Makalah ISBD

27
Makalah ISBD Keragaman Corak Batik Pekalongan Oleh : Kelompok 9 kelas B Zahra Kanidya Putri 21020111140173 Siti Novia Hamdanah 21020111140174 Naufal Gardito 21020111140175 Andana Dwi Putranto 21020111140176 Dhienda Mariva 21020111140177 Septianna Putri 21020111140178 Gilang Ayu Azzahra 21020111140179

Transcript of Makalah ISBD

Page 1: Makalah ISBD

Makalah ISBD

Keragaman Corak Batik Pekalongan

Oleh :

Kelompok 9 kelas BZahra Kanidya Putri 21020111140173

Siti Novia Hamdanah 21020111140174

Naufal Gardito 21020111140175

Andana Dwi Putranto 21020111140176

Dhienda Mariva 21020111140177

Septianna Putri 21020111140178

Gilang Ayu Azzahra 21020111140179

Glandisepa Chahyanita D. 21020111140180

Yohana aneke 21020111140181

Abrorbek Shakirov 21020111140182

Page 2: Makalah ISBD

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ iBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1B. Tujuan ......................................................................................................... 1BAB II PEMBAHASANPembahasan………………………………………………………………..1-16BAB IV PENUTUP

Kesimpulan .........................................................................................17DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Makalah ISBD

BAB IPENDAHULUAN

Batik merupakan karya seni dan budaya warisan leluhur bangsa Indonesia yang dikagumi dunia. Batik telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terkemuka penghasil kain tradisional yang halus di dunia. Julukan ini datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di bumi Indonesia, sebuah sikap adati yang sangat kaya, beraneka ragam, kreatif, serta artistik. Salah satu daerah yang dijuluki sebagai Kampoeng Batik Indonesia adalah Pekalongan. Hal tersebut dengan adanya tiga ikon sebagai tempat mempromosikan batik antara lain Museum Batik di Jalan Jetayu, Pasar Grosir Sentono, dan Kampoeng Batik Kauman yang telah memperkuat pencitraan Pekalongan identik dengan batik.

Batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kiniterbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan. Batik Pekalongan bukan hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga terkenal di mancanegara. Batik Pekalongan banyak dipasarkan hingga ke daerah luar Jawa diantaranya Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Minahasa, Makasar dan sudah sejak lama diekspor ke sejumlah negara antara lain ke Australia, Timur Tengah, Jepang, Cina, Korea, Singapura, Thailand dan Amerika Serikat.

Kepopuleran batik dari Pekalongan Jawa Tengah ini telah menjadikan seni batik ini tidak berhenti sebagai hasil kegiatan ekonomi dan komoditas internasional, tetapi juga menjadi ikon wisata. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telahmenjadi bagian dari budaya Indonesia khususnya Jawa sejak lama.

Pada mulanya batik yang dikenal hanya batik tulis. Seiring dengan penggunaan batik yang semakin meluas, teknologi batik berkembang pula dengan pesatnya, sehingga selain batik yang dibuat dengan cara tradisional, yakni ditulis dengan tangan, ada pula batik yang diproduksi secara besar-besaran di pabrik dengan teknik modern. Dengan demikian, kini terdapat dua pengertian mengenai seni batik, yakni tradisional dan modern. Batik tradisional pada umumnya ditandai oleh adanya bentuk, motif, fungsi dan teknik produksinya yang bertolak dari budaya tradisional. Sementara batik modern mencerminkan bentuk, motif, fungsi, dan teknik produksi yang merupakan aspirasi budaya modern.

1. Latar BelakangLatar Belakang Pembuatan Makalah

Makalah ini kami buat untuk memenuhi uji kompetensi dalam mata kuliah ISBD jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro tahun 2011

2. TujuanA. Tujuan UmumDiharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat lebih memehami dan mengetahui Keragaman Corak Batik Pekalongan,yang menjadi salah satu dari kebudayaan Indonesia

B. Tujuan KhususGuna melengkapi uji kompetensi mata kuliah ISBD

Page 4: Makalah ISBD

BAB IIPembahasan

Pengertian Umum

Kata Batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulisdan "titik". Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkanoleh bahan "malam" (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehinggamenahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya"wax-resist dyeing".

