapi kehilangan.

F. Perilaku yang berhubungan dengan depresi

1. Afektif : Sedih, cemas, apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah, persaan ditolak,

perasaan bersalah, merasa tak berdaya, putus asa , merasa sendirian, rendah diri, merasa

tidak berharga.

2. Kognitif : Abivalensi, bingung, ragu-ragu, tidak mampu kosentrasi, hilang perhatian dan

motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis,

3. Fisik : Sakit perut anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, konstipasi, lemah,

lesu, nyeri kepala, pusing, insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan berat badan,

gangguan selera makan, , gangguan menstruasi, impoten, tidak berrespon terhadap

seksual.

4. Tingkah laku : Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktifitas, kemunduran

psikomotor, menarik diri, isolasi sosial, iritebel (mudah marah, nangis, tersinggung),

berkesan menyedihkan, kurang sopan, gangguan kebersihan.

G. Kriteria episode Depresi Berat

a) Lima atau lebih gejala berikut telah ditemukan selama periode dua minggu yang sama

dan mewakili perubahan dari fungsi sebelumnya ; sekurangnya satu dari gejala yaitu

mood terdepresi atau hilangnya minat atau kesenangan.

1. Mood terdepresi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti yang ditunjukan

oleh laporan subyektif (misalnya merasa sedih atau kosong) atau pengamatan

yang dilakukan orang lain (tampak sedih). Catatan pada anak-anak dan remaja

dapat berupa mood yang mudah tersinggung.

2. Hilangnya minat atau kesenangan secara jelas dalam semua, atau hampir semua,

aktifitas sepanjang hari, hamper setiap hari (seperti yang ditunjukan keterangan

subyektif atau pengamatan yang dilakukan oleh orang lain).

3. Penurunan berat makan yang bermakna jika tidak melakukan diet atau penambahan

berat badan (misalnya perubahan berat badan lebih dari 5 % dalam satu bulan),

atau penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari. Catatan pada

anak-anak, pertimbangan kegagalan untuk mencapai pertambahan berat badan

yang diharapkan.

4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.

5. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (dapat dilihat oleh orang lain,

tidak semata-mata perasaan subyektif adanya kegelisahan atau menjadi lamban).

6. Kelelahan atau hilangnya energi hampir setiap hari

7. Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat

(mungkin bersifat waham) hampir setiap hari (tidak semata-mata mecela diri

sendiri atau menyalahkan karena sakit)

8. Hilangnya kemampuan untuk berfikir atau memusatkan perhatian , atau tidak dapat

mengambil keputusan , hampir setiap hari (baik oleh keterangan subyektif atau

seperti yang dilihat oleh orang lain).

9. Pikiran akan kematian yang rekuren (bukan hanya takut mati), ide bunuh diri yang

rekuren tanpa rencana spesifik,atau usaha bunuh diri atau rencana khsus untuk

melakukan bunuh diri.

b) Gejala tidak memenuhi criteria untuk episode campuran

c) Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam

funsgi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

d) Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang

disalahgunakan , suatu medikasi)atau suatu kondisi medis umum (hipoterodisme)

e) Gejala tidak lebih baik diterangkan oleh duka cita , yaitu setelah kehilangan orang yang

dicintai , gejala menetap lebih dari 2 bulan atau ditandai oleh gangguan fungsional yang

jelas , berokupasi morbid dengan rasa tidak berharga, ide bunuh diri, gejala psikotik, atau

retardasi psikomotor.

H. Kriteria untuk penentu Keparahan Episode Depresi Berat Sekarang (atau paling

akhir)

1. Ringan : jika ada gejala yang melebihi dari yang diperlukan untuk membuat diagnosis

dan gejala menyebabkan hanya gangguan ringan dalam fungsi pekerjaan atau dalam

aktifitas sosial yang biasanya hubungan dengan orang lain

2. Sedang : Gejala atau gangguan fungsional berada di antara ringan dan parah

3. Parah tanpa ciri psikotik : beberapa gejala adalah melebihi yang diperlukan untuk

membuat diagnosis, dan gejala dengan jelas menggunggu fungsi pekerjaan atau

aktifitas sosisal yang biasanya atau hubungan dengan orang lain.

