makalah-isbd

download makalah-isbd

of 18

Transcript of makalah-isbd

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keindahan, kesejukan, kehalusan dan keserasian setiap hari di rasakan oleh manusia keindahan itu bisa didapatkan secara langsung ataupun melalui media.Untuk bisa melihat dan menikmati keindahan orang sering membuang waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit jumlahnya. Orang pergi ketempat yang indah karena orang senang dengan keindahan. Ada suatu kecenderungan, semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin tinggi pula hasrat dan keinginan untuk menghargai suatu keindahan. Keindahan/seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar kehidupan yang dijalaninya menjadi indah sentosa. Manusia dan keindahan/seni memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-beda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dari tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan. Dalam hal ini Indonesia sebagai negara yang baru berkembang dalam hal kesenian mendapat prestasi tersendiri dimata negara luar seperti Malaysia dan Singapura. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya group-group musik yang musiknya diterima disana sehingga sering mewakili Indonesia untuk ajang musik se-Asia. Hal tersebut perlu menjadi perhatian Pemerintah Indonesia dimana seniman yang benar-benar berkesenian sesuai dengan norma-norma ketimuran tanpa mengindahkan teknologi modern perlu diletakkan pada kelas tersendi sehingga tak kehilangan arah bila bila ia dirasuki paham-paham dari luar seperti dimanfaatkan oleh kaum Kapitalis

1

yang hanya mengejar keuntungan materi semata tapi mengacuhkan nilai-nilai yang ditimbulkan sehingga seniman-seniman seperti Chairil Anwar, Affandi dan lain sebagainya tetap muncul dan mampu menjadi ketimurannya. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana devinisi keindahan ? 2. Bagaimana manusia dan keindahan? 3. Bagaimana keindahan menurut pandangan romantic? C. TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui Bagaimana devinisi keindahan! 2. Untuk mengetahui Bagaimana manusia dan keindahan! 3. Untuk mengetahui Bagaimana keindahan menurut pandangan romantic! D. MANFAAT PENULISAN 1. Dapat mengetahui Bagaimana devinisi keindahan! 2. Dapat mmengetahui Bagaimana manusia dan keindahan! 3. Dapat mengetahui Bagaimana keindahan menurut pandangan romantic! kebanggaan bagi bangsa Indonesia dimata negara lain tanpa harus kehilangan nilai

2

BAB II PEMBAHASAN A. KEINDAHAN 1. Devinisi dari keindahan Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian. Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, cantik, elok dan molek. Keindahan identik dengan kebenaran segala yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan yang bersifat universal, yaitu keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu, tempat atau daerah tertentu. Ia bersifat menyeluruh. Segala sesuatu yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata belum Akar katanya adalah benum yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata beatiful, Prancis beao sedangkan Italy dan Spanyol beloo. dengan kata lain keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tak indah. Kerena itu tiruan lukisan monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar.

3

Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau local. Sekarang masalahnya ialah apakah keindaan itu? Apakah nilai estetik itu? Apakah yang mendorong manusia menciptakan keindahan? Bagaimana proses terjadinya keindahan? Hasil seni yang bagaimana yang tergolong memenuhi syarat keindahan itu? a. Apakah keindahan itu? Berbicara tentang keindahan mau tak mau kita harus menengok jauh ke belakang yaitu ke jaman yunani kuno, abad ke 18. Pada saat itu pengertian keindahan telah dipelajari oleh para filsuf. Menurut The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetik ( filsafat keindahan) dalam bahasa inggris keindahan itu diterjemahkan dengan beautiful, perancis beau, itali dan spanyol bello, kata-kata itu berasal dari bahasa latin bellum. Akar katanya adalah bolum yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi bonellum dan terakhir di pendekkan sehingga di tulis bellum. Dalam arti luas meliputi keindahan hasil seni, alam, moral dan intelektual. Dan dalam arti estetik mencangkup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya dengan hubunganya dengan segala sesuatu yang diserapannya. Sedangkan dalam arti terbatas keindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna. Sesungguhnya keindahan itu memang merupakan suatu persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam. Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).

4

b.

Nilai estetik Adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atausuatu golongan. Nilai estetik dibagi menjadi 2, yaitu : 1. nilai ekstrinsik : sifat baik suatu benda sebagai alat untuk sesuatu hal lainnya 2. nilai intrinsik : sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.

c.