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.

Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Sejarah Batik Pekalongan

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang pada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia pertama habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjuangan.

Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.

       Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada

Page 5: Makalah ISBD

tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.

       Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.

       Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo mi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.

Batik Pekalongan, antara Masa Lampau dan Kini

       BATIK pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik pekalongan dikerjakan di rumah-rumah.

       Akibatnya, batik pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Batik pekalongan adalah napas kehidupan sehari-sehari warga Pekalongan. Ia menghidupi dan dihidupi warga Pekalongan.

       Meskipun demikian, sama dengan usaha kecil dan menengah lainnya di Indonesia, usaha batik pekalongan kini tengah menghadapi masa transisi. Perkembangan dunia yang semakin kompleks dan munculnya negara pesaing baru, seperti Vietnam, menantang industri batik pekalongan untuk segera mentransformasikan dirinya ke arah yang lebih modern.

       Gagal melewati masa transisi ini, batik pekalongan mungkin hanya akan dikenang generasi mendatang lewat buku sejarah.

       Ketika itu, pola kerja tukang batik masih sangat dipengaruhi siklus pertanian. Saat berlangsung masa tanam atau masa panen padi, mereka sepenuhnya bekerja di sawah. Namun, di antara masa tanam dan masa panen, mereka bekerja sepenuhnya sebagai tukang batik.

       ZAMAN telah berubah. Pekerja batik di Pekalongan kini tidak lagi didominasi petani. Mereka kebanyakan berasal dari kalangan muda setempat yang ingin mencari nafkah. Hidup mereka mungkin sepenuhnya bergantung pada pekerjaan membatik.

       Apa yang dihadapi industri batik pekalongan saat ini mungkin adalah sama dengan persoalan yang dihadapi industri lainnya di Indonesia, terutama yang berbasis pada pengusaha kecil dan menengah.

Page 6: Makalah ISBD

       Persoalan itu, antara lain, berupa menurunnya daya saing yang ditunjukkan dengan harga jual produk yang lebih tinggi dibanding harga jual produk sejenis yang dihasilkan negara lain. Padahal, kualitas produk yang dihasikan negara pesaing lebih baik dibanding produk pengusaha Indonesia.

       Penyebab persoalan ini bermacam-macam, mulai dari rendahnya produktivitas dan keterampilan pekerja, kurangnya inisiatif pengusaha untuk melakukan inovasi produk, hingga usangnya peralatan mesin pendukung proses produksi.

Jenis Kain Batik Pekalongan

Kain batik dibedakan menjadi dua macam berdasarkan pengertian batik tradisional dan modern, yaitu:a. Batik Tulis

Batik ini merupakan batik yang dianggap paling baik dan tradisional. Pada batik tulis sukar dijumpai pola ulang yang dikerjakan persis sama. Proses pembuatannya melalui tahap-tahap: persiapan, pemolaan, pembatikan, pewarnaan, pelorodan dan penyempurnaan.b. Batik Modern

1) Batik CapPelaksanaan pada baik cap lebih mudah dan cepat. Pada batik cap

tidak terdapat seni coretan dan kehalusan motif, dan motif yangdapat dibuat terbatas dan tidak dapat membuat motif-motif besar.Proses pembuatannya melalui tahap-tahap: persiapan, pencapan,pewarnaan, pelorodan dan penyempurnaan.2) Batik Kombinasi

Batik kombinasi adalah gabungan batik tulis dan cap. Prosespembuatannya melalui tahap-tahap: persiapan, pemolaan (untukmotif besar), pembatikan (motif yang tidak dapat dicap), pencapan,pewarnaan, pelorodan dan penyempurnaan.

c. Tekstil Motif BatikKain batik jenis ini tumbuh dalam rangka memenuhi kebutuhan batik

yang cukup besar dan tidak dapat dipenuhi oleh industri batik biasa.Tekstil motif batik diproduksi oleh industri tekstil denganmempergunakan motif batik sebagai desain tekstilnya. Proses produksinya dilakukan dengan sistem printing

Karakteristik Batik PekalonganBatik dari daerah Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna.