Dengan ciri psikotik : waham atau halusinasi, jika mungkin , sejalan dengan mood

atau tidak sejalan dengan mood

Ciri psikotik sejalan dengan mood : waham atau halusinasi yang isi keseluruhannya

adalah konsisten dengan tema depresif tipikal tentang ketidakberdayaan pribadi, rasa

bersalah, penyakit, kematian, nihilisme, atau hukuman yang layak diterima.

Ciri psikotik yang tidak sejalan dengan mood : waham atau halusinasi yang isinya

tidak memiliki tema depresif tipikal tentang ketidakberdaayn pribadi, rasa bersalah,

penyakit , nihilisme, atau hukuman yang layak diterima. (tidak secara langsung

berhubungan dengan tema depresif, sisip pikir , siar pikir, dan waham yang

dikendalikan

I. TERAPI OBAT

a) Antidepresan

Kelompok – kelompok yang umum digunakan :

KELAS KIMIA NAMA GENERIK

( DAGANG )

DOSIS HARIAN

Unisiklik Bupropion (wellbutrin) 200 – 450 mg

Trisiklik Amitrilitin ( elavil )

Amoksapin (asendin )

Klomipramin ( anafranil )

75 – 300 mg

100 – 600 mg

75 – 150 mg

Desipramin ( norpramin )

Doksepin

Imipramin ( tafranil )

Nortritilin

Proptritilin

Trimipramin (surmontil )

75 – 300 mg

30 – 300 mg

75 – 300 mg

75 – 150 mg

15 -160mg

75 – 300 mg

Tetrasiklik Mapratilin ( ludiomil ) 75 – 225 mg

Penghambat monoamine

Oksidase

Fenelzin ( nardil )

Isakarboksazid (marplan)

Tranilkipromin ( parnate )

45 – 90 mg

10 – 30 mg

10 – 60 mg

Penghambat ambilan

ulang serotonin

Fluoksetin ( procaz )

Sertralin ( Zoloft )

Paroksetin ( paxil)

20 – 80 mg

50 – 200 mg

20 – 50 mg

Lainnya Trazodon ( desyrel ) 150 – 600 mg

Efek samping dan implikasi keperawatn :

1. Efek – efek antikolinergik

2. Sedasi

3. Hipotensi ortostatik

4. Reduksi ambang kejang

5. Takikardi

6. Fotosensitivitas

7. Krisis hipertensi

8. Priapisme

9. Penurunan berat badan

b) Terapi elektokonvulsif ( ECT )

J. DIGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

a) Resiko tinggi terhadap kekerasan yang diarahkan pada diri b/d alam perasan tertekan,

perasaan bahwa dirinya tidak berharga, keputusaan, kemarahan yang ditujukan ke dalam

dirinya, perasaan yang ditinggalkan oleh orang yang berkana, halusinasi

Tujuan :

Pasien akan mencari staf saat rasa dorongan unruk membahayakan diri sendiri

Pasien tidak membahayakan dirinya sendiri selama berada di rumah sakit

Kritera hasil :

Pasien mengatakan secara verbal tidak adanya pikiran – pikiran bunuh diri

Pasien berjanji tidak ada tindakan – tindakan merusak diri

Pasien mampu mrnyatakan secara verbal nama – nam sumber di luar rumah sakit

yang darinya ia dapat meminta pertolongan jika perasaan ingin biunuh diri terjadi

Intervensi :

Tanyakan pada pasien secara langsung: pernakah anda berpikir untuk membunuh

diri anda sendiri ? jika iya, apa uyang anda rencanakan?

R/ resiko bunuh diri akan sangat meningkat jika pasien telah mengembangkan

suatu perencanaan dan khususnya jika ada cara – cara dari pasien untuk

melaksanakan perencaan tersebut

Ciptakan lingkungan yang aman unruk pasien. Singkirkan benda – benda yang

memiliki potensi untuk membahayakan

R/ keamanan pasien merupakan prioritas keperawatan

Rumuskan suatu kontrak verbal jangka pendek dengan pasien bahwa ia tidaka

akan membahayakan dirinya sendiri selama periode waktu yang spesifik

Jaminn janji pasien bahwa ia akan cari staf jika pikiran bunuh diri muncul

R/ pasien – pasien bunuh diri seringkali ambivalen tentang ;perasaan mereka.