Apa sebab manusia menciptakan keindahan? Keindahan itu pada dasarnya adalah alamia. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan tuhan. Alamiah itu artinya wajar,, tidak berlebihan tidak pula kurang. Dapat di simpulkan bahwa: Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, permai,cantik, elok dan molek. Keindahan identik dengan kebenaran segala yang indah itu selalu mengandung kebenaran.

2.

Makna renungan Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sama lain berbeda, meskipun obyrk yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek. Setiap kegiatan untuk merenungkan atau mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah dimiliki dapat disebut berfilsafat. Akan tetapi tidak semua orang mampu berpikir kefilsafatan. Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran adalah proses berpikir yang logic dan analitik. Berpikir merupakan piker kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logic menunjuk pola berpikir secara luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logic ditinjau dari suatu pemikiran yang logic akan menjadi tidak logic bila ditinjau dari sudut logika yang lain.ori itu ada to

5

Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan keindahan atau penciptaan didasarkan atas tiga macam teori, ialah teori pengungkapan, teori metefisika, dan teori psikologis. Masing-masing teori itu ada tokohnya. Dalam teori pengungkapan dikatakan oleh Benedetto Croce, bahwanseni adalah pengungkapan kesan-kesan. 3. Makna keserasian Keserasian berasal dari kata serasi: serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran, dan seimbang. Perpaduan misalnya orang berpakaian antara kulit dan warna yang dipakai cocok.sebaliknya orang hitam memakai warna hijau, tentu makin hitam. Warna hijau hijau pantas dipakai orang berkulit kuning. Atau ke pasar mempergunakan pakaian pesta, atau sebaliknya derpesta mempergunakan pakaian santai, dan lain-lain.hal sepertim ini tentu tidak serasi atau kurang kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang sayangatau kata-kata lain yang menunjukkan kekecewaan. Oleh karena orang yang memandang itu merasa kecewa dengan adanya hal yang kurang serasi. 4. Makna kehalusan Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar ( perbuatan) lembut, sopan baik ( budi bahasa), beradabb, kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan, dan keadaban. Halus bagi manusia itu sendiri ialah berupa sikap, yakni sikap halus. Sikap halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang. Lembut dalaam mengucapkan kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya. Hal itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku, sikap orang yang sedang bermusuhan. Sikap halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta

6

cinta kasih terhadap sesame. Sebab itu orang yang bersikap halus atau lembut biasanya suka memperhatikan kepentingan orang lain, dan suka menolong adalah orang lain. Sikap lembut merupakan perwujudan pola dari sifat-sifat rumah, sopan, sederhana dalam pergaulan. Sikap halus juga dimiliki orang yang bersikap rendah hati. Kerena orang yang bersikap rendah hati adalah orang yang halus tutur bahasanya, sopan tingkah lakunya, tidak sombong, tidak membedakan pangkat dan derajat dalam pergaulan. Kehalusan atau kelembutan atau sebaliknya kekasaran itu yang menilai orang lain, orang yang dihadapi atau orang yang menyaksikan. Sudah tentu yang dinilai geraak laku, roman muka, tutur bahasa dan sebagainya. 5. Keindahan objektif dan subjektif Ternyata baying hwa dalam urusan keindahan itu tersangkut dua pihak, yaitu benda atau apa saja yang berperan sebagai objek dan siapa yang menanggapi sebagai pihak yang berperan sebagai subjek. Tidak setiap objek yang indah akan diterima atau ditanggapi oleh setiap subjek sebagai yang indah. Sebaliknya tidak setiap yang indah bagi seseorang akan dinilai indah pula bagi orang lain. Bukan tidak mungkin sesuatu yang sebernanya tidak indah akan diterima sebagaai yang indah oleh seseorang. Atas dasar itu, sebernarnya keindahan itu menurut kenyataan dapat di bedakan atas dua macam: yaitu keindahan objektif dan keindahan subjektif. Dengan keindahan objektif dimaksudkan ialah keindahan yang secara hakiki ada pada sesuatu benda atau apa saja. Keberadaan keindahan objektif ini tidak bergantung kepada pihak-pihak luar benda atau objek itu. Dengan kata lain, disenangi atau tidak objek tersebut tetap indah. Menurut Alexius Meinong ( 1838- 1914) dan juga Christian Ehrenfels ( 1859-1932), keindahan adalah kekayaan yang melekat pada objek itu sendiri. Sejalan dengan pendapat diatas ialah pendapat Pater