Sebagaimana ciri khas batik pesisir, ragam hiasnya bersifat naturalistis. Dari sekian batik pesisir, batik dari daerah Pekalongan inilah yang sangat dipengaruhi selera serta gaya parapendatang keturunan Cina dan Belanda. Sebagian dari para pendatang inimenggunakan batik sebagai busana sehari-hari dan kebutuhan lainnya.Menurut gaya dan seleranya, serta dilihat dari segi ragam hiasnyamaupun tata warnanya, batik daerah Pekalongan dapat digolongkanmenjadi tiga golongan, yaitu:

1. Batik Encim yang dikenal dengan tata warna khas Cina dan sering mengingatkan pada benda-benda porselin Cina. Batik Encim Pekalongan tampaknya condong pada tata warna porselin famille rose, famille verte dan sebagainya. Ragam hiasnya bisa digolongkan:

Page 7: Makalah ISBD

a. Ragam Hias Buketan, yang biasanya memiliki tata warna famille rose, famille verte dan sebagainya.

b. Ragam Hias Simbolis Kebudayaan Cina dengan motif seperti burung hong (kebahagiaan), naga (kesiagaan), banji (kehidupan abadi), kilin (kekuasaan), kupu-kupu dan lain-lain.

c. Ragam Hias yang bercorak lukisan seperti arakan pengantin Cina. Ada pula ragam hias yang diilhami cerita/dongeng berasal dari kebudayaan Cina. Batik Sam Pek Eng Tay, misalnya secara simbolis menggambarkan sepasang kupu-kupu, yang mengisahkan cinta antara dua orang kekasih yang berlainan status, dan cinta mereka yang murni ini ditentang oleh kedua orangtua masing-masing. Kedua kekasih ini akhirnya menempuh jalan untuk mati bersama dan memohon untuk dikuburkan dalam satu liang kubur. Setelah mereka dikuburkan bersama, mereka menjelam menjadi sepasang kupu-kupu dan terbang bercumbu-cumbuan dengan penuh kasih sayang. Itulah sebabnya pada Batik Encim terlukis sepasang kupu-kupu yang merupakan lambangn pernikahan yang bahagia dalam kebudayaan Cina. Kadang-kadang kita menemukan ragam hias parang, kawung, sawat atau lar yang menunjukkan adanya pengaruh dari daerah Solo- Yogyakarta. Pengaruh ini dapat dijumpai pada batik Encim, antara lain pada Cempaka Mulya yang merupakan kain batik untuk pengantin Cina, dapat dilihat dari berbagai jenis ragam hias parang sebagai latar Yang sangat menarik dan merupakan kekhasan pula adalah ragam hias tanahan (latar) batik Encim dari daerah Pekalongan yang dinamakan Semarangan. Yang termasuk ragam hias Semarangan antara lain kembang cengkeh, grindilan dan semacamnya.Juragan batik Cina yang terkenal di daerah Pekalongan antara lain The Tie Siet. Oey Kok Sing dan Oey Soe Tjoen dari Kedungwuni.

2. Kain Batik Pekalongan yang bergaya dan berselerakan Belanda, antara lain batik dari juragan batik E. Van Zuylen, Metz, Yans. Yang sangat terkenal adalah batik Van Zuylen.Kebanyakan batik yang bergaya Belanda ini umumnya merupakan kain sarung, hal ini dikarenakan lebih mudah pemakaiannya bagi kaum pendatang. Dalam kelompok batik ini terlihat ragam hias buketan yang biasanya terdiri dari flora yang tumbuh di negeri Belanda seperti bunga krisan, buah anggur dan rangkaian bunga gaya Eropa. Dikenal pulabatik dengan ragam hias kartu bridge, lambang bag masyarakat Eropa seperti cupido (lambang cinta), tapak kuda dan klaverblad (lambing pembawa keberuntungan). Terdapat pula ragam hias yang didasarkan cerita/dongeng Barat seperti Putri salju, Cinderella dan Si Topi Merah. Sedangkan yang dinamakan ragam hias kompeni adalah ragam hias berupa lukisan barisan serdadu Belanda dan benteng Belanda.