Mendiskusikan perasaan dengan individu yang dipercayai dapat memberikan

bantuan sebelum pasien mengalami suatu situasi krisis

Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa maranhya dalam batasan yang sesuai

R/ perilaku depresi dan bunuh diri dapat digambarkan sebagai kemarahan yang

ditujukan kepada diri sendiri. Jika kemerahan ini dapat dinyatakan secara verbal

dalamsuatu lingkungan yang tidak mengancam, pasien akan mampu untuk

menyesuaikan perasaan in, tanpa menghiraukan ketidaknyamanan yang ada

Identifikasi sumber – sumber di masayarakat yang dapat digunakan oleh pasien

sebagai sistem pendukung dan yang darinya dapat memnta pertolongan jika

mengalami kembali perasaan ingin bunuh diri

R/ dengan memiliki perencanaan yang nayata untuk mencari bantuan selama

krisis dapat mengurangi untuk mencegah perilaku untuk merusak diri

Paling penting, meluangkan waktu bersama dengan pasien

R/ hal ini memberikan suatu perasaan aman dan nyaman

b) Berduka disfungsional b/d kehilangan yang nyata atu dirasakan dari beberapa konsep

nilai untuk individu, kehilangan yang terlalu berat, perasaan bersalah yang disebabkan

oleh hubungan ambivalen dengan konsep kehilangan

Tujuan

Pasien akan mengekspresikan kemarahan terhadap konsepkehilangan dalam 1

minggu

Pasien akan mampu secara verbal perilaku – perilaku yang berhubungan dengan

tahap – tahap berduka yang normal

Criteria hasil

Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap- tahap proses berduka yang

normal dan perilaku yang berhubungan dengan tiap – tiap tahap

Pasien mampu menidentifikasi posisinya sendiri dalam proses berduka dan

mengekspresikan perasaannya yang berhubungan dengan konsepkehilangan

secara jujur

Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi dan perilaku yang berlebihan

yang berhubungan dengan disfungsi berduka dan mampu melaksanakan aktivitas

hidup sehari – hari secara mandiri

Intervensi:

Tentukan pada tahap berduka mana pasien terfiksasi.

R/ pengkajian data dasar yang akurat adalah penting unutk perencanaan

keperawatan yang efektif bagi pasien yang berduka

Kembangkan hubungan saling percaya dengan pasien

R/ rasa percaya merupakan dasar untuk suatu hubungan yang terapeutik

Perlihatkan sikap saling menerima dan membolehkan pasien untuk

mengekspresikan perasaannya secara terbuka

R/ sikap menerima menunjukan kepada pasien yakin bahwa ia merupakan seorang

pribadi yang bermakna.rasa percaya meningkat

Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa marah

R/ pengungkapan secar verbal perasaan dalamsuatu lingkungan yang tidak

mengancam dapat membantu pasien sampai kepada hubungan dengan persoalan –

persoalan yang belum terpecahkan

Bantu pasien untuk mengeluarkan rasa marah yang terpendam melalui

berpartisipasi dalam aktivitas motorik besar ( berjalan cepat, jogging, memukul

karung pasir, sepeda latihan)

R/ latihan fisik memberikan suatu metode yang aman dan efektif

untukmengeluarkan kemarahan yang terpendam

Ajarkan tahap – tahap berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan

dengan setiap tahap

R/ pengetahuan tentangi perasaan – perasaan yang wajar yang berhubungan

dengan berduka yang normal dapat menolong mengurangi beberapa perasaan

bersalah menyebabkan timbilya respon – respon ini

Dorong pasien untuk meninjau hubungan dengan konsep kehilangan.

R/ pasien harus menghentikan ;persepsi idealisnya dan mampu menerima baik

aspek positif maupun negative dari konsep kehilangan sebelum proses berduka

selesai seluruhnya

Komunikasikan pada pasien bahwa menangis merupakan hal yang dapat diterima

Bantu pasien dalam pemecahan masalahnya sebagai usaha untukmenentukan

metode – metode koping yang lebih adaptif terhadap pengalaman kehilangan

R/ umpan balik positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan

perilaku yang diharapkan.

c) Gangguan harga diri b/d kurangnya umpan balik positif,perasaan ditolak oleh orang

terdekat, sejumlah kegagalan

Tujuan

Pasien mendiskusikan rasa takut gagalnya kepada perawat dalam 3 hari

Pasien menyatakan secara verbal hal – hal yang disukai dari dirinya dalam 5 hari

Pasien memperlihatkan peningkatan harga diri yang dibuktikan dengan

mengekspresikan secara verbalaspek – aspek positif dirinya

Criteria hasil

Pasien mampu menyatakan secara verbal aspek aspek positif dirinya

Pasien mampu berkomunikasi secara asertif dengan orang lain

Pasien mengekspresikan beberapa optimism dan harapan untuk masa depan

Pasien menata tujuan – tujuan yang realities untuk dirinya dan

mendemonstrasikan keinginan untuk pencapaiannya

Intervensi :