7

Dick Hartoko. Menurut Pter Dick, keindahan merupakan sesuatu yang melekat pada segala sesuatu yang ada, baik pada Tuhan maupun pada makhluk-makhluk ciptaan Nya. Selanjutnya oleh Pater Dick dikatakan bahwa sifa-sifat keindahan seperti itu disebutkan sebagai keindahan trasendental, yang mengatasi batas batas yang memisahkah segala sesuatu yang ada. Keberadaannya tidak dpat dan tidak boleh diterapkan secara univoque melainkan secara analog. Berbeda halnya dengan keindahan subjektif. Keberadaan keindahan ini sangat bergantung kepada asas mamfaat. Meindahan subjektif sangat bergantung kepada kepentingan-kepentingan subjek penanggapnya. Karena itu sesuatu benda mungkin dianggap indah oleh seseoang, tetapi dianggap orang lain sebagai sesuatu yang tidak indah. Hal itu terjadi karena bagi orang pertama, benda tersebut mendatangkan manfaat atau menyenangkan, sedangkan bagi orang kedua justru sebaliknya. itulah sebabnya keindahan subjektif sangat relative. 6. Sekitar masalah kesenian Kesenian adalah karya cipta- rasa dan karsa manusia untuk memberi rasa nikmat atau keindaha. Seni itu indah dan dapat member kehalusan perasaan dan budi manusia. Seni itu pancaran hati yang halus, seni itu indah mempersona, dan banyak lagi yang lain. Seni atau kesenian merupakan karya para seniman dalam maksud memberikan rasa indah kepada para penghayatnya dan bagi para seniman itu sendiri.. Herbert Read langsung menunjuk hasil karya dalam membuat batasan ini yaitu karya seni : a. Visual: b.Plastis: c. Musik: d.Sastra. disini seniman melahirkan karya seni itulah yang tergolong batasan diatas, sebab banyak para seniman mengerjakan tugas kerja lain untuk menambah atau untuk menopang kehidupan setiap hatinya seperti misalnya: melukis papan reklame atau mengecat tembok dan sebagainya, ini bukan termasuk karya seni. Tetapi ada karya para seniman atau karya seni yang bukan jenis atau kelompok seni disebut karya seni sebab memberi rasa indah juga. Mungkin sebutannya yang tepat adalah seni

8

artificial bagi karya: dekor pengantin, dekorasi rumah ( eksterior dan interior) yang dibuat secara acak-acakan atau awuk-awutan.

B. MANUSIA DAN KEINDAHAN Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudahmudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuhpenuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah , sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang

9

mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi . Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi,orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah. Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati. Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut: 1) Tata nilai yang telah usang Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah dari derajad laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang menghargai dan mengangkat martabat manusia, misalnya wanita. Hal ini menjadi tema para sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan untuk merubah keadaan dan memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai contoh novel yang menggambarkan keadaan ini ialah "layar terkembang" oleh Sutan Takdir Alisyahbana, "Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.

10

2) Kemerosotan Zaman Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama, dan moral masyarakat. Yang demikian itu dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya seni. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sanjak yang dikemukakan oleh W.S. Rendra berjudul "Bersatulah Pelacurpelacur Kota Jakarta". Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur. 3) Penderitaan Manusia Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan. 4) Keagungan Tuhan Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.