3. Batik yang berselerakan Pribumi. Batik bergaya pribumi ini umumnyasangat cerah dan meriah dalam tata warnanya. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai delapan warna yang sangat berani, tetapi sangat menakjubkan serta secara keseluruhan sangat menarik. Ragam hiasnya sangat bebas, meskipun di sini banyak terlihat ragam hias tradisional dari Solo-Yogyakarta seperti ragam hias lar, parang, meru dan lain-lain yang telah mengalami sedikit perubahan dalam gayanya.Dikenal juga kain batik yang mempunyai nama yang sama dengan kain batik Solo-Yogyakarta seperti Merak Kesimpir, Tambal, namun memiliki perbedaan dalam warna serta gaya

Page 8: Makalah ISBD

ragam hias. Ragam hias yang terkenal dan merupakan khas Pekalongan adalah ragam hiasJlamprang yang mempunyai kemiripan dengan ragam hias nitik dai Solo-Yogyakarta. Pada dasarnya ragam hias nitik merupakan akibat pengaruh ragam hias kain Cinde dari India. Di samping itu terdapat ragam hias Terang Bulan dan berbagai jenis Dhlorong Hewan atau Kembang.

Motif-motif Tradisional Batik PekalonganJENIS MOTIF BATIK1. MOTIF RAGAM HIAS TANAHAN CENGKEHAN2. MOTIF RAGAM HIAS BAMBU RUNCING3. RAGAM HIAS BANG-BANGAN4. RAGAM HIAS BELANDA / PENJUAL SATE5. RAGAM HIAS BUQET REMEKAN6. RAGAM HIAS BUQET TANAHAN GRANDIL7. RAGAM HIAS BUQETAN8. RAGAM HIAS BUQETAN CUKIL BALUNG9. RAGAM HIAS BU HARTO10. RAGAM HIAS GARUDA11. RAGAM GELATIK MAS12. RAGAM HIAS JLAMPRANG KRAPYAK13. RAGAM HIAS KAPAL KANDAS GAYA PEKALONGAN14. RAGAM HIAS SEKAR JAGAT BUNTAL15. RAGAM HIAS KLASEMAN SEKAR JAGAT16. RAGAM HIAS LOK CAN COCOHAN17. RAGAM HIAS PISANG BALI GAYA PEKALONGAN18. RAGAM HIAS SARWO EDI GAYA PEKALONGAN19. RAGAM HIAS SEKAR JAGAT20. RAGAM HIAS SEKRANDINGAN21. RAGAM HIAS SENO KELIR22. RAGAM HIAS TANAHAN ANDANG23. RAGAM HIAS TIGA NEGERI GAYA PEKALONGAN24. MOTIF BUNTAL BANG BIRU PAGI SORE KARANGMALANG25. MOTIF PAGI SORE TIGA NEGERI26. MOTIF SATRIO BUH ABANG27. MOTIF LANCUR TAMBAL PAGI SORE TIGA NEGERI28. MOTIF SEKAR JAGAT KRAPYAKAN29. MOTIF BANG BIRU30. MOTIF BUQET LATAR GELARAN31. MOTIF TIGA NEGERI ANDANGAN32. MOTIF BUNTAL PUTIHAN33. SARUNG TAMBAL TIGA NEGERI34. MOTIF TAMBAL KRAPYAK35. MOTIF PAGI SORE DEMAKAN36. MOTIF BANG BIRON37. MOTIF LAR TERANG BULAN38. MOTIF BUQET TERANG BULAN39. MOTIF TERANG BULAN40. MOTIF GELARAN ALASAN GAYA PEKALONGAN

Page 9: Makalah ISBD

41. MOTIF PARANG BURUNG GAYA PEKALONGAN42. MOTIF CEPLOK GURDO TRUNTUM GAYA PEKALONGAN43. MOTIF SEMEN GAYA PEKALONGAN44. MOTIF POHON PALA45. MOTIF KEMBANG PALA46. MOTIF LERENG GURDO GAYA PEKALONGAN47. MOTIF TERANG BULAN48. MOTIF RAGAM HIAS CEPLOK GURDO GAYA PEKALONGAN49. MOTIF MERAK KUPU TANAHAN SATRIO MUKTI50. MOTIF JLAMPRANG CINDE WILIS51. MOTIF ANDANG WERNO52. MOTIF BUQET SERUNI53. MOTIF BUQET LONG BLEDAK WERNO54. MOTIF ?55. MOTIF KELENGAN56. MOTIF RAGAM HIAS KEONGAN57. MOTIF JAHE-JAHEAN58. MOTIF AIR MILI59. MOTIF BUQET TANAHAN PARANG BARONG60. MOTIF ?61. MOTIF ?62. MOTIF BUQET LONG TANAHAN BANJI63. MOTIF BUQET LONG TANAHAN KROKOTAN64. MOTIF RAGAM HIAS TANAHAN SISIK IKAN65. MOTIF JLAMPRANGAN LIMARAN66. MOTIF CINDERELLA67. MOTIF KAR JAGAT PULAU JAWA68. MOTIF BUKETAN LOMPONG (VAN ZEELAND)69. MOTIF BUQETAN CRYSAN (VAN ZEELAND)70. MOTIF SAM PEK ENG TAY71. MOTIF BUQETAN GAYA PEKALONGAN72. MOTIF ?73. MOTIF MERAK TANAHAN GALARAN KUPING GAJAH74. MOTIF BATIK WEE SUE TJUN75. MOTIF SEK 2 (DUA) WARNA76. MOTIF SEK 7 (TUJUH) WARNA77. MOTIF ALAS-ALASAN78. KIDANG KELENGAN79. JLAMPRANG LIMARAN80. JLAMPRANG KECIPUT81. RAGAM HIAS JLAMPRANG CINDI WILIS82. JAWA HOKOKAI83. BUQETAN (UNGU)84. BUQETAN (WARNA ALAM)85. KEMBANG KERISAN86. KERISAN KLASEMAN87. SEKAR JAGAD PASIR SARI88. MERAK KETAWANG89. MERAK NGIBING ALA PEKALONGAN90. CEPLOK NIPPON

Page 10: Makalah ISBD

91. KANTI MAS92. BUQETAN BIRU PUTIH BELANDA93. JAWA HOKOKAI94. JLAMPRANG RENGGENIS95. KUNTUL / BAMBU96. MAWAR WARNA ALAMDll.

Beberapa Motif Batik Pekalongan

1. Motif Buketan

Pada saat batik Pekalongan memasuki pasar dengan konsumen orang-orang yang menggemari pola-pola buketan (Belanda), para penguasa Tionghoa di Pekalongan mulai menerapkan ragam hias buketan bagi produknya sebagai salah satu pola batik Cina yang mendapat pengaruh budaya Eropa (Belanda) setelah tahun 1910. Penerapan ragam hias buketan dilakukan pada saat batik Belanda yang berawal kurang lebih pada tahun 1840 dan dipelopori oleh Caroline Josephine Van Franquemont dan Catherina Carolina Van Oesterom, berada dalam puncak pemasarannya. Menurut Kusnin (1990: 17) ragam hias buketan menampilkan buket-buket yang halus dan indah dengan warna-warna cerah serta serasi, bahkan sering dipadu dengan isen latar ragam hias tradisional keraton seperti galaran, gringsing, dan blanggreng, yang dibatik dengan halus. Pola buketan tersebut pertama kali diproduksi oleh Christina Van Zuylen yaitu salah satu seorang pengusaha batik keturunan Belanda kelas menengah di Pekalongan. Ciri khas motif buketan yaitu motif yang tersusun atas rangkaian bunga buket baik diikat maupun tidak. Variasinya sangat beragam mulai dari bentuk bunganya ada yang menggunakan bunga krysan/botan, mawar, dan bunga sepatu. Bentuk daunnya juga beragam ada yang berbentuk seperti lidah naga dan daun waru, serta terdapat beberapa variasi lainnya seperti unsur binatang kupu-kupu atau burung yang ada di sekitar rangkaian bunga buketnya.

Beberapa jenis motif batik memiliki makna sakral dan penuh harapan bagi upacara pernikahan, antara lain:

Page 11: Makalah ISBD

Sawitan KembarSawitan Kembar adalah motif sepasang batik yang sama dan dikenakan oleh kedua mempelai dalam upacara pernikahan. Motifnya antara lain Sido Mukti, Sido Asih, Sido Mulyo, dan Sido Luhur.

