Makalah ISD

download Makalah ISD

of 21

description

KELOMPOK

Transcript of Makalah ISD

MAKALAHSOSIALISASI DAN STRATIFIKASI SOSIAL

DISUSUN OLEH :1. APRIADI NYARU KAHARAP2. APRIANTO3. ARMALINA OKTAVIA4. RINDA YANIE5. RIZA TAMALA6. WINEY ADELIA KELOMPOK 6 PRODI S1 KEPERAWATAN IB

YAYASAN EKA HARAPSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAPPRODI S-1 KEPERAWATANTAHUN 2011 / 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sosialisasi dan Stratifikasi Sosial ini tepat pada waktunya.Makalah ini kami sajikan secara sistematis serta dengan bahasa yang sederhana sehingga lebih mudah dipahami. Adapun makalah ini bersumber dari berbagai macam informasi, terutama dari dunia maya. Dari situ kami dapat mengembangkannya sehingga menjadi kumpulan informasi yang berguna. Dalam menulis makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan yang disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat dikerjakan dengan baik. Oleh karena itu, jika seandainya dalam makalah ini terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan, kami dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita semua, dan berguna untuk generasi masa depan. Amin.

Palangkaraya, September 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... iDaftar Isi ... ii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah ...............1 1.2 Rumusan Masalah ...11.3 Tujuan Penulisan .....2 1.4 Metode Penulisan .....2

BAB II ISI2.1 Pengertian Falsafah Keperawatan 3 2.1.1 Falsafah keperawatan menurut Roy . 42.2 Pengertian Paradigma Keperawatan... 5 2.2.1 Paradigma keperawatan menurut Masterman dan Poerwanto 62.3 Komponen Paradigma Keperawatan 7 2.3.1 Konsep Manusia .. 7 2.3.2 Konsep Keperawatan . 7 2.3.3 Konsep Kesehatan .. 8 2.3.4 Konsep Lingkungan 10

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan 11 3.2 Saran 12

Daftar Pustaka .....13

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSetiap kehidupan di dunia ini tergantung pada kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya dalam arti luas. Akan tetapi berbeda dengan kehidupan lainnya, manusia membina hubungan dengan lingkungannya secara aktif. Manusia tidak sekedar mengandalkan hidup mereka pada kemurahan lingkungan hidupnya seperti ketika Adam dan Hawa hidup di Taman Firdaus.Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengelola lingkungan dan mengolah sumber daya secara aktif sesuai dengan seleranya. Karena itulah manusia mengembangkan kebiasaan yang melembaga dalam struktur sosial dan kebudayaan mereka. Karena kemampuannya beradaptasi secara aktif itu pula, manusia berhasil menempatkan diri sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi dan paling luas persebarannya memenuhi dunia.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, ada berbagai masalah yang timbul dalam sosialisasi dan stratifikasi sosial. Berikut adalah masalah yang dibahas dalam makalah ini1. Apa yang dimaksud sosialisasi dan stratifikasi?2. Apa pengertian mobilitas sosial atau gerak sosial?3. Bagaimana cara melakukan mobilitas sosial?4. Faktor apa saja penghambat mobilitas sosial?5. Macam-macam bentuk mobilitas sosial?6. Faktor apa saja yang mempengaruhi mobilitas sosial?7. Apa saluran-saluran mobilitas sosial?8. Apa dampak dari mobilitas sosial?9. Apa definisi dinamika?10. Apa saja fungsi kebudayaan bagi masyarakat?11. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan dinamika masyarakat dan kebudayaan?12. Apa saja konsep-konsep mengenai masyarakat dan kebudayaan?

1.3 Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah.2. Agar dapat mengetahui pengertian sosialisasi dan stratifikasi.3. Menjelaskan secara lebih detail tentang mobilitas sosial serta dinamika masyarakat dan kebudayaan.

1.4 Metode Penulisan

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode observasi dan kepustakaan. Adapun teknik-teknik yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Studi Pustaka Pada metode ini, penulis membaca buku referensi yang berhubungan dengan penulisan makalah ini.b. InternetDalam metode ini penulis mencari informasi dari internet dan situs-situs yang relevan dan realistis.

