MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc
-
Upload
pebrian-diki-prestya -
Category
Documents
-
view
291 -
download
25
Transcript of MAKALAH ITKG (KONSERVASI).doc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penegakan diagnosis dan penetuan perencaan perawatan merupakan aktivtitas yang
memisahkan dan membedakan dokter gigi dengan paramedic lainnya. Dokter gigi berhak
melakukan hal-hal berikut, seperti: melaksanakan semua tes diagnosis, menginterpretasikan
secara diferensial hasil-hasil pengetesan, menangani pasien secara psikologis selama
pengetesan, dan memformulasikan diagnosis yang tepat dan rencana perawatannya.
Untuk menghindari kesalahan penegakan diagnosis dan untuk menelusuri orofasila
apakah nyeri berasal dari nonpulpa atau periapeks, maka perlu dilakukan perdekatan sistemik
bertahap.
Pada dasarnya restorasi adalah penggantian jaringan keras gigi yang telah rusak
dengan bahan yang diletakkan pada gigi tersebut untuk waktu yang tidak terbatas. Untuk
mencegah kerusakan gigi maka sedapat mungkin dipertahankan dengan suatu restorasi.
Restorasi terdiri dari beberapa jenis antara lain restorasi plastis seperti amalgam, resin
komposit, GIC, dan restorasi jenis nonplastis yaitu inlay (Yanti dan Nasti, 2002).
Menurut Rainhart (1989) dalam Yanti dan Nasti, persentase restorasi meningkat
sesuai dengan bertambahnya umur. Selain itu karena kebutuhan estetika semakin luas,
penggunaan restorasi resin komposit telah banyak dilakukan di lokasi posterior (Jordan,
1993). Oleh karena itu diperlukan instrument-instrumen untuk mendukung kerja dari
restorasi maupun preparasi suatu kavitas untuk mencapai hasil yang maksimum. Sebelum
melakukan restorasi diperlukan terlebih dahulu pembuatan suatu kavitas atau dipreparasi
terlebih dahulu.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 1
Pemakaian instrument dan penentuan jenis serilisasi dalam bidang endodontic sangat
penting diperhatikan. Menurut (Walton dan Torabinejad) dalam Widyawati, 2010:77
Klasifikasi instrument dalam endodontic terbagi atas:
a) Instrument yang digerakan dengan tangan (hand instrument), seperti K-reamer, K-
file, h-file, dan lain-lain.
b) Instrument yang digerakan dengan mesin adalah instrument genggam yang
mempunyai Grendel (latch) untuk dimasukan ke dalam handpis kecepatan rendah
seperti lentulo, gates glidden drill, reamer peeso, file rotary, dan lain-lain.
c) Instrument sonic dan ultrasonic, instrument jenis ini mempunyai bentuk yang
berbeda, sebagian, menyerupai jarum ekstirpasi, file yang dimasukan ke dalam henpis
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penegakan diagnose dan instrument diagnose?
2. Apa yang dimaksud dengan pulpektomi dan instrument melakukan pulpektomi?
3. Apa yang dimaksud dengan restorasi sandwich dan instrument melakukan restorasi
sandwich?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
1. Mengetahui instrument untuk diagnosa pada konservasi
2. Mengetahui pengertian pulpektomi, prosedur dan instrument dalam melakukan
pulopektomi
3. Mengetahui pengertian restorasi sandwich , prosedur dan instrumen dala melakukan
restorasi sandwich
BAB II
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diagnosis dengan Pemeriksaan Objektif
Gejala objektif ditentukan oleh pengujian dan observasi yang dilakukan oleh seorang
klinisi. Pengujian-pengujian terasebut adalah:
(1)Pemeriksaan visual dan taktil (dengan melihat dan meraba), (2) perkusi, (3)
palpasi, (4) mobilitas dan depresibilitas (5) uji listrik pulpa (6) radiograf, (7) uji termal panas
dan dingin, (8) uji anastetik dan (9) uji kavitas. Meskipun tidak perlu melakukan seluruh
pengujian ini dalam waktu yang bersamaan, tetapi diperluka sekali suatu kombinasi
pengujian yang mneguatkan untuk menjamin suatu diagnosis yang tepat. Jangan
menyandarkan hanya pada pengujian tunggal dalam menegakkan diagnose.
2.2 Pulpektomi
Pulpektomi adalah ekstirpasi saluran pulpa samapai atau medekati foramen apikal,
diindikasikan bila apeks akar telah berbentuk sempurna dan foramen apikal telah cukup
tertutup untuk dilakukan pengisian saluran akar secara konvensional. Pulpektomi
2.3 Restorasi Sandwich
Teknik restorasi ini adalah dengan menggunakan GIC yang digunakan sebagai basis
yang berikatan dengan dentin, digabung dengan resin komposit, yang lebih kuat menahan
daya kunyah, tahan terhadap abrasi, dan memiliki nilai estetika yang jauh lebih baik. Terbagi
menjadi dua yaitu RS Open dan RS Close
BAB III
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 3
PEMBAHASAN
3.1 Menegakan diganosa dan Instrumen Diagnosa
1. Menegakkan Diagnosa (Objektif)
a) Pemeriksaan Visual dan taktil
` Teknik pemeriksaan visual dan taktil adalah sederhana. Pemeriksaan menggunakan
mata, jari-jari tangan, sonde, probe periodontal. Gigi dan periodonsium pasien harus
diperiksa dibawah sinar terang dengan lampu operasi dan dalam keadaan kering. Mahkota
gigi harus dievaluasi secara hati-hati, untuk menentukan apakah masih dapat direstorasi
sebagaimana mestinya setelah selesai perawatan endodontic. Seperti pada kasus pemeriksaan
visual didapatkan bahwa pasien mangalami karies Kelas II dimana terlihat gigi 36 karies
pada bagian proksimal mencapai oklusal.