Bersikap menerima pasien dan negativisnya

R/ sikap menerima meningkatkan perasaan makna diri

Luangkan waktu bersama pasien

R/ untuk memperlihatkan penerimaan dan menambah harga diri

Bantu pasien untuk mengakui dan berfokus pada kekuatan dan pencapaiannya

R/ kurangnya perhatian dapat menolong untuk melenyapkan perenungan yang

negative

Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas – aktivitas kelompok

R/ pasien dapat menerima umpan balik positif dan dukungan dari teman sebaya

Bantu pasien mengidentifikasi bagian – bagian diri yang ingin diubahnya dan

bantu dengan pemecahan masalah terhadap usaha ini

R/ harga diri yang rendah dapat mengganggu persepsi pasien tentang

kemampuannya menyelesaikan masalah

Pastikan bahwa pasien tidak menjadi semakin tergantung dan bahwa ia menerima

tanggung jawab untuk perilakunya sendiri

R/ pasien harus mampu untuk berfungsi secara mandiri jiki ingin menjadi berhasil

dalam lingkungan masyarakat yang kurang terstruktur

Ajarkan teknik – teknik asertif

R/ harga diri ditingkatkan melalui kemampuan berinteraksi dengan orang lain

dalam suatu cara yang asertif

Bantu pasien untuk melakukan aspek – aspek perawatan diri saat dibutuhkan

R/ umpan balik positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan

perilaku yang diharapakan

d) Isolasi social b/d regresi perkembangan, perilaku- perilaku egoisentris, kerusakan proses

piker, waham, takut akan penolakan atau kegagalan dalam berinteraksi, proses berduka

yang belum terselesaikan, tidak adanya orang yang bermakana bagi klien atau teman

sebaya.

Tujuan

Pasien akan mengembangkan hubungan saling percaya dengan staf dalam 5 hari

Pasien akan dengan suka rela meluangkan waktu bersama dengan pasien – pasien

lain dan staf dalam aktivitas kelompok d bangsal

Pasien menahan diri dari menggunakan perilaku egosentris yang menyinggung

orang lain dan tidak mendukung suatu hubungan

Criteria hasil

Pasien mendemonstrasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi dengan

orang lain

Pasien secara sukarela menghadiri aktivitas kelompok

Pasien mendekati orang lain dengan cara yang tepat untuk interaksi satu per satu

Intervensi :

Luangkan waktu dengan pasien

R/ kehadiran anda dapat menolong meningkatkan persepsi dari pasien sebagai

seorang pribadi yang berharga

Kembangkan hubungan perawat pasien yang terapeutik melalui kontak yang

sering, singkat dan sikap menerima

R/ kehadiran, penerimaan dan penyampaian penghargaan positif

Setelah pasien merasa nyaman dalam suatu hubungan satu per satu dorong untuk

hadir dalam aktivitas – aktivitas kelompok

R/ kehadiran individu yang dipercayai memberikan rasa aman secara emosianal

untuk pasien

Secara verbal akui ketidakhadiran pasien dari beberapa aktivitas – aktivitas

kelompok

R/ mengetahui bahwa ketidakhadirannya diperhatikan dapat menguatkan perasaan

harga diri pasien

Ajarkan teknik asertif

R/ pengetahuan tentang penggunaan teknik – teknik asertif dapat meningkatkan

hubungan pasien dengan orang lain

Berikan penguatan positif untuk pasien yang secara sukarela berinteraksi denagn

orang lain

R/ penguatan positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan

perilaku yang diharapkan

e) Perubahan proses piker b/d menarik diri, ego yang belum berkembang, kelainan kognitif

Tujuan

Paisen mengakui dan menyatakan secara verbal saat interpretasi terhadap

lingkungan tidak akurat dalam 1minggu

Pasien tidaka akan mengalami delusi atau distrofi pikiran

Criteria hasil

Proses berpikir pasien merefleksikan interprets lingkungan yang akurat

Pasien mampu mengakui pikiran- pikiran yang negative atau irasional

Intervensi :