Sido MuktiDalam bahasa Jawa, Sido berarti terus menerus atau menjadi; sedangkan Mukti berarti hidup berkecukupan dan kebahagiaan. Makna dari motif ini adalah harapan akan masa depan yang baik dan penuh kebahagiaan bagi kedua mempelai.

Sido AsihSelain Sido Mukti terdapat pula motif Sido Asih yang juga dipenuhi dengan harapan filosofis bagi kedua mempelai. Asih dalam bahasa Jawa berarti kasih sayang. Makna dari motif Sido Asih adalah harapan akan masa depan yang penuh kasih sayang.

Sido MulyoMotif yang tak kalah populer adalah Sido Mulyo yang berarti kehidupan dalam kemuliaan.

Sido LuhurSedangkan motif Sido Luhur yang berarti dalam hidup dengan senantiasa berbudi luhur.

Page 12: Makalah ISBD

Ratu Ratih-Semen RamaRatu Ratih dan Semen Rama bukan merupakan batik kembar sepasang (sawitan), namun kedua motif ini biasa dipakai oleh pasangan pengantin sebagai perlambang kesetiaan seorang istri kepada suaminya.

TruntumBagi kedua orangtua mempelai, juga terdapat motif khusus yang sarat harapan antara lain Truntum. Truntum bisa juga diartikan sebagai menuntun. Makna motif batik Truntum adalah menuntun kedua mempelai dalam memasuki lika-liku kehidupan berumah tangga.

Sido Wirasat

Page 13: Makalah ISBD

Wirasat berarti nasehat. Dalam motif Sido Wirasat terdapat juga kombinasi motif truntum di dalamnya. Motif ini melambangkan orangtua yang aka selalu memberi nasehat dan menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan berumahtangga.

2. Batik Dlorong Buketan

Motif ini pertama kali di populerkan oleh Oei Khing Liem di Pekalongan pada tahun 1915. Karena biasa dibuat dalam bentuk sarung, orang-orang pada zamannya sering menyebutnya sebagai sarung dlorong buketan (buket bunga). Kini, motif ini kembali hadir di hadapan sahabat semua, tentu saja dengan sentuhan LOKA Batik yang lebih personal3. Batik Parang atau LerengLereng berasal dari kata mereng (lereng bukit). Sejarah motif ini diawali dari pelarian keluarga kerajaan dari Keraton Kartasura. Para keluarga raja terpaksa bersembunyi di daerah pegunungan agar terhindar dari bahaya. Mereka berada di daerah-daerah yang sulit dijangkau musuh. Motif ini berarti juga topo broto para raja yang dilakukan di lereng-lereng pegunungan untuk mendapatkan wahyu atau wangsit. Dalam tapa brata itulah mereka dapat melihat pemandangan gunung dan pegunungan yang berderet-deret sehingga menyerupai pereng atau lereng.

4. Batik cuwiri

Batik motif cuwiri biasa digunakan pada saat acara mitoni, sebuah tradisi memperingati tujuh bulan usia bayi. Cuwiri artinya kecil-kecil. Diharapkan pemakainya terlihat pantas dan dihormati oleh masyarakat. Sejak kecil, manusia di Jawa sudah memiliki banyak aturan sesuai dengan falsafah hidupnya dengan tujuan mendapatkan kemakmuran dan kebaikan