Gambar : illustrasi Karies Kelas II
b) Perkusi, Palpasi dan Mobiliti
Palpasi Dilakukan dengan cara menekan jaringan ke arah tulang atau jaringan, untuk
mengetahui adanya peradangan pada jaringan periosteal tulang rahang, cadanya
pembengkakan dengan fluktuasi atau tanpa fluktuasi.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 4
Perkusi Dilakukan dengan cara mengetukan jari atau instrument ke arah jaringan.
Sedangkan Mobiliti adalah lemeriksa adanya luksasi yaitu menggambarkan suatu gigi yang
telah berubah posisinya dari soketnya (Harty, 1995: 98)
c) Radiografi
Radiografi adalah salah satu alat klinis paling penting untuk membuat diagnosis. Alat
ini digunakan untuk membuat diagnosis. Alat ini memungkinkan pemeriksaan visual struktur
mulut yang mungkin tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tanpa alat ini mungkin
dilakukan diagnosis, seleksi kasus, perawatan, dan evaluasi perawatan. Praktek kedokteran
gigi tidak mungkin dapat dilakukan tanoa radiograf.
d) Tes termal
Tes ini meliputi aplikasi dingin dan panas pada gigi, untuk menentukan sensitivitas
terhadap perubahan termal. Status respon terhadap dingin menunjukan pulpa vital, tanpa
memperhatikan apakah pulpa itu normal atau abnormal. Status respon abnormal terhadap
panas biasanya menunjukan adanya gangguan pulpa atau periapikal yang memerlukan
perawatan endodontic.
Gambar : Tes termal dingin dan Tes Termal Panas
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 5
Metode yang muda untuk memperoleh aplikator es adalah mengisi tutup jarum
disposable dengan air dan meletakannya dalam frezzer. Es didapat dengan memengang tutup
tersebut sampai plastic cukup panas sehingga es dapat dilepaskan dan dapat juga dengan es
yang dibungkus kain kassa diletakan pada daerah serviks. Sedangkan pada tes termal panas
jika diletakan pada tumpatan bur karet bundar akan menimbulkan panas yang dihantarka ke
pulpa, ini adalah cara yang mudah untuk menetukan sensitivitas gigi dengan mahkota tiruan
terhadap rangsangan panas. Atau batang guta perca yang dipanaskan ujungnya ditempelkan
pada gigi untuk melihat reaksi pulpa pada perubahan suhu, sebelumnya gigi dilapisi vaselin
dahulu.
e) Tes Listrik (Vitalistester)
Cara menggunakan alat ini adalah suatu prob elektrik diletakan pada permuakaan gigi
yang kering diberi suatu elektrolit. Mekanismenya adalah menentukan jumlah aliran listrik
yang dapat menimbulkan reaksi jaringan pulpa. Alat ini digunakan untuk menguji vitalitas
pulpa (Bence, 1990:27)
Gambar: vitalitester dan aplikasinya
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 6
2. Instrumen Diganosa
a) Kaca mulut untuk menentukan dimana karies dan kelas dari karies tersebut jika terhalangi
dan untuk menarik mukosa pipi untuk memudahkan pengerjaan. Instrument ini juga
disebut dengan front surface mirror.
Gambar : Front Surface Mirror
Fungsi: melihat keadaan mulut yang tidak dapat dilihat secara langsung dan dapat
sebagai alat bantu diagnosis. Kaca mulut memiliki diameter yang bermacam-macam, bahkan
dengan ukuran mini yang digunakan pada bedah endodontik (Widyawati, 78: 2010).
b) Sonde (Explorer) endodontik, Untuk mendiagnosa kedalaman kavitas dan reaksi pasien
baik rasa sakit yang menetap atau sebentar atau ada rasa ngilu. Pada gigi 36 tersebut hasil
pemeriksaan dari sondase positif dan mengeluarkan darah. Sonde terbagi atas double
ended berujung lurus dan bengkok, dan single ended.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 7
Gambar: Explorer
c) Pinset, instrument ini juga disebut Endolocking Tweezer, mempunyai pengunci sehingga
sewaktu benda dijepit, tidak akan terlepas. Ujung instrument mempunyai lekukan
sehingga mudah untuk memegang bahan, seperti paper point, cone gutta percha,
gulungan kapas.
Gambar : Pinset Endodontik
d) Ekscavator, bentuk ekascavator endodontic hampir sama dengan ekscavator alat standar,
hanya saja instrument ini mempunyai bentuk ujung yang lebih kecil, pipih dan tajam.