Perlihatkan penerimaan terhadap kebutuhan pasien untuk keyakinan yang salah

R/ suatu respon positif akan memperlihatkan kepada pasien bahwa anda

menerima delusi sebagai realita

Jangan mendebat atau menyangkali keyakinan tersebut

R/ berdebat dengan pasien atau menyangkali keyakinan tersebut memberikan

tujuan yang tidak berguna, ide – ide delusi tidak dapat dilenyapkan dengan

pendekatan ini, dan perkembahan hubungan saling percaya dapat terganggu

Gunakan teknik – teknik validasi konsensual dan meminta klarifikasi saat

komunikasi menggambarkan perubahan dalam berpikir

R/ teknik – teknik ini menyatakan kepada pasien betapa ia diterima oleh orang

lain, sementara tanggung jawab untuk tidak memahami diterima oleh pasien

Berikan penguatan positif kapada pasien karena mampu memisahkan antara

pikiran beradasarkan realita dan yang tidak realita

R/ penguatan positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan

perilaku yang diharapkan

Ajarkan pasien untuk menghalangu menggunakan teknik berhenti berpikir, saat

pikiran melibatkan penggunaan kata perintah

R/ kebisingan atau perintah mengalihkan individu dari berpikir yang tidak

diinginkan yang seringkali mendahului emosi atau perilaku yang tidak

diharapkan.

Gunakan sentuhan secara hati –hati ,khusunya jika pikiran – pikirannya

menyatakan ide – ide panganiayaan

R/ pasien yang curiga dapat menerima sentuhan sebagai ancaman dan dapat

berespon menyerang

f) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d perasaan depresi, kurangnya nafsu makan

Tujuan

Pasien akan mencapai pertambahan berate badan sebanayak 0,9 kg setiap minggu

dalam 3 minggu

Pasien tidak akan memperlihatkan tanda atau gejala malnutrisi

Kriteri hasil

Pasien memperlihatkan pencapaian berat badan yang perlahan, kemajuan selama

dirawat di rumah sakit

TTV dan hasil laboratorium serum berada dalam batas normal

Pasien mampu menyatakan secara verbal pentingnya nutrisi dan masukan cairan

yang adekuat

Intervensi :

Pastikan bahwa dietnya meliputi makanan yang mengandung tinggi serta untuk

mencegah konstipasi

R/ pasien – pasien depresi ,khususnys mudah untuk mengalami konstipasi

sehubungan retardasi psikomotori. Konstipasi juga merupakan efek samping yang

umum unruk banyak obat – obatan antidepresan

Buat dokumentasi yang ketat tentang masukan, haluaran dan jumlah kalori

R/ informasi ini penting untuk membuat suatu pengkajian nutrisi yang akurat dan

mempertahankan keamanan pasien

Timbang berat badan pasien setiap hari

R/ penurunan atau penambahan berat badan meruapakn informasi pengkajian

yang paling penting

Tentukan makanan yang disukai dan makanan yang tidak disukai oleh pasien dan

kolaborasi denagn ahli diet untuk menyediakan makanan kesukaan pasien

R/ pasien akan lebih suka makan makanan yang khusus disukainya

Temani pasien selama makan

R/ untuk membantu sesuai kebutuhan dan untuk memberikan dukungan dan

dorongan

Pantau hasil laboratorium dan laporka perubahan yang bermakna kepada dokter

R/ hasil laboratorium memberikan data objektif berkenan dengan status nutrisi

Jelaskan pentingnya nutrisi dan masukan cairan yang adekuat

R/ pasien mungkin tidak memiliki pengetahuan yang adekuat dan akurat dengan

peran nutrisi yang baik untuk kesehatan secara menyeluruh

g) Gangguan pola tidur b/d alam perasaan tertekan, ketakutan yang direpresi, perasaan putus

asa, rasa takut gagal, ansietas, halusinasi, pikiran delusi

Tujuan

Pasien dapat tidur 30 menit, dan mendapatkan 6 – 8 jam tidur yang nyenyak

setiapmalam tanpa obat tidur

Kriteria hasil

Pasien tidur 6- 8 jam setiap malam tanpa obat tidur

Pasien mampu tidur dalam 30 menit

Intervensi :