5. Motif Batik Tiga Negeri

Page 14: Makalah ISBD

(Batik Tulis)Kerumitan membuat sepotong batik tulis ternyata masih belum cukup jika kita tahu sejarah motif Batik Ttiga Negeri. Motif Batik Tiga Negeri merupakan gabungan batik khas Lasem, Pekalongan dan Solo, pada jaman kolonial wilayah memiliki otonomi sendiri dan disebut negeri. Mungkin kalau hanya perpaduan motifnya yang khas masing-masing daerah masih wajar dan biasa, tetapi yang membuat batik ini memiliki nilai seni tinggi adalah prosesnya.Konon menurut para pembatik, air disetiap daerah memiliki pengaruh besar terhadap pewarnaan, dan ini masuk akal karena kandungan mineral air tanah berbeda menurut letak geografisnya. Maka dibuatlah batik ini di masing-masing daerah. Pertama, kain batik ini dibuat di Lasem dengan warna merah yang khas, seperti merah darah, setelah itu kain batik tersebut dibawa ke Pekalongan dan dibatik dengan warna biru, dan terakhir kain diwarna coklat sogan yang khas di kota Solo.di bawah pengawasan Perusahaan Batik Tiang Kiat Hoo di Solo(1910), ditandatangani oleh Tjoa Siang Swie Sala. Populer pada tahun 1930-1940Mengingat sarana transportasi pada zaman itu tidak sebaik sekarang, maka kain Batik Tiga Negeri ini dapat dikatakan sebagai salah satu masterpiece batik

6. Batik Lasem Lok Can

awalnya selalu dibuat berbahan sutera (bahasa Cina: Can = sutera). Warna motif dominan biru, khususnya biru muda (bahasa Cina: Lok = biru), dan warna latar belakang putih atau krem.

Namun kini, banyak dijumpai Batik Lasem Lok Can berbahan katun primis super halus dengan variasi warna yang semakin menarik dan terjangkau harganya.

Ornamen utama motif Batik Lasem Lok Can sesungguhnya berupa stailisasi burung hong (phoenix). Meski adakalanya dimodifikasi dengan motif burung kecil, seperti wallet atau sriti, yang banyak terdapat di Lasem. Stailisasi The Phoenix selalu diharmonisasikan dengan motif flora dan bahkan fauna.

Selain bernilai artstic estetis, Batik Lasem Lok Can memiliki makna sosial filosofis. Burung Phoenix (Hong) melambangkan kebajikan, prestasi, dan keabadian.

Jadi, jika Anda menginginkan aura kebajikan dan prestasi selalu terpatri di dalam aura pribadi Anda, sering-seringlah berbusana Batik Lasem Lok Can.

Page 15: Makalah ISBD

7. Motif Jlamprang

Motif jlamprang atau di Yogyakarta dikenal dengan nama nitik adalah salah satu batik yang cukup populer diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan. Batik ini merupakan pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat. Contoh koleksi batik jlamprang yang ada di Museum Batik Pekalongan: Batik jlamprang merupakan batik yangpolanya tersusun secara geometris yakni tersusun secara horisontal, vertikal, maupun diagonal dengan unsur garis dan raut berupa lingkaran. Jika dilihat sekilas antara batik jlamprang yang satu dengan batik jlamprang yang lain hampir semuanya tampak sama yakni tersusun atas unsur raut lingkaran misalnya yang disusun dengan pola repetisi atau perulangan. Perbedaan tampak pada penerapan isen motif dan pilihan warnanya serta perbentukan variasi hasil batiknya.

8. Motif Sekar Jagad

Page 16: Makalah ISBD

Motif sekar jagad menggambarkan keanekaragaman dunia bunga dan tumbuhan. Melukiskan beberapa flora di sekitar kita seperti melati, padi, kentang, kawung, dan lainnya. Setiap desain dibalut dengan cara tambalan atau patchwork dengan desain yang tidak simetris (asimetris).

9. Motif Pisan Bali

Motif pisan bali sebenarnya adalah sebuah sawat yang keempat sisinya dibatik dengan untu walang.

10.Motif Udan Liris

Pola tradisional Yogyakarta-Solo ditampilkan dengan gaya pesisir dibingkai dengan booh (seperti renda) isi bunga latar hitam bertitik-titik putih. Batik dicelup merah, kemudian biru seperti kerak gosong. Populer pada tahun 1970

11. Batik Lokcan Antik

batik tulis antik Pekalongan, motif lokcan, masih menggunakan pewarna alami. Dihiasi dengan beberapa binatang seperti qilin, kelelawar, rusa, kupu dan lain-lain.