BAB IIISI

2.1Pengertian Sosialisasi dan StratifikasiPengertian sosialisasi mengacu pada suatu proses belajar seorang individu yang akan mengubah dari seorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami akan dirinya. Sosialisasi merupakan suatu proses di mana seseorang menghayati norma-norma kelompok di mana ia hidup, sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan tidak ditemukan apa yang di sebut dengan diri.Stratifikasi sosial berasal dari kata stratum, yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa Belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber. Pitirin A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis (bertingkat). Perwujudannya adalah lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan itu disebut strata sosial. Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya, di mana status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha dan ada yang di dapat tanpa suatu usaha.

2.1.1Definisi Mobilitas SosialMenurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Gerak sosial (mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peranan anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan (tukang sapu) pada salah satu perusahaan beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil; kemudian ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya, namun ia gagal dan jatuh miskin.

Proses keberhasialn ataupun kegagalan setiap orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut mobilitas sosial (social mobility). Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas social rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkungkung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.

Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan sistem kasta. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian, karena yang menjadi kriteria stratifikasi dalah keturunan. Dengan demikian tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.

2.1.2Cara Melakukan Mobilitas SosialSecara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut.a. Perubahan standar hidup, kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan merefleksikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan memengaruhi peningkatan status. Contohnya seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi seorang manajer, sehingga tingkat pendapatanya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak mengubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.b. Pernikahan, untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui pernikahan. Contoh, seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya, maka pernikahan ini dapat menaikkan status si wanita tersebut.c. Perubahan tempat tinggal, untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggsl dari tempat tinggal lam ke tempat tinggal yang baru, atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah, maka secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.d. Perubahan tingkah laku, untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktikkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Misalnya agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.e. Perubahan nama, dalam suatu masyarakat , sebuah nama diindentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukan posisi sosial yang lebih tinggi. Sebagai contoh, dikalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan kang/lek didepan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesuai dengan kedudukannya yang baru seperti Raden.

2.1.3Faktor Penghambat Mobilitas SosialAda beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor Faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut.a) Perbedaan kelas rasial, seperti yang terjadi Afrika Selatan di masa lalu, di mana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika selatan. Barack Husen Obama, terpilih menjadi presiden Amerika serikat.b) Agama, seperti yang terjadi di india yang menggunakan sistem kasta.c) Diskriminasi kelas, sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu mendapatkannya. Contoh, jumlah anggota DPR RI yang dibatasi hanya 400-500 orang, sehingga hanya 400-500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikkan status sosialnya menjadi anggota DPR RI.d) Kemiskinan, dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu sosial tertentu. Contoh, Si A memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua orang tuanya tidak bisa membiayai, sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.e) Perbedaan jenis kelamin, dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.

2.1.4Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial1. Mobilitas sosial horizontal. Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. Contoh, Tn. X seorang warga negara Australia, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas social Tn. X disebut dengan mobilitas social horizontal karena gerak social yang dilakukan Tn. X tidak mengubah status sosialnya.

.2.Mobiltas social vertikal. Mobilitas sosial vertical adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.

Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua yaitu :a. Mobilitas vertikal ke atas (social climbing) mempunyai dua bentuk yang utama yaitu pertama, masuk kedalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi di mana kedudukan tersebut telah ada sebelumnya. Contoh, Si X adalah seorang perawat pelaksana di Ruang Interna RSUD Dr. Soegiri Lamongan, karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala ruang. Kedua, membentuk kelompok baru. Pembentukkan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan mengangkat seseorang menjadi ketua organisasi. Contoh, pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari oraganisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.

b. Mobilitas vertikal ke bawah (social sinking) mempunyai dua bentuk utama yaitu : pertama, turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah. Contoh, seorang prajurit dipecat karena melakukan tindakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya. Kedua, turunnya derajat kelompok. Derajat kelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Contoh, klub sepak bola Persebaya terdegradasi ke seri yang lebih rendah dibawahnya, akibatnya, status sosial tim pun turun.