11

Manusia tak luput dari keindahan. Misalnya kita bikin penghijauan atau merawat lingkungan. Pemerintahan memberikan himbauan untuk menanam seribu pohon karena Indonesia udah pemanasan global. Kita harus bergotong royong untuk membangun tanah air kita untuk menghindari dari pemanasan global. Oleh karena itu kita harus menjaga tanah air kita agar tidak hancur karena pemanasan global. Keindahan juga ada yang berbentuk kesenian yaitu (seni suara, seni rupa maupun seni pertunjukan) yang nantinya bisa manjadi bagian-bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan bangsa indonesia ini yang mudahmudahan terlepas dari unsur-unsur yang lain. Dalam hal ini Indonesia sebagai negara yang sangat berkembang dalam hal kesenian mendapat prestasi tersendiri dimata negara luar seperti Malaysia, jepang, singapur dan lain-lain. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya group band yang musiknya diterima di musik indonesia sehingga sering mewakili Indonesia untuk ajang musik asia contohnya Malaysia, jepang, singapura dan lain-lain. Hal itu tersebut perlu menjadi perhatian seniman yang benar-benar berkesenian yang sesuai dengan teknologi yang modern. Hal ini perlu diletakkan pada seniman-seniman seperti Ahmad dhani, Ari lasso dan lain-lain karena karyakaryanya yang bagus yang dapat muncul di Negara-negara tetangga dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Keindahan juga di sebut susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast). keindahan juga identik dengan kebenaran, keindahan adalah kebenaran karena mempunyai daya tarik yang selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah. Keindahan dalarn arti luas dari bangsa Yunani yang dulunya tercantum kebaikan misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagia sesuatu yang menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah pula. Tetapi bangsa Yunani juga mengunakan pengertian keindahan

12

dalam arti yang lain seperti estetis atau 'symmetria'yaitu untuk keindahan. Dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. C. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK Dalam buku AN Essay on Man (1954), Ems Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata penyair romantik John Keats (1795-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata : A thing of beuty is a joy forever its loveliness iscreases, it wil never pass into nothingness. Dia mengatakan, bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya bertambah, dan tidak pernah berlalu ke ketiadaan. Dari sini kita mengetahui bahwa keindahan hanyalah sebuah konsep yang bani berkomunikasi setelah mempunyai bentuk. Karena itu dia tidak berbicara langsung mengenai keindahan, akan tetapi sesuatu yang indah. Dalam sajak di atas, Keats mengambil bahannya dari Endymion yang terdapat dalam mitologi Yunani kuno. Endymion dalam mitologi itu sendiri merupakan penjabaran dari konsep keindahan pada jaman Yunani kuno. Menurut mitologi Yunani ini, Endymion adalah seorang gembala yang oleh para dewa diberi keindahan abadi. Dia selalu muda, selamanya tidur, dan tidak pernah diganggu oleh siapapun. Menurut Keats, orang yang mempunyai konsep keindahan hanya tertentu jumlahnya. Mereka mempunyai negatif capability, yaitu kemampuan untuk selalu dalam keadaan ragu-ragu, tidak menentu dan misterius tanpa mengganggu keseimbangan jiwa dan tindakannya hanya pikiran dan hatinya yang selalu diliputi keresahan. Mengenai keindahan, Coleridge mengutip Shakespeare (1564-1616) dalam karyanya midsummer night: Thing base and vile holding no quality/ love can transpose to form and dignity", yaitu sesuat yang rendah dan tidak menpunyai nilai, dapat berubah dan menjadi berarti. Inilah yang menggelisahkan Coleridge. Dia menggunakan tembakau sebagai contoh: karena kekuatan kebiasaanlah, maka tembakau yang sebenarnya tidak enak dapat menjadi nikmat. Pembahan ini dapat mempengaruhi imajinasi: dengan merasakan nikmatnya tembakau maka dalam angan-angan seseorang,