Warna fresh

Page 17: Makalah ISBD

Kain masih keras

12.MOTIF SEMEN

Semen berasal dari kata semi yang berarti bertunas pada daun tumbuh-tumbuhan (Yudoseputro, 1983: 128). Menurut Joko dalam (thebatiksolo, wordpress.com) motif semen dapat digolongkan menjadi 3 macam. Motif semen yang tersusun dari ornament tumbuh- tumbuhan, yaitu: bagian bunga atau kuncup dan daun, motif semen yang tersusun dari ornament tumbuh-tumbuhan dan binatang, yaitu: bagian bunga atau kuncup dan daun,serta binatang-binatang bersayap, motif semen dengan bentuk ornamennya berupa tumbuh-tumbuhan, binatang dan lar-laran atau binatang bersayap.

13.Batik Sam Pek Eng Tay

secara simbolis menggambarkan sepasang kupu-kupu, yang mengisahkan cinta antara dua orang kekasih yang berlainan status, dan cinta mereka yang murni ini ditentang oleh kedua orangtua masing-masing. Kedua kekasih ini akhirnya menempuh jalan untuk mati bersama dan memohon untuk dikuburkan dalam satu liang kubur. Setelah mereka dikuburkan bersama, mereka menjelam menjadi sepasang kupu-kupu dan terbang bercumbu-cumbuan dengan penuh kasih sayang.

14.Motif Lung-lungan

Page 18: Makalah ISBD

Motif lung-lungan adalah motif batik dengan rangkaian bunga rambat dengan latarlung-lungan berupa ukel dan cacah gori. Unsur motifnya selain tumbuhan juga ada binatangseperti ayam alas, burung, maupun merak.

15.Motif Terang Bulan

Motif batik penyusunnya terdiri dari segitiga/ tumpal yang berada di pinggir bidang bawah. Di dalam segitiga diberi isi motif batik, di luar segitiga kadang tidak diisi isen tetapi kadang kala diberi isen kecil-kecil dan letaknya saling berjauhan dengan dasarnya yang berwarna. Ciri lain terang bulan dari Pekalongan adalah memiliki ragam hias flora dan fauna pada dua sisi kain yang menyiku.

Page 19: Makalah ISBD

Penutup

Berdasarkan pembahasan sebelumnya secara interpretatif dan garis besar dapat ditariksimpulan bahwa jenis dan corak batik Pekalongan sangat beragam, Beberapa contoh yakni jlamprang, buketan, lunglungan, sekar jagad, terang bulan, pisan Bali, semen, dan jenis buketan.Bentuk motif batik Pekalongan menggunakan pola perulangan paralel, half-drop, quarter-drop, perulangan bergantian, dan perulangan terbesar. Unsur motifnya menggunakan unsur alam seperti: bunga, daun, dan binatang. Selain unsur motif juga ada unsur garis dan raut yang digunakan. Unsur garisnya meliputi garis lurus, lengkung, dan zig-zag, sementara unsur rautnya meliputi raut geometris dan organis. Selain cecek, sawut, ukel, cacahgori, dan gringsing yang dijadikan isen dalam motif batik Pekalongan juga terdapat beberapa isen yang menggunakan motif-motif seperti parang, kawung, dan lereng yang biasanya terdapat pada motif batik seperti sekar jagad. Warnawarna pada batik Pekalongan sangatlah khas yaitu menggunakan warna-warna cerah seperti: merah, biru, hijau, kuning, coklat, ungu, dan oranye.Dengan bayaknya keanekaragaman corak batik Pekalongan, dapat membuktikan bahwa Indonesia adalah Negara yang berbudaya dan memiliki corak budaya yang kaya akan ragamnya.

Page 20: Makalah ISBD

Daftar PustakaKusnin, A. 1990. Batik Pekalongan dalam Lintas Sejarah (Batik Pekalongan on

history). Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan Gabungan Pecinta Batik Indonesia (GKBI) Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin). Yogyakarta: Cahaya Timur Offset.

Susanto, S.S.K. 1984. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan.

Trimargawati, Nur Endang.2008. Tesis :PENERAPAN HUKUM HAK CIPTA SENI BATIK PEKALONGAN SEBAGAI KOMODITAS INTERNASIONAL .Semarang: Universitas Diponegoro

http://en.wikipedia.org/wiki/Batikhttp://www.batik-pekalongan.org