Catat secara ketat pola tidur pasien

R/ data dasar yang akurat adalah penting dalam merencanakan perawatan untuk

membantu pasien dengan masalah ini

Mengurangi tidur seharian

R/ untuk mendukung tidur yang lebih tenang pada malam hari

Batasi masukan minuman yang mengandung kafein seperti the, kopi, dan sejenis

coca cola

R/ kafein merupakan stimulant SSP yang dapat mempengaruhi kemampuan

pasien untuk istirahat dan tidur

Berikan obat penenang sesuai anjuran dokter

R/ untuk membantu pasien dapat tidur sampai pola tidur yang normal pulih

kembali

K. POHON MASALAH

RESIKO TINGGI BUNUH DIRI

PERUBAHAN PROSES PKIR

ISOLASI SOSIAL

GANGGUAN HARGA DIRI

NUTRISI < KEB BERDUKA DISFUNGSIONAL G3 POLA TIDUR

B A B IV

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa susah,

murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia,konstipasi, kulit lembab

(rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun

Faktor Predisposisi

c) Teori biologis

7. Faktor Genetik

8. Biokimia.

d) Teori psikososial

4. Psikoanalisa..

5. Teori agresi

6. Teori kehilangan,

7. Teori kepribadian

8. Model kognitif

9. Model belajar ketidakberdayaan

10. Model perilaku

Faktor presipetasi

5. Stres yang dapat menimbulkan gangguan alam perasaan meliputi factor, biologis,

psikologis, sosiala budaya

6. Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obat-obatan atau

berbagai penyakit fisik seperti infeksi,neoplasma , dan ketidakseimbangan metabolisme.

7. Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta

seseorang, dan kehilangan harga diri.

8. Faktor sosial budaya kehilangan peran, perceraiam, kehilangan pekerjaan.

Perilaku yang berhubungan dengan depresi

5. Afektif.

6. Kognitif

7. Fisik

8. Tingkah laku

TERAPI OBAT

c) Antidepresan

d) ECT

DIGNOSA

h) Resiko tinggi terhadap kekerasan yang diarahkan pada diri b/d alam perasan tertekan,

perasaan bahwa dirinya tidak berharga, keputusaan, kemarahan yang ditujukan ke dalam

dirinya, perasaan yang ditinggalkan oleh orang yang berkana, halusinasi

i) Berduka disfungsional b/d kehilangan yang nyata atu dirasakan dari beberapa konsep

nilai untuk individu, kehilangan yang terlalu berat, perasaan bersalah yang disebabkan

oleh hubungan ambivalen dengan konsep kehilangan

j) Gangguan harga diri b/d kurangnya umpan balik positif,perasaan ditolak oleh orang

terdekat, sejumlah kegagalan

k) Isolasi social b/d regresi perkembangan, perilaku- perilaku egoisentris, kerusakan proses

piker, waham, takut akan penolakan atau kegagalan dalam berinteraksi, proses berduka

yang belum terselesaikan, tidak adanya orang yang bermakana bagi klien atau teman

sebaya.

l) Perubahan proses piker b/d menarik diri, ego yang belum berkembang, kelainan kognitif

m) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d perasaan depresi, kurangnya nafsu makan

n) Gangguan pola tidur b/d alam perasaan tertekan, ketakutan yang direpresi, perasaan putus

asa, rasa takut gagal, ansietas, halusinasi, pikiran delusi

B. Saran

Di harapkan kepada semua pembaca khususnya bagi perawat tyang professional agar dapat

memahami tentang depresi baik definisi, factor predisposisi, factor presipitasi, terapi sampai pada

diagnose yang mungkin terjadi dan intervensi yang akan dilakukan.

D A R T A R P U S T A K A

Annisaacs. Panduan Belajar keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik.edisi 3. EGC.Jakarta.

2005

Iyus yosep S.Kep. M.Si. keperawatan jiwa.rafika aditama. Bandung. 2009.

IM, Ingram. Catatan Kuliah Psikiatri. Edisi 6. Buku kedokteran. EGC. Jakarta. 1995

Mary C Townsend. Diagnose Keperawatan Pada Keperatan psikiatri. Buku kedokteran. EGC.

Jakarta. 1998.

Mary E Muscari. PB Keperawatan pediatric edisi 3. EGC. Jakarta. 2005.

Niven, Neil. Psikologi Kesehatan pengantar Untuk Keperawatan Dan Profesional Kesehatan

Lain. Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.2002