Selain itu mobilitas vertikal juga dapat terbagi atas mobilitas intragenerasi dan mobilitas antargenerasi. Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah ibu, generasi anak, generasi cucu dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik meningkat atau menurun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh, Tn. Y adalah seorang tukang kayu, ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang dokter. Contoh ini menunjukkan telah terjadinya mobilitas vertikal antargenerasi.

Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang terjadi di dalam satu kelompok generasi yang sama. Contoh, Tn. B adalah seorang tukang becak. Ia memiliki anak yang bernama A yang menjadi tukang becak. Kemudian istrinya melahirkan anak ke-2 yang diberi nama B yang awalnya menjadi tukang becak juga, tetapi B lebih beruntung sehingga ia bisa mengubah statusnya menjadi seorang pengusaha. Sementara A tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara A dengan adiknya B disebut mobilitas antargenerasi.

2.1.5Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas SosialMobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut. 1. Perubahan kondisi sosial. Struktur kasta dan kelas dapat dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menciptakan stratifikasi baru.

2. Ekspansi teritorial dan gerak populasi. Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan ciri fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, serta bertambah dan berkurangnya penduduk.3. Komunikasi yang bebas. Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkukuh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman diantara mereka dan akan menghalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas serta efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial yang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.4. Pembagian kerja. Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispesialisasikan, maka mobilitas akan terjadi lemah dan menyulitkan orng bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan menuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status terebut.5. Tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda. Kelompok masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas tinggi. Di sisi lain, masyarakat kelas yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada saat itu, orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki kualitas keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi.

2.1.6Saluran-saluran Mobilitas Sosial1) Angkatan bersenjata. Angkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan untuk saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berjasa pada negara karena menyelamatkan negara dari pemberontak, ia akan mendapatkan penghargaan dari masyarakat. Dia mungkin dapat diberikan pangkat atau kedudukan yang lebih tinggi, walaupun berasal dari golongan masyarakat rendah.2) Lembaga-lembaga keagamaan. Lembaga-lembaga keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, misalnya ustaz, pendeta, biksu, dan lain-lain (orang yang berjasa dalam perkembangan agama).3) Lembaga pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikas ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kependudukan yang rendah ke pendudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh, seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang perguruan tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan ilmu di bidang mesin dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pebisnis yang sukses dan kaya, yang secara otomatis meningkat status sosialnya.4) Organisasi politik. Seperti angkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.5) Organisasi ekooimi. Organisasi ekonomi (seperti perusahaan, koperasi, BUMN, dan lain-lain) dapat meningkatkan pendapatan seseorang. Semakin besar prestasinya, maka semakin besar jabatannya, karena jabatannya tinggi akibatnya pendapatannya bertambah, karena pendapatannya bertambah akibatnya kekayaan bertambah, dan karena kekayaanya bertambah akibatnya status sosialnya di masyaratakat meningkat.6) Organisasi keahlian. Orang yang rajin menulis dan menyumbangkan pengetahuan/keahliannya kepada kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada pengguna biasa.7) Pernikahan. Sebuah pernikahan dapat menaikkan status seseorang, dimana seorang yang menikah dengan orang yang memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.

2.1.7Dampak Mobilitas SosialGejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap struktur sosial masyarakat. Konsekuensi-konsekuensi itu kemudian mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berbentuk konflik. Ada berbagai macam konflik yang bisa muncul dalam masyarakat sebagai akibat terjadinya mobilitas. Dampak negatif dari mobilitas sosial adalah sebagai berikut :a) Konflik antarkelas. Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial yang disebabkan oleh ukuran-ukuran, seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas. Contoh, demonstrasi buruh yang menuntut kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan penguasa.b) Konflik antarkelompok sosial. Didalam masyarakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam, di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk mengusai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik. Contoh, tawuran pelajar atau perang antarkampung.c) Konflik antargenerasi. Konflik antargenerasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dengan generasi muda yang ingin mengadakan perubahan. Contoh, pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indoneisa sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.d) Penyesuain kembali. Setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang berkonflik, bila menyadari bahwa konflik itu lebih banyak merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian kembali yang didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini disebut akomodasi.