Gambar : Excavator
Fungsi: untuk memotong sisa-sisa dentin yang menggantung pada atap pulpa.
f) Vitalitester (APE)
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 8
Gambar : APE dengan Baterai
3.2 Pulpektomi dan Instrumen Pulpektomi
1. Pengertian Pulpektomi
Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan
korona gigi (Tarigan, 2013: 144), dengan indikasi
a. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital,
nekrosis sebagian maupun gigi sudah non-vital.
b. Saluran akar sapat dimasuki instrument
c. Kelainan jaringan periapeks dalam gambaran radiografi kurang dari sepertiga
apical.
Pulpektomi terbagi menjadi:
a) Pulpektomi vital
Seringkali dilakukan pada gigi anterior dengan karies yang telah meluas ke arah
pulpa, atau gigi yang mengalami fraktur.
b) Pulpektomi devital
Seiring dilakukan pada gigi posterior yang mengalami pulpitis atau dapat juga pada
gigi anterior pada pasien yang tidak tahan terhadap anestesi. Pemilihan kasus untuk
perawatan secara pulpektomi devital ini harus benar-benar dipertimbangkan dengan melihat
indikasi dan kontraindikasinya. Perawatan ini sekarang sudah jarang dilakukan pada gigi
tetap, biasanya langsung dilakukan perawatan pulpektomi vital walaupun pada gigi posterior.
Pulpektomi devital masih sering dilakukan hanya pada gigi sulung dengan memepergunakan
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 9
bahan devitalisasi paraformaldehid, seperti toxavit dan lain-lain. Bahan dengan komposisi
As2O2 sama sekali tidak digunakan lagi.
c) Pulpektomi non-vital
Perawatan saluran akar ini sering dilakukan pada gigi anterior yang mempunyai akar
saluran akar satu, walaupun kini telah banyak dilakukan pada gigi posterior dengan saluran
lebih dari jika sarana benar-benar mengizikan seleksi kasus yang tepat.
Gigi yang dirawat secara pulpektomi non-vital adalah gigi dengan diagnosis gangrene
pulpa atau nekrosis. Dengan indikasi sebagai:
Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik (untuk
pilar restorasi jembatan)
Gigi tidak goyang yang periodontal tidak normal
Foto rontgen menunjukan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apical, tidak ada
granuloma pada gigi sulung
Kondisi pasien baik serta ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk memelihara
kesehatan gigi dan mulutnya
Keadaan ekonomi pasien memungkinkan
Dengan kontra indikasi sebagai berikut :
Gigi tidak dapat direstorasi lagi
Resorpsi akar lebih dari sepertiga apical
Kondisi pasien buruk, mengidap penyakit kronis
Terdapat belokan ujung dengan granuloma yang sulit dibersihkan
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 10
2. Prosedur Pulpektomi
Menurut Widyawati (2010: 73) Teknik perawatan gigi terinflamasi dapat dibuat garis
besanya sebagai berikut:
Kunjungan pertama
1) Slang isolator karet, dan desinfeksi bidang operasi persiapkan kavitas jalan masuk
2) Kamar pulpa dibuka dengan bur steril sehingga diperoleh jalan masuk bebas kesemua
saluran malalui garis-garis lurus.
3) Tanpa tekanan, keluarka isi kamar pulpa dengan ekscavator steril. Tentukan orifice
saluran akar dengan ujung ekplorer yang berbilah panjang atau instrument D-11.
Letakkan larutan sodium hipoklorit pada orifis saluran akar.
4) Secara hati-hati eksplorasi sebagian saluran dengan broach halus, reamer, atau kikir
menentukan semua rintangan. Dengan catatan semua instrument yang digunakan di
dalam saluran akar harus dilengkapi dengan stopper instrument untuk membatasi agar
tidak keluar dari saluran akar.
5) Dengan stop instrument atau penanda yang terikat pada instrument dengan gaya “B”
pada panjang gigi sementara minus/kurang 1mm, buat radiograf. Hati-hati agar tidak
melukai jaringan periapikal. Keluarkan instrument. Periksa radiograf. Pasang kembali
stop instrument bila perlu.
6) Berangsur-angsur besarkan saluran dengan kikir dan reamer sampai saluran selesai
dipreparasi untuk akhirnya diisi dengan gutha-perca
7) Hilangkan serpihan dentin dan debris organik di dalam saluran dengam mengirigasi
secara bergantian menggunkan larutan sodium hipoklorit sebagai larutan irigasi
terakhir keringkan saluran. Pada tahap ini, jalan masuk ke foramen apikal diseluruh
panjang saluran harus diperoleh.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 11
8) Tutup medikamen di dalam saluran. Lepaskan isolator karet.
Kunjungan Kedua
1. Pasang rubber dam, dan desinfeksi
2. Keluarkan dan buang dressing, dan bila kondisi klinis memuaskan, ambil biakan
seperti berikut:
Teknik Biakan:
a) Bersihkan permukaan gigi dengan alkohol
biarkan menguap atau keringkan dengan sponge-pellet
b) Dengan tang kapas yang baru saja disterilkan, masukan poin absorben steril ke
dalam saluran dan dengan gerakan menghapus hilangkan bekas medikamen.