13

segala sesuatu yang berhubungan dengan tembakau dapat menjadi indah. Coleridge melihat, bahwa kebiasaan mempunyai akibat terhadap daya tangkap terhadap sesuatu yang indah, dan karena itu juga dapat mempengaruhi konsep keindahan seseorang. Kegelisahan Coleridge ini tercermin dalam "Frost at midnight (1798), sebuah sanjak mengenai salju tipis yang turun di tengah malam. Salju inilah yang baginya merupakan hal sesaat. Jatuhnya salju ini mengingatkan Coleridge pada dusunnya yang penuh sesak orang Disini proses imajinasinya mulai tumbuh. Kemudian keadaan dusun yang penuh sesak im melompat ingatannya pada masa kanak-kanak, maka terbentuklah konsep keindahan, disini: kesepihan, kesendirian, dan ketidakberdosaan (innocence) anak kecil adalah keindahan. Keindahan adalah sublimasi yang terjadi karena kebebasan menyendiri dan hikmah ketidakberdosaan. Selanjutnya Keats membedakan antara orang biasa dan seniman, dan antara seniman biasa dan seniman yang baik yang dapat mencipta sesuatu yang indah menurut dia. Pada sesuatu kesempatan ia melihat lukisan "Death on the Pale Horse", karya pelukis West, misalnya, yaitu mengenai seseorang yang mati di atas kuda yang pucat, dia langsung berpendapat bahwa West bukanlah seniman yang baik. Menurut Keats, West tidak mempunyai cukup negative capability. Pada hakekatnya negative capability adalah suatu proses. Keraguan, ketidaktentuan dan misteri adalah suatu proses. Proses inilah yang membuat seseorang menjadi kreatif. Orang yang tidak mempunyai negative capability tidak akan kreatif, karena segala sesuatu baginya sudah jelas, tidak menimbulkan keraguan dan tidak merupakan misteri. Bagi Keats, proses kreativitas identik dengan perjuangan untuk menciptakan keindahan, atau lebih tepatnya, menciptakan sesuatu yang indah. Ini terlihat antara lain pada sanjaknya sendiri, "Endymon", yang mempunyai banyak kesalahan. Sekalipun dalam sanjak ini dia dapat membuat batasan mengenai sesuatu yang indah, akan tetapi dia merasa sanjak ini ternyata bukan sanjak yang indah dan dengan demikian tidak berhasil mengungkapkan keindahan sendiri. Padahal pembaca sanjak itu segera mempunyai konsensus bahwa Endymon lambang keindahan, meskipun Keats sendiri sanjak nya gagal. Mengenai burung bul-bul, suatu hari Keats duduk di

14

kursi malas di bahwah pohon, kemudian tertidur. Beberapa saat terbangun, dan merasa mendengar suara burung bul-bul. Imajinasinya langsung bekerja, dan langsung membentuk konsep keindahan. Menulislah ia, bahwa didunia ini "beauty cannot keep her lustors eyes", yaitu keindahan tidak dapat menyembunyikan mata yang bersinar-sinar. Ada persamaan hakiki antara J.Keats dan Coleridge dalam menanggapi hal-hal sesaat. Bagi mereka hal-hal sesaat adalah pelatuk yang meledakkan imajinasi dan imajinasi ini langsung membentuk keindahan.

15

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Keindahan yang bersifat universal, yaitu keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu, tempat atau daerah tertentu. Ia bersipat menyeluruh. Segala sesuatu yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya Keindahan pada dasarnya adalah almiah.Alam itu ciptaan tuhan.Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan tuhan. Keindahan menyangkut kualita hakiki dari segala benda yang mengandung kesatuan (unity), keselarasan (harmony),kesetangkupan(symetri),keseimbangan(balance),danpertentangan(contr ast).Dari cirri-ciri itu diambil kesimpulan,bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis,warna,bentuk,nada dan kata-kata. Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah , sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik Keindahan merupakan suatu persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam. Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Keindahan objektif adalah keindahan menurut akal budi. Dengan demikian tanggapan yang muncul dari gerak akal budi akan selalu tepat benar dengan hakiki benda bersangkutan. Terhadap benda yang indah, akal budi akan mengatakannya indah. Sebaliknya terhadap benda yang secara hakiki tidak ind, akal budi akan mengtakan indah. Ia tidak peduli dan tidak akan terpengaruh oleh keinginankeinginan tertentu.

16

B.

Saran Bahwa untuk dapat menciptakan keindahan dalam hasil karya seni terlebih dahulu harus ditempuh proses kontemplasi. Keindahan yang berpadu dalam hasil cipta seni harus dikontemplasikan untuk menemukan rahasia dan nilai-nilai dibalik keindahan formalnya.

17

DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mohtar Hadi, dkk., Ilmu Budaya Dasar, UNS, Surakarta,1986. Suyadi M.P., Drs., Buku Mareri Pokok Ilmu Budaya Dasar, Universitas Terbuka, Jakarta, 1985. Hoegiono, Drs., Ilmu Budaya Dasar dan PKLH, IKIP Semarang Press, 1990. Hartono, Drs., Ilmu Budaya Dasar, CV. Pelangi, Surabaya, 1986. http://www. Wikipedia.com/ Taman- Manusia- Penuh- Keindahan. (tanggal akses 2 Juli 2011). http://www. Wikipedia.com/ Manusia dan Keindahan. (tanggal akses 2 Juli 2011).

18