Sedangkan dampak positif dari mobilitas sosial adalah sebagai berikut.a) Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan berpindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas. Contoh, seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan di masa depan.b) Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh, Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industrialis. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi di dukung oelh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dangan peningkatan dalam bidang pendidikan.

2.2Definisi DinamikaDinamika dapat di definisikan menjadi empat yaitu :1. Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang, dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.2. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu. Oleh karena itu, kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.3. Dinamika masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia.4. Pengertian yang lain yaitu suatu kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga dapat mengatur diri sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas yang jelas.

2.2.1Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat1. Membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan atau sebagai pedoman hidup.2.Mengarahkan manusia untuk mengerti bagaimana harus bersikap, berperilaku, dan bertindak, baik secara individu maupun kelompok.3. Memberi kepuasan dalam bidang kerohanian maupun material, walaupun tidak semua keinginan manusia dapat terpenuhi oleh kebudayaan.

2.2.2Faktor yang Menyebabkan Perubahan Dinamika Masyarakat dan KebudayaanAda dua faktor yang menyebabkan perubahan, dinamika masyarakat, dan kebudayaan, yaitu fakkor faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain bertambahnya atau berkurangnya jumlah penduduk, adanya penemuan baru, adanya pertentangan (konflik) dalam masyarakat, terjadi pemberontakan dalam pemerintahan, dan perbedaan ideologi. Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan perubahan dan dinamika masyarakat dan kebudayaan adalah lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia, adanya peperangan, serta adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

2.2.3Konsep-konsep mengenai Kebudayaan dan Masyarakata. Proses Internalisasi. Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gennya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi kepribadiannya. Akan tetapi, wujud dari kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulus yang ada di sekitaar alam dan lingkungan sosial serta budayanya, maka proses internalisasi yang dimaksud merupakan sebuah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal, di mana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala hasrat, perasaan,nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.

b. Proses sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan system sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu disekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.c. Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi dalam bahasa Indonesia juga berarti pembudayaan. Seorang individu dalam hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah perasaan dan nilai budaya yang member motivasi akan tindakan meniru itu telah diinternalisasi dalam kepribadianya1.Proses Evolusi Sosiala. Proses mikroskopik dan makroskopik dalam evolusi sosial. Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secara detail (miskroskopik), atau dapat juga dipandang dari jauh hanya dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang besar saja (makroskopik). Proses evolusi sosial budaya yang dianalisis secara detail akan membuka mata seorang peneliti untuk berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari dalam setiap masyarakat dunia.b. Proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya. Proses ini mengenai suatu aktivitas dalam sebuah lingkungan atau suatu adat, dimana aktivitas yang dilakukan terus berulang dan aktivitas yang dimaksud biasanya aktivitas yang menyimpang atau diluar kehendak perilaku. Namun pada suatu ketika dan sering terjadi, aktivitas tersebut selalu berulang (recurent) dalam kehidupan sehari-hari disetiap masyarakat. Sampai akhirnya masyarakat tidak bisa mempertahankan adatnya lagi, karena terbiasa dengan penyimpangan-penyimpangan tersebut. Maka masyarakat terpaksa memberi konsesinya, sehingga adat serta aturan diubah sesuai dengan keperluan baru dari individu individu didalam masyarakatc. Proses mengarah dalam evolusi kebudayaan. Dengan mengambil jangka waktu yang panjang, maka akan terlihat perubahan-perubahan besar yang seolah bersifat menentukan arah (directional) dari sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan. Sebagai contoh, tingkat kebudayaan manusia berawal dari neolitik, kemudian berubah menjadi mesolitik dan akhirnya berubah menuju paleolitik.

2. Proses DifusiProses difusi dapat terjadi melalui penyebaran manusia dan penyebaran unsur-unsur kebudayaan . Penyebaran manusia. Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa perkembangan manusia berawal di daerah sabana tropika di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi. Hal ini dapat diterangkan dengan adanya proses pembiakan dan gerak penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan proses adaptasi fisik dan sosial budaya.