Ulangi tindakan ini.
c) Masukan poin absorben yang kering dan steril ke dalam saluran. Biarkan poin
disitu sedikitnya selama 1 menit. Pada waktu basah oleh eksudat, ambil tutup
dari tabung tabung tes, panaskan bibir tabung dengan nyala api, dan jatuhkan
poin absorben ke dalam tabung berisi medium steril. Tabung ditutup kembali.
d) Pasang label pada tabung biakan, dan letakkan tabung di dalam indicator.
Tutup kavitas dengan tambalan sementara, yang sebelumnya diberikan medikamen. Minta
pasien datang kembali untuk waktu yangtelah dijanjikan.
Kunjungan Ketiga
a) Bila biakan negatif dan tidak terdapat kontra indikasi klinis, saluran akar dapat
diobturasi kalau tidak ulangi prosedur.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 12
b) Kecuali apabila dalam keadaan menantikan reaksi segera, saluran akar sebaiknya
tidak diobturasi selagi masih ada infeksi, seperti yang ditunjukan biakan, atau bila
gigi asimptomatik.
3. Instrumen Perawatan Pulpektomi
Berikut ini adalah Instrument dalam melakukan perawatan Pulpektomi:
Instrument Endodontik
1. Pinset Endodonti, mempunyai pengunci sehingga pada waktu benda dijepit tidak akan
terlepas
2. Sonde Endodonti, mendeteksi bagian yang tertinggal atau undercut atap pulpa
3. Spuit Endodontik, spuit khusus dimana 1/3 bagian lateral berlobang dan ujung
tumpul.
Gambar: penampang spuit endodontic dan ujung spuit
4. Endo Box/ Kotak busa/ Spoon Box
Tempat untuk meletakan dan mencapkan instrument intraknal seperti file dan reamer
selama melakukan preparasi saluran akar. Juga dapat sebagai pembersih instrument
intrakanal dari kotoran atau serbuk dentin.
5. Paper Point, untuk mengeringkan saluran akar (Bakar, 2012: 56)
Gambar : Paper Point dan aplikasinya
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 13
6. Cincin Pengaman
Suatu alat yang terdiri dari sebuah cincin, rantai (dari benang wol) dan sebuah
penjepit (untuk memegang instrument preparasi saluran akar).
Gambar : Cincin pengaman
Alat ini berguna untuk mencegah tertelannya instrument preparasi/ pengisian saluran
akar yang pada umunya berukuran kecil. Kalau sudah menggunakan isolasi absolut maka
instrument ini tidak diperlukan lagi (Tarigan, 2012:65)
Instrumen Isolasi Daerah Kerja
Tujuan isolasi adalah memelihara daerah operasi agar tetap besih, kering, bebas dari
kontaminasi udara dan saliva, menjaga agar instrument tidak tertelan oleh pasien, mencegah
terjadinya luka pada gingiva, dan memberikan kenyaman pada pasien.
Rubber dam, berfungsi untuk mengisolasi daerah yang tidak diperlukan selama
perawatan
Rubber dam gauze mask, diletakan antara muka pasien dengan rubber dam sehingga
nyaman.
Gambar : Rubber dam gauze mask
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 14
Rubber dam frame, bingkai rubber dam terbuat dari logam dan plastik. Berfungsi
untuk menahan atau meregangkan lembaran karet yang digunakan. Saat ini bingkai
yang sering digunakan adalah starlite visiframe.
Gambar : rubber dam frame
Rubber dam clamps, untuk memfiksasi gigi yang akan dirawat, setiap gigi
mempunyai clamps tersendiri.
Gambar : rubber dam clamps
Rubber dam punch dan forceps
a) Rubber dam punch, berguna unutk membuat lubang pada rubber yang sesuai
dengan elemen gigiyang ingin diisolasi. Yang sering digunakan adalah rubber
dam punch ivory.
b) Rubber dam forceps, untuk menepatkan clamps pada gigi yang diisolasi, seperti
tang Ash dan tang Ivory.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 15
Gambar : rubber dam punch dan forcep
Gambar : aplikasi rubber dam
Cotton rolls, aplikasi pada rongga mulut dipasang pada bukal dan lingual gigi
yang akan dirawat, dijepitkan pada germer’s clamp atau tonge holder.
Gambar : cotton rolls
Cotton rolls holder, sebagai penjepit cotton rolls
Gambar : cotton rolls holder
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 16
Absorben Fiber Disc, digunakan untuk isolasi lapangan kerja gigi pada rahang
atas. Bahan ini mempunyai daya serap cairan yang sangat bagus.
Saliva Adjector dan HVE
Gambar: Saliva adjector dan HVE
Instrument pengukur Panjang kerja
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 17
Endodonti meter: Priopex, Apex locator, mencari panjang kerja secara elektrik,
alat ini jika berkontak dengan file maka dapat mendeteksi bagi file yang melewati
saluran akar dan mecapai ligament periodontal. Alat ini digunakan untuk
mendapatkan panjang kerja yang akurat, dan dapat dipercaya.
Gambar : Apex locator
Radiografi, gambaran radiologi dari gigi yang akan dirawat
Instrument intrakanal yang dilengkapi dengan stopper karet.
Penggaris Endodontik (endoblock)
Gambar : endoblock
Sliding caliper (jangka sorong), untuk mengukur panjang gigi pada rontgen.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 18
Gambar : Jangka sorong
Instrumen Preparasi Saluran Akar
1. Endo Box, untuk meletakan K-file, H-file, Niti-file
2. Smooth (Broaches): Jarum Miller, mempunyai dua penampang melintang yaitu bulat dan
segitiga. Berguna untuk :
a) Ekplorasi untuk mendapatkan orifisium dan saluran akar
b) Sebagai instrument pembantu dalam pengukuran panjang kerja
c) Mempunyaii fungsi tambahan, sebagai instrument pembersih saluran akar
dengan melingkarkan kapas pada bilahnya (blade)
3. Barbed Broaches (Jarum Ektirpasi), mempunyai kait-kait yang berinklinasi kearah
pegangannya. Berguna untuk :
Instrument pengait dalam pengambilan jaringan pulpa dan jaringan nekrotik dari
saluran akar.
Mengambil pecahan tambalan, instrument kapas, paper point yang ada di dalam
saluran akar. Terdiri dari : reamer, K-file (K-flexfile dan flexofile), Headstromfile
4. Reamer, mempunyai penampang segitiga yang terpelintir dengan pangkal yang tertahan
sehingga membentuk spiral yang semakin keujung semakin kecil. Instrument ini terdiri
dari beberapa ukuran panjang yaitu 21, 25, dan 31 mm. instrument pendek biasanya
digunakan untuk gigi posterior sedangkan instrument yang lebih panjang uuntuk gigi
anterior.
Gambar : Reamer
5. K-file, untuk membersihkan, menghaluskan dan mensimetriskan dinding saluran akar,
juga untuk melebarkan dan menghaluskan saluran akar. Menurut American dental
association (ADA) syarat instrument saluran akar adalah: ketahanan terhadap fraktur,
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 19
fleksibilitas, dan ketahanan terhadap korosi. Terbagi menjadi dua : K-Flexfile dan
Flexofile
Gambar: K-File
6. H-file (Headstrom), berfungsi untuk membentuk saluran akar seperti corong sehingga
memudahkan pada waktu obturasi saluran akar. Mudah patah karena diameter potongan
melintangnya kecil dibanding dengan instrument lain yang seukuran. H-file mengikis
dentin lebih cepat dibanding dengan K-file. Walaupun demikian terjepit tanpa sengaja
dalam saluran akar, kemungkinan patahnya lebih besar dibandingkan dengan K-File.
Karena kerapuhannya H-file tidak digunkan dalam aksi memutar.
7. Protaper Hand instrument, digunakan dalam preparasi saluran akar terdiri dari 6 buah
file yang dibagi menjadi dua jenis berdasarkan penggunaanya, yaitu:
a) Shaping file, file terdiri dari 3 jenis file yang berfungsi sebagai pembentuk
saluran akar gigi.
1. Shaper-X (SX): memiliki cincin berwarna orange pada pegangannya
dengan panjang keseluruhan 19mm. digunakan untuk menyingkirkan
dentin secara selektif. Instrument SX ini dapat menggantikan fungsi
Gates Glidden Drill.
2. Shaping file. No.1 dan No. 2: handle identifikasi warna ungu (S1)
dengan panjang 21 mm. Didesain untuk membentuk bagian 1/3
korona dari saluran akar.
3. Shaping File No. 2, Sedangkan S2 memiliki handle berwarna putih
dengan panjang 25 mm. digunakan untuk membentuk dan melebarkan
bagian 1/3 tengah saluran akar. Kedua instrumen ini membentuk 2/3
korona dari saluran akar dan melebarkan 1/3 apikal.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 20
b) Finishing file, memiliki tiga jenis yang berbeda ketiga file akhir disebut F1,
F2, F3 mempunyai handle masing-masing berwarna kuning, merah, dam
biru. Instrument ini didesain untuk mengoptimalkan bentuk akhir sepertiga
apikal dan dapat juga untuk memotong dan memperluas bentuk sampai
sepertiga tengah saluran akar.
Patahnya instrument dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan teratur terhadap
kerusakan yang mungkin timbul, missal: pelintiran yang tidak tajam, pelintiran yang merapat,
distorsi ujung instrument dan korosi.
Instrumen Obturasi Saluran Akar
1) Spreader dan Plugger, instruement ini digunakan untuk mengkondensasikan dan
mengadaptasikan guta perca, dan menciptakan ruangan untuk pengisian kon guta percha
tambahan.
Gambar : Spreader dan Plugger
2) Lentulo, digunakan dengan henpis low-speed berguna sebagai alat pembawa sealer ke
saluran akar.
Masinal Instrument
a) Rotary Isntrumen berkecepatan rendah, yang digunakan dengan kecepatan 250-
300 rpm. Contoh instrumennya, gates glidden drill, profile, protaper rotary.
Gerakan alat ini secara vibrasi.
b) Instrument ultrasonic dan sonic, alat preparasi saluran akar yang digerakan
menggunakan handpis khusus dengan tenaga putaran 750-2000 rpm yang
dihasilkan oleh motor dan gerakan alat ini secara vibrasi.
Peaso Drill (Reamer Peaso), berguna untuk membesarkan saluran dengan dentikel atau
saluran akar yang sempit karena tertutup oleh sebagaian instrument yang patah di dalaamnya.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 21
Gambar : Peaso Drill
Bur Gates (Bur Orifisum), bergunan untuk melebarkan orifisum sehingga memudahkan
kerja instrument, seperti file, reamer serta digunakan juga untuk memperoleh akses yang
lurus.
Gambar : bur gates
Protaper Rotary Instrumen, protaper rotary instrument digerakan ooleh mesin berkecepatan
rendah.
3.3 Restorasi Sandwich dan Instrumen restorasi Sandwich
1. Pengertian Restorasi Sandwich
Bahan restorasi resin komposit saat ini sudah berkembang sangat pesat. Resrtorasi
gigi menggunakan resin komposit memeberikan hasil akhir restorasi yang baik, yaitu
memiliki kriteria estetis yang memadai dan kekuatan serta ketahanannya juga meningkat.
Saat ini bahan restorasi resin komposit dapat digunakan pada gigi anterior maupun posterior
dan menjadi pilihan dalam restorasi rutin (Dharsono, 2007).
Wilson dan McLean memperkenalkan suatu teknik dengan menggabungkan dua
macam bahan, yaitu glass ionomer cement dengan resin komposit. Teknik ini dikenal dengan
istilah restorasi sandwich atau laminasi (sandwich restoration)
Penggabungan kedua bahan ini dalam satu restorasi ini bertujuan untuk
mendapatkan suatu restorasi yang monolitik antara resin komposit, glass ionomer semen dan
jaringan keras gigi. Kelebihan sifat fisi GIC digunakan untuk mengatasi kekurangan sifat
fisis resin komposit, atau sebaliknya. Restorasi Sandwich terbagi menjadi open-sandwich dan
close-sandwich. Open-sandwich merupaka indikasi pada kavitas kelas II dan kelas V dengan
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 22
batas dinging gingiva melewati CEJ. GIC diaplikasikan pada dasar restorasi bagian
proksimal dan resin komposit dilapiskan di atasnya, membentuk restorasi kelas II. Pada
restorasi ini, GIC pada bagian proksimal tidak terlindungi oleh resin komposit dan
berhubungan langsung dengan lingkungan rongga mulut.
Sedangkan pada close-sandwich GIC dibuat sebagai pengganti bassis pengganti
dentin pada kavitas cukup dalam. GIC terlindungi oleeh resin komposit oleh dinding-dinding
kavitas. Restorasi sandwich dilakukan dengan indikasi seperti kavitas kelas II dan Kelas V
yang dinding gingivanya terletak di bawah dentino-enamel-junction (DEJ). Pertimbangan
ekonomis juga menjadi alasan pemilihan restorasi sandwich. Kendala ekonomis untuk
pembuatan restorasi indirect menjadi pertimbangan untuk pembuatan restorasi sandwich.
Teknik ini juga memungkinkan pengurangan pemakaian resin komposit, sehingga biaya
dapat ditekan (Dharsono, 2007:8)
Prinsip-prinsip Preparasi kavitas (Bakar, 2012:69):
1) Outline Form (menentukan batas-batas perluasan)
Membuang semua jaringan karies dan fissure yang dalam, membuang jaringan
enamel yang tidak didukung dentin.
2) Resistence Form
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 23
Membentuk kavitas agar restorasi maupun giginya atau tahan terhadap tekanan
penguyahan
3) Retention Form
Membentuk kavitas agar restorasi tidak bergerak dan tidak mudah lepas
4) Convenience Form
Membentuk kavitas yang memudahkan pemasukan atau insersi atau pemasangan
bahan restorasi
5) Removing the Remaining of the Caries Dentin
Membuang jaringan karies yang masih tersisa
6) Finishing Enamel Wall and Margin
Mengahaluskan dan membentuk sudut pada dinding enamel
7) Toilet of Cavity
Membuang semua jaringan karies yang masih tertinggal, memeriksa, dan
menghaluskan dinding kavitas, serta mengeringkan kavitas dengan kapas.
3. Prosedur Kerja Restorasi Sandwich
Prosedur Preparasi Kavitas
a) Isolasi dahulu daerah kerja dengan rubber dam atau cotton roll
b) Tentukan outline form
c) Akses ke jaringan karies di enamel dan dentin menggunakan
round bur kecil. Contra angle dipegang seperti pensil (pen
grip) sebagai tumpuan atau dengan modified pengrasp.
Preparasi dimulai pada bagian permukaan oklusal, pit yang
paling besar paling rusak atau yang dikenai karies.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 24
d) Preparasi diloanjutkan sampai ke proksimal dan lakukan
penetrasu mulai dari permukaan oklusal yang terlibat menuju
daerah titik kontak gigi
e) Perlebaran kavitas proksimal dari bagian oklusal dan perluasan
kearah bukal, lingual dan gingival. Melebarkan bagian
proksimal kea rah bukal dan lingual sesuai dengan garis
Pichler. Gunakan round bur yang diletakan di DEJ. Teknik
preparasi lain adalah dengan menggunakan bur fissure
berbentuk tapered pada DEJ bagian proksimal, dengan
menggerakan bur secara lateral, penetrasi dilakukan sampai
kedalaman yang dibutuhkan dan kavitas diperluas ke bagian
bukal, lingual dan gingival.
f) Dengan menggunakan inverted bur di dinding gingival, sudut
buko-ginggival dan sudut linguo-gingival dipertegas. Letakan
bur ditengah dinding gingival dan rotasikan bur ke arah bukal
dan kemudian ke arah lingual.
g) Dinding bukal dan lingual pada proksimal dibuat agak tegak
lurus dengan permukan gigi tempat dimulai penetrasi.
h) Retensi yang paling efektif adalah dengan membuat dovetail
atau occlusal lock, dimana kavitas diperluas disepanjang
fissure membentuk dovetail, apabila dovetail dibuat dengan
kedalaman 2,5 mm maka lebar isthmus harus 1/3 lebar margin
aksial.
i) Seluruh cavosurface margin di bevel
j) Jika preparasi selesai, kavitas diirigasi dan dikeringkan
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 25
Prosedur Kerja Restorasi Sandwich
A. Tissue Management untuk mengkontrol cairan gusi dan atau menghentikan
pendarahan
B. Aplikasi GIC sebagai basis
a) Lakukan pemasangan lempeng mattriks pada tangkainya. Lempeng dimasukan pada
proksimal gigi melalui permukaan oklusal. Uung bawah lempeng diletakan sedikit
melewati tepi gingiva kavitas dan berakhir di sulkus gingival. Tangkai matriks holder
diletakan secara perlahan-lahan, selanjutnya dimasukan penyekat kayu (wedges) dari
sisi bukal dan lingual sehingga matriks rapat dengan kavitas
b) Kavitas dibersihkan dan kemudian dikeringkan. Aplikasikan asam polialkenoat 10%
pada dentin sebagai kondisioner selama 10-15 detik, kemudian bilas dengan air lalu
keringkan.
c) GIC disiapkan dan diaplikasikan ke dalam kavitas menggunakan spuit aplikator agar
kavitas benar-benar terisi padat. Cara pengadukan bubuk dan cairan GIC dilakukan
dengan benar merupakan prosedur yang sangat penting, karena akan mempengaruhi
kualitas GIC yang dihasilkan. Caranya adalah sebagai berikut:
a. Bubuk dibagi menjadi dua porsi dengan jumlah yang sama banyak
b. Porsi pertama disatukan dengan cairan, kemudian dicampur dengan
menggunakan agate spatel dengan gerakan rolling (melipat) dengan tujuan
hanya untuk membasahi permukaan partikel bubuk yang menghasilkan
campuran encer. Langkah ini dilakukan selama 10 detik.
c. Kemudian porsi kedua disatukan dengan adukan pertama. Pengadukan
terus dilanjutkan dengan gerakan yang sama dengan daya yang ringan
sampai seluruh partikel terbasahi. Luas daerah pengadukan diusahakan
untuk tidak meluas dan adukan selalu dikumpulkan memjadi satu.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 26
Dianjurkan untuk tidak melakukan gerakan memotong adukan, karena
tujuan –pengadukan hanya untuk membasahi permukaan partikel bubuk.
d. Pangadukan selesai setelah 25-30 detik sejak awal pengadukan. Sebaiknya
adukan tidak perlu diangkat-angkat untuk memeriksa onsistensinya,
karena bila hal ini dilakukan maka proses pengadukan akan terus berlanjut
dan makin banyak partikel bubuk yang larut.
e. Adukan langsung dikumpulkan di spuit aplikator untuk diaplikasikan ke
dalam kavitas. Pada saat ini reaksi pengerasan sudah berlangsung.
Ada dua cara aplikasi GIC ke kavitas, yaitu
1. GIC diaplikasikan secukupnya dan langsung dibentuk bassis
2. Kavitas diisi penuh dengan GIC, setelah GIC mengeras kavitas
dipreparasi kembali membentuk basis. Dinding-diinding yang tertutup
GIC harus dipreparasi kembali untuk mendapatkan permukaan dentin
dan email fresh, sehingga dapat diperoleh retensi resin komposit yang
baik.
C. Aplikasi Resin komposit
1. Teknik aplikasi resin komposit dilakukan dengan cara yang biasa dilakukan, yaitu
diawali dengan aplikasi etsa
2. Seluruh permukaan GIC yang akan berkontak dengan resin komposit dan dinding
kavitas (dentin dan enamel) dietsa selama 15-20 detik atau sesuai dengan petunjuk
pabrik
3. Kavitas dibilas dengan air tanpa tekanan kira-kira selama 30 detik
4. Keringkan kavitas dengan sponge-pellet atau disemprot perlahan dengan chip-blower.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 27
5. Aplikasikan bonding pada seluruh permukaan yang dietsa, diamkan selama 10 detik
agar zat pelarutnya menguap, semprot perlahan denga chip-blower , kemudian
polimerisasi dengan sinar. Lakukan langkah ini sebanyak dua kali.
6. Resin komposit diaplikasikan selapis demu selapis (incremental) dengan ketebalan
maksimal 2 mm atau sesuai dengan petunjuk pabrik. Untuk setiap lapisnya
dilakuakan polimerisasi dengan pennyinaran.
7. Penyinaran sebaiknya dilakukan dari tiga arah yaitu bukal, lingual/palatal, dan
terakhir oklusal.
Teknik Restorasi Sandwich pada Kavitas Kelas II
1. Lakukan tissue management sebelum pemasangan mattriks
2. Gunakan matriks dan baji (wedges) untuk membantu mabangun dinding proksimal
3. Aplikasi GIC pada dasar kavitas
4. Aplikasi etching selama 20 detik, lanjutkan dengan irigasi dan keringkan lembabkan
(moist)
5. Aplikasi bonding pada semua permukaan kavitas selama 20 detik, lanjutkan dengan
penyinaran selama 20 detik.
6. Aplikasi resin komposit secara incremental
7. Pemolishan tumpatan, sebelumnya pengolesan Vaseline pada permukaan tumpatan
dilanjutkan pemolishan dengan bur polish resin kompisit.
3. Instrumen Restorasi Sandwich
1. Contra Angel, Sebagai tempat melekanya bur dan berputarnya bur dari contra angle.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 28
Gambar : Contra Angle
2. Diamond bur, Digunakan untuk menghaluskan ekses-ekses yang besar pada resin
komposit dan dapat digunakan untuk membentuk anatomi pada permukaan restorasi.
Gambaro: diamond bur
3. Bur polish komposit, Untuk menghaluskan permukaan yang dapat diambil dengan disk
digunakan disk fine grit (Pickard, 2002) pada permukaan komposit sehingga didapatkan
hasil yang mengkilat.
4. Alat-alat standar
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 29
Gambar : pinset
5. Matrix holder dan wedges
Matrikx holder, Dipakai sebagai dinding sementara pada waktu penambalan kavitas
kelas dua untuk dua permukaan seperti mesio oklusal, disto oklusal dan untuk tiga
permukaan mesio disto oklusal.
Wedges, sebagai penyekat dengan gigi sebelahnya sehingga lempengan matriks rapat
deengan kavitaps.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 30
Gambar : Kaca Mulut dan Explorer
-
Gambar : aplikasi wedges, matrix holder dan matrix holder
6. Agate spatel, Untuk mengaduk bahan tambalan silikat atau komposit
Gambar : agate spatel
7. Paper pad, digunakan untuk media dalam mengaduk Glass ionomer cement.
Gambar: paper pad
8. Microbrush, digunakan untuk mengaplikasikan bahan adhesive semua bagian atau
struktur gigi yang telah di etsa dan di primer. Harus diperhatikan agar bahan adhesive
tidak mengalir ke bagian yang lain.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 31
Gambar: mikrobrush
Apabila sudah diaplikasikan, bahan adhesive dipolimerisasi dengan penyinaran
cahaya. Setelah polimerisasi material komposit akan terikat secara langsung dengan bahan
adhesive tersebut ([online] kgugm06.files.wordpress.com).. fungsi lainnya adalah membawa
etching dan membawa bonding ke kavitas
9. Bur fissure, merapikan dinding kavitas dan bevel
10. Round bur, membuka enamel dan dentin
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 32
11. Sponge-pellet, untuk mengeringkan kavitas setelah aplikasi GIC
12. Chip-blower, mengeringkan kavitas dengan cara menyemprotkan udara
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
a. Menegakkan diagnose dengan pemeriksaan visual dan taktil, palpasi, perkusi,
mobility dan depresibiliti, vitality tes, tes termal, tes anestetik, tes kavitas.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 33
b. Alat-alat yang digunakan adalah : Kaca mulu, sonde, ekscavator, pinset, vitalitester,
bur karet.
c. Pulpektomi, Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari
seluruh akar dan korona gigi (Tarigan, 2013: 144), dengan indikasi
Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi
vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah non-vital.
Saluran akar sapat dimasuki instrument
Kelainan jaringan periapeks dalam gambaran radiografi kurang dari
sepertiga apical.
d. Klasifikasi Alat-alat yang digunakan adalah alat isolasi daerah kerja, alat preparasi
saluran akar, alat Obturasi Saluran Akar.
e. Restorasi Sandwich, Teknik restorasi ini adalah dengan menggunakan GIC yang
digunakan sebagai basis yang berikatan dengan dentin, digabung dengan resin
komposit, yang lebih kuat menahan daya kunyah, tahan terhadap abrasi, dan memiliki
nilai estetika yang jauh lebih baik. Terbagi menjadi dua yaitu RS Open dan RS Close
f. Instrument yang digunakan berhubungan dengan instrument isolasi daerah kerja,
preparasi, restorasi, pemolishan.
DAFTAR PUSTAKA
Harty, F.J. 1993. Kamus Kedokteran Gigi. (Terjemahan: Narlan Sumawinata). Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Widyawati. 2010. Dasar-dasar Perawatan Endodontik II. Universitas Baiturrahmah: Padang.
Bakar, Abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Quantum Sinergis Media: Yogyakarta.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 34
Tarigan, Rasinta dan Gita Tarigan. 2012. Perawatan Pulpa Gigi [edisi 3]. EGC: Jakarta.
Bence, Richard. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik. (Penerjemah : Sundoro).
Universitas Indonesia Press: Jakarta.
INSTRUMEN KONSERVASI GIGI 35