Penyebaran unsur-unsur kebudayaan : bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia dimuka bumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran unsur kebudayaan tersebut ke seluruh penjuru dunia yang disebut proses difusi (diffusion). Salah satu bentuk difusi dibawa oleh kelompok-kelompok yang bermigrasi. Namun bisa juga tanpa adanya migrasi,tetapi karena ada individu-individu yang membawa unsur-unsur kebudayaan itu, dan mereka adalah para pedagang dan pelaut. Sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang disebut proses difusi. Proses difusi dari unsure-unsur kebudayaan antara lain diakibatkan oleh migrasi bangsa-bangsa yang berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dimuka bumi.

3. Akulturasi dan Pembaruan atau AsimilasiAkulturasi adalah suatu proses percampuran antarbudaya yang dibawa oleh seorang atau beberapa orang anggota masyarakat pendukung suatu budaya tertentu dengan budaya yang dibawa oleh seorang atau beberapa orang pendukung budaya yang berbeda. Proses pencampuran tersebut mengakibatkan sebagian dari budaya luar terpakai dan menjadi bagian dalam budayanya sendiri.

Pada dasarnya, akulturasi bukanlah semata-mata menjadi penyebab masalah sosial, tetapi akulturasi merupakan juga suatu proses dari berkembangnya suatu masyarakat, dan dengan adanya akulturasi maka proses perubahan dari luar akan dapat terjadi. Perubahan memang sangat dibutuhkan oleh suatu kehidupan masyarakat karena perubahan akan membawa kondisi masyarakat kedalam keadaan yang lebih baik. Biasanya akulturasi terjadi setelah didahului oleh adanya difusi kebudayaan dari masyarakat yang berbeda yang melakukan interaksi sosial dalam sebuah arena.

Akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan itu sendiri. Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan dari berbagai golongan tadi berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaab yang campuran.

4. Pembaruan atau inovasi dan discoveryInovasi adalah suatu proses pembaruan dari pengguna sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja, penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, serta tercipta produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru biasanya dibutuhkan proses sossial yang panjang dan melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention. Discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsure kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat baru, ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalqam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru akan menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu. Pendorong penemuan baru atau faktor-faktor pendorong bagi individu dalam suatu masyarakat untuk memulai dan mengembangkan penemuan-penemuan baru antara lain dengan adanya kesadaran para individu akan kekurangan dalam kebudayaan, mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan, dan ssstem perangsang bagi aktivitas mencipta dalam masyarakat.

BAB IIIPENUTUP

3.1KesimpulanDengan mempelajari sosialisasi ini, maka kita dapat memahami orang lain dengan baik. Dengan memperhatikan diri sendiri, orang lain, dan posisi kita di masyarakat, maka kita dapat memahami bagaimana kita berpikir dan bertindak.Untuk itu perlunya system lapisan masyarakat sangat diperlukan guna memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat yaitu penempatan individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur social dan mendorongnya agar melaksana kewajiban yang sesuai dengan kedudukan serta peranannya.Pengisian tempat-tempat tersebut merupakan daya pendorong agar masyarakat bergerak sesuai dengan fungsinya. Akan tetapi, wujudnya dalam setiap masyarakat juga berlainan karena tergantung pada bentuk dan kebutuhan masing-masing masyarakat.Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat diantaranya yaitu kesenjangan ekonomi, kebodohan, perbedaan kasta, kemalasan. Factor yang paling menghambat dalam mobilitas social adalah kebodohan atau kurangnya diantaranya yaitu keinginan untuk berubah, bosan dengan keadaan yang sudah ada, dan pendidikan. Disinilah pendidikan menjadi faktor penentu dalam mobilitas social. Oleh karena itu saat kita akan melakukan mobilitas social maka yang harus dibenahi adalah pendidikannya.

3.2SaranPenulis menyarankan perlu adanya system lapisan masyarakat agar dapat memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat dab mendorong agar melaksana kewajibannya yang sesuai dengan kedudukan serta peranannya

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal. 2009. Pengantar dan Teori Sosiologi untuk Keperawatan. Jakarta : Salemba MedikaSoekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers